Anda di halaman 1dari 25

PERCOBAAN KE 3

______________________Sistem Kontrol Daya


DC-DC Converter
(Switching DC-DC Converter)

Tujuan
Mengenalkan sistem switching PWM
Mengenalkan prinsip buck-boost
Mengenalkan sistem catu daya switching

Teori Penunjang
Konversi Tegangan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengubah tegangan DC ke DC, antara lain:
1. Pengaturan Resistansi (arus yang mengalir) regulator linear (analog)

Hanya berlaku untuk penurun tegangan

Efisiensi rendah

Sederhana (bisa murah atau mahal tergantung rangkaian dan power)

Tegangan keluaran bisa diatur dengan mudah menggunakan rangkaian


tertentu.

Sebaiknya hanya digunakan untuk daya rendah

2. Melipat-gandakan (multiplier) arus atau tegangan menggunakan Kapasitor

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

Bekerja berdasarkan pengaturan muatan listrik yang ada pada kapasitor

Untuk penaik tegangan memiliki konstruksi sederhana

Untuk penurun tegangan memiliki konstruksi yang rumit

Secara umum hanya bisa untuk konversi dengan kelipatan-kelipatan tertentu


dan tidak dapat diatur secara langsung tegangan keluarannya.

Secara fisik besar dan mahal

3. Arus/tegangan induksi menggunakan Induktor

Bekerja berdasarkan tegangan induksi dari induktor

Bisa untuk penurun, Penaik dan sekaligus penurun dan Penaik dengan
Konstruksi yang lebih sederhana

Bisa untuk daya besar dengan fisik komponen yang tidak terlalu besar
(secara umum hanya bermain dengan frekuensi dan besar kawat trafo,
terlepas dari masalah komponen semikonduktor)

Bisa untuk konversi tegangan yang beragam dan mudah untuk dikendalikan
(diatur tegangan keluaran).

4. Transformasi Menggunakan Transformator (Trafo)

Menggunakan transformasi energi dan tergantung dari perbandingan jumlah


lilitan

Jumlah lilitan sebanding dengan tegangan yang diinginkan (semakin besar


tegangan, semakin banyak jumlah lilitan)

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

Rangkaian sederhana namun memiliki ukuran yang lebih besar

Harus menggunakan gelombang sinus (rangkaian menjadi lebih rumit kalau


menginginkan gelombang yang semakin mendekati sinus murni)

Pada DC-DC converter, tegangan dc harus diubah menjadi tegangan ac.

Tegangan keluaran tidak dapat diatur secara langsung pada rangkaian


(kecuali ada mekanisme untuk mengubah jumlah lilitan).

Sumber: http://www.elexp.com/t_dc-dc.htm

Sumber: http://www.bowdenshobbycircuits.info/triple.gif

Teknik switching banyak digunakan sebagai DC-DC converter dengan berbagai alasan
seperti pada penjelasan sebelumnya. Secara prinsip, tidak ada kehilangan daya pada
rangkaian switching. Hal ini disebabkan rangkaian switching bekerja berdasarkan saklar
dalam keadaan on ataupun off. Saat on, komponen switching (idealnya) tersambung
dengan baik sehingga resistansi dalam bisa dianggap 0 dan tegangan juga menjadi 0 yang
menyebabkan daya yang terbuang juga 0. Saat off, komponen switching (idealnya) terputus
dengan baik sehingga arus yang mengalir menjadi 0 dan daya yang terbuang juga 0.

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

Gambar Teknik switching


Efisiensi daya pada sistem switching banyak berkaitan dengan perancangan dari sistem
switching itu sendiri, misalkan kemampuan dari transistor yang digunakan untuk bisa on
dan off secara sempurna.
Pengaturan switching umumnya menggunakan sinyal PWM untuk mendapatkan nilai
tegangan dc rata-rata sesuai dengan yang diinginkan. Secara perhitungan, tegangan dc ratarata dari suatu beban yang mendapatkan pengaturan dari sinyal PWM akan sama dengan
duty cycle dari sinyal PWM-nya.
Teknik switching memerlukan komponen utama induktor sebagai komponen penyimpan
energi. Sifat ini memungkinkan induktor dapat menyimpan energi listrik (yang idealnya)
dengan nilai energi (daya) yang selalu sama tetapi dengan kemungkinan konversi tegangan
dan arus yang berbeda. Artinya, dengan bantuan induktor dimungkinkan untuk mengubah
besar tegangan dengan tetap mempertahankan nilai daya yang ada.

Gambar Rangkaian Switching menggunakan Induktor dan Diode


Kombinasi antara teknik switching dengan induktor dimungkinkan untuk melakukan
konversi tegangan tanpa adanya rugi-rugi daya dengan efisiensi (perbandingan daya input
dan output) yang (idealnya) 100% (nilai realnya antara 80% sampai dengan 90%).

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

Dengan konfigurasi tertentu antara komponen switching dengan induktor akan didapatkan
fungsi penurunan tegangan (sering disebut dengan buck converter) atau penaikan tegangan
(sering disebut dengan boost converter) atau bisa naik dan turun (buck-boost converter)
atau pembalik tegangan. Konfigurasi tertentu ada yang disebut sebagai forward converter,
fly-back converter dan sebagainya.
Komponen bantu dalam sistem switching yang dilengkapi dengan induktor adalah diode
cepat atau diode switching, yaitu diode Schottky. Diode ini membantu komponen
switching agar aliran arus induksi pada induktor saat komponen switching off dapat
dialirkan melalui diode.
Buck Converter
Yaitu rangkaian yang digunakan untuk menurunkan tegangan dc, dimana tegangan
masukan lebih besar dari tegangan keluaran. Buck converter ini umumnya digunakan
dalam hal tegangan masukan terpaut jauh lebih besar dari tegangan keluaran dan/atau arus
yang dialirkan cukup besar. Dalam keadaan seperti ini, daya yang terbuang bisa cukup
besar yang akan menyebabkan panas yang berlebih. Jika selisih tegangan tidak terlalu
besar dan arus tidak terlalu besar, maka dapat menggunakan down converter analog.

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Buck_converter

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

Cara kerja kondisi ideal (arus ada terus-menerus, kontinyu, tidak terputus)
1. Saat saklar ON, arus mengalir dari supply, saklar, induktor ke beban. Pada induktor
terdapat tegangan VL=VI-VO (kehilangan tegangan pada saklar diabaikan). Arus
pada induktor naik dari IMIN sampai IMAX (selama saklar ON).
2. Saat saklar OFF, arus dari supply terputus, dan arus induksi dari induktor mengalir
menuju beban melalui diode. Tegangan pada induktor VL=-VO (kehilangan
tegangan pada diode diabaikan). Arus induksi dari induktor mengalir dari IMAX
menurun sampai IMIN.
3. Arus rata-rata IAVE yang mengalir pada induktor (IL) sama dengan arus beban (IOUT)
IAVE=(IMAX+IMIN)/2.
4. Pada induktor berlaku I L

arah,

sehingga:

VL
t . IL saat ON dan OFF dianggap berbalikan
L

I L _ ON I L _ OFF

VL _ ON
V
tON L _ OFF tOFF
L
L

atau

tON
VI VO
V
VI D , dimana D adalah
tON O tOFF atau VO VI
tON tOFF
L
L

duty cycle.
5. Dalam kenyataan, energi dari induktor dapat habis sebelum selesai siklus OFF dari
saklar, sehingga perhitungan lengkapnya selain tergantung dari tegangan input dan
duty cycle, juga tergantung dari arus output, induktor dan frekuensi kerja.
Contoh rangkaian buck converter menggunakan IC MC34063A.

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

Sumber: http://www.nomad.ee/micros/mc34063a/index.shtml

Boost Converter
Digunakan untuk menaikkan tegangan dc. Sering terjadi sumber tegangan masukan lebih
kecil dari tegangan yang diperlukan. Contoh, suatu sistem charger untuk HP yang
seharusnya memerlukan tegangan 5 volt didapatkan dari sumber tegangan baterai AA 1,5
volt. Proses penaikkan tegangan dilakukan dengan memanfaatkan sifat induksi diri dari
induktor yang dapat menghasilkan tegangan induksi yang cukup besar.

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Boost_converter

Cara kerja kondisi ideal (arus ada terus-menerus, kontinyu, tidak terputus)
1. Saat saklar ON, arus mengalir dari supply melalui induktor dan saklar. Pada
induktor terdapat tegangan VL = VI dan mengalir arus IL dari IMIN ke IMAX dengan
persamaan I L

VL
V
tON I tON
L
L

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

2. Saat saklar OFF, arus induksi dari induktor mengalir ke diode, beban dan ke supply.
Pada induktor terdapat tegangan VL = VI VO dan mengalir arus IL dari IMAX turun
menjadi IMIN dengan persamaan I L

VL
V VO
tOFF I
tOFF
L
L

3. Arus rata-rata IAVE yang mengalir pada induktor (IL) sama dengan arus beban (IOUT)
IAVE=(IMAX+IMIN)/2.
4. Arus induktor IL saat ON dan OFF dianggap berbalikan arah, sehingga:
VI
V VO
tON I
tOFF
L
L

atau VO VI

tON tOFF
1
VI
, dimana D
tOFF
1 D

adalah duty cycle.


5. Dalam kenyataan, energi dari induktor dapat habis sebelum selesai siklus OFF dari
saklar, sehingga perhitungan lengkapnya selain tergantung dari tegangan input dan
duty cycle, juga tergantung dari arus output, induktor dan frekuensi kerja.

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/members/carbonzit-albums-att2-picture54631-boost-converteroperation.gif

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

Contoh rangkaian boost converter menggunakan IC MC34063A.

Coba:
R = 5
RSC = 0,1
R2 = 2x 1k5
Tambahkan TR TIP31 pada pin
2 agar arus lebih besar
Sumber: http://www.nomad.ee/micros/mc34063a/index.shtml

Sumber: http://www.eleccircuit.com/circuit-battery-voltage-regulator-by-mc34063/

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

Buck-Boost Converter
Dalam beberapa alat diperlukan proses penurunan atau penaikan tegangan sekaligus. Hal
ini dapat disebabkan terkadang tegangan masukan lebih tinggi atau lebih rendah dari
tegangan yang diharapkan. Misalkan dalam sistem pengisi muatan baterai dari solar cell.
Misalkan tegangan yang diperlukan untuk mengisi baterai sekitar 14,7 volt, sedangkan
tegangan keluaran dari solar cell terkadang lebih kecil dari 10 volt (saat pagi dan sore) dan
terkadang lebih tinggi dari 18 volt (saat siang hari).

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Buck-boost_converter

Cara kerja kondisi ideal (arus ada terus-menerus, kontinyu, tidak terputus)
1. Saat saklar ON, arus mengalir dari supply melalui saklar dan induktor. Pada
induktor terdapat tegangan VL = VI dan mengalir arus IL dari IMIN ke IMAX dengan
persamaan I L

VL
V
tON I tON
L
L

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

10

2. Saat saklar OFF, arus induksi dari induktor mengalir ke beban melalui diode. Pada
induktor terdapat tegangan VL = VO (arah VO negatif/ke bawah, karena itu VL=VO)
dan mengalir arus IL dari IMAX turun menjadi IMIN dengan persamaan
I L

VL
V
tOFF O tOFF
L
L

3. Arus rata-rata IAVE yang mengalir pada induktor (IL) sama dengan arus beban (IOUT)
IAVE=(IMAX+IMIN)/2.
4. Arus induktor IL saat ON dan OFF dianggap berbalikan arah, sehingga:
tON
D
VI
V
VI
tON O tOFF atau VO VI
, dimana D adalah duty
tOFF
1 D
L
L

cycle.
5. Dalam kenyataan, energi dari induktor dapat habis sebelum selesai siklus OFF dari
saklar, sehingga perhitungan lengkapnya selain tergantung dari tegangan input dan
duty cycle, juga tergantung dari arus output, induktor dan frekuensi kerja.

Sumber: Datasheet MC34063A

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

11

Contoh DC-DC Converter (Inverting)

Sumber: http://img134.imageshack.us/img134/1254/chargepumpfv2.jpg

Sumber: http://www.elektropage.com/images/555timer/555_dc_dc_converter.JPG

Contoh Macam-Macam Boost Converter

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

12

Sumber: http://electronics-diy.com/led-flashlight-1.5v.php

Sumber: file:///C:/Master/Artikel/electronics%20keralam%20%20CIRCUITS_files/BlockingOscillator.gif

Sumber: http://static.electro-tech-online.com/customimages/2011/06/LEDTorchCct1-1.gif

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

13

Sumber: http://i277.photobucket.com/albums/kk49/rafft/1V5-5Vconv.jpg

Q1= CSC2655 & Q2 = BCX56


boost inductor: 18T, (17.7uH)
Output 300mA 5.223V
Sumber: http://img122.imageshack.us/img122/2145/5vboostax4.jpg

Sumber: http://www.joulethief.com/images/boost-schematics.gif

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

14

Sumber: http://www.elektrotekno.com/userpix/3028_boost_1.jpg

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/members/carbonzit-albums-att2-picture54743-mr-als-boostconverter.gif

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/members/carbonzit-albums-att2-picture54810-mr-als-boostconverter.gif

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

15

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/members/carbonzit-albums-att2-picture54813-mr-als-boostconverter-2.gif

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/members/carbonzit-albums-att2-picture54825-mr-als-boostconverter-reg.gif

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

16

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/members/carbonzit-albums-att2-picture54770-boost-converter1e.gif

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/members/carbonzit-albums-att2-picture54770-boost-converter1e.gif

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/members/carbonzit-albums-att2-picture54632-boost-converter3v-5v.gif

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

17

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/members/carbonzit-albums-att2-picture54713-boost-conv.gif

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/members/carbonzit-albums-att2-picture54717-boost-conv.gif

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

18

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/members/carbonzit-albums-att2-picture54825-mr-als-boostconverter-reg.gif

Sumber: http://burningsmell.org/stupid-switch/stupid-switch.png

Sumber: http://obrazki.elektroda.pl/4482804100_1355140465.png

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

19

Sumber: http://www.dos4ever.com/flyback/boost2.gif

Gambar Boost converter dari 3V ke 5V 500mA

Sumber: http://cds.linear.com/images/product/3995_app_1.jpg

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

20

MCP1640
Sumber: http://www.electroniq.net/files/news/MCP1640-3.3v.jpg

MCP1640
Sumber: http://www.electroniq.net/files/news/MCP1640-5v.jpg

Sumber: http://www.ams.com/eng/Products/Power-Management/DC-DC-Step-up-Converters/AS1302

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

21

Sumber: http://www.intersil.com/content/dam/Intersil/documents/fn83/fn8313.jpg

Power Bank
Adalah suatu istilah untuk alat yang menyediakan energi yang tersimpan dalam suatu
baterai untuk keperluan mencatu suatu peralatan atau mengisi baterai peralatan lain. Power
bank terdiri dari:

Lithium-ion Charger (harus dilengkapi dengan terminator)

Baterai jenis yang bisa diisi ulang (Li-Ion)

Monitoring tegangan (harus dilengkapi dengan pengaman over discharging 3V)

Boost converter dari 3V-4,2V menjadi 5V minimal 500mA

Alat-alat Yang Digunakan


Rangkaian catu daya switching
Catu daya dc (dc Power Supply)
Beban dc

Rangkaian Percobaan

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

22

5V R 56R ZD 4,7V TR BC337 Li-Ion


Gambar Lithium-Ion Charger sederhana dengan tegangan konstan 4,1V

Prosedur Percobaan
1. Rancang rangkaian PWM tanpa induktor dan diode yang digunakan untuk
menurunkan tegangan dari 12 volt ke 5 volt.
2. Gunakan catu daya 12 volt sebagai sumber dan resistor 10 10 watt sebagai beban.
3. Uji rangkaian tersebut. Pastikan tegangan keluaran 5 volt.
4. Ukur tegangan dan arus masukan serta tegangan dan arus keluaran. Hitung daya
masukan dan keluaran.
5. Tambahkan induktor dan diode pada rangkaian tersebut. Pastikan tegangan
keluaran tetap 5 volt. Dan ukur sekali lagi.
6. Rancang rangkaian boost converter yang dapat digunakan untuk menaikkan
tegangan dari baterai Lithium-Ion dengan tegangan 3 volt sampai dengan 4,2 volt
menjadi tegangan 5 volt untuk rangkaian charger HP.
7. Gunakan boost converter yang menggunakan IC MC34063A (dilengkapi dengan
transistor penguat arus) atau MCP1640

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

23

Prosedur Pengujian
1. Gunakan resistor 40 10 watt sebagai beban.
2. Atur catu daya agar mengeluarkan tegangan 4,2 volt untuk mensimulasikan baterai
Li-Ion terisi penuh.
3. Ukur tegangan keluaran dari boost converter. Arus keluaran dapat dihitung atau
diukur. Bila perlu resistor RSC sebagai pengaman arus lebih dapat dihubung-singkat.
4. Turunkan secara bertahap tegangan dari catu daya sampai 3 volt dan ukur tegangan
keluaran.
Tabel Pengujian terhadap perubahan tegangan baterai

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

24

Tegangan Input
4,2 V
4V
3,75 V
3,5 V
3,25 V
3V
2,75 V

Arus Input

Tegangan Output

Arus Output

Efisiensi

5. Atur catu daya agar mengeluarkan tegangan 3,7 volt untuk mensimulasikan
tegangan nominal baterai Li-Ion.
6. Gunakan resistor 50 sampai dengan 5 10 watt sebagai beban.
7. Ukur tegangan keluaran dari boost converter.
Tabel Pengujian terhadap perubahan beban dengan tegangan baterai 3,7 volt
R Beban
50
40
30
20
10
5

Arus Input

Tegangan Output

Arus Output

Efisiensi

8. Atur catu daya agar mengeluarkan tegangan 3,7 volt untuk mensimulasikan
tegangan nominal baterai Li-Ion.
9. Gunakan resistor tertentu sebagai beban dimana tegangan output masih baik (sesuai
dengan percobaan sebelumnya).
10. Gunakan oscilloscope untuk melihat bentuk gelombang pada pin 7 (VCC), pin 1
(switching), dan VOUT.
11. Ubah nilai resistor dimana tegangan output hampir drop dan nilai resistor dimana
tegangan output telah drop (sesuai dengan percobaan sebelumnya) dan ukur
kembali.

Daftar Pustaka
http://en.wikipedia.org/wiki/Buck_boost_converter
http://www.nomad.ee/micros/mc34063a/index.shtml

Praktikum Bengkel Elektronika 2 PENS2012

25

Anda mungkin juga menyukai