Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

I.

Judul Percobaan

IDENTIFIKASI JENIS BAHAN


II.
III.
IV.

PEWARNA
Hari/Tanggal Percobaan
: Kamis/05 Desember 2013
Selesai Percobaan
: Kamis/05 Desember 2013
Tujuan Percobaan
1. Membandingkan jenis bahan pewarna yang digunakan pada
dua jenis tahu kuning.
2. Mengidentifikasi jenis bahan pewarna yang dipakai pada nasi
kuning.
3. Mengidentifikasi jenis bahan pewarna yang dipakai pada koci-

V.

koci dan dadar gulung.


Tinjauan Pustaka
Zat Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat
memperbaiki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama
proses pengolahan atau untuk memberi warna pada makanan agar
kelihatan lebih menarik (Winarno:1995).
Berdasarkan sumbernya, zat pewarna dibagi menjadi dua golongan
yaitu pewarna alami dan pewarna buatan.
1) Pewarna Alami
Pada pewarna alami zat warna yang diperoleh berasal dari
hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti: caramel, coklat, daun
suji, daun pandan dan kunyit. Jenis-jenis pewarna alami
tersebut antara lain:
a. Klorofil, yaitu zat warna alami hijau yang terdapat pada
daun.
b. Mioglobulin dan Hemoglobin; zat warna merah pada
daging.
c. Karotenoid; kelompok pigmen yang berwarna orange,
merah orange dan larut dalam lipid.
d. Anthosiamin dan Anthoxanthim; warna pigmen merah,
biru violet terdapat pada buah dan sayur-sayuran.
Banyak warna cemerlang yang dipunyai oleh tanaman dan hewan
dapat digunakan sebagi pewarna untuk makanan. Beberapa pewarna
alami ikut menyumbangkan nilai nutrisi (karotenoid, riboflavin, dan

kobalamin), merupakan bumbu (kunir dan paprika), atau pemberi rasa


(karamel) ke bahan olahannya (Cahyadi, 2009).
Pewarna makanan tradisional menggunakan bahan alami, misalnya
kunyit untuk warna kuning, daun suji untuk warna hijau. Pewarna
alami ini aman untuk dikonsumsi namun mempunyai kelemahan,
yakni ketersediaan bahannya yang terbatas dan warnanya tidak
homogen sehingga tidak cocok digunakan industri makanan dan
minuman. Penggunaan bahan alami untuk produk misal akan membuat
biaya produksi menjadi lebih mahal dan lebih sulit karena sifat
pewarna alami tidak homogen sehingga sulit menghasilkan warna yang
stabil (Syah, 2005).
Umumnya pewarna alami aman untuk digunakan dalam jumlah
yang besar sekalipun, berbeda dengan pewarna sintetis yang demi
keamanan penggunaannya harus dibatasi (Yuliarti, 2007). Berikut
merupakan contoh dari pewarna alami:
a. Kunyit

Kunyit (curcuma domestica val), tergolong dalam keluarga


Zingiberaceae. Kunyit memiliki bau harum namun agak pahit
dan agak pedas rasanya. Serbuk akar kunyit menberikan zat
warna yang berwarna kuning jika dilarutkan di dalam air.
Serbuk akar kunyit juga telah lama digunakan secara
tradisional terutama oleh kaum India sebagai zat warna di kulit.
Selain itu, akar kunyit telah digunakan berabad-abad sebagai
pewarna dan sebagai komponen pewarna makanan seperti
bubuk kari dan lain-lain.

Baru-baru ini kunyit juga digunakan sebagai indikator pH,


sehingga kunyit menjadi substansi yang dapat digunakan secara
komersial. Akar kunyit berisi kira-kira 5% bahan pewarna
diaryl heptanoid, lebih dikenal sebagai curcuminoids. Yang
utama dari curcuminoid adalah curcumin (diferuloylmethane).
Selain itu, Evans (1998) menyatakan bahwa karakterisasi dari
konstituen dari fraksi polisakarida curcuma menunjukkan
glycans asam yang baru seperti ukanons A, B, C, dan D. Akar
kunyit mengandung beberapa senyawa pewarna, terutama
curcumin (diferuloylmethane) (Evans, 1998).
Prinsip pewarnaan aktif curcumin tidak jelas karena
evaluasi kromatografi kolom curcumin menunjukkan adanya
beberapa pecahan berwarna dan karakterisasi fraksi aktif tidak
ditentukan. Kemampuan suatu pewarna untuk merona struktur
jaringan spesifik ditentukan oleh faktor-faktor tertentu, salah
satunya adalah keasaman zat warna. Struktur asam akan
terwarnai oleh pewarna basa, sementara struktur basa akan
terwarnai oleh pewarna asam (Baker & Silverton, 1976;
Carleton, 1976).
Didasarkan pada metoda produksi, ada dua jenis zat warna
yaitu zat warna alami dan zat warna sintetis (Carleton, 1976).
Hematoxylin yang diperoleh dari pohon logwood yaitu
Haematoxylum Campachianum adalah contoh zat warna alami
(Baker & Silverton, 1976). Hematoksilin adalah zat warna
mitra untuk eosin pada teknik pewarnaan Hematoksilin &
Eosin. Ia akan membuat nukleus berwarna biru-violet atau
coklat. Sedangkan eosin adalah pewarna sintetis yang
mewarnai sel darah merah, sitoplasma, membran sel dan
struktur di luar sel dengan memberikan warna merah muda atau
warna merah. Teknik pewarnaan Hematoksilin & Eosin ini
adalah teknik pewarnaan utama yang digunakan dalam studi
jaringan dan sel, dan secara rutin digunakan untuk mengamati
bentuk dan struktur sel.

b. Daun Suji

Suji (Dracaena angustifolia (Medik.) Roxb. syn. Pleomele


angustifolia (Medik.) N.E. Br.) merupakan tumbuhan perdu tahunan
yang daunnya dimanfaatkan orang sebagai pewarna hijau alami untuk
makanan. Daun suji memberi warna hijau yang lebih pekat daripada
daun pandan wangi, yang juga merupakan sumber warna hijau, tetapi
tidak memiliki aroma.
Selain dimanfaatkan sebagai pewarna, tumbuhannya biasa ditanam
di pekarangan karena bentuknya yang indah dan bunganya yang
menyebarkan aroma wangi, terutama pada sore hari. Bunga majemuk
tersusun dalam karangan dengan mahkota bunga berwarna putih
kekuningan, kadang-kadang dengan semburat ungu. Kultivar hias telah
dikembangkan dengan daun variegata (loreng hijau kuning).
Pengobatan tradisional Asia Timur mengenal rimpang dan akar suji
sebagai sumber tonikum dan diduga berkhasiat mengobati leukemia.
Air daun pandan suji merupaka pewarna hijau alami yang
aromanya wangi. Air ini biasa dipakai untuk kue-kue tradisional.
Meskipun tidak terlalu mencolok namun rasa dan aroma alaminya tak
bisa digantikan. Dibuat dari daun suji untuk memberi warna hijau dan
daun pandan untuk memberi aroma wangi. Untuk membuatnya,
siapkan 20 helai daun suji yang tua (berwarna hijau tua) dan 3 helai
daun pandan. Cuci bersih lalu iris halus. Masukkan ke dalam mangkuk
blender, tambahkan 100- 150 ml air masak lalu proses hingga halus

dan saring. Air pandan suji siap dipakai. Sebaiknya langsung


digunakan karena jika didiamkan terlalu lama akan kecokelatan
warnanya.
2) Pewarna Buatan
Pewarna buatan memiliki kelebihan yaitu warnanya
homogen dan penggunaannya sangat efisien karena hanya
memerlukan jumlah yang sangat sedikit. Akan tetapi
kelemahannya adalah jika pada saat proses terkontaminasi
logam berat, pewarna jenis ini akan berbahaya.
Pewarna makanan yang sering dapat dikelompokkan
menjadi 3 yaitu: Co al-tar dye, pewarna alami dan pigmen.
Pewarna makanan yang diizinkan hanya 11 dari sekitar 2000
jenis pewarna makanan. Coal-tar dye mempunyai sifat kimia
diantaranya larut dalam air, tidak membutuhkan penambahan
mordant untuk mewarnai wool atau sutera.

VI.

Alat dan Bahan


a. Alat-alat

Gelas kimia
Spatula
Pisau
Pipet tetes
Plat tetes
Tabung reaksi
Mortal dan alu
Spatula

b. Bahan
Nasi kuning

1 buah
1 buah
1 buah
4 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah

Tahu kuning jenis A


Tahu kuning janis B
Dadar gulung
Koci-koci
Daun suji
Etanol
HCl
NaOH
Ca(OH)2

VII.

Cara Kerja
Alur percobaan

30 gram
kunyit
Pembuatan indikator pewarna
alami
kunyit sebagai larutan pembanding

Dikupas dan ditumbuk sampai halus


Dimasukkan ke dalam gelas kimia
Ditambahkan 5 ml etanol
Diaduk hingga homogen
Larutan homogen
Disaring dengan kertas saring

Filtrat

Residu

Disimpan

Plat A

Plat B

Ditetesi 2-3 tetes ekstrak kunyit


Plat A
Ditambahkan 1-3 tetes HCl 1M
Dibandingkan
Perbandingan warna

Ditetesi 2-3 tetes ekstrak kunyit


Ditambahkan 1-3 tetes HCl 1M

Uji bahan pewarna kunyit pada bahan makanan tahu kuning

Tahu kuning A dan B

Ekstrak kunyit

Diambil sampelnya
Dimasukkan kedalam tabung reaksi A
dan B

Ditetesi 10
tetes
Ca(OH)2

Ditambahkan 3 ml larutan Ca(OH)2


pada masing-masing tabung reaksi
Perubahan warna

Perubahan warna

Dibandingkan

Perbandingan warna
Uji pewarna makanan kunyit pada bahan makanan nasi kuning

Nasi kuning

Ekstrak kunyit

Diambil sampelnya
Dimasukkan pada plat
tetes A dan B

Ditetesi 2-3 tetes ekstrak


kunyit yang telah
ditambahkan 1-3 tetes
NaOH

Ditambahkan 5 tetes
NaOH
Dibandingkan
Perbandingan warna

Pembuatan indikator alami daun suji sebagai pembanding

30 gram daun suji


Ditumbuk sampai halus
Dimasukkan ke dalam gelas kimia
Ditambahkan 10 ml larutan etanol
Diaduk hingga homogen
Larutan homogen
Disaring dengan kertas saring

Filtrat

Residu

Disimpan

Plat A

Plat B

Ditetesi 2-3 tetes ekstrak daun suji

Ditetesi 2-3 tetes ekstrak daun suji

Ditambahkan 1-3 tetes HCl 1M

Ditambahkan 1-3 tetes HCl 1M

Perubahan warna

Perubahan warna
Diamati
Perbandingan warna

Uji pewarna daun suji pada bahan makanan koci-koci

Koci-Koci

Ekstrak daun suji

Diambil sampelnya

Ditetesi 23tetes
larutan HCl
1M

Dimasukkan kedalam tabung reaksi A


dan B
Ditambahkan 3 ml larutan HCl
Perubahan warna

Perubahan warna

Diamati
Perbandingan warna

Uji pewarna daun suji pada bahan makanan dadar gulung

Dadar gulung

Ekstrak daun suji

Diambil sampelnya
Dimasukkan kedalam tabung reaksi A
dan B

Ditetesi 2-3
tetes larutan
HCl 1M

Ditambahkan 3 ml larutan HCl 1M


Perubahan warna

Perubahan warna

Dibandingkan
Perbandingan warna

VIII. Hasil Pengamatan


No

Prosedur Percobaan

1.

Hasil Pengamatan

30 gram kunyit

Dikupas dan ditumbuk sampai


halus
Dimasukkan ke dalam gelas kimia
Ditambahkan 5 ml etanol
Diaduk hingga homogen
Larutan homogen
Disaring dengan kertas saring

Filtrat

Residu

disimpan

Plat A

Plat B

Tahu kuning A dan B

Ekstrak kunyit

Ditetesi 2-3 tetes ekstrak kunyit

Ditetesi 2-3 tetes ekstrak kunyit

Diambil
sampelnya
Ditambahkan 1-3
tetes HCl
1M

Ditetesi 10 1-3 tetes HCl 1M


Ditambahkan

Dimasukkan kedalam tabung reaksi


A dan Bdibandingkan

Sebelum
Warna kunyit kuning
keorenan
NaOH tidak berwarna dan
berbentuk cair
HCl tidak berwarna dan
berbentuk cair
Etanol tidak berwarna dan
berbentuk cair

Dugaan/Reaksi

Kesimpulan

Ekstrak kunyit+HCl
tidak mengalami
perubahan warna
(tetap orange
kekuningan)
Ekstrak kunyit+NaOH
(basa) berubah
menjadi merah gelap

Kunyit adalah indikator


pewarna alami yang dapat
bersifat basa

Tahu A+ Ca(OH)2

Tahu A menggunakan

Sesudah
Kunyit yang telah
dihaluskan dan ditambahkan
etanol berwarna orange
kekuningan
Hasil filtrate kunyit+HCl
berwarna orange
kekuningan
Hasil filtrate kunyit+NaOH
berwarna merah gelap

tetes
Ca(OH)2

Ditambahkan
3 ml larutan Ca(OH)2
Perbandingan
warna

2.

pada masing-masing tabung


reaksi
Perubahan warna

dibandingkan
Perbandingan warna

Perubahan warna

Sebelum

30 gram daun suji


Ditumbuk sampai halus
Dimasukkan ke dalam gelas kimia

3.
Nasi kuning

Ditambahkan 10 ml larutan
etanolkunyit
Ekstrak

Diaduk hingga homogen


Diambil sampelnya
Ditetesi 2-3 tetes ekstrak
Larutan homogen
kunyit yang telah
Dimasukkan pada plat
ditambahkan 1-3 tetes
tetes A dan B
Disaring
dengan kertas saring
NaOH
Ditambahkan 5 tetes
NaOH
Filtrat

Sesudah
Tahu A tetap berwarna
kuning
Tahu B berwarna merah
agak cerah
Ekstrak kunyit+ Ca(OH)2
berwarna merah agak gelap
Sebelum
Nasi kuning berwarna
kuning
Ekstrak kunyit berwarna
orange kekuningan
NaOH bening tidak
berwarna dan berbentuk cair

tetap berwarna kuning


Tahu B+ Ca(OH)2
tetap berwarna merah
agak cerah

pewarna sintetis
Tahu B menggunakan
pewarna alami

Nasi kuning+NaOH
berwarna merah
keorenan
Ekstrak kunyit+NaOH
berwarna merah gelap

Nasi kuning menggunakan


pewarna alami

Residu

dibandingkan

Disimpan

Perbandingan warna
Plat A

4.

Tahu A berwarna kuning


muda
Tahu B berwarna kuning tua
Ca(OH)2 tidak berwarna dan
berbentuk cair
Ekstrak kunyit berwarna
orange

Plat B

Ditetesi 2-3 tetes ekstrak daun suji

Ditetesi 2-3 tetes ekstrak daun suji

Ditambahkan 1-3 tetes HCl 1M

Ditambahkan 1-3 tetes HCl 1M

Perubahan warna

Perubahan warna

Diamati
Perbandingan warna

Sesudah
Nasi kuning+NaOH
berwarna merah keorenan
Ekstrak kunyit+NaOH
berwarna merah gelap
Sebelum
Ekstraksi daun suji
berwarna hijau

Ekstraksi daun
suji+HCl berwarna
hijau kekuningan

Daun suji dapat digunakan


sebagai indikator pewarna

Etanol tidak berwarna dan


berbentuk cair
Daun suji berwarna hijau
gelap

Ekstraksi daun
suji+NaOH berwarna
hijau

alami yaitu warna hijau

Koci-koci+HCl tidak
terjadi perubahan
warna

Koci-koci menggunakan
peawrna sintetis

Sesudah
Ekstraksi daun suji+HCl
berwarna hijau kekuningan
Ekstraksi daun suji+NaOH
berwarna hijau

5.
Koci-Koci

Ekstrak daun suji

Diambil sampelnya
Dimasukkan kedalam tabung reaksi A
dan B

Ditetesi 23tetes
larutan HCl
1M

Ditambahkan 3 ml larutan HCl

Perubahan warna

Perubahan warna

Diamati
Perbandingan warna

Sebelum
Koci-koci berwarna
hijau gelap
Ekstrak daun suji
berwarna hijau
Sesudah
Koci-koci +HCl tetap
berwarna hijau
Ekstrak daun suji+HCl
berwarna hijau kekuningan

6.
Dadar gulung

Ekstrak daun suji

Diambil sampelnya
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
A dan B

Ditetesi 2-3
tetes
larutan HCl
1M

Ditambahkan 3 ml larutan HCl 1M

Perubahan warna

Perubahan warna

dibandingkan
Perbandingan warna

Sebelum
Dadar gulung
berwarna hijau muda
Ekstrak daun suji
berwarna hijau
Sesudah
Dadar gulung+HCl
tetap berwarna hijau
Ekstrak daun suji
berwarna hijau

Dadar gulung+HCl
tidak terjadi perubahan
warna

Dadar gulung
menggunakan pewarna
sintetis

IX.

Analisis Data
Pada ini telah dilakukan identifikasi pengunaan pewarna pada
bahan makanan. Sebagai sampel, kami menggunakan 4 jenis makanan
yaitu nasi kuning, tahu kuning, koci-koci, dan dadar gulung dengan
menggunakan ekstrak kunyit dan ekstrak daun suji sebagai larutan
pembandingnya. Berikut percobaan yang telah kami lakukan:
a. Pembuatan indikator alami kunyit sebagai larutan pembanding
Pada percobaan ini, langkah awalnya kita harus mengupas
kunyit dan menghaluskannya dengan menggunakan mortar dan
alu hingga lembut. Kemudian memasukkan ke dalam gelas
kimia dan menambahkan 5 ml larutan etanol. Mengaduknya
hingga tercampur dan terbentuk larutan homogen. Untuk
mendapatkan ekstrak kunyit, kita harus menyaring larutan
tersebut dengan menggunakan corong yang dilapisi kertas
saring, agar didapatkan ekstrak kunyit yang murni tanpa
tercampur dengan partikel-partikel kunyit. Hasil filtratnya
kemdian diteteskan pada plat A dan B masing-masing sebanyak
3 tetes. Sedangkan hasil residunya dibuang pada tempat
sampah. Pada plat A larutan HCl diteteskan sebanyak 2 tetes
telah terjadi perubahan warna, sedangkan pada plat B
diteteskan NaOH hanya sebanyak 1 tetes sudah terjadi
perubahan warna. Langkah terakhir ini adalah membandingkan
perubahan warna tersebut dan menyimpannya sebagai larutan
pembanding pada pengujian makanan yang menggunakan
ekstrak kunyit.
Pada percobaan ini menghasilkan bahwa ekstrak kunyit
yang ditetesi HCl (keadaan asam) akan mengalami perubahan
warna menjadi orange kekuningan sedangkan ekstrak kunyit
yang ditetesi NaOH (keadaan basa) akan mengalami perubahan
warna menjadi merah gelap. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kunyit dapat digunakan sebagai indikator alami yang bersifat
asam/basa.
b. Uji bahan pewarna kunyit pada bahan makanan tahu kuning

Percobaan kedua ini, mengidentifikasi kandungan pewarna


makanan pada tahu kuning. Langkah pertama yang mengambil
sampel tahu kuning jenis A dan B, kemudian memasukkannya
pada tabung reaksi A dan B. Menambahkan 3 ml larutan
Ca(OH)2 pada masing-masing tabung reaksi. Menggoyanggoyangkan hingga terjadi perubahan warna pada masingmasing tabung reaksi. Ekstrak kunyit pada percobaan pertama
tadi,

ditetesi

dengan

10

tetes

Ca(OH)2.

Kemudian

membandingkan perubahan warna pada tahu kuning dengan


ekstrak kunyit.
Diperoleh hasil bahwa tahu kuning jenis A tidak mengalami
perubahan warna. Dia masih tetap berwarna kuning, sedangkan
tahu kuning jenis B mengalami perubahan warna menjadi
merah agak cerah. Perubahan warna itu hampir sama dengan
perubahan warna ekstrak kunyit yang menjadi warna merah
agak gelap. Sehingga diperoleh bahwa tahu kuning jenis
menggunakan pewarna alami yaitu pewarna alami dari kunyit.
c. Uji pewarna kunyit pada bahan makanan nasi kuning
Pada percobaan identifikasi pewarna makanan pada nasi
kuning diambil sampel dari nasi kuningnya kemudian
diletakkan pada plat tetes dan ditambahkan 5 tetes NaOH
hingga terjadi perubahan warna. Setelah itu dibandingkan hasil
tersebut dengan ekstrak kunyit yang telah ditetesi 1 tetes NaOH
1M. Setelah terjadi perubahan warna pada ekstrak kunyit
dibandingkan warnanya dengan nasi kuning yang telah ditetesi
dengan 5 tetes NaOH.
Dari percobaan tersebut diperoleh hasil bahwa nasi kuning
yang ditetesi dengan 5 tetes NaOH berubah warna menjadi
merah keorenan. Sedangkan ekstrak kunyit yang ditambahkan
1 tetes NaOH berubah warna menjadi merah gelap. Ekstrak
kunyit tersebut digunakan sebagai larutan pembanding yang
menunjukkan bahwa nasi kuning yang telah kami uji
menggunakan pewarna makanan alami.
d. Pembuatan indikator alami dan daun suji sebagai pembanding

Pada percobaan pembuatan indikator alami pandan suji


sebagai larutan pembanding. Langkah pertama mencuci daun
suji hingga bersih lalu menumbuk sampai halus. Hasil
tumbukkan tersebut dimasukkan ke dalam gelas kimia
kemudian menambahkan 10 ml larutan etanol. Mengaduknya
hingga terbentuk larutan homogen. Larutan tersebut disaring
dengan kertas saring hingga didapatkan hasil filtrate daun suji.
Filtrat tersebut disimpan, sedangkan hasil residunya dibuang
pada tempat sampah. Filtrat daun suji tersebut kemudian
diteteskan pada plat tetes A dan B sebanyak 2-3 tetes. Setelah
itu, ditetesi HCl sebanyak 3 tetes pada plat A dan ditetesi
NaOH sebanyak 3 tetes pada plat B. Mengamati perubahan
warna yang terjadi dan membandingkan perubahan warnanya.
Dengan meneteskan HCl pada plat A diperoleh perubahan
warna ekstraksi

daun

suji

menjadi

hijau

kekuningan.

Sedangkan pada plat B yang ditetesi NaOH tidak mengalami


perubahan warna. Dia tetap berwarna hijau. Sehingga daun suji
tersebut dapt digunakan sebagai indikator pewarna alami yaitu
warna hijau.
e. Uji pewarna daun suji pada bahan makanan koci-koci
Percobaan uji pewarna daun suji pada koci-koci, pertamatama memotong koci-koci tersebut menjadi ukuran sangat kecil
yang digunakan sebagai sampel penguji. Meletakkan sampel
tersebut pada tabung reaksi kemudian menambahkan 3 ml HCl
1M. Mengambil ekstrak daun suji sebanyak 2-3 tetes dan
meletakkannya pada plat tetes. Kemudian menetesinya dengan
3 tetes larutan HCl 1M. Mengamati perubahan warna yang
terjadi. Kemudian membandingkan perubahan warna yang
terjadi pada koci-koci dan ekstrak daun suji.
Diperoleh hasil percobaan, bahwa

koci-koci

yang

ditambahkan dengan 3 ml HCl tidak mengalami perubahan.


Dia tetap berwarna hijau. Sedangkan ekstrak daun suji yang
ditambahkan dengan 3 tetes HCl berubah warna menjadi hijau

kekuningan. Sehingga dapat diketahui bahwa koci-koci yang


kami uji menggunakan pewarna makanan sintetis.
f. Uji pewarna daun suji pada bahan makanan dadar gulung
Percobaan uji pewarna daun suji pada dadar gulung,
pertama-tama memotong dadar gulung tersebut menjadi ukuran
sangat kecil yang digunakan sebagai sampel penguji.
Meletakkan sampel tersebut pada tabung reaksi kemudian
menambahkan 3 ml HCl 1M. Mengambil ekstrak daun suji
sebanyak 2-3 tetes dan meletakkannya pada plat tetes.
Kemudian menetesinya dengan 3 tetes larutan HCl 1M.
Mengamati

perubahan

warna

yang

terjadi.

Kemudian

membandingkan perubahan warna yang terjadi pada dadar


gulung dan ekstrak daun suji.
Diperoleh hasil percobaan, bahwa dadar gulung yang
ditambahkan dengan 3 ml HCl tidak mengalami perubahan.
Dia tetap berwarna hijau. Sedangkan ekstrak daun suji yang
ditambahkan dengan 3 tetes HCl berubah warna menjadi hijau
kekuningan. Sehingga dapat diketahui bahwa dadar gulung
yang kami uji menggunakan pewarna makanan sintetis.

X.

Pembahasan
Percobaan identifikasi jenis bahan pewarna ini digunakan untuk
mengidentifikasi pewarna alami dan pewarna sintetis pada makanan.
Setelah melakukan percobaan tersebut, diperoleh data percobaan yang
akan dibahas. Berikut pembahasan masing-masing proses percobaan
yang telah kami lakukan:
a. Pembuatan indikator alami kunyit sebagai larutan pembanding
Berdasarkan percobaan I ini, kami membuat ekstrak kunyit
dengan mencampurkan kunyit yang telah ditumbuk halus

dengan larutan etanol. Penambahan larutan etanol tersebut


berfungsi untuk mengekstrasi zat warna pada kunyit agar lebih
mudah dipisahkan antara filtrat dan residu. Setelah diperoleh
hasill filtratnya, diletakkan pada plat tetes A dan B. Kemudian
pada plat tetes A ditetesi dengan larutan HCl tidak mengalami
perubahan warna. Dia tetap berwarna kuning keorenan.
Sedangkan plat tetes B yang ditetesi dengan larutan NaOH
berubah warna dari yang semula berwarna kuning keorenan
menjadi merah gelap. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
bahwa penambahan larutan HCl dan NaOH digunakan sebagai
indikator asam atau basa. Sedangkan perubahan warna ekstrak
kunyit yang ditetesi dengan larutan NaOH menunjukkan bahwa
ekstrak kunyit merupakan indikator basa. Karena perubahan
warnanya lebih mencolok dibandingkan dengan perubahan
warna saat ekstrak kunyit ditambahkan larutan HCl.
b. Uji bahan pewarna kunyit pada makanan tahu kuning
Percobaan kedua ini, kami menggunakan dua jenis tahu
kuning yang akan diuji yaitu tahu jenis A dan tahu jenis B.
Kedua tahu tersebut diberikan perlakuan yang sama yaitu
memotong sampel tahu kuning menjadi ukuran yang sangat
kecil kemudian memasukkannya dalam tabung reaksi A dan B.
Pada masing-masing tabung reaksi ditambahkan larutan
Ca(OH)2. Penambahan larutan Ca(OH)2 berfungsi untuk
mengidentifikasi zat pewarna yang digunakan pada masingmasing jenis tahu kuning A dan B. Jenis tahu kuning A yang
ditambahkan larutan Ca(OH)2 tidak mengalami perubahan
warna. Dia tetap berwarna kuning. Sedangkan tahu kuning B
mengalami perubahan warna yang semula berwarna kuning
berubah menjadi merah agak cerah. Pada ekstrak kunyit yang
telah ditambahkan dengan larutan Ca(OH)2 juga mengalamu
perubahan warna yang semula berwarna keorenan berubah
warna menjadi merah agak gelap. Hal tersebut menunjukkan
bahwa hasil perubahan warna pada tahu kuning A berbeda

dengan perubahan warna pada ekstrak kunyit. Sedangkan


perubahan warna pada tahu kuning B mempunyai hamper
kesamaan perubahan warna dengan ekstrak kunyit. Sehingga
dapat disimpulkan sesuai dengan teori bahwa tahu kuning jenis
A menggunakan pewarna makanan sintetis sedangkan tahu
kuning jenis B menggunakan pewarna makanan alami.
c. Uji bahan pewarna kunyit pada bahan makanan nasi kuning
Percobaan ketiga, menguji pewarna kunyit yang digunakan
pada nasi kuning. Nasi kuning tersebut diambil sampelnya
kemudian diletakkan pada plat tetes kemudian ditetesi dengan
larutan NaOH. Penambahan larutan NaOH tersebut difungsikan
sebagai indikator pewarna alami yang bersifat basa. Nasi
kuning yang ditambahkan larutan NaOH tersebut berubah
warna yang semula berwarna kuning menjadi merah keorenan.
Ekstrak kunyit yang digunakan sebagai larutan pembanding
ditetesi dengan larutan NaOH juga untuk mengidentifikasi
pewarna kunyit pada keadaan basa. Ekstrak kunyit tersebut
berubah warna yang semula berwarna kuning keorenan
berubah

menjadi

merah

agak

gelap.

Hasil

tersebut

menunjukkan bahwa nasi kuning tersebut menggunakan


pewarna makanan alami. Karena perubahan warna antara nasi
kuning dengan ekstrak kunyit memiliki kesamaan yaitu
berwarna merah keorenan.
d. Pembuatan indikator alami daun suji sebagai pembanding
Percobaan ini adalah pembuatan indiator alami daun suji.
Langkah-langkah

percobaannya

hampir

sama

dengan

pembuatan indikator alami ekstrak kunyit. Pertama daun suji


dihaluskan dan ditambahkan larutan etanol. Penambahan
larutan tersebut digunakan untuk mengekstraksi zat warna pada
daun suji agar lebih mudah dipisahkan antara hasil filtratnya
dengan hasil residunya. Setelah diperoleh filtrate daun suji,
diteteskan pada plat tetes dan ditambahkan pada plat tetes A
dengan larutan HCl sedangkan pada plat tetes B ditambahkan
dengan larutan NaOH. Penambahan larutan HCl atau NaOH

pada maisng-masing plat tetes digunakan untuk membuktikan


daun suji merupakan indikator pewarna alami yang bersifat
asam. Karena terjadi perubahan warna pada saat ditetesi larutan
HCl berubah warna dari yang semula berwarna hijau menjadi
hijau kekuningan. Sedangkan pada saat ditetesi dengan larutan
NaOH tidak mengalami perubahan warna. Dia tetap berwarna
hijau. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak daun suji
merupakan indikator pewarna alami yang bersifat asam.
e. Uji pewarna daun suji pada bahan makanan koci-koci
Pada percobaan ini menguji pewarna makanan pada kocikoci dengan menggunakan ekstrak daun suji sebagai larutan
pembanding. Pertama mengambil sampel koci-koci secukupnya
kemudian diletakkan pada tabung reaksi dan ditambahkan
larutan HCl. Tetapi pada tabung reaksi tersebut tidak terjadi
perubahan warna. Dia tetap berwarna hijau. Penambahan
larutan HCl tersebut digunakan untuk mengidentifikasi
pewarna apa yang digunakan pada bahan makanan koci-koci.
Larutan pembanding yang digunakan adalah ekstrak daun suji
yang ditambahkan larutan HCl hingga terjadi perubahan warna
yang semula berwarna hijau berubah warna menjadi hijau
kekuningan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa perubahan

warna pada koci-koci tidak sama dengan perubahan warna pada


ekstrak kunyit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa koci-koci
menggunakan bahan pewarna makanan sintetis.
f. Uji pewarna daun suji pada bahan makanan dadar gulung
Pada percobaan ini menguji pewarna makanan pada dadar
gulung dengan menggunakan ekstrak daun suji sebagai larutan
pembanding. Pertama mengambil sampel dadar gulung
secukupnya kemudian diletakkan pada tabung reaksi dan
ditambahkan larutan HCl. Tetapi pada tabung reaksi tersebut
tidak terjadi perubahan warna. Dia tetap berwarna hijau.
Penambahan

larutan

HCl

tersebut

digunakan

untuk

mengidentifikasi pewarna apa yang digunakan pada bahan


makanan dadar gulung. Larutan pembanding yang digunakan

adalah ekstrak daun suji yang ditambahkan larutan HCl hingga


trjadi perubahan warna yang semula berwarna hijau berubah
warna menjadi hijau kekuningan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perubahan warna pada dadar gulung tidak sama dengan
perubahan warna pada ekstrak kunyit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dadar gulung menggunakan bahan pewarna
makanan sintetis.
XI.

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan identifikasi jenis bahan pewarna yang telah
kami lakukan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
o Ekstrak kunyit merupakan salah satu indikator pewarna alami yang
bersifat basa. Sedangkan ekstrak daun suji merupakan salah satu
indikator pewarna alami yang bersifat asam.
o Pengujian bahan makanan yang menggunakan ekstrak kunyit
sebagai larutan pembanding, apabila perubahan warnanya menjadi
merah yang tidak terlalu gelap menunjukkan bahwa makanan
tersebut menggunakan bahan pewarna makanan alami. Sedangkan
apabila tidak terjadi perubahan warna maka bahan makanan
tersebut menggunakan bahan pewarna sintetis.
o Pengujian bahan makanan yang menggunakan ekstrak daun suji
sebagai larutan pembanding, apabila perubahan warnanya menjadi
hijau

kekuningan

menunjukkan

bahwa

makanan

tersebut

menggunakan bahan pewarna makanan alami. Sedangkan apabila


tidak terjadi perubahan warna maka bahan makanan tersebut
menggunakan bahan pewarna sintetis.
XII.

Jawaban Pertanyaan
o Pertanyaan
1. Apa perbedaan pewarna alami dan pewarna sintetis (buatan)?

Pewarna alami
Lebih aman dikonsumsi.

Pewarna buatan
Kadang-kadang memiliki efek negatif
tertentu.
Warna yang dihasilkan Dapat mengembalikan warna asli, kestabilan
kurang stabil, mudah warna lebih tinggi, tahan lama, dan dapat
berubah oleh pengaruh melindungi vitamin atau zat-zat makanan lain

tingkat keasaman tertentu.

yang peka terhadap cahaya selama


penyimpanan.
Untuk mendapatkan warna Praktis dan ekonomis.
yang bagus diperlukan
bahan pewarna dalam
jumlah banyak.
Keanekaragaman
Warna yang dihasilkan lebih beraneka ragam.
warnanya terbatas
Tingkat
keseragaman Keseragaman warna lebih baik.
warna kurang baik
Kadang-kadang memberi Biasanya tidak menghasilkan rasa dan aroma
rasa dan aroma yang agak yang mengganggu.
mengganggu.
2. Uji kualitatif apa saja yang dapat membedakan bahan makanan
yang mengandung pewarna alami maupun sintetis (buatan)?
a. Larutan NaOH 1 M
Pada saat nasi kuning ditetesi 1 tetes larutan NaOH 1 M
terjadi

perubahan

warna

menjadi

merah.

Hal

ini

membuktikan bahwa nasi kuning menggunakan pewarna


alami karena perubahan warna pada nasi kuning sama
dengan perubahan warna pada ekstraksi kunyit yang telah
ditambahkan 1 tetes larutan NaOH 1 M yang menjadi
indikator pewarna untuk nasi kuning.
b. Larutan Ca(OH)2
Pada saat salah satu jenis tahu

kuning

yang

ditambahkan dengan 3 ml larutan Ca(OH)2 tidak terjadi


perubahan warna. Dia tetap berwarna kuning. Hal tersebut
membuktikan bahwa tahu tersebut menggunakan pewarna
makanan sintetis karena perubahan warnanya tidak sama
dengan ekstrak kunyit yang ditetesi sebanyak 1 tetes larutan
Ca(OH)2 yang dijadikan indikator pewarna untuk tahu
kuning.
c. Larutan HCl 1M
Pada saat dadar gulung dan koci-koci yang ditetesi
dengan 3 tetes larutan HCl tidak mengalami perubahan
warna atau tetap berwarna hijau. Hal tersebut menunjukkan
bahwa warna tersebut tidak sama dengan ekstrak daun suji

saat ditambahkan dengan larutan HCl sebanyak 3 ml karena


ekstrak daun suji merupakan indikator pewarna alami yang
bersifat asam. Sehingga dapat diketahui bahwa dadar
gulung dan koci-koci menggunakan pewarna sintetis.
3. Sebutkan bahan makanan apa saja yang mengandung pewarna
alami atau pewarna sintetis? (masing-masing minimal 3
contoh)
-

Pewarna alami

: nasi kuning, mie bayam, nagget bayam


Pewarna sintetis
gulung,

: koci-koci, dadar

snack,permen,

minuman

sachet

XIII. Daftar Pustaka


Purba,Michael.2004.Kimia Untuk SMA Kelas X.Jakarta : Erlangga.
Ruh4dian.2013.(online).(http://ruh4dian.blogspot.com/2013/08/zatpewarna-alami-dan-buatan.html), diakses tanggal 09 Desember
2013 pukul 21.30.
Soebagio. 2003. Kimia Analitik II. Jakarta : IMSTEP.
Tim Kimia Dasar.2013.Kimia Dasar 1.Surabaya:Unesa University
Press.

Surabaya, 05 Desember 2013


Praktikan

Mengetahui
Dosen / Asisten

Anda mungkin juga menyukai