PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Bidang farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang
berkaitan erat dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan.
Dalam bidang industri farmasi, perkembangan teknologi farmasi sangat
berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini
banyak ditunjukan dengan
yang
disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan
peningkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa
harus mengurangi atau mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat.
Dalam perkembangan kefarmasian banyak produk obat yang
sediaannya di buat beragam, khususnnya untuk menarik perhatian dari
masyarakat untuk mengonsumsi obat tersebut, macam- macam sediaan obat
yaitu serbuk, kapsul, tablet, pil, emulsi, sirup, dan supositoria.
Dalam percobaan ini kami membuat sediaan obat berupa serbuk
yang merupakan suatu campuran obat atau bahan kimia yang halus
terbagi-bagi dalam bentuk kering, atau pembuantan serbuk biasanya di
pakai untuk menentukan bentuk fisik suatu bahan kimia atau suatu obat
tunggal (Ansel, 2008).
Serbuk biasanya di siapkan untuk pemakain dalam (internal), dan
juga untuk pemakaian luar (eksternal). Serbuk di berikan kepada pasien
oleh ahli farmasi dalam jumlah yang besar dan ada juga yang di bagi
dalam bagian-bagian terbungkus, pada dasarnya tergantung pada dosis
atau potensi dari serbuk tersebut (Ansel, 2008).
Dalam hal ini terlebih khusus kami membuat serbuk efflorescent di
mana serbuk ini termasuk dalam kategori serbuk istimewa seperti halnya
serbuk effervescent. Dalam penanganan pembuatan serbuk efflorescent
haruslah hati- hati karena serbuk ini bersifat higroskopis atau dapat
menyerap kelembapan dari udara.
I.2
Maksud Percobaan
Membuat
serbuk
efflorescent
yang
Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu
untuk membuat serbuk yang memenuhi standar yang disyaratkan untuk
menghasilkan serbuk yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Pengertian Serbuk
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukkan, karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih
mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang
dipadatkan (Dirjen POM, 1979).
Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih
sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali
minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah meleleh
atau atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang
mengandung lilin kemudian dilapisi lagi dengan kertas logam (Dirjen
POM, 1995).
Serbuk diracik dengan cara mencampurkan bahan obat satu persatu,
sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit.
Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga
agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama
untuk serbuk yang berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk (FI III 23,
Ilmu Resep Teori jilid I) :
1.
2.
3.
4.
5.
Sifat dimensi
Definisi bentuk dan ukuran partikel serbuk dilakukan dengan
berbagai cara yang berbeda pada hakekatnya sangat bergantung
dengan metode pengukurannya. Kemungkinan penilaian lain bagi
serbuk adalah melalui analisis ayakan, analisis sedimentasi, dan
perhitungan partikel secara elektronik.
2.
Sifat permukaan
Atas dasar bidang gaya yang dimilikinya, permukaan partikel
zat padat mampu mengadsorbsi molekul- molekul air dan uap. Dengan
teradsorpsinya uap air pada serbuk, dibanyak bahan obat padat akan
terbentuk lapisan antara berupa air, yang dapat mempengaruhi
stabilitas, kemampuan bereaksi, dan kelarutan zat.
3.
Sifat aliran
Sifat aliran serbuk dapat diperbandingkan dengan cairan bukan
newton, yang dpengaruhi oleh bentuk dan ukuran partikel, melalui
gaya kohesi diantara partikel dan oleh pembentukan lapisan tipis
permukaan dan faktor-ffaktor lainnya.
4.
0,1 g
Aspartam
1%
Na Benzoat
0,02 %
Wild cherry
q.s
Dextrin
add 1 g
2. Aspartam
Aspartam digunakan sebagai agen pemanis dalam produk
minuman, makanan dan dalam sediaan farmasi. Hal ini dapat digunakan
untuk meningkatkan sistem rasa dan dapat digunakan untuk menutupi
beberapa karakteristik yang tidak enak, perkiraan daya pemanis
aspartam adaah 180-200 kali dari sukrosa. Jika dibandingkan dengan
sakarin dan sukrosa, sakarin dan sukrosa juga merupakan agen pemanis
tetapi penggunaan sakarin mendapat larangan yang telah diusulkan
beberapa negara karena dapat menimbulkan kanker kandung kemih.
Sedangkan penggunaan sukrosa dapat menyebabkan penyakit diabetes
melitus dan obesitas. Sehingga pengunaan aspartam cocok digunakan
untk oranng diet dan mencegah penyakit DM karena memiliki
kandungan rendah kalori (Excipient, 2006 : 49, 605 : 606, 703).
3. Natrium Benzoat
Natrium benzoat adalah salah satu contoh pengawet yang memliki
konsentrasi ya g biasa dipakai dalam preparat farmasi (Ansel, 2008).
Natrium benzoat memiliki kelarutan yang mudah larut dalam air.
Konsentrasi yang diguakan untuk oral yaitu 0,02% - 0,5%. Penggunaan
pengawet yang terlalu besar terlalu berbahaya, sehinggan pada
formulasi ini digunakan konsentrasi yang paling rendah (Excipient,
471).
4. Dextrin
Dextrin adalah polimer sukrosa yang digunakan sebagai perekat
dan bahan pengisi untuk sediaan farmasi, misalnya dalam tablet dan
kapsul sebagai pengikat granulasi tablet, dextrin juga digunakan sebagai
pengental suspensi.
Dextrin digunakan sebagai pengisi dan juga bisa digunakan
sebagai pengawet gula yang berfungsi melindungi dan sebagai perekat.
Jika dibandingkan dengan laktosa dan talk, laktosa tidak dicerna diusu
sehingga
Sedangkan
: Coffeinum
Nama lain
: Coffein
Rm/Bm
Rumus bangun
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
sitrat
pada
Aquades
dengan
2.
Kegunaan
DM
: 100-200 mg
: Acidum citricum
Nama lain
: Asam sitrat
Rm/Bm
: C6 H8O2.H2O/210,14
Rumus Bangun
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Incompatibilitas
sulfina.
Incompatibilitas
termasuk
bahan
Kegunaan
3.
: Suciname Acid
Nama lain
: Aspartam
Rm/Bm
Rumus Bangun
Pemerian
Stabilitas
kerusakan
produk
seperti
10
Kegunaan
4.
: Natrii benzoat
Nama lain
Rm/Bm
: C7H5N2 O2/144,11
Rumus Bangun
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Zat pengawet
Kestabilan
Incompatability
11
: 0,02-0,5 %
: Dextrinum
Nama lain
: Dextrin
Rm/Bm
: C6 H10O5/162,14
Rumus Bangun
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Kestabilan
12
sebagai
sisa
pembuatan
dapat
menyebabkan
hidroksi
yang
lebih
lama.
13
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat yang Digunakan
1.
Batang Pengaduk
2.
Cawan Porselin
3.
4.
Neraca Analitik
5.
Sendok Tanduk
6.
Sudip
Kafein
2.
Aspartam
3.
Na Benzoat
4.
Dextrin
5.
Wild Cherry
= 0,1 g
Aspartam
Na Benzoat
= 0,02 X 4 g = 0,0008 g
100
Dextrin
1 X 4 g = 0,004 g
100
= 4 - 0, 1408 g
= 3, 8592 g
Untuk Batch
Coffein sitrat
= 0,1 g x 5
= 0,5 g
Aspartam
= 0,04 g x 5
= 0,2 g
Na Benzoat
= 0,0008 g x 5
= 0,004 g
Dextrin
= 3, 8592 g x 5
= 19,296 g
14
= 100 mg (sekali)
= 100 mg 200 mg
Persentasi 1x pakai
13
X 500 mg = 325 mg
20
(100 mg < 325 mg)
= 100 mg X 100 % = 37,76 %
325 mg
=
v Umur 23 tahun
Dosis 1X pakai
Persentasi 1x pakai
23+1
24 X 500 mg = 500 mg
(100 mg < 500 mg)
= 100 mg X 100 % = 20 %
500 mg
=
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
6.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
Masukkan gambar yang sudah
torang seduh digelas aaaaaa
IV.2 Pembahasan
Serbuk adalah bentuk sediaan yang paling sederhana yang
merupakan dasar awal dari bentuk sediaan seperti tablet, kapsul, dan
sebagainya (Modul penuntun praktikum tekhnologi sediaan padat. 2014).
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan
(Anief, 1993).
Pada percobaan ini, dilakukan formulasi tentang serbuk efflorescen
dengan zat aktif kafein. Dimana serbuk efloresen adalah adalah zat- zat
yang berbentuk kristal dapat menjadi serbuk dan membebaskan kristal air.
Salah satu penanganan dalam serbuk efloresen ini adalah diatasi dengan
penambahan garam- garam anhidrat. Dimana garam- garam anhidrat, atau
cenderung menyerap kelembaban dari udara.
Dalam pemilihan zat- zat tambahan yang akan digunakan dalam
formulasi, ditinjau dari berbagai aspek. Diantaranya yaitu kelarutan, inkom
dari setiap bahan, kestabilan dan bahan-bahan yang cocok.
Rancangan dari suatu bentuk sediaan yang tepat memerlukan
pertimbangan kriteria fisika, kimia dan biologis dari semua bahan-bahan
obat dan bahan-bahan farmasetik yang akan digunakan dalam membuat
produk tersebut. Obat dan bahan-bahan farmasetik digunakan harus
tercampur satu dengan yang lainnya, untuk menghasilkan suatu produk
obat yang stabil, manjur, menarik, mudah dibuat dan aman (Ansel, 2008).
16
17
menaikkan tingkat
18
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
serbuk efflorescent adalah adalah zat- zat yang berbentuk kristal dapat
menjadi serbuk dan membebaskan kristal air. Yang dapat diatasi dengan
penambahan garam- garam anhidrat. Kombinasi antara kafein dengan asam
sitrat, lebih mudah larut dalam air dan diindikasikan untuk menghilangkan
rasa letih.
V.2 Saran
Diharapkan
kepada
seluruh
praktikan
untuk
lebih
lebih
19