Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Fajar Husen
Maretra Anindya P.
Rombongan
Kelompok
:1
Asisten
B1J013002
B1J013090
: II
: Latifah Ambarwati
2015
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertanian
untuk
menekan
atau
memberantas
tumbuhan
pratumbuh disebarkan
pada lahan setelah diolah namun sebelum benih disebarkan atau segera
setelah benih ditebar. Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif,
yang
berarti
membunuh
semua
tumbuhan
yang
ada.
Herbisida
pengatur
tumbuh
tanaman
berperan
penting
dalam
kimia, konsentrasi,
genotip tanaman serta fase fisiologi tanaman (Lestari, 2011). Masingmasing pestisida memiliki kandungan zat aktif terte ntu, sesuai dengan
peruntukannya dalam pemberantasan hama
pertanian (Elvinawati,
2011).
Gulma merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman
yang juga memegang peranan penting dalam sistem produksi tanaman,
karena dapat memenangi persaingan dengan tanaman pokok untuk
mendapatkan kebutuhan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh,
sehingga secara tidak langsung dapat menurunkan produksi. Beberapa
spesies gulma menjadi inang bagi serangga hama maupun patogen
(penyebab penyakit) bagi tanaman pokok (Tjokrowardojo, 2010).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mangetahui pangaruh
berbagai konsentrasi 2,4-D sebagai herbisida.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2011).
Gulma merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang
juga memegang peranan penting dalam sistem produksi tanaman, karena
dapat
memenangi
persaingan
dengan
tanaman
pokok
untuk
penyakit)
bagi
tanaman
pokok
(Tjokrowardojo,
2010).
Delapan jenis gulma indikator, yang terdiri dari golongan rumput seperti
Setaria
plicata,
Paspalum
Axonopuscompressus.Golongan
teki
adalah
conjugatum
Cyperus
kyllingia
dan
dan
III.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gelas ukur,
batang pengaduk, erlenmeyer, magnetic stirrer, patok, tali rafia, label
dan sprayer.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gulma
berdaun lebar, 2,4-D dengan konsenterasi 0 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm,
3000 ppm dan akuades.
B. Metode
1. Tanah yang ditumbuhi gulma berdaun sempit dan berdaun lebar
disiapkan.
2. Tanah berukuran 30 cm x 30 cm dibuat dengan patok yang
ditempatkan disetiap sudut.
3. Patok yang sudah ditancapkan diikat dengan tali rafia pada bagian
atasnya.
4. Gulma berdaun sempit dan berdaun lebar yang ada didalam segi
empat dihitung dan dicatat.
5. Gulma disemprot dengan herbisida 2,4-D dengan konsenterasi 0 ppm
dan 3000 ppm selama 2 minggu, kemudian diamati perubahan yang
terjadi.
IV.
Galat
(a)
Sub
Total
SP
DB
JK
KT
Fhit
(72.222,22)
(72.222,22)
(21,2
2)
13.611,11
3.402,78
(58.611,11)
(11.722,22)
7,71
21,20
3,49
5,95
3,49
5,95
1.347.592,59
449.197,53
(19,6
9)
MPxSP
Total
F0.01
3,00
Galat
(b)
F0.0
5
3,00
(1.097.037,0
4)
(365.679,0
1)
12,0
0
23
(273.796,30)
(22.816,36)
16,03
(81.851,85)
Foto Data Hasil Pengamatan
Gambar 2. Gulma
B. Pembahasan
Hasil yang didapatkan adalah F hitung > F table sehingga
signifikan. Hal ini berarti pemberian herbisida berpengaruh nyata
terhadap gulma. hal ini berarti herbisida 2,4-D efektif untuk mematikan
gulma berdaun lebar dan sempit. Hal ini sesuai dengan pernyataan
menurut Rukmana dan Sugandi (1999) bahwa herbisida jenis 2,4 D
sangat toksik pada gulma berdaun lebar. Mekanisme 2,4-D sebagai
herbisida di dalam tumbuhan adalah dengan cara penyerapan daun dan
akar, kemudian ditranslokasikan dan akan terakumulasi pada jaringanjaringan muda (jaringan meristem) pada pucuk dan akar.
Penggunaan zat pengatur tumbuh dalam kultur jaringan tanaman
sangat penting, yaitu untuk mengontrol organogenesis bagian tunas dan
akar serta pembentukan kalus. Ada dua golongan zat pengatur tumbuh
tanaman yang sering digunakan dalam kultur jaringan, yaitu sitokinin dan
auksin. Zat pengatur tumbuh yang termasuk golongan sitokinin antara
lain BA (benzil adenin), kinetin (furfuril amino purin), 2-Ip (dimethyl allyl
amino purin), dan zeatin. Zat pengatur tumbuh yang termasuk dalam
golongan auksin antara lain IAA (indole acetic acid), NAA (naphtalene
acetic acid), IBA (indole butiric acid), 2.4-D (2.4-dichlorophenoxy acetic
acid), dicamba (3,6-dicloro-o-anisic acid), dan picloram (4-amino-3,5,6tricloropicolinic acid).
Menurut aplikasinya, herbisida terbagi menjadi dua tipe, yaitu
herbisida pra-tumbuh (preemergence herbicide) dan herbisida pasca
tumbuh (postemergence herbicide). Herbisida
pra-tumbuh disebarkan
pada lahan setelah diolah namun sebelum benih disebarkan atau segera
setelah benih ditebar. Biasanya herbisida jenis ini bersifat non selektif,
yang berarti membunuh semua tumbuhan yang ada. Herbisida pasca
tumbuh
diberikan
setelah
benih
memunculkan
daun
pertamanya.
akar, kemudian ditranslokasikan dan akan terakumulasi pada jaringanjaringan muda (jaringan meristem) pada pucuk dan akar. Herbisida 2,4 D
bekerja sebagai penghambat pertumbuhan. Bentuk garam diserap oleh
akar, sedangkan bentuk esternya diserap oleh daun (Djojosumarto,
2005). Menurut Joshi et al., (2012) bahwa sejumlah herbisida telah
banyak
digunakan
untuk
mengontrol
diklorophenoksiasetat)mengandung
digunakan
sebagai
herbisida
gulma.
senyawa
pada
2,4-D
(asam
fenoksi
konsentrasi
2,4-
diklorinasi
tinggi
untuk
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Kelas
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Fabales
Famili
Genus
: Mimosa
Spesies
: Plantae (Tumbuhan)
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Kelas
Sub Kelas
: Hamamelidae
Ordo
: Caryophyllales
Famili
Genus
: Amaranthus
Spesies
: Amaranthus spinosus L
: Plantae (Tumbuhan)
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Kelas
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
Genus
: Imperata
Spesies
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Alismatidae
Ordo
: Alismatales
Famili
: Butomaceae
Genus
: Eichornia
Spesies
pangkal
meruncing
(acuminatus),
tepi
rata
(tidak
: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi
Sub-divisi
Kelas
Ordo
: Asterales (compositae)
Famili
: Asteraceae
Genus
: Chrysanthemum
Spesies
2013). Tanggapan
gulma terhadap
tepat
dapat
didefinisikan
sebagai
aplikasi
herbisida
yang
V.
Asam
DAFTAR REFERENSI
Chairul, S. M., Mulyadi dan Idawati. 2000. Translokasi herbisida 2,4-D-14C
pada tanaman gulma dan padi pada sistem persawahan. Meida
press, Jakarta.
Djojosumarto, P. 2005. Panduan Lengkap Pestisida dan Aplikasinya.
Agromedia, Jakarta.
Elvinawati.
2011.
Ozonolisis
untuk
degradasi
asam
2,4Diklorofenoksiasetat (2,4-D) dalam pestisisda santamin 865 SL.
Jurnal Exacta. 9(2), pp. 32-37.
Joshi., S.C, Tibrewal., P, Sharma., A, dan Sharma., P. 2012. Evaluation Of
Toxic Effect Of 2,4-D (2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid) On Fertility
and Biochemical Parameters Of Male Reproductive System Of
Albino Rats. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences. 4(3), pp. 338-342.
Lestari, E.G. 2011. Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Perbanyakan
Tanaman Melalui Kultur Jaringan. Jurnal AgroBiogen. 7(1), pp. 6366.
Moenandir, J. 1990. Pengantar Ilmu Pengendalian Gulma. Rajawali Press.
Jakarta.
Ngawit, I.K. 2007. Efikasi Beberapa Jenis Herbisida Terhadap Tanaman
Penutup Tanah Legumenosa di Jalur Tanaman Kopi Muda. Jurnal
Agroteksos. 17(2), pp. 104-113.
Pratama., A.F, Susanto., H, dan Sembodo., D.R.J. 2013. Respon Delapan
Jenis Gulma Indikator Terhadap Pemberian Cairan Fermentasi Pulp
Kakao. Jurnal Agrotek Tropika. 1(1), pp. 80-85.
Rukmana, R dan Suganda. 1999. Gulma dan Teknik Pengendaliannya.
Kanisius, Yogyakarta.
Sofnie, M, Mulyadi, Idawati. 2000. Translokasi herbisida 2,4-D-14C pada
Tanaman Gulma dan Padi pada Sistem Persawahan. Erlangga,
Jakarta.
Tjokrowardojo., A.S, Maslahah., N, dan Gusmini. 2010. Pengaruh Herbisida
Dan Fungi Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Produksi. Jurnal Bul.Littro. 21(2), pp. 103-116.
Werner, David, James A. Garratt & Geoffrey Pigott. 2015. Sorption of 2,4-D
and other phenoxy herbicides to soil, organic matter, and minerals
in Journal soils sediments. 13(1), pp. 129-139.
Wudianto. 1999. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius, Yogyakarta
Yenisbar, Yarni, Rizki Amelia. 2013. Multipikasi Tunas Tanaman Inggu
(Ruta angsutifolia (L.) PERS.) Secara IN VITRO dengan Penambahan