Anda di halaman 1dari 12

NAMA

NIM

: Lingga Irawan
: 04101004027

PENGARUH MENGUNYAH SATU SISI TERHADAP TERJADINYA


TEMPOROMANDIBULAR DISORDER (TMD)
ABSTRAK
Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang
mempunyai komponen terdiri dari gigigeligi, sendi temporomandibula (STM), otot
kunyah, dan sistem syaraf.Kebiasaan mengunyah pada satu sisi (unilateral) seringkali
ditemukan bersama dengan nyeri sendi temporomandibular.Adapun gejala- gejala
yang ditimbulkan oleh gangguan TMJ ini biasanya lebih dari satu, antara lain: nyeri di
sekitar sendi rahang, nyeri di kepala, gangguan pengunyahan, bunyi sendi ketika
membuka/menutup mulut yang dapat disertai dengan rasa nyeri, terbatasnya
membuka mulut. Hal ini secara logis dapat dipahami bahwa rasa sakit bisa terjadi di
sisi pengunyahan karena pekerjaan yang berlebihan pada sendi dapat menyebabkan
cedera pada struktur sendi dan otot yang terkait. Dalam makalah ini penulis akan
mencoba menjelaskan lebih lanjut tentang pengaruh kebiasaan mengunyah satu sisi
dengan TMD. Dengan adanya informasi ini diharapkan agar para pembaca bisa
mencegah terjadinya TMD dengan pengunyahan yang seimbang dikedua sisi.
KEYWORDS :TMD, mastikasi, mengunyah satu sisi

PENDAHULUAN
Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang
mempunyai komponen terdiri dari gigi geligi, sendi temporomandibula (STM), otot
kunyah, dan sistem syaraf.6 Otot digerakan oleh sistem impuls syaraf karena ada
tekanan yang timbul dari gigi bawah berkontak dengan gigi atas sehingga mandibula
dapat melaksanakan aktifitas fungsional dari sistem mastikasi. Keharmonisan antara
komponenkomponen ini sangat penting dipelihara kesehatan dan kapasitas
fungsionalnya.
Dalam kenyataannya masih banyak ditemukan sistem mastikasi yang
bermasalah yang sering dijumpai dalam praktek dokter gigi.Salah satu dari sistem
mastikasi yang bermasalah dan berpengaruh adalah kebiasaan mengunyah dengan
satu sisi. Dimana dengan keadaan seperti ini dapat menimbulkan beberapa gangguan
pada kesehatan rongga mulut, terutama mengenai dari sendi-sendi yang ada dalam
rongga mulut. Sendi-sendi pada rahang yang mendukung dalam proses pengunyahan
pada rongga mulut manusia yaitu sendi temporomandibula atau temporomandibular
joint (TMJ) yang mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat awam.
Pada kasus yang terjadi pada pasien yang memiliki kebiasaan mengunyah satu
sisi dapat terjadi gangguan sendi rahang pada rongga mulutnya, yang bila tidak cepat
dilakukan perawatan pada kasus ini akan berkembang menjadi penyakit yang lebih
parah.
Dan perawatan yang dapat dilakukan oleh para praktisi dental terhadap
kelainan STM yang disebabkan oleh kebiasaan mengunyah satu sisi ini bertujuan
untuk mengurangi rasa nyeri, mengurangi beban yang merusak, serta merestorasi
fungsi dan aktivitas normal sehari hari. Dan lebih diutamakan lagi bahwa perawatan
yang dilakukan dapat meminimalisirkan bahkan memberhentikan kebiasaan untuk
mengunyah pada satu sisi.
Pilihan perawatan yang dapat dilakukan pada pasien yang mengalami masalah
dari sistem mastikasi yaitu dengan perawatan secara konservatif meliputi
mengistirahatkan rahang, obat- obatan, latihan ,perawatan faktor pendorong yang lain,
perawatan psikososial, dan lain lain.

ISI

1. Definisi sendi temporomandibula


Sendi temporomandibula merupakan salah satu komponen dari sistem
pengunyahan yang terdiri dari sepasang sendi kiri dan kanan yang masing masing
dapat bergerak bebas dalam batas tertentu. Berbeda dengan persendian lain selalu
berada pada tempatnya dan tiap penyimpangan gerak keluar dari tempatnya
menyebabkan dislokasi, tidak lah demikian dengan sendi rahang. Temporomandibular
joint merupakan persendian dari kondilaris mandibula dengan fossa glenoidales/ fossa
articularis dari tulang temporal. TMJ terletak di depan bawah telinga. TMJ
bertanggung jawab dalam membuka dan menutup rahang, mengunyah, serta
berbicara.6
Oklusi dapat didefinisikan sebagai hubungan kontak statis antara tonjol-tonjol
gigi atau permukaan kunyah dari gigi geligi atas dan bawah. Kebiasaan mengunyah
satu sisi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya disharmoni oklusi seperti
mengunyah pada sisi kiri tidak nyaman, maka pasien akan memindahkan rahang
bawah ke kanan, dan melakukan pengunyahan sebelah kanan.6
Kebiasaan mengunyah unilateral adalah tindakan yang sering kali dilakukan
setiap kali menggunakan gigi-gigi molar untuk menghancurkan dan gigi insisif untuk
memotong yang dilakukan hanya pada satu sisi.7
2. Jenis
Jenis dari pengunyahan pada satu sisi rahang adalah pengunyahan yang
menggunakan satu sisi rahang sebelah kanan, dan satu sisi rahang sebelah kiri.Yang
masingmasing dalam setiap sisi nya memiliki sepasang sendi rahang baik di sisi
sebelah kanan dan sisi sebelah kiri.
Dan dilihat dari struktur dan fungsinya persendian yang terdapat dalam tiap
rahang yaitu pada bagian atas, antara fossa glenoid dan eminensia artikularis, dengan
permukaan atas diskus artikularis.Pada bagian bawah, yang merupakan bagian kedua
antara permukaan bawah diskus artikularis dengan kepala kondil. Dan apabila terjadi
penyimpangan seperti mengunyah pada salah satu sisi rahang saja dan berjalan lama
maka posisi akhir kondilus kanan dan kiri akan menjadi asimetri yang diikuti oleh
diskus artikularnya.
3. Mekanisme
Mekanisme dalam pengunyahan secara normal dan yang mengalami kelainan
sendi temporomandibula pada pasien yang mengunyah satu sisi berbeda.Terlihat
perbedaan aktivitas otot-otot pengunyahan pada yang normal dan yang abnormal.

Pada dasarnya dapat dilihat dari 3 fase,yaitu fase membuka saat gigi meninggalkan
kontak dengan lawannya dan mandibula turun, kedua fase menutup, saat mandibula
bergerak kembali ke atas sampai terjadinya kontak pertama antara gigi geligi bawah
dan gigi geligi atas, dan fase ketiga fase oklusi ,yaitu saat mandibula kembali ke
posisi interkupasi maksimal dengan dipandu oleh bergesernya kontak gigi- geligi
bawah dan gigi geligi atas.6
Pada keadaan normal pergerakan sendi yaitu gerakan rotasi terjadi pada
kondilus dengan permukaan bawah discus disebut struktur kondilus diskomplek
(sendi bawah). Gerakan menggelincir terjadi pada sendi bagian atas antara kondilus
disckomplek dengan fosa glenoidalis.
Pada kasus mengunyah dengan satu sisi pada fase membuka mulut terjadi
rotasi dimana discus bergerak sedikit ke posterior, kondilus ke anterior
m.pterygoideuslateral inferior dan m.pterygoideuslateral superior berkontraksi. Dan
terjadi translasi dimana discus beserta kondilus bergerak ke anterior mengikuti
guiding line sampai eminentia artikular. Semua ototnya dalam keadaan kontraksi.
Pada fase menutup mulut discus artikularis bergerak ke anterior dan kondilus ke
posterior untuk mempertahankan kedudukan kondilus agar tetap berada pada zona
intermediet, maka m.pterygoideus lateral superior kontraksi dan m.pterygoideus
lateral inferior relaksasi.6
4. Perawatan Sebagai Dokter Gigi
Perawatan yang dilakukan sebagai dokter gigi dalam menangani kelainan pada
sendi temporomandibula dapat memilih perawatan secara konservatif dan operatif.
Pilihan perawatan secara konservatif meliputi mengistirahatkan rahang, obat-obatan,
latihan, terapi panas, splin oklusal, perawatan psikososial, karies dan kelainan
patologi yang lain, protesa, terapi oklusal, perawatan faktor pendorong yang lain dan
perawatan secara operasi bila pasien gagal memberi respon terhadap terapi
konservatif.6
5. Pencegahan Kasus
Pencegahan dalam kasus sendi temporo mandibula yang salah satunya adalah
mengunyah satu sisi dapat dicegah dengan memperbaiki kontak oklusi, menghindari
faktor stress terutama stress emosional dan menghindari aktifitas parafungsional dari
sendi temporomandibula.6
PEMBAHASAN

a. Gangguan Sendi Rahang


Gangguan sendi rahang atau temporomandibular join disorders (TMJ
Disorders) merupakan hal yang paling rumit yang menyangkut sendi rahang. Sendi
rahang terdiri dari otot- otot, urat-urat, dan tulang-tulang.Dan setiap komponen
berkontribusi pada kelancaran kerja dan sendi rahang.Kita dapat melokalisir sendi
rahang (TMJ) dengan meletakkan sebuah jari pada struktur segitiga didepan kuping.
Kemudian jarinya digerakkan maju sedikit kedepan dan ditekan dengan kuat ketika
membuka rahang. Gerakan yang dirasakan berasal dari sendi rahang. Kita juga dapat
merasakan gerakan sendi jika kita menaruh jari kecil pada sisi dalam bagian depan
dari kanal telinga. Manuver-manuver ini dapat menyebabkan cukup penderitaan untuk
pasien yang mengalami kesulitan sendi rahang, dan dokter menggunakannya untuk
membuat diagnosis.
Adapun gejala- gejala yang ditimbulkan oleh gangguan TMJ ini biasanya lebih
dari satu, antara lain: nyeri di sekitar sendi rahang, nyeri di kepala, gangguan
pengunyahan, bunyi sendi ketika membuka/menutup mulut yang dapat disertai
dengan rasa nyeri, terbatasnya membuka mulut. Selain gejala ini, mungkin juga
terjadi gejala lain, yaitu : nyeri otot terutama otot leher dan bahu, nyeri telinga, telinga
berdengung, dan vertigo.
Pada kasus yang terjadi dengan pasien yang mengunakan satu sisi dalam
mengunyah memiliki beberapa faktor resiko yang bukan hanya mengakibatkan
terganggunya sendi temporomandibula,tetapi juga akan jauh lebih parah dari itu yang
dapat menyebabkan penyakit periodontal. Kebanyakan kasus yang ditemui dalam
praktek kedokteran gigi, pasien yang menggunakan satu sisi untuk mengunyah faktor
resiko untuk timbul kalkulus sangat besar, dan terjadinya atrisi pada sisi gigi yang
dipakai dan rasa nyeri pada otot-otot wajah.Secara alamiah gerakan pengunyahan
mempunyai efek membersihkan gigi. Karena itu, gigi-gigi yang tidak dipakai
mengunyah akan mudah ditumbuhi karang gigi. Selain itu, otot-otot pipi yang kurang
bergerak karena tidak mengunyah, lama kelamaan menjadi lisut dan wajah terlihat
kempot. Dan yang menyebabkan terjadinya atrisi pada gigi yang dipakai karena
terlalu seringnya gigi pada satu sisi yang digunakan untuk mengunyah menyebabkan
hilangnya struktur jaringan pada gigi, terutama gigi molar.
Sama halnya seperti hasil penelitian Fumiaki Sato dkk, pengunyahan satu sisi
dapat menimbulkan teeth contacting habits (TCH) yang kemudian akan memicu
terjadinya TMD.2

Gejala Gangguan Sendi Rahang


Gejala kelainan STM dapat dikelompokkan menjadi rasa nyeri, bunyi, dan

disfungsi.Rasa nyeri adalah gejala yang bersifat subjektif dan sulit dievaluasi.Dan
setiap orang memiliki ambang batas yang berbeda dan penerimaan yang berbeda
terhadap rasa nyeri, dan mungkin juga terdapat faktor psikogenik.Beberapa istilah
yang digunakan untuk menunjukkan sifat rasa nyeri, berdenyut-denyut, terbakar, dan
samar-samar.Daerah penyebaran rasa nyeri yang paling sering dari sendi adalah
telinga, pipi, dan daerah temporal.Bunyi keletuk sendi terdengar sewaktu pasien
membuka dan menutup mulut.6Ketidakmampuan untuk mengoklusikan gigi gigi
dengan

normal.Kekakuan

sendi

merupakan

keluhan

yang

paling

sering

terjadi.Kadangkala terdapat keterbatasan membuka dan gerakan mandibula yang


terbatas, saat mengunyah tidak terdapat koordinasi rahang sehingga dirasakan tidak
nyaman waktu mengunyah. Dan keluhan lain adalah sakit kepala.
Pada kasus dengan pasien yang menggunakan satu sisi untuk mengunyah
gejala yang jelas terlihat bila dilakukan pemeriksaan rongga mulut.Dengan
terbentuknya kalkulus, adanya karies pada satu sisi yang tidak digunakan untuk
mengunyah karena aliran saliva yang berkurang pada sisi tersebut, dan adanya bunyi
yang timbul dari pasien selama pergerakan mandibula. Bunyi tersebut dapat berupa7 :

Bunyi click : bunyi yang keras dan singkat terdengar klik, seperti saat

mengunci pintu.
Bunyi pop : bunyi yang terdengar pop, seperti letupan singkat saat membuka

tutup botol.
Bunyi krepitasi : suara gesekan (kresek-kresek) yang terdengar saat membuka
mulut, dihasilkan oleh gerakan diskus artikularis melewati permukaan yang
tidak rata.

Penyebab Kelainan TMJ


Kelainan STM dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu : gangguan fungsi

akibat adanya kelainan struktural dan gangguan akibat adanya penyimpangan dalam
aktifitas salah satu komponen fungsi sistem mastikasi (disfungsi). Kelainan sistem
STM akibat kelainan struktural jarang dijumpai dan terbanyak dijumpai adalah
disfungsi seperti kebiasaan mengunyah pada satu sisi.3,4,5
o Kelainan Struktural

Kelainan structural adalah kelainan yang disebabkan oleh perubahan struktur


persendian akibat gangguan pertumbuhan, trauma eksternal, penyakit infeksi, atau
neoplasma, dan umumnya jarang dijumpai.Kelainan structural pada STM dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan, kondilus, ataupun keduanya.Konsekuensi
yang mungkin terjadi adalah dislokasi, hemarthrosis, atau fraktur kondilus.Pasien
yang mengalami dislokasi tidak dapat menutup mulut dan terdapat kelainan open
bite anterior, serta dapat tekanan pada satu atau kedua saluran pendengaran. Kelainan
struktural akibat traumapada STM dapat menyebabkan suatu edema, atau hemorrhage
didalam sendi. Kelainan struktural akibat penyakit infeksi dapat mempengaruhi sistem
musculoskeletal yang banyak melibatkan STM, penyakit penyakit tersebut antara
lain osteoarthtritis / osteoarthrosis dan rheumatoid arthritis.6
o Gangguan Fungsional
Gangguan fungsional adalah masalah masalah STM yang timbul akibat
fungsi yang menyimpang karena adanya kelainan pada posisi dan atau fungsi gigi
geligi, atau otot-otot kunyah. Dan pada keadaan menggunakan satu sisi dalam
mengunyah termasuk gangguan fungsional dari kelainan STM.6
b. Etiologi Gangguan Sendi Temporo Mandibula
Ditinjau dari segi penyebabnya kelainan STM multifactor, dapat bersumber
pada komponennya sendiri atau diluar STM seperti anatomi STM termasuk oklusi dan
neuromuscular dan latar belakang psikologis.Namun kelainan oklusal dan tekanan
psikologis paling erat hubungannya. Pada penelitian yang dilakukan di Meksiko,
TMD disebabkan oleh beberapa factor seperti tooth loss, controlling of sex, bruxism,
dan unilateral chewing atau mengunyah pada satu sisi.1,3

Faktor-faktor Etiologi TMJ


Faktor faktor etiologi dari TMJ dapat berupa dari rasa nyeri yang

merupakan gangguan sendi yang dapat berasal dari struktur jaringan lunak
intrakapsular sendi atau struktur jaringan tulang itu sendiri. Rasa nyeri berasal dari
struktur tulang biasanya hanya muncul setelah hilangnya jaringan fibrosa permukaan
artikularis sendi. Bilamana hal ini terjadi kondisi yang diakibatkan disebut arthritis.6

Trauma pada TMJ dapat tejadi karena faktor internal (seperti otot kunyah)
ataupun karena faktor eksternal (seperti pukulan) menyebabkan kerusakan pada
jaringan dan kondilus sehingga terjadi dislokasi, hemarthrosis, atau fraktur kondilus.6
Myofacial pain dysfunction syndrome merupakan kelainan TMJ yang dapat
mengakibatkan kegoyangan gigi yang hebat (hypermobility), keausan permukaan
oklusal dan rasa nyeri pada otot-otot wajah. Pemicu dari sindroma tersebut adalah
spasme otot kunyah sebagai dampak gangguan psikologis.6
Nyeri pada otot adalah suatu bentuk penyakit yang ada didalam tubuh dapat
terjadi karena stimulus seperti panas, tekanan, atau bahan kimia. Penyakit ini
mempunyai efek yang berhubungan dengan sensoris,motoris, atau autonom. Nyeri
yang berasal dari otot adalah penyebab nyeri yang sering terjadi pada kepala dan
leher.Rasa nyeri pada otot adalah suatu penyakit yang dirasakan menyebar seperti
adanya tekanan yang bervariasi, dapat dirasa sebagai berbagai perubahan intensitas
tekanan.Rasa nyeri tersebut tidak mudah dilokalisir, dan sulit diidentifikasi oleh
pasien. Dengan kata lain, sumber dan lokasi dari nyeri dapat berbeda. Nyeri pada otot
di daerah orofasial dipengaruhi oleh kerja fungsional otot selama pengunyahan.6
Dari faktor oklusi yang mana bila terjadi ketidakseimbangan oklusi dapat
terjadi disfungsi pada sendi temporomandibula.Pada hal ini gigi-geligi memegang
peranan penting untuk menjaga agar oklusi dapat berkontak dengan baik antara gigigigi antagonisnya. Gigi gigi tetangga yang hilang secara bertahap akan mengalami
perubahan posisi, dimana perubahan tersebut menyebabkan gerakan artikulasi tidak
lancar, dan pada gigi lawannya akan mengalami ekstrusi. Kebiasaan mengunyah satu
sisi atau unilateral juga mengakibatkan disfungsi oklusal.Sehingga tidak jarang
dijumpai pasien yang mengunyah satu sisi mengalami gangguan sendi dan penyakit
rongga mulut yang komplit. Dari gangguan sendi rahang yang mengakibatkan bunyi
ketika membuka dan menutup mulut, sampai kejadian penyakit periodontal yang
mengakibatkan mobilisasi gigi karena timbulnya kalkulus pada sisi rahang yang
digunakan untuk mengunyah sehingga timbul kalkulus yang dapat membuat jaringan
periodontal dibawahnya menjadi tidak kuat dan pada akhirnya akan goyah.7
Seperti halnya pada penelitian yang dilakukan oleh Saheeb, diketahui bahwa
pengunyahan pada satu sisi dapat mengakibatkan myalgia pada otot pengunyahan
akibat hiperaktivitas dari otot-otot tersebut. Sehingga menimbulkan rasa nyeri pada
temporomandibular joint.5

c. Kebiasaan Mengunyah dengan Unilateral


Kebiasaan mengunyah dengan satu sisi merupakan kebiasaan pengunyahan
yang buruk. Dimana tanpa disadari sistem pengunyahan yang dilakukan itu dapat
mengakibatkan pengaruh yang buruk pada kesehatan rongga mulut.1 Pada kasus
dengan mengunyah satu sisi, pasien sering tidak memperhatikan bahwa pada di sisi
lain timbul beberapa gejala yang memang terkadang tidak menimbulkan rasa sakit.
Kebiasaan mengunyah satu sisi pada pasien yang sering ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari ini memiliki beberapa faktor pendukung yang menjadikan kebiasaan
mengunyah satu sisi.
Berdasarkan sebuah penelitian, didapatkan hasil bahwa pada orang yang
mengunyah di satu sisi, TMD tidak hanya dirasakan pada sisi yang biasa dipakai
untuk mengunyah, tetapi juga pada sisi yang berlawanan. Rasiosakit pada sisi yang
berlawanan dari sisi yang biasa digunakan mengunyah dengan sakit pada sisi yang
biasa digunakan mengunyah adalah 1:2, jadi bukan merupakan hal yang mengejutkan
apabila ada pasien yang mengalami sakit pada sisi yang berlawanan dari sisi yang
biasa digunakan mengunyah.4

Faktor Pendukung Kebiasaan Mengunyah Unilateral


Faktor kehilangan gigi
Pasien yang telah hilang satu atau lebih gigi memiliki kecenderungan untuk

mengunyah unilateral.Pada gigi yang hilang secara otomatis gigi yang berperan
sebagai gigi antagonisnya tidak begitu berfungsi secara normal.Pada pasien dengan
kehilangan gigi lebih dari satu, dapat menimbulkan resiko untuk terjadi nya karies
bahkan lebih parah lagi adalah kalkulus.Dikarenakan pada sisi yang tidak ada gigi
pada salah satu sisi biasanya tidak enak digunakan untuk mengunyah sehingga
memunculkan kebiasaan untuk mengunyah satu sisi yang masih lengkap.Secara
alamiah, gerakan pengunyahan mempunyai efek untuk timbulnya karang gigi atau
kalkulus. Karena itu, gigi-gigi yang tidak dipakai untuk mengunyah akan mudah
terjadi kalkulus yang merupakan faktor etiologi dari penyakit periodontal. Selain itu,
otot otot pipi yang kurang bergerak karena tidak mengunyah, lama kelamaan akan
menjadi lisut dan wajah terlihat kempot.

Faktor Trauma
Kebiasaan mengunyah satu sisi juga dapat disebabkan oleh trauma.Trauma
dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Macrotrauma : trauma besar yang tiba-tiba dan mengakibatkan perubahan


struktural, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan.
2. Microtrauma : Trauma ringan tapi berulang dalam jangka waktu yang lama,
seperti bruxism dan clenching. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan
microtrauma pada jaringan yang terlibat seperti gigi, sendi rahang, atau otot.

Faktor Otot Kunyah


Kelainan otot dari STM menjadi keluhan yang paling umum terjadi pada
pasien.Kelainan otot dapat disebabkan karena infeksi/peradangan, dan trauma yang
menyebabkan terbentuknya fibrosis pada otot sehingga otot tidak bebas bergerak dan
menyebabkan rasa sakit.

Faktor Psikologis
Adanya faktor psikologis yang berupa tingkah laku,emosi, dan kepribadian
dapat menjadi faktor pendukung dalam gangguan sendi rahang dan menjadi penyebab
utama dari sindrom rasa sakit disfungsi.Psikolog Freud klasik menunjukkan bahwa
kelainan sendi mungkin merupakan reaksi perubahan mulut dan otot, karena sifatnya
yang ekspresif, bekerja sebagai focus tegangan emosi. Jadi, konflik ini dikeluarkan
dalam bentuk parafungsional seperti bruxizm dan aktivitas otot lain yang tidak
normal.6
Emosi sering terlihat dari wajah dimana ekspresi wajah tersebut berhubungan
erat dengan otot kunyah.Hal ini dapat berupa ketegangan otot yang besar atau
aktivitas parafungsional oromuskular.
d. Perawatan yang Dilakukan
Perawatan yang dilakukan pada gangguan sendi rahang ini diantaranya dapat
dilakukan perawatan secara konservatif dan operatif. Perawatan dari setiap keadaan
harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien, serta waktu dan fasilitas juga perlu
dipertimbangkan.6

Perawatan Secara Konservatif


Adapun perawatan secara konservatif adalah : mengistirahatkan rahang, obatobatan, latihan, terapi fisik, splin oklusal, perawatan psikososial,karies dan kelainan
patologi yang lain, protesa terapi oklusal, dan faktor pendukung yang lain.

Perawatan Secara Operatif


Perawatan secara operatif dilakukan bila pasien gagal member respon terhadap
terapi konservatif.Pembedahan STM merupakan tindakan perawatan efektif untuk
kelainan-kelainan artikular kondilus atau memperbaiki meniscus atau ligament yang
rusak.Dan pada kasus kebiasaan mengunyah pada satu sisi bila telah sampai pada
tahap lanjut yang berkembang dan berhubungan dengan jaringan periodontium yang
mengakibatkan pencabutan, maka perawatan operatif lah yang dilakukan sebagai
perawatan bagi pasien tersebut.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di jelaskan dalam kasus kebiasaan mengunyah satu
sisi yaitu bahwa sistem pengunyahan yang menggunakan satu sisi merupakan sistem
pengunyahan yang tidak normal atau bisa dikatakan pengunyahan yang buruk.
Dimana hal ini lama-kelamaan akan menimbulkan rasa sakit yang bisa terjadi di sisi
pengunyahan karena pekerjaan yang berlebihan pada sendi (ketidakseimbangan beban
pengunyahan)dapat menyebabkan ganngguan/cedera pada struktur sendi dan otot
yang

terkait,

yakni

sendi

tempromandibular

yang

biasa

disebut

dengan

temporomandibular disorder (TMD). Selain itu, berdasarkan beberapa penelitian yang


telah dilakukan juga dapat disimpulkan bahwa mengunyah satu sisi merupakan salah
satu faktor etiologi dari terjadinya TMD.

DAFTAR PUSTAKA
1. Masoumeh Ebrahimi, Hossein Dashti. Temporomandibular Disorders and Related
Factors in a Groupof Iranian Adolescents: A Cross-sectional Survey. J Dent Res
Dent

Clin

Dent

Prospect

2011;

5(4):123-127.

Available

from:http://dentistry.tbzmed.ac.ir/joddd
2. Fumiaki Sato, Koji Kino. Teeth contacting habit as a contributing factor to chronic
pain in patients with temporomandibular disorders. J Med Dent Sci 2006; 53:
103109.
3. Juan Fernando Casanova-Rosado, Carlo Eduardo Medina-Sols. Prevalence and
associated factors for temporomandibular disorders in a group of Mexican
adolescentsand youth adults. Clin Oral Invest. October, 2005.
4. Sitta Jirakulsomchok, MD. Frequency of Temporomandibular joint pain opposite
to the chewing side in patients with unilateral chewing habit. Mahasarakham
Hospital Journal. October 2010; 7 (2).
5. Saheeb. Prevalence of oral and parafunctional habits in Nigerian patients suffering
temporomandibular joint pain and dysfunction. JMBR: A Peer-review Journal of
Biomedical Sciences. June 2005; Vol. 4 (1). 59-64.
6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7904/1/09E01617.pdf diakses
tanggal 18 Februari 2013
7. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128113-R17-PRO-182Analisis.pdf diakses
tanggal 18 Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai