Anda di halaman 1dari 15

Makalah PBL Blok 5

Tremor pada Ekstremitas Atas Tubuh Manusia


Stevany
NIM 102011368 A3
Alamat korespondensi
Stevany
Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
No. Telp (021) 5694-2061, email : ynavets_until15@hotmail.com

Fakultas Kedokteran Ukrida


Tahun Ajaran 2011/2012

Tremor pada Ekstremitas Atas Tubuh Manusia


Abstrak
Ekstremitas atas terdiri dari tulang dan otot. Tulang pada ekstremitas atas diantaranya ada
scapula, klavikula, humerus, radius, ulnar, 8 tulang karpal, 5 tulang metakarpal, dan 14
phalanges. Otot pada ekstremitas atas terbagi atas otot gelang bahu, otot lengan atas, otot
lengan bawah, dan otot tangan. Mekanisme kerja otot terdiri dari suatu proses kontraksi
(pengikatan aktin dan miosin) disertai dengan relaksasi (pelepasan aktin dan miosin). Untuk
melakukan kontraksi dibutuhkan energi berupa ATP. Apabila terjadi gangguan pada saraf

pusat maupun saraf motorik dapat terjadi tremor. Tremor adalah suatu gerakan gemetar yang
berirama dan tidak terkendali, yang terjadi karena otot berkontraksi dan berelaksasi secara
berulang-ulang. Tremor pada usia lanjut disebut tremor senilis.
Kata kunci : tremor, ekstremitas atas, kontraksi, relaksasi
Abstract
Upper extremity consists of bone and muscle. Bone in the upper extremity of

which there

are scapula, clavicle, humerus, radius, ulnar, eight carpal bones, five metacarpal bones,
14

phalanges.

and

Muscles in the upper limb muscles are divided over the shoulder

bracelet, upper arm, forearm muscles and hand muscles. Mechanism of action consists of a
process

of muscle contraction (the

binding of

actin and

myosin) is

accompanied by

relaxation (release of actin and myosin). To make the contraction takes the form of ATP
energy. In the event of interference with the motor nerves and central nervous tremors
may occur.

Tremor is a rhythmic shaking movements and

uncontrollable, which occurs

because the muscles contract and relax repeatedly. Tremor in the elderly called senile tremor.
Key words: tremor, upper limb, contraction, relaxation
Pendahuluan
Tremor adalah suatu gerakan gemetar yang berirama dan tidak terkendali, yang terjadi karena
otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang. Tremor pada ektremitas atas
menunjukkan adanya gangguan otot pada anggota gerak tubuh bagian atas. Untuk itu perlu
dibahas terlebih dahulu mengenai ekstremitas atas itu sendiri dari segi anatominya,
mekanisme kerja otot saraf yang normal dan proses pembentukan energi untuk mengetahui
penyebab tremor itu.
Ekstremitas Atas
Tubuh manusia tersusun dari tulang dan otot secara maksroskopiknya.
Tulang pada ekstremitas atas diantaranya ada scapula, klavikula, caput humerus yang
membentuk gelang bahu, humerus membentuk lengan atas, radius, ulnar yang membentuk
lengan bawah, 8 tulang karpal, 5 tulang metakarpal, dan 14 phalanges. 1
2

Gambar 1. Ekstremitas Atas. 2


Skapula
Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang kostal dan berbentuk
pipih seperti segitiga. Skapula memiliki beberapa proyeksi (spina, korakoid) yang melekatkan
beberapa otot yang berfungsi menggerakkan lengan atas dan lengan bawah. Skapula
berartikulasi dengan klavikula melalui acromion. Sebuah depresi (cekungan) di sisi lateral
skapula membentuk persendian bola-soket dengan humerus, yaitu fossa glenoid.
Klavikula
Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula di sisi lateral dan dengan
manubrium di sisi medial. Pada posisi ini klavikula bertindak sebagai penahan skapula yang
mencegah humerus bergeser terlalu jauh.
Humerus
3

Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan dengan skapula
melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain
leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel minor dan sulkus intertuberkular. Di
bagian distal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain condyles, epicondyle lateral,
capitulum, trochlear, epicondyle medial dan fossa olecranon (di sisi posterior). Tulang ulna
akan berartikulasi dengan humerus di fossa olecranon, membentuk sendi engsel. Pada tulang
humerus ini juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan untuk otot deltoid. 3
Ulna
Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi anatomis. Di
daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian
posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini
berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga
berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan
terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial,
juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid.
Radius
Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada posisi anatomis. Di
daerah proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak
pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk
perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate.

Karpal
4

Gambar 2. Manus. 2
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan
radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal
tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoideum, lunatum,
triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoideum, capitatum, dan hamatum.
Metakarpal
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian proksimalnya
berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh
tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi
pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut
melakukan

gerakan

seperti

menyilang

telapak

tangan

dan

memungkinkan

menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari
telunjuk) terdapat tulang sesamoid.
Tulang-tulang phalanges
Tulang-tulang phalanges adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalanges di setiap ibu jari
(phalanges proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalanges proksimal,
medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalanges membuat gerakan tangan
menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.
5

Otot pada ekstremitas atas terbagi atas otot gelang bahu, otot lengan atas, otot lengan bawah,
dan otot tangan.
Otot-otot gelang bahu terdiri atas Mm. Thoracoclavicularis, Mm. Thoracoscapularis, Mm.
Thoracohumeralis, Mm. Scapulohumeralis.
Mm. THORACOCALVICULARIS :
* M. Sternocleidomastoideus
* M. Subclavius
Mm. THORACOSCAPULARIS ;
* M. omohyoideus
* M. Serattus anterior
* M. trapezius
* M. Pectoralis Minor
* M. Rhomboideus major et minor
* M. levator Scapulae
Mm. THORACOHUMERALIS terdiri :
* M .Pectoralis Major
* M. Latissimus Dorsi
Mm.SCAPULOHUMERALIS terdiri :
* M. Deltoideus

* M. Subscapularis
6

* M. Supraspinatus

* M. Infraspinatus

* M. Teres Major

* M. Teres Minor

Otot-otot lengan atas terdiri atas :


Mm. Flexor :
* M. Biceps Barchii
* M. Brachialis
* M. Coracobrachialis
Mm. Extensor :
* M. Triceps Brachii
Otot-otot lengan bawah terdiri atas Mm .Flexor dan Mm. Extensor :
Mm. flexor terdiri 4 lapisan yaitu :
Lapis I terdiri :
* M. Pronator Teres
* M. Flexor carpi radialis
* M. Palmaris longus
* M. Flexor carpi ulnaris
Lapis II terdiri dari M. Flexor digitorum Sublimis
Lapis III terdiri :
7

* M. Flexor digitorum Profundus


* M. Pollicis Longus
Lapis IV terdiri dari M. Pronator Quadratus
Mm. extensor terdiri 4 golongan yaitu :
Golongan radial lapisan dangkal terdiri :
* M. Brachioradialis
* M. Extensor carpi radialis longus
* M. Extensor carpi radialis brevis
Golongan radial lapisan dalam terdiri M. Supinator
Golongan dorsal lapisan dangkal terdiri :
* M. Onconeus
* M. Extensor carpi ulnaris
* M. Extensor digitorum communis
* M. Extensor digiti quinti propius
Golongan dorsal lapisan dalam terdiri :
* M. Abductor pollicis longus
* M. Extensor Pollicis longus et brevis
* M. Extensor indicis propius
8

Otot-otot tangan terdiri atas Mm. Thenar , Mm. Hypothenar dan Mm. Vola manus
Otot otot Thenar terdiri atas :
* M. Abductor pollicis brevis
* M. Opponens pollicis
* M. Flexor pollicis brevis
* M. Adductor pollicis
Mm. Hypothenar terdiri atas :
* M. Palmaris brevis
* Abductor digiti quinti
* M. Flexor digiti quinti brevis
* M. Opponens digiti quinti
Mm. Vola manus terdiri atas :
* Mm. Lumbricales manus
* Mm. Interossei volares manus
* Mm. Interossei dorsales
Secara mikroskopik, dapat kita fokuskan pada otot kerangka. Satuan otot kerangka (skelet)
umumnya disebut serabut (fibers) dan bukan sel. Bentuk serabut silindris dan memiliki
banyak inti sel yang terletak di tepi, berbatasan dengan sarkolema.
Sarkoplasma:
9

Sarkoplasma Cytoplasmic matrix) mengandung:


Organoida, antara lain mitokondria (sarcosomes) , ribosom, apparatus golgi,
myofibril, endoplasmik retikulum
Paraplasma, antara lain lipid, glikogen, myoglobin
Selain itu terdapat pula enzim sitokrom oksidatif. Mitokondria terdapat berbatasan dengan
sarkolema dan dekat inti di antara myofibril. Sarkoplasmik retikulum bersifat agranuler
(Smooth ER.), karena ribosom pada otot kerangka terdapat bebas dari matriks. Sisterna pada
sarkolasmik retikulum terjalin pararel dengan myofibril, yang pada interval tertentu
membentuk pertemuan dengan jalinan transversal, disebut triade. Penelitian pada otot
salamander

(Amblistoma

punctatum)

triade

ini

terdapat

mengitari

garis

(Zwischenschreibe). Pada hewan lain dan manusia tiap sarkomer memiliki dua triade di
daerah pertemuan garis A (anisotrop) dan garis I (isotrop). Organoida ini berfungsi
menyalurkan impuls dari permukaan otot kerangka ke dalam serabut yang lebih dalam
letaknya. 4
Myofibril :
Dengan mikroskop cahaya myofibril tampak memiliki bagian cerah (cakram I) dan gelap
(cakram A), bila menggunakan pewarnaan hematoksilin besi (Heidenheia). Inilah yang
memberikan aspek bergaris melintang baik pada otot kerangka maupun otot jantung. Pada
satu serabut otot kerangka terdapat ribuan myofibril, sedangkan tiap myofibril memiliki
ratusan myofilamen yang bersifat submikroskopis.
Myofilamen terdiri dari 2 macam yaitu:
Filament Miosin
Sering disebut filament kasar (coarse filaments), berdiameter 100 Angstrom dan
panjangnya 1,5 . Filamen ini membentuk daerah A atau cakram A. Filamen ini
tersusun pararel dan berenang bebas dalam matriks. Bagian tengah agak tebal dari
bagian tepi. Fungsi dari myosin adalah sebagai enzim katalisator yang berperanan
memecah ATP menjadi ADP + energi, dan energi ini digunakan untuk kontraksi.
Filamen Aktin
10

Panjangnya 1 dan diameternya 50 Angstrom, terpancang antara 2 garis Z. Bagian


tengahnya langsing dan elastis. Filamen ini membentuk cakram I, meskipun sebagian
masuk ke dalam cakram A. Aktin dan myosin tersusun sejajar dengan sumbu
memanjang serabut otot skelet.
Pada sediaan histologi yang baik selain cakram I dan A, tampak pula garis Z dan H bahkan
garis M.
Garis Z (Zwischenschreibe) atau intermediate disc:
Berupa garis tipis dan gelap yang membagi cakram I sama rata. Daerah antara 2 garis
Z disebut sarkomer yang panjangnya sekitar 1,5.
Garis H (Helleschreibe):
Terdapat dalam cakram A. Merupakan bagian agak cerah di kanan-kiri garis M, yang
bebas dari unsur aktin.
Garis M (Mittelschreibe):
Terdapat di tengah-tengah cakram A, suatu garis yang disusun oleh bagian tengah
filamen myosin yang menebal.
Jadi dalam 1 sarkomer terdapat garis-garis Z-I-A-H-M-H-A-I-Z (tepatnya interval antara
2 garis Z, 1 pita A, dan dari 2 garis I).
Pada otot kerangka dikenal dua bentuk otot, yaitu:
Otot merah (Tipe I)
Otot merah memiliki myofibril relative sedikit, tetapi sarkoplasma dan
mitokondria relative banyak serta mioglobin dengan jumlah yang banyak bila
dibandingkan dengan otot pucat. Miofibril membentuk lapang Cohnheim
(Cohnheims field), mengelompok dengan batas yang jelas.
Otot pucat (Tipe II)

11

Otot pucat memiliki myofibril banyak dan sarkoplasma dan mitokondria relative
sedikit. Miofibril tidak membentuk lapang Cohnheim (Cohnheims field) seperti
pada otot merah. Otot jenis ini memiliki kandungan mioglobin lebih sedikit dari
pada otot merah. Posisi inti lebih superficial langsung di bawah sarkolema. Otot
pucat bekerja cepat dan kuat, tetapi cepat lelah.
Susunan serabut otot kerangka dalam membentuk muskulus ditunjang oleh jaringan ikat. Tiap
serabut dikelilingi oleh endomisium, suatu jaringan ikat halus dengan serabut retikuler dan
kapiler. Sejumlah serabut otot dibungkus oleh jaringan ikat pekat dengan banyak serabut
kolagen disebut fasikulus , sedangkan pembungkusnya disebut perimisium. Di luar
perimisium diisi oleh jaringan ikat longgar yang memberikan kelonggaran bagi fasikulus
untuk bergerak. Beberapa fasikulus bergabung membentuk muskulus dan dibalut oleh
jaringan ikat pekat disebut epimisium, sedangkan fasia terdapat disekitarnya.
Mekanisme Kerja Otot dan Saraf
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut :

Rangsang diterima di saraf reseptor ( energi mekanis diubah menjadi energi listrik )
Perubahan kelistrikan yang terjadi di reseptor disebut potensial reseptor ( jika
rangsang besar, potensial reseptor juga besar )
Potensial reseptor sampai di Trigger zone ( terjadi potensial aksi dengan syarat
mencapai firing level )
Potensial aksi berjalan ke saraf pusat lalu ke sepanjang sebuah saraf motorik sampai
ujung serat saraf.
Setiap ujung saraf mensekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam
jumlah sedikit (energi listrik menjadi energi kimia). 5
Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membran serat otot guna membuka
saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.
Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir
ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini

menimbulkan potensial aksi otot.


Potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf otot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.
Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dalam
serat otot ketika potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma melepas
sejumlah ion kalsium ke dalam miofibril.
12

Ion kalsium terikat pada troponin C ( mengikat 4 kalsium ) sehingga terjadi interaksi

antara troponin dan tropomiosin lalu menimbulkan kekuatan menarik antara filamen

aktin dan miosin yang menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.


Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali ke dalam retikulum
sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi
(relaksasi karena tidak terjadi pengikatan aktin dan miosin akibat adanya ATP yang
mengikat kepala miosin).

Proses Pembentukan Energi


Untuk kontraksi tentu memerlukan energi yang disuplai dalam bentuk energi kimia, yaitu
penguraian ATP. 6
ATP ADP + P + Energi
ADP AMP + P + Energi
AMP P + Energi
Bila energi habis, otot tidak dapat berkontraksi lagi, fase ini disebut fase anaerob. ATP harus
dibentuk kembali agar otot dapat bergerak. Apabila ATP. ADP, dan AMP habis maka tubuh
akan membentuk energi dari glikogen.
Glikogen Laktasidogen
Laktasidogen diuraikan menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa dibakar dengan oksigen
menghasilkan CO2 , H2O dan 38 ATP. Asam laktat dibakar dengan oksigen menghasilkan CO2
, H2O dan 2 ATP. Fase ini disebut fase aerob karena memerlukan oksigen.
Tremor
Tremor dapat didefinisikan sebagai gerakan bergetar involunter dan ritmis yang disebabkan
oleh kontraksi otot berlawanan secara bergantian yang sinkron dan irregular. Kualitas ritmis
tersebut membedakan tremor dari gerakan involunter lain. 7
Dua kategori umum dari tremor ialah fisiologis (normal) dan patologik (abnormal). Tremor
fisiologis merupakan fenomena normal,

yang muncul pada semua grup otot yang

berkontraksi dan berlangsung selama keadaan bangun dan bahkan pada fase-fase tidur
tertentu.
13

Tremor abnormal atau patologik, seperti yang dimaksud jika menggunakan kata tremor
dalam kondisi klinis, mempengaruhi grup otot tertentu dan muncul hanya pada saat keadaan
bangun.
Tremor dapat disebabkan karena adanya kerusakan pada basal ganglia sehingga tidak dapat
menghambat tonus ketika otot kontraksi dan menghambat gerakan yang tidak perlu. Dapat
juga terjadi karena gangguan di saraf pusat, seperti penyakit parkinson. Atau bisa juga karena
gangguan pada saraf perifer di mana hanya mengenai organ tertentu. Tremor bisa juga terjadi
karena gangguan hormonal seperti hipertiroid. Atau bisa jadi karena otot tidak kuat menahan
suatu beban. Tremor ini memiliki potensi besar pada usia lanjut atau yang disebut juga
sebagai tremor senilis.8

Kesimpulan
Tremor pada ekstremitas atas ( terutama jari dan telapak tangan ) pada usia lanjut disebut
sebagai tremor senilis. Tremor adalah gerakan tidak sadar untuk kontraksi dan relaksasi otot
secara berulang. Tremor disebabkan oleh gangguan pada basal ganglia, dimana basal ganglia
tidak dapat menghambat tonus ketika otot kontraksi dan menghambat gerakan yang tidak
perlu. Tremor disebabkan juga oleh gangguan di saraf pusat atau motorik. Hipotesis diterima.

Daftar Pustaka
1. Watson R. Anatomi & fisiologi. Jakarta : EGC, 2002.h.165.
2. Pabst R, Putz R. Atlas anatomi manusia. Jakarta : EGC, 2007.h.158.
3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama, 2010.h.81.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta : EGC, 2012.h. 278.
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC, 2004.h.123.
6. Smith CM, Marks DB, Marks AD. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta : EGC,
2000.h.272.
7. Ropper, Allan H, Brown RH. Adams and victors principles of neurology. The
McGraw-Hill Companies 2005 ; 8 : 80-3.
8. Ginsberg L. Neurologi. Jakarta : Erlangga, 2001.h.109.

14

15

Anda mungkin juga menyukai