Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mahkota Pasak
2.1.1 Definisi Mahkota Pasak
Pasak adalah bagian restorasi yang direkatkan dengan semen ke dalam
saluran akar dan berfungsi sebagai retensi utama, dapat menjadi satu kesatuan
atau dijadikan satu dengan inti (Allan dan Foreman, 1994). Faktor-faktor yang
mempengaruhi retensi pasak antara lain adalah panjang, diameter, preparasi,
bentuk dan tekstur permukaan pasak, serta luting agent atau bahan perekat
(Paramitha, 2014).
Mahkota pasak dapat didefinisikan sebagai restorasi pengganti gigi yang
terdiri dari inti berpasak yang direkatkan dengan suatu mahkota. Dengan demikian
restorasi ini merupakan restorasi dengan konstruksi dua unit yaitu inti yang
berpasak dan mahkota yang nantinya disemenkan pada inti (Weine dan Franklin,
2004).
Restorasi dengan dua unit ini memiliki keuntungan diantaranya :
pasak inti.
Adaptasi pinggiran mahkota terhadap permukaan akar dan posisi mahkota
terhadap gigi sebelahnya dan gigi-gigi lawan tidak tergantung pada fit pasak
endodontik baik pada gigi anterior maupun posterior. Beberapa hal yang menjadi
pertimbangan mengapa gigi yang telah dirawat endodontik memerlukan suatu
pasak, antara lain (Weine dan Franklin, 2004).;
-
Gigi yang telah dirawat endodontik menjadi non vital dan sehat, tetapi
jaringan non vital yang tersisa memiliki kelembaban yang lebih rendah
daripada gigi vital, sehingga gigi menjadi rapuh.
Suplai nutrisi pada gigi post endodontik otomatis terputus sehingga gigi
menjadi rapuh.
dan saluran akar dibuang. Dan diganti dengan bahan / obat pengisi saluran akar.
Bahan pengisi ini tidak cukup kuat untuk menahan tekanan yang datang dari gigi
lawan pada proses pengunyahan. Untuk itu diperlukan kekuatan dalam ruang
pulpa dan saluran akar yang sama dengan kekuatan yang datang dari luar sehingga
tidak terjadi fraktur karena gigi dapat menahan tekanan. Sebuah penelitian
menunjukkan terdapat perbedaan kekuatan resistensi pada gigi yang telah dirawat
endodontik dan dibuatkan pasak dengan gigi yang telah dirawat endodontik tetapi
tidak dibuatkan pasak dimana gigi yang dibuatkan pasak inti lebih bisa bertahan
terhadap fraktur dibandingkan gigi yang tidak dibuatkan pasak inti (Weine dan
Franklin, 2004).
Sebagai pengganti jaringan yang hilang tadi maka dibuatlah suatu inti
(core) yang terbuat dari logam atau bahan lain. Inti atau core ini satu kesatuan
dengan suatu pasak atau dowel yang masuk ke dalam saluran akar gigi yang telah
dipreparasi, oleh karena itu restorasi ini sering juga dinamakan sebagai restorasi
interradikuler (Weine dan Franklin, 2004).
2.1.2 Tujuan Pembuatan Mahkota Pasak
Pembuatan restorasi gigi setelah perawatan endodontik merupakan
kelanjutan dari rangkaian perawatan endodontik yang telah dilakukan, untuk
mengembalikan fungsi fisiologis dan fungsi estetik gigi dan merupakan tahap
akhir dalam keberhasilan perawatan endodontik. Pada beberapa kasus gigi
anterior setelah perawatan endodontic dengan kerusakan yang cukup luas
membutuhkan
penggunaan
mahkota
penuh
dengan
pasak
inti
karena
adalah sebagai retensi inti, bila jaringan gigi yang tersisa tidak dapat mendukung
restorasi korona (Weine dan Franklin, 2004).
2.1.3 Syarat Mahkota Pasak
Syarat ideal keberhasilan mahkota pasak menurut Weine dan Franklin
(2004), antara lain:
a. Pengisian saluran akar yang lengkap, hermetis,sampai ke ujung akar.
b. Pada akar tidak boleh ada peradangan apikal.
c. Jaringan pendukung harus dalam keadaan sehat, tidak terdapat resorbsi tulang
alveolar baik vertical maupun horizontal.
d. Jaringan akar masih padat, keras dan dinding saluran akar harus cukup tebal
e. Posisi gigi lawan dalam segala kedudukan rahang bawah menyediakan tempat
yang cukup bagi inti dan mahkota jaket.
f. Pada gigi yang mengalami apikoektomi rasio panjang akar dengan dowel
crown harus seimbang.
Pasak yang ideal harus memenuhi hal-hal berikut ini:
A. Indikasi
Restorasi ini dapat dibuat pada mahkota gigi post perawatan endodontik
yang mengalami kerusakan tetapi tidak dapat direstorasi dengan inlay, resin
akrilik, mahkota . Selain itu dapat dilakukan untuk memperbaiki posisi gigi pada
perawatan orthodonti atau untuk abutmen bridge (Weine dan Franklin, 2004).
Indikasi mahkota pasak (Rhamdani, 2010) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
mukosa palatal.
Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam artian masih
8.
B. Kontra Indikasi
Restorasi mahkota pasak tidak dapat dilakukan pada kasus close bite /
cervikal bite, akar gigi yang terlalu pendek atau tipis, kesehatan umum yang
buruk, kesehatan mulut (oral hygiene) yang buruk dan juga bad oral habit (Weine
dan Franklin, 2004). Menurut Rhamadani (2010), Kontraindikasi mahkota pasak
adalah :
1.
2.
Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure
Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota karena adanya
3.
4.
5.
periodontitis kronis
Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa palatal iritasi
Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai perforasi.
Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.
banyak dilaporkan bahwa sistem semen resin adhesif menghasilkan retensi yang
paling baik untuk desain pasak fiber maupun metal (Paramitha, 2014).
2. Pasak Custom made
Bahan pilihan untuk pasak custom made adalah alloy dan porselen. Mahkota
pasak custom made dan inti logam emas sudah digunakan dalam beberapa dekade
sebagai restorasi setelah perawatan endodontik. Alloy logam lain juga dapat
digunakan sebagai bahan pasak, namun tingkat kekerasannya dapat menyebabkan
fraktur akar, sehingga klinisi lebih memilih pasak dan inti emas sebagai restorasi
gigi anterior. Kelemahan bahan alloy emas adalah nilai estetiknya yang rendah,
sehingga sekarang tengah berkembang penggunaan restorasi all porcelain dan
metal porselen (Paramitha, 2014).
Custom made diindikasikan untuk gigi dengan akar tunggal terutama pada
gigi dengan sisa mahkota yang minimal, karena pada kondisi yang demikian
pasak yang digunakan harus mampu menahan terjadinya rotasi pada saat
penempatan dan pengunyahan (Paramitha, 2014).
B. Berdasarkan Bentuk Pasak
Menurut Morgano (2001), macam-macam pasak yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Gambar 1. Desain pasak buatan pabrik. A. Tapered, smooth-sided B. Paralelsided C. Tappered self-threading screw D. Parallel-sided threded E. Parallelsided, tapered apical ends
Alloy emas
2.
Alloy titanium
3.
Stainless steel
4.
Nikel kromium
Keramik
2.
Fiber reinforce
3.
Fiber carbon
4.
5.
Fiber glass
3.
4.
Pasak harus terletak sesuai dengan sumbu panjang akar meskipun bagian inti
pasak dapat menyimpang ke arah lain untuk kepentingan estetik
5.
diletakkan di sekitar ujung suatu alat, kaleng, dan sebagainya, untuk menambah
kekuatan. Efek ini digunakan pada preparasi pasak dalam bentuk kontrabevel
melingkari gigi (circumferential contrabevel). Kontrabevel ini menguatkan aspek
koronal dari preparasi pasak, menghasilkan suatu dudukan oklusal, dan bertindak
sebagai bentuk antirotasi. Efek ini juga digunakan bila tidak ada atau sedikit saja
sisa mahkota klinis dengan jalan membuat kontrabevel yang luas pada permukaan
akar, dengan batas akhir preparasi mahkota lebih apikal daripada unit pasak dan
inti. Suatu analogi menunjukkan aksi dari ferrule.8
6.
7.
Hindarkan garis sudut tajam yang akan memulai garis fraktur di dalam akar
pada waktu gigi mendapatkan daya
8.
9.
Buat dudukan oklusal atau kontrabevel pada bagian inti untuk mencegah
wedging action dan kemungkinan fraktur akar pada waktu gigi terkena daya
oklusal
10. Buat saluran vent pada pasak untuk menyalurkan tekanan hidrostatik yang
terjadi saat penyemenan
Adapun pertimbangan untuk rancangan pasak dan preparasinya, yaitu:
1. Jika terlalu pendek, kemungkinan patahnya akar akan lebih besar. Tekanan
yang ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke akar yang tidak
ditunjang oleh tulang.
2. Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1 1 kali panjang mahkota)
tekanan yang diterima mahkota akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak
dengan pasak.
Gambar 4. Penampang saluran akar yang oval yang dapat menahan rotasi
2.1.7 Prosedur Pembuatan Pasak
A. Tahap Preparasi :
1. Preparasi bagian mahkota:
a. Dilakukan preparasi tonggak seperti pada prinsip preparasi tonggak
mahkota jaket, hanya saja disesuaikan dengan sisa jaringan gigi yang
tertinggal.
b. Tumpatan sementara pada mahkota diambil, kemudian dipreparasi intra
korona harus diingat tidak ada undercut.
c. Cavosurface dibuat contrabevel supaya hubungan tepi antara inti dan
gigi baik (Baum, 1997).
a. Konvensional
Dengan instrumen putar, putaran rendah menggunakan bur
drill bentuk bulat dengan diameter lebih kecil danpada diameter
orifice (1 - 1,2 mm).
b. Dengan instrumen tangan
Yaitu dengan root canal plugger yang dipanaskan untuk
mengambil guta perca sepanjang pasak yang dikehendaki.
c. Kombinasi.
Pengambilan guta perca dengan plugger kemudian dilanjutkan
dengan gates glidden drill dan peeso reamer sepanjang pasak yang
dikehendaki (Baum, 1997).
Panjang pasak
Anti rotasi
Ferrule
Rotational resistensi
preparasi geometri pasak mencegah terjadinya perubahan posisi
pada waktu berfungsi. Untuk mencegah perubahan posisi pasak pada
waktu berfungsi dibuat groove pada saluran akar dan dapat juga dibuat pin
tambahan pada saluran akar
tadi
diberi
tanda
cara
a.
Catatan :
tidak boleh untuk menggigit dengan satu tekanan hanya pada daerah
mahkota saja karena akan terjadi gerakan mengungkit fraktur akar gigi.
C. Pembuatan mahkota sementara :
a. pilih mahkota akrilik yang sudah jadi dengan ukuran,bentuk dan warna
yang sesuai dengan gigi aslinya dan dicobakan untuk mengecek
ketepatan kontaknya di daerah gingival.
b. setelah selesai coba suatu endopost atau file terakhir untuk preparasi
guna ruang pasaknya. Ujung korona dipotong sehingga ada bagian yang
dapat masuk ke dalam mahkota buatan. Jika digunakan endopost harus
ditakik untuk membuat undercut dan terjadi ikatan mekanis dengan
akrilik.
c. sediakan adukan akrilik yang cepat mengeras, dimasukkan kedalam
mahkota buatan dan tekan ke dalam pasak dan gigi ditekan dengan
tekanan ringan.
d. pada waktu akrilik dalam proses setting, buang kelebihan akrilik selagi
lunak dengan sonde.
e. jika telah setting, lepaskan mahkota dan pasaknya secara bersama-sama,
dibentuk dan mahkota dipoles
f. coba mahkota dan pasak ke dalam gigi dan sesuaikan dengan oklusi
gigi antagonisnnya
g. pasang mahkota sementara dengan semen sementara (Baum, 1997).
D. Pemasangan Mahkota Pasak :
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat uji coba pemasangan atau try in
mahkota pasak antara lain :
a. estetik
warna dari post crown harus sesuai dengan gigi asli yang ada dalam
rongga mulut. Bentuk dan ukuran harus disesuaikan dengan anatomi gigi
b.
oklusi
tidak boleh terjadi prematur kontak yang akan mengakibatkan trauma
oklusi. Untuk mengetahuinya digunakan kertas artikulasi, adanya teraan
yang lebih tebal menunjukkan terjadinya traumatik oklusi.
c.
adaptasi
Terutama keakuratan atau kerapatan pinggiran servikal antara tepi
mahkota jaket dengan bagian servikal gigi asli. Pada bagian pundak,
pinggiran mahkota tidak boleh menekan gusi (overhang), karena
kelebihan mahkota dapat menjadi tempat tertimbunnya plak yang akan
mengakibatkan peradangan gusi
d.
kedudukan
Mahkota tidak boleh labioversi ataupun palatoversi, disesuaikan dengan
kedudukannya terhadap gigi lain yang ada dalam rongga mulut
e.
b.
c.
d.
e.
f.
Gigi ada yang di rawat akan terasa sedikit sensitif karena trauma yang
telah terjadi sewaktu prosedur (Baum, 1997).
2.2 Inti
Inti adalah bagian restorasi yang menggantikan jaringan mahkota gigi yang
hilang sehingga membentuk seperti gigi yang telah dipreparasi untuk
mahkota tiruan penuh. Inti dapat diklasifikasikan menurut banyaknya jaringan
mahkota gigi yang digantikan, yaitu (Allan dan Foreman, 1994):
1.
2.
inti penuh, adalah inti yang menggantikan seluruh jaringan mahkota gigi
yang rusak/hilang (Allan dan Foreman, 1994).
Berdasarkan bahan yang digunakan, inti dapat dibedakan atas (Allan dan
Foreman, 1994):
1) Inti amalgam, glass ionomer cement (GIC), dan resin komposit untuk pasak
siap pakai.
a) Keuntungan:
1.
2.
3.
b) Kekurangan:
1. inti amalgam dapat terjadi korosi
2. inti GIC kurang kuat
3. inti
resin
komposit
dapat
terjadi
polimerisasi
yang
berlanjut
wax
dan
merupakan kelanjutan dari pola pasak resin atau wax, kemudian pola ini dicor
dengan logam (Allan dan Foreman, 1994).
3) Inti siap pakai (prefabricated core)
Inti siap pakai merupakan inti dari logam yang menjadi satu kesatuan
dengan pasak siap pakai. Keuntungannya adalah inti ini mempunyai
keunggulan dalam kekuatan, karena merupakan satu kesatuan dengan
pasak. Sedangkan, kekurangannya adalah sering kali bentuk dan ukurannya
tidak sesempurna seperti bentuk mahkota gigi yang dipreparasi untuk mahkota
tiruan penuh (Allan dan Foreman, 1994).