Anda di halaman 1dari 22

STEP 7

1 Apa hubungan demografi dengan fertilitas?


Hubungan antara demografi, fertilitas, dan KB
Demografi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang ilmu
kependudukan sedangkan fertilitas adalah penambahan jumlah
kependudukan dan KB (keluarga berencana) merupakan upaya preventif
atau pencegahan untuk mengurangi laju pertumbuhan suatu penduduk.
www.bappenas.go.id

pengaruh fertilitas terhadap faktor kehidupan lainnya:


a)
Pendidikan
Masalah pendidikan yang timbul antara lain : daya tampung sekolah
tidak sepadan dengan minat bersekolah, adanya ketidakseimbangan
antara perbandingan penduduk yang bersekolah dengan penduduk
usia sekolah.
b)
Pelayanan kesehatan
Kebutuhan akan pelayanan kesehatan akan meningkat, berarti juga
diperlukan tambahan dan peningkatan jumlah tenaga medis dan
fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit dan tempat tidur
bagi orang sakit.
c)
Masalah lapangan kerja
Pertambahan penduduk memerlukan tambahan lapangan kerja.
Apabila kesempatan kerja tidak dapat disediakan sesuai dengan
angkatan kerja, maka akan terjadilah pengangguran diantara anakanak muda dengan segala akibat negatifnya dalam masyarakat.
d)
Kehidupan sosial ekonomi
Pertambahan penduduk yang cepat yang tidak seimbang dengan
peningkatan produksi akan mengakibatkan kegelisahan dan
ketegangan sosial ekonomi dengan segala akibatnya, antara lain :

Keluarga kurang mampu membayar uang sekolah bagi anaknya.

Banyaknya anak akan menyulitkan penyediaan tempat tinggal


yang layak

Jumlah dana yang semula disediakan untuk membiayai


pendidikan anak-anak terpaksa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pokok, akibatnya anak-anak tidak memperoleh pendidikan yang
memadai.

Setiap pertambahan penduduk konsekuensinya menambah


permintaan kebutuhan hidup


Masalah perumahan pada saat ini sangat mendesak, baik dalam
hal mutu maupun jumlah perumahan.
e)
Lingkungan hidup
Pertambahan
penduduk
dan
kepadatan
penduduk
dapat
mengakibatkan pencemaran lingkungan yang merupakan gangguan
pula terhadap keseimbangan alam seperti polusi udara, pencemaran
tanah dan kebisingan, hasil-hasil buangan, dan limbah yang tidak
ditanggulangi. Sampah yang bertimbun mempunyai dampak negative
berupa pemandangan dan bau yang tidak sedap dan membawa kuman
penyakit.
(Prof.Dr.Rustam
Mochtar.1998.Sinopsis
Obstetri
Jilid
2.Jakarta:EGC)
2 Bagaimana cara untuk mengendalikan fertilitas?
Pada umumnya angka kelahiran dikaitkan dengan kelahiran yang
meliputi suatu periode tertentu
Suatu kelahiran selalu mlibatkan pria dan wanita
Secara kasar dapat dikatakan bahwa suatu kelahiran yang terjadi
pada umur 80 tahun menghasilkan kelahiran yang banyak
Penyebut angka kelahiran, terutama yang menyangkut jumlah
penduduk yang menghadapi resiko, kenyataannya sangat sulit
dihitung
Dalam banyak hal perbedaan antara kelahiran hidup dan kelahiran
mati biasanya sulit diklasifikasikan secara konsisten
Tidak seperti halnya kematian, perkawinan merupakan peristiwa
yang dapat terjadi lebih dari satu kali.
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah fertilitas adalah sebagai
berikut:
1. Pelayanan program Keluarga Berencana (KB) yaitu suatu
program pemerintah yang dapat mengubah pandangan masyarakat
dari pro natalis menjadi anti natalis. Hal ini ditujukan untuk
mengendalikan jumlah penduduk serta menciptakan seorang anak
yang berkualitas.
2. meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
pendidikan seperti dicanangkannya program pendidikan wajib
sembilan tahun dan pemberian bantuan dana BOS (Bantuan
Operasional Sekolah). Dengan dilaksanakannya program ini

ditujukan untuk menekan perkawinan di usia muda, karena semakin


tinggi pendidikan seseorang maka tingkat fertilitas dapat ditekan.
3. dicanangkannya kembali program pemerintah mengenai
mobilitas penduduk seperti transmigrasi, urbanisasi, imigrasi,
dan lain sebagainya. Program ini juga dapat membantu menekan
tingginya tingkat fertilitas melalui partisipasi kerja khususnya bagi para
wanita. Semakin meningkatnya kebutuhan ekonomi keluarga dan
adanya keinginan untuk mengaktualisasikan diri dan adanya peluang
besar kepada wanita untuk masuk ke dunia kerja sehingga semakin
banyak wanita yang ingin memiliki anak sedikit.
Sumber : Tehnik Demografi. Drs. Rozy munir, M.Sc. dan drs.
Budiarto. Pt bina Aksara. Jakarta.
3 Bagaimana interpretasi dari TFR dan bagaimana cara menghitungnya?
Tingkat fertilitas total
Jumlah kelahiran hidup laki- laki an perempuan tiap 1000 penduduk
yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan :
1. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksinya
2. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu
tertentu
Rumus:
7
TFR = 5 ASFRi
i=1
TFR
ASFR

: Total Fertilitas Rates


: Tingkat Fertilitas Menurut Umur ke I dari kelompok
berjenjang 5 tahun
: penjumlahan tingkat fertilitas menurut umur

Total Fertility Rate : angka fertilitas total


TFR = 5SASFR,dari x=15-19 sampai x=45-49
ASFR = angka kelahiran spesifik menurut umur
x = umur wanita dalam kelompok umur 5 tahunan

5 = interval 5 tahunan (kelompok umur)


4 Apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan stagnansi dalam TFR?
Rendahnya kualitas pelayanan KB( terutama pelayanan unuk
penduduk miskin
Adanya rasa takut akan efek samping medis
Hambatan social, budaya dan agama untuk menggunakan alat KB
www.mitrianti.org
1. Demografi :struktur umur, perkawinan, umur kawin
pertama, paritas, disrupsi perkawinan (kekacauan dalam
rumah tangga), proporsi yang kawin.
2. non demografi : keadaan ekonomi penduduk, tingkat
pendidikan. Perbaikan status perempuan, urbanisasi,
industry, factor psikologi.
(Demografi)

5 Bagaimana strategi peningkatan akses dan kualitas untuk pelayanan


KB supaya tidak terjadi stagnansi fertilitas?

Menurunkan tingkat kelahiran, melalui usaha langsung dan tak


langsung. Secara langsung melalui kegiatan penyebar-luasan dan
penyediaan sarana Keluarga Berencana (KB) serta usaha
meningkatkan pengetahuan dan praktek KB. Usaha tidak langsung
melalui usaha mendorong keluarga melaksanakan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
Menurunkan tingkat kematian, terutama anak-anak melalui bidang
kesehatan, pangan dan gizi, pendidikan, perumahan, penyediaan air
bersih dan kesehatan lingkungan.
Meningkatkan taraf hidup, yaitu meningkatkan umur rata-rata
penduduk Indonesia.
Penyebaran penduduk dan tenaga kerja yang serasi dan seimbang,
melalui transmigrasi, pembangunan daerah, kota dan desa,
pembangunan
sarana
perhubungan,
dan
pemerataan
pembangunan.
kebijaksanaan-pengelolaan-kependudukan.html

6 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi fertilitas penduduk?

1. Demografi :struktur umur, perkawinan, umur kawin


pertama, paritas, disrupsi perkawinan (kekacauan dalam
rumah tangga), proporsi yang kawin.
2. non demografi : keadaan ekonomi penduduk, tingkat
pendidikan. Perbaikan status perempuan, urbanisasi,
industry, factor psikologi.
(Demografi)
Usia wanita
Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi fertilitas adalah usia
si perempuan (Gambar 1). Fertilitas cukup stabil hingga seorang
perempuan mencapai usia 35 tahun. Sesudah itu, terjadi penurunan
fertilitas secara bertahap. Saat menginjak usia 40 tahun, fertilitas
menurun drastis.

2. Lama waktu mencoba mengandung


Kedua, begitu Anda memutuskan untuk mendapatakan keturunan,
Anda akan mudah merasa cemas jika Anda tidak berhasil mendapatkan
kehamilan setelah satu bulan mencoba. Tetapi fakta menunjukkan,
secara normal, perempuan sehat (di bawah 30 tahun) yang melakukan
hubungan badan secara teratur, hanya memiliki peluang gagal 20
hingga 40 persen selama siklus tertentu.
Jadi, apa yang salah pada 60 hingga 80 persen sisanya yang gagal?
Sering kali, tidak ada alasan medis, dan penyebabnya biasanya adalah
karena kualitas sperma atau sel telur terlalu jelek untuk

mencapai fertilisasi, atau fertilisasi terjadi tetapi embrio tidak


bisa bertahan hidup setelah beberapa hari.
Kenyataannya, menurut data National Center for Health Statistics, AS
(Gambar 2), peluang Anda untuk hamil sebenarnya cukup besar jika
Anda melihatnya dalam rentang waktu satu tahun hubungan badan
tanpa pelindung.
Peluang Anda untuk
hamil
setelah
tahun
pertama

Usia Anda
Di bawah
tahun

25

96%

25 34

86%

35 44

78%
Gambar 2

3. Masalah Medis
Jangan menunda untuk mendapatkan bantuan medis karena usia
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan fertilitas.
Berikut adalah beberapa hal yang akan membantu Anda menentukan
kapan diperlukan nasehat/saran medis dengan segera:

berusia lebih dari 35 tahun

tidak hamil/subur selama lebih dari 2 tahun

menstruasi yang tidak teratur

mengalami gangguan seksual

menjalani operasi abdominal (bagian perut) sebelumnya

lebih dari 6 siklus Clomiphene

lebih dari 4 siklus SO-AI


(Super Ovulation-Artifical Insemination [Super Ovulasi-Inseminasi
Artifisial])

http://www.thomsonfertility.com.sg/indo/about.htm

Davis dan Blake (1956) menyebutkan 11 variabel antara yang


dikelompokkansebagai berikut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemungkinan Hubungan kelamin Pada
UsiaReproduksi, adalah:
1. Umur memulai hubungan kelamin
2. Selibat permanen, yaitu proporsi perempuan yang tidak pernah mengadakan
hubungan kelamin
3. Lamanya masa reproduksi yang hilang karena:
a. Perceraian, perpisahan, atau tinggal pergi oleh suami
b. Suami meninggal dunia
4. Abstinensi sukarela
5. Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak
biasdihindari)
6. Frekuensi hubungan seks (tidak termasuk abstinensi)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemungkinan Konsepsi, adalah:
1. Kesuburan dan kemandulan biologis (fekunditas dan infekunditas)
yangdisengaja.
2. Menggunakan atau tidak menggunakan alat-alat kontrasepsia. Cara kimiawi
dan cara mekanisb. Cara-cara lain (seperti metoda ritma, dan senggama
terputus)
3. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
disengaja,misalnya sterilisasi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Selama Kehamilan dan Kelahiran, adalah:
1. Kematian janin karena faktor-faktor yang tidak disengaja
2. Kematian janin karena faktor-faktor yang disengaja
BUKU AJAR
Teknik Demografi Statistika
http://www.scribd.com/doc/87927772/44/Faktor-Faktor-YangMempengaruhi-Fertilitas-Penduduk-dan-Dampak-Fertilitas

7 Apa saja dampak naik turunnya fertilitas?


Tingkat kesejahteraan yang menurun (ditandai oleh pendapatan riil
yang tidak sebanding dengan pengeluaran riil);
Meningkatnya persaingan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan;
Munculnya daerah kumuh (tak layak huni);
Meningkatnya kriminalitas (kurangnya rasa aman);
Banyaknya tuna wisma dan tuna karya,

Meningkatnya tingkat kebisingan dan lain-lainnya yang kurang


nyaman; dan
Terjadinya degradasi lingkungan sebagai akibat tingginya
pencemaran dari limbah industri dan limbah rumah tangga.
www.damandiri.or.id/file/sitiumajahmasjkuriunairbab1.pdf

8 Bagaimana cara memecahkan masalah fertilitas?


Melaksanakan program transmigrasi.
Melaksanakan program pemerataan pembangunan dengan cara
mendistribusikan industri di pulau-pulau selain Pulau Jawa.
Melengkapi sarana dan prasarana sosial masyarakat hingga ke
pelosok desa.
kebijaksanaan-pengelolaan-kependudukan.html

9 Apa saja indicator yang digunakan untuk mengukur angka fertilitas?


1. Fertilitas Tahunan
a. CBR ( Crude Birth Rate ) : banyaknya kelahiran hidup pada
suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan
tahun .
CBR = (birth / penduduk pada tengah taun ttt) x K (1000)
b. General Fertility Rate :
(B/ P(15-49 tahun)) x K
c. Age Specific Fertlity Rate ( ASFR) :
pada kelompok wanita usia 15 49 th terdapat variasi
kemampuan meahirkan perlu dihitung tingkat fertilitas
perempuan pada tiap tiap kelompok umur .
B/Pfi x K
i : kelompok umur
d. Birth Order Specific Fertility Rate ( BOSFR) : tingkat kelahiran
menurut urutan kelahiran
BOSFRi = Bi / Pf ( 15-49 th) x K
Bi : jumlah kelahiran urutan ke i
Pf : jumlah perempuan usia 15-49 th pada tengah tahun tertentu
2. Fertilitas Kumulatif : Jumlah rata2 anak yang telah dilahirkan seoran
perempuan hingga mengakhiri batas usia subur
a. TFR ( Total Fertility Rate )
Jumlah kelahiran hidup laki2 dan perempuan setiap 1000
penduduk hidup hingga akhir masa reproduksi.
Dengan catatan :

tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum


mengakhiri masa reproduksinya
Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada
periode waktu tertentu
TFR = 5 x E
b. GRR ( Gross Reproduction Rate )
Kelahiran bayi perempuan
c. Net Reproduction Rate
Usia anak perempuan sampai bisa melahirkan anak seperti
ibunya
Sumber : Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra,
Ph.D
Masalah2 pengumpulan data di Indonesia
a. Bayi meninggal
b. Kesalahan pencatatan , tempat kelahiran , usia ibu dll
c. Pencatatan yang tidak lengkap akibat tidak dilaporkan
d. Pelaporan terlambat biaya mahal
Sulit memperoleh data lahir hidup karena banyak bayi bayi yang
meninggal beberapa saat setelah kelahiran
Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan lebih dari sekali
Hanya melibatkan satu wanita, tidak semua wanita diukur
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab2penduduk_masayarakat_dan_kebudayaan.pdf
10 Apa perbedaan antara pertumbuhan penduduk dan peledakan
penduduk?
tingginya angka kelahiran yang disertai dengan penurunan jumlah
kematian disebut dengan bom kependudukan. jika fertilitas semakin
tinggi angkanya, maka akan terjadi bom kependudukan (ledakan
penduduk).
http://www.scribd.com/doc/53001532/VICON-oktober-2010
11 Apa yang menyebabkan fertilitas pada usia remaja mengalami
peningkatan melebihi target?
2.

Masalah dalam membatasi fertilitas


1. Rendahnya kualitas pelayanan KB( terutama pelayanan
unuk penduduk miskin

2. Adanya rasa takut akan efek samping medis


3. Hambatan social, budaya dan agama untuk menggunakan
alat KB
3. Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil
berkualitas
1. Merupakan bagian yang penting dalam pembangunan
yang berkelanjutan, baik untuk mengendalikan kuantitas
penduduk maupun untuk meningkatkan kualitas insani dan
sumberdaya manusia.
2. Pengendalian pertumbuhan penduduk juga merupakan
faktor penting dalam peningkatan keluarga kecil yang
berkualitas. Demikian pula, aspek penataan administrasi
kependudukan merupakan hal yang penting dalam
mendukung perencanaan pembangunan baik di tingkat
nasional maupun daerah.
4. Masih tingginya laju pertumbuhan dan jumlah kuantitas
penduduk. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun
terus meningkat meskipun laju pertumbuhannya semakin
menurun. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 1990 dan
2000 :
Jumlah penduduk Indonesia tahun 1999 179,4 juta jiwa
Jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 206,3 juta jiwa
Laju pertumbuhan penduduk periode 1990 2000 1,49
% / tahun
Laju pertumbuhan penduduk periode 1980-1990 1,97
% / tahun.
Masalah yang dihadapi antara lain adalah masih
tingginya pertambahan jumlah penduduk secara absolut.
Apabila masalah kependudukan tersebut tidak ditangani
dengan baik, dapat berakibat pada semakin beratnya
upaya pemenuhan kebutuhan dasar penduduk.
5. Masih tingginya tingkat kelahiran penduduk
Faktor utama yang mempengaruhi lalu pertumbuhan
penduduk adalah tingkat kelahiran. Keterbatasan
penyediaan alat kontrasepsi masih menjadi persoalan

utama dalam pelayanan KB. Dalam hal ini keluarga miskin


merupakan fokus utama dalam pelayanan KB termasuk
penyediaan alat kontrasepsi.
6. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasangan usia
subur dan remaja akan hak-hak reproduksi.
Hak-hak dan kesehatan reproduksi termasuk keluarga
berencana (KB) yang merupakan dasar terwujudnya
keluarga kecil berkualitas belum dipahami oleh sebagian
masyarakat dan keluarga :
1. Sebagian masyarakat, orang tua maupun remaja sendiri
belum memahami hak-hak dan kesehatan reproduksi
remaja.
2. Masyarakat dan keluarga masih enggan untuk
membicarakan masalah reproduksi secara terbuka dalam
keluarga. Para anak dan remaja lebih merasa nyaman
mendiskusikannya secara terbuka dengan sesama teman.
Hal ini disebabkan oleh pemahaman nilai-nilai adat,
budaya, dan agama yang menganggap pembahasan
kesehatan reproduksi sebagai hal yang tabu.
3. Pusat atau lembaga advokasi dan konseling hak-hak dan
kesehatan reproduksi bagi remaja yang ada saat ini masih
terbatas jangkauannya dan belum memuaskan mutunya.
4. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja melalul jalur
sekolah nampaknya juga belum sepenuhnya berhasil.
5. Semua ini mengakibatkan banyaknya remaja yang kurang
memahami atau mempunyai pandangan yang tidak tepat
tentang masalah kesehatan reproduksi. Pemahaman yang
tidak benar tentang hak-hak dan kesehatan reproduksi
menyebabkan banyaknya remaja yang berperilaku
menyimpang tanpa menyadarl akibatnya terhadap
kesehatan reproduksi mereka.
7. Masih rendahnya usia kawin pertama penduduk.
Tingginya angka kelahiran erat kaitannya dengan usia
kawin pertama dengan pembentukan keluarga kecil yang
berkualitas. Tingginya angka kelahiran ini juga disebabkan
karena sebagian kelompok masyarakat dari keluarga
belum menerima dan menghayati norma keluarga kecil
sebagai landasan untuk mewuiudkan keluarga yang
berkualitas.

8. Rendahnya partisipasi laki-laki dalam ber-KB.


Indonesia telah mulai melaksanakan pembangunan
yang beorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender
dalam hal KB. Namun demkian, partisipasi laki-laki dalam
ber-KB masih sangat rendah. Hal ini selain disebabkan
oleh keterbatasan macam dan jenis alat kontrasepsi lakilaki juga oleh keterbatasan pengetahuan mereka akan
hak-hak dan kesehatan reproduksi serta kesetaraan dan
keadilan gender. Demikian pula, penyelenggaraan
program KB dan kesehatan reproduksi masih belum
mantap dalam memperhatikan aspek kesetaraan dan
keadilan gender.
9. Masih lemahnya ekonomi dan ketahanan keluarga.
Kondisi lemahnya ekonomi keluarga mempengaruhi
daya beli. Keluarga miskin pada umumnya mempunyai
anggota keluarga cukup banyak. Kemiskinan menjadikan
mereka relatif tidak memiliki akses dan pasif dalam
berpartisipasi untuk meningk-ad,-an k-tiolitas di-rinya.
Pada gilirannya, kemiskinan akan semakin memperburuk
keadaan sosial ekonoml keluarga miskin tersebut.
Demikian pula, tingkat partisipasi masyarakat terhadap
pembinaan ketahanan keluarga. Yang utamanya
pembinaan tumbuh kembang anak masih lemah. Hal ini
akan menghambat pembentukan keluarga kecil yang
berkualitas.
10.
Masih lemahnya institusi daerah dalam pelaksanaan
program KB.
1. Salah satu masalah utama bagi kelangsungan program dan
kelembagaan keluarga berencana adalah desentralisasi
program KB. Sesuai dengan Kepres No. 103/2001, bahwa
kewenangan di bidang keluarga berencana diserahkan
kepada pemerintah kabupaten/kota Hal ini sejalan
dengan esensi Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999,
yang memberikan kewenangan kepada pemerintah
kabupaten/kota untuk menentukan program-program
pembangunan yang diperlukan daerah sesuai dengan
kebutuhan, aspirasi, kemampuan, maupun sumberdaya
yang tersedia.

2. Dengan adanya peraturan tersebut, masalah yang


dihadapi program KB adalah sejauh mana pemerintah
kabupaten/kota menganggap bahwa program KB
merupakan program yang strategis, bagi pengendalian
pertumbuhan penduduk, yang pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
11.
Belum serasinya kebijakan kependudukan dalam
mendukung pembangunan berkelanjutan.
Jumlah penduduk Indonesia merupakan beban
pembangunan bila tidak ditangani secara terpadu. Sampai
saat ini belum tersusun suatu kebijakan dan strategi
pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas, dan
pengarahan mobilitas penduduk yang sesuai dengan
pertumbuhan ekonomi wilayah.
12.
Belum tertatanya administrasi kependudukan dalam
rangka membangun sistem pembangunan, pernerintahan,
dan pembangunan yang berkelanjutan.
1. Penataan sistem penyelenggaraan administrasi
kependudukan telah dimulai sejak tahun 1960-an, namun
hingga saat ini belum terwujud. Disisi lain peraturan
perundangundangan tentang administrasi kependudukan
yang akan melengkapi Kepress No. 88 tahun 2004 Tentang
Pengelolaaan Informasi Administrasi Kependudukan belum
tersedia.
2. Selanjutnya, kesadaran masyarakat terhadap dokumen
kependudukan dan tertib administrasinya-pun belum
memadai. Demikian pula, bank data sebagai data basis
kependudukan belum tersedia.
13.
Rendahnya kualitas pemuda.
Pemuda adalah penduduk usia 15-35 tahun. dan
maraknya masalah-masalah social di katangan pemuda,
seperti kriminalitas, premanisme, narkoda, psikotropika,
zat adiktif (NAPZA), dan HIV.
www.bappenas.go.id
12 Apa tujuan dari GenRe dan siapa saja sasarannya?

Genre adalah program yang dikembangkan oleh BKKBN dengan kelompok


sasaran program, yaitu:

Remaja yang berusia 10-24 tahun tapi belum menikah

Mahasiswa/mahasiswi yang belum menikah

Keluarga

Masyarakat yang peduli terhadap kehidupan para remaja

Tujuan dikembangkannya program Genre oleh BKKBN adalah untuk


menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi para remaja dalam hal:

Jenjang pendidikan yang terencana

Berkarir dalam pekerjaan yang terencana

Menikah dengan penuh perencanaan sesuai dengan siklus kesehatan


reproduksi.
Untuk melaksanakan program Genre maka BKKBN melakukan kegiatan
berupa:

Promosi penundaan usia kawin, sehingga mengutamakan sekolah dan


berkarya. Dimana usia pernikahan pertama yang diinginkan dalam
program Genre ini minimal adalah 21 tahun, selain itu memberitahu
para remaja tentang anatomi sistem reproduksi manusia.

Menyediakan informasi tentang kesehatan reproduksi yang seluasluasnya, dengan cara meningkatkan jumlah PIK R/M melalui berbagai
jalur Academic/PT, organisasi keagamaan, dan organisasi
Kepemudaan, meningkatkan SDM pengelolah PIK R/M yang
berkuallitas, adanya komitmen dari stakeholder dan mitra kerja dalam
pengelolaan danpelaksanaan program GENRE .

Promosi kesehatan yang merencanakan kehidupan berkeluarga yang


sebaik-baiknya.

5 Strategi program Genre:

Penataan dan penyerasian kebijakan program GenRe dalam


rangkapenyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

Peningkatan komitmen dan peran serta stakeholder dan mitra kerja


dalam program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga
bagi remaja.

Penggerakan dan pemberdayaan stakeholder , mitra kerja, keluarga


dan remaja dalam program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan
berkeluarga bagi remaja

Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM pengelola, PS, KS dan


kaderprogram GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga
bagi remaja.

13 Apa peran BKKBN dalam masalah naik turunnya fertilitas?


TUJUAN UMUM
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan
kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
TUJUAN KHUSUS

Meningkatkan
kontrasepsi.

Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

jumlah

penduduk

untuk

menggunakan

alat

Meningkatnya kesehatan
penjarangan kelahiran

keluarga

berencana

dengan

cara

Visi lama : Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera


Visi baru, yaitu Keluarga Berkualitas 2015 suatu keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
www.bkkbn.go.id/infoprogram

FERTILITAS
a. Definisi
Fertilitas=kelahiran hidup.
Yaitu terlepasnya bayi dari seorang perempuan dengan ada tanda2
kehidupan ,misalnya berteriak,bernafas,jantung berdenyut dsb.
b. Fak.mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat
dibagi menjadi 2 yaitu faktor demografi dan faktor non demografi.
Faktor demografi di antaranya adalah : struktur umur, struktur
perkawinan, umur kawin pertama, paritas, disrupsi perkawinan
dan proporsi yang kawin.
Faktor non demografi antara lain : keadaan social-ekonomi
penduduk, factor psikologi, tingkat pendidikan, perbaikan status
perempuan, urbanisasi, industrialisasi.
Variabel-variabel diatas dapat berpengaruh secara langsung terhadap
fertilitas, ada juga berpengaruh tidak langsung.
Davis dan Blake dalam tulisannya yang berjudul the social
structure of fertility : An Analitical framework, menyatakan bahwa
faktor-faktor sosial mempengaruhi fertilitas melalui variable antara.
Factor
sosial

Variable
antara

fertilita
s

variabel antara. Ada 11 variabel antara yang mempengaruhi fertilitas


yaitu sebagai berikut:

1. Umur memulai hubungan kelamin


2. Selibet permanen, yaitu lama proporsi wanita yang tidak pernah
melakukan hubungan kelamin.
3. Lamanya masa reproduksi yang hilang karena:
Perceraian, perpisahan, atau ditinggal pergi oleh suami
Suami menunggal dunia
4. Abstinensi sukarela
5. Abstinensi karena terpaksa (oleh impotensi, sakit, pisah sementara)
6. Frekuensi hubungan seks
7. Kesuburan dan kemandulan biologis
8. Menggunakan atau tidak menggunakan metode kontrasepsi:
Menggunakan cara-cara mekanik dan bahan-bahan kimia
Menggunakan cara-cara lain
9. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
disengaja (sterilisasi, subinsisi, obat-obatan dan sebagainya)
10. Kematian janin karena faktor-faktor yang tidak disengaja
11. Kematian janin karena faktor-faktor yang disengaja
Dalam tulisan tersebut Davis dan Blake juga menyatakan bahwa
proses reproduksi seorang perempuan usia subur melalui 3 tahap yaitu
: hubungan kelamin, konsepsi, kehamilan dan kelahiran. Dalam
menganalisa pengaruh sosial budaya terhadap fertilitas, dapatlah
ditinjau faktor2 yang yg mempunyai kaitan langsung dengan ketiga
proses di atas.
Factor-factor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan
kelamin pada usia reproduksi:
A. Umur memulai hubungan kelamin
B. Selibat permanen yaitu proporsi perempuan yang tidak pernah
mengadakan hubungan kelamin
C. Lamanya masa reproduksi yang hilang karena :
1. Perceraian,Perpisahan/ tinggal pergi oleh suami
2. Suami meninggal dunia
D. Abstinensia sukarela
E. Abstinensia karena terpaksa ( impotensi, sakit, berpisah sementara
yang tidak bisa dihindari)
F. Frekuensi hubungan seks ( tidak termasuk abstinensi )
Factor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi :
G. Kesuburan dan kemandulan biologis yang disengaja
H. Menggunakan atau tidak menggunakan alat- alat kontrasepsi :
1. Cara kimiawi dan cara mekanis
2. Cara- cara lain seperti metoda ritma , dan senggama terputus

I. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh factor- factor


disengaja misalnya sterilisasi
Factor yang mempengaruhi selama kehamilan dan kelahiran :
J. Kematian janin karena factor factor yang tidak disengaja
K. Kematian janin karena factor factor yang disengaja
Fredman mengembangkan model yang diusulkan oleh Davis dan
Blanke seperti gambar di bawah ini:
Sumber:Demografi Umum,Edisi kedua,Prof Ida Bagoes
Mantra,Ph.D
c. Cara pengukurannya

Pengukuran fertilitas tahunan (vital rates): mengukur


jumlah kelahian pada tahun tertentu dihubungkan dengan
jumlah penduduk yang mempunyai risiko untuk melahirkan
pada tahun tersebut.

A. Tingkat fertilitas kasar


Banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000
penduduk pada pertengahan tahun
Rumus :
CBR = B x K
Pm
a. CBR
: Crude Birth Rate atau tingkat kelahiran kasar
b. B
: jumlah kelahiran pada tahun tertentu
c. Pm
: penduduk pertengahan tahun
d. K
: bilangan konstan yang biasanya 1000
B. Tingkat fertilitas umum
Membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk
perempuan usia subur (15- 49 tahun)
Rumus :
GFR =
B
xK
Pf(15-49)
a. GFR
: tingkat fertilitas umum
b. B
: jumlah kelahiran
c. Pf (15- 49) : jumlah penduduk perempuan umur 15 49 tahun
pada pertengahan tahun
C. Tingkat fertilitas menurut umur

Membandingkan Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i


dengan jumlah perempuan kelompok umur I pada pertengahan
tahun
ASFRi = Bi x K
Pfi
a. ASFR
b. Bi
c. Pfi
tahun
d. K

: tingkat kelahiran untuk kelompok umur


: jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
: jumlah perempuan kelompok i pada pertengahan
: angka konstan = 1000

D. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran


Untuk mengukur tingggi rendahnya fertilitas suatu Negara
BOSFR =
Boi
xK
Pf (15-49)

d.

e. BOSFR
: tingkat fertilitas menurut ukuran kelahiran
f. BOi
: jumlah kelahiran urutan ke satu
g. Pf (15-49)
: jumlah perempuan yang berumur 15
49 pertengahan tahun
K
: angka konstan = 1000

Pengukuran fertilitas kumulatif: mengukur jumlah ratarata anak yang telah dilahirkan oleh seorang perempuan
hingga mengakhiri batas usia subur

A. Tingkat fertilitas total


Jumlah kelahiran hidup laki- laki an perempuan tiap 1000 penduduk
yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan :
3. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksinya
4. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu
tertentu
Rumus:
7
TFR = 5 ASFRi
i=1
TFR

: Total Fertilitas Rates

ASFR

: Tingkat Fertilitas Menurut Umur ke I dari kelompok


berjenjang 5 tahun
: penjumlahan tingkat fertilitas menurut umur
B. Gross reproduction rates
Jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang
masa reproduksi dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang
meninggal sebelum mengakhri masa reproduksinya, seperti tingkat
fertilitas total

ASFRfi : Tingkat Fertilitas Menurut Umur ke I dari kelompok


berjenjang 5 tahun
C. Net reproduction rates
Jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari
1000 perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan
meninggalkan perempuan2 itu sebelum mengakhiri masa
reproduksinya

Sumber:Demografi Umum,Edisi kedua,Prof Ida Bagoes Mantra,Ph.D


e. Pembatasan pertumbuhan penduduk
Teori Thomas R.Maltus.
Preventive check
(lewat penekanan
Moral Restraint
(pengekangan
diri)

kelahiran)
Vice
(Usaha
pengurangan
kelahiran)
Segala
Penggugura
usaha
n
pengekang
kandungan
Homoseksua
an nafsu
l
seksual
Promiscuity
Penundaan
Adultery
perkawina
Penggunaan
n

Positive Checks
(lewat proses kematian)
Vice
Misery
(segala jenis
(Keadaan yang
pencabutan
menyebabkan
nyawa)
kematian)
Pembunuha
Epidemi
Bencana
n anak2
Pembunuha
alam
Peperanga
n orang2
n
ca2t

Kelaparan
Pembunuha
Kekuranga
n orang2
n pangan
tua

alat
kontrasepsi
Sumber:Demografi Umum,Edisi kedua,Prof Ida Bagoes
Mantra,Ph.D
o Masalah dalam pengukuran
a. Kelahiran selalu melibatkan pria dan wanita, tetapi dalam
pengukuran statistic yang dilibatkan hanya wanita saja
b. Penyebut angka kelahiran terutama yang menyangkut jumlah
penduduk yang menghadapi risisko kenyataanya sangat sulit
dihitung
c. Perbedaan antara kelahiran hidup dan kelahiran mati biasanya
sulit diklasifikasikan secara konsisten
d. Perkawinan merupakan peristiwa yang dapat terjadi lebih dari 1
kali

o Factor yang mempengaruhi tinggi rendahny fertilitas

Faktor demografi :
Struktur umur, struktur perkawinan, umur kawin pertama,
paritas, distrupsi perkawinan, dan proporsi yang kawin
Faktor non demografi :
Keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan
status perempuan, urbanisasi, dan industrialisasi
Demografi Umum. Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D. Ed.2.
Pustaka Pelajar.

o Hub.fertilitas dg faktor kehidupan


Ekonomi
semakin tinggi fertilitas maka kebutuhan ekonomi semakin
tinggi
Sosial
semakin tinggi fertilitas maka semakin tinggi tingkat
kriminalitas
Budaya
semakin tinggi tingkat fertilitas maka semakin kecil tingkat
kepunahan budaya

semakin kecil tingkat fertilisasi maka akan terjadi


perubahan budaya
Kesehatan reproduksi
semakin tinggi fertilitas di suatu Negara mengindikasikan
kesehatan reproduksi yang tinggi di Negara itu
Pekerjaan
semakin tinggi tingkat fertilitas, maka nantinya lapangan
pekerjaan akan semakin sempit
Produktivitas Pasangan Usia Subur(PUS)
semakin banyak jumlah PUS semakin meningkat angka
fertilitas
semakin tinggi tingkat fertilitas semakin baik produktifitas
Kependudukan
semakin tinggi angka fertilitas menyebabkan jumlah
penduduk yang tinggi dan menyebabkan kompleksnya
masalah kependudukan

Pengukuran fertilitas sangat kompleks dibanding pengukuran


mortalitas:
Seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat
melahirkan lebih dari seorang bayi
Seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti
mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai risiko kematian
lagi. Sebaliknya seorang perempuan yang telah melahirkan
seorang anak tidak berarti risiko melahirkan dari perempuan
tersebut menurun
Kelahiran melibatkan 2 orang (suami istri), sedangkan kematian
hanya melibatkan 1 orang saja
Tidak semua perempuan mengalami risiko melahirkan karena ada
kemungkinan beberapa tidak dapat pasangan, bercerai,
menjanda
www.univ-jember.com

Anda mungkin juga menyukai