Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FARMAKOLOGI II
SKRINING HIPOKRATIK
Oleh :
Ayu Sukarni Putri (1301011)
Kelompok 5
S1 IV-A
Dosen :
Dra. Sylfia Hasti M.Farm, Apt
Asisten Dosen :
Rahmatina Aulia
Sisri Novrita
PERCOBAAN III
SKRINING HIPOKRATIK
1. Tujuan Percobaan
a. Memahami dan terampil melakukan skrining farmakodinamik obat
menggunakan teknik skrining hipokratik.
b. Memahami dan mampu menganalisa hasil-hasil skrining farmakologi
obat.
2. Tinjauan Pustaka
Farmakodinamik adalah suatu studi tentang efek-efek biokimia dan
fisiologi dari suatu obat berikut mekanisme kerjanya. Tujuan analisis kerja
suatu obat adalah untuk mengidentifikasi kerja utama, menggambarkan
interaksi
sel
dengan
obat
secara
kimia
dan
terinci
dan
a. Potensi
Aksis dari suatu kurva dosis efek merupakan ekspresi potensi suatu
obat. Potensi secara in vivo dipengaruhi oleh absorpsi, distribusi,
biotransformasi, eksresi obat, kesanggupan obat untuk berinteraksi
dengan reseptor dan hubungan fungsional
efektor.
b. Efek maksimal
Efek maksimal suatu obat ditentukan oleh sifat atau sistem respetorefektor dan diekspresikan sebagai bagian datar dari kurva dosis efek.
c. Arah
Arah dari suatu kurva dosis-efek merupakan refleksi dari mekanisme
kerja obat dan bentuk kurvanya menggambarkan ikatan obat dengan.
Contoh :
Bila suatu obat harus berinteraksi dengan hampir semua reseptor,
sebelum suatu respon terdeteksi, arah dari kurva dosis-efek akan
meningkat secara berangsur-angsur. Walaupun fenomena ini kurang
begitu penting secara teoritis, namun secara terapi cukup memberikan
makna.
Penapisan hipokratik
Cara ini telah berkembang di Amerika Serikat sejak dekade 19501960an. Sebagaimana telah disinggung diatas, penapisan multidimensi ini
bertujuan meneliti semua aktivitas farmakologi dari suatu obat kasar.
Enam puluh enam spesies fungi tingkat tinggi telah ditapis dengan cara ini
pada
tikus
yang
tidak
dianestesi.
Tikus-tikus
diinjeksi
secara
Hipokratik
berasal
dari
nama
seorang
Bapak
Kedokteran,
Hyppocrates, yang secara klinis mendiagnosa penyakit berdasarkan gejalagejala yang diperlihatkan oleh penyakit tersebut. Dia dan juga dokterdokter zaman sekarang mencatat perilaku, keadaan fisik, tonus otot, dan
koordinasi pasien, lalu menghubungkannya dengan temuan lain seperti
tekanan darah, denyut jantung, hasil analisis urin dan darah. Semua data
diintegrasikan dan dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya untuk
mengambil suatu diagnosa yang dapat dipercaya dari penyakit pasien itu.
Diagnosa seperti ini disebut dengan diagnosa hipokratik.
Pemakaian prinsip diagnosa hipokratik terhadap penapisan obat disebut
skrning hipokratik. Prosedurnya mencakup observasi multidimensi dari
perubahan-perubahan fungsional yang terjadi pada hewan percobaan sehat
akibat pemakaian obat. Tujuannya adalah untuk mendapatkan suatu profil
yang komplit dari efek-efek obat. Teknik ini menggunakan kertas kerja
standar yang berisi respon perilaku pada interval waktu yang berbeda-beda
setelah injeksi obat.
Beberapa prinsip yang mendasari penapisan hipokratik :
a. Semua obat memperlihatkan profil aktivitas dosis-respon yang berarti
bahwa, semakin besar dosis semakin besar jumlah sisi kerja obat
sehingga responnya juga meningkat, baik intensitas maupun lama
efeknya. Implikasi dari pernyataan ini adalah, bahwa suatu
Ada atau tidaknya aktivitas farmakologi suatu obat yang diuji dapat
diperhatikan dari gejala-gejala yang terjadi pada hewan percobaan setelah
diberi suatu dosis obat seperti salivasi, urinasi, diare, fasikulasi, miosis,
midriasis, muntah, konvulsi, dan sebagainya. Keadaan ini dibandingkan
dengan hewan kontrol.
simpatolitik,
parasimpatomimetik,
parasimpatolitik,
efek
kolinergik
yang
menstimulasi
susunan
c. Simpatomimetika
atau
adrenergika
adalah
zat-zat
yang
dapat
d. Simpatolitik
Simpatolitika atau adrenolitika adalah zat-zat yang melawan sebagian
atau seluruh aktivitas susunan saraf simpatis. Efeknya melawan efek
yang ditimbulkan oleh simpatomimetika.
e. Analgetika
Analgetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi
atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
f. Vasodilator
Vasodilator didefinisikan sebagai zat-zat yang berkhasiat melebarkan
pembuluh darah secara langsung.
g. Vasokonstriktor
Efek yang ditimbulkan berlawanan dengan vasodilator.
h. CNS Activation
Zat-zat yang dapat merangsang SSP. Efek-efek yang ditimbulkan
adalah:
-
Konvulsi.
i. CNS Depressant
Zat-zat yang dapat menekan SSP. Efek yang ditimbulkan berlawanan
dengan CNS activation. Misal pada tikus, efek yang ditimbulkan antara
lain:
-
Paralisa kaki
j. Muscle Relaxant
Spuit
Jarum suntik
Stopwatch
Hotplate
Rotating road
Termometer
Platform
Pinset
Kertas saring
Timbangan analitik
Stoples
4. Cara Kerja
a. Timbang mencit dan hitung VAOnya.
b. Amati parameter seperti yang tertera pada data pengamatan dan beri
skor 0, atau 1 (0 untuk tidak , 1 jika ada) untuk respon kualitatif dan
1,2 atau 3 untuk respon kuantitatif.
c. Injeksi mencit secara I.P dengan obat X dan amati perubahan tingkah
laku dengan membandingan sikapnya dengan sebelum diberikan obat
X.
d. Amati semua parameter yang tertera pada menit ke 5,10,15,30,60, dan
120 setelah penyuntikan obat X.
e. Evaluasi hasil yang diperoleh dengan cara sebagai berikut:
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
Perhitungan
Berapa ml VAO yang dibutuhkan jika diketahui berat mencit = 24.62
gram, dosis untukobat X 30 mg/kgBB, dan konsentrasi = 3 mg/mL?
Jawab :
VAO mL =
VAO (mL) =
BB dosis
0.02462 kg 30 mg/kgBB
3 /
Skor
total
Jumlah
Skor
Maksimal
Jumlah
1x0
1x5x0
1x1
1x5x1
Respirasi menurun
2x0
2x5x2
20
1x0
1x5x1
1x0
1x5x0
1x0
1x5x0
1x0
1x5x0
Parameter
Paralisa Kaki
1x0
1x5x0
1x5
1x5x1
1x5
1x5x1
Katalepsi
1x5
1x5x1
1.5 x 5
7.5
1.5 x 5 x
1.5
11.25
1x0
1x5x1
1x2
1x5x1
2x0
2x5x2
20
25.5
86.25
25.5
100% = 29.56 %
86.25
b. Simpatolitik
Parameter
Kelopak mata turun
Aktivitas motorik menurun
Konvulsi
Temperatur rektum menurun
Pupil mengecil
Skor
total
1x0
1x1
1x5
1x5
Jumlah
0
0
5
5
1.5 x 0
Jumlah
0
10
Skor
Jumlah
Maksimal
1x5x1
5
1x5x1
5
1x5x1
5
1x5x1
5
1.5 x 5 x
11.25
1.5
31.25
10
100% = 32 %
31.25
c. Relaksasi Otot
Parameter
Kelopak mata turun
Aktivitas motorik menurun
Respirasi menurun
Rasa ingin tahu menurun
Refleks telinga hilang
Paralisa Kaki
Jatuh dari rotaroad
Tonus tubuh menurun
Reaksi jepit ekor menurun
Menggeliat
Skor
total
Jumlah
1x0
1x5x1
1x1
1x5x1
2x0
2x5x2
20
1x0
1x5x1
1x0
1x5x1
1x0
1x5x1
1x5
1x5x1
1.5 x 5
7.5
1.5 x 5 x
1.5
11.25
1x2
1x5x1
0.5 x 0
0.5 x 5 x
0.5
1.25
Jumlah
Skor
Jumlah
Maksimal
15.5
67.5
15.5
100% = 22,96 %
67.5
d. Simpatomimetik
Skor
total
Jumlah
Bulu berdiri
0.5 x 0
1.5 x 0
Lakrimasi menurun
Konvulsi
2x0
1x5
0
5
Parameter
Skor
Maksimal
0.5 x 5 x
0.5
1.5 x 5 x
1.5
2x5x2
1x5x1
Jumlah
1.25
11.25
20
5
2x0
0.5 x 2
Jumlah
2x5x2
24
0.5 x 5 x
1.25
0.5
62.75
6
100% = 9.56 %
62.75
e. Parasimpatomimetik
Parameter
Bulu berdiri
Fasikulasi
Salivasi
Lakrimasi meningkat
Air Mata berdarah
Konvulsi
Urinasi
Diare
Temperatur rektum menurun
Pupil mengecil
Jumlah
Skor
total
0.5 x 0
1x4
2x1
0.5 x 0
1.5 x 0
1x5
2x2
1x3
1x5
1.5 x 0
Skor
Maksimum
0.5 x 5 x 0.5
1x5x1
2x5x2
0.5 x 5 x 0.5
1.5 x 5 x 1.5
1x5x1
2x5x2
1x5x1
1x5x1
1.5 x 5 x 1.5
85
Jumlah
0
4
2
0
0
5
4
3
5
0
23
Jumlah
1.25
5
20
1.25
11.25
5
20
5
5
11.25
23
100% = 27.06 %
85
f. Analgetik
Skor
total
Jumlah
Ekor naik
0.5 x 3
1.5
Gerak berputar
Reaksi plat panas menurun
Reaksi jepit ekor menurun
Pupil melebar
1x5
1x0
1x2
0.5 x 2
5
0
2
1
Parameter
Skor
Maksimal
0.5 x 5 x
0.5
1x5x1
1x5x1
1x5x1
0.5 x 5 x
Jumlah
1.25
5
5
5
1.25
0.5
Jumlah
9.5
17.5
9.5
100% = 54.29 %
17.5
g. Vasodilatasi
Skor
total
1x1
1x0
Parameter
Ekor memerah
Telinga memerah
Jumlah
1
0
1
Skor
Jumlah
Maksimal
1x5x1
5
1x5x1
5
10
1
100% = 10 %
10
h. Vasokontriksi
Parameter
Ekor / telinga pucat
Skor
total
2x1
Jumlah
2
2
Skor
Jumlah
Maksimal
2x6x2
24
24
2
100% = 8.33 %
24
Skor
total
1x4
1x3
1x1
2x4
1x5
1x0
1x5
Jumlah
4
3
1
12
5
0
5
Skor
Maksimal
1x5x1
1x5x1
1x5x1
2x5x2
1x5x1
1x5x1
1x5x1
Jumlah
5
5
5
20
5
5
5
1x4
1x4
2x5
2x0
4
4
10
0
1x5x1
1x5x1
2x5x2
2x5x2
100
48
48
100% = 48 %
100
j. Parasimpatolitik
Skor
total
Jumlah
0.5 x 2
Parameter
Pupil mata melebar
Jumlah
Skor
Jumlah
Maksimal
0.5 x 5 x
1.25
0.5
1.25
1
100% = 80 %
1.25
k. Parameter lain
Parameter
Berat badan menurun
Jumlah
Skor
total
Jumlah
1.5 x 5
7.5
7.5
Skor
Jumlah
Maksimal
1.5 x 5 x
11.25
1.5
11.25
7.5
100% = 66.67 %
11.25
b. Pembahasan
Praktikum kali ini melakukan pengujian untuk menapis aktivitas
suatu obat-obatan yang berkhasiat yang belum diketahui sebelumnya
baik berasal dari alam, sintetis, atau semi sintetis menggunakan teknik
5
5
20
20
= 29.56 %
b. Simpatolitik
= 32 %
c. Relaksasi otot
= 22.96 %
d. Simpatomimetik
= 9.56 %
e. Parasimpamimetik
= 27.06 %
f. Analgetik
= 54.29 %
g. Vasodilatasi
= 10 %
h. Vasokontriksi
= 8.33 %
i.
Stimulasi SSP
= 48 %
j.
Parasimpatolitik
= 80 %
dengan54.29
%,
dan
48
%.
Ketiga
aktivitas
ini
berjalancukupsinergis
dimana
ketikaefek
kolinergik
yang
benar
sampel
uji
benar-benar
berkhasiat
sebagai
parasimpatolitik.Sesuai prinsipnya ketika menggunakan profil dosisrespon obat-obat telah diketahui kerja farmakologinya maka perlu
didukung oleh pengetahuan tentang fisiologi dan farmakologi,
sehingga seseorang dapat memperkirakan kegunaan senyawa yang
diuji dengan suatu derjat ketelitian yang cukup tinggi, demikian juga
dengan toksisitas dan efek sampingnya.
pada hewan
6. Kesimpulan
tidak tepat dari efek terapi mencit yang lebih subjektif, karena agak
sulit untuk dapat menentukan apakah terjadi perubahan signifikan
pada mencit atau waktu pengamatan juga mempengaruhi hasil
pengamatan tersebut.
7. Jawaban Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa beda skrining buta dengan skrining spesifik?
Jawab
Skrining buta adalah program skrining terhadap senyawa baru yang
tidak diketahui aktivitas farmakologinya. Sedangkan skrining spesifik
adalah program skrining yang dilakukan pada senyawa yang telah
dapat diperkirakan khasiatnya.
Kelemahan
Ketika
profil
dosis-respon obat-obat
telah
diketahui
kerja
temperatur
yang
rendah
atau
aktivitas
simpatomimetik.
-
Skin colour atau warna kulit khususnya daun telinga, bila berubah
dari merah muda menjadi merah maka menunjukkan adanya
vasodilatasi
akibat
pengaruh
simpatolitik.
Warna
putih
8. Daftar Pustaka
Katzung, Bertram G, (2004), Basic & clinical pharmacology, 9th Edition,
Lange Medical Books/Mcgraw-Hill: New York, Hal : 6, 152 (e-book
version of the text).
Mardjono, Mahar. 1995.Farmakologi dan Terapi Edisi 4, Jakarta : Gaya
Baru.
Mutschler, Ernest, 1991. Dinamika Obat edisi V. Bandung : ITB.
Tjay ,hoan dan kirana rahardja, 2008. Obat-obat penting edisi VI. Jakarta :
PT Gramedia.
Universitas Indonesia. 2008. Farmakologi dan Terapi. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.