OLEH
RIDHA AMALIA, S.Pd
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar
IPA Dengan Menerapkan Pengajaran Berbasis Inkuiri Pada Siswa Kelas VII Pokok
Bahasan Mikroskop Tahun Pelajaran 2011/2012, penulisan Penelitian Tindakan
Kelas ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat
dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan Penelitian Tindakan Kelas bagi
teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan
Penelitian Tindakan Kelas remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalamdalamnya kepada:
1. Yth. Kepala Sekolah MTs. Nurul Hikmah Lembar yang telah memberikan izin
kepada kami untuk melaksanakan penelitian ini.
2. Yth. Rekan-rekan MGMP IPA BERMUTU yang telah banyak membantu dan
memberikan bimbingan sehingga penelitian ini bisa terselesaikan.
3. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini jauh dari
sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak selalu penulis harapkan.
Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Lembar Pengesahan .........................................................................................
ii
iii
Abstrak .............................................................................................................
iv
BAB
BAB
BAB
II
III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................
KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ......................................
10
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian .............................
21
21
BAB
BAB
IV
22
26
26
28
30
C. Pembahasan .......................................................................
39
42
B. Saran ..................................................................................
42
44
BAB I
PENDAHULUAN
keterampilan,
dan
mengerjakan
tugas
yang
menuntut
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan
permasalahnnya sebagi berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya
pengajaran berbasis inkuiri pada siswa Kelas VII pokok bahasan Mikroskop
tahun pelajaran 2011/2012
2. Bagaimanakah pengaruh model pengajaran berbasis inkuiri terhadap motivasi
belajar siswa Kelas VII pokok bahasan Mikroskop tahun pelajaran 2011/2012
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran
IPA setelah diterapkannya pengajaran berbasis inkuiri pada siswa Kelas VII
pokok bahasan Mikroskop tahun pelajaran 2011/2012.
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pengajaran
berbasis inkuiri dalam membangunkan ingatan siswa terhadap materi
pelajaran IPA setelah diterapkan pengajaran berbasis inkuiri pada siswa Kelas
VII pokok bahasan Mikroskop tahun pelajaran 2011/2012.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA
2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam mengajar dan meningkatkan
pemahaman siswa belajar IPA di kelas VII pokok bahasan Mikroskop tahun
pelajaran 2011/2012.
3. Meningkatkan motivasi belajar IPA.
4. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi IPA.
F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang
meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VII pokok bahasan
Mikroskop Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai April tahun pelajaran
2011/2012
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Mikroskop.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus
dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi
faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu
sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus
mempunyai kebiasaan belajar yang baik.
dapat dilalui dengan lancar dn pada gilirannya akan memperoleh prestasi atau
hasil belajar yang baik.
Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak
menguntungkan, dalam arti tidak ditunjang atau didukung oleh faktor-faktor
diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui
kesulitan.
C. Hakikat IPA
IPA didefiniksan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi
juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan
ilmiah menekankan pada hakikat IPA.
Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari, 2002: 7)
adalah sebagai berikut:
1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam
bentuk angka-angka.
2. Observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami
konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa
misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan
asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam
yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat.
4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang
lebih sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari
penemuan sebelumnya.
Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah dalam rangkan menemukan suatu kebernaran.
5. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA merupakan
bagian dari IPA, dimana konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses
dengan menggunakan
untuk membuat siswa berpikir . Untuk diri mereka sendiri, meneladani seperti
apa yang dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian
dalam proses, bukan suatu produk (Nur & Wikandari, 2000:10). Belajar dengan
penemuan dapat diterapkan dalam banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, siswa
diberi sederet silinder dengn ukuran dan berat yang berbeda-beda. Siswa diminta
untuk menggelindingkan silinder tersebut pada suatu bidang miring. Bila
percobaan itu dilakukan dengan benar, siswa akan dapat menemukan prinsipprinsip utama yagn menentuan kecepatan silinder tersebut.
Belajar
dengan
penemuan
mempunyai
berbagai
keuntungan.
dengan
penemuan
mempunyai
beberapa
keuntungan.
pembentukan
model
dan
pengujian
model.
Inkuiri
menuntut
adanya
c. Mengetahui bahwa semua gagasan ilmiah itu dapat berubah dan bahwa teori
yang ada adalah teori-teori yang terbaik berdasarkan bukti yang kita miliki
sejuh nini.
d. Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup untuk menarik suatu
kesimpulan yang kuat.
e. Memberi penjelasan atau interpretasi, memalkukan observasi dan/atau
prediksi.
f. Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang diambil
dan memgerikan penjelasan dengan rasa percaya diri.
Salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang
diperbuat atau apa yang diyakini.seperti halnya setiap tujuan yang lain, belajar
berpikir kritis bergantung pada penataan suasana kelas yang mendorong
penerimaan pandangan divergen (berbeda) dan diskusi bebas. Tatanan itu
seharusnya juga lebih menekankan pada pemberian alasan atau pandangan
daripada hanya memberikan jawaban benar. Keterampilan dalam berpikir kritis
paling baik dicapai bila dihibungkan dengan topik-topik yang dikenal siswa.
Tujuan pengajaran berpikir kritis adalah menciptakan suatu semangat berpikir
kritis yang mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar dan
mengkaji pikiran mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak
konsisten atau keliru.
Proses inkuiri tidak dapat dipisahkan dari konsep berpikir kritis. Konsep
berpikir kritis tidak dapat pula dipisahkan dari konsep inteligensi. Inteligensi
bukan sesuatu yang hanya dpat diukur dengan tes, buan pula sesuatu yang
semata-mata pembawaan genetis secara lahiriah. Howard Gardaner (1983)
menunjukan bahwa intelgensi dapat diubah. Intelligence is the ability to solve
problems or to create products that are valued between one or more cultural
settings (Johnson, 2002:141). Intelligensi tidak dapat dipisahkan dari konteks di
mana manusia itu hidup dan berkembang.
Menurut Gardaner, inteligensi tidak dilahirkan, tepai dapat berkembang
atau berkurang, bergantung pada lingkungan atau konteks seseorang. Lingkungan
yng dimaksud adalah teman, guru, orang tua, buku, alat-alat belajar (pena,
computer, kegiatan-kegiatan fisik, musik), dan hal-hal lain yang mencapai otak
melalui
panca
indera.
Dengan
menggunakan
kriteria
khusus
untuk
Intapersonal/antar-pribadi
Naturalist/alamiah
Multiple Intelligences
Peka terhadap pola, keterampilan dan sistematika.
Peka terhadap bunyi, ritme, dan makna kata
Kemapuan menghasilkan dan menghargai ritme, tinggi
rendah suara, dan warna suara
Kemampuan untuk melakukan transformasi mengenai
persepsi awal seseorang dan kemampuan mengkreasi
kembali aspek-aspek pengalaman visual seseorang.
Kemampuan mengontrol gerak tubuh seseorangdan
kemampuan menangani objek secara terampil.
Kemampuan untuk menjawab atu memberikan reaksi
secara tepat berbagai suasana batin, temperamen,
motivasi dan keinginanorang lain.
Bagaimana menjiwai perasaan sendiri, kemampuan
mendiskriminasikan berbagi perasaan seseorang, dan
kemampuan menarik kesimpulan untuk menuntun
tingkah laku seseorang
Mengamati, mengalami dan mengorganisasikan
berbagai pola dalam lingkungan alamiah
Belajar harus luwes dan bersifat menyelidiki atau melalui penemuan. Jika
siswa tampak berusaha dengan menghadapi suatu, berikan mereka waktu untuk
mencoba
sendiri
memecahkan
masalah
tersebut
sebelum
memberikan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan mereka dalam
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu
seperangkat
rencana
dan
pengaturan
tentang
kegiatan
rxy
N XY X Y
N X
N Y
(Suharsimi
Arikunto,
2001: 72)
Dengan: rxy
X2
2r1 / 21 / 2
(Suharsimi Arikunto, 20001: 93)
(1 r1 / 21 / 2 )
Dengan: r11
r1/21/2
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari
harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliable.
c. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal
adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf
kesukaran adalah:
B
Js
Dengan: P
: Indeks kesukaran
Js
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda desebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk
menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:
D
B A BB
PA PB
JA JB
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
BA
Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA
PB
BB
Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
X
N
Dengan
: X
= Nilai rata-rata
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
observasi berupa pengamatan pengelolaan pengajaran berbasis inkuiri dan
pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif
siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkan pengajaran berbasis inkuiri.
perhitungan 20 soal diperoleh 5 soal tidak valid dan 15 soal valid. Hasil dari
validitas soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid
1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20
2. Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya.
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 654. Harga
ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 10)
dengan r (95%) = 0,404. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah
memenuhi syarat reliabilitas.
3. Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal.
Hasil analisis menunjukkan dari 20 soal yang diuji terdapat:
-
10 soal mudah
6 soal sedang
4 soal sukar
4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal
dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek
sebanyak 6 soal, berkriteria cukup 10 soal, berkriteria baik 4 soal. Dengan
demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
mengajar
mengacu
pada
rencana
pelajaran
yang
telah
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
80
50
70
40
70
80
70
60
40
80
Jumlah
640
Jumlah Skor 640
Jumlah Skor Maksimal Ideal 1000
% Skor Tercapai 64
Keterangan:
Keterangan
T
TT
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
:6
:4
Klasikal
: Belum tuntas
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus I
64
6
60
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
II
dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2012 di Kelas VII dengan jumlah siswa
10 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan
revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I
tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Nilai
1
80
2
80
3
80
4
80
5
70
6
80
7
70
8
60
9
70
10
80
Jumlah
750
Jumlah Skor 750
Jumlah Skor Maksimal Ideal 1000
% Skor Tercapai 75
Keterangan:
Keterangan
T
TT
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
:9
:1
Klasikal
: Tuntas
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus II
75
9
90
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah menerapkan pengajaran berbasis inkuiri
dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka
tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan
untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan
apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar
mengajar selanjutnya penerapan pengajaran berbasis inkuiri dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pengajaran berbasis
inkuiri memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasasi belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan
siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan
belajar meningkat dari sklus I, dan II) yaitu masing-masing 60% dan 90%.
Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
bekerja
dengan
menggunakan
alat/media,
mendengarkan/
untuk
aktivitas
guru
selama
pembelajaran
telah
dan
mengamati
siswa
dalam
mengerjakan
kegiatan,
BAB V
PUNUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan pengajaran berbasis inkuiri memiliki dampak positif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (60%) dan siklus II
(90%), Penerapan pengajaran berbasis inkuiri mempunyai pengaruh positif,
yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mempelajari pelajaran
IPA yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa
siswa tertarik dan berminat dengan pengajaran berbasis inkuiri sehingga
mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan pengajaran berbasis inkuiri memerlukan persiapan yang
cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
Kelas / Semester
VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran
Alokasi waktu
3 X 40
Standar Kompetensi
5.
Kompetensi Dasar :
Indikator
:
-
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Materi Pembelajaran
Mikroskop
Mikroskop adalah alat yang menggunakan lensa untuk mengamati benda atau
jasad renik sehingga tampak lebih besar. Mikroskop sederhana pertama kali
ditemukan oleh Antonie van Leuwenhoek tahun 1600an. Mikroskop mutahir yang
digunakan sekarang adalah mikroskop elektron dan mikroskop yang biasa digunakan
di sekolah adalah miroskop cahaya.
Bagian-bagian mikroskiop memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
1. Lensa okuler, Untuk perbesar bayangan dari lensa objektif.
2. Badan mikroskop, berupa badan yang dapat dinaikkan atau diturunkan.
3. Pemutar lensa / revolver, berupa lempeng yang dapat diputar agar lensa objektif
berada pada kedudukan yang sesuai.
4. Lensa objektif, untuk memperbesar bayangan benda/sediaan.
5. Makrometer, untuk menaikkan/menurunkan badan mikroskop dengan lambat,
guna memfokuskan bayangan secara kasar.
6. Mikrometer, untuk menaikkan/menurunkan badan mikroskop dengan lambat,
guna memfokuskan bayangan secara halus.
7. Lengan mikroskop, untuk memegang mikroskop.
Model pembelajaran
Cooperative Learning
Metode
-
Diskusi kelompok
Demonstrasi
Eksperimen
Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan
.
Alat apakah yang digunakan untuk melihat benda yang sangat kecil?
Prasyarat pengetahuan
-
Pra eksperimen
-
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
menggunakan
beragam
pendekatan
pembelajaran,
media
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Guru meminta salah satu peserta didik untuk melakukan hal yang
sama seperti yang ditunjukkan oleh guru, jika ada kesalahan langsung
diberi umpan balik.
Peserta
didik
melakukan
eksperimen
dengan
menggunakan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bersama
siswa
bertanya
jawab meluruskan
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
kesalahan
SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
Kelas / Semester
VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran
Alokasi waktu
3 X 40
Standar Kompetensi
5.
Kompetensi Dasar :
Indikator
:
-
Materi Pembelajaran
Mikroskop
Mikroskop adalah alat yang menggunakan lensa untuk mengamati benda atau
jasad renik sehingga tampak lebih besar. Mikroskop sederhana pertama kali
ditemukan oleh Antonie van Leuwenhoek tahun 1600an. Mikroskop mutahir yang
digunakan sekarang adalah mikroskop elektron dan mikroskop yang biasa digunakan
di sekolah adalah miroskop cahaya.
Cara Mengukur Melalui Mikroskop
Cara mengukur melalui mikroskop sebagai berikut.
a. Gunakan lensa objektif dengan perbesaran lemah, misalnya 10x!. Letakkan
penggaris atau mistar plastik transparan (tembus pandang) dengan skala milimeter
di atas meja objek! Unit pengukuran panjang yang digunakan adalah milimeter
atau micron (). ! milimeter setara dengan 1.000 mikron.
b. Aturlah pemutaran kasar sehingga mistar terletak pada fokus yang tepat!
c. Perlahan-lahan geserlah mistar sehingga diperoleh bayangan seperti pada gambar
b.
d. Jika ukuran lapangan pandang pada mikroskop seperti gambar b, berarti ukuran
lapangan padang pada mikroskop tersebut adalah 12 mm.
e. Gantilah mistar dengan preparat/sediaan yang diamati! Misalkan preparat/sediaan
yang diamati setengah ukuran bidang lapangan pandang, maka ukuran preparat
adalah x 12 mm = 6 mm.
f. Bagaimana mengetahui ukuran preparat yang diamati?
Penggunaan lensa objektif dengan perbesaran lemah, kan sulit untuk
memperkirakan ukuran bagian yang lebih kecil. Untuk itu, perlu menggunakan
lensa objektif dengan perbesaran kuat, misalnya 40x.
Pembuatan Preparat
Agar benda dapat dimati dengan mikroskop cahaya, maka benda itu harus
transparan. Oleh karena itu, benda yang akan diamati harus dipersiapkan dulu dengan
membuat preparat atau sediaan. Alat dan bahan yang harus disiapkan dalam
pembuatan preparat adalah gelas benda, penutup gelas, air secukupnya, pipet tetes,
silet, kertas isap, dan pewarna.
Silet berfungsi untuk menyayat benda yang diamti. Gelas benda berfungsi untuk
meletakkan objek gelas yang diamati. Penutup gelas berfungsi untuk menutup benda
yang diletakkan pada gelas benda. Pewarna digunakan untuk memudahkan dalam
pengamatan, misalnya lugol, metilen biru. Berikut ini langkah-langkah untuk preparat
melintang batang.
a. Siapkan batang yang diamati! Pilihlah batang yang cukup lunak sehingga mudah
diiris dengan silet!
b. Iris batang dengan silet secara melintang kearah tubuh setipis mungkin! Untuk
preparat yang tipis seperti daun, kalian dapat menyelipkan daun pada potongan
wortel atau gabus yang telah dibelah, kemudian mengirisnya bersamaan.
c. Letakkan hasil sayatan pada objek gelas dan tetesi dengan air! Jika diperlukan,
kalian dapat menambahkan pewarna untuk memperjelas objek.
Langkah-langkah kegiatan:
PERTEMUAN KEDUA
a. Kegiatan Pendahuluan
.
Prasyarat pengetahuan
-
Pra eksperimen
-
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
menggunakan
beragam
pendekatan
pembelajaran,
media
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu
b. Buku referensi yang relevan
c. Alat-alat praktikum
Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Instrumen/ Soal
Mengenal bagian-
Tes unjuk
Tes identifi-
bagian mikroskop
kerja
kasi
mikroskop dengan
(mengatur
fokus,
dan
sebutkan
nama-nama
bagian
mikroskop!
Menggunakan
benar
Tentukan
prosedur
pencahayaan,
menemukan objec
Mikropis)
c. Contoh Instrumen:
-
Aspek
Skor
o
1. Kelengkapan bagian mikroskop yang disebut
namanya
2
disebut namanya
Skor maksimum
-
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Lembar,
Guru Mata Pelajaran,
mencari
sinar
matahari
secara
langsung
_____________________.
6. Lensa mikroskop dibersihkan dengan menggunakan
________________________.
jika
mencari
A. __________________________
B. __________________________
C. __________________________
D. __________________________
E. __________________________
F. __________________________
G. __________________________
H. __________________________
I. __________________________
J. __________________________
K. __________________________
L. __________________________
M. __________________________
TAHAP/
ASPEK
KEGIATAN AWAL
Apersepsi dan
motivasi
INDIKATOR
1. Apa yang dilakukan guru peserta
untuk menggali pengetahuan awal
atau memotivasi siswa?
2. Bagaimana respons siswa? Apakah
siswa bertanya tentang sesuatu
masalah terkait dengan apa yang
disajikan guru peserta pada kegiatan
awal?
KEGIATAN INTI
Materi ajar:
Pengelolaan
sumber
belajar/media
Strategi
pembelajaran
HASIL OBSERVASI
Bertanya mengenai
mikroskop dan bagianbagiannya
ia
ada kaitannya
Cukup terampil
Baik
Ia sesuai
Dapat
KEGIATAN
PENUTUP
Penguatan/
konsulidasi
Evaluasi
KOMENTAR
OBSERVER
Aktif
Merangkum dan
menyimpulkan bersama
siswa
Ia
Tuntas
Lain-lain:
Padak, 8
Pebruari.2012 ,
Observer,
KEGIATAN INTI
Materi ajar:
INDIKATOR
1. Apa yang dilakukan guru peserta
untuk menggali pengetahuan awal
atau memotivasi siswa?
Pengelolaan
sumber
belajar/media
Strategi
pembelajaran
HASIL OBSERVASI
ia
ada kaitannya
Cukup terampil
Baik
Ia sesuai
Dapat
KEGIATAN
PENUTUP
Penguatan/
konsulidasi
Evaluasi
KOMENTAR
OBSERVER
Aktif
Merangkum dan
menyimpulkan bersama
siswa
Ia
Tuntas
Lain-lain:
Padak, 11
April.2012 ,
Observer,
No
Persiapan
Ada
1.
2.
3.
4.
Lembar observasi
5.
6.
7.
8.
Tidak
Keterangan
Deskripsi
Temuan
(Open class)
Refleksi
Tindak
Lanjut
Supaya siswa
lebih paham
dan mengingat
cara mudah
dalam
mempelajari
mikroskop.
Siswa diharapkan
bisa
menyebutkan
bagian-bagian
mikroskop dan
bisa membuat
preparat.
Siswa
diharapkan
lebih aktif
lagi untuk
mencoba
dan
menemukan
sendiri.
: Laboratorium
Konsep
: Mikroskop
Kelas/semester
: VII/II
Nama sekolah
Petunjuk:
1.
Selama melakukan pengamatan, pengamat duduk di dekat siswa yang diamati.
2.
Pengamatan kepada guru dan siswa dilakukan bersamaan selama KBM berlangsung.
Tabel Kategori Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
1. Siswa menuju lokasi pengamatan yang
sudah ditentukan
2. Melakukan pengamatan lingkungan
sekitar sekolah masing-masing
kelompok.
3. Menulis hal-hal yang diperoleh dari
hasil pengamatan pada LKS.
4. Berdiskusi antara siswa dengan :
- siswa
5.
6.
7.
8.
- kelompok
- guru
- melakukan refleksi hasil pengamatan
- mengevaluasi proses pengamatan.
Bertanya kepada siswa lain atau kepada
guru.
Menyusun dan menyajikan hasil
penyelidikan.
Membuat/menulis rangkuman
pelajaran.
c. Elektron
d. Stereo
19. Pada perbesaran tertentu bayanagan ada yang masih belum jelas, untuk
memperjelas bayangan digunakan.....
a. Cermin
b. Pemutar kasar
c. Pemutar halus
d. Tubus
20. Tempat meletakkan preparat pada mikroskop disebut....
a. Meja preparat
b. Gelas benda
c. Lensa objektif
d. Kaca penutup
21. Berdasarkan cara pembuatan dan ketahanannya, preparat dapat dibedakan
menjadi....
a. Satu, yanitu preparat kring
b. Dua, yaitu preparat kering dan preparat basah
c. Satu, yaitu preparat basah
d. Tiga, yaitu preparat awetan, preparat kering, dan preparat basah
22. Apabila kita menagamati cahaya disekiter yang sangat terang, maka cermin yang
digunakan pada mikroskop adalah....
a. Cermin datar
b. Cermin cekung
c. Cermin cembung
d. Bebas
23. Dalam melakukan pengawetan sediaan tumbuhan sistem kering, tumbuhan atau
bagian tumbuhan dikeringkan, sebelumnya diberi perlakuan sperti berikut ini,
kecuali .....
a. Disimpan dalam alkohol
29. Dibawah ini merupakan zat pengawet yang biasa digunakan untuk mengawetkan
hewan, kecuali....
a. Alkohol 70 %
b. Formalin 8 %
c. Naftalin
d. Asam cuka pekat
2.
3.
Hewan-hewan yang akan diamati organ dalamnya, sebelum dibedah terlebih dulu
harus...
a. Disuntik
b. Dimatikan
c. Dijepit
d. Dibius
4.
Perbesaran lensa objektif adalah 10 kali dan perbesaran lensa okuler adalah 2
kali. Jika terbentukan bayangan objek berukuran 2 cm, maka ukuran objek
sesungguhnya adalah....
a. 100 m
b. 200 m
c. 0,02 m
d. 0,03 m
5.
Ketika kita akan melakukan pembedahan heawan vertebrata maka alat-alat yang
diperlukam adalah sebegai berikut, kecuali...
a. Skapel
b. Gunting bedah
c. Pinset
d. Botol tetes
6.
Untuk mengamati bagian tubuh serangga yang cukup besar bisa dimanfaatkan
alat yang disebut ...
a. Mikroskop
b. Loupe
c. Mata langsung
d. Lensa objektif
7.