Anda di halaman 1dari 30

teraksi

2.

1.
k
2.
3.

Psikologi
Sosial
dengan
Ilmu-ilmu
Lainnya
Oleh : Mukhtar Gozali
A.
Berkaitan
dengan
ilmu
faal
&
biologi
Prilaku ditentukan oleh substruktur biologik manusia, dalam hal ini terkait dengan
psikiatri.
Prilaku sosial berarti adaptasi diri pada lingkungan sosial. Untuk menjelaskan prosesproses psikologik ini terkait dan banyak dipengaruhi oleh psikoanalisis.
Kegagalan adaptasi menjadi persoalan psikologik. Kegagalan dalam penyesuaian diri
berakibat pada mental health. Gejala-gejala kejiwaan (neuroses) dan gejala penyakit
kejiwaan (psychoses) antara lain ditimbulkan oleh ketidakmampuhan individu untuk
membina
harmonisasi
dengan
lingkungan
sosialnya.
Walaupun saling mempengaruhi, menurut Bonner (1953) Psikologi sosial berbeda
dengan ilnu-ilmu lainnya. Menurutnya perbedaan antara psikologi dan biologi sebagai
berikut: Psikologi sosial adalah ilmuyang subyektif, karena mempelajaripengindraan
(sensation)dan persepsi manusia sehingga manusia dianggap sebagai pelaku/subjek.
Biologi adalah ilmu yang objektif, karena ia mempelajari manusia sebagai jasad/objek.
Psikologi mempelajari nilai-nilai yang berkembang dari persepsi subjek, sedangkan
biologi mengkaji fakta dari penelitian fisik manusia. Psikologi mempelajari manusia
molar (perilaku adaptif secara menyeluruh), biologi mempelajari manusia secara
molekuler,artinya mempelajari bagian-bagian dari perilaku seperti: gerakan, reflek dsb.
B. Psikologi Sosial dengan Sosologi dan Antropologi
Sosiologi terkait perilaku antar individu dan antar kelompok (interaksionisme).
Antropologi mempelajari perilaku sosial yang terjadi pada suprastruktur budaya tertentu.
Psikologi sosial memusatkan penelitian pada prilaku individu, jadi unit analisis psikologi
sosial adalah individu.
Yang menjadi perhatian sosiologi adalah sistem dan struktur sosial, dan unit analisis
sosiologi adalah kelompok.
Ruang Lingkup Psikologi Sosial
1. Pengaruh sosial terhadap proses individual. Yaitu keberadaan individu pada
kelompok, atau norma-norma sosial mempengaruhi persepsi, motivasi, proses
belajar, sikap (attitude) atau sifat (atribusi) seseorang.
2. Proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, prasangka dsb.
Yang terdapat
pada setiap individu dalam masyarakat.
3. Studi tentang interaksi kelompok, seperti kepemimpinan, komunikasi,

http://www.tasawufpsikoterapi.web.id/2013/02/hubungan-psikologi-sosial-dengnilmu.html

Hubungan Psikologi dengan Antropologi


Psikologi mempelajari dan menyelidi pengalaman dan tingkah laku
individu manusia yang dipengaruhi oleh situasi-situasi sosial.
Sebagaimana yang diketahui antropologi mempelajari tentang manusia dan
psikologi menyelidiki pengalaman dan tingkah laku manusia. Adanya hubungan
yaitu dengan menggunakan analisa psikologi, maka ilmu antropologi dapat
menganalisa secar amendalam apa saja yang terjadi di masa lalu.

Hubungan Psikologi dengan Sosiologi


Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
manusia, mempelajari manusia dalam hidup bermasyarakat. Obyek dari sosiologi
adalah adalah manusia. Sehingga antara psikologi dengan sosiologi sangat
berhubungan. Dan tidak mengherankan jika suatu waktu ada titik pertemuan
dalam meninjau manusia, misalnya soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi yang
penting adalah hidup bermasyarakat. Sedangkan tinjauan psikologi adalah tingkah
laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan yang didorong oleh motif tertentu yang
membat

manusia

bertingkah

laku/berbuat.

Psikologi

dengan

sosiologi

mempunyaianalisis kemasyarakatan yakni menggunakan faktor-faktor secara luas


untuk menjelaskan perilaku sosial. Salah satu contohnya dalam hal pergaulan
hidup yang terdiri dari beberapa golongan seperti suku bangsa, keluarga,
perhimpunan, kelas, dll.
Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan
dari perilaku individu adalah psikologi kepribadian. Pendekatan psikologi
kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan
psikologi dengan sosiologi adalah mengidentifikasikan respon dari sebagian besar
orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi
respon

tersebut.

Psikologi dengan sosiologi lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana


seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Dan mempelajari perasaan
subyektif yang biasa muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan
itu mempengaruhi perilaku seseorang. Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar
psikologi dengan sosiologi adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang
marah, yang kemungkinan besar timbulnya mereka melakukan perilaku agresi,
yang merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Dan
kita semua menyadari bahwa tingkah laku manusia tidak dapat terlepas dari
keadaan sekitar, sehingga tidaklah sempurna jika meninjau manusia berdiri sendiri
dan terlepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Ilmu pegetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan psikologi. Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan
alam mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu pengetahuan alam
menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi,
khususnya metode ilmu pengetahuan mempengaruhi perkembangan metode dalam
psikologi. Karenanya sebagian ahli berpendapat, kalau psikologi ingin
mendapatkan kemajuan haruslah mengikuti cara kerja yang ditempuh oleh ilmu
pengetahuan alam. Psikologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari
filsafat, walaupun pada akhirnya, metode ilmu pengetahuan alam tidak seluruhnya
digunakan dalam lapangan psikologi. Oleh karena perbedaan dalam obyeknya.
Sebab ilmu pengetahuan alam berobyekkan pada benda-benda mati. Sedangkan
psikologi berobyekan pada manusia hidup, sebagai makhluk yang dinamik,
berkebudayaan,

tumbuh,

berkembang

dan

dapat

berubah

setiap

saat.

Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi menyelidiki dan


mempelajari manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat kompleks, maka
psikologi harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tapi sebaliknya, setiap
cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia akan kurang
sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan demikian
akan terjadi hubungan timbal balik.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan


Ilmu Pendidikan: bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak
lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak
didasarkan pada psikologi perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini
melahirkan Psikologi Pendidikan.
Hubungan Psikologi dengan Ilmu Agama
Psikologi dengan agama merupakan dua hal yang berhubungan erat.
Mengingat agama sendiri diturunkan kepada umat manusia dengan dasar-dasar

yang disesuaikan oleh kondisi psikologi dan situasi psikologi. Tanpa dasar, agama
akan sulit diterima oleh manusia. Karena didalam agama mengajarkan tentang
bagaimana agar manusia tanpa paksaan bersedia menjadi seorang hamba yang
patuh

dan

taat

pada

ajaran

agama.

Dalam agama, penuh dengan unsur-unsur paedagogis yang merupakan


essensi pokok dari tujuan agama yang diturunkan oleh tuhan kepada manusia.
Unsur paedagogis dalam agama tidak mempengaruhi manusia kecuali bila
disampaikan sesuai petunjuk psikologis. Setiap orang dapat menghayati perasaan
keagamaan dirinya dan dapat meneliti keberagaman orang lain. Makna agama
dalam psikologis pasti berbeda-beda pada tiap orang. Bagi sebagian orang, agama
adalah ritual ibadah, seperti sholat dan puasa. Bagi agama lain adalah pengabdian
kepada sesama makhluk atau pengorbanan untuk suatu keyakinan.
Hubungan psikologi dengan agama mempelajari psikis manusia
dalam hubungannya dengan manifestasi keagamaan, yaitu kesadaran agama dan
pengalaman agama. Kesadaran agama hadir dalam pikiran dan dapat dikaji
dengan intropeksi. Pengalaman agama sendiri merupakan perasaan yang hadir
dalam keyakinan sebagai buah dari amal keagamaan semisal melazimkan dzikir.
Jadi obyek studinya dapat berupa gejala-gejala psikis manusia yang berkaitan
dengan tingkah laku keagamaan dan proses hubungan antara psikis manusia
dengan
Antara

tingkah
psikologi

dengan

laku
agama

tidak

bermaksud

keagamaan.
untuk

melakukan

penelitian/kritik terhadap ajaran agama tertentu, tapi semata untuk memahami dan
melukiskan tingkah laku keagamaan sebagai ekspresi dalam alam pikiran,
perasaan, dan sebagainya akibat adanya keyakinan agama tertentu. Contoh bahwa
psikologi dengan agama mempunyai hubungan erat dalam memberikan
bimbingan manusia adalah jika manusia melanggar norma-norma agama
dipandang dosa. Perasaan berdosa inilah yang mengakibatkan perasaan nestapa
dalam dirinya meskipun tidak diberikan hukuman lahiriyah. Psikologi
memandang bahwa orang yang berdosa telah menghukum dirinya sendiri karena
berbuat pelanggaran. Jiwa mereka tertekan dan dihantui perasaan besalah. Dan
bila yang bersangkutan tidak dapat mensublimasikan perasaannya, akan

mengakibatkan semacam penyakit jiwa yang merugikan dirinya sendiri. Dalam


hal demikian itulah penuduk agama sangat diperlukan untuk memberikan jalan
sublimatif serta katharisasi mengingat hubungan antara keduanya

Untuk informasi lebih mendetail tentang hubungan psikologi dengan ilmu lain,
silahkan lihat ke bagian 2, atau klik disini.

Semoga memberikan manfaaat untuk anda.


Psikologi, hubungan psikologi dengan antropologi, hubungan psikologi
dengan sosiologi, hubungan psikologi dengan ilmu pengetahuan alam,
hubungan psikologi dengan ilmu pendidikan, hubungan psikologi dengan
agama.
http://psikologiberbicara.blogspot.com/2013/11/hubungan-psikologi-dengan-ilmulain-bagian1.html

A. manusia sebagai makhluk individu


individu berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa inggris in salah satunya
berarti tidak, sedangkan divided berarti terbagi. Jadi, individu berarti tidak
terbagai atau kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium
yang artinya adalah yang tak terbagi, jadi merupakan sebuah sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatukan sebuah kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Individu bukan berarti manusiasebagai satu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi
melainkan kesatuan yang tak terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan sehingga
sering digunakan sebagai sebtuan orang-seorang atau manusia perorangan.
Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani. Dengan kemampuan
kerohaniannya individu dapat berhubungan dan berfikir serta dengan pikirannya
mngendalikan dan memimpin kesanggupan akali dan kesanggupan budi untuk
mengatasi segala masalah dan kenyataan yang sedang dialaminya.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik

dan psikis, unsur jiwa dan raga. Seseorang dikatakan makhluk individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika dalam dirinya unsur-unsur
tersebut tidak menyatu maka tidak bisa dikatakan sebagai makhluk individu.
Jadi pengertian manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur
yang ada dalam individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas, tidak ada manusia yang mirip
sekali.dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir kembar.
Walaupun secara umum manusia memiliki perangkat fisik yang sama. Tetapi
kalau perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail, maka akan terdapat
perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu terletak pada bentuk, ukuran, sifat dan lainlainnya. Kita dapat membedakan seseorang dari lainnya berdasarkan perbedaaanperbedaan yang ada, baik pada perbedaaan fisik maupun psikis.
Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya.
Sifat, karakter, perangai atau gaya dan selera orang juga berbeda-beda. Lewat ciriciri fisik seseorang pertama kali mudah dikenali. Ada orang yang gemuk, kurus,
atau langsing, ada yang kulitnya coklat, hitam, putih, ada yang rambutnya lurus
dan ikal. Dilihat dari sifat, perangai atau karakternya, ada orang yang periang,
sabar, cerewet, atau lainnya.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan fenotip. Faktor
genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor
keturunan, dibawa individu sejak lahir. Secara fisik seseorang memiliki kemiripan
atau kesamaan ciri dari orang tuanya, kemiripan atau persamaan itu mungkin saja
terjadi pada keseluruhan penampilan fisiknya, bisa juga terjadi pada bagianbagian tubuh tertentu saja. Kita bisa melihat secara fisik bagian tubuh mana dari
kita yang memiliki kemiripan dengan orang tua kita. Ada bagian tubuh kita yang
mirip ibu atau ayah, begitu pula dengan sifat atau karakter kita yang mirip dengan
ayah dan ibu kita.
Jika seorang individu memoiki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dibawa sejak
lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh
faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan ikut berperan dalam
pembentukkan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk
pada lingkungan fisik dan lngkungan sosial. Lingkungan fisik seperti kodisi alam
sekitarnya, baik itu lingkungan buatan seperti tempat tinggal dan lingkungan.
Sedangkan lingkungan yang bukan buatan seperti kondisi alam geografis dan
iklimnya.
Contoh : Orang yang tinggal di daerah pantai memiliki kebiasaan yang berbeda
dengan yang tinggal di daerah pegunungan. Jika orang yang tinggal di daerah

pantai bicaranya cenderung keras, berbeda dengan mereka yang tinggal di daerah
pegunungan. Orang yang tinggal di pantai dan pegunungan pasti juga memiliki
jam kerja yang berbeda sehingga menyebabkan kebiasaan kebiasaan yang berbeda
dalam menangani pekerjaan mereka. Beda lingkungan tempat tinggal, cenderung
berbeda pula kebiasaan dan perilaku orang-orangnya.
Lingkungan sosial merujuk pada lingkungan dimana seseorang individu
melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota
keluarga, teman dan kelompok sosial lain yang lebih besar.
Seseorang yang sehari-harinya bergaul dengan lingkungan temannya yang bekerja
buruh kasar di sebuah proyek memiliki kebiasaanyang khas bagi kelompoknya.
Begitu pula dengan orang yang lingkungan sosialnya berada dikelas atas seperti
para sosialita, memiliki kebiasaan yang khas pula bagi kelompoknya.
Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian.
Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain.
Kepribadian seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan faktor
lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus. Mayor polak
menjelaskan bahwa kepribadian adalah keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran
dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan
berhubungan dean peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan
mempengaruhi kesadaran akan dirinya. Meskipun dalam pengertian tersebut
mayor polaktidak memasukkan faktor lingkungan sebagai bagian dari kepribadian
namun dalam pembahasannya dia mengatakan bahwa pembentukkan kepribadian
diantaranya dipengaruhi oleh masukan lingkungan sosial (kelompok), dan
lingkungan budaya (pendidikan).
Menurut Horton dan Hunt keseluruhan perilaku seseorang yang merupakan
interaksi antara kecendrungan-kecendrungan yang diwariskan (secara biologis)
dengan rentetan-rentetan situasi (lingkungan).
Sedangkan menurut Nursid sumaatmadja, ia menyimpulkan bahwa faktor
lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan karakteristik yang khas
dari seseorang.
Sebagai makhluk individu,manusia berperan untuk menjalankan beberapa hal
seperti berikut :
1.menjaga dan mempertahankan karkat dan martabatnya
2. mengupayakan tentang terpenuhinya hak-hak dasar sebagai manusia
3. merealisasikan segenap potensi diri baik dari sisi rohani maupun jasmani
4. memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya
Contoh Masalah yang Timbul dari Manusia sebagai Makhluk Individu
1. Timbul sifat egois dan ingin menang sendiri pada diri seseorang
2. Timbul sifat apatis, yang artinya masa bodo atau acuh tak acuh

3. Timbul sikap atheis atau tidak memiliki agama pada diri seseorang
4. Iri hati, dengki, dan tidak senang melihat orang lain memperoleh kebahagiaan
atau kesenangan
5. Berburuk sangka
6. Memiliki sifat pendendam
7. Umurnya sudah dewasa akan tetapi masih manja serta tingkah laku dan
pemikirannya seperti anak kecil
B. Manusia sebagai makhluk sosial
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika kita
pergi kesekolah, kita tidak bisa seenak nya berpakaian menurut kehendak diri
sendiri. Kita harus mengikuti peraturan untuk mengenakan seragam. Saat kita
memakai seragam, pasti kita berusaha untuk tampil yang menurut diri kita pantas,
baik, modis atau up to date oleh orang lain.
Manusia tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat, dirumah, disekolah, dan
dilingkungan yang lebih besar manusia tidak akan lepas dari pengaruh orang lain.
Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang
didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.
Manusia secara kodrat nya adalah makhluk sosial atau makhluk yang
bermasyarakat, selain itu juga diberikan kelebihan yaitu berupa akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama diantara manusi lainnya.
Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampkkan dirinya
dalam berbagai bentuk, maka dari iti dengan sendiriya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya.
Dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, setiap orang akan mengenal orang
lain oleh karena itu perilaku manusia selalu terkait dengan orang lain. Perilaku
manusia dipengaruhi orang lain, ia melakukan sesuatu yang dipengaruhi faktor
dari luar dirinya, seperti tunduk pada aturan, tunduk pada norma masyarakat, dan
keinginan mendapat respon postif dari orang lain (pujian).
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, dikarenakan dalam diri manusia ada
dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup
berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari
kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali
didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masing-masing. Misalnya,
pengusaha cenderung berteman lagi dengan yang pengusaha. Orang borjuis juga
cenderung berteman dengan yang borjuis. Dengan demikian, akan terbentuk
kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang didasari oleh kesamaan ciri
atau kepentingan.
Manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup ditengah-tengah

manusia. Ketika bayi lahir, ia memerlukan manusia lainnya. Bayi sama sekali
tidak berdaya ketika dilahirkan. Ia tidak akan bisa bertahan tanpa pertolongan
orang lain. Berbeda dengan hewan, mereka dapat mempertahankan hidupnya di
bekali dengan insting. Insting atau naluri adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir,
yang diperoleh bukan melalui proses belajar.
Manusia dibekali dengan akal. Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas,
ketika bayi lahir misalmya, ia hanya memiliki insting menangis. Kelaparan pun
juga menangis. Manusia memiliki potensiakal yang mempertahankan hidupnya.
Namun potensi yang ada hanya mungkin erkembang bila ia hidup dan belajar
ditengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja, manusia harus belajar dari
manusia lainnya. Berkomunikasi juga perlu bantuan orang lain.
Jadi, kesimpulannya adalah :
1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusi akan berkembang bila ia hidup ditengah-tengah manusia.
C. Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Sebagai makahluk individu,manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia
.setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama
pula.Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi
dirinya,baik potensi jasmani maupun potensi rohani
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. artinya manusia akan senantiasa
dan selalu berhubungan dengan orang lain.manusia tidak mungkin hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain .kebutuhanakan lain dan interaksi sosisl membentuk
kehidupan berkelompok pada manusia.
dalam dimensi individu,muncul hak-hak dasar manusia,kewajiban dasar manusia
adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati norma-norma yang berlaku
di masyarakatnya.
manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi -implikasi:
a. kesadaran akan ketidak berdayaan manusia bila seorang diri
b. kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
c. penghargaan akan hak-hak orang lain
d.ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.
Contoh Masalah yang Timbul dari Manusia sebagai Makhluk Sosial
1. Perkelahian
2. Permusuhan
3. Tawuran antar pelajar atau antar desa
4. Perang antar suku karena salah paham

5. Persaingan yang tidak sehat, baik dilingkungan pendidikan, politik, maupun


hukum
6. Menyebar fitnah seseorang kepada orang lain
7. Pilih-pilih teman atau sikap diskriminisasi
8. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme secara berjamaah
9. Memiliki sifat untuk menjadi penguasa dengan menghalalkan segala cara
sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial hendaknya manusia memiliki
kepribadian,yang dimaksud dengan kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal
dan jiwa yang di bangun oleh perasaan,pengetahuan dan dorongan.
D. Permasalahan serta penyelesaian manusia sebagai makhluk individu dan sosial
Kasus 1
Banyak terjadinya kasus tawuran yang terjadi antar siswa sma. Hanya karena
masalah sepele seperti mengejek salah satu sekolah. Bisa mengakibatkan tawuran
yang memakan korban jiwa. Hal tersebut dikarenakan adanya senjata tajam yang
digunakan. Tawuran tersebut terjadi pada saat jam pulang sekolah
Penyelesaian :
Seharusnya pihak kepolisian bekerja sama dengan pihak sekolah untuk
mensosialisasikan tentang ketertiban dan keamanan agar tidak ada lagi kejadian
tawuran ini. Pihak sekolah juga seharusnya melakukan razia senjata tajam secara
rutin. Pihak kepolisian dan juga sekolah juga harus memberikan sanksi tegas
kepada para pelaku tawuran ini. Peran orang tua juga diperlukan untuk mendidik
anak nya lebih baik lagi
Kasus 2
Masyarakat mengeluh maraknya peredaran petasan di tengah-tengah masyarakat,
terutama waktu ibadah Shalat Taraweh karena suara petasan sangat menggangu.
Yang mengurangi kehusyukan beribadah dan dapat membahayakan yang
memainkan petasan tersebut.
Penyelesaiannya:
Pertama hendaklah adanya perhatian dari pihak terkait dalam memberantas hal
tersebut, kalau perlu di tindak lanjuti agar si pelaku jera. Dan Pol PP mengawasi
secara ketat, peredaran petasan yang dipasarkan, baik di pasar tradisional maupun
ditempat keramaian. Dan di minta kepada masyarakat untuk tidak menjual serta
menggunakan petasan tersebut, demi menjaga kenyamanan umat muslim
menunaikan ibadah sholat.

https://permatasadrina.wordpress.com/2014/10/28/tugas-ibd-manusia-sebagaimakhluk-individu-dan-sosial/

Biografi Sigmund Freud - Tokoh Psikoanalisis


Posted by muhamad nurdin fathurrohman Posted on 10:30 AM

Sigmund Freud
Lahir:
6 Mei 1856 Freiberg, Moravia, AustriaHongaria, sekarang Republik Ceko

Meninggal :
23 September 1939 (umur 83) London, Inggris, Britania Raya
Tempat tinggal:
Austria, Britania Raya

Kebangsaan:

Austria
Bidang:
Neurologi, Filosofi, Psikiatri, Psikologi, Psikoterapi, sikoanalisis, Literatur

Institusi
Universitas Vienna

Alma mater:
Universitas Vienna

Dikenal atas:
Psikoanalisis

Mempengaruhi:
Adorno, Althusser, Bass,Bloom, Breton, Brown,Chodorow, Dal, Deleuze,Derrida,
Firestone, Anna Freud, Fromm, Gallop,Gilligan, Grosz, Guattari,Habermas,
Horney, Irigaray,Janov, Jones, Jung, Kandel,Khanna, Klein, Kovel,
Kristeva,Lacan, Lyotard, Marcuse,Merleau-Ponty, Mitchell,Molyneux, Paglia,
Perls, Rank,Reich, Ricur, Rieff, Sartre,Solms, Stekel, Sullivan,Trilling
Penghargaan: Goethe Prize

Dipengaruhi:
Aristoteles, Brne, Brentano,Breuer, Charcot, Darwin,Dostoyevsky,
Empedocles,Fliess, Goethe, Haeckel,Hartmann, Jackson,Jacobsen, Kant,
Mayer,Nietzsche, Plato,Schopenhauer, Shakespeare,Sophocles
Sigmund Freud adalah seorang Austria keturunanYahudi pendiri aliran
psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. Nama asli Freud adalah Sigismund
Scholomo. Namun sejak menjadi mahasiswa Freud tidak mau menggunakan nama
itu karena kata Sigismund adalah bentukan kata Sigmund. Menurut Freud,

kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious),


prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Konsep dari teori Freud
yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang
mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan
pernyataan bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat s3ksual!tas (er0s) yang
pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.

Biografi
Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia, Austria
Hongaria, sekarang Republik Ceko. Ia adalah pionir cikal bakal psikoanalisa. Saat
ia berumur empat tahun keluarganya pindah ke Wina dan di situlah dia
menghabiskan hampir seluruh hidupnya. Freud meraih gelar sarjana kedokteran
dari Universitas Wina tahun 1881. Selama sepuluh tahun berikutnya dia
melakukan penyelidikan mendalam di bidang psikologi, membentuk staf klinik
psikiatri, melakukan praktek pribadi di bidang neurologi, bekerja di Paris bersama
neurolog Perancis kenamaan Jean Charcot dan juga bersama dokter Josef Breuer
asal Wina.
Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang tingkat demi tingkat. Pada tahun
1895, bekerja sama dengan Breuer ia merilis buku pertamanya yakni Penyelidikan
tentang Histeria. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun 1900. Buku ini
merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus paling penting,
meski pada awalnya penjualan buku ini lesu, namun mampu membuat namanya
terkenal.
Di tahun 1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina.
Salah seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler,
dan beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya
menjadi ahli ilmu psikologi. Pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian
ceramah di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang terkenal.
Pada saat-saat akhir hidupnya dia terkena kanker pada tulang rahangnya dan sejak
tahun 1923 dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka
memulihkan kondisinya. Meski begitu, dia tetap bekerja dan menghasilkan
beberapa karya penting. Di tahun 1938 saat Nazi menduduki Austria, Sigmund
Freud yang sudah berusia 82 tahun dipaksa pergi ke London, setahun kemudian ia
meninggal dunia dengan meninggalkan seorang istri dan enam orang anak.

Psikoanalisis
Psikoanalisis bermula dari keraguan Freud terhadap kedokteran. Pada saat itu
kedokteran dipercaya bisa menyembuhkan semua penyakit, termasuk histeria
yang sangat menggejala di Wina (Freud, terj.,1991:4). Pengaruh Jean-Martin
Charcot, neurolog Prancis, yang menunjukkan adanya faktor psikis yang
menyebabkan histeria mendukung pula keraguan Freud pada kedokteran (Berry,
2001:15).
Sejak itu Freud dan doktor Josef Breuer menyelidiki penyebab histeria. Pasien
yang menjadi subjek penyelidikannya adalah Anna O. Selama penyelidikan, Freud
melihat ketidakruntutan keterangan yang disampaikan oleh Anna O. Seperti ada
yang terbelah dari kepribadian Anna O. Penyelidikan-penyelidikan itu yang
membawa Freud pada kesimpulan struktur psikis manusia: id, ego, superego dan
ketidaksadaran, prasadar, dan kesadaran.
Freud menjadikan prinsip ini untuk menjelaskan segala yang terjadi pada
manusia, antara lain mimpi. Menurut Freud, mimpi adalah bentuk penyaluran
dorongan yang tidak disadari. Dalam keadaan sadar orang sering merepresi
keinginan-keinginannya. Karena tidak bisa tersalurkan pada keadaan sadar, maka
keinginan itu mengaktualisasikan diri pada saat tidur, ketika kontrol ego lemah.
Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan
otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental
sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari
namun bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak
sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang
ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
a. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
b. Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap
individu dari lingkungannya.
c. Ego, adalah pengawas realitas.

Warisan
Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas. Dia menekankan arti
penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan
betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan
yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan
penderitaan atas buatan sendiri serta bahkan penyakit.
Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan
penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia
dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang
bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal
pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi.
Berhubung banyak gagasan Freud masih bertentangan satu sama lain, amatlah
sulit menempatkan kedudukannya dalam sejarah. Dia merupakan pelopor serta
penggali, dengan bakat serta kecerdasan luar biasa yang menghasilkan berbagai
gagasan. Tetapi, teori-teori Freud (tidak seperti Darwin atau Pasteur) tak pernah
berhasil memperoleh kesepakatan dari ilmuwan dan teramat sulit untuk
menyetujui bahwa gagasannya sebagai suatu kebenaran.
Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan
konsep kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilah

Sigmund Freud telah digunakan oleh umum-misalnya: ego, super ego, Oedipus
complex dan kecenderungan hasrat mau mati.

Biografi Emile Durkheim

Emile Durkheim
Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis 15 April 1858. Ia keturunan pendeta
Yahudi dan ia sendiri belajar untuk menjadi pendeta (rabbi). Tetapi, ketika
berumur 10 tahun ia menolak menjadi pendeta. Sejak itu perhatiannya terhadap
agama lebih bersifat akademis ketimbang teologis (Mestrovic, 1988). Ia bukan
hanya kecewa terhadap pendidikan agama, tetapi juga pendidikan masalah
kesusastraan dan estetika. Ia juga mendalami metodologi ilmiah dan prinsip moral
yang diperlukan untuk menuntun kehidupan sosial. Ia menolak karir tradisional
dalam filsafat dan berupaya mendapatkan pendidikan ilmiah yang dapat
disumbangkan untuk pedoman moral masyarakat. Meski kita tertarik pada
sosiologi ilmiah tetapi waktu itu belum ada bidang studi sosiologi sehingga antara
1882-1887 ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah di Paris.
Hasratnya terhadap ilmu makin besar ketika dalam perjalanannya ke Jerman ia
berkenalan dengan psikologi ilmiah yang dirintis oleh Wilhelm Wundt (Durkheim,
1887/1993). Beberapa tahun sesudah kunjungannya ke Jerman, Durkheim
menerbitkan sejumlah buku diantaranya adalah tentang pengalamannya selama di
Jerman (R. Jones, 1994). Penerbitan buku itu membantu Durkheim mendapatkan
jabatan di Jurusan Filsafat Universitas Bordeaux tahun 1887. DI sinilah Durkheim
pertama kali memberikan kuliah ilmu sosial di Universitas Perancis. Ini adalah
sebuah prestasi istimewa karena hanya berjarak satu dekade sebelumnya
kehebohan meledak di Universitas Perancis karena nama Auguste Comte muncul

dalam disertasi seorang mahasiswa. Tanggung jawab utama Durkheim adalah


mengajarkan pedagogik di sekolah pengajar dan kuliahnya yang terpenting adalah
di bidang pendidikan moral. Tujuan instruksional umum mata kuliahnya adalah
akan diteruskan kepada anak-anak muda dalam rangka membantu menanggulangi
kemerosotan moral yang dilihatnya terjadi di tengah masyarakat Perancis.
Tahun-tahun berikutnya ditandai oleh serentetan kesuksesan pribadi. Tahun 1893
ia menerbitkan tesis doktornya, The Devision of Labor in Society dalam bahasa
Perancis dan tesisnya tentang Montesquieu dalam bahasa Latin (W. Miller, 1993).
Buku metodologi utamanya, The Rules of Sociological Method, terbit tahun 1895
diikuti (tahun 1897) oleh hasil penelitian empiris bukunya itu dalam studi tentang
bunuh diri. Sekitar tahun 1896 ia menjadi profesor penuh di Universitas
Bordeaux. Tahun 1902 ia mendapat kehormatan mengajar di Universitas di
Perancis yang terkenal, Sorbonne, dan tahun 1906 ia menjadi profesor ilmu sangat
terkenal lainnya, The Elementary Forins of Religious Life, diterbitkan pada tahun
1912.
Kini Durkheim sering dianggap menganut pemikiran politik konservatif dan
pengaruhnya dalam kajian sosiologi jelas bersifat konservatif pula. Tetapi dimasa
hidupnya ia dianggap berpikiran liberal dan ini ditunjukkan oleh peran publik
aktif yang dimainkannya dalam membela Alfred Drewfus, seorang kapten tentara
Yahudi yang dijatuhi hukuman mati karena penghianatan yang oleh banyak orang
dirasakan bermotif anti-yahudi (Farrel, 1997).
Durkheim merasa sangat terluka oleh kasus Dreyfus itu, terutama oleh pandangan
anti-Yahudi yang melatarbelakangi pengadilannya. Namun Durkheim tidak
mengaitkan pandangan anti-Yahudi ini dengan rasialisme di kalangan rakyat
Perancis. Secara luas ia melihatnya sebagai gejala penyakit moral yang dihadapi
masyarakat Perancis sebagai keseluruhan (Bimbaum dan Todd, 1995). Ia berkata :
Bila masyarakat mengalami penderitaan maka perlu menemukan seorang yang
dapat dianggap bertanggung jawab atas penderitaannya itu. Orang yang dapat
dijadikan sebagai sasaran pembalasan dendam atas kemalangannya itu, dan orang
yang menentang pendapat umum yang diskriminatif, biasanya ditunjuk sebagai
kambing hitam yang akan dijadikan korban. Yang meyakinkan saya dalam
penafsiran ini adalah cara-cara masyarakat menyambut hasil pengadilan Dreyfus
1894. keriangan meluap di jalan raya. Rakyat merayakan kemenangan atas apa
yang telah dianggap sebagai penyebab penderitaan umum. Sekurang-kurangnya
mereka tahu siapa yang harus disalahkan atas kesulitan ekonomi dan kebejatan
moral yang terjadi dalam masyarakat mereka; kesusahan itu berasal dari Yahudi.

Melalui fakta ini juga segala sesuatu telah dilihat menjadi bertambah baik dan
rakyat merasa terhibur (Lukes, 1972:345).
Perhatian Durkheim terhadap perkara Dreyfus berasal dari perhatiannya yang
mendalam seumur hidupnya terhadap moralitas modern. Menurut Durkheim,
jawaban atas perkara Dreyfus dan krisis moral seperti itu terletak di akhir
kekacauan moral dalam masyarakat. Karena perbaikan moral itu tak dapat
dilakukan secara cepat dan mudah, Durkheim menyarankan tindakan yang lebih
khusus, seperti menindak tegas orang yang mengorbankan rasa benci terhadap
orang lain dan pemerintah harus berupaya menunjukkan kepada publik bahwa
menyebarkan rasa kebendaan itu adalah perbuatan menyesatkan dan terkutuk. Ia
mendesak rakyat agar mempunyai keberanian untuk secara lantang menyatakan
apa yang mereka pikirkan dan bersatu untuk mencapai kemenangan dalam
perjuangan menentang kegilaan publik (Lukas, 1972:347).
Tetapi minat Durkheim terhadap sosialisme juga dijadikan bukti bahwa ia
menentang pemikiran yang menganggapnya seorang konservatif, meski jenis
pemikiran sosialismenya sangat berbeda dengan pemikiran Marx dan
pengikutnya. Durkheim sebenarnya menamakan Marxisme sebagai seperangkat
hipotesis yang dapat dibantah dan ketinggalan zaman (Lukes, 1972:323).
Menurut Durkheim, sosialisme mencerminkan gerakan yang diarahkan pada
pembaharuan moral masyarakat melalui moralitas ilmiah dan ia tak tertarik pada
metode politik jangka pendek atau pada aspek ekonomi dari sosialisme. Ia tak
melihat proletariat sebagai penyelamat masyarakat dan ia sangat menentang
agitasi atau tindak kekerasan. Menurut Durkheim, sosialisme mencerminkan
sebuah sistem dimana didalamnya prinsip moral ditemukan melalui studi
sosiologi ilmiah di tempat prinsip moral itu diterapkan.
Durkheim berpengaruh besar dalam pembangunan sosiologi, tetapi pengaruhnya
tak hanya terbatas di bidang sosiologi saja. Sebagian besar pengaruhnya terhadap
bidang lain tersalur melalui jurnal Lannee Sociologique yang didirikannya tahun
1898. Sebuah lingkaran intelektual muncul sekeliling jurnal itu dan Durkheim
berada dipusatnya. Melalui jurnal itu, Durkheim dan gagasannya mempengaruhi
berbagai bidang seperti antropologi, sejarah, bahasa dan psikologi yang agak
ironis, mengingat serangannya terhadap bidang psikologi.
Durkheim meninggal pada 15 November 1917 sebagai seorang tokoh intelektual
Perancis tersohor. Tetapi, karya Durkheim mulai memengaruhi sosiologi Amerika
dua puluh tahun sesudah kematiannya, yakni setelah terbitnya The Structure of
Social Action (1973) karya Talcott Parsons.

https://doktorpaisal.wordpress.com/2009/11/23/biografi-emile-durkheim/

1. Max Wertheimer (1880-1943)

Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga


serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada
tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald
Kulpe. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis
menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu
singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi.
Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita
terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali bukan proses fisik tetapi proses
mental sehingga diambil kesimpulan ia menentang pendapat Wundt.
Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan
eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama stroboskop, yaitu alat yang
berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk dapat melihat ke dalam kotak itu. Di
dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak.
Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang
melintang kemudiangaris yang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus.
Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang.
Gerakan ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut
tidak bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian. Pada tahun 1923,
Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul
Investigation of Gestalt Theory. Hukum-hukum itu antara lain :
1. Hukum Kedekatan (Law of Proximity)
2. Hukum Ketertutupan ( Law of Closure)
3. Hukum Kesamaan (Law of Equivalence)

2. Kurt Koffka (1886-1941)

Koffka lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886. Kariernya dalam psikologi dimulai
sejak dia diberi gelar doktor oleh Universitas Berlin pada tahun 1908. Sumbangan
Koffka kepada psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dari
prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar,
mengingat, sampai kepada psikologi belajar dan psikologi sosial. Teori Koffka
tentang belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajar dapat diterangkan dengan
prinsip-prinsip psikologi Gestalt. Teori Koffka tentang belajar antara lain:
1. Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas
di otak. Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti
prinsip-prinsip Gestalt dan akan muncul kembali kalau kita
mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.
2. Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu
tidak dapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan
jejak, karena jejak tersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan
untuk mendapat Gestalt yang lebih baik dalam ingatan.
3. Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.
3. Wolfgang Kohler (1887-1967)

Kohler lahir di Reval, Estonia pada tanggal


21 Januari 1887. Kohler memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1908 di bawah
bimbingan C. Stumpf di Berlin. Eksperimennya adalah : seekor simpanse
diletakkan di dalam sangkar. Pisang digantung di atas sangkar. Di dalam sangkar
terdapat beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-lompat
untuk mendapatkan pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak
membawa hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk
mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian
menyusun kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga dan memanjatnya
untuk mencapai pisang itu.
Menurut Kohler apabila organisme dihadapkan pada suatu masalah atau problem,
maka akan terjadi ketidakseimbangan kogntitif, dan ini akan berlangsung sampai
masalah tersebut terpecahkan. Karena itu, menurut Gestalt apabila terdapat
ketidakseimbangan kognitif, hal ini akan mendorong organisme menuju ke arah
keseimbangan. Dalam eksperimennya Kohler sampai pada kesimpulan bahwa
organisme dalam hal ini simpanse dalam memperoleh pemecahan masalahnya
diperoleh dengan pengertian atau dengan insight.
Implikasi Teori Belajar Gestalt
Pendekatan fenomenologis : menjadi salah satu pendekatan yang eksis di
psikologidan dengan pendekatan ini para tokoh Gestalt menunjukkan bahwa studi
psikologi dapat mempelajari higher mental process, yang selama ini dihindari
karena abstrak, namun tetap dapat mempertahankan aspek ilmiah dan empirisnya.
Fenomenologi memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah psikologi.
Heidegger adalah murid Edmund Husserl (1859-1938), pendiri fenomenologi
modern. Husserl adalah murid Carl Stumpf, salah seorang tokoh psikologi
eksperimental baru yang muncul di Jerman pada akhir pertengahan abad XIX.

Kohler dan Koffka bersama Wertheimer yang mendirikan psikologi Gestalt adalah
juga murid Stumpf, dan mereka menggunakan fenomenologi sebagai metode
untuk menganalisis gejala psikologis. Fenomenologi adalah deskripsi tentang data
yang berusaha memahami dan bukan menerangkan gejala-gejala. Fenomenologi
kadang-kadang dipandang sebagai suatu metode pelengkap untuk setiap ilmu
pengetahuan, karena ilmu pengetahuan mulai dengan mengamati apa yang dialami
secara langsung.
Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorisme: dengan
menyumbangkan ide untuk menggali proses belajar kognitif, berfokus pada
higher mental process. Adanya perceptual field diinterpretasikan menjadi
lapangan kognitif dimana prosesproses mental seperti persepsi, insight,dan
problem solving beroperasi. Tokoh : Tolman (dengan Teori Sign Learning) dan
Kohler (eksperimen menggunakan simpanse sebagai hewan coba).
Aplikasi Teori Belajar Gestalt
1. Belajar
Proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami proses
belajar, terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah proses belajar
terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap suatu problem.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
1)
Pengalaman tilikan (insight) : bahwa tilikan memegang peranan yang
penting dalam perilaku yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur
dalam suatu obyek atau peristiwa.
2)
Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) : kebermaknaan unsurunsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses
pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif
sesuatu yang dipelajari.
3)
Perilaku bertujuan (purposive behavior) : bahwa perilaku terarah pada
tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada
keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan
berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh
karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran
dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
4)
Prinsip ruang hidup (life space) : bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang
diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan
kehidupan peserta didik.

5) Transfer dalam Belajar : yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi


pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar
terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam
situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain
dalam tatasusunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsipprinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuanketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik
telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan
generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam
situasi lain.
2. Insight
Pemecahan masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses pengujian
berbagai dugaan/kemungkinan. Setelah adanya pengalaman insight, individu
mampu menerapkannya pada problem sejenis tanpa perlu melalui proses trialerror lagi. Konsep insight ini adalah fenomena penting dalam belajar, ditemukan
oleh Kohler dalam eksperimen yang sistematis. Timbulnya insight pada individu
tergantung pada :
a)
Kesanggupan : Kesanggupan berkaitan dengan kemampuan inteligensi
individu.
b)
Pengalaman : Dengan belajar, individu akan mendapatkan suatu pengalaman
dan pengalaman itu akan menyebabkan munculnya insight.
c)
Taraf kompleksitas dari suatu situasi :Semakin kompleks masalah akan
semakin sulit diatasi
d) Latihan :Latihan yang banyak akan mempertinggi kemampuan insight dalam
situasi yang bersamaan
e)
Trial and Error : Apabila seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah,
seseorang akan melakukan percobaan-percobaan hingga akhirnya menemukan
insight untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Memory
Hasil persepsi terhadap obyek meninggalkan jejak ingatan. Dengan berjalannya
waktu, jejak ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan prinsip-prinsip
organisasional terhadap obyek. Penerapan Prinsip of Good Form seringkali
muncul dan terbukti secara eksperimental. Secara sosial, fenomena ini juga
menjelaskan pengaruh gosip/rumor. Fenomena gossip seringkali berbeda dengan
fakta yang ada. Fakta yang diterima sebagai suatu informasi oleh seseorang
kemudian diteruskan kepada orang lain dengan dengan dilengkapi oleh informasi
yang relevan walaupun belum menjadi fakta atau belum diketahui faktanya

https://ferdonan.wordpress.com/teori-belajar-gestalt/

Kurt Lewin lahir pada tanggal 9 September 1890 disuatu desa kecil di
Prusia, daerah dosen. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara,
Lewin menyelesaikan sekolah menengahnya di Berlin tahun 1905
kemudian ia masuk Universitas di Freiburg dengan maksud belajar ilmu
kedokteran, tetapi ia segera melepaskan idenya ini dan setelah satu
semester belajar psikologi pada universitas di sana. Setelah meraih gelar
doktornya pada tahun 1914, Lewin bertugas di ketentaraan Jerman
selama empat tahun. Pada akhir perang ia kembali ke Berlin sebagai
instruktur dan asisten penelitian pada lembaga Psikologi.
Lewin menghabiskan sisa sisa hidupnya di Amerika Serikat. Ia
adalah profesor dalam bidang psikologi anak-anak pada Universitas
Cornell selama dua tahun (1933-1935) sebelum dipanggil ke Universitas
negeri Iowa sebagai profesor psikologi pada Badan Kesejahteraan Anak.
Pada tahun 1945, Lewin menerima pengangkatan sebagai profesor dan
direktur Pusat Penelitian untuk dinamika kelompok di Institut Teknologi
Massachussetts. Pada waktu yang sama, ia menjadi direktur dari
Commission of Community Interrelation of The Amerika Jewish Congress,
yang
aktif
melakukan
penelitian
tentang
masalah
masalah
kemasyarakatan. Ia meninggal secara mendadak karena serangan
jantung di Newton Ville, Massachussetts, pada tanggal 9 Februari 1947
pada usia 56 tahun.
A. Konsep Utama Teori Lewin
Bagi Lewin, teori medan bukan suatu sistem psikologi baru yang
terbatas pada suatu isi yang khas: teori medan merupakan sekumpulan
konsep dengan dimana seseorang dapat menggambarkan kenyataan
psikologis. Konsep konsep ini harus cukup luas untuk dapat diterapkan
dalam semua bentuk tingkah laku, dan sekaligus juga cukup spesifik untuk
menggambarkan orang tertentu dalam suatu situasi konkret. Lewin juga
menggolongkan teori medan sebagai suatu metode untuk
menganalisis hubungan hubungan kausal dan untuk membangun
konstruk-konstruk ilmiah
Ciri ciri utama dari teori Lewin, yaitu :
1. Tingkah laku adalah suatu fungsi dari medan yang ada pada waktu tingkah
laku itu terjadi
2. Analisis mulai dengan situasi sebagai keseluruhan dari mana bagian
bagian komponennya dipisahkan
3. Orang yang kongkret dalam situasi yang kongkret dapat digambarkan
secara matematis.
Konsep konsep teori medan telah diterapkan Lewin dalam berbagai
gejala psikologis dan sosiologis, termasuk tingkah laku bayi dan anak

anak , masa adolsen , keterbelakangan mental, masalah masalah


kelompok minoritas, perbedaan perbedan karakter nasional dan dinamika
kelompok.
Dibawah ini kita akan membahas Teori Lewin tentang struktur,
dinamika dan perkembangan kepribadian yang dikaitkan dengan
lingkungan psikologis, karena orang orang dan lingkungannya merupakan
bagiab bagian ruang kehidupan (life space) yang saling tergantung satu
sama lain. Life space digunakan Lewin sebagai istilah untuk keseluruhan
medan psikologis.
B. Struktur Kepribadian
Menurut Lewin sebaiknya menggambarkan pribadi itu dengan
menggunakan definisi konsep-konsep struktural secara spasial. Dengan
cara ini , Lewin berusaha mematematisasikan konsep-konsepnya sejak
dari permulaan. Matematika Lewin bersifat non-motris dan
menggambarkan hubungan-hubungan spasial dengan istilah-istilah yang
berbeda. Pada dasarnya matematika Lewin merupakan jenis matematika
untuk menggambarkan interkoneksi dan interkomunikasi antara bidang
bidang spasial dengan tidak memperhatikan ukuran dan bentuknya.
Pemisahan pribadi dari yang lain-lainnya di dunia dilakukan dengan
menggambarkan suatu figur yang tertutup. Batas dari figur
menggambarkan batas batas dari entitas yang dikenal sebagai pribadi.
Segala sesuatu yang terdapat dalam batas itu adalah P (pribadi):
sedangkan segala sesuatu yang terdapat di luar batas itu adalah non-P.
Selanjutnya untuk melukiskan kenyataan psikologis ialah
menggambar suatu figur tertutup lain yang lebih besar dari pribadi dan
yang melingkupnya. Bentuk dan ukuran figur yang melingkupi ini tidak
penting asalkan ia memenuhi dia syarat yakni lebih besar dari pribadi dan
melingkupimya. Figur yang baru ini tidak boleh memotong bagian dari
batas lingkaran yang menggambarkan pribadi.
Lingkaran dalam elips ini bukan sekedar suatu ilustrasi atau alat
peraga, melainkan sungguh-sungguh merupakan suatu penggambaran
yang tepat tentang konsep-konsep struktural yang paling umum dalam
teori Lewin, yakni pribadi, lingkungan psikologis dan ruang hidup.
a. Ruang Hidup
Ruang hidup mengandung semua kemungkinan fakta yang dapat
menentukan tingkah laku individu. Ruang hidup meliputi segala sesuatu
yang harus diketahui untuk memahami tingkah laku kongkret manusia
individual dalam suatu lingkungan psikologis tertentu pada saat tertentu.
Tingkah laku adalah fungsi dari ruang hidup.
Secara matematis : TL = f( RH)
Fakta fakta non psikologis dapat dan sungguh sungguh mengubah
fakta fakta psikologis. Fakta fakta dalam lingkungan psikologis dapat juga
menghasilkan perubahan perubahan dalam dunia fisik. Ada komunikasi
dua arah antara ruang hidup dan dunia luar bersifat dapat ditembus
(permeability), tetapi dunia fisik (luar) tidak dapat berhubungan langsung

dengan pribadi karena suatu fakta harus ada dalam lingkungan psikologis
sebelum mempengaruhi/dipengaruhi oleh pribadi.
b. Lingkungan Psikologis
Meskipun pribadi dikelilingi oleh lingkungan psikologisnya, namun
ia bukanlah bagian atau termasuk dalam lingkungan tersebut. Lingkungan
Psikologis berhenti pada batas pinggir elips, Tetapi batas antara pribadi
dan lingkungan juga bersifat dapat ditembus. Hal ini berarti fakta fakta
lingkungan dapat mempengaruhi pribadi.
Secara matematis : P = f (LP)
Dan fakta fakta pribadi dapat mempengaruhi lingkungan.
Secara matematis : LP = f (LP)
c. Pribadi
Menurut Lewin, pribadi adalah heterogen, terbagi menjadi bagian
bagian yang terpisah meskipun saling berhubungan dan saling
bergantung. Daerah dalam personal dibagi menjadi sel sel. Sel sel yang
berdekatan dengan daerah konseptual motor disebut sel sel periferal ;p;
sel sel dalam pusat lingkaran disebut sel sel sentral,s.
Sistem motor bertidak sebagai suatu kesatuan karena biasanya
lahannya dapat melakukan suatu tindakan pada satu saat. Begitu pula
dengan sistem perseptual artinya orang hanya dapat memperhatikan dan
mempersepsikan satu hal pada satu saat. Bagian bagian tersebut
mengadakan komunikasi dan interdependen; tidak bisa berdiri sendiri.
C. Dinamika Kepribadian
Konsep-konsep dinamika pokok dari Lewin yakni kebutuhan energi
psikis, tegangan , kekuatan atau vektor dan valensi. Konstruk konstruk
dinamik ini menentukan lokomosi khusus dari individu dan cara ia
mengatur struktur lingkungannya, Lokomosi dan perubahan perunahan
struktur berfungsi mereduksikan tegangan dengan cara memuaskan
kebutuhan. Suatu tegangan dapat direduksikan dan keseimbanagan
dipulihkan oleh suatu lokomosi substitusi. Proses ini menuntut bahwa dua
kebutuhan erat bergantungan satu sama lain sehingga pemiasan salah
satu kebutuhan adalah melepaskan tegangan dari sistem kebutuhan
lainnya.
Akhirnya, tegangan dapat direduksikan dengan lokomosi lokomosi
murni khayalan. Seseorang yang berkhayal bahwa ia telah melakukan
suatu perbuatan yang sulit atau menempati suatu jabatan yang tinggi
mendapat semacam kepuasan semu dari sekedar berkhayal tentang
keberhasilan.
Dinamika kepribadian menrut Kurt Lewin:
1. Enerji
Menurut Lewin manusia adalah system energi yang kompleks. Energi
muncul dari perbedaan tegangan antar sel atau antar region. Tetapi
ketidakseimbangan dalam tegangan juga bias terjadi antar region di
system lingkungan psikologis.
2. Tegangan

Tegangan ada dua yaitu tegangan yang cenderung menjadi seimbang


dan cenderung untuk menekan bondaris system yang mewadahinya.
3. Kebutuhan
Menurut Lewin kebutuhan itu mencakup pengertian motif, keinginan dan
dorongan. Menurut Lewin kebutuhan ada yang bersifat spesifik yang
jumlahnya tak terhingga, sebanyak keinginan spesifik manusia.
Tindakan (Action)
Disini dibutuhkan dua konsep dalam tindakan yang bertujuan
didaerah lingkungan psikologis.
Valensi
Adalah nilai region dari lingkungan psikologis bagi pribadi. Region
dengan valensi positif dapat mengurangi tegangan pribadi, akantetapi
region dengan valensi negative dapat meningkatkan tegangan pribadi
(rasa takut).
Vektor
Tingkah laku atau gerak seseorang akan terjadi kalau ada kekuatan
yang cukup yang mendorongnya. Meminjam dari matematika dan fisika,
Lewin menyebut kekuatan itu dengan nama Vektor. Vektor digambar
dalam ujud panah, merupakan kekuatan psikologis yang mengenai
seseorang, cenderung membuatnya bergerak ke arah tertentu. Arah dan
kekuatan vektor adalah fungsi dari valensi positif dan negatif dari satu
atau lebih region dalam lingkungan psikologis. Jadi kalau satu region
mempunyai valensi positif (misalnya berisi makanan yang diinginkan),
vektor yang mengarahkan ke region itu mengenai lingkaran pribadi. Kalau
region yang kedua valensinya negatif (berisi anjing yang menakutkan),
vektor lain yang mengenai lingkaran pribadi mendorong menjauhi region
anjing. Jika beberapa vektor positif mengenai dia, misalnya, jika orang
payah dan lapar dan makanan harus disiapkan, atau orang harus
hadir dalam pertemuan penting dan tidak punya waktu untuk makan
siang, hasil gerakannya merupakan jumlah dari semua vektor. Situasi itu
Bering melibatkan konflik, topik yang penelitiannya dimulai oleh Lewin dan
menjadi topik yang sangat Iuas dari Miller dan Dollard.
Lokomosi
Lingkaran pribadi dapat pindah dari satu tempat ketempat lain di
dalam daerah lingkungan psikologis. Pribadi pindah ke region yang
menyediakan pemuasan kebutuhan pribadi-dalam, atau menjauhi region
yang menimbulkan tegangan pribadi-dalam. Perpindahan lingkaran pribadi
itu disebut lokomosi (locomotion). Lokomosi bisa berupa gerak fisik, atau
perubahan fokus perhatian. Dalam kenyataan sebagian besar lokomosi
yang sangat menarik perhatian psikolog berhubungan dengan perubahan
fokus persepsi dan proses atensi.
Event
Lewin menggambarkan dinamika jiwa dalam bentuk gerakan atau aksi di
daerah ruang hidup, dalam bentuk peristiwa atau event. Telah dijelaskan
di depan, bahwa peristiwa (event) adalah hasil interaksi antara dua atau

a.

b.

c.

1.
2.
3.
4.
5.

Iebih fakta balk di daerah pribadi maupun di daerah lingkungan.


Komunikasi (hubungan antar sel atau region) dan lokomosi (gerak pribadi)
adalah peristiwa, karena keduanya melibatkan dua fakta atau lebih. Ada
tiga prinsip yang menjadi prasyarat terjadinya suatu peristiwa;
keterhubungan (relatedness), kenyataan (concretness), kekinian
(contemporary), sebagai berikut:
Keterhubungan: Dua atau lebih fakta berinteraksi, kalau antar fakta itu
terdapat hubungan-hubungan tertentu, mulai dari hubungan sebab akibat
yang jelas, sampai hubungan persamaan atau perbedaan yang secara
rasional tidak penting.
Kenyataan: Fakta harus nyata-nyata ada dalam ruang hidup. Fakta
potensial atau peluang yang tidak sedang eksis tidak dapat
mempengaruhi event masa kini. Fakta di luar lingkungan psikologis tidak
berpengaruh, kecuali mereka masuk ke ruang hidup.
Kekinian: Fakta harus kontemporer. Hanya fakta masa kini yang
menghasilkan tingkahlaku masa kini. Fakta yang sudah tidak eksis tidak
dapat menciptakan event masa kini. Fakta peristiwa nyata di masa lalu
atau peristiwa potensial masa mendatang tidak dapat menentukan
tingkahlaku saat ini, tetapi sikap, perasaan, dan fikiran mengenai masa
Ialu dan masa mendatang adalah bagian dari ruang hidup sekarang dar
mungkin dapat mempengaruhi tingkahlaku. Jadi, ruang hidup sekarang
harus mewakili isi psikologi masa lalu, sekarang, dan masa mendatang.
Konflik
Konflik terjadi di daerah lingkungan psikologis. Lewin
mendefinisikar konflik sebagai situasi di mana seseorang menerima
kekuatan-kekuatan yang sama besar tetapi arahnya berlawanan. Vektorvektor yang mengenai pribadi, mendorong pribadi ke arah tetentu dengan
kekuatan tertentu. Kombinasi dari arah dan kekuatan itu disebut jumlah
kekuatan (resultant force), yang menjadi kecenderungan lokomosi pribadi
(lokomosi psikologikal atau fisikal). Ada beberapa jenis kekuatan, yang
bertindak seperti vektor, yakni:
Kekuatan pendorong (driving force): menggerakkan, memicu terjadinya
lokomosi ke arah yang ditunjuk oleh kekuatan itu.
Kekuatan penghambat (restraining force): halangan fisik atau sosia
menahan terjadinya lokomosi, mempengaruhi dampak dari kekuatan
pendorong
Kekuatan kebutuhan pribadi (forces corresponding to a persons needs):
menggambarkan keinginan pribadi untuk mengerjakan sesuatu.
Kekuatan pengaruh (induced force): menggambarkan keinginan dari orang
lain (misalnya orang tua atau teman) yang masuk menjadi region
lingkungan psikologis.
Kekuatan non manusia (impersonal force): bukan keinginan pribadi
tetapjuga bu kan keinginan orang lain. Ini adalah kekuatan atau tuntutan
dafakta atau objek.
Konflik tipe 1:

Konflik yang sederhana terjadi kalau hanya ada dua kekuatan


berlawanayang mengenai individu. Konflik semacam ini disebut konflik
tipe 1 (Gambar-15a). Ada tiga macam konflik tipe 1:
a. Konflik mendekat-mendekat, dua kekuatan mendorong ke arah yang
berlawanan, misalnya orang dihadapkan pada dua pilihan yang
samasama disenanginya.
b. Konflik menjauh-menjauh, dua kekuatan menghambat ke arah yang yang
berlawanan, misalnya orang dihadapkan pada dua pilihan yang samasama tidak disenanginya.
c. Konflik mendekat-menjauh, dua kekuatan mendorong dan menghambat
muncul dari satu tujuan, misalnya orang dihadapkan pada pilihan
sekaligus mengandung unsur yang disenangi dan tidak disenanginya.
Konflik tipe 2:
Konflik yang kompleks bisa melibatkan lebih dari dua kekuatan.
Konflik yang sangat kompleks dapat membuat orang menjadi diam,
terpaku atau terperangkap oleh berbagai kekuatan dan kepentingan
sehingga dia tidak dapat menentukan pilihan, adalah konflik tipe 2.
Konflik tipe 3
Orang berusaha mengatasi kekuatan-kekuatan penghambat,
sehingga
konflik
menjadi
terbuka,ditandai
sikap
kemarahan,agresi,pemberontakan atau sebaliknya penyerahan diri yang
neorotik. Pertentangan antar kebutuhan pribadi-dalam, konflik antar
pengaruh,dan
pertentangan
antar
kebutuhan
dengan
pengaruh,menimbulkan pelampiasan usaha untuk mengalahkan kekuatan
penghambat.
Tingkat Realita
Konsep realita menurut Lewin adalah realita berisi lokomosi
aktual,dan tak-tak realita berisi lokomosi imajinasi. Realita dan tak realita
adalah suatu kontinum dari ekstrim realita sampai ekstrim tak realita.
Lokomosi mempunyai tingkat realita dan tak realita berbeda-beda.
Menstuktur Lingkungan
Lingkungan psikologi adalah konsep yang sangat mudah berubah.
Dinamika dari lingkungan dapat berubah dengan 3 cara yakni:
a. Perubahan valensi : Region bisa berubah secara kuantitatif-valensinya
semakin positif atau semakin negatif,atau berubah secara kualitatif dari
positif menjadi negatif atau sebaliknya region baru bisa muncul dan region
lama bisa hilang.
b. Perubahan vektor : Vektor mungkin dapat berubah dalam kekuatan dan
arahnya.
c. Perubahan Bondaris : Bondaris mungkin menjadi semakin permeabel atau
semakin tidak permeabel,mungkin muncul sebagai bondaris atau tidak
muncul sebagai bondaris.
Mempertahankan Keseimbangan
Dalam sistem reduksi tegangan,tujuan dari proses psikologis
adalah mempertahankan pribadi dalam keadaan seimbang. Yang paling
umum dan paling efektif untuk mengembalikan keseimbangan adalah

melalui lokomosi dalam lingkungan psikologis,memindah pribadi ke region


tempat objek yang bervalensi positif(yang memberi kepuasan). Tapi kalau
region yang diinginkan mempunyai bondaris yang tak permeabel
tegangan terkadang dapat dikurangi(dan keseimbangan dapat
diperoleh)dengan melakukan lokomosi pengganti,pindah ke region yang
dapat memberi kepuasan lain(yang bondarisnya permeabel) ternyata
dapat menghilangkan tegangan dari system kebutuhan semula.
Kecenderungan mencapai keseimbangan itu tidak berarti membuat
diri seimbang sempurna,tetapi menyeimbangkan semua tegangan dalam
daerah pribadi-dalam. Lewin menjelaskan bahwa dalam sistem yang
kompleks menjadi seimbang bukan berarti hilangnya tegangan,tetapi
mempeoleh keseimbangan dari tegangan internal. Tujuan utama dari
perkembangan psikologis adalah menciptakan semacam struktur internal
yang menjamin keseimbangan psikologis bukan membuat bebas
tegangan.
D. Perkembangan Kepribadian
Menurut Lewin hakekat Perkembangan Kepribadian itu adalah :
1. Diferensiasi
Yaitu semakin bertambah usia, maka region region dalam pribadi
seseorang dalam LP-nya akan semakin bertambah. Begitu pula dengan
kecakapan kecakapan/ keterampilan keterampilannya.
Contoh : orang dewasa lebih pandai menyembunyikan isi hatinya
daripada anak-anak (region anak lebih mudah ditembus).
2. Perubahan dalam variasi tingkah lakunya
3. Perubahan dalam organisasi dan struktur tingkah lakunya lebih kompleks.
4. Bertambah luas arena aktivitas
contoh: Anak kecil terikat oleh masa kini sedangkan orang dewasa
terikat oleh masa kini, masa lampau dan masa depan.
5. Perubahan dalam realitas. Dapat membedakan yang khayal dan yang
nyata, pola berpikir meningkat, contohnya dari pola berpikir assosiasi
menjadi pola berpikir abstrak.
http://www.psychologymania.com/2010/03/kurt-lewin-teori-medan-fieldtheory.html

Anda mungkin juga menyukai