dengan
selang
waktu tertentu
tergantung
spesies
Plasmodium
penyebabnya, serta kurva suhu tubuhnya juga spesifik . Di samping adanya gejala
khas yang dipunyai oleh species tertentu, ada juga gejala yang dapat disebabkan
oleh beberapa spesies, misalnya gejala panas; gangguan gastrointestinal;
gangguan sistem pernafasan; sistem saraf; gangguan pada mata ataupun pada kulit
dan lain sebagainya. Dalam kasus-kasus ini dapat ditegakkan diferensial diagnosis
sehingga untuk menegakkan diagnosisnya diperlukan pemeriksaan laboratorium.
Akhir-akhir ini dikembangkan diagnosis dengan pemeriksaan serologis dan
dikenal sebagai immunodiagnosis yang sangat berguna bagi parasite yang tidak
memiliki gejala klinik spesifik serta susah untuk menemukan parasitnya
(diagnosis laboratorium).
Diagnosis Klinik
Gejala yang dapat disebabkan oleh penyakit parasite di antaranya dibahas
gejala panas;gangguan gastrointestinal;gangguan sistem pernafasan; sistem saraf;
gangguan pada mata ataupun pada kulit.
Malaria
2) Trypanosomiasis Afrika
3) Trypanosomiasis Amerika (Chagas disease)
4) Schistosomiasis (Katayama disease)
5) Leishmaniasis visceral
6) Filariasis
7) Angyostrongiliasis
8) Amebiasis
9) Toxoplasmosis
10) Visceral larva migrans
11) Trichinellosis
12) Infeksi oleh Pneumocystis carinii
1)
1. Pemeriksaan Tinja
Pemeriksaan
ini
hanya
berhasil
untuk
telur-telur
Nematoda,
Schistoma,Dibotriosefalus, telur yang berpori-pori dan familia Taeniidae, telurtelur Acanthocepala ataupun telur Ascaris yang infertile. Cara ini dapat dilakukan
dengan terlebih dulu disenrifusi atau tidak. Tanpa disentrifusi,cara kerja:
1) 10 gr tinja dicampurkan dengan 200 ml larutan NaCl jenuh (33%), lalu
4) Dengan Ose kita ambil larutan permukaan dan ditaruh di atas objek glass,
5)
6)
7) Untuk menghitung jumlah telur yang sebenarnya, hitung jumlah telur yang
Perbandingan cacing jantan dan betina biasanya 1:2 sehingga kita dapat
menghitung jumlah cacing dalam usus penderita tersebut.
Beratnya penyakit cacing berdasarkan jumlah cacing dalam tubuh seseorang
atau jumlah telur pada tiap gram tinja dari hasil pemeriksaan dengan metode Stoll
dapat dilihat dari daftar di bawah ini (dari Parasitc Diseases Programme,
WHO,1981)
Pemeriksaan telur cacing kuantitatif dengan metode Kato Katz. Alat dan
bahan yang diperlukan, yaitu gelas benda,selotip dengan tebal 40 mm, ukuran
3x3 cm, karton yang tebal diberi lubang dengan volume tertentu sehingga tinja
yang dicetak dengan karton tersebut dapat
Infeksi oleh
A. Lumbricoides
A. Duodenale
N.Americanus
Beratnya
Jumlah cacing
Jumlah
telur/gr
Ringan
tinja
< 7.000
Sedang
6-25
7000-35.000
Berat
Ringan
>25
20
>35.000
<2000
Sedang
21-100
2000-7000
Berat
Ringan
> 100
50
>7000
<2000
Sedang
51-200
2000-7000
Berat
>200
>7000
3)
4)
5)
6)
Catatan: Cara menghitung telur cacing usus (Suzuki, dkk.,1977). Jika ditemukan
jumlah telur pada sediaan Kato = N dari tinja seberat Y mg, jumlah telur per gram
tinja =
1000
y
xN
Dari berat tinja yang dikeluarkan perorang per hari, dapat diperhitungkan jumlah
telur cacing yang dikeluarkan per hari sehingga jumlah cacing yang ada di dalam
usus dapat diketahui atau intensitas infeksi cacing usus dapat ditentukan.
Menurut Kobayashi (1980), jumlah telur per gramtinja dapat diberi tanda:
+
++
+++
++++
Baermann. Metode ini digunakan untuk pembiakan larva dari tinja penderita
maupun untuk memeriksa larva cacing dalam tanah seperti A. duodenale dan
N. americanus. Alat-alatnya terdiri dari corong gelas, saringan kawat, slang
karet, dan klem yang disusun seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Cara kerja :
dalam petridish dengan alas dari kain, kemudian diberi air sedikit dan
disimpan di dalam suatu ruangan beberapa hari sampai telur menetas
(AncylostomalNecator 5-7 hari)
2) Campurkan tinja dan pasir steril tersebut dengan alas dari kain, ditaruh ke
dalam corong gelas yang di atasnya sudah diberi saringan kawat
3) Pasir disaring untuk mengeluarkan larva dari telur dengan dituangi air
hhangat sampai bagian bawah tinja dan pasir steril tersebut bersentuhan
dengan permukaan air
4) Setelah 1-2 jam,klem dibuka hati-hati, 1 atau 2 tetes airnya ditaruh pada
gelas objek atau petridish untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop.
Untuk meyakinkan hasilnya, diambil lagi tetes kedua dan periksa lagi.
Selama pemeriksaan ini, kita harus berhati-hati jangan sampai tetesan tadi
mengenai kita.
Pemeriksaan larva cacing menurut modifikasi Harada-Mori. Metode ini
digunakan
untuk
menentukan
dan
mengidentifikasi
larva
infektif
dari
dengan ujung runcing lebih dahulu sehingga ujung runcing kertas saring
masuk bagian sempit kantong plastic
3) Tambahkan air 2 cc dalam kantong plastic, kertas saring menjadi basah
dan air akan tertampung di dalam ujung kantong plastic
4) Tutuplah kantong plastic dengan memakai api lilin.
5) Guntinglah kantong plastic dengan jepitan kertas dengan ujung runcing
sebelah bawah.
cacing. Cukup tidaknya warna yang diserap harus dilihat di bawah mikroskop.
Pewarnaan yang berlebih dapat dihilangkan dengan memasukkan Cacing ke
dalam larutan HCL 1% dalam alkohol 70%. Jika organ dalam tubuh sudah
kelihatan jelas dan baik, dimasukkan kembali ke dalam alkohol 70%, kemuadian
preparat ini ditransfer ke dalam seri alkohol berturut-turut alkohol 80%, 90%,
96% absolut alkohol, campuran absolut alkohol dengan xylol ( 1:1 ) dan akhirnya
untuk cacing besar sampai 30 menit dalam xylol atau alkohol. Cacing diletakkan
di atas gelas objek bersih, ditetesi canada balsem secukupnya,kemudian ditutup
dengan gelas penutup.
Preparat permanen untuk nemotoda cacing yang masih hidup, dicuci dengan
NaCl 0,9%, dengan cepat dimasukkan dalam larutan fiksasi. Fiksasi dapat
dimasukkan ke dalam salah satu cairan di bawah ini :
1) Alkohol 70% yang panas (hampir mendidih ) hati-hati jangan sampai
terbakar.
2) Formalin 5% yang panas (hampir mendidih ).
3) Larutan yang terdiri atas campuran 85 bagian alkohol 70%, 10 bagian
formalin 10% dan 5 bagian gliserin
Untuk
pemeriksaan
langsung
di
bawah
mikroskop,
cacing
protozoa
usus
secara
Modifikasi
Mertiolat-Iodine-
Temuan
Ke-
Pokok Bahasan
DAFTAR PUSTAKA
Natadisastra,Djaenudin.2009.Parasitologi Kedokteran Ditinjau Dari Organ Tubuh
Yang Diserang.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC