Disusun Oleh :
TRI ANGGI PURNASARI
NIM 145070309111038
A. Pendahuluan
Perkembangan ilmu gizi telah berkembang pesat di dunia.
Sehingga banyak metode untuk mengetahui status gizi dan zat gizi yang
dibutuhkan individu maupun populasi. Hal yang sering dilakukan adalah
Nutritional Assessment, yaitu dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengiterpretasikan informasi untuk menentukan status gizi
kesehatan individu maupun kelompok yang dipengaruhi oleh intake makanan,
kecukupan gizi, dan energi yang digunakan.
Dalam melakukan penilaian terhadap intake makanan dilakukan
dengan metode dietary assessment. Metode ini merupakan metode langsung
terhadap subyek dan cara yang sensitif untuk mengatasi permasalahan gizi
awal. Salah satu metode dietary assessment yang akan dibahas penulis adalah
Vitamin A Semi Quantitative (VASQ). Karena vitamin A merupakan salah satu
zat gizi mikro yang dibutuhkan untuk tubuh dalam proses pertumbuhan,
reproduksi dan deferensiasi sel (Viveka Persson, et al, 2002). Dari beberapa
penelitian menyatakan bahwa vitamin A masih rendah di konsumsi oleh
masyarakat.
Penilaian asupan makanan dengan metode tersebut bertujuan untuk
mengukur apakah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang cukup atau
belum sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan. Dalam studi yang dilakukan
Nutritionand Health Surveillance System (NHSS), dan Departemen Kesehatan
(2001) pada makalah Rani (2012) menunjukkan sekitar 50% anak Indonesia
usia 12-23 bulan tidak mengkonsumsi vitamin A dengan cukup dari makanan
sehari-hari. MenurutWHO (2001) dalam makalah Rani (2012) melaporkan
bahwa setiap 1 menit, 12 orang anak di dunia menjadi buta, dan 4 di antaranya
bermukim di Asia Tenggara (Arisman, 2005). Untuk perbaikan intake vitamin
A harus dilakukan sedini mungkin karena dapat mempengaruhi masa yang
akan datang.
Oleh karena itu maka dibutuhkan sebuah metode khusus untuk
mengetahui
banyaknya
asupan
vitamin
vitamin A pada
A dan
masyarakat
membantu dalam
yaitu
dengan
telah
dikonsumsi
oleh
responden
dengan
detail
mulai
dari
tertentu,
memantau
perubahan
asupan
melalui
waktu,
njutnya, metode ini juga digunakan dalam sebuah survey vitamin A nasional di
Vietnam
dan
Jawa Tengah-Indonesia.
Jumlah Vitamin A
Makanan Nabati
Makanan Nabati
Makanan Nabati
Makanan Hewani
Makanan Hewani
<50 RE / 100 g
50-250 RE / 100 g
> 250 RE / 100 g
<250 RE / 100 g
> 250 RE / 100 g
Berat (gram)
Small
Medium
Large
< 25
25-75
>75
Kandungan
Vitamin A
(RE/100g)
V1/F1/A1
> 250
V2/F2/A2
50 - 250
V3/F3/A3
< 50
Ft
Makanan Diperkaya
Kode
Makanan
1 - 7000
Kategori buah juga termasuk labu, ubi jalar merah dan kuning,
karena bioavailabilitas karotenoidnya lebih sebanding dengan buahbuahan daripada sayuran. Namun wortel diklasifikasikan dalam
kategori
sayuran,
karena
bioavailabilitas
karotenoidnya
lebih
< 20 RE
10
20 75 RE
47,5
76 150 RE
112,5
151- 350 RE
250
351 750 RE
550
> 750 RE
950
negara-negara
berkembang,
seringkali
didasarkan
ini
dan
diterbitkan
makanan. IVACG
bookmark
telah
dengan
mengikuti
berikut
ini
Animal = 1
Fortified food = 1
Fruits = 0,5
Vegetables = 0,23
tingkat individu. Oleh karena itu, hubungan antara vitamin A asupan dan
status vitamin A mungkin harus dianalisis secara terpisah untuk sebagian
ASI anak-anak dan untuk anak-anak yang tidak disusui lagi
5. Memilih komposisi makanan sesuai data yang digunakan
Pembuatan daftar bahan makanan oleh petugas, dipisahkan dengan:
1) Mengidentifikasi porsi ukuran
2) Memperkiraan berat badan
3) Menghitung kandungan vitamin A
4) Memilih kandungan vitamin A yang paling baik (RE/100 gr)
6. Menyimpulkan data dan menghitung asupan
1) Data kuisioner 24 hours recall
2) Menetapkan kode
3) Meringkas kode dalam tabel
4) Entri data
10
Lihat tabel kelompok makanan pada Modul VASQ HKI 2006 hal-32
11
12
13
14
15
Perbedaan kandungan zat gizi dari makanan yang tidak sama, karena
tingkat kematangan tidak sama.
16
17
Daftar Pustaka
Halati,
Siti
dkk.
2006.
24
VASQ
Method
For
Estimating
Vitamin A
intake.http://www.hki.org/research/ 24_VASQ_Method_VitA_Intake_2006.pd
f. Diakses pada 30 November 2014.
18