Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Nama : Ratna Sekar Arum
NIM : P2.06.30.1.14.027
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid.
Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Sediaan
Liquid dan Semisolid tentang gel natrium diklofenak.
Dalam makalah ini penulis tidak luput dari kekurangan. Berkat bimbingan , dorongan
dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tasikmalaya, Mei
2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Formula................................................................................................................1
1.2 Latar Belakang.....................................................................................................1
BAB II ISI
2.1 Monografi............................................................................................................6
2.2 Permasalahan Farmasetika...................................................................................8
2.3 Penyelesaian Masalah..........................................................................................8
2.4 Formula Lengkap ................................................................................................9
2.5 Perhitungan..........................................................................................................9
2.6 Penimbangan........................................................................................................9
2.7 Cara Kerja............................................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Evaluasi Sediaan..................................................................................................11
3.2 Tabel Hasil Pengamatan Gel Natrium Diklofenak ..............................................11
3.3 Pembahasan..........................................................................................................11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................13
4.2 Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Formula : Gel Natrium Diklofenak
1.2 Latar Belakang
a. Penggunaan: Gel
Gel merupakan sistem semi padat terdiri atas suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan. Jika massa gel terdiri atas jaringan partikel kecil yang terpisah, gel
digolongkan sebagai sistem dua fase (misalnya gel alumunium hidroksida). Dalam
sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, massa gel
kadang dinyatakan sebagai magma (misalnya magma bentonit), dimana massanya
bersifat tiksotropik, artinya massa akan mengental jika didiamkan dan akan
mencair kembali jika dikocok. Jika massanya mengandung air, gel itu disebut
jelly.
Gel fase tunggal terdiri dari makro molekul organik yang tersebar serba sama
dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul
makroyang terdispersi dalam cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makro
molekul sintetik (misalnya tragakan). Sediaan tragakan disebut juga musilago.
Walaupun gel-gel ini umumnya mengandung air, etanol dan minyak dapat
digunakan sebagai fase pembawa. Dasar gel yang umum digunakan adalah gel
hidrofobik dan gel hidrofilik.
1) Dasar gel hidrofobik
Dasar gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik, bila
ditambahkan ke dalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali interaksi antara
kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara
spontan menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang khusus.
2) Dasar gel hidrofilik
Dasar gel hidrofilik umumnya terdiri dari molekul-molekul organik yang
besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi.
Istilah hidrofilik berarti suka pada pelarut. Umumnya daya tarik menarik pada
pelarut dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak adanya daya tarik
menarik dari bahan hidrofobik. Sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah
1
untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar. Gel hidrofilik umumnya
mengandung komponen bahan pengembang, air, humektan dan bahan pengawet.
Sifat / Karakteristik Gel (Lachman, 496 499) :
a. Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik ialah inert,
aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain.
b. Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat memberikan bentuk padatan
yang baik selama penyimpanan tapi dapat rusak segera ketika sediaan
diberikan kekuatan atau daya yang disebabkan oleh pengocokan dalam botol,
pemerasan tube, atau selama penggunaan topikal.
c. Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan sediaan yang
diharapkan.
d. Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya sangat tinggi atau
BM besar dapat menghasilkan gel yang sulit untuk dikeluarkan atau
digunakan.
e. Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur, tapi dapat juga
pembentukan gel terjadi satelah pemanasan hingga suhu tertentu. Contoh
polimer seperti MC, HPMC dapat terlarut hanya pada air yang dingin yang
akan membentuk larutan yang kental dan pada peningkatan suhu larutan
tersebut akan membentuk gel.
f. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh
pemanasan disebut thermogelation. Dalam hal tertentu gel akan keruh jika :
1. Gelling agent tidak mampu melarutkan seluruh bahan aktif (hanya
terdispersi dalam bentuk koloidal)
2. Gel berasal dari agregat yang terdispersi homogen (biasanya gelling
agent dari golongan anorganik yang tidak larut)
3. Mengandung fase minyak Emulgel
b. Efek Farmakologi
Natrium diklofenak merupakan suatu anti radang non steroid (non steroid
anti-inflammatory drugs, NSAIDs) yang merupakan suatu turunan asam fenil
asetat. Natrium diklofenak digunakan pada pengobatan osteoarthritis dan
rheumatoid arthritis. Diklofenak dapat terakumulasi pada cairan sinovia sehinga
efek terapi pada persendiaan menjadi lebih panjang. Natrium diklofenak
digunakan untuk menghilangkan rasa sakit gejala lokal dan pergelangan kaki, dan
epiconditis. Untuk sediaan topikal digunakan kadar 1%. Dengan dosis 4 kali
4
BAB II
ISI
2.1 Monografi
1. Natrium Diklofenak
Struktur
etanol 96%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Stabilitas : Larutan yang sudah tidak mengandung oksigen lebih stabil
2. Carbomer
Pemerian : Berwarna putih, bersifat asam, bubuk higroskopik, memiliki
104oC
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan fenol, polymer kationik, asam kuat
3. Propilenglikol
Struktur
CH3-CH(OH)-CH2OH
Pemerian : Cairan kenal, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik.
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air, dengan etanol (95%) P, dan dengan
koroform P, aru daam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter minyak
4. Metil Paraben
Struktur
Pemerian : Serbuk hablur, halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai
rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol dan dalam 3 bagian aseton
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Suhu Lebur : 1250 sampai 1280
5. Etanol
Struktur
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap danmudah bergerak, bau
khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru tidak berasap
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat
6. Aquadest
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Kelarutan : Bercampur dengan hampir semua pelarut polar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Titik leleh dan titik didih : 0o 100oC
OTT/ Inkompatibilitas : Dalam formulasi farmasetik, air dapat bereaksi dengan
obat dan bahan lain yang dapat mengalami hidrolisis. Air dapat bereaksi kuat
dengan logam alkali dan dengan cepat dengan logam alkali tanah dan oksidanya
seperti kalsium oksida atau magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam
anhidrat membentuk garam hidrat, dengan beberapa bahan organik dan kalsium
karbida.
Jumlah
1,6 g
15 g
112,5 mg
15 g
67,5 g
Ad 150 mg
Kegunaan
anti inflamasi, analgesik
gelling agent
pengawet
penetrasi
pelarut
pelarut
2.5 Perhitungan
1. Natrium Diklofenak:
2. Carbomer
3. Metil Paraben
4. Propilenglikol
5. Etanol
6. Aquadest
:
: 20 (0,21 + 0,4 + 0,015 + 2 + 9)
20 11,625 = 8,375 gram
8
2.6 Penimbangan
1. Natrium Diklofenak
2. Carbomer
3. Vaselin Album
4. Metil Paraben
5. Propilenglikol
6. Etanol
7. Aquadest
: 210 mg
: 400 mg
: 2 gram
: 15 mg
: 2 gram
: 9 gram
: 8,375 gram
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Evaluasi Sediaan
1. Organoleptik
- Bau
: Bau etanol
- Warna
: Putih kekuningan pucat
2. Uji Homogenitas : Homogen
3. Uji Kertas Lakmus : Basa
Jumat
Sabtu
Minggu
putih
putih
putih
kekuning
kekuning
an pucat
an pucat
Senin
Selasa
Rabu
diamati
Warna
putih
putih
putih
kekuning
kekuning
kekuning
kekuni
an pucat
an pucat
an pucat
ngan
pucat
Bau
Homogenitas
bau
bau
bau
bau
bau
bau
etanol
etanol
etanol
etanol
etanol
etanol
homogen
homoge
n
homogen
homogen
homogen
homogen
3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, membuat sediaan gel natrium diklofenak menggunakan
natrium diklofenak, carbomer, metil paraben, propilenglikol, etanol dan aquadest.
Pada pembuatan sediaan kali ini, natrium diklofenak sebagai zat aktifnya berfungsi
sebagai anti inflamasi juga sebagai analgesik, carbomer sebagai gelling agent guna
pembentukan gel, metil paraben sebagai pengawet untuk menghindari terjadinya
pertumbuhan mikroba pada sediaan, untuk meningkatkan penetrasi obat ke daerah
nyeri yang dituju maka ditambahkan propilenglikol serta etanol dan aquadest
sebagai pelarut.
Pada pembuatan gel ini, carbomer yang berfungsi sebagai gelling agent sulit
unuk dikembangkan sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dalam
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini antara lain :
Bahan-bahan yang yang dibutuhkan natrium diklofenak, carbomer, metil
paraben, propilenglikol, etanol dan aquades.
11
Sediaan gel yang dibuat ini cukup stabil karena bau dan warnanya masih sama
serta tidak mengalami perubahan.
4.2 Saran
Sebaiknya, pada sediaan gel natrium diklofenak ini perlu ditambahkan zat
pewangi untuk menutupi bau khas dari etanol dan juga dalam melakukan
penimbangan bahan yang dibutuhkan harus tepat karena penimbangan bahan yang
kurang/tidak tepat akan mempengaruhi sediaan gel yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Direktorat Jenderal POM.
12
13