Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM
Oleh Myta Kirana Dewi

1. Kasus (masalah utama) (Diagnosa Medis)


Post partum
2. Proses terjadinya masalah
A. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010). Adaptasi
psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase yaitu:
1. Fase taking in/ketergantungan
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana ibu
membutuhkan perlindungan dan pelayanan.
2. Fase taking hold/ketergantungan tidak ketergantungan
Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat
sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar
tentang semua hal-hal baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai
bagi ibu muda yang membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan fisik sehingga ia
dapat istirahat dengan baik.
3. Fase letting go/saling ketergantungan
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem keluarga telah
menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh pasien telah sembuh, perasan
rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan seksualnya telah dilakukan kembali.
B. Penyebab
Post partum terjadi setelah mengalami persalinan kala I-1V.
C. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan
alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Disamping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang
terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjarkelenjar mamae. Otot-otot uterus berkontraksi dengan segera, pembuluh-pembuluh darah

yang ada akan menyebabkan otot-otot uterus menjadi terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks saat post partum ialah bentuk
serviks seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,
degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang
kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua
dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali
seperti sedia kala.
D. Tanda dan gejala
Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari organ reproduksi yaitu sebagai
berikut:
a) Sistem Reproduksi

Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan ukuran
(involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus uteri (TFU) post partum
menurut masa involusi:

Tabel 1. TFU menurut masa involusi


INVOLUSI

TFU

BERAT UTERUS

Bayi lahir

Setinggi pusat

1000 gram

Placenta lahir

2 cm di bawah umbilicus dengan bagian 1000 gram


fundus bersandar pada promontorium

1 minggu

sakralis
Pertengahan

2 minggu

simfisis pubis
Tidak teraba di atas simfisis

350 gram

6 minggu

Bertambah kecil

50-60 gram

antara

umbilikus

dan500 gram

(Bobak,2004:493)

Vagina dan Perineum


Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum uteri
dan vagina. Macam-macam lochia sebagai berikut:

a. Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, terjadi selama 2
hari pasca persalinan
b. Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi
hari ke 3-7 pasca persalinan
c. Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi hari ke
7- 14 hari pasca persalinan
d. Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan

Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen
(prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai di akhir masa
kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana kolostrum mengandung lebih
banyak protein dan mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan
meningkat saat bayi mengkonsumsi ASI

pada ibunya karena saat menyusui

merupakan suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI.


b) Sistem Pencernaan

Nafsu Makan
Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu
merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah
biasa dikonsumsi diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan.

Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selamawaktu
yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan ansthesia bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

Defekasi
Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang dirasakannya
diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur
perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.

c) Sistem Perkemihan
Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni
sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami
hiperemis dan edema, seringkali diserti daerah-daerah kecil hemoragi.
d) Sistem Integumen

Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi
lahir. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin
memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.
E. Penanganan
Dalam menangani asuhan keperawatan pada ibu post partum, dilakukan berbagai macam
penatalaksanaan, diantaranya:

Monitor TTV
Tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mungkin menandakan preeklamsi suhu
tubuh meningkat menandakan terjadinya infeksi, stress, atau dehidrasi.

Pemberian cairan intravena


Untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan kemampuan perdarahan darah dan
menjaga agar jangan jatuh dalam keadaan syok, maka cairan pengganti merupakan
tindakan yang vital, seperti Dextrose atau Ringer.

Pemberian oksitosin
Segera setelah plasenta dilahirkan oksitosin (10 unit) ditambahkan dengan cairan infus
atau diberikan secara intramuskuler untuk membantu kontraksi uterus dan mengurangi
perdarahan post partum.

Obat nyeri
Obat-obatan yang mengontrol rasa sakit termasuk sedative, alaraktik, narkotik dan
antagonis narkotik. Anastesi hilangnya sensori, obat ini diberikan secara regional/
umum.

3. a. Pohon masalah

b. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji


Setelah melahirkan ibu perlu dikaji dan diobservasi terhadap kemungkinan adanya perdarahan
atau infeksi postpartum.Keamanan ibu tergantung pada pengkajian yang kontinu dan intervensi
dari perawat yang siaga. Pengkajian yang dapat dilakukan meliputi:
1. Keadaan umum
Kaji kondisi ibu secara umum, apakah ibu merasa kelelahan atau ibu merasa segar. Hal ini
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap bayi serta kemampuan ibu dalam menyusui dan
2.

mengasuh bayi.
Tanda-tanda vital
Kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu pada ibu. Periksa tanda-tanda vital tersebut setiap
15 menit selama satu jam pertama setelah melahirkan atau sampai stabil, kemudian periksa

setiap 30 menit untuk jam-jam berikutnya.


Nadi dan suhu diatas normal dapat menunjukan kemungkinan adanya infeksi
Tekanan darah mungkin sedikit meningkat karena upaya untuk persalinan dan keletihan
Tekanan darah yang menurun perlu diwaspadai kemungknan adanya perdarahan PP
3. Kepala dan wajah
a. Mata
Konjungtiva yang anemis menunjukan adanya anemia kerena perdarahan saat persalinan.
b. Hidung
Kaji dan tanyakan pada ibu ,apakah ibu menderita pilek atau sinusitis.Infeksi pada ibu
postpartum dapat meningkatkan kebutuhan energi
c. Telinga
Kaji apakah ibu menderita infeksi atau ada peradangan pada telinga
d. Mulut dan gigi
Tanyakan pada ibu apakah ibu mengalami stomatitis,atau gigi yang berlubang.Gigi yang
e.

berlubang dapat menjadi pintu masuk bagi mikroorganisme dan bisa beredar secara sistemik
Leher
Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran kelenjar tiroid.Kelenjar limfe yang
membesar dapat menunjukan adanya infeksi,ditunjang dengan adanya data yang lain seperti

hipertermi,nyeri dan bengkak.


4. Payudara
a) Payudara
o
Kaji ukuran dan bentuk, ukuran dan bentuk tidak berpengaruh terhadap produksi asi,
perlu diperhatikan bila ada kelainan, seperti pembesaran masif, gerakan yang tidak
simetris pada perubahan posisi
o
Kontur atau permukaan
Kaji kondisi permukaan, permukaan yang tidak rata seperti adanya depresi,retraksi atau
ada luka pada kulit payudara perlu dipikirkan kemungkinan adanya tumor.
o
Warna kulit
Kaji adanya kemerahan pada kulit yang dapat menunjukan adanya peradangan
b. Kalang Payudara
o Kaji ukuran dan bentuk, simetris atau tidak, biasanya akan meluas saat pubertas dan selama
kehamilan

o Kaji permukaan kondisi dapat licin atau berkerut, bila ada sisik putih perlu dipikirkan
adanya penyakit kulit.
o Warna
Pigmentasi yang meningkat pada saat kehamilan menyebabkan warna kulit Pada areola
mammae menjadi lebih gelap dibanding sebelum hamil
c. Papilla mammae
o Ukuran dan bentuk
Kaji ukuran dan bentuk, ukuran sangat berfariasi dan tidak mempunyai arti kusus.Bentuk
putting susu ada beberapa macam seperti datar , normal, panjang dan terbenam.
o Permukaan dan warna
Kaji permukaan dan warna, permukaan biasanya tidak beraturan kaji ada sisik, luka atau
lecet.Warna biasanya terjadi hiperpigmentasi pada kehamilan
Palpasi payudara
a. Konsistensi
Kaji konsistensi payudara, pada ibu PP konsistensi lebih keras karena laktasi
b. Massa
c. Putting susu
Kaji putting susu, pemeriksaan putting susu merupakan hal yang penting dalam
mempersiapkan ibu menyusui.
5. Abdomen
a. Keadaan
Kaji adakah strie dan linia alba. Kaji keadaan abdomen, apakah lembek atau keras. Abdomen
yang keras menunjukan kontraksi uterus bagus sehingga perdarahan dapat diminimalkan.
Abdomen yang lembek menunjukan sebaliknya dan dapat dimasase untuk merangsang
kontraksi.
b. Kondisi luka
Luka SC harus dikaji apakah terdapat tanda-tanda infeksi, jika ada harus dilaporkan segera
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
c. Diastasis rektus abdominis
Diastasis rektus abdominis adalah regangan pada otot rektus abdominis akibat pembesaran
uterus. Jika dipalpasi ,regangan ini menyerupai celah memanjang dari prosessus Xiphoideus
ke umbilikus sehingga dapat diukur panjang dan lebarnya.Diastasis ini tidak dapat menyatu
kembali seperti sebelum hamil tetapi dapat mendekat dengan memotivasi ibu untuk
melakukan senam nifas.
d. Fundus uteri
Palpasi fundus uteri dari arah umbilikus ke bawah. Tentukan tinggi fundus uteri, misalnya 1
jari diatas pusat dll.posisi fundus apakah sentral atau lateral.Posisi lateral biasanya terdorong
oleh bladder yang penuh.Konteraksi juga harus diperiksa, kontraksi lemah atau perut teraba
lunak menunjukan konteraksi uterus kurang maksimal sehingga memungkinkan terjadinya
perdarahan.
e. Kandung kemih

Kaji dengan palpasi kandungan urne di kandung kemih. Kandung kemih yang bulat dan
lembut menunjukan jumlah urine yang tertapung banyak dan hal ini dapat mengganggu
6.

involusi uteri, sehingga harus dikeluarkan


Lokhea
Kaji jumlah, warna, konsistensi dan bau lokhea pada ibu PP. Perubahan warna harus
sesuai.Misalnya Ibu PP hari ke tujuh harus memiliki lokhea yang sudah berwarna merah
muda atau keputihan. Jika warna lokhea masih merah maka ibu mengalami komplikasi PP.
Lokhea yang berbau busuk menunjukan adanya infeksi disaluran reproduksi dan harus

segera ditangani.
7. Perineum
Kaji kondisi perineum, apakah utuh atau terdapat luka episiotmi, atau ruptur. Kaji juga
adanya tanda-tanda REEDA (Redness, Edema,Ekimosis, Discharge dan Aproximation).
Kebersihan perineum menunjang penyembuhan luka.Serta adanya hemoroid derajat 1
normal untuk ibu hamil dan pasca persalinan.
8. Ekstremitas
Kaji apakah ada varises dan tanda homan,tanda homan positif menunjukan adanya
tromboflebitis sehingga dapat menghambat sirkulasi ke organ distal. Cara memeriksa tanda
homan adalah memposisikan ibu terlentang dengan tungkai ekstensi, kemudian
didorsofleksikan dan tanyakan apakah ibu mengalami nyeri pada betis, jika nyeri maka
tanda homan positif dan ibu harus dimotivasi untuk mobilisasi dini agar sirkulasi lancar.
4. Diagnosis keperawatan (minimal 5 diagnosa keperawatan)
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan peningkatan kadar oksitosin,
peningkatan kontraksi uterus
b. Resiko infeksi berhubungan dengan kurang menjaga kebersihan hyigiene pada genetalia
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan lemas dan nyeri yang dirasakan
d. Resiko perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan aspek psikologis
kemandirian (Letting go)
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi yang kurang didapat
5. Rencana tindakan keperawatan (masing masing diagnosa minimal 5 rencana tindakan)
No
1

Diagnosa keperawatan

NOC

Gangguan rasa nyaman: Setelah


nyeri
dengan
kadar
peningkatan
uterus

NIC

tindakan MANAJEMEN NYERI


berhubungan keperawatan selama 2x24 jam Lakukan pengkajian nyeri
secara
komprehensif
peningkatan pasien dapat mengontrol nyeri
termasuk
lokasi,
oksitosin, dengan indikator:
kontraksi

dilakukan

Mengenali faktor penyebab


Mengenali onset (lamanya

karakteristik,

sakit)
Menggunakan

faktor presipitasi
Observasi reaksi

non

verbal

dari

pencegahan

metode

durasi,

frekuensi, kualitas dan

Menggunakan

metode

nonanalgetik

untuk

mengurangi nyeri
Menggunakan
analgetik

sesuai kebutuhan
Mencari bantuan

kesehatan
Melaporkan

tenaga kesehatan
Menggunakan

sumber yang tersedia


Mengenali
gejala-gejala

komunikasi

Resiko

infeksi Setelah

tenaga

mengetahui

pengalaman nyeri pasien


Kaji
kultur
yang
mempengaruhi

gejala

pada

sumber-

nyeri
Pilih

respon

dan

lakukan

penanganan

nyeri

(farmakologi,
farmakologi

non
dan

inter

personal)
dilakukan

tindakan KONTROL INFEKSI


lingkungan
berhubungan
dengan keperawatan selama 2x24 jam Bersihkan
setelah dipakai pasien
kurang
menjaga status
kekebalan
pasien
lain
kebersihan hyigiene pada meningkat dengan indilaktor:

Instruksikan pengunjung
Tidak didapatkan infeksi
genetalia
untuk mencuci tangan
berulang
Tidak didapatkan tumor
saat berkunjung dan
Status rspirasi sesuai yang
setelah berkunjung
temperatur

diharapkan
badan

terapeutik

untuk

nyeri
2

ketidaknyamanan
Gunakan
teknik

Gangguan
berhubungan

pola

tidur
dengan

lemas dan nyeri yang


dirasakan

sesuai

diharapkan
Integritas kulit
Integritas mukosa
Tidak didapatkan

kronis
Reaksi

yang

tanda dan gejal infeksi


seperti kemerahan, panas,

fatigue

skintes

paparan
Setelah dilakukan

Observasi dan laporkan

sesuai

nyeri, tumor
Ganti IV line

aturan yang berlaku


Pastikan
perawatan

sesuai

aseptik pada IV line

tindakan Environment

management

asuhan keperawatan selama 3 x (Manajemen lingkungan)


lingkungan
24 jam pada pasien dengan Ciptakan
gangguan

pola

tidur

dapat

teratasi dengan kriteria hasil:


Sleep
Jumlah jam tidur meningkat
(7-8 jam)

yang aman untuk klien


Berikan tempat tidur dan
lingkungan yang bersih

dan nyaman
Berikan posisi tidur yang

Perasaan

setelah bangun tidur


Pola tidur baik
Kualitas tidur baik
Gangguan tidur tidak ada

Ansietas

berhubungan Setelah

segar

dilakukan

nyaman

membuat klien nyaman


Kontrol kebisingan
Atur pencahayaan

tindakan PENGURANGAN CEMAS

dengan perubahan dalam: keperawatan selama 2x24 jam Definisi: rasa takut, cemas,
status peran; kesehatan; pasien dapat mengontrol cemas merasa dalam bahaya atau
pola

interaksi,

peran,
ekonomi

fungsi dengan indikator:


lingkungan, monitor

kecemasan
menyingkirkan

kecemasan
menurunkan

ketidaknyamanan terhadap
intensitas sumber yang tidak diketahui
Intervensi:
tanda gunakan pendekatan yang

stimulus
lingkungan ketika cemas
merencanakan
strategi

menenangkan
pahami perspektif pasien
terhadap situasi stres
temani pasien untuk

koping untuk situasi penuh

memberikan

stres
menggunakan

dan mengurangi takut


berikan
informasi

teknik
relaksasi untuk mengurangi
cemas
tidak

ada

manifestasi
perilaku kecemasan
melaporkan kebutuhan tidur

mengenai

keamanan

diagnosis,

tindakan, prognosis
dorong keluarga untuk
menemani pasien

adekuat
5

Kurang
berhubungan

pengetahuan Setelah

tindakan TEACHING:

dengan keperawatan selama 2x24 jam PENGETAHUAN

informasi yang kurang psien


didapat

dilakukan

proses

mengetahui

tentang MENGENAI

POST

penyakit

dengan PARTUM
Berikan penilaian tentang
indikator pasien dapat:
Familiar
dengan
nama
tingkat
pengetahuan

penyakit
Mendeskripsikan

penyakit
Mendeskripsikan
penyebab

pasien
proses

faktor

tentang

proses

Post Partum yang spesifik


Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa muncul

Mendeskripsikan

faktor

resiko
Mendeskripsikan

efek

penyakit
Mendeskripsikan tanda dan

pada post partum


Sediakan
informasi

tentang kondisi pasien


Sediakan bagi keluarga
atau

SO

informasi

tentang kemajuan pasien


MONITOR TANDA

gejala

VITAL
Monitor tekanan darah,

nadi, suhu dan RR


Monitor jumlah

irama jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor suhu, warna dan

kelembaban kulit
MANAJEMEN CAIRAN
Catat intake dan output

cairan
Monitor status hidrasi
Monitor tanda-tanda vital
Monitor status nutrisi

dan

6. Daftar pustaka
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC
FKUI. 2002. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Cetakan 1.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Jakarta: EGC
Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai