PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini dunia kesehatan banyak membahas tentang radikal
bebas dan antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian penyakit berawal
oleh adanya reaksi oksidasi yang berlebihan dalam tubuh. Reaksi
oksidasi dapat terjadi setiap saat. Reaksi ini mencetukan terbentuknya
radikal bebas yang sangat aktif, yang dapat merusak struktur dan fungsi
sel.
Pada benda yang diterpa sinar ultraviolet secara terus-menerus, elektron atom benda
tersebut akan meloncat dari orbitnya, dan terciptalah radikal bebas. Radikal bebas
adalah suatu senyawa atom atau molekul yang mengandung satu atau
lebih
elektron
tidak
berpasangan.
Adanya
elektron
yang
tidak
alami. Dalam sediaan tabir surya, disamping senyawa yang bersifat fotoprotektif,
diperlukan juga senyawa antioksidan dan pelembab. Tabir surya adalah suatu sediaan yang
mengandung senyawa yang dapat menyerap, menghamburkan atau memantulkan sinar
matahari yang mengenai kulit sehingga dapat digunakan untuk melindungi fungsi dan
struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinar surya. (Depkes RI, 1979: 19).
Salah satu bentuk sediaan tabir surya yang banyak digunakan adalah lotion, yaitu
sediaan cair berupa suspensi atau emulsi minyak dalam air, digunakan sebagai obat luar.
Sediaan lotion mempunyai keuntungan antara lain kemampuan sebarnya secara cepat dan
merata pada daerah kulit yang luas, serta meninggalkan selapis tipis bahan aktif setelah
mengering.
Bayam merah merupakan salah satu bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai
antioksidan. Dalam bayam merah terkandung flavonoid dan fenolik yang berfungsi sebagai
antioksidan. Untuk mengetahui aktivitas bayam merah sebagai tabir surya maka pada
penelitian ini ekstrak dari bayam merah diaplikasikan pada pembuatan lotion, yang
kemudian lotion tersebut akan diuji aktivitas antioksidannya pada spektrofotometer UV-Vis
dengan metode DPPH.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana caranya mengaplikasikan ekstrak bayam merah pada pembuatan lotion
dan bagaimana dengan aktivitas antioksidan produk lotion tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Membuat produk lotion dari ekstrak bayam merah.
2. Mengukur aktivitas antioksidan produk lotion menggunakan metode DPPH.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh yaitu dapat membuat produk lotion dari sumber antioksidan
alami dan mengetahui bagaimana aktivitas antioksidan pada produk tersebut.
1.5 Batasan Masalah
1. Bahan yang digunakan sebagai sumber antioksidan dari produk lotion adalah ekstrak
bayam merah.
2. Lotion ekstrak biji kelengkeng digunakan sebagai perbandingan aktivitas antioksidan.
3. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH pada
spektrofotometer UV-Vis.
4. Dilakukan perbandingan IC50 ekstrak asli dengan ekstrak produk lotion.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan, dan
menahan pembentukan oksigen reaktif atau radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas
adalah atom atau molekul yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak
berpasangan dalam orbital luarnya sehingga sangat reaktif untuk mendapatkan pasangan
elektron dengan mengikat sel-sel tubuh. Apabila hal tersebut terjadi secara terus-menerus
dapat menyebabkan dan kematian sel (Lautan, 1997). Antioksidan ditujukan untuk
mencegah dan mengobati penyakit seperti aterosklerosis, stroke, diabetes, Alzheimer, dan
kanker (Aqil, Ahmad dan Mehmood, 2006).
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron atau reduktan. Senyawa ini
memiliki berat molekul yang kecil, tetapi mampu mengaktivasi berkembangnya reaksi
oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga merupakan
senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat radikal bebas dan
molekul yang reaktif.
Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi dalam dua kelompok yaitu antioksidan
alami (antioksidan hasil ekstrak bahan alami) dan antioksidan sintetik (antioksidan yang
diperoleh dari hasil sintesa bahan kimia). Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya,
antioksidan digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu antioksidan primer, sekunder, dan
tersier.
Antioksidan primer disebut juga sebagai antioksidan enzimatis. Antioksidan primer
meliputi enzim superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Enzim-enzim
ini menghambat pembentukan radikal bebas dengan cara memutus reaksi berantai
(polimerisasi), dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil. Antioksidan kelompok
ini disebut juga chain-breaking-antioxidant (Winarsi, 2007).
Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan eksogenus atau non-enzimatis. Cara
kerja sistem antioksidan non-enzimatis yaitu dengan cara memotong reaksi oksidasi
berantai dari radikal bebas. Akibatnya radikal bebas tidak bereaksi dengan komponen
seluler. Contoh antioksidan seluler ialah vitamin C, vitamin E, flavonoid, asam urat,
bilirubin, dan albumin (Lampe, 1999).
BAB 3
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Selasa, 16 Desember 2014 pukul 09.00 WIB sampai
pukul 13.30 WIB.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu ukur 10 mL, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, gelas kimia, vortex, aluminum foil, batang
pengaduk.
3.2.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lotion ekstrak bayam,
methanol, dan larutan DPPH.
aktivitas
antioksidan
dengan
metode
DPPH
menggunakan
prinsip
spektrofotometri. DPPH adalah senyawa radikal bebas berwarna ungu. Apabila DPPH
direaksikan dengan senyawa peredam radikal bebas misalnya flavonoid, intensitas warna ungu
akan berkurang dan bila senyawa peredam radikal bebas yang bereaksi jumlahnya besar, maka
DPPH dapat berubah warna menjadi kuning. Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas
senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang
gelombang 517 nm dengan warna violet gelap. Penangkap radikal bebas menyebabkan elektron
menjadi berpasangan yang kemudian menyebabkan penghilangan warna yang sebanding dengan
jumlah elektron yang diambil (Sunarni, 2005). Dalam penelitian ini, lotion ekstrak biji
kelengkeng yang berasal dari kelompok lain dijadikan sebagai perbandingan aktivitas
antioksidan.
Tahap awal yang dilakukan adalah pengukuran panjang gelombang
maksimum (maks) larutan DPPH atau blanko. Panjang gelombang maksimum
yang digunakan adalah 516,9 nm dengan absorbansi sebesar 0,25 (Gambar
4.1). Selanjutnya lotion yang telah dibuat dari ekstrak bayam dilarutkan dengan methanol
dalam berbagai konsentrasi (2000; 4000; 8000; 16.000; 32.000 ppm). Nilai konsentrasi yang
besar disebabkan oleh kandungan ekstrak bayam merah yang terdapat dalam lotion hanya sekitar
0,002% sehingga diperlukan konsentrasi yang besar agar aktivitas antioksidan dapat terukur.
Berdasarkan hasil pengamatan visual, larutan lotion ekstrak bayam merah yang telah direaksikan
dengan DPPH setelah masa inkubasi selama 30 menit tidak mengalami perubahan berarti yaitu
tetap berwana ungu, sedangkan larutan lotion ekstrak biji kelengkeng berubah menjadi kuning
pucat. Sampel yang telah diinkubasi lalu dianalisis absorbansinya menggunakan spektrofotometri
UV-Vis.
antara konsentrasi dengan absorbansi, jika terjadi penurunan konsentrasi maka absorbansi
spektrum sinar dari larutan tersebut juga akan mengalami penurunan.
C
Sampel
(/ml)
Absorbansi
Absorbansi
Blanko
Sampel
(x)
0.180
2000
4000
0.179
Lotion Daun
0.25
8000
0.146
Bayam merah
16000
0.092
32000
0.063
0.210
125
250
0.188
Lotion Biji
0.25
500
0.157
Kelengkeng
1000
0.099
2000
0.019
Tabel 4.1 Data absorbansi lotion ekstrak bayam merah dan biji kelengkeng
Selanjutnya ditentukan persen inhibisi dari masing-masing absorbansi (Tabel 4.2). Persen
inhibisi adalah perbandingan antara selisih dari absorbansi blanko dan absorbansi sampel dengan
absorbansi blanko. Persen inhibisi digunakan untuk menentukan persentase hambatan dari suatu
bahan yang dilakukan terhadap senyawa radikal bebas. Persen inhibisi dihitung dengan rumus
berikut:
Pi = [(Ab-As)/Ab] x 100%
dimana
Pi : Persen inhibisi
Ab : Absorbansi blanko
As : Absorbansi sampel
Sampel
Lotion Daun
Bayam Merah
Lotion Biji
Kelengkeng
%inhibisi (y)
28
28,4
41,6
63,2
74,8
16
24,8
37,2
60,4
IC50
14520,62
869,9
92,4
(b)
100
f(x) = 0.04x + 15.12
R = 0.99
80
60
%Inhibisi
40
20
0
0
Konsentrasi
(a)
80
f(x) = 0x + 26.77
R = 0.91
60
%Inhibisi
40
20
0
0
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Aktivitas
antioksidan
pada
lotion
ekstrak
bayam
merah
dan
LAMPIRAN
Perhitungan
%inhibisi =
0.250.210
100 %
0.25
= 16%
2. 250 ppm
%inhibisi
0.250.188
100 %
0.25
= 24.8%
3. 500 ppm
%inhibisi =
0.250.157
100 %
0.25
= 37.2%
4. 1000 ppm
%inhibisi =
0.250.099
100 %
0.25
= 60.4%
5. 2000 ppm
%inhibisi =
0.250.019
100 %
0.25
= 92.4%
r2 = 0.985
r = 0.99
= 0.0401 x + 15.117
50
= 0.0401x + 15.117
x= 869.9 ppm
B.
2000 ppm
%inhibisi =
0.250.180
100 %
0.25
= 28%
2.
4000 ppm
%inhibisi =
0.250.179
100 %
0.25
= 28.4%
3.
8000 ppm
%inhibisi =
0.250.146
100 %
0.25
= 41.6%
4.
16000 ppm
%inhibisi =
0.250.092
100 %
0.25
= 63.2%
5. 36000 ppm
%inhibisi =
0.250.063
100 %
0.25
= 74.8%
r2 = 0.9125
r = 0.95
= 0.0016x + 26.767
50
= 0.0016x + 26.767
= 14520.62 ppm