OLEH:
KELOMPOK II
Ni Luh Putu Yoga Arsani
(P07134013014)
(P07134013016)
(P07134013018)
(P07134013020)
(P07134013022)
I.1. Tujuan
I.1.1. Tujuan Umum
Mahasisiwa mampu melakukan penetapan kadar asam salisilat
dalam sampel serbuk dengan titrasi asam-basa.
I.1.2. Tujuan Khusus
- Mahasiswa melakukan pembakuan larutan asam dan basa.
- Mahasiswa melakukan titrasi asam-basa (titrasi balik dan
-
titrasi langsung).
Mahasiswa melakukan penetapan kadar asam salisilat
dalam sampel serbuk.
BAB II
DASAR TEORI
II.1. Pengertian Asam Salisilat
Titrasi adalah suatu metode analisis yang digunakan pada zat yang
konsentrasinya belum diketahui kemudian direaksikan dengan zat lain yang
telah diketahui konsentrasinya . (Peechan. 2012)
Larutan yang telah diketahui konsentrasinya telah diketahui dengan
teliti dan tepat dinamakan dengan larutan baku. Bila yang terkandung memiliki
kemurnian yang tinggi, stabil, penanganannya mudah maka disebut dengan
bahan baku primer. Larutan baku ini ditambahkandari buret (titrant) sedikit
demi sedikit kelarutan Erlenmeyer (titrat) sampai zat-zat yang direaksikan tepat
menjadi ekivalen satu dengan yang lainnya. ( Jaka, 2012)
Metode titrasi secara garis besar dibedakan menjadi empat kategori
yaitu titrasi asam-basa, (meliputi reaksi asam-basa), titrasi redoks (meliputi
hamper semua reaksi reduksi-oksidasi), titrasi pengendapan dan titrasi
kompleksometri. (Rusydianaadulla. 2013)
Nama
Alizarin kuning
Fenolftalein
Timolflatein
Fenol merah
Bromtimol blue
Metil merah
Metil jingga/orange
Para nitrofenol
Timol blue
Tropeolin OD
Warna Asam
Kuning
Takberwarna
Takberwarna
Kuning
Kuning
Merah
Merah
Takberwarna
kuning
merah
Warna Basa
Ungu
Merah
Biru
Merah
Biru
Kuning
Kuning
Kuning
Biru
Kuning
Trayek pH
10,1 - 12,0
8,0 9,6
9,3 10,6
6,8 8,4
6,0 7,6
4,2 6,2
3,1 4,4
5,0 7,0
8,0 9,6
1,3 3,0
PROSEDUR KERJA
1.1.
1.1.1 Alat
-
Erlenmeyer
Pipet tetes
Pipet volume
Beaker gelas
Labu ukur
Buret=statif
Klem
Neracaanalitik
Corong gelas
1.1.2 Bahan
-
NaOH
HCl
Asam oksalat
Asam salisilat
5
Indicator Phenolphtalein
Kloroform
Aquadest
1.2.
Cara Kerja
1.2.1. Cara Pembuatan Larutan
- Pembuatan Larutan Baku Asam Oksalat 0,1 N
Dikocok
hingga homogen
Ditambahkan
dengan air hingga mencapaitanda
Dipindahkan
batas
ke labu
dalam
ukur
labu ukur 500 ml
Dikocok
Ditambahkan
hingga homogen
dengan air hingga mencapai
Dipindahkan
tanda batas
ke labu
dalam
ukur
labu ukur 500 ml
Diambil
sebanyakke
5 ml
larutan
klorida
Dimasukkan
dalam
labuasam
ukur 500
ml 37%
yang di dalamnya sudah
Dikocok
terdapat
hingga
airhomogen
sebanyak 50 ml
Dikocok
Ditambahkan
hingga homogen
dengan air hingga mencapai tanda batas labu
Dititrasi larutan
Dilakukan
asamsebanyak
oksalat dengan
3 kali larutan NaOH (perubahan warna menjadi me
Dilakukan
Dititrasisebanyak
larutan NaOH
3 kalidengan larutan HCl (perubahan warna menjad
Diambil
bagian
jernih dari
saringan
sebanyak
10 ml
dan dimasukkan
Disiapkan ke
2 buah
masing-masing
tabung reaksi
tabung r
Diuapkan semua
pelarut
kloroform
di tabung
reaksi
pada suhu
80-90C
ambahkan etanolDitambahkan
terlebih dahulu
air sebanyak 8
2 ml dan ditambahkan
dikocok hingga
indicator
Disiapkan
larut. phenolphthalein
larutan baku NaOH
sebanyak
dalam3buret
tete
Dititrasi sampel tersebut dengan larutan baku NaOH (perubahan warna menjadi merah
2. Titrasi Balik
Diambilindicator
bagian jernih
dari saringan
sebanyak
10 ml dan dimasukkan
Disiapkan ke
2 buah
masing-masing
erlenmeyererlenme
Ditambahkan
phenolphthalein
sebanyak
3 tetes
9
Dilakukan titrasi pada sampel tersebut dengan larutan baku HCl (perubahan warna m
Disiapkan larutan baku HCl dalam buret
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Pengulangan
I
10 ml
10 ml
10
II
Rata rata
10 ml
10,5 ml
10,25 ml
Perhitungan : V1 X N1=V2 X N2
VAs. Ok X NAs. Ok = VNaOH X NNaOH
10 ml X 0,1N = 10,25 ml X NNaOH
NNaOH = 0,0975 N
MNaOH = 0,0975 M
Perhitungan : V1 X N1=V2 X N2
V NaOH X N NaOH = VHCL X NHCL
10 ml X 0,0975 N = 8,05 ml X NNaOH
NNaOH = 0,1211 N
11
MNaOH = 0,1211 M
I
II
+ NaOH)
10 ml
10 ml
7,7 ml
7,75 ml
Perhitungan :
1) Mol NaOH bereaksi : Mol NaOH total - Mol HCL
: (0,0975 M X Vol NaOH) (Vol HCL X M HCL)
: (0,0975 M X 0,03 L) (0,0077 L X 0,1211M)
: 0,0029 0,00093
: 0,0019 Mol
Mol Asam Salisilat
NaOH bereaksi
: 1/1 X 0,0019 Mol
: 0,0019 Mol
Massa Asam Salisilat : Mol asam salisilat X Mr Asam Salisilat
: 0,0019 Mol X 138,12 gram/Mol
: 0,272 gram (272 mg)
12
NaOH bereaksi
: 1/1 X 0,00196 Mol
: 0,00196 Mol
Massa Asam Salisilat : Mol asam salisilat X Mr Asam Salisilat
: 0,00196 Mol X 138,12 gram/Mol
: 0,271 gram (271 mg)
Konsentrasi Asam Salisilat % (b/b) : massa asam salisilat/massa serbuk
X 100 %
: 0,271 gram/0,1 gram X 100 %
: 271 % (271 mg)
3) Rata-rata
: 272 % + 271 % / 2
: 271,5 % (271,5 mg)
13
NaOH
Mula mula
0,002925
C7O3H6
NaC7O3H5
0,00001448
Bereaksi
0,00001448
0,00001448
0,00001448
Setimbang
0,00291052
NaOH
HCL
0,00001448
NaCl
Mula mula
0,00291052
Bereaksi
0,00291052
0,00291052
0,00291052
0,00291052
0,00291052
Setimbang
Mol HCL
=MXV
14
0,00291052
V
= 0,1211 N X V
= 0,00291052 / 0,1211
= 0,024034 L
= 24,034 ml
BAB V
PEMBAHASAN
15
atau
dosis
yang
mematikan
dari
sodium
salicylate
dan
biasanya
dilakukan
dengan
meneteskan
larutan
basa
yang
16
basa, maka larutan dititrasi dengan larutan standar bersifat asam dan
dibantu dengan indicator fenoftalein. Larutan baku bersifat asam yang
digunakan dalam titrasi ini yaitu larutan baku HCl, maka dengan kata lain
titrasi yang dilakukan adalah titrasi asidimetri.
Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat
mengamati perubahan pH, khususnya pada saat akan mencapai titik akhir
titrasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan terjadi
perubahan warna dari indikator. Titrasi berhenti dilakukan saat telah
tercapai TAT. TAT (Titik Akhir Titrasi) adalah suatu keadaan dimana titrasi
harus dihentikan tepat pada saat terjadi perubahan warna indikator. Titik
ekivalen adalah pH dimana jumlah mol asam (H+) sama dengan jumlah
mol basa (OH). Titik ekivalen akan berimpitan dengan titik akhir titrasi
bila indikator yang digunakan memiliki trayek perubahan warna di sekitar
titik ekivalen. Indikator yang digunakan pada praktikum ini yaitu indikator
fenoftalein memiliki trayek perubahan warna pada pH 8,0-9,8. Indikator
ftalein dibuat dengan kondensasi anhidrida ftalein dengan fenol, yaitu
fenoftalein. Pada pH 8,0-9,8 berubah warnanya menjadi merah.
Perubahan warna disebabkan oleh resonansi isomer elektron.
Sebelum dilakukan penentuan kadar asam salisilat, terlebih dahulu
dilakukan pembakuan terhadap larutan NaOH. Pembakuan ini dilakukan
dengan alasan karena konsentrasi NaOH yang sering berubah-ubah. NaOH
merupakan senyawa yang bersifat higroskopis sehingga mudah mengikat
air dan bereaksi dengan CO2 di udara. Larutan NaOH dibakukan dengan
asam oksalat 0,1 M dan menggunakan indikator PP. Asam oksalat dititrasi
dengan NaOH hingga terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah
muda yang stabil. Perlu diperhatikan, larutan yang telah diteteskan
indikator harus segera dititrasikan, karena jika terlalu lama didiamkan
maka larutan itu akan terkontaminasi dengan udara sehingga hasil yang
didapat tidak valid. Dari pembakuan ini diperoleh konsentrasi NaOH
sebesar 0,0975 M. Pada pembuatan, kadar NaOH yang diinginkan adalah
17
0,1 M. Nilai ini selisih 0,0025 M dari hasil yang diperoleh pada
pembakuan. Adanya selisih nilai pada hasil pembakuan mungkin
disebabkan karena faktor praktikan yang masih kurang terampil dalam
mengerjakan praktikum
Sedangkan
Larutan
HCl
dibakukan
dengan
NaOH
dan
18
19
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Pembakuan dilakukan dua kali diantaranya, pembakuan NaOH dan
pembakuan HCL, pada pembakuan NaOH didapatkan normalitasnya
sebanyak 0,0975 N dan pada pembakuan HCL diperoleh normalitasnya
sebanyak 0,1211 N
2. Titrasi asam-basa ditentukan untuk menentukan konsentrasi larutan asam
atau basa. Jika titran basa maka titrat asam dan sebaliknya jika titran asam
maka titrat basa.
3. Penentuan kadar asam salisilat dilakukan dengan titrasi balik, pada
praktikum diperoleh hasil rata rata asam salisilat pada sampel sebanyak
271,5 % dan volume HCL yang digunakan dalam penentuan kadar asam
salisilat adalah sebanyak 24,034 ml
SARAN
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan tentang penentuan asam salisilat
pada sampel dengan titrasi balik, ada hal yang harus diperhatikan diantaranya
ketelitian pada saat titrasi, pada saat perubahan warna dan perhitungan.
20
DAFTAR PUSTAKA
2012.
Laporan
Asidi-Alkalimetri.
[online].
http://www.scribd.com/laporan-asidi-alkalimetri
Rusydianaabdulla.
2013.
Laporan
Kimia
Analitik.
[online].http://www.scribd.com/laporan-kimia-analitik
Suntana,
Jaka.
2012.
Titrasi
dan
Macam-Macam
Indikator.
[online].https://icl.gooleusercontent.com/?
lite_url=http://mhdjakasuntana.blogspot.com/2012/03/kimia-analisakualitatif.html
21
22