Oleh :
Julistriono
113113104
1. PENGERTIAN
Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal, ureter, atau kandung
kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan
magnesium.(Brunner & Suddath,2002).
Batu saluran kemih atau Urolithiasis adalah adanya batu di dalam saluran kemih.
(Luckman dan Sorensen)
Dari dua definisi tersebut diatas saya mengambil kesimpulan bahwa batu saluran kemih
adalah adanya batu di dalam saluran perkemihan yang meliputi ginjal,ureter,kandung kemih dan
uretra.
2.
ETIOLOGI
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui pasti, tetapi
ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada saluran kemih yaitu:
a.
Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi
inti pembentukan batu saluran kemih . Infeksi bakteri akan memecah ureum dan membentuk
amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.
b.
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu saluran kemih.
c.
Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi daripada daerah lain,
Daerah seperti di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
d.
Keturunan
e.
Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi kemungkinan
terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urine
meningkat
f.
Pekerjaan
Suhu
Makanan
ANATOMI GINJAL
Ginjal adalah bagian utama dari sistem perkemihan yang juga masuk didalamnya ureter,
kandung kemih dan uretra. Ginjal terletak pada rongga abdomen posterior, dibelakang
peritonium diarea kanan dan kiri dari kolumna vertebralis. Ginjal dipertahankan dalam posisi
tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Pada orang dewasa normal panjangnya 12 13 cm,
lebar 6 cm dan beratnya antara 120 -150 gram. Setiap ginjal memiliki korteks dibagian luar dan
di bagian dalam yang terbagi menjadi piramide-piramide. Pada setiap piramide membentuk
duktus papilaris yang selanjutnya menjadi kaliks minor, kaliks mayor dan bersatu membentuk
ginjal tempat terkumpulnya urine. Ureter menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Garis-garis yang terlihat pada piramide disebut nefron yang merupakan satuan fungsional
ginjal. Setiap ginjal terdiri dari satu juta nefron. Setiap nefron terdiri atas glomerulus yang
merupakan lubang-lubang yang terdapat pada piramide-piramide renal, membentuk simpul dan
kapiler badan satu mulpigli, kapsul bowman, tubulus proximal, ansa henle dan tubulus distal.
Ureter menghubungkan pelvis ginjal dengan kandung kemih. Kedua ureter merupakan
saluran yang panjangnya 10 12 inc. Ureter berfungsi menyalurkan urin ke kandung kemih.
Kandung kemih mempunyai tiga muara. Dua maura ureter dan satu muara uretra. Kandung
kemih sebagai tempat menyimpannya urin dan mendorong urin untuk keluar. Uretra adalah
saluran kecil yang berjalan dari kandung kemih sampai ke luar tubuh yang disebuat meatus
uretra.
Fungsi ginjal:
a.
1)
Fungsi ekskresi
Mempertahankan osmolaritas plasma sekitar 285 cm osmol dengan mengubag ekskresi air.
2)
3)
Hco3.
4)
Mengekskresikan produk ahkir nitrogen dan metabolisme protein terutama urea, asam urat
dan kretinin.
b.
1)
2)
Menghasilkan eritropoitin, faktor penting dalam stimulasi produksi sel darah merah dan
sumsum tulang.
3)
4)
Degradasi insulin.
5)
Menghasilkan prostaglandin.
4.
PATOFISISIOLOGI
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolithiasis belum
diketahui secara pasti. Namun demikian ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu antara
lain: peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan yang kurang serta peningkatan
bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau statis urin menjadikan sarang untuk
pembentukan batu.
Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat dan faktor lain yang mendukung
terjadinya batu meliputi: pH urin yang berubah menjadi asam, jumlah casiran urin. Masalahmasalah dengan metabolisme purin mempengaruhi pembentukan batu asam urat. pH urin juga
mendukung pembentukan batu. Batu asam urat dan cyscine dapat mengendap dalam urin yang
alkalin, sedangkan batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin.
Imobilisasi yang lama akan menyebabkan gerakan kalsium menuju tulang akan
terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan yang akan diekskresikan. Jika
cairan masuk tidak adekuat maka penumpukan atau pengendapan semakin bertambah dan
pengendapan ini makin kompleks sehingga terjadi batu. Batu yang terbentuk dalam saluran
kemih sangat bervariasi. Ada batu yang kecil, ada yang besar. Batu yang kecil dapat lekuar lewat
urin dan akan menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah dalam
urin; sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih yang menimbulkan
dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin dan akan menimbulkan terjadinya
hidronefrosis karena dilatasi ginjal. Kerusakan pada srtuktur ginjal yang lama akan
mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal kronis
karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal, yang mengakibatkan terjadinya
penyakit gagal ginjal kronik yang dapat menyebabkan kematian.
5.
Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta ureter
proksimal.
1)
Infeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan disuria, dapat terjadi iritasi
batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit gejala, namun secara perlahan
merusak unit fungsional (nefron) ginjal.
2)
Batu di ginjal
1)
2)
Hematuri.
3)
Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri kebawah
5)
Diare.
c.
Batu di ureter
1)
2)
3)
4)
Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5 1 cm.
d.
1)
Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuri.
2)
Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi urin.
Teori terbentuknya batu
a.
Teori Intimatriks
Terbentuknya BSK. memerlukan adanya substansi organik sebagai inti .Substansi ini
terdiri dari mukopolisakarida dan mukoproptein A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi
substansi pembentukan batu.
b.
Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti; sistin, santin, asam urat,
kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
c.
Teori Presipitasi-Kristaliasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substasi dalam urine .Urine yang
bersifat asam akan mengendap sistin,santin,asam dan garam urat,urine alkali akan mengendap
garam-garam fosfat..
d.
6.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
a.
SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan batu
asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), urine
24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur
urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah
pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan
iskemia/nekrosis.
b.
c.
Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang
reabsobsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.
d.
Foto Rntgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal
efek obstruksi.
g.
Menghilangkan obstruksi
2)
Mengobati infeksi.
3)
4)
b.
1)
2)
Tergantung letak dan besarnya batu, batu dalam pelvis dengan bendungan positif
Therapi
1)
2)
3)
d.
Diet
Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang mengandung kalsium oksalat
seperti: bayam, daun sledri, kacang-kacangngan, kopi, coklat; sedangkan untuk kalsium fosfat
mengurangi makanan yang mengandung tinggi kalsium seperti ikan laut, kerang, daging, sarden,
keju dan sari buah.
2)
Batu struvite; makanan yang perlu dikurangi adalah keju, telur, susu dan daging.
3)
Batu cystin; makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah, susu, kentang.
4)
Anjurkan konsumsi air putih kurang lebih 3 -4 liter/hari serta olah raga secara
teratur.
8. KOMPLIKASI:
a.
Obstruksi
b.
Hidronephrosis.
c.
Gagl ginjal
d.
Perdarahan.
e.
1.
a.
Pengkajian
2)
3)
4)
Keturunan.
5)
Alkoholik, merokok.
6)
Untuk pasien wanita: jumlah dan tipe persalinan (SC, forseps, penggunaan
kontrasepsi).
b.
c.
d.
e.
f.
Mual, muntah.
2)
Demam.
3)
4)
5)
6)
Alkoholik
Pola eliminasi
1)
2)
Hematuri.
3)
4)
Riwayat obstruksi.
5)
2)
Keterbatasan aktivitas.
3)
Demam, menggigil.
2)
Nyeri: nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau tindakan
g.
2)
3)
Keluhan dalam aktivitas seksual sehubungan dengan adanya nyeri pada saluran
kemih.
h.
i.
1)
2)
2)
2.
Diagnosa keperawatan
b.
c.
Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
d.
f.
g.
Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan stasis urine dan adanya batu pada ureter.
3.
a.
Intervensi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
batu.
Hasil yang diharapkan:
-
Tidak menunjukkan tanda-tanda obstruksi (tidak ada rasa sakit saat berkemih,
2.
3.
4.
Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
Intervensi:
1.
4.
5.
Intervensi:
1.
yang tepat.
2.
3.
4.
5.
dirinya.
4.
DISCHARGE PLANNING
a.
b.
1)
2)
Hindari minuman yang mengandung tinggi kalsium( susu, air yang mengandung kapur).
c.
1)
2)
3)
e.
Memberitahu tentang tanda dan gejala komplikasi yaitu demam. Pengeluaran urin
kemih.
yang sedikit, nyeri pada saat BAK.
f.
g.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth (2002). Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 2,
EGC.Jakartta.
Carpenito, Linda Juall (1995) Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan
( terjemahan) PT EGC, Jakarta.
Doenges,et al, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan ( terjemahan),
PT EGC, Jakarta
Digiulio Mary, dkk (2007). Medical Surgical Nursing Demystified. New York Chicago
San Fransisco Lisbon London, Mexico City Milan New Delhi San Juan Seoul, Singapore
Sydney Toronto.
Soeparman, ( 1990), Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Sylvia dan Lorraine ( 1999). Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi empat, buku
kedua. EGC. Jakarta.