Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Makalah ini di susun untuk salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan yang di berikan oleh
Diani Aliansy, SST.,M.Kes
Oleh :
Erika Irawanie
( D3E613002 )
Risma Pertiwi
( D3E613009)
( D3E613012 )
BAB I
PEMBAHASAN
1.1
Latar Belakang
Payudara merupakan sumber air susu ibu (ASI) yang akan menjadi sumber nutrisi utama
bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dilakukan perawatan. Bra yang dugunakan
harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari
bawah bukan menekan dari depan.
Pada usia kehamilan 2 bulan terakhir dilakukan pemijatan, kolostrum dikeluarkan untuk
mencegah penyumbatan. Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah, maka puting
susu (nipple) dan areola (bagian lingkaran hitam yang mengelilingi puting) payudara dirawat
baik-baik dengan dibersihkan menggunakan baby oil/biocream/air sabun/sejenisnya. Bila puting
susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik puting ke arah luar
(dilakukan minimal satu bulan sebelum melahirkan dan jika tidak ada indikasi).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Payudara Ibu
Dalam istilah medik, payudara disebut glandulla mammae yang berasal dari bahasa latin
yaitu mammae. Payudara berkembang sejak usia 6 minggu kehamilan dan cepat emmbesar
karena pengaruh kadar hormon yang tinggi, yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen
meningkatkan pertumbuhan duktus-duktus dan saluran penampung. Progesteron merangsang
pertumbuhan tunas-tunas alveoli. Hormon-hormon lain seperti prolaktin, growth hormone,
adenokortikosteroid dan tiroid juga diperlukan dalam kelenjar susu.
Payudara tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat dan jaringan lemak. Bila dilihat dari
luar, payudara terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang besar
2. Areola, yaitu bagian tengah yang berwarna kehitaman
3. Papilla atau nipple atau puting susu, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit, sub kutan (jaringan dibawah kulit)
dan corpus mammae. Corpus mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan
suatu struktur yang terdiri dari : duktus lactiferus (duktus), duktulus (duktuli), lobus dan
alveolus.
Pada 15-25 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli. Duktuli
bercabang-cabang menajdi 10-100 alveolus yang berfungsi sebagai satu kesatuan kelenjar.
Dengan demikian, sebenarnya payudara merupakan kumpulan dari sejumlah kelenjar susu
tunggal.
Masing-masing duktus akan membentuk lobus, dan duktulus akan membentuk lobulus.
Struktur lobulus dan duktus berpusat ke arah puting susu. Sebelum bermuara pada puting susu,
mesing-masing duktus melebar membentuk ampullaatau sinus yang akan berfungsi sebagai
gudang air susu ibu. Sinus, duktus dan alveolus dikelilingi oleh mioepitel (otot polos) yang dapat
berkontraksi untuk memompa ASI. Alveolus juga dikelilingi pembuluh darah yang memberi zatzat gizi pada sel-sel kelenjar air susu untuk proses pembentukan atau sintesis ASI.
Bagian stroma dari payudara tersusun dari bagian-bagain berikut : jaringan ikat, jaringan
lemak, pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfa.
Puting susu dan areola adalah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan menyusui. Pada puting susu dan areola terdapat ujung-ujung syaraf peraba yang
penting pada proses refleks saat menyusui. Puting susu mengandung otot polos yang dapat
berkontraksi sewaktu ada rangsangan menyusui. Dengan akupan bibir bayi yang menyeluruh
pada daerah tersebut, ASI akan keluar dengan lancar.
Pada ujung puting susu terdapar 15-25 muara lobus (duktus laktiferus), sedangkan areola
mengandung sejumlah kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar puting tetap lunak dan
lentur.
Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4 menit, kemudian
bersihkan dengan kapas minyak tadi.
2.
Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk
diputar kedalam 20 kali keluar 20 kali.
Penonjolan puting susu yaitu :
a. Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali .
b. Dirangsang dengan menggunakan ujung waslap
c. Memakai pompa puting susu.
3.
3) Pijatlah puting susu pada daerah areola mammae untuk mengeluarkan colostrums.
4) Bersihkan payudara dengan air bersih memakai waslap.
a. Pengurutan pertama
Basahi telapak tangan dengan babby oil atau minyak kelapa. Posisikan
kedua telapak tangan di tengah dada antara kedua payudara. Lakukan
penekanan atau pengurutan dari arah tengah payudara ke arah samping,
lalu lanjutkan dari atas ke arah puting susu dan terakhir dari kedua sisi
payudara kanan dan kiri ke arah puting susu. ( 20 30 kali gerakan ).
b. Pengurutan kedua
Dengan Posisi kedua telapak tangan menekan payudara, lakukan
pengurutan melingkar pada kedua payudara. Mulai dari arah dalam ke
arah luar. ( 20 30 kali gerakan )
c. Pengurutan ke tiga
Telapak tangan kiri menyangga payudara kiri, lalu tangan kanan
dikepalkan ( seperti menggenggam )
jangan
Hanya puttingnya saja.
Batasi lamanya menyusui, namun tingkatkan frekwensinya.
2. Payudara bengkak
Payudara menjadi bengkak bila penuh dengan asi dan dapat mengakibatkan ibu tidak
nyaman, sakit dan bahkan bisa demam .
Pencegahannya:
Usahakan mulai menyusui secepat mungkin setelah melaiiirkan, sebaiknya dalam 1
jam pertama.
Pastikan bayi mengosongkan salah satu payudara setiap menyusu.
Susui bayi sesering mungkin, dan pastikan bayi menghisap kedua payudara secara
bergantian.
Cobalah posisi menyusui yang berbeda sehingga mulai bayi melekat dari sudut yang
berbeda pula. Ini membantu bayi menghisap semua asi.
Pastikan BH tidak terlalu ketat.
Lembutkan areola dan kelenjar susu dibawah kulit tiengan mengusapkan kain lembut
hangat sebelum menyusui.
Biarkan putting terkena udara sejenak sebelum menyusui, khususnya bila aerola
bengkak dan teraba keras. (Harni oesno, 2005).
3. Puting Lecet
Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat ketika sedang mandi
dan jangan menggunakan sabun, karena sabun bisa membuat puting susu kering dan
iritasi.
4. Penyumbatan Kelenjar Payudara
Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahanlahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada area yang mengeras.
Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan
payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh
semangat pada awal sesi menyusui, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif.
Lanjutkan dengan mengeluarkan air susu dari payudara itu setiap kali selesai menyusui
jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut. Tempelkan
handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa
kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan
dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara
perlahan-lahan turun ke arah puting susu.
setelah puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan pada puting menggunakan ibu jari
dan telunjuk lalu lanjutkan dengan gerakan memutar puting ke satu arah. Ulangi sampai
beberapa kali dan dilakukan secara rutin.
6. Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera menyusui sejak
bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini, Dengan teratur menyusui bayi maka
hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu akan merangsang produksi hormon oksitosin dan
prolaktin yang akan membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan bayi terus menghisap maka
akan keluar ASI. Jangan berpikir sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru menyusui.
2.9 Perawatan Ibu Nifas Dengan Payudara Bengkak Karena Bayi Meninggal
Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk perawaatan payudara
agar air susu keluar dengan lancar.
Adapun penyebab payudara bengkak antara lain yaitu karena adanyan proses
menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini
dapat terjadi pada hari ke tiga setelah melahirkan. Penggunaan Bra ( BH ) yang ketat
serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada
duktus.Penyempitan duktuli laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan
dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu, keluhan ibu adalah payudara
bengkak, keras, panas, nyeri .
ASI di dalam saluran payudara tidak keluarkan. Perlu dibedakan antara payudara
bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting
susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan
menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh : payudara terasa berat,
panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam.
Ada 3 cara untuk penatalaksanaan pada payudara bengkak karena bayi meninggal:
a. Pengosongan isi payudara dengan tangan ( memerah ).
b. Pengosongan dengan pompa payudara.
c. Pembalutan mamae dan pemberian obat estrogen untuk supresi seperti
tablet lynoral dan parlodel.
Ketika ibu sedang cuti melahirkan, usahakan untuk memberi ASI secara penuh (ASI
EKSKLUSIF) sampai bayi berumur 6 bulan. Sering terjadi bahwa ibu-ibu terlalu cepat
memberikan susu formula, dengan alasan melatih atau mencoba agar pada waktu ibu mulai
bekerja bayisudah terbiasa. Kebiasaan ini kurang tepat, justru selama cuti susuilah bayi secara
eksklusif. Bila saatnya ibu harus bekerja usahakan produksi ASI tetap bertahan dan bayi tetap
memperoleh ASI dengan cara :
a. Memerah dan menampung ASI
b. Selama ibu berada dirumah, tetap menyusui secara penuh
c.
Saat ibu tidak berada dirumah, bayi tetap diberi ASI perah, ASI yang sudah diperah
dan disimpan dalam lemari es atau termos yang isi batu es.
c. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini
mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong
kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi dengan
puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi
11. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat
kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian
besar areola ke mulut bayi.
12. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
13. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada
puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya
3.
Payudara bengkak
Hal ini biasa di sebakan oleh, produksi ASI meningkat, terlambat
menyusui, kurang sering mengeluarkan ASI dan pelekatan kurang baik.
Hal yang sebaiknya di lakukan yaitu :
Mengompres dengan air hangat
Anjurkan ibu rileks
Pijat leher dan punggung ibu.
Pakaikan ibu BH yang tidak terlalu sempit.
Berikan paracetamol.
c.
Abses payudara (mastitis)
Yaitu peradangan pada payudara. Terdiri dari :
Non-infective mastistis (hanya karena pembendungan ASI)
Infective mastistis (telah terinfeksi bacteri)
Gejala yang dirasakan yaitu payudara menjadi merah, bengkak,
kadang disertai rasa panas dan nyeri. Hal ini biasanya disebabkan oleh,
kurangnya pengeluaran ASI, pengisapan yang kurang efektif. Tindakan
yang dilakukan sama dengan payudara bengkak.
Pada masa setelah persalinan lanjut
a.
Sindrom ASI kurang
Ibu dan bayi harus bekerja sama dalam produksi ASI. Bayi harus
melakukan hisapan yang efektif.
b.
Ibu yang bekerja
Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat di gunakan ibu yang bekerja ,
yaitu :
Menyusui bayi sebelum bekerja, mengeluarkan ASI pada saat di rumah
untuk di simpan dan memakan makanan yang bergizi.
c.
Pengeluaran ASI
4.
5.
d.
e.
Bayi kembar
Posisi yang dapat digunakan pada saat menyusui bayi kembar
adalah dengan posisi memegang bola (football position). Pada saat
menyusui secara bersamaan, bayi menyusu secara bergantian.
Susuilah bayi sesering mungkin. Apabila bayi ada yang dirawat di
rumah sakit, berikanlah ASI peras dan susuilah bayi yang ada
dirumah. Agar ibu dapat beristirahat maka sebaiknya mintalah
bantuan pada anggota keluarga atau orang lain untuk mengasuh
bayi Anda.
f.
Bayi sakit
Bayi sakit dengan indikasi khusus tidak diperbolahkan
mendapatkan makanan per oral, tetapi pada saat kondisi bayi sudah
g.
h.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, ari. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogjakarta: ANDI
Proverawati Atikah, Rahmawati Eni.2010. Kapita Selekta ASI Dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha
Medika
Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC
Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara
Varney, helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Sulistyawati, ari. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogjakarta: ANDI
Proverawati Atikah, Rahmawati Eni.2010. Kapita Selekta ASI Dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha
Medika