POST PARTUM
Oleh Myta Kirana Dewi
yang ada akan menyebabkan otot-otot uterus menjadi terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks saat post partum ialah bentuk
serviks seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,
degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang
kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua
dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali
seperti sedia kala.
D. Tanda dan gejala
Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari organ reproduksi yaitu sebagai
berikut:
a) Sistem Reproduksi
Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan ukuran
(involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus uteri (TFU) post partum
menurut masa involusi:
TFU
BERAT UTERUS
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Placenta lahir
1 minggu
sakralis
Pertengahan
2 minggu
simfisis pubis
Tidak teraba di atas simfisis
350 gram
6 minggu
Bertambah kecil
50-60 gram
antara
umbilikus
dan500 gram
(Bobak,2004:493)
a. Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, terjadi selama 2
hari pasca persalinan
b. Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi
hari ke 3-7 pasca persalinan
c. Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi hari ke
7- 14 hari pasca persalinan
d. Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen
(prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai di akhir masa
kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana kolostrum mengandung lebih
banyak protein dan mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan
meningkat saat bayi mengkonsumsi ASI
Nafsu Makan
Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu
merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah
biasa dikonsumsi diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan.
Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selamawaktu
yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan ansthesia bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
Defekasi
Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang dirasakannya
diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur
perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.
c) Sistem Perkemihan
Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni
sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami
hiperemis dan edema, seringkali diserti daerah-daerah kecil hemoragi.
d) Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi
lahir. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin
memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.
E. Penanganan
Dalam menangani asuhan keperawatan pada ibu post partum, dilakukan berbagai macam
penatalaksanaan, diantaranya:
Monitor TTV
Tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mungkin menandakan preeklamsi suhu
tubuh meningkat menandakan terjadinya infeksi, stress, atau dehidrasi.
Pemberian oksitosin
Segera setelah plasenta dilahirkan oksitosin (10 unit) ditambahkan dengan cairan infus
atau diberikan secara intramuskuler untuk membantu kontraksi uterus dan mengurangi
perdarahan post partum.
Obat nyeri
Obat-obatan yang mengontrol rasa sakit termasuk sedative, alaraktik, narkotik dan
antagonis narkotik. Anastesi hilangnya sensori, obat ini diberikan secara regional/
umum.
3. a. Pohon masalah
mengasuh bayi.
Tanda-tanda vital
Kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu pada ibu. Periksa tanda-tanda vital tersebut setiap
15 menit selama satu jam pertama setelah melahirkan atau sampai stabil, kemudian periksa
berlubang dapat menjadi pintu masuk bagi mikroorganisme dan bisa beredar secara sistemik
Leher
Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran kelenjar tiroid.Kelenjar limfe yang
membesar dapat menunjukan adanya infeksi,ditunjang dengan adanya data yang lain seperti
o Kaji permukaan kondisi dapat licin atau berkerut, bila ada sisik putih perlu dipikirkan
adanya penyakit kulit.
o Warna
Pigmentasi yang meningkat pada saat kehamilan menyebabkan warna kulit Pada areola
mammae menjadi lebih gelap dibanding sebelum hamil
c. Papilla mammae
o Ukuran dan bentuk
Kaji ukuran dan bentuk, ukuran sangat berfariasi dan tidak mempunyai arti kusus.Bentuk
putting susu ada beberapa macam seperti datar , normal, panjang dan terbenam.
o Permukaan dan warna
Kaji permukaan dan warna, permukaan biasanya tidak beraturan kaji ada sisik, luka atau
lecet.Warna biasanya terjadi hiperpigmentasi pada kehamilan
Palpasi payudara
a. Konsistensi
Kaji konsistensi payudara, pada ibu PP konsistensi lebih keras karena laktasi
b. Massa
c. Putting susu
Kaji putting susu, pemeriksaan putting susu merupakan hal yang penting dalam
mempersiapkan ibu menyusui.
5. Abdomen
a. Keadaan
Kaji adakah strie dan linia alba. Kaji keadaan abdomen, apakah lembek atau keras. Abdomen
yang keras menunjukan kontraksi uterus bagus sehingga perdarahan dapat diminimalkan.
Abdomen yang lembek menunjukan sebaliknya dan dapat dimasase untuk merangsang
kontraksi.
b. Kondisi luka
Luka SC harus dikaji apakah terdapat tanda-tanda infeksi, jika ada harus dilaporkan segera
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
c. Diastasis rektus abdominis
Diastasis rektus abdominis adalah regangan pada otot rektus abdominis akibat pembesaran
uterus. Jika dipalpasi ,regangan ini menyerupai celah memanjang dari prosessus Xiphoideus
ke umbilikus sehingga dapat diukur panjang dan lebarnya.Diastasis ini tidak dapat menyatu
kembali seperti sebelum hamil tetapi dapat mendekat dengan memotivasi ibu untuk
melakukan senam nifas.
d. Fundus uteri
Palpasi fundus uteri dari arah umbilikus ke bawah. Tentukan tinggi fundus uteri, misalnya 1
jari diatas pusat dll.posisi fundus apakah sentral atau lateral.Posisi lateral biasanya terdorong
oleh bladder yang penuh.Konteraksi juga harus diperiksa, kontraksi lemah atau perut teraba
lunak menunjukan konteraksi uterus kurang maksimal sehingga memungkinkan terjadinya
perdarahan.
e. Kandung kemih
Kaji dengan palpasi kandungan urne di kandung kemih. Kandung kemih yang bulat dan
lembut menunjukan jumlah urine yang tertapung banyak dan hal ini dapat mengganggu
6.
segera ditangani.
7. Perineum
Kaji kondisi perineum, apakah utuh atau terdapat luka episiotmi, atau ruptur. Kaji juga
adanya tanda-tanda REEDA (Redness, Edema,Ekimosis, Discharge dan Aproximation).
Kebersihan perineum menunjang penyembuhan luka.Serta adanya hemoroid derajat 1
normal untuk ibu hamil dan pasca persalinan.
8. Ekstremitas
Kaji apakah ada varises dan tanda homan,tanda homan positif menunjukan adanya
tromboflebitis sehingga dapat menghambat sirkulasi ke organ distal. Cara memeriksa tanda
homan adalah memposisikan ibu terlentang dengan tungkai ekstensi, kemudian
didorsofleksikan dan tanyakan apakah ibu mengalami nyeri pada betis, jika nyeri maka
tanda homan positif dan ibu harus dimotivasi untuk mobilisasi dini agar sirkulasi lancar.
4. Diagnosis keperawatan (minimal 5 diagnosa keperawatan)
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan peningkatan kadar oksitosin,
peningkatan kontraksi uterus
b. Resiko infeksi berhubungan dengan kurang menjaga kebersihan hyigiene pada genetalia
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan lemas dan nyeri yang dirasakan
d. Resiko perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan aspek psikologis
kemandirian (Letting go)
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi yang kurang didapat
5. Rencana tindakan keperawatan (masing masing diagnosa minimal 5 rencana tindakan)
No
1
Diagnosa keperawatan
NOC
NIC
dilakukan
karakteristik,
sakit)
Menggunakan
faktor presipitasi
Observasi reaksi
non
verbal
dari
pencegahan
metode
durasi,
Menggunakan
metode
nonanalgetik
untuk
mengurangi nyeri
Menggunakan
analgetik
sesuai kebutuhan
Mencari bantuan
kesehatan
Melaporkan
tenaga kesehatan
Menggunakan
komunikasi
Resiko
infeksi Setelah
tenaga
mengetahui
gejala
pada
sumber-
nyeri
Pilih
respon
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
farmakologi
non
dan
inter
personal)
dilakukan
Instruksikan pengunjung
Tidak didapatkan infeksi
genetalia
untuk mencuci tangan
berulang
Tidak didapatkan tumor
saat berkunjung dan
Status rspirasi sesuai yang
setelah berkunjung
temperatur
diharapkan
badan
terapeutik
untuk
nyeri
2
ketidaknyamanan
Gunakan
teknik
Gangguan
berhubungan
pola
tidur
dengan
sesuai
diharapkan
Integritas kulit
Integritas mukosa
Tidak didapatkan
kronis
Reaksi
yang
fatigue
skintes
paparan
Setelah dilakukan
sesuai
nyeri, tumor
Ganti IV line
sesuai
tindakan Environment
management
pola
tidur
dapat
dan nyaman
Berikan posisi tidur yang
Perasaan
Ansietas
berhubungan Setelah
segar
dilakukan
nyaman
dengan perubahan dalam: keperawatan selama 2x24 jam Definisi: rasa takut, cemas,
status peran; kesehatan; pasien dapat mengontrol cemas merasa dalam bahaya atau
pola
interaksi,
peran,
ekonomi
kecemasan
menyingkirkan
kecemasan
menurunkan
ketidaknyamanan terhadap
intensitas sumber yang tidak diketahui
Intervensi:
tanda gunakan pendekatan yang
stimulus
lingkungan ketika cemas
merencanakan
strategi
menenangkan
pahami perspektif pasien
terhadap situasi stres
temani pasien untuk
memberikan
stres
menggunakan
teknik
relaksasi untuk mengurangi
cemas
tidak
ada
manifestasi
perilaku kecemasan
melaporkan kebutuhan tidur
mengenai
keamanan
diagnosis,
tindakan, prognosis
dorong keluarga untuk
menemani pasien
adekuat
5
Kurang
berhubungan
pengetahuan Setelah
tindakan TEACHING:
dilakukan
proses
mengetahui
tentang MENGENAI
POST
penyakit
dengan PARTUM
Berikan penilaian tentang
indikator pasien dapat:
Familiar
dengan
nama
tingkat
pengetahuan
penyakit
Mendeskripsikan
penyakit
Mendeskripsikan
penyebab
pasien
proses
faktor
tentang
proses
Mendeskripsikan
faktor
resiko
Mendeskripsikan
efek
penyakit
Mendeskripsikan tanda dan
SO
informasi
gejala
VITAL
Monitor tekanan darah,
irama jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
MANAJEMEN CAIRAN
Catat intake dan output
cairan
Monitor status hidrasi
Monitor tanda-tanda vital
Monitor status nutrisi
dan
6. Daftar pustaka
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC
FKUI. 2002. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Cetakan 1.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Jakarta: EGC
Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka