2.
1.
k
2.
3.
Psikologi
Sosial
dengan
Ilmu-ilmu
Lainnya
Oleh : Mukhtar Gozali
A.
Berkaitan
dengan
ilmu
faal
&
biologi
Prilaku ditentukan oleh substruktur biologik manusia, dalam hal ini terkait dengan
psikiatri.
Prilaku sosial berarti adaptasi diri pada lingkungan sosial. Untuk menjelaskan prosesproses psikologik ini terkait dan banyak dipengaruhi oleh psikoanalisis.
Kegagalan adaptasi menjadi persoalan psikologik. Kegagalan dalam penyesuaian diri
berakibat pada mental health. Gejala-gejala kejiwaan (neuroses) dan gejala penyakit
kejiwaan (psychoses) antara lain ditimbulkan oleh ketidakmampuhan individu untuk
membina
harmonisasi
dengan
lingkungan
sosialnya.
Walaupun saling mempengaruhi, menurut Bonner (1953) Psikologi sosial berbeda
dengan ilnu-ilmu lainnya. Menurutnya perbedaan antara psikologi dan biologi sebagai
berikut: Psikologi sosial adalah ilmuyang subyektif, karena mempelajaripengindraan
(sensation)dan persepsi manusia sehingga manusia dianggap sebagai pelaku/subjek.
Biologi adalah ilmu yang objektif, karena ia mempelajari manusia sebagai jasad/objek.
Psikologi mempelajari nilai-nilai yang berkembang dari persepsi subjek, sedangkan
biologi mengkaji fakta dari penelitian fisik manusia. Psikologi mempelajari manusia
molar (perilaku adaptif secara menyeluruh), biologi mempelajari manusia secara
molekuler,artinya mempelajari bagian-bagian dari perilaku seperti: gerakan, reflek dsb.
B. Psikologi Sosial dengan Sosologi dan Antropologi
Sosiologi terkait perilaku antar individu dan antar kelompok (interaksionisme).
Antropologi mempelajari perilaku sosial yang terjadi pada suprastruktur budaya tertentu.
Psikologi sosial memusatkan penelitian pada prilaku individu, jadi unit analisis psikologi
sosial adalah individu.
Yang menjadi perhatian sosiologi adalah sistem dan struktur sosial, dan unit analisis
sosiologi adalah kelompok.
Ruang Lingkup Psikologi Sosial
1. Pengaruh sosial terhadap proses individual. Yaitu keberadaan individu pada
kelompok, atau norma-norma sosial mempengaruhi persepsi, motivasi, proses
belajar, sikap (attitude) atau sifat (atribusi) seseorang.
2. Proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, prasangka dsb.
Yang terdapat
pada setiap individu dalam masyarakat.
3. Studi tentang interaksi kelompok, seperti kepemimpinan, komunikasi,
http://www.tasawufpsikoterapi.web.id/2013/02/hubungan-psikologi-sosial-dengnilmu.html
manusia
bertingkah
laku/berbuat.
Psikologi
dengan
sosiologi
tersebut.
tumbuh,
berkembang
dan
dapat
berubah
setiap
saat.
yang disesuaikan oleh kondisi psikologi dan situasi psikologi. Tanpa dasar, agama
akan sulit diterima oleh manusia. Karena didalam agama mengajarkan tentang
bagaimana agar manusia tanpa paksaan bersedia menjadi seorang hamba yang
patuh
dan
taat
pada
ajaran
agama.
tingkah
psikologi
dengan
laku
agama
tidak
bermaksud
keagamaan.
untuk
melakukan
penelitian/kritik terhadap ajaran agama tertentu, tapi semata untuk memahami dan
melukiskan tingkah laku keagamaan sebagai ekspresi dalam alam pikiran,
perasaan, dan sebagainya akibat adanya keyakinan agama tertentu. Contoh bahwa
psikologi dengan agama mempunyai hubungan erat dalam memberikan
bimbingan manusia adalah jika manusia melanggar norma-norma agama
dipandang dosa. Perasaan berdosa inilah yang mengakibatkan perasaan nestapa
dalam dirinya meskipun tidak diberikan hukuman lahiriyah. Psikologi
memandang bahwa orang yang berdosa telah menghukum dirinya sendiri karena
berbuat pelanggaran. Jiwa mereka tertekan dan dihantui perasaan besalah. Dan
bila yang bersangkutan tidak dapat mensublimasikan perasaannya, akan
Untuk informasi lebih mendetail tentang hubungan psikologi dengan ilmu lain,
silahkan lihat ke bagian 2, atau klik disini.
dan psikis, unsur jiwa dan raga. Seseorang dikatakan makhluk individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika dalam dirinya unsur-unsur
tersebut tidak menyatu maka tidak bisa dikatakan sebagai makhluk individu.
Jadi pengertian manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur
yang ada dalam individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas, tidak ada manusia yang mirip
sekali.dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir kembar.
Walaupun secara umum manusia memiliki perangkat fisik yang sama. Tetapi
kalau perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail, maka akan terdapat
perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu terletak pada bentuk, ukuran, sifat dan lainlainnya. Kita dapat membedakan seseorang dari lainnya berdasarkan perbedaaanperbedaan yang ada, baik pada perbedaaan fisik maupun psikis.
Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya.
Sifat, karakter, perangai atau gaya dan selera orang juga berbeda-beda. Lewat ciriciri fisik seseorang pertama kali mudah dikenali. Ada orang yang gemuk, kurus,
atau langsing, ada yang kulitnya coklat, hitam, putih, ada yang rambutnya lurus
dan ikal. Dilihat dari sifat, perangai atau karakternya, ada orang yang periang,
sabar, cerewet, atau lainnya.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan fenotip. Faktor
genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor
keturunan, dibawa individu sejak lahir. Secara fisik seseorang memiliki kemiripan
atau kesamaan ciri dari orang tuanya, kemiripan atau persamaan itu mungkin saja
terjadi pada keseluruhan penampilan fisiknya, bisa juga terjadi pada bagianbagian tubuh tertentu saja. Kita bisa melihat secara fisik bagian tubuh mana dari
kita yang memiliki kemiripan dengan orang tua kita. Ada bagian tubuh kita yang
mirip ibu atau ayah, begitu pula dengan sifat atau karakter kita yang mirip dengan
ayah dan ibu kita.
Jika seorang individu memoiki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dibawa sejak
lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh
faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan ikut berperan dalam
pembentukkan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk
pada lingkungan fisik dan lngkungan sosial. Lingkungan fisik seperti kodisi alam
sekitarnya, baik itu lingkungan buatan seperti tempat tinggal dan lingkungan.
Sedangkan lingkungan yang bukan buatan seperti kondisi alam geografis dan
iklimnya.
Contoh : Orang yang tinggal di daerah pantai memiliki kebiasaan yang berbeda
dengan yang tinggal di daerah pegunungan. Jika orang yang tinggal di daerah
pantai bicaranya cenderung keras, berbeda dengan mereka yang tinggal di daerah
pegunungan. Orang yang tinggal di pantai dan pegunungan pasti juga memiliki
jam kerja yang berbeda sehingga menyebabkan kebiasaan kebiasaan yang berbeda
dalam menangani pekerjaan mereka. Beda lingkungan tempat tinggal, cenderung
berbeda pula kebiasaan dan perilaku orang-orangnya.
Lingkungan sosial merujuk pada lingkungan dimana seseorang individu
melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota
keluarga, teman dan kelompok sosial lain yang lebih besar.
Seseorang yang sehari-harinya bergaul dengan lingkungan temannya yang bekerja
buruh kasar di sebuah proyek memiliki kebiasaanyang khas bagi kelompoknya.
Begitu pula dengan orang yang lingkungan sosialnya berada dikelas atas seperti
para sosialita, memiliki kebiasaan yang khas pula bagi kelompoknya.
Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian.
Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain.
Kepribadian seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan faktor
lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus. Mayor polak
menjelaskan bahwa kepribadian adalah keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran
dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan
berhubungan dean peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan
mempengaruhi kesadaran akan dirinya. Meskipun dalam pengertian tersebut
mayor polaktidak memasukkan faktor lingkungan sebagai bagian dari kepribadian
namun dalam pembahasannya dia mengatakan bahwa pembentukkan kepribadian
diantaranya dipengaruhi oleh masukan lingkungan sosial (kelompok), dan
lingkungan budaya (pendidikan).
Menurut Horton dan Hunt keseluruhan perilaku seseorang yang merupakan
interaksi antara kecendrungan-kecendrungan yang diwariskan (secara biologis)
dengan rentetan-rentetan situasi (lingkungan).
Sedangkan menurut Nursid sumaatmadja, ia menyimpulkan bahwa faktor
lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan karakteristik yang khas
dari seseorang.
Sebagai makhluk individu,manusia berperan untuk menjalankan beberapa hal
seperti berikut :
1.menjaga dan mempertahankan karkat dan martabatnya
2. mengupayakan tentang terpenuhinya hak-hak dasar sebagai manusia
3. merealisasikan segenap potensi diri baik dari sisi rohani maupun jasmani
4. memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya
Contoh Masalah yang Timbul dari Manusia sebagai Makhluk Individu
1. Timbul sifat egois dan ingin menang sendiri pada diri seseorang
2. Timbul sifat apatis, yang artinya masa bodo atau acuh tak acuh
3. Timbul sikap atheis atau tidak memiliki agama pada diri seseorang
4. Iri hati, dengki, dan tidak senang melihat orang lain memperoleh kebahagiaan
atau kesenangan
5. Berburuk sangka
6. Memiliki sifat pendendam
7. Umurnya sudah dewasa akan tetapi masih manja serta tingkah laku dan
pemikirannya seperti anak kecil
B. Manusia sebagai makhluk sosial
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika kita
pergi kesekolah, kita tidak bisa seenak nya berpakaian menurut kehendak diri
sendiri. Kita harus mengikuti peraturan untuk mengenakan seragam. Saat kita
memakai seragam, pasti kita berusaha untuk tampil yang menurut diri kita pantas,
baik, modis atau up to date oleh orang lain.
Manusia tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat, dirumah, disekolah, dan
dilingkungan yang lebih besar manusia tidak akan lepas dari pengaruh orang lain.
Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang
didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.
Manusia secara kodrat nya adalah makhluk sosial atau makhluk yang
bermasyarakat, selain itu juga diberikan kelebihan yaitu berupa akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama diantara manusi lainnya.
Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampkkan dirinya
dalam berbagai bentuk, maka dari iti dengan sendiriya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya.
Dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, setiap orang akan mengenal orang
lain oleh karena itu perilaku manusia selalu terkait dengan orang lain. Perilaku
manusia dipengaruhi orang lain, ia melakukan sesuatu yang dipengaruhi faktor
dari luar dirinya, seperti tunduk pada aturan, tunduk pada norma masyarakat, dan
keinginan mendapat respon postif dari orang lain (pujian).
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, dikarenakan dalam diri manusia ada
dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup
berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari
kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali
didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masing-masing. Misalnya,
pengusaha cenderung berteman lagi dengan yang pengusaha. Orang borjuis juga
cenderung berteman dengan yang borjuis. Dengan demikian, akan terbentuk
kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang didasari oleh kesamaan ciri
atau kepentingan.
Manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup ditengah-tengah
manusia. Ketika bayi lahir, ia memerlukan manusia lainnya. Bayi sama sekali
tidak berdaya ketika dilahirkan. Ia tidak akan bisa bertahan tanpa pertolongan
orang lain. Berbeda dengan hewan, mereka dapat mempertahankan hidupnya di
bekali dengan insting. Insting atau naluri adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir,
yang diperoleh bukan melalui proses belajar.
Manusia dibekali dengan akal. Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas,
ketika bayi lahir misalmya, ia hanya memiliki insting menangis. Kelaparan pun
juga menangis. Manusia memiliki potensiakal yang mempertahankan hidupnya.
Namun potensi yang ada hanya mungkin erkembang bila ia hidup dan belajar
ditengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja, manusia harus belajar dari
manusia lainnya. Berkomunikasi juga perlu bantuan orang lain.
Jadi, kesimpulannya adalah :
1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusi akan berkembang bila ia hidup ditengah-tengah manusia.
C. Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Sebagai makahluk individu,manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia
.setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama
pula.Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi
dirinya,baik potensi jasmani maupun potensi rohani
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. artinya manusia akan senantiasa
dan selalu berhubungan dengan orang lain.manusia tidak mungkin hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain .kebutuhanakan lain dan interaksi sosisl membentuk
kehidupan berkelompok pada manusia.
dalam dimensi individu,muncul hak-hak dasar manusia,kewajiban dasar manusia
adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati norma-norma yang berlaku
di masyarakatnya.
manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi -implikasi:
a. kesadaran akan ketidak berdayaan manusia bila seorang diri
b. kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
c. penghargaan akan hak-hak orang lain
d.ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.
Contoh Masalah yang Timbul dari Manusia sebagai Makhluk Sosial
1. Perkelahian
2. Permusuhan
3. Tawuran antar pelajar atau antar desa
4. Perang antar suku karena salah paham
https://permatasadrina.wordpress.com/2014/10/28/tugas-ibd-manusia-sebagaimakhluk-individu-dan-sosial/
Sigmund Freud
Lahir:
6 Mei 1856 Freiberg, Moravia, AustriaHongaria, sekarang Republik Ceko
Meninggal :
23 September 1939 (umur 83) London, Inggris, Britania Raya
Tempat tinggal:
Austria, Britania Raya
Kebangsaan:
Austria
Bidang:
Neurologi, Filosofi, Psikiatri, Psikologi, Psikoterapi, sikoanalisis, Literatur
Institusi
Universitas Vienna
Alma mater:
Universitas Vienna
Dikenal atas:
Psikoanalisis
Mempengaruhi:
Adorno, Althusser, Bass,Bloom, Breton, Brown,Chodorow, Dal, Deleuze,Derrida,
Firestone, Anna Freud, Fromm, Gallop,Gilligan, Grosz, Guattari,Habermas,
Horney, Irigaray,Janov, Jones, Jung, Kandel,Khanna, Klein, Kovel,
Kristeva,Lacan, Lyotard, Marcuse,Merleau-Ponty, Mitchell,Molyneux, Paglia,
Perls, Rank,Reich, Ricur, Rieff, Sartre,Solms, Stekel, Sullivan,Trilling
Penghargaan: Goethe Prize
Dipengaruhi:
Aristoteles, Brne, Brentano,Breuer, Charcot, Darwin,Dostoyevsky,
Empedocles,Fliess, Goethe, Haeckel,Hartmann, Jackson,Jacobsen, Kant,
Mayer,Nietzsche, Plato,Schopenhauer, Shakespeare,Sophocles
Sigmund Freud adalah seorang Austria keturunanYahudi pendiri aliran
psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. Nama asli Freud adalah Sigismund
Scholomo. Namun sejak menjadi mahasiswa Freud tidak mau menggunakan nama
itu karena kata Sigismund adalah bentukan kata Sigmund. Menurut Freud,
Biografi
Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia, Austria
Hongaria, sekarang Republik Ceko. Ia adalah pionir cikal bakal psikoanalisa. Saat
ia berumur empat tahun keluarganya pindah ke Wina dan di situlah dia
menghabiskan hampir seluruh hidupnya. Freud meraih gelar sarjana kedokteran
dari Universitas Wina tahun 1881. Selama sepuluh tahun berikutnya dia
melakukan penyelidikan mendalam di bidang psikologi, membentuk staf klinik
psikiatri, melakukan praktek pribadi di bidang neurologi, bekerja di Paris bersama
neurolog Perancis kenamaan Jean Charcot dan juga bersama dokter Josef Breuer
asal Wina.
Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang tingkat demi tingkat. Pada tahun
1895, bekerja sama dengan Breuer ia merilis buku pertamanya yakni Penyelidikan
tentang Histeria. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun 1900. Buku ini
merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus paling penting,
meski pada awalnya penjualan buku ini lesu, namun mampu membuat namanya
terkenal.
Di tahun 1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina.
Salah seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler,
dan beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya
menjadi ahli ilmu psikologi. Pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian
ceramah di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang terkenal.
Pada saat-saat akhir hidupnya dia terkena kanker pada tulang rahangnya dan sejak
tahun 1923 dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka
memulihkan kondisinya. Meski begitu, dia tetap bekerja dan menghasilkan
beberapa karya penting. Di tahun 1938 saat Nazi menduduki Austria, Sigmund
Freud yang sudah berusia 82 tahun dipaksa pergi ke London, setahun kemudian ia
meninggal dunia dengan meninggalkan seorang istri dan enam orang anak.
Psikoanalisis
Psikoanalisis bermula dari keraguan Freud terhadap kedokteran. Pada saat itu
kedokteran dipercaya bisa menyembuhkan semua penyakit, termasuk histeria
yang sangat menggejala di Wina (Freud, terj.,1991:4). Pengaruh Jean-Martin
Charcot, neurolog Prancis, yang menunjukkan adanya faktor psikis yang
menyebabkan histeria mendukung pula keraguan Freud pada kedokteran (Berry,
2001:15).
Sejak itu Freud dan doktor Josef Breuer menyelidiki penyebab histeria. Pasien
yang menjadi subjek penyelidikannya adalah Anna O. Selama penyelidikan, Freud
melihat ketidakruntutan keterangan yang disampaikan oleh Anna O. Seperti ada
yang terbelah dari kepribadian Anna O. Penyelidikan-penyelidikan itu yang
membawa Freud pada kesimpulan struktur psikis manusia: id, ego, superego dan
ketidaksadaran, prasadar, dan kesadaran.
Freud menjadikan prinsip ini untuk menjelaskan segala yang terjadi pada
manusia, antara lain mimpi. Menurut Freud, mimpi adalah bentuk penyaluran
dorongan yang tidak disadari. Dalam keadaan sadar orang sering merepresi
keinginan-keinginannya. Karena tidak bisa tersalurkan pada keadaan sadar, maka
keinginan itu mengaktualisasikan diri pada saat tidur, ketika kontrol ego lemah.
Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan
otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental
sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari
namun bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak
sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang
ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
a. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
b. Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap
individu dari lingkungannya.
c. Ego, adalah pengawas realitas.
Warisan
Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas. Dia menekankan arti
penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan
betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan
yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan
penderitaan atas buatan sendiri serta bahkan penyakit.
Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan
penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia
dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang
bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal
pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi.
Berhubung banyak gagasan Freud masih bertentangan satu sama lain, amatlah
sulit menempatkan kedudukannya dalam sejarah. Dia merupakan pelopor serta
penggali, dengan bakat serta kecerdasan luar biasa yang menghasilkan berbagai
gagasan. Tetapi, teori-teori Freud (tidak seperti Darwin atau Pasteur) tak pernah
berhasil memperoleh kesepakatan dari ilmuwan dan teramat sulit untuk
menyetujui bahwa gagasannya sebagai suatu kebenaran.
Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan
konsep kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilah
Sigmund Freud telah digunakan oleh umum-misalnya: ego, super ego, Oedipus
complex dan kecenderungan hasrat mau mati.
Emile Durkheim
Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis 15 April 1858. Ia keturunan pendeta
Yahudi dan ia sendiri belajar untuk menjadi pendeta (rabbi). Tetapi, ketika
berumur 10 tahun ia menolak menjadi pendeta. Sejak itu perhatiannya terhadap
agama lebih bersifat akademis ketimbang teologis (Mestrovic, 1988). Ia bukan
hanya kecewa terhadap pendidikan agama, tetapi juga pendidikan masalah
kesusastraan dan estetika. Ia juga mendalami metodologi ilmiah dan prinsip moral
yang diperlukan untuk menuntun kehidupan sosial. Ia menolak karir tradisional
dalam filsafat dan berupaya mendapatkan pendidikan ilmiah yang dapat
disumbangkan untuk pedoman moral masyarakat. Meski kita tertarik pada
sosiologi ilmiah tetapi waktu itu belum ada bidang studi sosiologi sehingga antara
1882-1887 ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah di Paris.
Hasratnya terhadap ilmu makin besar ketika dalam perjalanannya ke Jerman ia
berkenalan dengan psikologi ilmiah yang dirintis oleh Wilhelm Wundt (Durkheim,
1887/1993). Beberapa tahun sesudah kunjungannya ke Jerman, Durkheim
menerbitkan sejumlah buku diantaranya adalah tentang pengalamannya selama di
Jerman (R. Jones, 1994). Penerbitan buku itu membantu Durkheim mendapatkan
jabatan di Jurusan Filsafat Universitas Bordeaux tahun 1887. DI sinilah Durkheim
pertama kali memberikan kuliah ilmu sosial di Universitas Perancis. Ini adalah
sebuah prestasi istimewa karena hanya berjarak satu dekade sebelumnya
kehebohan meledak di Universitas Perancis karena nama Auguste Comte muncul
Melalui fakta ini juga segala sesuatu telah dilihat menjadi bertambah baik dan
rakyat merasa terhibur (Lukes, 1972:345).
Perhatian Durkheim terhadap perkara Dreyfus berasal dari perhatiannya yang
mendalam seumur hidupnya terhadap moralitas modern. Menurut Durkheim,
jawaban atas perkara Dreyfus dan krisis moral seperti itu terletak di akhir
kekacauan moral dalam masyarakat. Karena perbaikan moral itu tak dapat
dilakukan secara cepat dan mudah, Durkheim menyarankan tindakan yang lebih
khusus, seperti menindak tegas orang yang mengorbankan rasa benci terhadap
orang lain dan pemerintah harus berupaya menunjukkan kepada publik bahwa
menyebarkan rasa kebendaan itu adalah perbuatan menyesatkan dan terkutuk. Ia
mendesak rakyat agar mempunyai keberanian untuk secara lantang menyatakan
apa yang mereka pikirkan dan bersatu untuk mencapai kemenangan dalam
perjuangan menentang kegilaan publik (Lukas, 1972:347).
Tetapi minat Durkheim terhadap sosialisme juga dijadikan bukti bahwa ia
menentang pemikiran yang menganggapnya seorang konservatif, meski jenis
pemikiran sosialismenya sangat berbeda dengan pemikiran Marx dan
pengikutnya. Durkheim sebenarnya menamakan Marxisme sebagai seperangkat
hipotesis yang dapat dibantah dan ketinggalan zaman (Lukes, 1972:323).
Menurut Durkheim, sosialisme mencerminkan gerakan yang diarahkan pada
pembaharuan moral masyarakat melalui moralitas ilmiah dan ia tak tertarik pada
metode politik jangka pendek atau pada aspek ekonomi dari sosialisme. Ia tak
melihat proletariat sebagai penyelamat masyarakat dan ia sangat menentang
agitasi atau tindak kekerasan. Menurut Durkheim, sosialisme mencerminkan
sebuah sistem dimana didalamnya prinsip moral ditemukan melalui studi
sosiologi ilmiah di tempat prinsip moral itu diterapkan.
Durkheim berpengaruh besar dalam pembangunan sosiologi, tetapi pengaruhnya
tak hanya terbatas di bidang sosiologi saja. Sebagian besar pengaruhnya terhadap
bidang lain tersalur melalui jurnal Lannee Sociologique yang didirikannya tahun
1898. Sebuah lingkaran intelektual muncul sekeliling jurnal itu dan Durkheim
berada dipusatnya. Melalui jurnal itu, Durkheim dan gagasannya mempengaruhi
berbagai bidang seperti antropologi, sejarah, bahasa dan psikologi yang agak
ironis, mengingat serangannya terhadap bidang psikologi.
Durkheim meninggal pada 15 November 1917 sebagai seorang tokoh intelektual
Perancis tersohor. Tetapi, karya Durkheim mulai memengaruhi sosiologi Amerika
dua puluh tahun sesudah kematiannya, yakni setelah terbitnya The Structure of
Social Action (1973) karya Talcott Parsons.
https://doktorpaisal.wordpress.com/2009/11/23/biografi-emile-durkheim/
Koffka lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886. Kariernya dalam psikologi dimulai
sejak dia diberi gelar doktor oleh Universitas Berlin pada tahun 1908. Sumbangan
Koffka kepada psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dari
prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar,
mengingat, sampai kepada psikologi belajar dan psikologi sosial. Teori Koffka
tentang belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajar dapat diterangkan dengan
prinsip-prinsip psikologi Gestalt. Teori Koffka tentang belajar antara lain:
1. Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas
di otak. Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti
prinsip-prinsip Gestalt dan akan muncul kembali kalau kita
mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.
2. Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu
tidak dapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan
jejak, karena jejak tersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan
untuk mendapat Gestalt yang lebih baik dalam ingatan.
3. Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.
3. Wolfgang Kohler (1887-1967)
Kohler dan Koffka bersama Wertheimer yang mendirikan psikologi Gestalt adalah
juga murid Stumpf, dan mereka menggunakan fenomenologi sebagai metode
untuk menganalisis gejala psikologis. Fenomenologi adalah deskripsi tentang data
yang berusaha memahami dan bukan menerangkan gejala-gejala. Fenomenologi
kadang-kadang dipandang sebagai suatu metode pelengkap untuk setiap ilmu
pengetahuan, karena ilmu pengetahuan mulai dengan mengamati apa yang dialami
secara langsung.
Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorisme: dengan
menyumbangkan ide untuk menggali proses belajar kognitif, berfokus pada
higher mental process. Adanya perceptual field diinterpretasikan menjadi
lapangan kognitif dimana prosesproses mental seperti persepsi, insight,dan
problem solving beroperasi. Tokoh : Tolman (dengan Teori Sign Learning) dan
Kohler (eksperimen menggunakan simpanse sebagai hewan coba).
Aplikasi Teori Belajar Gestalt
1. Belajar
Proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami proses
belajar, terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah proses belajar
terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap suatu problem.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
1)
Pengalaman tilikan (insight) : bahwa tilikan memegang peranan yang
penting dalam perilaku yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur
dalam suatu obyek atau peristiwa.
2)
Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) : kebermaknaan unsurunsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses
pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif
sesuatu yang dipelajari.
3)
Perilaku bertujuan (purposive behavior) : bahwa perilaku terarah pada
tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada
keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan
berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh
karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran
dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
4)
Prinsip ruang hidup (life space) : bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang
diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan
kehidupan peserta didik.
https://ferdonan.wordpress.com/teori-belajar-gestalt/
Kurt Lewin lahir pada tanggal 9 September 1890 disuatu desa kecil di
Prusia, daerah dosen. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara,
Lewin menyelesaikan sekolah menengahnya di Berlin tahun 1905
kemudian ia masuk Universitas di Freiburg dengan maksud belajar ilmu
kedokteran, tetapi ia segera melepaskan idenya ini dan setelah satu
semester belajar psikologi pada universitas di sana. Setelah meraih gelar
doktornya pada tahun 1914, Lewin bertugas di ketentaraan Jerman
selama empat tahun. Pada akhir perang ia kembali ke Berlin sebagai
instruktur dan asisten penelitian pada lembaga Psikologi.
Lewin menghabiskan sisa sisa hidupnya di Amerika Serikat. Ia
adalah profesor dalam bidang psikologi anak-anak pada Universitas
Cornell selama dua tahun (1933-1935) sebelum dipanggil ke Universitas
negeri Iowa sebagai profesor psikologi pada Badan Kesejahteraan Anak.
Pada tahun 1945, Lewin menerima pengangkatan sebagai profesor dan
direktur Pusat Penelitian untuk dinamika kelompok di Institut Teknologi
Massachussetts. Pada waktu yang sama, ia menjadi direktur dari
Commission of Community Interrelation of The Amerika Jewish Congress,
yang
aktif
melakukan
penelitian
tentang
masalah
masalah
kemasyarakatan. Ia meninggal secara mendadak karena serangan
jantung di Newton Ville, Massachussetts, pada tanggal 9 Februari 1947
pada usia 56 tahun.
A. Konsep Utama Teori Lewin
Bagi Lewin, teori medan bukan suatu sistem psikologi baru yang
terbatas pada suatu isi yang khas: teori medan merupakan sekumpulan
konsep dengan dimana seseorang dapat menggambarkan kenyataan
psikologis. Konsep konsep ini harus cukup luas untuk dapat diterapkan
dalam semua bentuk tingkah laku, dan sekaligus juga cukup spesifik untuk
menggambarkan orang tertentu dalam suatu situasi konkret. Lewin juga
menggolongkan teori medan sebagai suatu metode untuk
menganalisis hubungan hubungan kausal dan untuk membangun
konstruk-konstruk ilmiah
Ciri ciri utama dari teori Lewin, yaitu :
1. Tingkah laku adalah suatu fungsi dari medan yang ada pada waktu tingkah
laku itu terjadi
2. Analisis mulai dengan situasi sebagai keseluruhan dari mana bagian
bagian komponennya dipisahkan
3. Orang yang kongkret dalam situasi yang kongkret dapat digambarkan
secara matematis.
Konsep konsep teori medan telah diterapkan Lewin dalam berbagai
gejala psikologis dan sosiologis, termasuk tingkah laku bayi dan anak
dengan pribadi karena suatu fakta harus ada dalam lingkungan psikologis
sebelum mempengaruhi/dipengaruhi oleh pribadi.
b. Lingkungan Psikologis
Meskipun pribadi dikelilingi oleh lingkungan psikologisnya, namun
ia bukanlah bagian atau termasuk dalam lingkungan tersebut. Lingkungan
Psikologis berhenti pada batas pinggir elips, Tetapi batas antara pribadi
dan lingkungan juga bersifat dapat ditembus. Hal ini berarti fakta fakta
lingkungan dapat mempengaruhi pribadi.
Secara matematis : P = f (LP)
Dan fakta fakta pribadi dapat mempengaruhi lingkungan.
Secara matematis : LP = f (LP)
c. Pribadi
Menurut Lewin, pribadi adalah heterogen, terbagi menjadi bagian
bagian yang terpisah meskipun saling berhubungan dan saling
bergantung. Daerah dalam personal dibagi menjadi sel sel. Sel sel yang
berdekatan dengan daerah konseptual motor disebut sel sel periferal ;p;
sel sel dalam pusat lingkaran disebut sel sel sentral,s.
Sistem motor bertidak sebagai suatu kesatuan karena biasanya
lahannya dapat melakukan suatu tindakan pada satu saat. Begitu pula
dengan sistem perseptual artinya orang hanya dapat memperhatikan dan
mempersepsikan satu hal pada satu saat. Bagian bagian tersebut
mengadakan komunikasi dan interdependen; tidak bisa berdiri sendiri.
C. Dinamika Kepribadian
Konsep-konsep dinamika pokok dari Lewin yakni kebutuhan energi
psikis, tegangan , kekuatan atau vektor dan valensi. Konstruk konstruk
dinamik ini menentukan lokomosi khusus dari individu dan cara ia
mengatur struktur lingkungannya, Lokomosi dan perubahan perunahan
struktur berfungsi mereduksikan tegangan dengan cara memuaskan
kebutuhan. Suatu tegangan dapat direduksikan dan keseimbanagan
dipulihkan oleh suatu lokomosi substitusi. Proses ini menuntut bahwa dua
kebutuhan erat bergantungan satu sama lain sehingga pemiasan salah
satu kebutuhan adalah melepaskan tegangan dari sistem kebutuhan
lainnya.
Akhirnya, tegangan dapat direduksikan dengan lokomosi lokomosi
murni khayalan. Seseorang yang berkhayal bahwa ia telah melakukan
suatu perbuatan yang sulit atau menempati suatu jabatan yang tinggi
mendapat semacam kepuasan semu dari sekedar berkhayal tentang
keberhasilan.
Dinamika kepribadian menrut Kurt Lewin:
1. Enerji
Menurut Lewin manusia adalah system energi yang kompleks. Energi
muncul dari perbedaan tegangan antar sel atau antar region. Tetapi
ketidakseimbangan dalam tegangan juga bias terjadi antar region di
system lingkungan psikologis.
2. Tegangan
a.
b.
c.
1.
2.
3.
4.
5.