BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai(DAS) merupakan wilayah yang dikelilingi dan dibatasi oleh
topografi alamiberupa punggung bukit atau pegunungan, dimana presipitasi yang
jatuh di atasnyamengalir melalui titik keluar tertentu (outlet) yang akhirnya
bermuara ke danauatau laut. Batasbatas alami DAS dapat dijadikan sebagai batas
ekosistem alam,yang dimungkinkan bertumpangtindih dengan ekosistem buatan,
seperti wilayahadministratif dan wilayah ekonomi. Namun seringkali batas DAS
melintasi bataskabupaten, propinsi, bahkan lintas negara.
Melalui tulisan singkatini dicoba untuk mencari strategi pengelolaan Daerah Aliran
Sungai yang ada diProvinsi Bengkulu.
2.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan iniadalah untuk mencari strategi yang sesuai pengelolaan Daerah
Aliran Sungai(DAS) yang ada di Provinsi Bengkulu.
3.
Metode Penulisan
BAB II.
1.
DAS dibagi menjadi hulu,tengah, dan hilir. DAS bagian hulu sebagai daerah
konservasi, berkerapatandrainase tinggi, memilikikemiringan topografi besar, dan
bukan daerah banjir. Adapun DAS bagian hilirdicirikan sebagai daerah pemanfaatan,
kerapatan drainase rendah, kemiringanlahan kecil, dan sebagian diantaranya
merupakan daerah banjir. Daerah aliransungai tengah merupakan transisi diantara
DAS hulu dan DAS hilir. Masingmasingbagian tersebut saling berkaitan. Bagian hulu
DAS merupakan kawasanperlindungan, khususnya perlindungan tata air, yang
keberadaannya penting bagibagian DAS lainnya. Contoh keterkaitan antara bagian
hulu dengan hilirdiantaranya adalah : (a). bagian hulu mengatur aliran air yang
dimanfaatkanoleh penduduk di bagian hilir, (b). erosi yang terjadi di bagian
hulumenyebabkan sedimentasi dan banjir di hilir, dan (c). bagian hilir
umumnyamenyediakan pasar bagi hasil pertanian dari bagian hulu.
2.
Pengelolaan DAS
Produktifitas sumberdayalahan secara langsung dapat dilihat dari hasil panen untuk
setiap komoditasyang diusahakan. Hasil yang diperoleh harus dapat memenuhi
kebutuhan hidupnyadan mampu mendesain masa depannya; dalam hal ini
pendapatan yang diperolehselain mencukupi kebutuhan primernya akan pangan,
sandang, dan papan, jugakebutuhan lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan
sebagai bekal dalammendesain masa depannya yang lebih baik, juga untuk
melaksanakan aktifitassosialnya. Untuk mencapai tingkat produktifitas yang
diharapkan digunakanteknologi (agroteknologi) yang juga menjamin kelestarian
sumberdaya alam yangdiupayakannya.
b.
Sumberdaya tanah, air,vegetasi, dan fauna dalam kawasan DAS harus terjamin
kelestariannya, misalnyalaju erosi yang lebih kecil dari laju erosi yang
diperkenankan, distribusihasil air merata sepanjang tahun, kualitas air terjaga,
sedimentasi dan kadarlumpur dalam aliran air kecil, keanekaragaman hayati tinggi,
prosentasepenutupan lahan oleh vegetasi tinggi, polusi lingkungan rendah, dan
sebagainya.
c.
3.
b.
c.
d.
e.
Adanya kebijakan pemerintah dandukungan legislatif dalam pengelolaan DAS
berkelanjutan.
Ukuran efektifitaskebijakan pengelolaan DAS yang perlu diperhatikan adalah :
a.
Efisiensi. Kebijakan dalampengelolaan DAS harus mampu meningkatkan
efisiensi penggunan sumberdaya alam(SDA) dalam DAS secara optimal. Kebijakan
pengelolaan DAS yang tidakmencerminkan efisiensi dapat menimbulkan degradasi
lingkungan.
b.
Fair (adil). Bobot kebijakan harusditempatkan secara adil, dimana kepentingan
publik tidak terabaikan. Sebagaicontoh rusaknya hutan tropis Indonesia disebabkan
oleh tidak tercerminnya rasakeadilan publik. Masyarakat lokal selama 32 tahun
rejim orde baru tidakmendapatkan kesempatan untuk menikmati langsung hutan
yang berada dilingkungannya. Kebijakan konsensi hutan yang tidak fair dalam
prakteknya telahmemperkaya sekelompok pengusaha (pusat) dan memiskinkan
masyarakat lokal.Ketidakadilan ini menyebabkan konflik sosial.
c.
Mengarah kepada insentif. Perbaikanlingkungan adalah tanggungjawab
bersama karena SDA ini prinsipnya obligasibersama yang harus dijaga. Namun
untuk menciptakan attitude diperlukaninsentif. Oleh karena itu kebijakan dalam
pengelolaan DAS harus mengarah kepadainsentif untuk merangsang tindakan
dalam perbaikan lingkungan.
d.
Penegakan hukum (enforceability).Kebijakan tidak akan efektif berjalan dalam
kondisi disorder dan poor lawenforcement. Penegakan hukum akan memaksa setiap
anggota masyarakat untukmentaati kebijakan yang ditetapkan.
e.
Diterima oleh publik (publicacceptability). Kebijakan pengelolaan DAS selalu
menyangkut kepentingan publik.Dengan demikian kebijakan yang baik harus dapat
diterima oleh publik.
f.
Moraladalah aspek normatif yang sangat penting dalam menjamin aspek
positif darisuatu kebijakan. Moral menjadi spirit of soul dalam pengelolaan SDA.
Olehkarena itu terjadinya moral hazard menjadi titik awal kerusakan SDA
danlingkungan.
BAB III
PENUTUP
Semoga ide singkat ini dapatmemberikan sumbang saran bagi perbaikan kegiatan
lingkungan di ProvinsiBengkulu.
DAFTAR PUSTAKA