MIXING
Kelompok 2
Ajeng Nur Aulia
Elida Nurrohmah
F34130123
F34130130
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses pengolahan produk pertanian dalam suatu industri terdiri dari beberapa
tahap, diantaranya adalah proses pencampuran, pemotongan, pengeringan dan
proses-proses lainnya. Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, proses
pengolahan produk hasil pertanian seperti pengecilan ukuran, pemisahan,
pencampuran dan proses lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan
industri, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam hal tenaga kerja maupun biaya
produksi di industri.
Proses pengolahan di industri yakni pencampuran dan pemotongan. Proses
pencampuran adalah suatu proses yang penting dilakukan dalam industri. Mesin
pencampur ditemukan di hampir semua industri pengolahan pangan maupun non
pangan mulai dari pencampuran yang sederhana sampai pencampuran yang rumit.
Untuk mempermudah dalam proses pencampuran, diperlukan bahan dengan ukuran
yang lebih kecil, sehingga bahan perlu dipotong atau diiris. Alat yang digunakan
untuk memotong bahan dalam dunia industri, diantaranya adalah slicer. Mesin
pengiris (slicer) adalah suatu alat yang dirancang untuk mengiris bahan baku menjadi
berbentuk tipis sesuai dengan ukuran yang diinginkan yang biasa dikenal dengan
pengirisan (Suharto 1991).
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan
bahan-bahan. Dalam hal ini diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan alat
pencampur supaya pencampuran dapat berlangsung dengan baik (Wiranatakusumah
1992). Peralatan pencampuran memiliki fungsi yang bermacam-macam. Penentuan
jenis dari alat pencampur tergantung pada jenis dan kapasitas bahan yang akan di
campurkan, kecepatan alat yang diinginkan serta kekentalan dari suatu bahan
tersebut. Oleh karena itu, perlu dipelajari berbagai macam peralatan pencampuran,
diantaranya adalah planetary mixer dan ribbon mixer. Sehingga dalam melakukan
proses pencampuran dapat menggunakan peralatan pencampuran yang sesuai dengan
karakteristik bahan yang akan diolah. Selain itu, penting juga untuk mempelajari
prinsip kerja silcer agar mempercepat proses pemotongan bahan sehingga efisensi
kerja lebih tinggi.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari prinsip dan tujuan dari
pencampuran dan mengiris, alat yang digunakan untuk pencampuran dan mengiris,
prinsip kerjanya serta pengaplikasiannya di bidang industri.
PEMBAHASAN
propeller mixer. Propeller mixer adalah jenis yang paling umum digunakan. Alat ini
terdiri dari tangki silinder yang dilengkapi dengan propeller beserta motor pemutar.
Bentuk propeller, impeller, blender didesain sedemikian rupa untuk efektivitas
pencampuran dan disesuaikan dengan viskositas bahan (Tousey 2002).
Alat yang digunakan pada pencampuran granula yakni ribbon blender dan
double cone mixer. Ribbon blender terdiri dari silinder horizontal yang didalamnya
dilengkapi dengan screw berputar. Double cone blender adalah alat pencampur yang
terdiri dari dua kerucut yang berputar pada porosnya. Alat untuk pencampuran
tepung yang biasa digunakana adalah jenis mixer dengan berbagai ukuran sesuai
kebutuhan. Mixer tidak memiliki reducer, walaupun demikian perputaran pengaduk
relatif lebih lambat dibanding alat pengaduk lainnya. Hasil akhir dari pencampuran
menggunakan alat tersebut adalah adonan tepung yang memiliki viskositas yang
lebih tinggi (Tousey 2002).
Praktikum kali ini diperkenalkan berbagai jenis mixing equipment,
diantaranta planetary mixer dan ribbon mixer. Planetary mixer yang diperkenalkan
pada praktikum ini yakni berkapasitas 20 kg. Planetary mixer ini bekerja
berdasarkan teori perputaran planet, dimana impeller berputar mengitari bowl,
dimana bowl tidak berputar. Sehingga menghasilkan adonan yang rata dan lembut.
Prinsip kerja alat ini adalah dengan berputarnya impeller untuk mencampur bahan,
sedangkan wadahnya tetap diam. Bahan-bahan yang akan dilakukan pencampurkan
dimasukkan ke wadah melalui celah lubang yang tersedia pada mesin tersebut.
Setelah itu mesin dapat dijalankan dengan menekan tombol on untuk memulai proses
pencampuran. Pengaduk yang digunakan beraneka ragam sesuai dengan jenis bahan
yang diolah. Terdapat tiga jenis pengaduk yakni spiral, beater dan whip. Spiral untuk
mengaduk adonan tepung dan jenis makanan yang sangat kental. Beater untuk
mengaduk makanan keju, adonan pastry dan croissant, aneka tepung dan mentega.
Whip untuk mengaduk bahan makanan encer, seperti cream, telur dan susu segar.
Mixer ini dilengkapi dengan reducer, reducer berfungsi untuk mengatur kecepatan
putaran pengaduk. Keberadaan reducer ini membuat kecepatan pengaduk menjadi
lebih lambat dibanding dengan tanpa reducer tetapi campuran yang dihasilkan
menjadi lebih halus dan lebih homogen (Lindley 1991).
Alat pengaduk kedua yang diperkenalkan yakni Ribbon mixer. Ribbon mixer
yang diperkenalkan pada praktikum ini yakni Ribbon mixer dengan kapasitas 100 kg
dan 15 kg. Ribbon mixer ini tidak dilengkapi dengan reducer. Mixer jenis ini
digunakan untuk bahan-bahan kering dan basah. Ribbon mixer kapasitas 15 kg
memiliki pengaduk yang berbentuk lempengan dengan beberapa bulatan berlubang
pada ujungnya. Bulatan berlubang ini bertujuan untuk memudahkan pengadukan saat
mengaduk bahan (Lindley 1991). Ribbon mixer merupakan salah satu alat pencampur
dalam sistem emulsi, sehingga menghasilkan suatu disperse atau adonan yang
seragam dan homogen. Prinisip kerja dari ribbon mixer yakni pengaduk yang
tersusun secara horizontal dengan proses pengadukan atau pencampuran bahan
terjadi secara vertical. Pengadukan itu sendiri memiliki fungsi untuk mengalirkan
bahan dalam alat pengaduk yang bergerak dan wadah yang diam. Pengaduk juga
berfungsi untuk mengaduk selama proses penampungan dan untuk menghindari
pengendapan. Proses pencampuran adonan dengan ribbon mixer bertujuan untuk
memperoleh adonan yang elastis dan menghasilkan pengembangan gluten yang
diinginkan. Alat ini digunakan untuk pencampuran bahan pasta dan bahan lain yang
memiliki derajat viskositas yang tinggi (Fellows 1988).
PENUTUP
Simpulan
Proses pengolahan di industri diantaranya adalah pencampuran dan
pemotongan. Proses pencampuran dan pemotomgan adalah suatu proses yang
penting dilakukan dalam industri. Prinsip pencampuran adalah pemberian gerakan
tertentu sehingga menimbulkan reduksi gerakan pada bahan, sehingga akan
terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau lebih komponen yang tertentu.
Tujuan dari pencampuran adalah membuat suspensi, blending, dispersi dan
mendorong terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding tangki jika pencampuran
menggunakan pemanas.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bhatt. 2007. Pharmaceutical Engineering Mixing. New Delhi (IND): Institute of
Pharmaceutical Science and Research Sector 3 Pushp Vihar.
Fellows PJ. 1988. Food Processing Technology Principles and Practice. Ellis
Horwood Limited. England.
Lindley. 1991. Mixing Processes for Agricultural Food Material. New York (USA):
Harper and Row Publisher.
Manjunath. 2004. Mixing if Particulate Solids in the Process Industries. New Jersey
(USA): John Wiley Inc.
Suharto. 1991. Teknologi Pangan. Jakarta(ID) : Sastra Hudaya.
Tousey. 2002. The Granulation Process 101. New Jersey (USA): John Wiley Inc.
Wiranatakusumah. 1992. Petunjuk Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan.
Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor Press.