Anda di halaman 1dari 8

PENETAPAN KADAR ABU

ABSTRAK
Praktikum ini dilaksanakan berkaitan dengan pakan ternak yang
bertujuan untuk mendapatkan kadar sampel-sampel bahan pakan ternak
mana saja yang baik untuk pertumbuhan hewan ternak.Contoh bahan yang
digunakan adalah seperti hijauan,dedak,jagung,dan campuran dedak,jagung
dan konsentrat.Dan untuk mengetahui itu semua kita harus mengetahui
kadar-kadar nutrisi apa saja yang terkandung di dalam bahan pakan hewan
ternak tersebut.
Ada banyak jenis pakan ternak yang masing-masingnya memiliki kadar
nutrisi yang berbeda, seperti hijuauan, dedak, jagung, dan campuran
dedak,jagung,dan konsentrat.Kemudian dari hasil kegiatan praktikum ini,
jenis sampel yang kelompok kami pergunakan dalam kegiatan praktikum ini
adalah campuran dedak, jagung dan konsentrat.
Kegiatan praktikum penetapan kadar abu ini memerlukan waktu yang
panjang selama dua hari,karena pada kegiatan penetapan kadar abu ini
membutuhkan temperature mencapai 600C (atau lebih dari 550C) dengan
menggunakan metode yang nantinya akan mendapatkan hasil sebagai acuan
pemberian pakan ternak yang sesuai dengan kebutuhan hewan ternak.
Pada percobaan ini,alat seperti tanur yang merupakan alat utama yang
digunakan,pada suhu awal kami dapati adalah 280C dan menjadi naik suhunya
menjadi 550C butuh waktu 1 setengah jam, dan untuk waktu keadaan yang stabil dibutuhkan
waktu 1 jam saja, dan total seluruhnya butuh waktu total 4 seperempat jam.

PENDAHULUAN
A.

B.

Latar Belakang
Pada pelaksanaan praktikum ini dilakukan adalah untuk menganalisis
suatu bahan atau sampel dengan menggunakan
suatu metode
penganalisisan proses kimia untuk dapat mengidentifikasi kandungan nutrisi
seperti
protein,lemak dan serat pada suatu zat makanan dari sampel bahan pakan
yang digunakan dalam praktikum.
Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan
atau bahan pangan terutama pada standar zat gizi pada makanan yang
seharusnya terkandung di dalamnya. Selain itu manfaat dari analisis
proksimat adalah dasar untuk memformulasikan ransum dan bagian dari
prosedur untuk uji kecernaan. Zat gizi sangat diperlukan oleh hewan untuk
pertumbuhan, produksidan reproduksi. Makanan ternak yang mengandung
zat gizi untuk kebutuhan energi dan fungsi-fungsi tersebut.
Adapun setiap hewan ternak yang mencerna makanan memiliki
kandungan zat gizi yang dibutuhkannnya berbeda-beda. Mempunyai suatu
keuntungan bahwa zat gizi, selain mineral dan vitamin tidak sendiri-sendiri
mempunyai sifat kimia.
Manfaat hasil praktikum ini adalah,kita dapat mengetahui adanya
kandungan zat-zat organic dan akan teroksidasi menjadi CO2.H2O dan gasgas lainnya. Dan nanti yang akan tertinggal (tersisa) adalah zat-zat
anorganiknya saja ( mineral atau abu ).

Tujuan
Dalam melakukan praktikum ini kami memiliki beberapa tujuan yaitu :
Praktikum ini memiliki tujuan untuk mengetahui kandungan zat makanan
dari bahan pakan yang akan diuji.
Praktikum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan praktikan dalam
menganalisis proksimat baik meliputi pengetahuan dasar dan aplikasinya.

METODE PRAKTIKUM
A.

TEMPAT DAN WAKTU


Kegiatan praktikum ini dilaksanakan selama 1 minggu yang bertempatkan di
laboratorium nutrisi dan makanan ternak jurusan peternakan fakultas
pertanian universitas Bengkulu.

B.
ALAT DAN BAHAN
Silica Disk
Tanur
Timbangan Analitik Listrik
Desikator
Tang penjepit
Bahan pakan jenis campuran dedak,jagung dan konsentrat
1.
2.
3.
4.
5.

Cara Kerja
Silica Disk yang sudah bersih dikeringkan di dalam oven pada suhu 105C
selama 1 jam
Kemudian dinginkan di dalam desikator selama 1 jam. Selanjutnya
ditimbang (X gram)
Kedalam Silica Disk ditimbang contoh bahan (sampel) sebanyak 1,5
2gram (Y gram) dan dimasukkan ke dalam tanur. Naikkan temperatur sampai
mencapai 600C selama lebih dari 12 jam (dipijarkan sampai contoh bahan berwarna putih)
Kemudian didinginkan diluar tanur pada tempat yang telah disediakan,
sehingga suhunya turun menjadi 120C, lalu dimasukkan dalam desikator selama 1
jam
Sesudah dingin,kemudian di timbang (Z gram), abunya disimpan untuk
penetapan kadar silika
Prinsip :
Suatu bahan makanan bila dipanaskan pada suhu 600C maka semua zat-zat
organiknnya akan teroksidasi menjadi CO2H2O dan gas-gas lain. Dan yang tertinggal (tersisa)
adalah zat-zat anorganiknya (mineral/abu).

HASIL DAN PEMBAHASAN


A.

Hasil
Nama Sampel (Kode)
Pengamatan/Ulangan Ke

34

50

II

Berat Cawan Kosong Kering 18,9848 gram


(Xg)
Berat Cawan + Sampel (Yg)
20,9816 gram
Berat Cawan + Sampel Abu
(Zg)
19,1619 gram
Kadar Abu (%)
8,8691 gram
B.

18,9850 gram
20,9882 gram
21,5750 gram
9,2770 gram

Pembahasan
Abu adalah zat anorganik dari sisa hasil pembakaran suatu bahan
organik. Penentuan kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu
bahan. Mineral yang terdapat dalam bahan pangan terdiri dari 2 jenis
garam, yaitu garam organik misalnya asetat, pektat, mallat, dan garam
anorganik, misalnya karbonat, fosfat, sulfat, dan nitrat. Proses untuk
menentukan jumlah mineral sisa pembakaran disebut pengabuan.
Kandungan dan komposisi abu atau mineral pada bahan tergantung dari
jenis bahan dan cara pengabuannya.Pada praktikum kali ini, proses
pengabuan
dilakukan
dengan menggunakan tanur yang memijarkan
sampel pada suhu mencapai 600C. Sampel yang digunakan adalahbahan campuran
dari dedak,jagung dan konsentrat. Sampel pertama kali ditimbang 1. Setelah itu
sampel diletakkan dalam cawan poselain yang sebelumnya telah dipijarkan
dalam tanur dan ditimbang.Kemudian sampel dimasukkan dalam tanur
sampai sampel berubah menjadi abu yang ditunjukkan dengan berubahnya
warna menjadi putih keabu-abuan. Setelah menjadi abu, sampel ditimbang
kembali lalu dihitung kadar abunya.
Membakar bahan dalam tanur (furnace) dengan suhu 600C selama 6
jam sehingga seluruh unsur pertama pembentuk senyawa organik (C,H,O,N)
habis terbakar dan berubah menjadi gas. Sisanya yang tidak terbakar adalah
abu yang merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang terdapat dalam
bahan. Dengan perkataan lain, abu merupakan total mineral dalam bahan.

Perhitungan Kadar Abu


Z-X
Perhitungan =

X 100 %
Y-X

Sample 34.

Sample 50.

(19,1619 18,9848)
=

X 100%

( 21,5750-21,3833)
=

(20,9816 -18,9848)
=

8,8691%

X 100%
(23,4497-21,3833)

9,2270%

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Kadar abu dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya
simpan dari bahan pangan tersebut.
Proses untuk menentukan jumlah mineral sisa pembakaran disebut
pengabuan.
Setelah kita mengkaji beberapa hal yang berkaitan dengan pengambilan
sample, kita mendapatkan metode metode yang digunakan untuk
mendapatkan sample, yaitu; Metode Vacum Oven, Babcock, Fischer, Distilasi,
dan Lyophilizacari..
B.
Saran
Sebaiknya hasil akhir dari kegiatan praktikum ini diterapkan dalam
menganilis pakan ternak mana yang sesuai dengan kebutuhannya

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/14098247/Laporan-praktikum-Penentuan-KadarAbu
http://www.damandiri.or.id/file/samsuaripbbab3.pdf
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/fisika/article/view/3244
http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?
option=com_journal_review&id=10910&task=view
http://rizkyunsyah.blogspot.com/2007/08/43-kadar-abu.html
http://www.klipingku.com/result-page/Penentuan%20Kadar%20abu

TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran kadar abu bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan
mineral yang terdapat dalam bubuk cokelat. Menurut Sudarmadji et. al.
(1989),
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.
Penentuan kadar abu berhubungan erat dengan kandungan mineral yang
terdapat dalam suatu bahan, kemurnian serta kebersihan suatu bahan yang
dihasilkan. Semakin tinggi kadar abu maka bubuk cokelat tersebut kurang

bersih dalam pengolahannya, yaitu pada saat pemisahan biji dari kulit ari
ada sebahagian kulit yang ikut menjadi bubuk cokelat (Wirna, 2005).
http://neng-ita.blogspot.com/2011/10/penetapan-kadar-abu.html

Anda mungkin juga menyukai