Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SPESIFIKASI UMUM
BAB 1 PERSYARATAN UMUM
Bab 1.1 Ringkasan Pekerjaan
1.1.1 Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini.
Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini :
1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau yang diberi
tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan yang dirasa perlu.
2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan, termasuk semua
pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan.
3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan termasuk pembersihan lapangan dan
penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar
proyek dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan.
4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis pondasi bawah serta
lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan dokumen
kontrak.
5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan maupun tanpa lapisan
dan gorong-gorong.
6) Perbaikan struktur yang berat maupun yang ringan untuk jembatan-jembatan dan struktur jalan lainnya
yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut pertimbangan Direksi Teknik di lapangan.
Bab 1.2 Mobilisasi
1.2.2 Umum
1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini meliputi pekerjaan persiapan yang diperlukan
untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek. Ini juga akan mencakup
demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga
pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai.
3) Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, kontraktor harus menggunakan rute (jalur) tertentu
dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta
membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan
pengangkutan ke tempat proyek.
4) Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan, dikarenakan
muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat
persetujuan direksi.
5) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada waktu lalu
lintas sepi dan truk-truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal.
1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi
1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak, terkecuali
dinyatakan lain secara tertulis oleh Pimpinan Proyek.
2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan dalam item
yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item
ini.
1.2.3
Penyiapan lapangan
1) Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan dan
pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah proyek.
1-1
2)
3)
1.2.4
4)
5)
Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus direkam dan dijadikan
acuan.
Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis permukaan harus
dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukur, serta penampang melintang
diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan melintang dan untuk
menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru.
1-3
BAB 2 DRAINASE
Pekerjaan drainase jalan yang dimaksud di sini akan terdiri dari pembangunan
saluran tepi jalan dan jalan air, gorong-gorong serta sarana drainase lainnya.
2)
2)
Saluran akan merupakan saluran tanah terbuka baik dilapisi ataupun tidak dilapisi
dengan pasangan batu atau beton, yang mana akan ditentukan dalam kontrak.
3)
4)
Volume dan mutu bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan ini, dalam segala hal
harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan.
2)
3)
Direksi Teknik dapat memberikan perintah tambahan untuk jenis saluran atau
gorong-gorong yang khas yang harus dibangun sesuai kontrak.
4)
Dalam hal suatu pekerjaan ditemukan cacat atau tidak sempurna atau menyimpang
dari peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan, Kontraktor melakukan suatu
koreksi dan perbaikan-perbaikan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Sebagian atau seluruh biaya untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan harus dipikul oleh kontraktor.
2 -1
BAB 2.2
2.2.1
Umum
Pekerjaan ini akan mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan dan pembuangan bendabenda dari saluran tepi jalan ataupun dari kanal-kanal yang ada, memotong kembali dan
membentuk ulang salura tanah yang ada untuk perbaikan atau peningkatan kondisi asli
dan juga perbaikan saluran yang dilapisi dalam hal ini saluran pasangan batu atau beton.
2.2.2
Bahan-bahan
Bab 8.1
Konstruksi Beton
Bab 7.1
Bab 3.2
Tanah Stabilisasi
Bab 3.4
Drainase Porous
Bab 2.7
Bab 8.2
Bronjong
Bab 8.3
2.2.3
Saluran tepi jalan harus direhabilitasi dan dipelihara memenuhi potongan melintang dan
standar yang ditunjukkkan pada Gambar-gambar standar atau menurut petunjuk lain oleh
Direksi Teknik untuk mengikuti kondisi setempat.
Persyaratan disain umum harus memenuhi ketentuan berikut :
formasi perkerasan
= 50 cm
= 1:200
2.2.4
1)
= 50 cm
Pelaksanaan Pekerjaan
Saluran Tanah
2)
Saluran-saluran dilapisi
Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus diperbaiki. Pasangan
batu atau beton yang pecah-pecah, rusak atau lepas harus dipotong dan diganti dengan
pasangan batu atau beton yang baru yang dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana
2 -2
3)
Kerusakan saluran karena gerusan atau erosi harus diperbaiki sebagai berikut :
i.
Daerah rusak harus dipotong kembali sampai tanah dasar yang keras dan pekerjaan
perbaikan yang cocok dengan jenis saluran dilaksanakanmenurut petunjuk umum
untuk rehabilitasi di atas.
ii.
Pekerjaan cetakan dan penunjang dari kayu harus disediakan menurut kebutuhan dan
semua tanah-tanah serta bahan-bahan lain lebihan dibuang dari tempat tersebut.
Umum
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan saluran tanah baru yang mencapai garis, tingkat
dan profil seperti yang ditunjukkan pada gambar atau di lapangan.
Pekerjaan tersebut juga meliputi setiap pemindahan lokasi atau menjaga selokan atau
saluran irigasi yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan kontrak,
memasang gebalan rumput pada dasar saluran untuk mengurangi kecepatan air dan
memperkecil erosi.
2)
Toleransi ukuran
a.
Alinyemen saluran yang jadi dan profil potongan melintang tidak boleh berbeda dari
yang ditentukan atau disetujui lebih dari 5 cm pada setiap titik.
b.
Ketinggian terakhir pada dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm pada
setiap titik dan dasar saluran tersebut harus cukup halus serta rata untuk menjamin
aliran air yang bebas tanpa terjadi empangan pada waktu aliran lambat.
2.3.2
1)
Pelaksanaan Pekerjaan
Penyiapan lapangan
2 -3
2)
Galian Saluran
a.
b.
perbaikan
pekerjaan
untuk
memperbaiki
kerusakan-kerusakan
atau
3)
a.
Kali kecil atau kanal asli di sekitar tempat kerja tidak boleh diganggu tanpa
persetujuan dari Direksi Teknik
b.
Bahan-bahan yang mengendap dalam kali atau kanal sebagai hasil dari pekerjaanpekerjaan drainase harus disingkirkan bila pekerjaan tersebut telah diselesaikan atau
pada waktu lain seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.
c.
Bila jalan air yang ada harus dipindahkan karena pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak alinyemen baru jalan air tersebut harus memelihara kemiringan dasar dan
profil yang ada, terkecuali diminta lain oleh Direksi Teknik.
2.3.3
a.
Galian saluran tanah harus dicukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume tanah yang sebenarnya disingkirkan dan diakui oleh Direksi teknik yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Drainase.
b.
Kelebihan galian dari yang ditunjukkan dalam gambar atau dari yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik tidak boleh diukur atau dibayar.
c.
Bila ditemukan atau digali batu-batu (seperti yang dinyatakan dalam Bab 3.1.1 (batu
tersebut harus diukur dan dibayar sebagai galian Batu di bawah item pembayaran
3.1.2 spesifikasi ini).
2.3.4
Dasar Pembayaran
Volume-volume yang diberikan di atas akan dibayar atas dasar Harga Kontrak per satuan
pengukuran bagi item pembayaran yang tercantum di bawah.
Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan
semua pekerjaan kontrak termasuk pembersihan, galian, pembentukan kembali dan
penyelesaian saluran tanah serta kanal-kanal mencapai tingkat , garis dan profil akhir.
2 -4
URAIAN
Satuan Pengukuran
2.3.1
Umum
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari membangun saluran baru atau rekonstruksi aluran yang ada dan
memberikan satu lapisan pasangan batu sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan.
Pekerjaan tersebut juga termasuk setiap pemindahan atau penjagaan aliran air, kanal
irigasi atau jalan air yang ada, yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
kontrak.
2)
Toleransi Ukuran
a.
Ketinggian final dasr saluran tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang ditentukan
pada setiap titik dan harus cukup halus serta bgentuknya rata untuk menjaminaliran
air yang bebas.
b.
Alinyemen aliran dan profil potongan melintang akhir tidak boleh berbeda lebih dari 5
cm dari yang ditentukan pada setiap titik.
c.
Permukaan masing-masing batu muka pasangan batu pelapisan tidak boleh berbeda
lebih dari 3 cm darim permukaan normal.
d.
Ketebalan pasangan batu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar standard an
tidak boleh kurang dari 20 cm, terkecuali dinyatakan secara tertulis.
3)
Penjadwalan Pekerjaan
Selokan mula-mula harus dibentuk lebih kecil dari penampang melintang yang
direncanakan. Pembentukan akhir untuk persiapan pembuatan lapisan serta perbaikan
kerusakan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan, baru dikerjakan sesudah tempattempat sambungan dan elevasinya sudah disiapkan.
4)
Contoh-Contoh Bahan
Contoh-contoh bahan yang digunakan termasuk semen, pasir dan batu untuk pekerjaan
pasangan batu harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum pekerjaan
dimulai.
5)
Setiap
bagian
pekerjaan
yang
menunjukkan
ketidakteraturan
atau
cacat-cacat
2 -5
Bahan-bahan
Urugan kembali yang digunakan sebagai bahan dasar dan perbaikan bagian di bawah
pelapisan pasangan batu harus dari pasir, kerikil berpasir atau bahan berbutir bergradasi
baik yang disetujui lainnya dengan ukuran batu maksimum 20 mm, semuanya seperti
ditentukan pada Bab 2.7.
2)
Bahan Filter
Bahan-bahan untuk membuat lapisan dasar menyerap air, kantong-kantong filter ataupun
lubang pelepasan pada pelapisan pekerjaan batu yang disetujui harus keras, awet, bahan
berbutir yang memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan pada Bab 2.7.
3)
a.
Batu
Batu tersebut harus batu lapangan dengan permukaan kasar atau batu sumber (quarry)
kasar yang keras dalam kondisi baik, awet dan mutunya padat, tahan terhadap daya
perusakan air, serta sepenuhnya cocok digunakan sebagai pasangan batu, semuanya
seperti ditentukan pada Bab 8.1 Spesifikasi ini untuk pasangan batu dengan siar.
b.
Adonan (Mortar)
Adonan terdiri dari semen Portland (PC) dicampur dengan agregat halus atau pasir kasar
dalam satu perbandingan 1 semen dan 3 agregat/pasir, terkecuali ditentukan lain oleh
Direksi Teknik.
c.
Bila diperlukan beton yang digunakan untuk dasr dari pasangan batu harus dari kelas K125 yang sesuai dengan Spesifikasi Bab 7.1 ini.
2.4.3
1)
Pelaksanaan Pekerjaan
Penyiapan Lapangan
Lokasi, panjang, garis batas dan kemiringan yang diperlukan dari semua saluran-saluran
yangb harus digali dan dilapisi, bersama-sama dengan semua lubang tangkapan dan
kuala yang berkaitan, harus dipatok di lapangan oleh Kontraktor sesuai dengan rincian
pelaksanaan yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan oleh
Direksi teknik serta harus diperiksa dan mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai.
2)
a.
Persiapan Pondasi
i.
Ketinggian permukaan pondasi untuk saluran harus dipasang dan digali sampai
kedalaman yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan untuk menjamin bahwa satu
permukaan yang baik dan memadai dapat diperoleh.
2 -6
Bila diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik, bahan lantai kerja yang disetujui
harus diletakkkan dan dipadatkan di tempatnya.
iii.
Kecuali ditentukan lain atau ditunjukkan pada gambar rencana, dasar pondasi
untuk pelapisan pekerjaan batu harus normal (tegak lurus) atau dipotong
bertangga tegak lurus pada permukaan dinding.
iv.
Bila ditunjukkan pada gambar rencana atrau diminta lain oleh Direksi Teknik,
satu pondasi atau alas pondasi dari beton akan diperlukan.
b.
c.
Pemasangan Urugan
i.
ii.
Bahan alas filter sebagaimana ditentukan harus dipasang dan dipadatkan dalam
lapisan tidak melebihi 15 cm tebalnya dans esuai dengan gambar rencana atau
menurut perintah Direksi Teknik.
3)
a.
Aliran atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa
mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.
b.
Jika suatu galian dalam dasar aliran diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang
baik, kontraktor pada selesainya pekerjaan drainase harus mengurug kembali dan
memperbaiki galian tersebut.
c.
Bahan-bahan yang mengendap dalam daerah aliran tersebut dari pondasi atau
galian-galian
lainnya
harus
disingkirkan
sepenuhnya
pada
penyelesaian
pembangunan.
4)
Tidak ada persyaratan yang dibuat untuk pengukuran dan pembayaran saluran dilapisi di
bawah bab ini. Akan tetapi pekerjaan konstruksi untuk saluran dilapisi harus diukur dan
dibayar di bawah item pembayaran dari spesifikasi-spesifikasi yang terpisah berikut ini.
2 -7
Galian untuk pembangunan saluran batu dilapisi atau rekonstruksi harus diukur
dalam meter kubik dan dibayar sebagai galian drainase di bawah item pembayaran
2.3.1 spesifikasi ini.
2)
Pelapisan pasangan batu untuk saluran-saluran harus diukur dalam meter kubik dan
dibayar sebagao pasangan batu dengan siar di bawah item pembayaran 8.1.1
spesifikasi ini.
3)
Bahan-bahan urugan kembali yang porous atau bahan dasar filter harus diukur dala
meter kubik dan dibayar sebagai bahan drainase porous di bawah item pembayaran
2.7.1 spesifikasi ini.
4)
Beton dalam pondasi atau penopang pondasi harus diukur dalam meter kubik dan
dibayar sebagai beton tidak bertulang di bawah item pembayaran 7.1.2 spesifikasi
ini.
Umum
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, pengantian atau pembangunan baru
gorong-gorong pipa beton bertulang atau tanpa tulang, termasuk tembok kepala,
bangunan inlet (masuk) dan outlet (pelepasan) serta pekerjaan-pekerjaan pelindung yang
berkaitan dengan gerusan, semuanya sesuai denga gambar rencana dan spesifikasi ini,
dan lokasinya ditunjukkan oleh Direksi Teknik.
2)
a.
Gorong-gorong barun yang ditempatkan di lapangan ditunjukkan pada gambargambar kontrak. Lokasi dan ketinggian final akan diputuskan oleh Direksi teknik di
lapangan dan kontraktor harus melakukan suatu pekerjaan survey tambahan
sebagaimana diminta oleh Direksi teknik, untuk mementukan persyaratan goronggorong mengenai ketinggian dan garis batas.
b.
3)
Penjadwalan pekerjaan
a.
b.
Tidak ada pekerjaan perkerasan atau bahu jalan akan dilaksanakan sampai seluruh
pekerjaan gorong-gorong untuk bagian proyek tersebut diselesaikan.
4)
Contoh-contoh bahan
2 -8
b.
Contoh pipa beton bertulang harus diserahkan untuk pemeriksaan dan pengujian
sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik dan harus diterima sampai memuaskan
sebelum digunakan di lapangan.
2.5.2
1)
Bahan-Bahan
Beton
Beton yang digunakan pada setiap pekerjaan struktural yang diuraikan dalam bagian ini
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Bab 7.1 spesifikasi ini untuk kelaskelas beton berikut :
Kelas K 225
Kelas K 175
Kelas K 125
2)
Semua baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam Spesifikasi Bab 7.2 ini.
3)
Pipa Beton
a.
Semua pipa-pipa beton harus pracetak dan didapat dari satu pabrik yang disetujui,
terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi teknik untuk pencetakan di lapangan.
b.
Pipa Beton bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO No. M170
dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar.
c.
Pipa-pipa beton tak bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO
no.M86 (tabel 1A) dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar. Pipa beton tak
bertulang harus dibatasi sampai satu diameter dalam maksimum 80 cm.
d.
Atas dasar persetujuan Direksi Teknik, kontraktor dapat mencetak pipa beton tidak
bertulang di lapangan, yang konstruksinya harus sepenuhnya sesuai dengan
spesifikasi ini serta dengan cetakan pipa dan baja yang harus diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Teknik sebelum digunakan.
4)
Pasangan Batu
Bahan-bahan pasangan batu yang digunakan untuk dinding dan kepala gorong-gorong
serta struktur tumpuan beban harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu,
bab 7.4 spesifikasi ini.
Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi teknik sebelum digunakan di lapangan.
5)
2 -9
6)
Urugan Kembali
Bahan timbunan yang digunakan untuk mengurug kembali sekeliling pipa dan di belakang
dinding kepala harus memenuhin persyaratan Bab 3.2 Urugan dari spesifikasi ini.
2.5.3
1)
Pelaksanaan Pekerjaan
Penyiapan Lapangan
Galian dan penyiapan parit-parit serta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding
kepala harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1 Galian dan
persyaratan-persyaratan selanjutnya yang diberikan dalam spesifikasi ini.
Bahan-bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi Bab 2.7.
2)
a.
Pipa gorong-gorong tersebut harus diletakkan secara hati-hati, dengan ujung alur di
bagian yang tinggi dan ujung lidah sepenuhnya masuk ke dalam alur yang
bersangkutan dan tepat dengan garis dan kemiringan yang diperlukan.
b.
c.
Setelah pipa tersebut diletakkan, sambungan yang masih tersisa harus diisi dengan
adukan dan adukan tambahan yang cukup dan harus digunakan sehingga rongga
sekelilingnya terisi penuh. Bagian dalam sambungan harus disapu dan diselesaikan
dengan halus. Adukan pada bagian luar harus tetap basah selamaq dua hari sampai
Direksi Teknik mengijinkan pelaksanaan urugan kembali.
3)
a.
b.
2 -10
Alat pemadatan tanah yang berat tidak boleh beroperasi lebih dekat dari 1,50 meter
kepada gorong-gorong, sampai gorong-gorong tersebut telah selesai ditutup setebal
paling sedikit 60 cm di atas puncak pipa.
d.
4)
Pipa-pipa harus dibungkus denganb beton yang sesuai dengan rincian yang ditunjukkan
pada gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh direksi Teknik jika ketebalan
penutup yang harus dipasang lebih besar dari ketebalan minimum atau kurang dari
ketebalan minimum yang ditunjukkan pada gambar atau dalam spesifikasi pabrik pipa
untuk ukuran dan kelas pipa yang khusus.
5)
Kecuali secara lain ditunjukkan pada gambar, bangunan lapis dinding pelimpah dan
bangunan pelindung gerusan yangb berkaitan dengan bangunan gorong-gorong yang
tidak diperlukan untuk memikul beban struktural yang berat, harus dibangun dengan
pasangan batu dengan siar. Kepala gorong-gorong dan dinding sayap harus dibangun
menggunakan pasangan batu plesteran (lihat Bab 7.4).
6)
Bila perpanjangan gorong-gorong yang ada memerlukan dinding kepala, dinding sayap
atau bangunan-bangunan lama lainnya yang berkaitan, bagian-bagian tersebut harus
dibongkar dengan hati-hati dengan satu cara untuk menghindari kerusakan-kerusakan
pipa atau elemen-elemen struktural yang harus tinggi. Jika terjadi kerusakan pada
gorong-gorong yang direncanakan untuk tetap ada, bagian-bagian yang rusak harus
diganti atas beban biaya kontraktor.
2.5.4
1)
2)
Dinding kepala dan dinding sayapserta streuktur lainnya yangb berkaitan yang
dibangun dengan pasangan batu atau beton akan diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik pekerjaan yang selesai dan diterima sesuai dengan item-item
pembayaran secara terpisah yang dimasukkan dalam spesifikasi ini.
3)
Penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan di bawah item pembayaran
terpisah nomor 3.1.2. Akan tetapi tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran
yang akan dibuat untuk setiap galian lain atau pekerjaan urugan lain. Biaya
pekerjaan tersebut dianggap sudah termasuk dalam pelaksanaan pekerjaan gorng-
2 -11
Penyediaan untuk bahan alas berbutir terpilih atau bahan filter harus dibuat di bawah
item pembayaran yang terpisah nomor 2.7.1.
2.5.5
Dasar Pembayaran
Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar
pada harga kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan bagi masing-masing item
pembayaran yang tercantum di bawh dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran.
Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh bagi pengadaan
dan pemasangan semua bahan-bahan dan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan,
pemadatan, pekerjaan acuan, urugan kembali, lubang pelepasan dan semua biaya-biaya
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan dalam
spesifikasi ini.
Nomor Item
Pembayaran
2.5.1
2.5.2
URAIAN
Satuan
Pengukuran
Diameter dalam, 60 cm
meter panjang
(2)
Diameter dalam, 80 cm
meter panjang
(3)
meter panjang
(4)
meter panjang
Diameter dalam, 60 cm
meter panjang
(2)
Diameter dalam, 80 cm
meter panjang
Umum
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan baru
pipa baja bergelombang termasuk pembuatan bangunan dinding kepala, bangunan inlet
dan outlet dan pekerjaan-pekerjaan perlindungan gerusan yang bersangkutan, semuanya
sesuai dengan gerusan yang bersangkutan, semuanya sesuai dengan gambar-gambar
dan pada lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik.
(2)
a.
Gorong-gorong baru harus ditempatkan di lapangan yang ditunjukkan pada gambargambar kontrak. Lokasi dan permukaan akhir akan diputuskan oleh Direksi Teknik di
lapangan dan Kontraktor harus melaksanakan suatu pekerjaan survai tambahan
sebagaimana dimintakan oleh Direksi Teknik, untuk menentukan persyaratan
gorong-gorong terhadap garis batas dan permukaannya.
2 -12
b.
Tidak ada pekerjaan perkerasan dan bahu jalan yang boleh dilaksanakan sebelum
semua pekerjaan gorong-gorong untuk bagian proyek yang bersangkutan telah
diselesaikan.
2.6.2 Bahan-Bahan
(1) Pipa Baja Bergelombang
Pipa Baja Bergelombang dan sabuk penyambung (coupling bands) yang berkaitan serta
bahan-bahan penyambungan, harus berupa besi atau baja bergelombang yang dilapisi
seng dan memenuhi Spesifikasi AASHTO No. M36.
Pelaksanaan Pekerjaan
2 -13
Galian dan penyiapan parit beserta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding
kepala harus dilaksnakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1 Galian dan
persyaratan lebih lanjut yang diberikan dalam spesifikasi ini.
b.
Bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai dengan
persyaratan Bab 2.7 dengan menyediakan satu pondasi yang keras dan rata untuk
pipa baja.
c.
Setiap batu bongkahan atau batu brangkal yang di temukan dalam mempersiapkan
pondasi untuk pipa baja, harus dipotong dan di buang sampai kedalaman 20 cm, dan
tanah dasar tersebut diurug kembali serta dipadatkan mencapai ketinggian yang
benar dengan bahan-bahan urugan yang cocok.
d.
Pada umumnya garis batas galian untuk gorong-gorong pipa baja harus diperiksa
terhadap daerah keras dan daerah lunak serta pondasi dibuat serata mungkin
beserta daerah-daerah lunak diganti dengan bahan-bahan yang cocok. Dimana
dimintakan
demikian
dalam
gambar
rencana
dan
daftar
penawaran
atau
b.
c.
Semua pipa baja bergelombang yang dirakit harus dibuat secara teliti, dengan sabuk
penyambungan dipasang secara benar untuk menghindari tegangan yang berlebihan.
2 -14
Pra fabrikasi bagian ujung baja dengan atau tanpa pasangan batu kosong (rip-rap)
dengan adukan atau bronjong.
b. Bagian ujung baja harus diletakkan di atas bahan alas (dasar) yang dipadatkan dengan
baik dan menyatu kepada ujung-ujung gorong-gorong pipa baja oleh sambungan yang
dibaut yang sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.
c. Jika diperlukan dengan pasangan batu kosong atau bronjong, mereka harus diletakkan
pada tebing sesuai dengan persyaratan Bab 8.1 untuk memberikan perlindungan
terhadap erosi dan menunjang bagian ujung tersebut.
d. Dinding kepala pasangan batu harus dibangun dengan sesuai dengan pesyaratan Bab
7.4 untuk ujung inlet dan outlet pipa gorong-gorong sesuai tempat dan ketinggian yang
diminta oleh Direksi Teknik.
2.6.4
1)
Cara Pengukuran
Volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa baja
bergelombang harus berupa jumlah meter panjang struktur pipa baru atau yang
diperpanjang yang dipasang, diukur dari permukaan dinding kepala bagian luar atau
dari ujung ke ujung (tidak termasuk bagian akhir) pipa gorong-gorong yang tidak
dilengkapi dengan dinding kepala.
2)
Bilamana dilengkapi dengan dengan bagian ujung (akhir), hal ini harus diukur dengan
jumlah bagian individual (tersendiri).
3)
Dinding kepala dan dinding sayap dan struktur lainnya yang bersangkutan yang
dibangun dengan pasangan batu atau beton harus diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik pekerjaan yang telah selesai dan diterima sesuai dengan item
pembayaran terpisah yang dimasukkan dalam Spesifikasi ini.
4)
Pasangan batu kosong dengan siar dan bronjing harus diukur untuk pembayaran
dalam meter kubik yang selesai dan diapasang, sesuai dengan item pembayaran
terpisah nomor 8.2.2 dan 8.3.1 Spesifikasi ini.
5)
Pengukuran dan penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuat di bawah item
pembayaran nomor 3.1.2 akan tetapi tidak ada pengukuran untuk pembayaran yang
terpisah yang dibuat untuk setiap pekerjaan galian lainnya atau urugan lainnya. Biaya
untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut akan dianggap sebagai incidental (sudah
termasuk)
dalam
melaksanakan
pekerjaan
gorong-gorong
pipa,
dan
akan
Penyediaan untuk bahan berbutir pilihan atau bahan filter akan dibuat di bawah item
pembayaran terpisah nomor 2.7.1.
2.6.5
Dasar Pembayaran
2 -15
Nomor Item
URAIAN
Pembayaran
2.6.1
2.6.2
Satuan
Pengukuran
Meter panjang
Meter panjang
Meter panjang
Meter panjang
Meter panjang
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
b.
Bahan-bahan ini harus digunakan untuk maksud drainase yang penempatannya pada
bagian belakang dinding kepala jembatan, dinding sayap, dinding penahan tanah,
dinding rip-rap dan dinding bronjong serta dalam konstruksi perkerasan saluran
bawah tanah, saluran pasangan beton, gorong-gorong, selimut pasir dan drainase
vertikal untuk tujuan stabilisasi, filter ujung kaki talud dan pekerjaan sejenis lainnya.,
yang sesuai dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
2 -16
Profil akhir untuk drainase porous urugan berbutir tidak boleh berbeda dengan profil
yang ditentukan atau profil yang disetujui lebih dari 2 cm.
b.
Kemiringan dan permukaan akhir untuk pipa dan bahan dasar saluran beton tidak
boleh berbeda dengan yang ditentukan lebih dari 1 cm.
c.
Permukaan pondasi untuk urugan porous yang digunakan dalam selimut drainase
harus rata dan teratur dan dengan satu kemiringan merata minimum 1 dalam 200.
d.
Kemiringan minimum dalam saluran yang dibangun dengan pipa porous harus 1:600.
3)
Penjadwalan Pekerjaan
a.
Bahan butiran drainase porous yang bersih harus dipasang segera sebelum
penempatan bahan-bahan lapis ulang (overlay).
b.
Bahan-bahan butiran drainase porous untuk drainase pasir tegak harus ditempatkan
dan dibentuk setelah lapisan-lapisan tanggul horisontal diletakkan (dipasang).
4)
Contoh-contoh
a.
Contoh-contoh bahan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum pekerjaan dimulai.
b.
Contoh-contoh pipa porous dan anyaman filter (geotekstil) harus disertai dengan
Spesifikasi dan sertifikat pabrik.
c.
Contoh-contoh bahan urugan porous dan bahan filter harus disertai dengan hasilhasil test gradasi yang dilakukan terhadap bahan tersebut.
2.7.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
a. Bahan urugan porous dan bahan dasar filter harus suatu bahan porous butiran
bergradasi, dengan ukuran nominal maksimum harus sesuai dengan instruksi Direksi
Teknik untuk menjamin bahwa pencucian bagian halus (fines) tidak akan terjadi.
b. Filter anyaman plasik (geotekstil) harus suatu anyaman/tenunan geotekstil sintesis
yang disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Pipa porous dan pipa lubang pelepasan.
i. Pipa-pipa porous untuk drainase di bawah permukaan harus saluran b/s tanah liat,
diameter dalam 100 mm, memenuhi persyaratan Spesifikasi AASHTO M179.
ii. Pipa-pipa yang ditempatkan sebagai lubang pelepasan melalui dinding-dinding dan
lapisan beton atau pasangan batu harus berdiameter 50 mm dan dibangun dari
bahan yang awet, kuat dan disetujui oleh Direksi Teknik.
2 -17
UKURAN
% LOLOS
SARINGAN (mm)
KERIKIL
PASIR
75.0
100
37.5
60 - 90
4.75
0 - 10
100
0.075
Maks. 5
% LOLOS
9.5
100
4.75
95 100
1.18
45 80
0.425
10 30
0.15
2 - 10
(3)
a.
Bahan alas (dasar) untuk saluran pipa dan saluran beton serta gorong-gorong terdiri
dari pasir bergradasi baik, kerikil berpasir atau batu pecah.
b.
Bahan alas (dasar) tersebut harus memenuhi syarat kualitas yang diberikan pada
Tabel 2.7.3 kecuali diperintahkan lagi oleh Direksi Teknik.
URAIAN
Ukuran Partikel maksimum
SATUAN UJI
20 mm
Maksimum 15 %
Batas Cair
Maksimum 25 %
Indeks Plastisitas
Maksimum 6 %
Penempatan urugan porous di sekeliling pipa, saluran atau di belakang struktur harus
dilaksanakan segera mengikuti penempatan pipa atau pemasangan struktur, dan
harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan tebal maksimum 15 cm sampai satu
kepadatan yang disetujui sebesar 95% maksimum kepadatan kering (standar proctor)
atau suatu kepadatan lainnya sebagaimana dimintakan oleh Direksi Teknik.
2 -18
Dimana selimut drainase tipis urugan porous dipasang, urugan tersebut harus
dipadatkan secara ringan dan ditutup dengan lapisan urugan tanah untuk pemadatan
terakhir. Diberikan perhatian untuk melindungi selimut drainase dari kerusakan atau
saling bercampur dengan urugan tanah.
2 -19
TEST
RUJUKAN TEST
AASHTO
BINA MARGA
T27
PB 0201 76
JENIS
Menentukan distribusi
ukuran partikel dari
partikel halus dan partikel
kasar
T11
PB 0208 76
T89
PB 0109 - 76
T90
PB 0110 - 76
Tes plastisitas
AASHTO T79
Kepadatan di tempat
AASHTO T191
Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan bahan alas dasar harus
diklasifikasikan dan diukur sebagaimana tersebut di bawah bab ini hanya jika
digunakan untuk tujuan khusus yang diuraikan dalam gambar dan Daftar Penawaran
atau seperti diperintahkan dan diterima oleh Direksi Teknik secara tertulis.
b.
Volume bahan urugan porous, bahan filter dan bahan alas dasar harus diukur untuk
pemabayaran beerupa jumlah meter kubik bahan dipadatkan mencapai bentuk dan
profil yang disetujui. Setiap bahan yang dipasang yang melebihi dati yang diperlukan
akan diperlakukan sebagai urugan terpilih atau urugan biasa yang mana yang sesuai
untuk pengurugan kembali parit atau pondasi yang umum, dan tidak boleh diukur di
bawah bab ini.
2 -20
(5) Galian atau Urugan untuk Bahan Urugan Porous, Bahan Alas Dasar dan Bahan Filter
atau Pekerjaan Drainase di bawah Permukaan.
Terkecuali untuk galian batu (yang akan dicakup di bawah item pembayaran terpisah)
tidak ada pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian dan
pekerjaan urugan, pekerjaan demikian diperlukan sebagai kelengkapan (sudah termasuk)
yang ada dalam melaksanakan pekerjaan untuk urugan kembali, bahan porous, bahan
alas dasar dan bahan filter atau drainase di abwah permukaan, dan dimasukkan dalam
daftar penawaran untuk pekerjaan-pekerjaan ini.
Nomor Item
URAIAN
Pembayaran
2.7.1
Satuan
Pengukuran
2.7.2
Meter persegi
2.7.3
Pipa-Pipa Porous
Meter panjang
2 -21
2 -22
BAB III
PEKERJAAN TANAH
BAB 3.1 GALIAN
3.1.1 Umum
(1). Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu ataupun
bahan-bahan lainnya dari jalan kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak
yang memuaskan.
b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan, air dan selokan-selokan, pembuatan parit atau
pondasi pipa, gorong-gorong,saluran-saluran atau bangunan-bangunan lainnya, untuk pembuangan tana-tanah
yang tidak cocok dan tanah selimut (bagian atas) untuk pekerjaan stabilisasi dan pembuangan tanah longsor,
untuk bahan galian tanah konstruksi ataupun untuk pembuangan bahan-bahan buangan dan pada umumnya
pembentukan kembali daerah jalan, sesuai dengan spesifikasi ini
bertangggung jawab terhadap garis batas, kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan pada gambar
rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk semua pekerjaan galian yang
dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak , termasuk pekerjaan-pekerjaan yang yang berkaiatan dalam
bab ini, dan semua galian diklasifikasikan dalam satu atau dua kategori :
1) Galian Biasa
2) Galian Batu
(2) Definisi
a. galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume setengah kubik atau lebih besar atau macammacam bahan padat yang menyatu dan keras yang dalam pendapat direksi teknik tidak praktis untuk digali tanpa
menggunakan peralatan kerja pneumatik, bor atau bahn peledak. Ini tidak termasuk bahan batuan yang dalam
pendpat direksi teknik dapat dibuat lepas dn dipecah-pecah oleh penggaruk hidrolis yang ditarik atau buldozer.
b. Semua penggalian lain akan dianggap galian biasa.
(3) Toleransi Ukuran
Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setrelah penggalian tidak boleh berbeda dan yang ditentukan lebih besar 2 cm
pada setiap titik. Pekerjaan yang tidak memenuhi toleransi ini harus diperbaiki sehingga memuaskan Direksi teknik
sesuai dengan sub bab 3.1.1 (6)
(4) Pemeriksaan Lapangan
a. untuk setiap pekerjaan yang dibayar di bawah bab ini, ketinggian dan garis batasnya harus disetujui Direksi Teknis,
sebelum kontraktor memulai pekerjaan.
b. Sesudah masing-masing pengalian untuk lapis tanah dasar, formsi atau pondssi dipadatkan. Kontraktor harus
memberitahukan hal tersebut kepada direksi teknik, dan tidak ada bahan atas dasar atau bahan laiannya boleh
dipasang sampai direksi teknik memnyetujui kedalaman penggalian dan kualitas serta kekerasan bahan pondasi.
5) Penjadwalan Pekerjaan
a.
Pembuatan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraaan harus dilaksanakan dengan cara
menggunakan pelaksanaan ssetengah lebar atau secara lain diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga
tetap terbuka untuk lalulintas pada setiap waktu.
b.
Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi teknik gambar rincian semua bangunan sementara yng diusulkan
untuk digunakan, seperti penyanggaan, penguatan cofferdam (bendungan sementara)dinding pemutus aliran
rembesan dan bangunan bangunan untuk pembelokan sementara aliran sungai serta harus untuk mendapatkan
persetujuan direksi teknik atas gambar-gambar, sebelum melakukan pekerjaan galian yang akn dilindungi oleh
bangunan-bangunan yang diusulkan tersebut.
Semua bahan-bahan yang cocok yang digali didalam batas-batas dan lingkup kerja proyek, dimana mungkin akan
digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk pembuatan formasi badan jalan atau untuk urugan kembali.
b.
Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah yang sangat organis, gambut berisikan akar-akar atau barang
barang tumbuhan yang banyak, dan juga tanah yang mudah mengembang yang menurut pendapat direksi teknis
akan menghalangi pemadatan bahan lapisan diatasnya atau dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak
dikehendaki atau kehancuran, akan diklasifikasikan sebagai tidak cocok digunakan sebagai urugan dalam
pekerjaan permanen.
c.
Setiap bahan yang melebihi kebutuhan untuk timbunan atas setiap bahan yang tidak disetujui direksi teknik menjadi
bahan urugan yang cocok, harus dibuang dan diratakan dalam lapisan-lapisan yang tipis oleh kontraktor di luar
Daerah Milik Jalan seperti yang diperintahkan oleh direksi teknik.
d.
Kontraktor akan bertanggung jawab untu semua penyelenggaraan dan biaya bagi pembuangan bahan-bahan
lebihan atau bahan tidak cocok termasuk pengangkutannya dan mendapat izin dari pemilik atau penyewa lahan
dimana buangan tersebut dilakukan(ditempatkan).
Selama pekerjaan penggalian kemiringan galian yang stabil yang mampu menyangga bangunan-bangunan struktur
atau mesin-mesin sekitarnya harus dijaga sepenuhnya serta harus dipasang penyangga dan penguat yang
memadai bila permukaan galian yang tidak ditahan dengan cara laian dapat menjadi tidak stabil. Bila diperlukan
kontraktor harus menopang struktur-struktur disekitarnya yang mungkin menjadi tidak stabil atau menjadi
berbahaya oleh pekerjaan galian
b.
Semua galian terbuka harus dipasang penghalang yang memadai untuk menghindari tenaga kerja atau lain-lainnya
jatuh dengan tidak sengaja ke dalam galian dan setiap galian terbuka di dalam daerah badan jalan atau bahu jalan,
sebagai tambahan harus di beri marka /tanda peringatan pada malam hari dengan drum di cat putih dengan lampu
merah sehingga memuaskan direksi teknik.
c.
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk mengadakan perlindung bagi setiap pipa bawahg tanah yang berfungsi,
kabel-kabel, konduit atau struktur lainnya di bawah permukaan yang ditemukan dn bertanggung jwab untk biaya
perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya.
3.1.2
Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan galian harus dilaksanakn dengan sekecil mungkin terjadi gangguan terhadap bahan-bahan di bawah dan
di luar batas galia yang ditentukan sebelumnya
b.
Jika bahan yang terdapat pada permukaan garis formasi atau tanah dasar atau pondasi adalah lepas-lepas atau
lunak atau secara lain tidak cocok menurut pendapat direksi teknik, bahn itu secara keseluruhan harus dipadatkan
atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan urugan yang cocok, seperti yang diperintahkan direksi teknik.
c.
Dimana batu lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnnya ditemukan berada diatas garis formasi
untuk saluran yang dilapis, atau pada ketinggian permukaan untuk perkerasan daan bahu jalan, atau diatas bagian
dasar parit pipa atau galian pondasi struktur, bahan tersebut harus digali terus sedalam 20 cm sampai satu
permukaan yang merata dan halus.
d.
Setiap bahan beban diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum penggalian dan talud tebing
harus dipotong menurut sudut rencana talud.
Untuk tebing yang tinggi harus dibuatkan berm pada setiap ketingian tebing 5.0 m yang sesuai dengan gambar
standar.
e.
Untuk perlindungan tebing terhadap erosi, harus dibuatkan saluran cut off (penutup aliran rembesan) dan saluran
pada kaki tebing sebagimana yang ditunjukkan pada gambar rencana atau sebagimana yang diperintahkan oleh
direksi lapangan. Daerah-daerah yang baru selesai digali, secepatnya harus dilindungi juga dengan penempatan
lempengan rumput atau tanaman-tanaman lain yang disetujui.
f.
Sejauh mungkin dan seperti yang diperintahkan oleh direksi teknik, kontraktor harus menjaga galian tersebut bebas
air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa, perlalatan dan tenaga kerja serta membuat tempat air
mengumpul, saluran sementara atau tanggul sementara seperlunya untu mengeluarkan atau membuang air dari
daerah-daerah di sekitar galian.
a.
Parit untuk pipa, gorong gorong atau saluran beton dan galian-galian untuk pondasi jembatan dan struktur lainnya,
harus dari satu ukuran yang memungkinkan pemasangan bahan-bahan dengan baik pemeriksaaan pekerjaan dan
memadatkan kembali urugan-urugan di bawah dan di sekitar pipa atau bangunan yang bersangkutan.
b.
Galian sampai permukaan akhir pondasi untuk mendukung struktur tidak boleh dilakukan sebelum pendukung
(footing) terpasang.
3)
a.
Lubang-lubang bahan galian apakah berada dalam daerah milik jalan atau dimana saja, harus digali sesuai dengan
ketentuan-ketentuan spesifikasi ini.
b.
Persetujuan untuk membuka daerah galian baru atau mengopersikan daerah galian yang ada, harus mendapat
persetujuan direksisecara tertulis sebelum operasi galian dimulai.
c.
Pembuatan lubang-lubang harus dilarang atau dibatasi dimana lubang-lubang tersebut mungkin mengganggu
drainase asli atau yang didisain.
d.
Disisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan diatas sisi jalan yang lebih tinggi, harus dibuat landai dan
dibuat mengalirkan air untuk membawa semua air permukaan ke saluran tepi dan gorong-gorong didekatnya tanpa
terjadi genangan.
e.
Ujung dari lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dari kaki satu tanggul atau 10 meter dari bagian
puncak galian.
f.
Semua galian bahan atau sumber galian bahan yang digunakan untuk kontraktor harus ditinggalkan dlam kondisi
yang rapih dan teratur dengan sisi dan talud yang stabil setelah pekerjaan selesai.
4)
a.
Kecuali diperintahkan lain oleh direksi teknik, semua struktur sementara seperti tanggul sementara atau penyangga
penguat, harus dibongkar oleh kontraktor setelah selesaimya struktur permanen atau pekerjaaan lain yang mana
galian itu telah dilaksanakan.
b.
Bahan galian yang dikumpulkan dari bangunan-bangunan sementara tersebut tetap menjadi milik kontraktor atau
mungkin jika disetujui dianggap cocok oleh Direksi Teknik, disatukan dalam pekerjaan permanen dan dibayar
dibawah item pembayaran yang relevan dimasukkan ke dalam daftar penawaran.
c.
Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sementara dipasang di dalam satu jalan air, harus dibuang dalam satu
cara sehingga tidak merusak jalan air tersebut.
a.
Penggalian yang dilaksankan diluar garis batas, profil dan potongan melintang yang disetujui, tidak akan
dimasukkan kedalam volume yang harus diukur uhtuk pembayaran, kecuali dimana galian yang kelewat tersebut
diperlukan untuk item-item pekerjaan berikut :
i.
ii.
iii.
Pembuangan tanah dari talud, longsoran, tanggul sementara yng runtuh yang sebelumnya trelah diterima dan
memuaskan Direksi Teknik.
b.
Galian untuk saluran tanah baru dan pelapisan saluran (bab 2.3) akan diukur secara terpisah dibawah item
pembayaran 2.3.1.
c.
Galian untuk pekerjaan drainase berikut ini termasuk pondasi struktur secara terpisah dibawah item pembayaran
2.3.1
i. Rehabilitasi saluran tepi jalan (bab 2.2)
ii. Gorong-gorong pipa beton kecuali untuk galian batu
iii. Darainase porous
d.
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pengembalian kondisi semula perkerasan tidak akan diukur untuk pembayaran.
Penyediaan untuk pekerjaan ini akan dimsukkan kedlam berbagai penawaran harga satuan untuk bahan-bahan
yang digunakan dlam operasi pemulihan kondisi semula.
e.
Galian untuk rehabilitasi bahu jalan, kecuali untuk galian batu, akan dimsukkan di bawah item pembayaran 4.1.1
f.
Galian untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak boleh diukur untuk pembayaran penyediaan untuk pekerjaan ini
akan dimasukkan dalam penawaran harga lump sum untu berbagai pekerjaan pemeliharaan rutin yang dicakup
dibawah bab 9.2
g.
Galian yang dilaksanakan untuk mendapatkan bahan konstruksi (batu, agregat tanah dari galian bahan atau quary)
di luar batas daerah pembangunan tidak boleh diukur untuk pembayaran. Biaya untuk pekerjaan ini dimasukkan
dalam penawaran harga satuan untuk bahan-bahan konstruksi.
Pekerjaan galian yang tidak dikecualikan seperti diatas akan diukur untuk pembayaran sebagai volume setempat
dalam meter kubik bahan-bahan yang digali. Dasar penghitungannya harus berupa penampang melintang dan profil
yang ditunjukkan pada gambar atau diukur di tempat sebelum penggalian, dan garis batas kemiringan serta
ketinggian pekerjaan galian akhir yang ditentukan atau diterima.Cara penghitungan harus berupa cara luas ratarata akhir, menggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter terpisah.
b.
Galian batu akan diukur dalam meter kubik dan disetujui antara kontraktor dan diraksi teknikatas dasar volume
senyatanya yang dibuang oleh mesin gali sebagai hasil dari penggalian di dalam garis batas dan ketinggian yang
diatur oleh direksi teknik. Galian batu akan diukur dibawah item pembayaran ini terhadap semua item galian dalam
setiap potongan dari spesifikasi ini.
URAIAN
Satuan Pengukuran
2.2.1
Meter Panjang
2.2.2
Meter Panjang
Umum
(1) Uraian
a.
Pekerjaan ini terdiri mendapatkan, mengangkut, penenpatan dan memadatkan tanah atau bahan berbutir yagn
disetujui untuk pembangunan pematang, pengurungan kebali paarit-parit atau galian di sekeling pipa atau struktur
serta pengurugan sampai kepada garis batas kemiringan dan ketinggian penampang melintang yang ditentukan
atau disetujui.
b.
Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alas dasar untuk pipa atau saluran
beton atau sebagai bahan drainase porous yang disediakan untuk drainase dibawah permukaan. Bahan-bahan ini
dimasukkan dalam Bab 2.7 spesifikasi-spesifikasi ini.
(2) Definisi
a. Urugan yang tercakup dalam persyaratan-persyaratan bab ini dibagi dalam dua kategori yaitu:
b.
Urugan pilihan badan jalan digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa-rawa, tanah payau, atau
tanah yang selalu terendam air di mana diperlukan satu tanah urugan dengan plastisitas rendah (bahan
berbutir), dan juga di mana stabilisasi tanggul, talud yang terjal atau tanah dasar harus ditimbun sampai
ketinggian dan pemadatan yang tertentu.
c.
Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan pada Sub Bab 2.2.1 (1) di atas dan tidak
termasuk urugan pilihan untuk badan jalan, harus diperlakukan sebagai urugan biasa untuk badan jalan.
Ketinggian dan kemiringan akhir badan jalan tanah dasar dan bahu jalan, setelah pemadatan tidak boleh
ada 2 cm lebih tinggi atau 3 cm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
b.
Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan seragam, dan mempunyai
kemiringan yang cukup menjamin limpasan air permukaan yang bebas.
c.
Permukaan akhir talud (timbunan) badan jalan tidak boleh berbeda dari garis profile yang ditentukan lebih
dari 10 cm.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal berikut ini paling sedikit 14 hari sebelum
mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan :
i.
Dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari padanya akan ditahan oleh
Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.
ii.
Satu pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan sebagai bahan urugan
pilihan, bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi
spesifikasi.
Bagian baru (timbunan) badan jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun setengah lebar, kecuali
disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.
b.
Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau di bawah kondisi basah dan pemadatan
tidak dapat dikontrol.
Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi
permukaan yang ditentukan dalam sub bab 3.2.1 (3) di atas, harus diperbaiki dengan membuat lepas-lepas
permukaan tersebut, dan membuang atau menambah bahan-bahan yang doperlukan diikuti dengan pembentukan
dan pemadatan kembali.
b.
Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan kelembaban seperti ditentukan
dalam sub bab 3.2.3 (3) atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan
tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang diikuti dengan
penyiraman air yang memadai dan pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor grader atau peralatan lain
yang disetujui.
c.
Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas kandungan kelembaban
yang ditentukan dalam sub abb 3.2.3 (3) atau seperti diperintahkan Direksi Teknik, harus diperbaiki di bawah
kondisi cuaca kering dengan penggarukan bahan-bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar-bentar alat
grader atau peralatan lain yang disetujui, dengan waktu istirahat diantara pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara
alternatif atau jika pengeringan yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut, Direksi
Teknik dapat memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan diganti dengan bahan
yang cocok dan kering.
d.
Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-sifat bahan spesifikasi ini,
dapat meliputi kebutuhan pencampuran dengan bahan lain yang cocok, disertai dengan penambahan kebasahan,
pemadatan yang lebih dan/atau pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi Teknik.
3.2.2
Bahan-bahan
Urugan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari galian bahan tanah atau bahan berbutirbutir yang disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaan permanen
seperti yang diuraikan di bawah sub bab 3.2.1 (2).
ii.
Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk menyingkirkan penggunaan tanah
expansif atau tanah dengan plastisitas tinggi yang diklasifikasikan sebagai A5 dan A7 dalam Spesifikasi
AASHTO M145 atau sebagai Ch dan OH di bawah sistem klasifikasi Casagrande atau Unified.
Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau bahan batu yang memenuhi
persyaratan untuk urugan tanggul biasa di atas dan yang juga jika diuji untuk CBR laboratorium akan memiliki
nilai minimum 10%.
ii.
Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau badan jalan atau pekerjaan-pekerjaan lain dimana diperlukan adanya
tegangan geser yang baik, urugan pilihan badan jalan akan terdiri dari urugan batu atau lempung berpasiran
bergradasi baik atau campuran lempung/kerikil dengan indeks plastisitas rendah tidak lebih tinggi dari 10%.
iii.
Bilamana harus dilakukan pemadatan di bawah kondisi banjir atau kondisi jenuh, urugan pilihan badan jalan
akan berupa pasir atau kerikil atau bahan butiran bersih lainnya dengan indeks plastisitas tidak lebih besar dari
6%.
3.2.2
Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum menempatkan urugan di atas lapangan, semua operasi pemotongan dan pembersihan termasuk
pengisian lubang-lubang yang disebabkan oleh pembongkaran akar-akar, harus diselesaikan sesuai dengan
spesifikasi, dan semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang dari lapangan tersebut seperti diperintahkan
oleh Direksi Teknik.
b.
Bilaman tingginya timbunan adalah 1 m atau kurang, tempat pondasi timbunan harus dipadatkan secara
menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas, mengeringkan atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian
puncak tanah setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan yang ditempatkan.
c.
Jika timbunan harus dibuat di atas sisi bukit atau dipasang di atas timbunan baru atau timbunan lama, kemiringan
yang ada harus dipotong untuk membuat permukaan dudukan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan.
Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampi 45%
kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih
dari 10% bahan-bahan yang tertahan di atas saringan 19 mm, maka kepadatan kering maksimum yang didapat
harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang oversize (kelewat besar) tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
ii.
Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, di bawah permukaan tanah dasar, harus dipadatkan sampai 100%
kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99 (PB.0111-76)
iii.
Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik, pengujian-pengujian kepadatan
di lapangan dengan metode kerucut pasir harus dilakukan terhadap masing-masing lapisan urugan yang telah
dipadatkan, sesuai dengan AASHTO T191 (PB 0103-76) dan jika hasil sesuatu pengujian menunjukkan bahwa
kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta, kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai
dengan sub bab 3.2.1 (6). Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan di lokasi yang
ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak boleh berjarak lebih dari 200 m.
b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut berada
c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk ke tengah dalam satu cara di mana
masing-masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama.
d. Jika bahan urugan harus ditempatkan pada kedua sisi sebuah pipa atau saluran beton atau struktur,
pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut dibentuk sampai ketinggian yang hampir sama di atas
kedua sisi struktur.
e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan di sekitar ujung satu jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi
dari dasar dinding belakang atau kepala jembatan sampai bangunan atas dipasang.
f.
Urugan di tempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan
horisontal dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan
mesin pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamin tercapainya pemadatan yang
memuaskan di bawah dan di samping pipa-pipa, untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan untuk mnjamin
pipa-pipa tersebut mendapat dukungan sepenuhnya.
Urugan batu harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya atau ketebalan lain yang diminta
oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan jenis alat pemadatan yang digunakan. Pemadatan urugan batu harus
dilaksanakan dengan pemadat berkisi-kisi, pemadat bergetaratau sebuah traktor dengan berat paling sedikit 20 ton
atau peralatan berat yang sejenis. Pemadatan harus dilakukan dalam arah memanjang sepanjang badan jalan,
dimulai dari ujung paling luar dan mengarah ke tengah, dan akan berlanjut sampai tidak ada pergeseran yang
nampak di bawah lindasan peralatan tersebut. Masing-masing lapisan akan terdiri dari batu bergradasi baik yang
dapat diterima dan semua rongga-rongga permukaan harus diisi dengan pecahan-pecahan sebelum dipasang lapis
berikutnya. Batu tidak boleh digunakan di bagian 15 cm puncak badan jalan dan tidak ada batu dengan ukuran
melebihi 10 cm dimasukkan di dalam lapis bagian atas ini.
b.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan cara dan peralatan, mendapatkan tingkat pemadatan yang
ditentukan. Dalam hal bahwa dia tidak mampu mendapatkan kepadatan yang diperlukan, satu pengujian lapangan
harus dilaksanakan dimana jumlah lintasan peralatan pemadatan dan kadar air diubah-ubah sampai kepadatan
yang diperlukan didapat sehingga memuaskan Direksi Teknik. Hasil dan pengujian lapangan ini kemudian harus
digunakan untuk menentukan jumlah lintasan jenis alat pemadatan dan kadar air dari semua peralatan berikutnya
bagi urugan batu yang sejenis.
3.2.3
Pengendalian Mutu
PENGUJIAN
RUJUKAN
BINA MARGA
KETERANGAN
TES PENGENDALIAN
KETERANGAN
Apabila dimasukkan dalam Daftar Penawaran , sebagai satu iem pembayaran terpisah, dan tergantung kepada
ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur dalam jumlah meter kubik bahan padat yang dipasang dan
diterima serta memuaskan Direksi Teknik, dan akan diuraikan sebagai urugan timbunan bahan biasa atau
timbunan bahan pilihan sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk
pekerjaan khusus di bawah kontrak.
(2)
Volume yang harus diukur untuk pembayaran harus atas dasar penampang melintang dan profil yang disetujui
yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau diukur di lapangan sebelum suatu urugan telah ditempatkan pada
garis batas, kelandaian dan permukaan yang disetujui atau diterima. Cara penghitungan berupa cara luas ratarata dan menggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter, terkecuali dinyatakan
lain untuk kontrak khusus.
(3)
Untuk pengukuran satu urugan sampai menjadi satu pekerjaan timbunan atau pekerjaan sejenis yang dibangun di
atas tanah rawa dimana konsolidasi tanah asli yang baik diharapkan, marka-marka (patok) penurunan harus
dipasang dan disurvey bersama-sama oleh Direksi Teknik dan Kontraktor. Volume urugan kemudian akan
ditentukan atas dasar permukaan tanah sebelum dan sesudah penurunan.
(4)
Urugan yang ditempatkan di luar garis batas dan penampang mlintang yang disetujui, termasuk setiap tambahan
urugan yang diperlukan untuk dudukan atau penguncian ke dalam talud yang ada sebagai hasil penurunan
pondasi tidak boleh dimasukkan dakam volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana secara lain
disetujui oleh Direksi Teknik untuk mengganti bahan-bahan lunakatau tidak cocok yang ditemukan di lapangan
selama pelaksanaan.
(5)
Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar utnuk pipa gorong-gorong, saluran beton, saluran dilapisi,
saluran porous, dinding kepala dan struktur lainnya, tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini,
bahan-bahan tersebut harus dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk bahan-bahan dan item-item
konstruksi yang bersangkutan, yang disediakan dalam item pembayaran di bawah Bab 2.7 dalam Spesifikasi ini.
(6)
Urugan yang digunakan dimana saja di luar batas-batas lapangan kerja atau untuk mengubur bahan-bahan
buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki galian bahan-bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran
urugan.
URAIAN
Pembayaran
Satuan
Pengukuran
3.2.1
Meter kubik
3.2.2
Meter kubik
Bab 3.3
3.3.1 Umum
(1)
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari menyiapan tanah dasar yang terletak ldibawah pondasi jalan, dalam keadaan Sian
menerima struktur perkerasan atau bahu jalan. Tanah dasar tersebut meluas smpai lebar penuh dasar jalan seperti
ditunjukkan pada gambar, dan dapat dibentuk diatas tibunan biasa, atimbunan pilihan, galian batu atas van filter
porous.
Kemiringan dan ketinggian akhir setelah pemadataan, tidak boleh berbeda satu sentimeter lebih tinggi atau lebih
rendah dari pada yang ditetapkan atau diatur dilapangan dan disetujui oleh direksi teknik.
b.
Permukaan akhir tnah dasar akan dibuat miring melintang jalan seperti yang ditetapkan atau ditunjukkan pada
gambar dan dibuat cukup rata serta seragam untuk menjamin limpasan air permukaan yang bebas.
Semua pekerjan drainase tepi jalan disebelah tanah dasar harus diselesaikan dan dapat berfungsi sampai satu
tingkat yang dapat menyediakan drainase yang efektif bagi limpasan air permukaan dan tanah dasar selama hujan
lebat ataupun sebagai hasil banjir dari daerah sekitarnya.
b.
Gorong-gorong, pipa porous dan bangunan-bangunan kecil lainnya diletakkan di bawah tanah dasar harus
diselesaikan sepenuhnya dengan urugan padat, sebelum penyiapan tanah dasar dimulai.
Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan umum koontrak, dan sampai
disetujui oleh Direksi Teknik.
b.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua konsekwensi lalu-lintas yang diizinkan lewat diatas tanah
dasar, selama pelaksanaan pekerjaan dan ia harus melarang lalu lintas tersebut, bilamana mungkin dengan
menyediakan satu jalan pengalihan atau pembagunan setengah lebar.
Persyaratan yang ditetapkan di bawah sub bab 3.1.1 (8) Galian dan sub bab 3.2.1 (6) Urugan harus diterapkan
untuk semua penyiapan tanah dasar dimana relevan (berkaitan).
b.
Kontraktor kan memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi Teknik, setiap alur bekas roda,
gundukan dan kerusakan-kerusakan lain yang diakibatkan oleh lalu-lintas atau tenaga kerja kontraktor terhadap
tanah dasar yang sudah selesai.
c.
Kontraktor akan memperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, setiap kerusakan tanah dasar
disebabkan oleh kekeringan dan retak-retak, atau dari kebanjiran ataupun kasus alami lainnya. Pekerjaan tersebut
akan dimasukkan untuk pembayaran di bawah bab ini, terkekecuali Direksi Teknik menganggap kerusakankerusakan tersebut disebabkan oleh kelalaian konraktor.
3.3.2. Bahan-bahan
Bahan tanah dasar dan kualitasnya harus sesuai dengan persyaratan yang berkaitan untuk timbunan biasa, timbunan
pilihan, atau galian tanah dasar yng ada. Bahan bahan yang digunakan dalam masing-masing keadaan harus seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik, dan harus dipasang seperti yang ditetapkan pada Bab 3.1 dan 3.2.
Penyiapan Lapangan
a.
Penggalian dan penggurugan untuk tanah dasar harus seperti yang ditetapkan pada bab 3.1 dan 3.2 spesifikasi
ini.
b.
Kontraktor harus menyediakan dan menggunakan mal logam dan mistar logam untuk memeriksa punggung atau
kemiringan melintang. Bilamana diminta oleh direksi teknik ketinggian lapangan harus diperiksa dengan alat
survey ketinggian.
(2)
Pemadatan Tanah
a.
Pemadatan lapisan tanah di bawah permukaan tanah dasar harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi yang diberikan pada bab 3.2.3. spesifikasi ini
Lapisan lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 45%
kepadatan kering maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99.
Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang dan sampai permukaan tanah dasar harus dipadatkan
sampai 100% kepadatan kering maksimum.
Luas penyiapan tanah dasar yang sesuai dan disetujui akan diukur sebagai jumlah meter persegi permukaan
yang dipadatkan dan dibentuk.
(2)
Tidak ada pembayaran akan dilakukan di bawah Bab Spesifikasi ini, untuk penyiapan tanah dasar mengenai
pekerjaan pemeliharaan berkala, meliputi perbaikan lubang, bagian amblas atau pecahnya ujung-ujung
(pinggiran) jalan.
URAIAN
Pembayaran
3.3.1
Satuan
Pengukuran
Meter persegi
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari modifikasi (mengubah) dan meningkatkan kekuatan dan kualitas tanah dasar dengan cara
menambah/mencampur dengan kapur dan air kepada tanah lapisan dasar ditempat, serta menghampar, membentuk,
memadatkan dan merawat serta menyelesaikan sampai ketinggian dan penampang melintang yang diminta untuk
membentuk satu lapis tanah dasar yang disetujui dengan kekuatan tertentu, memanjang selebar penuh dasar jalan.
(2)
Toleransi Ukuran
a.
Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1 cm lebih tinggi atau lebih rendah dari
pada yang ditetapkan atau diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
b.
Permukaan akhir tanah dasar harus diberi punggung atau kemiringan melintang yang ditetapkan atau seperti
yang ditunjukkan pada gambar dan harus cukup halus dan merata dalam bentuk untuk menjamin limpasan air
permukaan secara bebas.
(3)
Contoh Bahan
a.
Contoh kapur hidrasi yang digunakan untuk memperbaiki tanah dasar harus diserahkan kepada Direksi Teknik
untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta sertifikat pabrik
pembuat dan/atau hasil test laboratorium yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas kapur hidrasi
seperti diuraikan dalam Spesifikasi.
b.
Tidak ada penggantian sumber pemasokan atau kulaitas kapur hidrsi yang diizinkan tanpa persetujuan Direksi
Teknik, dan setiap penggantian harus atas dasar penyerahan contoh tambahan serta hasil pengujian
pemeriksaan lebih lanjut dan persetujuan di atas.
(4)
Pembatasan Cuaca
a.
Perbaikan tanah dengan kapur tidak boleh dilakukan selama hujan lebat dan tanah tersebut tidak boleh digaruk
atau dilumatkan jika kadar air terlalu tinggi atau di luar batas yang ditetapkan dalam Spesifikasi 3.4.4.b.
mpai suatu tingkat yang Kapur tersebut harus disebarkan dibawah kondisi yang kering untuk dapat
mengendalikan tingkat penyebaran dan kadar air optimum.
(5)
Penjadwalan Pekerjaan
a.
Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah lapis tanah dasar harus diselesaikan dan berfungsi sampai suatu
tingkat yang cukup untuk meberikan drainase yang efektif bagi limpasan air permukaan dari tanah dasar selama
hujan lebat atau sebagai hasil kebanjiran dari daerah sekitarnya.
b.
Gorong-gorong, pipa-pipa porous, dan bangunan kecil lainnya yang diletakkan di bawah tanah dasar harus
diselesaikan sepenuhnya dengan urugan tanah padat, sebelum pekerjaan penyiapan tanah dasar dimulai.
(6)
Pengendalian Lalu-Lintas
a.
Pengturan pengendalian lalu-lintas yang memadai harus dijaga oleh kontraktor selama pelaksanaan perbaikan
tanah dasar sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
b.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua konsekuensi diizinkannya lalu-lintas di atas tanah dasar
selama pelaksanaan pekerjaan dan dia harus melarang lalu-lintas tersebut sedapat mungkin dengan
menyediakan stu jalan alternatif atau dengan pelaksanaan setengah lebar jalan.
(7)
Perbaikan Peningkatan Lapis Tanah Dasar dengan Kapur yang Tidak Memuaskan
a.
Persyaratan yang ditetapkan di bawah Bab 3.1 Galian dan 3.2 Urugan akan diterapkan juga bagi semua
penyiapan lapis tanah dasar sebagaimana dan bilamana relevan (berkaitan).
b.
Perbaikan lapis tanah dasar dengan kapur yang tidak memenuhi toleransi atau kriteria kualitas/kekuatan yang
ditetapkan harus diperbaiki oleh kontraktor atas biaya kontraktor seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Perbaikan-perbaikan tersebut dapat meliputi :
i. Perubahan perbandingan camupuran
ii. Penggarukan ulang dan pelumatan ulang lapis tanah dasar, penguatan kapur dan pemberian tambahan
kapur.
iii. Pembongkaran dan penggntian lapis tanah dasar perbaikan kaput yang tidak memuaskan, sehingga disetujui
oleh Direksi Teknik.
c.
Kontraktor juga harus memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi Teknik, setiap bagian amblas,
alur bekas roda atau keruakan lainnya yang disebabkan oleh lalu-lintas atau tenaga kerja kontraktor terhadap
lapis tanah dasar yang sudah jadi.
3.4.2 BAHAN-BAHAN
(1)
Kapur
a.
Kapur yang digunakan untuk peningkatan dan pengubahan lapis tanah dasar harus kapur hidrasi, memenuhi
persyaratan Standar Industri Indonesia 0986-84 Kapur Stabilisasi Tanah Badan Jalan dan dapat diperoleh dari
pabrik pembuat yang disetujui Departemen Perindustrian.
b.
Di tempat-tempat dimana kapur hidrasi yang memenuhi persyaratan SII 0986-84 tidak dapat diperoleh, kapur
hidrasi produksi lokal dpat digunakan asal disetujui oleh Direksi Teknik dan yang disebutkan demikian dalam
kontrak khusus. Persyaratan berikut ini untuk kapur hidrasi harus diterapkan.
i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari kapur mati yang dilumatkan, dibuat pada satu tungku pembakaran yang
disetujui yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan standar konstruksi NI-7, Syarat-Syarat untuk Kapur
Bahan Bangunan.
ii. Kapur hidrasi akan berisi minimum 60% Calcium Hydrocida dan ukuran partikel kapur harus memenuhi
persyaratan berikut :
Minimum 4% tertahan pada saringan 0,6 mm.
Maksimum 18% tertahab pada saringan 0,075 mm.
iii. Test kekuatan kapur hidrasi dicampur dengan pasir (perbandinagn 1:3 atas berat) akan memberikan kekuatan
hancur minimum (crushing strength) 15 kg/cm2 sesudah 7 hari perawatan.
c.
Kapur hidrasi ahrus dipasok kering dalam kantong atau dalam jumlah yang besar (bulk) dalam peti kemas yang
bersih, sesuai dengan persyaratan kontrak khusus, dan Direksi Teknik dapat meminta test kualitas kekuatan yang
harus dilakukan untk setiap pengiriman untuk menentukan kondisi dan kualitas kapur yang sebenarnya yang
diserahkan di lapangan.
d.
Semua kapur hidrasi yang digunakan untuk stabilisasi tanah dasar harus dismpan di abwah penutup di lapangan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bab 1.6 Spesifikasi ini.
(2)
Air
a.
Air yang digunakan dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari endapan setiap substansi (benda) lain yang
dapat membahayakan proses stabilisasi.
b.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan air untuk pekerjaan dan menjamin bahwa air tersebut
memenuhi persyaratan kualitas.
(3)
Tanah
a.
Secara umum, lapisan tanah dasar yang harus dimantapkan dan dimodifikasi harus diidentifikasi sebagai reaktif
kapur atas test awal dengan kapur dan tidak boleh mengandung zat organik atau sulfat dalam jumlah sangat
banyak.
Tanah tesebut akan berisi terutamanya dari partikel butiran halus dengan kandungan lempung minimun 10% dan
diklasifikasikan sebagai suatu campuran kerikil-lempung, lempung berpasir, lempung berlumpur atau lempung
inorgani (di dalam kelompok A-5, A-6, A-7, A-2-6, A-2-7, Tabel 1 AASHTO M145)
b.
Persyaratan kecocokan tanah mengenai ukuran partikel dan kondisi diberikan di bawah pada Tabel 3.4.1.
TABEL 3.4.1
BATAS-BATAS
TEST
KUALITAS
UNTUK
KECOCOKAN TANAH
SEBELUM PELUMATAN
i.
i.
ii.
SESUDAH PELUMATAN
iii.
Nilai pH = minimum 7
iv.
v.
Kandungan tersebut dinyatakan sebagai suatu prosentase berat dari tanah dan ditetapkan oleh Direksi Teknik atas dasar
test laboraorium dan percobaan test awal di dalam batas 3% - 7%.
(2)
Test Reaktif
Pengujian awal atas tanah dengan kapur hidrasi harus dilakukan untuk memastikan kecocokan tanah. Test
harus dilakukan di bawah perintah dan atas dasar permintaan Direksi Teknik serta kecocokan tanah ditaksir
dari hasil-hasil perubahan dalam plastisitas dan kekuatan.
(3)
a.
Persyaratan disain campuran utnuk lapisan tanah dasar stabilisasi/modifikasi kapur harus atas dasar kriteria
berikut :
Kapur dalam jumlah yang cukup harus ditambahkan dan dicampur dengan tanah untuk menghasilkan
peningkatan berikut kepada lapisan dasar :
Direksi Teknik akan menggunakan kriteria ini dalam evaluasi keperluan senyatanya mengenai kandungan kapur
dan cara pembangunan serta memerintahkan kontraktor menyesuaikannya.
(4)
Hubungan kepadatan dan kadar air harus ditetapkan untuk contoh tanah yang berisi paling sedikit empat kandungan
kapur hidrasi yang berbeda. Hasil-hasil test harus digambar untuk menentukan nilai puncak bagi kepadatan kering
maksimum dan kadar air optimum.
(5)
a.
Kualitas dan kekuatan campuran tanah kapur harus dipastikan melalui percobaan lapangan awal atas lapis
tanah dasar yang dimantapkan setelah penyebaran dan pemadatan.
b.
Panjang bagian percobaan harus 200 m atau panjang lainnya seperti di[erintahkan oleh Direksi Teknik, dan
percobaan terpisah harus dilakukan untuk setiap perubahan disain campuran.
c.
Perbaikan daerah-daerah yang tidak memenuhi persyaratan disain harus disesuaikan dengan sub bab 3.4.1 (7)
Spesifikasi ini. Bagian-bagian uji yang diletakkan sebagai bagian percobaan lapangan akan diterima jika telah
memuaskan dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk pemakaian sebagai bagian lapisan tanah dasar stabilisasi
kapur.
3.4.4
PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1)
Peralatan Pelaksanaan
Peralatan kontraktor harus cocok untuk kondisi lapangan pencampuran di tempat dan harus disetujui oleh Direksi Teknik
sebelum digunakan dalam pekerjaan. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk digunakan.
Alat gilas :
roda baja
(2)
a.
Permukaan lapis tanah dasar harus dibabat dengan grader sampai ketinggian, kemiringan dan penampang
melintang yang diperlukan, serta bahan-bahan galian yang berlebihan harus dibuang sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknis.
b.
Saluran-saluran harus dipotong (dibentuk) melewati bahan bahu jalan mencegah penggenangan air di atas lapis
tanah dasar.
Lapis tanah dasar harus digaruk sampai kedalaman dan lebar yang diperlukan untuk stabilisasi lapis tanah
dasar, dan kemudian bongkahan tanah harus dilumatkan secara sebagian-sebagian sampai suatu batas bahwa
semua tanah akan lolos saringan 25 mm. Kedalaman penggarukan harus berada di dalam batas 15-20 cm,
tergantung kepada persyaratan tertentu dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan serta
secara teliti dikendalikan untuk mencegah adanya gangguan kepada tanah di bawahnya. Semua bahan-bahan
yang tidak cocok termasuk batu-batu yang tertahan saringan 75 mm, harus dibongkar.
(3)
a.
Volume dan ukuran untuk penyebaran kapur hidrasi harus atas dasar hasil-hasil disain campuran dan
percobaan lapangan serta sebagaimana dipeerintahkan oleh Direksi Teknis. Bilamana kapur tersedia dalam
kantong-kantong, kantong-kantong tersebut harus ditempatkan berjarak diatas lapis tanah dasar sesuai dengan
ukuran penyebaran yang diperlukan, kantong-kantong dibuka dan kapur tersebut disebarkan dan digaruk
merata diatas tanah. Bilamana kapur dipasok dalam jumlah banyak dengan truk, truk tersebut akan
menempatkan kapur ke atas lapisan tanah dasar di lokasi yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan ukuran
penyebaran dan kemudian kapur tersebut disebar merata di atas lapis tanah dasar.
b.
Kapur dan tanah yang sudah digaruk harus dicampur menyeluruh menggunakan bajak, sekop berputar, dan
grader yang diperlukan untuk meraih pencampuran sampai ketebalan penuh dan bekerja dalam satu arah
kelandaian ke atas.
Untuk tanah-tanah lempung berat diperlukan menyebar dan mencampur kapur dan tanah dalam dua
penambahan, berjarak sampai 7 hari antara operasi pencampuran awal dan akhir agar tanah menjadi gembur.
c.
Selama operasi pencampuran, air harus disemprotkan dari tangki, cukup untuk memberikan satu kadar air
dalam satu ukuran dari kadar air optimum laboratorium yang ditetapkan untuk campuran percobaan sampai
+5% diatas batas ino.
d.
Jika tanah tersebut ternyata sulit dilumatkan, campuran tanah kapur lapisan tanah dasar tersebut harus digilas
dengan penggilas pneumatik atau penggilas roda baja, cukup dekat kepada permukaan dan memperlambat
kehilangan kebasahan karena penguapan, dan kemudian menjadi matang untuk satu jangka waktu tidak lebih
dari 48 jam. Setelah jangka waktu pematangan tersebutair harus ditambahkan dengan pencampuran dilanjutkan
sampai 2% kadar air optimum.
(4)
Pemadatan dan perataan akhir harus diselesaikan dalam 24 jam setelah pencampuran akhir, terkecuali diperintahkan
lain oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin gilas pneumatik atau mesin gilas roda baja halus
sampai satu kepadatan tidak kurang dari 95% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO
T99 (PB 0110). Ujian kepadatan lapangan harus dilaksanakan sebagaimana diperlukan untuk memeriksa pemadatan
akhir.
Harus diberikan sedikit air beserta penggilasan penyelesaian untuk mempertahan kan kadar air yang ditentukan, dan
bilamana perlu permukaan harus digaruk ringan dengan pisau grader selama operasi penyelesaian untuk
menghilangkan setiap bekas jejak yang ditinggalkan oleh alat. Penggilasan akhir harus dilaksanakan dengan satu mesin
gilas roda pneumatik.
(5)
Perawatan
Setelah selesai pemadatan dan operasi penyelesaian tidak boleh ada kendaraan atau peralatan lainnya kecuali tangki air
yang diizinkan berada dia atas lapis dasar untuk satu jangka waktu 7 hari terkecuali diperintahkan secara lain. Selama
jangka waktu perawatan lapis tanah dasaryang sudah dimantapkan harus dijaga tetap lembab dengan menyemprotkan
air pada jarak waktu (interval) yang teratur (tidak kurang dari 4 kali sehari).
3.4.5
PENGENDALIAN MUTU
(1)
Test Laboratorium
Test laboratorium berikut ini harus dijadikan acuan dan test dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar
dapat memenuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi ini.
TABEL 3.4.2
(DISTABILISASI)
PENGUJIAN
RUJUKAN TEST
AASHTO
TIPE
PERSYARATAN
BINA
MARGA
Analisa saringan
T 27
PB 0201 -76
Menentukan
sebelum
ukuran
dan
penggilingan
Penentuan
batas
cair
T 89
PB 0109 -76
T 90
PB 0110 -76
Hubungan kepadatan
T 99
PB 0111 -76
- Kadar Air
Test
standar
disain campuran
- Test lapisan tanah dasar
distabilisasi setiap 250 m3
atau atas dasar harian
CBR (direndam)
T 193
PB 0113 -76
Penentuan
kekuatan
T 220
Menentukan
kekuatan
tekan
T 219
- Percobaan lapangan
- Test setiap 250 m3 lapisan
tanah dasar distabilisasi
Menentukan kandungan :
- Calcium Hidroxida
ukuran partikel
- Total karbonat
- Ukuran partikel
- Nilai pH
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi. Galian lubang
pengujian dan penggantian dengan bahan stabilisasi tanah-kapur yang dipadatkan dengan baik harus dilakukan oleh
kontraktor di bawah pengawasan dan sampai disetujui Direksi Teknik.
PROSEDUR
a. Ketebalan dan keseragaman lapisan tanah dasar Pemeriksaan visual harian dan pengukuran ketebalan
tanah-kapur dimantapkan
lapisan
tanah
dasar
tanah-kapur
dimantapkan.
- AASHTO T191
PB 0130 - 76
c. Menentukan CBR di tempat lapisan tanah dasar Dengan menggunakan DCP test harian atau menurut
dimantapkan
d. Kandungan kapur lapisan tanah dasar tanah-kapur Pemeeriksaan visual harian dan pengukuran kapur yang
dimantapkan
3.4.6
a.
Volume lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur yang diukur untuk pembayaran harus jumlah m3
pekerjaan yang diperlukan yang diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini, dihitung sebagai hasil
perkalian total panjang yang diukur sepanjang garis sumbu lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur,
dengan lebar rata-rata dan ketebalan yang diterima.
b.
Lebar yang diterima berupa lebar disain lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur seperti yang ditunjukkan
pada gambar atau sebagaimana yang diatur dan disetujui Direksi Teknik di lapangan.
c.
Tebal yang diterima berupa tebal disain lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur seperti yang ditunjukkan
di gambar atau tebal yang dipasang yang diukur di lapangan, berdasarkan pengukuran penampang melintang
yang diambil setiap 50 m panjang. Dari kedua ketebalan ini ditetapkan tebal yang terkecil untuk perhitungan
volume.
d.
Bilamana perbaikan lapisan tanah dasar yang distabilisasi dengan kapur yang tidak memuaskan diminta oleh
Direksi Teknik sesuai dengan sub bab 3.4.1 (7) spesifikasi ini, tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan
untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan.
e.
Volume kapur hidrasi yang diukur untuk pembayaran berupa berat kapur hidrasi sebenarnya dalam ton yang
dipasang dan di campur kedalam tanah untuk bagian pekerjaan yang diukur sesuai dengan instruksi dan
diterima oleh Direksi Teknis. Berattotal kapur hidrasi yang digunakan untuk bagian yang ditentukan, harus
diukur seperti yang dicatat dengan pernyataan pemakaian kapur hidrasi sehari-hari yang disetujui oleh Direksi
Teknis.
f.
Tidak ada pembayaran akan dilakukan untuk kapur hidrasi yang hilang atau dibuang, atau untuk kapur hidrasi
yang digunakan di daerah dimana lapis tanah dasar yang distabilisasi dengan kapur ditemukan tidak dapat
diterima dan telah diganti.
3.4.7
DASAR PEMBAYARAN
a.
Volume lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur dan kapur hidrasi yang ditentukan seperti diberikan di atas
akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk pembayaran yang ditunjukkan dibawah dan
dimasukkan dalam Daftar Penawaran. Harga tersebut akan mencakup untuk semua bahan-bahan, tenaga kerja,
peralatan, alat-alat kerja, pengujian dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian lapisan tanah
dasar distabilisasi dengan kapur yang memuaskan.
Nomor Item
URAIAN
Satuan
Pembayaran
Pengukuran
3.4.1
M3
3.4.2
Ton
BAB IV
BAHU JALAN
BAB 4.1 REHABILITASI BAHU JALAN
4.1.1 Umum
(1).
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada, termasuk pembersihan
tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan bahan terpilih serta pemadatan untuk menegmbalikan
bahu jalanmencapai garis, kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknis.
(2)
Toleransi Ukuran
a.
Permukaaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm di atas atau di bawah
permukaan rencana pada setiap titik.
b.
Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5% dimana perkerasan diberi lapis lindung serta sesuai
dengan Gambar Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah rehabilitasi tidak boleh berbeda lebih dari
1% terhadap kemiringan melintang rencana.
(3)
Pemeriksaan Lapangan
Untuk setiap pekerjaan regabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini, garis batas, kelandaian dan dimensi
akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi Teknis sebelum kontraktor memulai pekerjaan.
4.1.2. Bahan-Bahan
(1)
Sumber Bahan
a.
Sumber bahan harus dipilih atas dasar tersedianya bahan dengan memperhitungkan lokasi, kualitas dan volume
sumber bahan atau quary.
b.
Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang digunakan harus bahan urugan tanggul
yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau lempung kerikil yang memenuhi persyaratan Spesifikasi sub
bab 3.2.2 (3), tetapi dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan satu indeks plastisitas tidak
lebih dari 10%, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis.
c.
Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung kepada ketentuan-ketentuan
Kontrak dan instruksi Direksi Teknis, bahu jalan dapat dibangun dengan menggunakan urugan tanggul biasa
bergradasi yang cocok dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan kandungan lempunglumpur plastisitas rendah, yang mampu menghambat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan memberikan satu
bahu jalan yang stabil.
(2)
Contoh-contoh dan sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji sampai memenuhi persyaratanpersyaratan spesifikasi ini, dan semua bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi Teknis sebelum
pekerjaan dimulai.
4.1.3
Pelaksanaan Pekerjaan
(1)
Penyiapan Lapangan
Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-alang, semaksemak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali.
(2)
Pembentukan Kembali
a.
Bahu jalan yang ada harus dibentuk kembali menggunakan tenaga kasar, traktor atau motorgrader, sperti yang
diminta oleh Direksi Teknis.
b.
Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan daerah-daerah rendah
dengan bahan lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis
batas dan ketinggian menurut permintaan Direksi Teknik. Beserta penyelesaian akhir rata dengan tepi
perkerasan ,kecuali diperintahkan lain. Peningkatan harus di laksanakan dengan motorgrader atau traktor yang
di pasangi dengan satu pisau grader, dan diperlukan paling sedikit dua lintasan untuk perapihan dan
pembuangan bahan-bahan lebihan.
(3)
Pemadatan .
Seluruh pembentukan kembali dan perataan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin gilas roda ban
Atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan
Sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar. Sesuai dengan Bab 3 3
Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air seperlunya selama pemadatan untuk memberikan kandungan air
yang cukup bagi pemasangannya .
4.1.4
Cara Pengukuran
(1)
Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalti dan kompensasi lain karena pengoperasian galian
bahan dan pengambilan bahan untuk pekerjaan rehabilitasi tersebut bahu jalan. Pemberi tugas akan terbebas
dari biaya-biaya pekerjaan tersebut.
(2)
Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter pesegi rehabilitasi bahu jalan, sesuai dengan Gambar dan
Spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknis. Penghitungan total harus atas dasar lebar rata-rata
bahu jalan yang direhabilitasi, diukur dengan selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam
meter yang dilaksanakan, diterima dan disetujui oleh Direksi Teknis.
(3)
Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dan dibayar dibawah persyaratan
spesifikasi tersebut untuk Bab 3.2 Pekerjaan Tanah, sebagai urugan tanggul biasa atau dipilih. Urugan tersebut
harus disediakan dengan kesesuaian yang ketat terhadap instruksi Direksi Teknis.
(4)
Tidak ada perlakuan tersendiri akan dbuatkan untuk satu galian lain atau pengurugan yang dilaksanakan,
pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran untuk rehabilitasi bahu jalan.
4.1.5
Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan seperti di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran
terdaftar di bawah. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan
kontrak termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan dan akar-akar, penggalian dan pengurugan, pembentukan ulang,
perataan, pemadatan dan penyelesaian akhir kelandaian, garis batas dan lebar yang disetujui, beserta dengan
penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan.
Nomor Item Pembayaran
URAIAN
Satuan Pengukuran
4.1.1
Meter Persegi
BAB 4.2
4.2.1
Umum
(1)
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan pemadatan bahan butiran yang dipilih
untuk bahu jalan baru di atas satu lapis tanah dasar yang sudah disapkan atau permukaan lain yang disetujui, sesuai
denan garis batas, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintah oleh
Direksi Teknis.
(2)
Toleransi Ukuran
a.
Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1,50 cm di atas dan di bawah
permukaan rencana pada setiap titik.
b.
Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5% dimana perkerasan diberi lapis lindung, dan 6%
di mana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan akhir bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1%
terhadap kemiringan melintang dan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan tepi
perkerasan yang berhubungan.
(3)
Contoh Bahan-Bahan
a.
Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada Direksi Teknis untuk
mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai dan harus disertai dengan data
hasil-hasil pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kulaitas bahan seperti yang diuraikan dalam
Spesifikasi ini.
b.
Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan dibuatkan tanpa
persetujuan Direksi Teknis dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan contoh bahan dan laporan
pengujian untuk pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.
(4)
a.
Kontraktor akan membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk mengendalikan lalu-lintas selama
pembangunan dan akan melaksanakan hanya pada satu sisi jalan pada suatu waktu
b.
Bahan-bahan untuk pembangunan bahu jalan harus ditimbun pada tempat di luar lintasan jalan dan saluran tepi
yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini sub bab 1.6.3 (5).
(5)
a.
Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi Spesifikasi ini, tidak perduli dipasang atau belum, akan ditolak
dan disingkirkan dari daerah kerja.
b.
Setiap bagian pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak-teraturan atau cacat karena penanganan yang
jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan Spesifikasi atau gambar rencana, harus dibetulkan
dengan perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi
Teknis.
4.2.2
Bahan-Bahan
(1)
Persyaratan Umum
Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri dari bahan pondasi bawah yang
disetujui, yang memenuhi persyaratan bahan pondasi bawah kelas A atau kelas B sesuai dengan Bab 5.1 Spesifikasi ini
dan seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan termasuk dalam Daftar Penawaran untuk kontrak tertentu.
(2)
Gradasi
Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan Tabel 5.1.1 Persyaratan Gradasi untuk pondasi
bawah, di bawah sub bab 5.1.2 (2) spesifikasi ini.
(3)
Syarat-Syarat Kualitas
Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mematuhi kondisi mutu yang ditetapkan untuk
bahan pondasi bawah pada sub bab 5.1.2 (3) spesifikasi ini.
4.2.3
Pelaksanaan Pekerjaan
(1)
Penyiapan Lapangan
a.
Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan yang ada dan perapihan
tepi jalan kendaraan yang ada, harus dilaksanakan seperti ditunjukkan pada gambar rencana dan seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknis.
b.
Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang
ditentukan di bawah Bab 3.3 Pekerjaan Tanah, untuk penyiapan tanah dasar.
c.
Selama penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu-lintas oleh kontraktor.
d.
Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan, harus dibangun satu sisi
dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.
e.
Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebutditumpuk dalam tempat yang baik, tidak menimbulkan
kemacetan lalu-lintas atau membendung aliran air.
(2)
a.
Bahan bahu jalan harus dihampar dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk penghamparan
dan pemadatan bahan pondasi bawah di bawah sub bab 5.1.3 spesifikasi ini.
b.
Sebagai tambahan keapda persyaratan-persyaratan tersebut di atas< Kontraktor harus membuat lepas-lepas
dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan setebal 10 cm sebelum pemadatan akhir dan akan
membuang semua batu dengan satu ukuran maksimum lebih besar dari 37,5 mm.
4.2.4
Pengendalian Mutu
Pengujian laboratorium dan lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk bahan podasi bawah di bawah Sub Bab
5.1.4 Spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
4.2.5
Tidak ada pengukuran dan pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan di bawah Bab ini. Galian bahan yang da,
perapihan kembali tepi jalan kendaraan dengan bahan yang baik, penyiapan formasi tanah dasar, serta pengadaan,
penempatan, pemadatan dan penyelesaian bahu jalan, akan dianggap sepenuhnya telah dibayar dan dimasukkan di
bawah berbagai item pembayaran yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan dan bahan-bahan yang digunakan
dalam pekerjaan. Item pembayaran ini akan mencakup :
Galian
BAB V
LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS
BAB 5.1 LAPIS PONDASI BAWAH
5.1.1 Umum
(1)
Umum
Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis pondasi atas kepada tanah dasar
yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang telah dibentuk dan dipadatkan, serta langsung
berada di bawah lapis pondasi atas perkerasan.
Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari mengadukkan, memproses, mengangkut, menebarkan, membasahi dan
memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan gambar-gambar dan seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Catatan : Suatu lapis pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasar adalah 24% atau lebih.
(2)
Toleransi Ukuran
a.
Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan melintang yang ditetapkan atau
ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut
harus rata dan seragam.
b.
Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm kurang dari yang ditunjukkan
pada gambar atau di atur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(3)
Contoh Bahan
a.
Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk
mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasilhasil data pengujian sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan
dalam Spesifikasi ini.
b.
Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis pondasi bawah akan dibuat tanpa
persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan harus atas dasar penyerahan contoh-contoh bahan dan
laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari persetujuan di atas.
(4)
Lalu-Lintas
Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sedemikian sehingga
dimungkinkan dilewati oleh lalu-lintas dalam satu arah dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan
dapat disetujui oleh Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada
Lapis Pondasi Bawah Jalan dikarenakan diizinkannya lalu-lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.
(5)
a.
Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi Spesifikasi ini, apakah dipasang atau belum, akan
ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik.
b.
Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidak-teraturan atau cacat karena tian atau
yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan Spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan
dengan perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik.
5.1.2
Bahan-Bahan
(1)
Persyaratan Umum
a.
Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Bawah (LPB) terdiri dari bahanbahan berbutir dipecah (A), atau bahan berbutir dibelah dan kerikil (B), atau kerikil, pasir dan lempung alami (C)
seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan dicantumkan dalam Daftar Penawaran.
1.
Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas A, berupa agregat batu pecah disaring dan digaradasi dan
semuanya lolos saringan 3 atau 75.00 mm, memenuhi Tabel 5.1.1 di bawah ini.
2.
Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan kerikil, pasir dan
lempung yang lolos saringan 2,5 atau 62.5 mm, memenuhi Tabel 5.1.1 di bawah ini.
3.
Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung alami yang lolos saringan
1,5 atau 37.5 mm, memenuhi Tabel 5.1.1 berikut.
b.
Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik, serta bahan-bahan lain yang
harus dibuang, dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut telah ditempatkan akan siap saling mengikat
membentuk satu permukaan yang stabil dan mantap.
c.
Bila perlu dan sesuai deng perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai sumber dan pemasokan dapat
disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukkan
dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.
(2)
Persyaratan gradasi untuk lapis pondasi bawah kelas A, kelas B dan kelas C diberikan dalam Tabel 5.1.1 di bawah ini.
TABEL 5.1.1
UKURAN
SARINGAN
KELAS A
KELAS B
(mm)
(< 75 mm)
75,0
100
62,5
100
37,5
80 90
67 100
25,0
46 78
19,0
40 70
40 100
9,5
24 56
25 80
4,75
13 45
16 66
2,36
6 36
10 55
1,18
6 45
0,60
2 22
0,425
2 18
3 33
0,075
0 - 10
0 - 20
KELAS C
Maks. 100
Maks. 80
Maks. 15
TABEL 5.1.2
BATAS TEST
Batas cair
Maksimum 35%
Indeks Plastisitas
4% - 12%
Minimum 25%
CBR terendam
Minimum 30%
Maksimum 40%
5.1.3
Pelaksanaan Pekerjaan
(1)
a.
Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan yang ditetapkan di
bawah Pekerjaan Tanah Bab 3.3. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm di bawah permukaan lapis tanah
dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum yang ditentukan oleh pengujian
laboratorium PB-011-76 (AASHTO T99, Standard Proctor).
b.
Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas dari lalu-lintas serta aliran
dan lintasan air di sekitarnya.
(2)
a.
Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan ruas jalan yang bersangkutan, terkecuali
diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan yang merata diperlukan
dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan tidak melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain
seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.
b.
Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran dan penempatan harus dikontrol dengan
cermat dan dilaksanakannya hanya bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
c.
Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar rencana dan seperti dinyatakan dalam
Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan sesuai kondisi tanah dasar
yang sebenarnya.
(3)
a.
Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta harus dilaksanakan
dengan kelonggaran penurunan ketebalan kira-kira 15% untuk pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah.
Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar
penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban
pneumatik atau peralatan pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.
b.
Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan bergerk secara gradual
(sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan sampai seluruh permukaan telah
dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang
terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap
ketidak-teraturan atau bagian ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan
dengan menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan
ketinggian yang benar.
c.
Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% kurang dari kadar air
optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum dengan penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan
bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang disyaratkan pada seluruh
ketebalan tiap lapisan dan mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan
AASHTO T99 (PB 0111).
(4)
Pengendalian Lalu-Lintas
a.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu-lintas yang diizinkan lewat diatas permukaan kerikil
selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu-lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan
sebuah jalan pengalihan (alternatif) atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.
b.
Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut harus dilindungi terhadap
kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu karena lalu-lintas.
c.
Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan tersebut tidak
menmimbulkan kemacetan lalu-lintas atau membendung aliran air.
5.1.4
Pengendalian Mutu
(1)
a.
Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat memenuhi persyaratan spesifikasi.
b.
Dua buah contoh lapis pondasi bawah harus diuji sebelum digunakan di lapangan (lihat Sub Bab 5.1.1 (3)
Spesifikasi ini.
c.
Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3 dari bahan-bahan yang ditumpuk di
lapangan atau yang dipasang, menurut batas ukuran test laboratorium yang diberikan pada Tabel 5.1.1 untuk
memenuhi kondisi kualitas yang diberikan dalam Spesifikasi ini atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik.
RUJUKAN
AASHTO
BINA MARGA
T 27
PB 0201 - 76
dan Kasar
TIPE
Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus
dan kasar
T 89
PB 0109 76
Plastis
T 90
PB 0110 - 76
plastisitas
T 99
PB 0111 - 76
CBR
T 193
PB 0113 - 76
T 96
PB 0206 - 76
Test
Ketahanan
terhadap
Abrasi,
Agregat Kasar
(2)
Pengendalian Lapangan
agregat
kasar
<
37,5
mm
dengan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Galian untuk lubang
uji dan penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan dengan sempurna, harus dikerjakan oleh
Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.
TABEL 5.1.2
TEST PENGENDALIAN
a.
PROSEDUR
Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari.
bawah.
b. Test kepadatan di tempat, Lapis Pondasi Harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi
Bawah (test kerucut pasir) AASHTO T191, PB bawah jalan untuk menentukan tingkat kepadatan dengan
0103 76.
5.1.5
Cara Pengukuran
(1)
Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk pembayaran atau royalti dan kompensasi lain kepada pemilik
lahan atau penyewa untuk operasi lubang galian bahan dan pengambilan bahan bagi pembangunan lapis
pondasi bawah. Pemberi tugas akan dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.
(2)
Volume yang dibayarkan merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang dan sesuai
dengan Gambar serta Spesifikasi , atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan, yang dipadatkan
dan diterima oleh Direksi Teknik. Penghitungan volume harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi
bawah yang diperlukan, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang disesuaikan oleh Perintah
Perubahan (Change Order), dikalikan dengan panjang sebenarnya yang dipasang. Setiap penyimpangan
dalam bentuk dan ketebalan lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan di
bawah Sub Bab 5.1.1 (2).
5.1.6
Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukuran pada harga yang dimasukkan
dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran seperti tercantum di bawah. Harga dan pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk seua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi
bawah yang diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.
Nomor Item Pembayaran
URAIAN
Satuan Pengukuran
5.1.1
Meter kubik
5.1.2
Meter kubik
5.1.3
Meter kubik
BAB 5.2
5.2.1
Umum
(1)
Uraian
Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama di atas lapis pondasi bawah (atau di atas lapis tanah dasar
dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah). Pembangunan lapis pondasi atas tediri dari
Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada, termasuk pembersihan
tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan bahan terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan
bahu jalanmencapai garis, kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknis.
(2)
Toleransi Ukuran
a.
Permukaaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm di atas atau di bawah
permukaan rencana pada setiap titik.
b.
Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5% dimana perkerasan diberi lapis lindung serta sesuai
dengan Gambar Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah rehabilitasi tidak boleh berbeda lebih dari
1% terhadap kemiringan melintang rencana.
(3)
Pemeriksaan Lapangan
Untuk setiap pekerjaan regabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini, garis batas, kelandaian dan dimensi
akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi Teknis sebelum kontraktor memulai pekerjaan.
4.1.2. Bahan-Bahan
(1)
Sumber Bahan
a.
Sumber bahan harus dipilih atas dasar tersedianya bahan dengan memperhitungkan lokasi, kualitas dan volume
sumber bahan atau quary.
b.
Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang digunakan harus bahan urugan tanggul
yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau lempung kerikil yang memenuhi persyaratan Spesifikasi sub
bab 3.2.2 (3), tetapi dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan satu indeks plastisitas tidak
lebih dari 10%, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis.
c.
Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung kepada ketentuan-ketentuan
Kontrak dan instruksi Direksi Teknis, bahu jalan dapat dibangun dengan menggunakan urugan tanggul biasa
bergradasi yang cocok dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan kandungan lempunglumpur plastisitas rendah, yang mampu menghambat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan memberikan satu
bahu jalan yang stabil.
(2)
Contoh-contoh dan sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji sampai memenuhi persyaratanpersyaratan spesifikasi ini, dan semua bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi Teknis sebelum
pekerjaan dimulai.
4.1.3
Pelaksanaan Pekerjaan
(1)
Penyiapan Lapangan
Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-alang, semaksemak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali.
(2)
Pembentukan Kembali
a.
Bahu jalan yang ada harus dibentuk kembali menggunakan tenaga kasar, traktor atau motorgrader, sperti yang
diminta oleh Direksi Teknis.
b.
Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan daerah-daerah rendah
dengan bahan lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis
batas dan ketinggian menurut permintaan Direksi Teknik. Beserta penyelesaian akhir rata dengan tepi
perkerasan ,kecuali diperintahkan lain. Peningkatan harus di laksanakan dengan motorgrader atau traktor yang
di pasangi dengan satu pisau grader, dan diperlukan paling sedikit dua lintasan untuk perapihan dan
pembuangan bahan-bahan lebihan.
(3)
Pemadatan .
Seluruh pembentukan kembali dan perataan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin gilas roda ban
Atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan
Sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar. Sesuai dengan Bab 3 3
Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air seperlunya selama pemadatan untuk memberikan kandungan air
yang cukup bagi pemasangannya .
4.1.4
Cara Pengukuran
(1)
Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalti dan kompensasi lain karena pengoperasian galian
bahan dan pengambilan bahan untuk pekerjaan rehabilitasi tersebut bahu jalan. Pemberi tugas akan terbebas
dari biaya-biaya pekerjaan tersebut.
(2)
Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter pesegi rehabilitasi bahu jalan, sesuai dengan Gambar dan
Spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknis. Penghitungan total harus atas dasar lebar rata-rata
bahu jalan yang direhabilitasi, diukur dengan selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam
meter yang dilaksanakan, diterima dan disetujui oleh Direksi Teknis.
(3)
Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dan dibayar dibawah persyaratan
spesifikasi tersebut untuk Bab 3.2 Pekerjaan Tanah, sebagai urugan tanggul biasa atau dipilih. Urugan tersebut
harus disediakan dengan kesesuaian yang ketat terhadap instruksi Direksi Teknis.
(4)
Tidak ada perlakuan tersendiri akan dbuatkan untuk satu galian lain atau pengurugan yang dilaksanakan,
pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran untuk rehabilitasi bahu jalan.
4.1.5
Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan seperti di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran
terdaftar di bawah. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan
kontrak termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan dan akar-akar, penggalian dan pengurugan, pembentukan ulang,
perataan, pemadatan dan penyelesaian akhir kelandaian, garis batas dan lebar yang disetujui, beserta dengan
penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan.
Nomor Item Pembayaran
URAIAN
Satuan Pengukuran
4.1.1
Meter Persegi
BAB 4.2
4.2.1
Umum
(1)
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan pemadatan bahan butiran yang dipilih
untuk bahu jalan baru di atas satu lapis tanah dasar yang sudah disapkan atau permukaan lain yang disetujui, sesuai
denan garis batas, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintah oleh
Direksi Teknis.
(2)
Toleransi Ukuran
a.
Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1,50 cm di atas dan di bawah
permukaan rencana pada setiap titik.
b.
Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5% dimana perkerasan diberi lapis lindung, dan 6%
di mana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan akhir bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1%
terhadap kemiringan melintang dan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan tepi
perkerasan yang berhubungan.
(3)
Contoh Bahan-Bahan
a.
Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada Direksi Teknis untuk
mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai dan harus disertai dengan data
hasil-hasil pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kulaitas bahan seperti yang diuraikan dalam
Spesifikasi ini.
b.
Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan dibuatkan tanpa
persetujuan Direksi Teknis dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan contoh bahan dan laporan
pengujian untuk pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.
(4)
a.
Kontraktor akan membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk mengendalikan lalu-lintas selama
pembangunan dan akan melaksanakan hanya pada satu sisi jalan pada suatu waktu
b.
Bahan-bahan untuk pembangunan bahu jalan harus ditimbun pada tempat di luar lintasan jalan dan saluran tepi
yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini sub bab 1.6.3 (5).
(5)
a.
Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi Spesifikasi ini, tidak perduli dipasang atau belum, akan ditolak
dan disingkirkan dari daerah kerja.
b.
Setiap bagian pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak-teraturan atau cacat karena penanganan yang
jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan Spesifikasi atau gambar rencana, harus dibetulkan
dengan perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi
Teknis.
4.2.2
Bahan-Bahan
(1)
Persyaratan Umum
Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri dari bahan pondasi bawah yang
disetujui, yang memenuhi persyaratan bahan pondasi bawah kelas A atau kelas B sesuai dengan Bab 5.1 Spesifikasi ini
dan seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan termasuk dalam Daftar Penawaran untuk kontrak tertentu.
(2)
Gradasi
Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan Tabel 5.1.1 Persyaratan Gradasi untuk pondasi
bawah, di bawah sub bab 5.1.2 (2) spesifikasi ini.
(3)
Syarat-Syarat Kualitas
Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mematuhi kondisi mutu yang ditetapkan untuk
bahan pondasi bawah pada sub bab 5.1.2 (3) spesifikasi ini.
4.2.3
Pelaksanaan Pekerjaan
(1)
Penyiapan Lapangan
a.
Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan yang ada dan perapihan
tepi jalan kendaraan yang ada, harus dilaksanakan seperti ditunjukkan pada gambar rencana dan seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknis.
b.
Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang
ditentukan di bawah Bab 3.3 Pekerjaan Tanah, untuk penyiapan tanah dasar.
c.
Selama penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu-lintas oleh kontraktor.
d.
Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan, harus dibangun satu sisi
dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.
e.
Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebutditumpuk dalam tempat yang baik, tidak menimbulkan
kemacetan lalu-lintas atau membendung aliran air.
(2)
a.
Bahan bahu jalan harus dihampar dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk penghamparan
dan pemadatan bahan pondasi bawah di bawah sub bab 5.1.3 spesifikasi ini.
(2) Definisi
a. galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume setengah kubik atau lebih besar atau macammacam bahan padat yang menyatu dan keras yang dalam pendapat direksi teknik tidak praktis untuk digali tanpa
menggunakan peralatan kerja pneumatik, bor atau bahn peledak. Ini tidak termasuk bahan batuan yang dalam
pendpat direksi teknik dapat dibuat lepas dn dipecah-pecah oleh penggaruk hidrolis yang ditarik atau buldozer.
b. Semua penggalian lain akan dianggap galian biasa.
(3) Toleransi Ukuran
Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setrelah penggalian tidak boleh berbeda dan yang ditentukan lebih besar 2 cm
pada setiap titik. Pekerjaan yang tidak memenuhi toleransi ini harus diperbaiki sehingga memuaskan Direksi teknik
sesuai dengan sub bab 3.1.1 (6)
(4) Pemeriksaan Lapangan
a. untuk setiap pekerjaan yang dibayar di bawah bab ini, ketinggian dan garis batasnya harus disetujui Direksi Teknis,
sebelum kontraktor memulai pekerjaan.
b. Sesudah masing-masing pengalian untuk lapis tanah dasar, formsi atau pondssi dipadatkan. Kontraktor harus
memberitahukan hal tersebut kepada direksi teknik, dan tidak ada bahan atas dasar atau bahan laiannya boleh
dipasang sampai direksi teknik memnyetujui kedalaman penggalian dan kualitas serta kekerasan bahan pondasi.
5) Penjadwalan Pekerjaan
a.
Pembuatan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraaan harus dilaksanakan dengan cara
menggunakan pelaksanaan ssetengah lebar atau secara lain diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga
tetap terbuka untuk lalulintas pada setiap waktu.
b.
Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi teknik gambar rincian semua bangunan sementara yng diusulkan
untuk digunakan, seperti penyanggaan, penguatan cofferdam (bendungan sementara)dinding pemutus aliran
rembesan dan bangunan bangunan untuk pembelokan sementara aliran sungai serta harus untuk mendapatkan
persetujuan direksi teknik atas gambar-gambar, sebelum melakukan pekerjaan galian yang akn dilindungi oleh
bangunan-bangunan yang diusulkan tersebut.
Semua bahan-bahan yang cocok yang digali didalam batas-batas dan lingkup kerja proyek, dimana mungkin akan
digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk pembuatan formasi badan jalan atau untuk urugan kembali.
b.
Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah yang sangat organis, gambut berisikan akar-akar atau barang
barang tumbuhan yang banyak, dan juga tanah yang mudah mengembang yang menurut pendapat direksi teknis
akan menghalangi pemadatan bahan lapisan diatasnya atau dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak
dikehendaki atau kehancuran, akan diklasifikasikan sebagai tidak cocok digunakan sebagai urugan dalam
pekerjaan permanen.
c.
Setiap bahan yang melebihi kebutuhan untuk timbunan atas setiap bahan yang tidak disetujui direksi teknik menjadi
bahan urugan yang cocok, harus dibuang dan diratakan dalam lapisan-lapisan yang tipis oleh kontraktor di luar
Daerah Milik Jalan seperti yang diperintahkan oleh direksi teknik.
d.
Kontraktor akan bertanggung jawab untu semua penyelenggaraan dan biaya bagi pembuangan bahan-bahan
lebihan atau bahan tidak cocok termasuk pengangkutannya dan mendapat izin dari pemilik atau penyewa lahan
dimana buangan tersebut dilakukan(ditempatkan).
Selama pekerjaan penggalian kemiringan galian yang stabil yang mampu menyangga bangunan-bangunan struktur
atau mesin-mesin sekitarnya harus dijaga sepenuhnya serta harus dipasang penyangga dan penguat yang
memadai bila permukaan galian yang tidak ditahan dengan cara laian dapat menjadi tidak stabil. Bila diperlukan
kontraktor harus menopang struktur-struktur disekitarnya yang mungkin menjadi tidak stabil atau menjadi
berbahaya oleh pekerjaan galian
b.
Semua galian terbuka harus dipasang penghalang yang memadai untuk menghindari tenaga kerja atau lain-lainnya
jatuh dengan tidak sengaja ke dalam galian dan setiap galian terbuka di dalam daerah badan jalan atau bahu jalan,
sebagai tambahan harus di beri marka /tanda peringatan pada malam hari dengan drum di cat putih dengan lampu
merah sehingga memuaskan direksi teknik.
c.
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk mengadakan perlindung bagi setiap pipa bawahg tanah yang berfungsi,
kabel-kabel, konduit atau struktur lainnya di bawah permukaan yang ditemukan dn bertanggung jwab untk biaya
perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya.
3.1.2
Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan galian harus dilaksanakn dengan sekecil mungkin terjadi gangguan terhadap bahan-bahan di bawah dan
di luar batas galia yang ditentukan sebelumnya
b.
Jika bahan yang terdapat pada permukaan garis formasi atau tanah dasar atau pondasi adalah lepas-lepas atau
lunak atau secara lain tidak cocok menurut pendapat direksi teknik, bahn itu secara keseluruhan harus dipadatkan
atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan urugan yang cocok, seperti yang diperintahkan direksi teknik.
c.
Dimana batu lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnnya ditemukan berada diatas garis formasi
untuk saluran yang dilapis, atau pada ketinggian permukaan untuk perkerasan daan bahu jalan, atau diatas bagian
dasar parit pipa atau galian pondasi struktur, bahan tersebut harus digali terus sedalam 20 cm sampai satu
permukaan yang merata dan halus.
d.
Setiap bahan beban diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum penggalian dan talud tebing
harus dipotong menurut sudut rencana talud.
Untuk tebing yang tinggi harus dibuatkan berm pada setiap ketingian tebing 5.0 m yang sesuai dengan gambar
standar.
e.
Untuk perlindungan tebing terhadap erosi, harus dibuatkan saluran cut off (penutup aliran rembesan) dan saluran
pada kaki tebing sebagimana yang ditunjukkan pada gambar rencana atau sebagimana yang diperintahkan oleh
direksi lapangan. Daerah-daerah yang baru selesai digali, secepatnya harus dilindungi juga dengan penempatan
lempengan rumput atau tanaman-tanaman lain yang disetujui.
f.
Sejauh mungkin dan seperti yang diperintahkan oleh direksi teknik, kontraktor harus menjaga galian tersebut bebas
air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa, perlalatan dan tenaga kerja serta membuat tempat air
mengumpul, saluran sementara atau tanggul sementara seperlunya untu mengeluarkan atau membuang air dari
daerah-daerah di sekitar galian.
a.
Parit untuk pipa, gorong gorong atau saluran beton dan galian-galian untuk pondasi jembatan dan struktur lainnya,
harus dari satu ukuran yang memungkinkan pemasangan bahan-bahan dengan baik pemeriksaaan pekerjaan dan
memadatkan kembali urugan-urugan di bawah dan di sekitar pipa atau bangunan yang bersangkutan.
b.
Galian sampai permukaan akhir pondasi untuk mendukung struktur tidak boleh dilakukan sebelum pendukung
(footing) terpasang.
3)
a.
Lubang-lubang bahan galian apakah berada dalam daerah milik jalan atau dimana saja, harus digali sesuai dengan
ketentuan-ketentuan spesifikasi ini.
b.
Persetujuan untuk membuka daerah galian baru atau mengopersikan daerah galian yang ada, harus mendapat
persetujuan direksisecara tertulis sebelum operasi galian dimulai.
c.
Pembuatan lubang-lubang harus dilarang atau dibatasi dimana lubang-lubang tersebut mungkin mengganggu
drainase asli atau yang didisain.
d.
Disisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan diatas sisi jalan yang lebih tinggi, harus dibuat landai dan
dibuat mengalirkan air untuk membawa semua air permukaan ke saluran tepi dan gorong-gorong didekatnya tanpa
terjadi genangan.
e.
Ujung dari lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dari kaki satu tanggul atau 10 meter dari bagian
puncak galian.
f.
Semua galian bahan atau sumber galian bahan yang digunakan untuk kontraktor harus ditinggalkan dlam kondisi
yang rapih dan teratur dengan sisi dan talud yang stabil setelah pekerjaan selesai.
4)
a.
Kecuali diperintahkan lain oleh direksi teknik, semua struktur sementara seperti tanggul sementara atau penyangga
penguat, harus dibongkar oleh kontraktor setelah selesaimya struktur permanen atau pekerjaaan lain yang mana
galian itu telah dilaksanakan.
b.
Bahan galian yang dikumpulkan dari bangunan-bangunan sementara tersebut tetap menjadi milik kontraktor atau
mungkin jika disetujui dianggap cocok oleh Direksi Teknik, disatukan dalam pekerjaan permanen dan dibayar
dibawah item pembayaran yang relevan dimasukkan ke dalam daftar penawaran.
c.
Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sementara dipasang di dalam satu jalan air, harus dibuang dalam satu
cara sehingga tidak merusak jalan air tersebut.
a.
Penggalian yang dilaksankan diluar garis batas, profil dan potongan melintang yang disetujui, tidak akan
dimasukkan kedalam volume yang harus diukur uhtuk pembayaran, kecuali dimana galian yang kelewat tersebut
diperlukan untuk item-item pekerjaan berikut :
i.
ii.
iii.
Pembuangan tanah dari talud, longsoran, tanggul sementara yng runtuh yang sebelumnya trelah diterima dan
memuaskan Direksi Teknik.
b.
Galian untuk saluran tanah baru dan pelapisan saluran (bab 2.3) akan diukur secara terpisah dibawah item
pembayaran 2.3.1.
c.
Galian untuk pekerjaan drainase berikut ini termasuk pondasi struktur secara terpisah dibawah item pembayaran
2.3.1
i. Rehabilitasi saluran tepi jalan (bab 2.2)
ii. Gorong-gorong pipa beton kecuali untuk galian batu
iii. Darainase porous
d.
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pengembalian kondisi semula perkerasan tidak akan diukur untuk pembayaran.
Penyediaan untuk pekerjaan ini akan dimsukkan kedlam berbagai penawaran harga satuan untuk bahan-bahan
yang digunakan dlam operasi pemulihan kondisi semula.
e.
Galian untuk rehabilitasi bahu jalan, kecuali untuk galian batu, akan dimsukkan di bawah item pembayaran 4.1.1
f.
Galian untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak boleh diukur untuk pembayaran penyediaan untuk pekerjaan ini
akan dimasukkan dalam penawaran harga lump sum untu berbagai pekerjaan pemeliharaan rutin yang dicakup
dibawah bab 9.2
g.
Galian yang dilaksanakan untuk mendapatkan bahan konstruksi (batu, agregat tanah dari galian bahan atau quary)
di luar batas daerah pembangunan tidak boleh diukur untuk pembayaran. Biaya untuk pekerjaan ini dimasukkan
dalam penawaran harga satuan untuk bahan-bahan konstruksi.
Pekerjaan galian yang tidak dikecualikan seperti diatas akan diukur untuk pembayaran sebagai volume setempat
dalam meter kubik bahan-bahan yang digali. Dasar penghitungannya harus berupa penampang melintang dan profil
yang ditunjukkan pada gambar atau diukur di tempat sebelum penggalian, dan garis batas kemiringan serta
ketinggian pekerjaan galian akhir yang ditentukan atau diterima.Cara penghitungan harus berupa cara luas ratarata akhir, menggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter terpisah.
b.
Galian batu akan diukur dalam meter kubik dan disetujui antara kontraktor dan diraksi teknikatas dasar volume
senyatanya yang dibuang oleh mesin gali sebagai hasil dari penggalian di dalam garis batas dan ketinggian yang
diatur oleh direksi teknik. Galian batu akan diukur dibawah item pembayaran ini terhadap semua item galian dalam
setiap potongan dari spesifikasi ini.
URAIAN
Satuan Pengukuran
2.2.1
Meter Panjang
2.2.2
Meter Panjang
Umum
(1) Uraian
a.
Pekerjaan ini terdiri mendapatkan, mengangkut, penenpatan dan memadatkan tanah atau bahan berbutir yagn
disetujui untuk pembangunan pematang, pengurungan kebali paarit-parit atau galian di sekeling pipa atau struktur
serta pengurugan sampai kepada garis batas kemiringan dan ketinggian penampang melintang yang ditentukan
atau disetujui.
b.
Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alas dasar untuk pipa atau saluran
beton atau sebagai bahan drainase porous yang disediakan untuk drainase dibawah permukaan. Bahan-bahan ini
dimasukkan dalam Bab 2.7 spesifikasi-spesifikasi ini.
(2) Definisi
a. Urugan yang tercakup dalam persyaratan-persyaratan bab ini dibagi dalam dua kategori yaitu:
b.
Urugan pilihan badan jalan digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa-rawa, tanah payau, atau
tanah yang selalu terendam air di mana diperlukan satu tanah urugan dengan plastisitas rendah (bahan
berbutir), dan juga di mana stabilisasi tanggul, talud yang terjal atau tanah dasar harus ditimbun sampai
ketinggian dan pemadatan yang tertentu.
c.
Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan pada Sub Bab 2.2.1 (1) di atas dan tidak
termasuk urugan pilihan untuk badan jalan, harus diperlakukan sebagai urugan biasa untuk badan jalan.
Ketinggian dan kemiringan akhir badan jalan tanah dasar dan bahu jalan, setelah pemadatan tidak boleh
ada 2 cm lebih tinggi atau 3 cm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
b.
Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan seragam, dan mempunyai
kemiringan yang cukup menjamin limpasan air permukaan yang bebas.
c.
Permukaan akhir talud (timbunan) badan jalan tidak boleh berbeda dari garis profile yang ditentukan lebih
dari 10 cm.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal berikut ini paling sedikit 14 hari sebelum
mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan :
i.
Dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari padanya akan ditahan oleh
Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.
ii.
Satu pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan sebagai bahan urugan
pilihan, bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi
spesifikasi.
Bagian baru (timbunan) badan jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun setengah lebar, kecuali
disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.
b.
Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau di bawah kondisi basah dan pemadatan
tidak dapat dikontrol.
Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi
permukaan yang ditentukan dalam sub bab 3.2.1 (3) di atas, harus diperbaiki dengan membuat lepas-lepas
permukaan tersebut, dan membuang atau menambah bahan-bahan yang doperlukan diikuti dengan pembentukan
dan pemadatan kembali.
b.
Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan kelembaban seperti ditentukan
dalam sub bab 3.2.3 (3) atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan
tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang diikuti dengan
penyiraman air yang memadai dan pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor grader atau peralatan lain
yang disetujui.
c.
Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas kandungan kelembaban
yang ditentukan dalam sub abb 3.2.3 (3) atau seperti diperintahkan Direksi Teknik, harus diperbaiki di bawah
kondisi cuaca kering dengan penggarukan bahan-bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar-bentar alat
grader atau peralatan lain yang disetujui, dengan waktu istirahat diantara pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara
alternatif atau jika pengeringan yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut, Direksi
Teknik dapat memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan diganti dengan bahan
yang cocok dan kering.
d.
Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-sifat bahan spesifikasi ini,
dapat meliputi kebutuhan pencampuran dengan bahan lain yang cocok, disertai dengan penambahan kebasahan,
pemadatan yang lebih dan/atau pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi Teknik.
3.2.2
Bahan-bahan
Urugan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari galian bahan tanah atau bahan berbutirbutir yang disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaan permanen
seperti yang diuraikan di bawah sub bab 3.2.1 (2).
ii.
Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk menyingkirkan penggunaan tanah
expansif atau tanah dengan plastisitas tinggi yang diklasifikasikan sebagai A5 dan A7 dalam Spesifikasi
AASHTO M145 atau sebagai Ch dan OH di bawah sistem klasifikasi Casagrande atau Unified.
Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau bahan batu yang memenuhi
persyaratan untuk urugan tanggul biasa di atas dan yang juga jika diuji untuk CBR laboratorium akan memiliki
nilai minimum 10%.
ii.
Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau badan jalan atau pekerjaan-pekerjaan lain dimana diperlukan adanya
tegangan geser yang baik, urugan pilihan badan jalan akan terdiri dari urugan batu atau lempung berpasiran
bergradasi baik atau campuran lempung/kerikil dengan indeks plastisitas rendah tidak lebih tinggi dari 10%.
iii.
Bilamana harus dilakukan pemadatan di bawah kondisi banjir atau kondisi jenuh, urugan pilihan badan jalan
akan berupa pasir atau kerikil atau bahan butiran bersih lainnya dengan indeks plastisitas tidak lebih besar dari
6%.
3.2.2
Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum menempatkan urugan di atas lapangan, semua operasi pemotongan dan pembersihan termasuk
pengisian lubang-lubang yang disebabkan oleh pembongkaran akar-akar, harus diselesaikan sesuai dengan
spesifikasi, dan semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang dari lapangan tersebut seperti diperintahkan
oleh Direksi Teknik.
b.
Bilaman tingginya timbunan adalah 1 m atau kurang, tempat pondasi timbunan harus dipadatkan secara
menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas, mengeringkan atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian
puncak tanah setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan yang ditempatkan.
c.
Jika timbunan harus dibuat di atas sisi bukit atau dipasang di atas timbunan baru atau timbunan lama, kemiringan
yang ada harus dipotong untuk membuat permukaan dudukan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan.
Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampi 45%
kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih
dari 10% bahan-bahan yang tertahan di atas saringan 19 mm, maka kepadatan kering maksimum yang didapat
harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang oversize (kelewat besar) tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
ii.
Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, di bawah permukaan tanah dasar, harus dipadatkan sampai 100%
kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99 (PB.0111-76)
iii.
Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik, pengujian-pengujian kepadatan
di lapangan dengan metode kerucut pasir harus dilakukan terhadap masing-masing lapisan urugan yang telah
dipadatkan, sesuai dengan AASHTO T191 (PB 0103-76) dan jika hasil sesuatu pengujian menunjukkan bahwa
kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta, kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai
dengan sub bab 3.2.1 (6). Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan di lokasi yang
ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak boleh berjarak lebih dari 200 m.
b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut berada
c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk ke tengah dalam satu cara di mana
masing-masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama.
d. Jika bahan urugan harus ditempatkan pada kedua sisi sebuah pipa atau saluran beton atau struktur,
pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut dibentuk sampai ketinggian yang hampir sama di atas
kedua sisi struktur.
e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan di sekitar ujung satu jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi
dari dasar dinding belakang atau kepala jembatan sampai bangunan atas dipasang.
f.
Urugan di tempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan
horisontal dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan
mesin pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamin tercapainya pemadatan yang
memuaskan di bawah dan di samping pipa-pipa, untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan untuk mnjamin
pipa-pipa tersebut mendapat dukungan sepenuhnya.
Urugan batu harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya atau ketebalan lain yang diminta
oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan jenis alat pemadatan yang digunakan. Pemadatan urugan batu harus
dilaksanakan dengan pemadat berkisi-kisi, pemadat bergetaratau sebuah traktor dengan berat paling sedikit 20 ton
atau peralatan berat yang sejenis. Pemadatan harus dilakukan dalam arah memanjang sepanjang badan jalan,
dimulai dari ujung paling luar dan mengarah ke tengah, dan akan berlanjut sampai tidak ada pergeseran yang
nampak di bawah lindasan peralatan tersebut. Masing-masing lapisan akan terdiri dari batu bergradasi baik yang
dapat diterima dan semua rongga-rongga permukaan harus diisi dengan pecahan-pecahan sebelum dipasang lapis
berikutnya. Batu tidak boleh digunakan di bagian 15 cm puncak badan jalan dan tidak ada batu dengan ukuran
melebihi 10 cm dimasukkan di dalam lapis bagian atas ini.
b.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan cara dan peralatan, mendapatkan tingkat pemadatan yang
ditentukan. Dalam hal bahwa dia tidak mampu mendapatkan kepadatan yang diperlukan, satu pengujian lapangan
harus dilaksanakan dimana jumlah lintasan peralatan pemadatan dan kadar air diubah-ubah sampai kepadatan
yang diperlukan didapat sehingga memuaskan Direksi Teknik. Hasil dan pengujian lapangan ini kemudian harus
digunakan untuk menentukan jumlah lintasan jenis alat pemadatan dan kadar air dari semua peralatan berikutnya
bagi urugan batu yang sejenis.
3.2.3
Pengendalian Mutu
PENGUJIAN
RUJUKAN
BINA MARGA
KETERANGAN
TES PENGENDALIAN
KETERANGAN
Apabila dimasukkan dalam Daftar Penawaran , sebagai satu iem pembayaran terpisah, dan tergantung kepada
ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur dalam jumlah meter kubik bahan padat yang dipasang dan
diterima serta memuaskan Direksi Teknik, dan akan diuraikan sebagai urugan timbunan bahan biasa atau
timbunan bahan pilihan sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk
pekerjaan khusus di bawah kontrak.
(2)
Volume yang harus diukur untuk pembayaran harus atas dasar penampang melintang dan profil yang disetujui
yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau diukur di lapangan sebelum suatu urugan telah ditempatkan pada
garis batas, kelandaian dan permukaan yang disetujui atau diterima. Cara penghitungan berupa cara luas ratarata dan menggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter, terkecuali dinyatakan
lain untuk kontrak khusus.
(3)
Untuk pengukuran satu urugan sampai menjadi satu pekerjaan timbunan atau pekerjaan sejenis yang dibangun di
atas tanah rawa dimana konsolidasi tanah asli yang baik diharapkan, marka-marka (patok) penurunan harus
dipasang dan disurvey bersama-sama oleh Direksi Teknik dan Kontraktor. Volume urugan kemudian akan
ditentukan atas dasar permukaan tanah sebelum dan sesudah penurunan.
(4)
Urugan yang ditempatkan di luar garis batas dan penampang mlintang yang disetujui, termasuk setiap tambahan
urugan yang diperlukan untuk dudukan atau penguncian ke dalam talud yang ada sebagai hasil penurunan
pondasi tidak boleh dimasukkan dakam volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana secara lain
disetujui oleh Direksi Teknik untuk mengganti bahan-bahan lunakatau tidak cocok yang ditemukan di lapangan
selama pelaksanaan.
(5)
Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar utnuk pipa gorong-gorong, saluran beton, saluran dilapisi,
saluran porous, dinding kepala dan struktur lainnya, tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini,
bahan-bahan tersebut harus dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk bahan-bahan dan item-item
konstruksi yang bersangkutan, yang disediakan dalam item pembayaran di bawah Bab 2.7 dalam Spesifikasi ini.
(6)
Urugan yang digunakan dimana saja di luar batas-batas lapangan kerja atau untuk mengubur bahan-bahan
buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki galian bahan-bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran
urugan.
URAIAN
Pembayaran
Satuan
Pengukuran
3.2.1
Meter kubik
3.2.2
Meter kubik
Bab 3.3
3.3.1 Umum
(1)
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari menyiapan tanah dasar yang terletak ldibawah pondasi jalan, dalam keadaan Sian
menerima struktur perkerasan atau bahu jalan. Tanah dasar tersebut meluas smpai lebar penuh dasar jalan seperti
ditunjukkan pada gambar, dan dapat dibentuk diatas tibunan biasa, atimbunan pilihan, galian batu atas van filter
porous.
Kemiringan dan ketinggian akhir setelah pemadataan, tidak boleh berbeda satu sentimeter lebih tinggi atau lebih
rendah dari pada yang ditetapkan atau diatur dilapangan dan disetujui oleh direksi teknik.
b.
Permukaan akhir tnah dasar akan dibuat miring melintang jalan seperti yang ditetapkan atau ditunjukkan pada
gambar dan dibuat cukup rata serta seragam untuk menjamin limpasan air permukaan yang bebas.
Semua pekerjan drainase tepi jalan disebelah tanah dasar harus diselesaikan dan dapat berfungsi sampai satu
tingkat yang dapat menyediakan drainase yang efektif bagi limpasan air permukaan dan tanah dasar selama hujan
lebat ataupun sebagai hasil banjir dari daerah sekitarnya.
b.
Gorong-gorong, pipa porous dan bangunan-bangunan kecil lainnya diletakkan di bawah tanah dasar harus
diselesaikan sepenuhnya dengan urugan padat, sebelum penyiapan tanah dasar dimulai.
Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan umum koontrak, dan sampai
disetujui oleh Direksi Teknik.
b.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua konsekwensi lalu-lintas yang diizinkan lewat diatas tanah
dasar, selama pelaksanaan pekerjaan dan ia harus melarang lalu lintas tersebut, bilamana mungkin dengan
menyediakan satu jalan pengalihan atau pembagunan setengah lebar.
Persyaratan yang ditetapkan di bawah sub bab 3.1.1 (8) Galian dan sub bab 3.2.1 (6) Urugan harus diterapkan
untuk semua penyiapan tanah dasar dimana relevan (berkaitan).
b.
Kontraktor kan memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi Teknik, setiap alur bekas roda,
gundukan dan kerusakan-kerusakan lain yang diakibatkan oleh lalu-lintas atau tenaga kerja kontraktor terhadap
tanah dasar yang sudah selesai.
c.
Kontraktor akan memperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, setiap kerusakan tanah dasar
disebabkan oleh kekeringan dan retak-retak, atau dari kebanjiran ataupun kasus alami lainnya. Pekerjaan tersebut
akan dimasukkan untuk pembayaran di bawah bab ini, terkekecuali Direksi Teknik menganggap kerusakankerusakan tersebut disebabkan oleh kelalaian konraktor.
3.3.2. Bahan-bahan
Bahan tanah dasar dan kualitasnya harus sesuai dengan persyaratan yang berkaitan untuk timbunan biasa, timbunan
pilihan, atau galian tanah dasar yng ada. Bahan bahan yang digunakan dalam masing-masing keadaan harus seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik, dan harus dipasang seperti yang ditetapkan pada Bab 3.1 dan 3.2.
Penyiapan Lapangan
a.
Penggalian dan penggurugan untuk tanah dasar harus seperti yang ditetapkan pada bab 3.1 dan 3.2 spesifikasi
ini.
b.
Kontraktor harus menyediakan dan menggunakan mal logam dan mistar logam untuk memeriksa punggung atau
kemiringan melintang. Bilamana diminta oleh direksi teknik ketinggian lapangan harus diperiksa dengan alat
survey ketinggian.
(2)
Pemadatan Tanah
a.
Pemadatan lapisan tanah di bawah permukaan tanah dasar harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi yang diberikan pada bab 3.2.3. spesifikasi ini
Lapisan lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 45%
kepadatan kering maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99.
Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang dan sampai permukaan tanah dasar harus dipadatkan
sampai 100% kepadatan kering maksimum.
Luas penyiapan tanah dasar yang sesuai dan disetujui akan diukur sebagai jumlah meter persegi permukaan
yang dipadatkan dan dibentuk.
(2)
Tidak ada pembayaran akan dilakukan di bawah Bab Spesifikasi ini, untuk penyiapan tanah dasar mengenai
pekerjaan pemeliharaan berkala, meliputi perbaikan lubang, bagian amblas atau pecahnya ujung-ujung
(pinggiran) jalan.
URAIAN
Pembayaran
3.3.1
Satuan
Pengukuran
Meter persegi
Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari modifikasi (mengubah) dan meningkatkan kekuatan dan kualitas tanah dasar dengan cara
menambah/mencampur dengan kapur dan air kepada tanah lapisan dasar ditempat, serta menghampar, membentuk,
memadatkan dan merawat serta menyelesaikan sampai ketinggian dan penampang melintang yang diminta untuk
membentuk satu lapis tanah dasar yang disetujui dengan kekuatan tertentu, memanjang selebar penuh dasar jalan.
(2)
Toleransi Ukuran
a.
Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1 cm lebih tinggi atau lebih rendah dari
pada yang ditetapkan atau diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
b.
Permukaan akhir tanah dasar harus diberi punggung atau kemiringan melintang yang ditetapkan atau seperti
yang ditunjukkan pada gambar dan harus cukup halus dan merata dalam bentuk untuk menjamin limpasan air
permukaan secara bebas.
(3)
Contoh Bahan
a.
Contoh kapur hidrasi yang digunakan untuk memperbaiki tanah dasar harus diserahkan kepada Direksi Teknik
untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta sertifikat pabrik
pembuat dan/atau hasil test laboratorium yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas kapur hidrasi
seperti diuraikan dalam Spesifikasi.
b.
Tidak ada penggantian sumber pemasokan atau kulaitas kapur hidrsi yang diizinkan tanpa persetujuan Direksi
Teknik, dan setiap penggantian harus atas dasar penyerahan contoh tambahan serta hasil pengujian
pemeriksaan lebih lanjut dan persetujuan di atas.
(4)
Pembatasan Cuaca
a.
Perbaikan tanah dengan kapur tidak boleh dilakukan selama hujan lebat dan tanah tersebut tidak boleh digaruk
atau dilumatkan jika kadar air terlalu tinggi atau di luar batas yang ditetapkan dalam Spesifikasi 3.4.4.b.
mpai suatu tingkat yang Kapur tersebut harus disebarkan dibawah kondisi yang kering untuk dapat
mengendalikan tingkat penyebaran dan kadar air optimum.
(5)
Penjadwalan Pekerjaan
a.
Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah lapis tanah dasar harus diselesaikan dan berfungsi sampai suatu
tingkat yang cukup untuk meberikan drainase yang efektif bagi limpasan air permukaan dari tanah dasar selama
hujan lebat atau sebagai hasil kebanjiran dari daerah sekitarnya.
b.
Gorong-gorong, pipa-pipa porous, dan bangunan kecil lainnya yang diletakkan di bawah tanah dasar harus
diselesaikan sepenuhnya dengan urugan tanah padat, sebelum pekerjaan penyiapan tanah dasar dimulai.
(6)
Pengendalian Lalu-Lintas
a.
Pengturan pengendalian lalu-lintas yang memadai harus dijaga oleh kontraktor selama pelaksanaan perbaikan
tanah dasar sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
b.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua konsekuensi diizinkannya lalu-lintas di atas tanah dasar
selama pelaksanaan pekerjaan dan dia harus melarang lalu-lintas tersebut sedapat mungkin dengan
menyediakan stu jalan alternatif atau dengan pelaksanaan setengah lebar jalan.
(7)
Perbaikan Peningkatan Lapis Tanah Dasar dengan Kapur yang Tidak Memuaskan
a.
Persyaratan yang ditetapkan di bawah Bab 3.1 Galian dan 3.2 Urugan akan diterapkan juga bagi semua
penyiapan lapis tanah dasar sebagaimana dan bilamana relevan (berkaitan).
b.
Perbaikan lapis tanah dasar dengan kapur yang tidak memenuhi toleransi atau kriteria kualitas/kekuatan yang
ditetapkan harus diperbaiki oleh kontraktor atas biaya kontraktor seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Perbaikan-perbaikan tersebut dapat meliputi :
i. Perubahan perbandingan camupuran
ii. Penggarukan ulang dan pelumatan ulang lapis tanah dasar, penguatan kapur dan pemberian tambahan
kapur.
iii. Pembongkaran dan penggntian lapis tanah dasar perbaikan kaput yang tidak memuaskan, sehingga disetujui
oleh Direksi Teknik.
c.
Kontraktor juga harus memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi Teknik, setiap bagian amblas,
alur bekas roda atau keruakan lainnya yang disebabkan oleh lalu-lintas atau tenaga kerja kontraktor terhadap
lapis tanah dasar yang sudah jadi.
3.4.2 BAHAN-BAHAN
(1)
Kapur
a.
Kapur yang digunakan untuk peningkatan dan pengubahan lapis tanah dasar harus kapur hidrasi, memenuhi
persyaratan Standar Industri Indonesia 0986-84 Kapur Stabilisasi Tanah Badan Jalan dan dapat diperoleh dari
pabrik pembuat yang disetujui Departemen Perindustrian.
b.
Di tempat-tempat dimana kapur hidrasi yang memenuhi persyaratan SII 0986-84 tidak dapat diperoleh, kapur
hidrasi produksi lokal dpat digunakan asal disetujui oleh Direksi Teknik dan yang disebutkan demikian dalam
kontrak khusus. Persyaratan berikut ini untuk kapur hidrasi harus diterapkan.
i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari kapur mati yang dilumatkan, dibuat pada satu tungku pembakaran yang
disetujui yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan standar konstruksi NI-7, Syarat-Syarat untuk Kapur
Bahan Bangunan.
ii. Kapur hidrasi akan berisi minimum 60% Calcium Hydrocida dan ukuran partikel kapur harus memenuhi
persyaratan berikut :
Minimum 4% tertahan pada saringan 0,6 mm.
Maksimum 18% tertahab pada saringan 0,075 mm.
iii. Test kekuatan kapur hidrasi dicampur dengan pasir (perbandinagn 1:3 atas berat) akan memberikan kekuatan
hancur minimum (crushing strength) 15 kg/cm2 sesudah 7 hari perawatan.
c.
Kapur hidrasi ahrus dipasok kering dalam kantong atau dalam jumlah yang besar (bulk) dalam peti kemas yang
bersih, sesuai dengan persyaratan kontrak khusus, dan Direksi Teknik dapat meminta test kualitas kekuatan yang
harus dilakukan untk setiap pengiriman untuk menentukan kondisi dan kualitas kapur yang sebenarnya yang
diserahkan di lapangan.
d.
Semua kapur hidrasi yang digunakan untuk stabilisasi tanah dasar harus dismpan di abwah penutup di lapangan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bab 1.6 Spesifikasi ini.
(2)
Air
a.
Air yang digunakan dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari endapan setiap substansi (benda) lain yang
dapat membahayakan proses stabilisasi.
b.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan air untuk pekerjaan dan menjamin bahwa air tersebut
memenuhi persyaratan kualitas.
(3)
Tanah
a.
Secara umum, lapisan tanah dasar yang harus dimantapkan dan dimodifikasi harus diidentifikasi sebagai reaktif
kapur atas test awal dengan kapur dan tidak boleh mengandung zat organik atau sulfat dalam jumlah sangat
banyak.
Tanah tesebut akan berisi terutamanya dari partikel butiran halus dengan kandungan lempung minimun 10% dan
diklasifikasikan sebagai suatu campuran kerikil-lempung, lempung berpasir, lempung berlumpur atau lempung
inorgani (di dalam kelompok A-5, A-6, A-7, A-2-6, A-2-7, Tabel 1 AASHTO M145)
b.
Persyaratan kecocokan tanah mengenai ukuran partikel dan kondisi diberikan di bawah pada Tabel 3.4.1.
TABEL 3.4.1
BATAS-BATAS
TEST
KUALITAS
UNTUK
KECOCOKAN TANAH
SEBELUM PELUMATAN
i.
i.
ii.
SESUDAH PELUMATAN
iii.
Nilai pH = minimum 7
iv.
v.
Kandungan tersebut dinyatakan sebagai suatu prosentase berat dari tanah dan ditetapkan oleh Direksi Teknik atas dasar
test laboraorium dan percobaan test awal di dalam batas 3% - 7%.
(2)
Test Reaktif
Pengujian awal atas tanah dengan kapur hidrasi harus dilakukan untuk memastikan kecocokan tanah. Test
harus dilakukan di bawah perintah dan atas dasar permintaan Direksi Teknik serta kecocokan tanah ditaksir
dari hasil-hasil perubahan dalam plastisitas dan kekuatan.
(3)
a.
Persyaratan disain campuran utnuk lapisan tanah dasar stabilisasi/modifikasi kapur harus atas dasar kriteria
berikut :
Kapur dalam jumlah yang cukup harus ditambahkan dan dicampur dengan tanah untuk menghasilkan
peningkatan berikut kepada lapisan dasar :
Direksi Teknik akan menggunakan kriteria ini dalam evaluasi keperluan senyatanya mengenai kandungan kapur
dan cara pembangunan serta memerintahkan kontraktor menyesuaikannya.
(4)
Hubungan kepadatan dan kadar air harus ditetapkan untuk contoh tanah yang berisi paling sedikit empat kandungan
kapur hidrasi yang berbeda. Hasil-hasil test harus digambar untuk menentukan nilai puncak bagi kepadatan kering
maksimum dan kadar air optimum.
(5)
a.
Kualitas dan kekuatan campuran tanah kapur harus dipastikan melalui percobaan lapangan awal atas lapis
tanah dasar yang dimantapkan setelah penyebaran dan pemadatan.
b.
Panjang bagian percobaan harus 200 m atau panjang lainnya seperti di[erintahkan oleh Direksi Teknik, dan
percobaan terpisah harus dilakukan untuk setiap perubahan disain campuran.
c.
Perbaikan daerah-daerah yang tidak memenuhi persyaratan disain harus disesuaikan dengan sub bab 3.4.1 (7)
Spesifikasi ini. Bagian-bagian uji yang diletakkan sebagai bagian percobaan lapangan akan diterima jika telah
memuaskan dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk pemakaian sebagai bagian lapisan tanah dasar stabilisasi
kapur.
3.4.4
PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1)
Peralatan Pelaksanaan
Peralatan kontraktor harus cocok untuk kondisi lapangan pencampuran di tempat dan harus disetujui oleh Direksi Teknik
sebelum digunakan dalam pekerjaan. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk digunakan.
Alat gilas :
roda baja
(2)
a.
Permukaan lapis tanah dasar harus dibabat dengan grader sampai ketinggian, kemiringan dan penampang
melintang yang diperlukan, serta bahan-bahan galian yang berlebihan harus dibuang sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknis.
b.
Saluran-saluran harus dipotong (dibentuk) melewati bahan bahu jalan mencegah penggenangan air di atas lapis
tanah dasar.
Lapis tanah dasar harus digaruk sampai kedalaman dan lebar yang diperlukan untuk stabilisasi lapis tanah
dasar, dan kemudian bongkahan tanah harus dilumatkan secara sebagian-sebagian sampai suatu batas bahwa
semua tanah akan lolos saringan 25 mm. Kedalaman penggarukan harus berada di dalam batas 15-20 cm,
tergantung kepada persyaratan tertentu dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan serta
secara teliti dikendalikan untuk mencegah adanya gangguan kepada tanah di bawahnya. Semua bahan-bahan
yang tidak cocok termasuk batu-batu yang tertahan saringan 75 mm, harus dibongkar.
(3)
a.
Volume dan ukuran untuk penyebaran kapur hidrasi harus atas dasar hasil-hasil disain campuran dan
percobaan lapangan serta sebagaimana dipeerintahkan oleh Direksi Teknis. Bilamana kapur tersedia dalam
kantong-kantong, kantong-kantong tersebut harus ditempatkan berjarak diatas lapis tanah dasar sesuai dengan
ukuran penyebaran yang diperlukan, kantong-kantong dibuka dan kapur tersebut disebarkan dan digaruk
merata diatas tanah. Bilamana kapur dipasok dalam jumlah banyak dengan truk, truk tersebut akan
menempatkan kapur ke atas lapisan tanah dasar di lokasi yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan ukuran
penyebaran dan kemudian kapur tersebut disebar merata di atas lapis tanah dasar.
b.
Kapur dan tanah yang sudah digaruk harus dicampur menyeluruh menggunakan bajak, sekop berputar, dan
grader yang diperlukan untuk meraih pencampuran sampai ketebalan penuh dan bekerja dalam satu arah
kelandaian ke atas.
Untuk tanah-tanah lempung berat diperlukan menyebar dan mencampur kapur dan tanah dalam dua
penambahan, berjarak sampai 7 hari antara operasi pencampuran awal dan akhir agar tanah menjadi gembur.
c.
Selama operasi pencampuran, air harus disemprotkan dari tangki, cukup untuk memberikan satu kadar air
dalam satu ukuran dari kadar air optimum laboratorium yang ditetapkan untuk campuran percobaan sampai
+5% diatas batas ino.
d.
Jika tanah tersebut ternyata sulit dilumatkan, campuran tanah kapur lapisan tanah dasar tersebut harus digilas
dengan penggilas pneumatik atau penggilas roda baja, cukup dekat kepada permukaan dan memperlambat
kehilangan kebasahan karena penguapan, dan kemudian menjadi matang untuk satu jangka waktu tidak lebih
dari 48 jam. Setelah jangka waktu pematangan tersebutair harus ditambahkan dengan pencampuran dilanjutkan
sampai 2% kadar air optimum.
(4)
BAB VI
PELAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN
6. LAPISAN ASPAL RESEP PENGIKAT DAN LAPISAN ASPAL PENGIKAT (PRIME COAT AND TACK
COAT)
6.1. Umum.
1) Uraian
a. Untuk lapisan aspal resap pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian suatu bahan
pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih di atas satu lapis pondasi jalan atau permukaan
perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan, untuk menutup permukaan tersebut yang akan
menyediakan adhesis (pelekatan) untuk pemanasan satu lapisan permukaan beraspal seperti Penetrasi
Macadam. Lapisan Tipis Aspal Beton panas (Latastcn-HRS) atau lapisan permukaan beraspal lainnya.
b. Untuk lapisan aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian satu lapisan sangat
tipis bahan aspal pengikat yang terpilih di atas satu permukaan yang sudah beraspal sebelumnya dalam
persiapan untuk pemasaran satu lapisan permukaan aspal.
2) Contoh Bahan.
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik pada paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya
pekerjaan, rincian pengadaan bahan bitumen yang diusulkan untuk digunakan, beserta dengan satu
sertifikat pabrik pembuat dan data pengujian yang menunjukkan bahwa bahan bitumen tersebut
memenuhi persyaratan kualitas dari Spesifikasi ini.
b. Jika diminta demikian oleh Direksi teknik. Kontraktor harus juga menyediakan contoh bahan bitumen 5
liter yang diusulkan untuk digunakan.
3) Pembatasan Cuaca.
Laris aspal resep pengikat harus digunakan diatas permukaan yang kering atau sedikit sebab lapisan
pengikat akan digunakan hanya pada permukaan yang benar-benar kering tidak ada lapis aspal pengikat
atau lapis aspal resep pengikat lain yang digunakan selama ada yang kuat atau hujan deras, atau jika hujan
mungkin turun.
4) Syarat-syarat pekerjaan dan Pengendalian Lalu-Lintas.
a. Tidak boleh ada bahan aspal yang dibuang ke dalam saluran tepi, parit atau jalan air.
b. Permukaan harus menyediakan dan memelihara di lapangan dimana aspal sedang dipanaskan alat
pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai dan juga peralatan dan sarana untuk
pertolongan pertama.
c. Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalu lintas, pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga memungkinkan satu jalur lalu lintas, dengan diadakan pengaturan pengendalian lalu lintas
sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap
semua konsekwensi (akibat) lalu lintas yang terlalu dini diizinkan melalui lapis aspal pengikat atau lapis
aspal resep pelekat yang baru dipasangkan dan harus melindungi permukaan tersebut sebagaimana
diminta dibawah Sub bab
5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan.
a. Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang harus dilapisi dan memiliki penampilan yang
seragam tanpa ada daerah-daerah yang tidak/kurang aspal atau alur daerah kaya dimana kelebihan
berkumpul.
b. Perbaikan-perbaikan lapis aspal pelekat dan lapis aspal resep pelekat yang tidak memuaskan harus
seperti yang diperhatikan oelh Direksi Teknik dan dapat mencakup pemberian pelapisan tambahan, atau
pembuangan pelapisan aspal yang berlebihan dan menggunakan bahan-bahan penyerap aspal.
6.2. Bahan-bahan.
1) Bahan untuk lapisan aspal resep pengikat.
-
Bahan bitumen untuk lapis aspal resep pengikat akan dipilih dari dua jenis aspal semen gradasi kental
(sebagaimana ditetapkan dalam AASHTO M226-Tabel 2), diencerkan dengan kerosin (minyak tanah)
dalam perbandingan 80 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen,atau seperti
diperintahkan lain oleh Direksi teknis atas dasar hasil suatu percobaan yang dilakukan dan/atau susunan
(tekstur) permukaan jalan. Pemilihan lapisan aspal resep pelekat.
a. Gradasi kekentalan AC-10 (sama dengan pen 80/100)
b. Gradasi kekentalan AC-20 (sama dengan pen 60/100)
Catatan: produksi tersebut ekivalen dengan aspel MC 30 (aspal cair sedang).
Agragat penutup untuk lapis aspal resep pengikat harus batu pecah alami disaring. Selanjutnya bebas
dari pertikel-partikel lunak dan setiap lempung, lanau atau zat-zat organik. Persyaratan gradasi untuk
agregat penutup adalah:
a. Tidak kurang dari 95% lolos saringan standar 9,5 mm.
b. Tidak lebih dari 2% lolos saringan standar 2,36 mm.
Catatan: agragat penutup akan juga digunakan sebagai bahan Penyerap aspal
Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226) jenis AC-10 atau AC-20, aspal harus diencerkan
dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen.
Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan kandungan aspal antara 40%-60. sesuai dengan
AASHTO M208. Bila diperlukan dan sesuai permintaan Direksi teknik, Aspal Emulsi harus
dilunakkan, diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan yang sama.
Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan intruksi-intruksi yang diberikan Direksi Teknik dan
yang sesuai dengan Daftar Unit Instalasi dan Peralatan yang disetujui untuk Kontrak tertentu. Secara
umum akan dipilih jenis peralatan berikut ini.
b.
Distributor aspal harus memenuhi standar rencana internasional yang disetujui dengan roda pnuematic
dan dilengkapi dengan sebuah batang penyemprot. Alat harus dapat menyemprotkan bahan aspal pada
tingkat yang terkendali dan seragam dan pada suhu yang ditentukan.perlatan termasuk tachometer,
ukuran tekanan, batang kalibrasi tangki, thermometer untuk pengukur suhu aspal dalam tangki, dan alatalat untuk pengukuran kecepatan seara tepat pada kecepatan rendah.
2) Tingkat Penggunaan Lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resep Pengikat.
Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan lapangan harus dilaksanakan untuk menetapkan
tingkat pemakaian yang memadai untuk berbagai kondisi permukaan.
Batas tingkat pemakaian harus didalam batas-batas berikut dan tingkat pemakaian harus sebagai yang
ditetapkan dalam Daftar Penawaran dan ditunjukkan dalam gamabar atau sebagaimana ditentukan oleh
Direksi Teknik atas dasar hasil percobaan lapangan.
Lapisan Aspal Resep Pengikat: (Aspal Keras Kekentalan rendah lihat diatas)
-
TINGKAT PENYEMPROTAN
TINGKAT PENYEMPROTAN
Permukaan baru/kayu
Permukaan porous/lama)
Liter/m2
Liter/m2
0.15
0.20-0.50
0.25
0.25-0.60
0.50
0.50-1.20
PENGIKAT
Aspel keras (cut back)
(25:100)
Aspal Emulsi
Aspal Emulsi
(diencerkan 1:1)
Suhu penyemprotan harus berada dalam batas-batas dalam batas-batas yang diberikan pada tabel 2 untuk
berbagai mutu aspal cair (cut back) dan aspal emulsi.
Harus diberikan perhatian yang tinggi bila memanaskan aspal cut back, dan peraturan Bina Marga untuk
Tindakan Keamanan harus dipatuhi dengan sangat.
Tabel 2. Suhu Penyemprotan.
JENIS BAHAN PENGIKAT
1100 + 100 C
700 + 100 C
450 + 100 C
300 + 100 C
Aspal emulsi
200 700 C
Catatan: Tindakan Pencegahan Untuk Keamanan Penuh Harus Dilakukan Jika Memanaskan
Aspal Cut Back, Yang Sesuai Dengan Dokumen Bina Marga Rd 0.3.6 (Vol.1) Lampiran E.
Langkah-langkah Pengamanan dan Penanganan, pengangkutan dan penyimpanan aspal.
Setiap kerusakan yang ada dalam perkerasan jalan, termasuk lubang-lubang dan pinggiran yang runtuh,
harus dibuat baik dan diperbaiki atau dikembalikan ke keadaan semula sampai disetujui Direksi teknik.
Catan-catan karena pemadatan yang kurang cukup dan penurunan setempat lapis pondasi atas harus
dibetulkan dengan penggilasan dan pembentukan ulang.
Semua kotoran-kotoran lepas dan bahan-bahan lain yang tidak menyenangkan harus disingkirkan dari
permukaan yang ada penggaruan, penyapuan dan pencucian kalau perlu.
Untuk pondasi agregat yang harus dilapisi aspal resep pengikat. Direksi Teknik dapat memilih agar
permukaan tersebut dipotong-potong secara ringan, disiram dan digilas segera, sebelum pemberian
lapis aspal resep pengikat.
Panjang permukaan yang harus disemprot untuk setiap lewatan distributor harus diukur dan ditandai
diatas tanah, dan volume lapis aspal pengikat/lapis aspal resep pengikat yang diperlukan untuk tingkat
penyemprotan yang ditentukan, menemukan bagi pengeceran kemudian.
Jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam masing-masing penyemprotan harus ditentukan dengan
pengukuran tangki menggunakan batang celup sebelum dan sesudah masing-masing pemakaian.
Tingkat pemakaian rata-rata harus dibedakan di dalam batas + 5% tingkat penyemprotan yang
direncanakan.
Pada umumnya lapis aspal resep pengikat dan lapis aspal pengikat akan dilaksankan dalam operasi
penyemprotan tunggal. Akan tetapi, dimana mengeringk lembat menjadi masalah, volume pelapisan
yang disetujui dapat digunakan dalam dua operasional penyemprotan, lapis pertama dibiarkan
mengerting sebelum pemberian lapis kedua.
Bilamana mengadakan penyemprotan untuk separuh lebar jalan, harus dilakukan penyemprotan lapis
tumpang tindah selebar 10 cm 20 cm sepanjang pinggi yang berdampingan.
Penyemprotan harus dihentikan segera, jika terjadi suatu kemacetan dalam alat penyemprotan dan tidak
boleh dimulai lagi sampai kesalahan tersebut telah diperbaiki.
Setiap luas yang mengumpulkan bahan pengikat aspal yagn berlebih, harus selalu disebar keseluruh
permukaan yang sudah diaspal dengan menggunakan penyeka atau sapu.
Untuk menyemprot pada pelapisan kecil dan daerah terisolasi, lapis aspal pengikat atau lapis aspak
resep pengikat dapat disemprotkan dengan semprotan tangan dan penyapuan tangan pengendalian dan
sesui dengan intruksi Direksi Teknik.
bahan peresap lebihan atau kotoran dan bahan yang tidak menyenangkan lainnya harus disingkirkan
dengan penyapuan.
Pengendalian Mutu
a. Pengujian lapangan unit penyemprotan.
Bilamana memperhatikan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan distributor dengan
alat dan unit semprotan peserta operator, dapat digunakan untuk pengujian lapangan harus menyediakan
setiap bantuan lain yang diperlukan.
Setiap distributor atau unit semprotan yagn tidak dapat beroperasi dalam cara yang memuaskan, akan tidak
memenuhi persyaratan spesifikasi akan ditolak.
b. Tingkat pemakaian dan suhu aspal
-
Untuk memeriksa tingkat pemakaian bahan aspal yang sebenarnya, lembaran kertas bangunan 50 cm x
50 cm, yang sebelumnya sudah ditimbang, harus diletakkan diatas permukaan yang harus dilapisi, dan
ditimbang kembali setelah pemakaian lapis aspal resap pengikat. Perbedaan dalam berat dibagi dengan
luas lembaran tersebut akan menjadi tingkat penyemprotan yang sebenarnya dilaksanakan.
(catatan : Perbedaan dalam berat dikalikan 4 akan memberikan tingkat penyemprotan dalam Kg/Cm )
catatan terinci pelapisan permukaan setiap hari termasuk tingkat pemakaian dan volume pemakaian
harus dibuat oleh kontraktor dan diserahkan kepada Direksi Teknik.
Catatan terinci Pelapisan Permukaan setiap hari temasuk tingkat pemakaian dan volume pemakaian
harus dibuat oleh kontraktor dan diserahkan kepada direksi teknik.
Suhu bahan pengikat aspal yang dipanaskan untuk penyemprotan harus sesuai dengan persyaratan
pada tabel 2 akan diperoleh setiap hari untuk setiap pemakaian.
4. Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan permukaan yagn harus dilapisi aspal pengikat, termasuk
perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang hancur dan penurunan setempat tidak boleh diukur dan tidak boleh
dibayar di bawah bab ini, tetapi akan diukur dan diabyar yagn sesuai dengan itempembayaran yagn relevan.
5. Bila perbaikan lapis aspal resep pengikat atau lapis aspal pengikat yang tidak memuaskan dilaksanakan
sesuai dengan sub bab diatas tidak ada tambahan pembayaran yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra
atau pengujian yang diperlukan untuk perbaikan
Dasar Pembayaran.
Volume yang ditentukan diatas, akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk item-item
pembayaran tercantum dibawah. Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh untuk
pelaksanaan pekerjaann kontrak termasuk penyediaan dan pemasangan lapis aspal resap pengikat atau lapis
aspal pengikat, agregat penutup, semua tenaga, peralatan dan alat serta setiap pekerjaan kelengkapan yang
diperlukan untuk menyelesaikan dan pemeliharaan pekerjaan yang diuraikan sebelumnya dalam bab ini.
Nomor Item
Uraian
Pembayaran
2.
Satuan Pengukuran
6.2.1
Liter
6.2.2
Liter
Bila perbaikan laburan permukaan yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan sub Bab 6.3.1 (5)
spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang
diperlukan oleh perbaikan tersebut.
3.
Pekerjaan perbaikan yang diperlukan untuk permukaan perkerasan berpenutup yang ada termasuk
perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang runtuh dan penurunan setempat (ambles), tidak ada diukur di bab
ini, akan tetapi akan diukur dan dibayar sesuai dengan item pembayaran yang relevan di bawah bab 9.1
spesifikasi ini.
4.
Tidak ada tambahan pengukuran dan pembayaran akan dibuat untuk suatu penyiapan permukaan yang ada
atau pengujian bahan lainnya yang diperlukan di bawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan akan
dimasukkan kedalam item pembayaran untuk laburan permukaan aspal
Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan seperti yang diberikan diatas akan dibayar untuk satuan pengukuran pada harga-harga
yang dimasukkan dalam daftar penawaran yang diberikan dibawah, yang mana harga-harga dan pembayaran
akan merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam
penyelesaian leburan permukaan aspal ynag diuraikan sebelumnya dalam bab ini.
Nomor Item
Pembayaran
Uraian
Satuan
pengukuran
6.3.1
Meter persegi
6.3.2
Meter persegi
Tidak ada lalu lintas yang diizinkan lewat diatas permukaan jalan sementara penyemprotan bahan
pengikat aspal, atau sampai waktu dimana bahan pengikat telah dipasang dan ditutup dengan
agregat penutup atau pasir dan penggilasan telah selesai sehingga memuaskan Direksi Teknik.
ii.
Agregat penutp harus bersih, bebas dari zat-zat organis dan bahan-bahan halus lebihan, dan harus terdiri
dari.
b.
Agregat halus yang diperoleh dari batu atau kerikil yang pecah dan disaring.
Batas-batas gradasi untuk agregat halus atau pasir harus dalam batas 2,5 mm 2,75 mm sebagaimana
diberikan dalam tabel dibawah ini.
(2)
Bilamana perbaikan laburan permukaan yang tidak memuaskan telah diperlukan yang sesuai dengan Sub
Bab 6.4.1. (5) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau
volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan tersebut.
(3)
Pekerjaan-pekerjaan perbaikan yang diperlukan terhadap permukaan perkerasan dengan penutup yang
ada (lihat item (3) Sub Bab 6.4.3.) meliputi perbaikan lubang-lubang. Pinggiran yang runtuh, bagian-bagian
ambles, tidak boleh diukur dan tidak pula dibayar di bawah Bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar sesuai
dengan item pembayaran yang relevan dibawah Bab 9.1. spesifikasi ini.
(4)
Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk sesuatu yang lain bagi penyiapan
permukaan yang ada atau pengujian bahan-bahan yang diperlukan di bawah spesifikasi ini, dan semua
pekerjaan demikian akan dianggap dimasukkan dalam item pembayaran untuk laburan permukaan aspal.
Uraian
Laburan
permukaan
Satuan Pengukuran
aspal
Meter persegi
Tebal rata-rata yang sebenarnya dipasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal
rencana. Dalam beberapa contoh. Direksi Teknik atas keputusannya sendiri dapat menyetujui atau menerima
ketebalan rata-rata yang lebih tipis dari tebal nominal rencana, asalkan penetrasi Macadam terpasang pada
ketebalan baru itu memenuhi segala persyaratan. Tidak ada satu titikpun akan memiliki lapis padat yang lebih
dari 5 mm di bawah tebal nominal rencana.
b.
Permukaan akhir harus mematuhi garis, ketinggian dan penampang melintang tipikal sebagaimana
ditunjukan dalam Gambar Rencana atau disetujui Direksi Teknik. Bila diuji dengan satu mal dan batang lurus,
permukaan akhir tidak boleh menunjukan variasi (perbedaan-perbedaan) terhadap permukaan akhir yang
ditentukan lebih besar dari 6 mm pada panjang 3 meter.
Sertifikat pabrik pembuat mengenai bahan pengikat aspal bersama dengan data uji yang
menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini diberikan dalam sub bab 6.1.2.
b.
Rincian sumber pengadaan dan cara produksi Agregat yang harus digunakan beserta hasil
pengujian
Tidak boleh ada bahan aspal dibuang ke dalam saluran tepi, parit atau jalan air.
b.
Permukaan bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik di sekitar pekerjaan jalan harus di lindungi
dari setiap kerusakan yang di akibatkan oleh pekerjaan penyemprotan aspal.
c.
Kontraktor harus melengkapi dan memelihara di lapangan pekerjaan bilamana aspal sedang di
panaskan, perlengkapan pengendalian dan pencegah kebakaran, dan juga persediaan dan sarana
pertolongan pertama.
d.
Pengendalian lalu lintas harus di lakukan Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat Umum Kontrak,
serta atas persetujuan Direksi Teknik.
e.
Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan di atas permukaan jalan yang baru diselesaikan sampai
permukaan penetrasi Macadam di padatkan penuh dan di lapis tutup hingga memuaskan Direksi Teknik.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua akibat (konsekwensi) lalu lintas yang di izinkan lewat,
sementara pekerjaan jalan sedang berlangsung.
a.
Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kasar, agregat kunci dan agregat pentup yang
bersih, keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran, lempung, bahan-bahan tumbuhtumbuhan atau bahan lainnya yang harus dibuang.
b.
Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas ukuran nominal
2,5 cm-6,25 cn, yang tergantung kepada ketebalan lapisan dengan ukuran maksimum kurang lebih
2/3 tebal rencana.
ii.
Agregat kunci untuk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25 mm tetapi tidak
boleh lebih dari 5% akan lolos dari saringan 9,5 mm.
iii.
Bila disediakan dalam daftar penawaran, satu lapisan penutup aspal harus diletakkan
diatas permukaan peentrasi macadam menggunakan agregat ukuran tunggal nominal 12,5 mm
sebagaimana ditetapkan dalam Bab 6.3. Spesifikasi ini.
c.
Gradasi Agregat
Gradasi agregat bersama dengan tebal yang terpakai ditunjukan dalam tabel 6.5.1.
Tabel 6.5.1.
Gradasi Agregat Untuk Lapis Permukaan Macadam
Ukuran Saringan mm
Persentasi Lolos
Tebal Lapisan 5,0-7 cm
62,5
100
50
95-100
100
40
35-70
95-100
25
0-15
19
0-5
0-5
25
100
100
19
95-100
95-100
9:5
0-5
0-
Agregat Pokok
Agregat Kunci
Lapis Penutup
d.
12.5
100
9.5
85-100
4.75
10-30
2.36
0-10
Syarat-Syarat Kualitas Untuk Agregat
Agregat yang digunakan untuk lapis Permukaan Penetrasi Macadam harus mematuhi syarat-syarat
kualitas yang diberikan pada Tabel 6.5.2.
Tabel 6.5.2.
Syarat-Syarat Kualitas Agregat Pokok
Uraian
Batas Tes
Maksimum 40%
Maksimum 25%
Minimum 95%
Catatan : Syarat kualitas untuk agregat penutup harus sesuai dengan Bab 6.3. Tabel 6.3.3.
(2) Bahan Pengikat Beraspal
a.
Aspal yang digunakan harus aspal semen gradasi kental atau aspal keras yang
diencerkan (out back), jika diminta demikian untuk Kontrak khusus dan digunakan menurut perintah
Direksi Teknik.
i.
ii.
Suhu Udara
Aspal Semen
Terlindung C0
Maksimum Suhu
Penyemprotan C0
AC 10 (80/100)
AC 20 (60/70)
20
11
13
140
25
155
30
165
35
180
b.
Aspal emulsi capat digunakan sebagai alternatif terhadap aspal Cut Back,
tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik atas sumber pengadaan dan kualitas, dan harus mutu
CRS1 dan CRS2 cationic, mematuhi Spesifikasi AASHTO M208.
Jenis alat dan methoda pengoperasian harus sesuai dengan daftar Unit Produksi dan
peralatan serta Program Kerja yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya oleh Direksi Teknik.
b.
Tandem 6 8 ton
Tingkat perkiraan pemakaian dan volume bahan-bahan per meter persegi luas permukaan untuk lapisan
penetrasi makadam diberikan dalam Tabel 6.5.4 berikut. Tingkat pemakaian ini berdasarkan berbagai
keperluan tebal lapisan. Keetbalan sebenarnya serta tingkat pemakaian akhir harus sesuai dengan daftar
penawaran dan sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik.
Tabel 6.5.4
Tingkat Penggunaan Penetrasi Macadam
Tingkat Penaburan
Tebal
Total
Penggunaan
Aspal Pertama
Lapen/
(50 mm)
CM)
(62.5 mm)
Kg/m2
Tingkat
Penaburan
agregat
Tingkat
Penggunaan
penaburan
aspal kedua
agregat
kg/m2
penutup
Kunci kg/m2
kg/m2
64 (25)
2.0
25
1.5
14
4.5
72 (22)
2.3
25
1.5
14
80 (20)
2.5
25
1.5
14
5.5
99 (16)
4.0
25
1.5
14
108 (17)
4.4
25
1.5
14
6.5
117 (15)
4.8
25
1.5
14
126 (14)
5.2
25
1.5
14
Bila dipasang diatas pondasi jalan, pondasi tersebut harus memiliki bentuk dan profil tepat
benar dengan potongan melintang rencana, dan dipadatkan benar sampai disetujui oleh Direksi
Teknik.
ii.
Pondasi jalan harus juga ditutup dengan lapis aspal resap pengikat pada satu tingkat
pemakaian 0,6 l/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3. Spesifikasi ini).
iii.
Bila diletakkan diatas permukaan yang telah ada lapis penutupnya (permukaan aspal lama),
permukaan tersebut harus dilapisi aspal pengikat pengikat pada satu tingkat permukaan tiak
melebihi 0,5 l/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3.).
iv.
Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu bahan lain yang
harus dibuang.
v.
Sebelum pemasangan, agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara terpisah
dilapanngan untuk mencegah pencampuran dan harus selalu bersih.
Agregat kasar akan dihampar dengan tangan atau dengan mesin dan dipasang dengan keseragaman
yang merata hingga mencapai garis, profil dan kemiringan yang dikehendaki. Sebuah mal pengujian
mengikuti kemiringan melintang rencana perkerasan selesai, harus digunakan untuk memperoleh
keseragaman permukaan akhir.
Penaburan tidak boleh dilakuakn lebih lanjut melebihi dari operasi penggilasan dan penebaran panjang
yang dapat diselesaikan dalam rata-rata satu hari bekerja agregat segregasi atau agregat bercampur
dengan tanah atau bahan asing lainnya, harus disingkirkan dan diganti dengan agregat bergradasi yang
benar.
2. Penggilasan dan Pemadatan lapisan Pokok
Lapisan agregat kasar pokok harus digilas kering dengan mesin gilas rida baja 6 8 ton sampai
terpadatkan seluruhnya. Penggilasan awal akan dimulai dari sebelah pinggir, melapis tindih bahu jalan
selebar paling sedikit 30 cm, dan akan berlangsung menuju ke tengah perkerasan. Pinggiran roda mesin
gilas akan melapis tindih hamparan sebelumnya dengan sekitar sepertitga lebar roda.
Setelah penggilasan awal, permukaan tersebut harus diperiksa dnegna mal panggung dan batang lurus 3
meter, dan harus mematuhi toleransi ukuran yang ditetapkan pada Sub Bab 6.5.1. (2) dengan cadangan
diberikan untuk kebutuhan pemadatan berikutnya semua ketidak rataan permukaan yang melebihi batas
diatas harus dibetulkan dengan membuang atau menambah agregat seperlunya.
Penggilasan akan berhasil sebelum rongga-rongga dalam agregat tertutup sedemikian jauh sehingga
mencegah penetrasi yang bebas dan merata dari aspal dan agregat kunci
(5) Pemakaian Bahan Aspal (Sebelum Agregat Kunci)
-
Setelah agregat kasar digilas dan diperiksa, bahan pengikat aspal akan disemporotkan pada satu
suhu yang cocok, kepada jenis dan mutu bahan pengikat aspal sebagaimana ditetapkan dalam item (ii)
dibawah. Tingkat pemakaian harus sesuai dengan Tabel 6.5.4. atau sebagaimana ditentukan lain oleh
Direksi Teknik.
Suhu pemanasan dan penyemprotan yang diperlukan untuk bahan pengikat aspal harus berada
dalam batas-batas berikut :
Aspal keras :
AC 10 (Pen 80/100)
AC 20 (Pen 60/70)
MC 300
Aspal cair (cut back) dilapangan, harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan pada Tabel
6.3.4.
Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih dari 10 jam
atau telah dipanaskan sampai satu panas yang melebihi suhu maksimum yang diberikan dalam item c,
ii, diatas, harus ditolak. Kecuali Direksi Teknik menentukan bahwa bahan pengikat aspal tersebut masih
memenuhi kekentalan yang diperlukan.
Sebelum menyemprotkan bahan pengikat aspal bahan agregat harus kering dari permukaan
sampai seluruhj kedalamannya.
Bahan aspal akan disemprotkan secara lebih baik dengan diostributor bertekanan merata ke atas
permukaan pada tingkat yang sudah ditetapkan. Diatas luas yang kecil, dimana pemakaian batang
penyemprot tidak praktis, bahan tersebut akan disemprotkan dengan slang tangan. Sebuah ceret curah
hanya dapat digunakan bilamana diberikan persetujuan oleh Direksi Teknik.
Apapun persyaratan 6.5.3. (4) c, i, diatas, bilamana digunakan penyemprot aspal, aspal tersebut
harus diterapkan pada temperatur yang diperlukan untuk menghasilkan kekentalan penyemprotan yang
benar.
Agregat dan bahan pengikat aspal harus mengenai syarat kualitas pada sumber pengadaan, yang sesuai
dengan persyaratan spesifikasi ini dan untuk memenuhi test laboratorium yang diberikan pad Atabel 6.5.5.
Sertifikat pabrik pembuat serta data uji harus dilengkapi untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknik dan
pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik.
Tabel 6.5.5.
Test Laboratorium Penetrasi Macadam
Rujukan Test
Uraian
AASHTO
Bina Marga
T.27
PB 0201 76
T.96
PB 0206 76
BS 812
T 182
PB 0205 76
T 226
T 201
PA 0308 76
T 53
PA 0302 76
T 49
PA 0301 76
T 59
Prosedur
a. Agregat
i.
iii. Keserpihan
iv.
Pelapisan
dan pengelupasan aspal
Temperatur
Test Pengendalian
Pencampuran
Penanganan Umum
i. Tingkat penaburan agregat
iii. Kualitas
Uraian
Lapis
permukaan
Satuan Pengukuran
penetrasi
Meter persegi
macadam
permukaan .... diatas lapis pondasi atas yang sudah dibangun sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang
atas perkerasan dengan lapis penutup yang ada.
(2) Toleransi Ukuran
a. Tebal terpasang rata-rata harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal rencana. Tidak boleh
ada satu titikpun dengan ketebalan HRS padat kurang dari 90% tebal rencana. Akan tetapi tebal
rencana dapat disesuaikan menurut kebutuhan di lapangan atas keputusan direksi teknik serta
diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis.
b. Perbedaan permukaan HRS yang sudah jadi, jika diukur dengan mal pengukur kerataan sepanjang 3
m tidka melebihi 5 mm pada suatu titik.
Contoh bahan :
-
Kontraktor harus menyerahkan hal-hala berikut Direksi Teknik paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai.
Formula campuran pelaksanaan beserta data uji yang dari laboratorium instalasi campuran pusat
(CMP) yang menunjukan kecocokannya dengan persyaratan kualitas Spesifikasi ini.
Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk LATASTON (HRS) diperoleh dari PU propinsi, Departemen
P.U. (atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung ke tempat instalansi campur (CMP), kecuali DPUK
mengadakan pengaturan alternatif.
b.
Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumebr pengadaan dan melaksanakan pengujian laboratorium
yang berhubungan dengan campuran pelaksanaan serta pengendalian mutu produksi akan berada pada
tenaga ahli (Engineer) yang bertugas pada C.M.P (instanlansi campur pusat).
c.
Kualitas HRS harus memenuhi persyaratan umum spesifikasi dari spesifikasi umum bina marga, bulan
maret 1989 (buku 3 Bab 6.3.).
(2) Agregat
a.
Agregat Kasar
Agregat kasar tersebut harus terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun campuran batu pecah .... kerikil alam
bersih yang sesuai.
Pondasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 6.6.1. berikut :
Tabel 6.6.1.
Persyaratan Gradasi Agregat Kasar
b.
Ukuran Saringan mm
19.0
100
12.5
30-100
9.5
0-55
4.75
0-10
0.075
0-1
Agregat Halus
Agregat halus akan terdiri dari pasir alam dan/atau batu disaring dalam kombinasi yang cocok, .... harus
bersih serta bebas dari gumpalan-gumpalan lempung dan benda-benda lain yang ..... dibuang. Gradasi
agregat halus harus sesuai dengan Tabel 6.6.2. berikut :
Tabel 6.6.2.
Persyaratan Gradasi Agregat Halus
c.
Ukuran Saringan mm
9.5
100
4.75
90-100
2.36
80-100
0.60
25-100
0.075
3-11
d.
Agregat kasar yang digunakan untuk LATASTON (HRS), harus mematuhi syarat-syarat kualitas yang
diberika pada Tabel 6.6.3. dibawah.
Tabel 6.6.3.
Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar
Uraian
Batas Test
Maksimum 40%
Minimum 95%
Bahan aspal harus AC-10, aspal semen gradasai kental (kurang lebih ekivalen kepada Pen 80/100)
memenuhi persyaratan AASHTO M226-Tabel2.
b.
Suatu bahan adhesi (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal, bila
diperintahkan demikian oleh ahli teknik yang bertugas dan bertangggung jawab pada CMP (instalansi
campuran pusat) bahan additif (tambahan) harus dari satu jenis yang disetujui oleh ahli teknik yang bertutgas
dan akan ditambahkan serta dicampur sesuaid engan petunjuk pabrik pembuat.
20-40
47-67
Fraksi filler
5-9
KANDUNGAN ASPAL (5 total atas volume) -
Minimum 6.8
Maximum 1.7
Minimum 7.3
Minimum 8 micron
b.
Perbandingan rencana akhir dan formula campuran pelaksanan haris ditentukan oleh
pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan campuran
rencana yang sebenarnya harus diserahkan ke pimpinan proyek DPUK yang sesuai
dengan persyaratan spesifikasi ini pada Sub Bab 6.6.1. (3).
Sifat-Sifat Campuran
Kandungan rongga
udara campuran padat.
Pengukuran
Batas-Batas
4% - 6%
Mincron
KN/mm
Minimum 8
Kuosien marshall
Kg
1.0 4.0
Stabilitas marshall
% stabilitas asli
450 850
minimum 75 %
direndam 24 jam
6.6.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Alat Pelaksanaan
a. Jenis alat dan methoda operasi harus sesuai dengan daftar alat dan unit produksi yang disetujui
dan menurut petunjuk selanjutnya dari direksi teknik.
b. Pada umumnya alat yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver
(perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui, mampu bekerja sampai garis dan ketinggina
yang diperlukan, dengan persediaan pemanasan, screeding dan perataan sambungan
campuran aspal. Akan tetapi, dimana alat paver (perata) tidak dapat diperoleh dan tergantung
kepada perintah direksi teknik, meletakkan dan menghampar campuran harus dilakuakn
dengan tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop dan kereta dorong.
c. Jenis peralatan berikut akan dipilih untuk penghamparan pemadatan dan penyelesaian.
Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran aspal. Yang sesuai
dengan program kerja yang disetujui. Truk-truk tersebut harus dilengkapi dengan alas logam rata rapat,
bersih dan yang sebelumnya dilapisi dengan minyak pelumas.
Peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian
Bilamana diminta demikian dibawah daftar penawaran dan daftar peralatan kontrak. Peralatan untuk
penghamparan dan penyelesaian harus sebuah paver (perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui
mampu bekerja sampai ke garis, tingkat kemiringan dari penampang melintang yang diminta dan mampu
memenuhi persyaratan mengenai volume dan kualitas kesenangan.
Peralatan pemadatan
Untuk pemadatan lapis permukaan, peralatan berikut diperlukan.
Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau mesin gilas roda tandem dengan
total berat 6 ton 10 ton ).
Sebuah mesin dilas ban pneumatic dengan tekanan angin dalam ban 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sg in)
dan dengan penyediaan untuk ballas dari 1500 kg 2500 kg beban per roda.
Peralatan untuk penyemprotan lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat.
Bila memasang diatas pondasi jalan, pondasi tersebut telah memiliki bentuk dan profil yang diminta tepat dan
benar dengan penampang melintang rencana dan dipadatkan sepenuhnya sehingga disetujui oleh direksi
teknik, yang sesuai dengan persyaratn pemadatan dibawah Sub Bab 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu
bersih dari setiap benda lepas atau yang harus dibuang.
Sebelum meletakkan LATASTON (HRS), pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan .... aspal resap
pengikat pada suatu tingkat pemakaian 06 l/m2- taua tingkat pemakaian yang lain menurut petunjuk direksi
teknik (lihat Sub Bab 6.2.3. Spesifikasi ini).
e. Pemasangan Di Atas Permukaan Dengan Lapis Penutup Yang Ada.
Dimana pemasangan sebagai lapis ulang terhadap permukaan beraspal yang ada. Kerap kerusakan pada
permukaan perkerasan lama, termasuk lubang-lubang bagian-bagian ambles, pinggiran runtuh dan cacat
permukaan lainnya. Harus dibuat betul dan perbaiki sampai disetujui oleh direksi teknik.
Sebelum memasang LATASTON (HRS) permukaan lama harus kering dan disapu bersih dari semua batu
lepas serta bahan-bahan lainnya yang harus dibuang dan disemprot dengan lapis aspal pengikat yang
disemprotkan pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2 kecuali diperintahkan lain oleh direksi
teknik.
(2) Penghamparan
-
..... samping atau cetakan lain yang disetujui akan dipasang dipinggir kekerasan/bahu jalan mencapai
garis dan ketinggian yang diperlukan.
Selama operasi paver, campuran aspal akan dihamapr dan diturunkan sampai tingkat ketinggian dan
bentuk penampang melintang yang diperlukan diatas seluruh lebar perkerasan atau sebagian lebar
perkerasan yang praktis.
iii.
Paver akan dioperasikan pada satu kecepatan yang tidak menyebabkan retak-retak permukaan, robekrobek atau suatu ketidak teraturan lainnya pada permuka. Tingkat penghamparan harus mendapat
persetujuan Direksi Teknik, memenuhi tebal rencana.
iv.
Bila suatu segregrasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan terjadi, paver tersebut harus
dihenttikan dan tidak boleh mulai kerja lagi sampai penyebabnya telah ditemukan dan dilakuakn perbaikan.
Bagian-bagian kasar atau bahan-bahan yang terpisah (segregrasi), harus dikoreksi dengan penyebaran fines
(bagian halus) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi, penggarukan sedapat mungkin dihindarkan, dan
partikel-partikel kasar tidak boleh disebarkan diatas permukaan yang discreed.
v.
Harus dijaga supaya campuran tidak terkumpul dan mendingin di tempat sisi hoper atau separuh lebar
yang pertama tidak boleh dari 1 kilometer di depan pelapisan separuh lebar yang kedua.
vi.
Bilamana jalan tersebut diperkeras separuh lebar pada satu waktu, perkerasan pada separuh lebar
yang pertama tidak boleh lebi 1 kilometer didepan pelapisan separuh lebar yang kedua.
Penghamparan dengan Tenaga Manusia
i.
Harus disedikan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk pengangkut dibongkar muatanya dan
campuran aspal panas tersebut harus dihampat dengan diminum penundaan. Bilamana digunakan truk bak
rata untuk pengiriman, campuran tersebut harus dibongkar dengan sekop dan dituang tegak diatas lintasan
jalan demikian sehingga sangat sedikit segregrasi tidak boleh ada usaha menebarkan campuran secara
langsung dari truk.
ii.
Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garu hanya digunakan untuk merapikan
permukaan. Mistar lengkung ditengah atau batang lurus harus digunakan untuk mengatur permukaan
diantara papan screed.
iii. Bila diperlukan untuk penghamparan dengan tangan kedua sisi dan papan pembuat punggung jalan
ditengah harus dipasang dan campuran aspal akan bekerja dari papan pinggir ke papan tengah, dan ke
depan dari sambungan melintang. Penghamparan harus dilaksanakan sehingga menghasilkan permukaan
yang seragam tanpa segregrasi. Bila terjadi segregrasi, partikel-partikel kasar harus disingkirkan dari
permukaan sebelum pemadatan. Dan dibuang. Tidak boleh ada coba-coba dengna tangan.
(4) Pemadatan Permukaan LATASTON (HRS)
a. Pengendalian Temperatur
i.
ii.
Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai
bilamana suhu campuran turun dibawah 1100C serta diselesaikan sebelum suhu
turun dibawah 650C.
iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggelasan secara
berturut-turut dengan urutan sebagai berikut :
Waktu Sesudah
Suhu
Dihampar
Penggilasan
0-10 menit
1100C-1000C
10-20 menit
1100C-800C
3. Penggilasan akhir
20-45 menit
800C-650C
b. Prosedur Pemadatan
i.
Tahap awal penggilasan dan penggilaan akhir akan dilaksanakan dengan mesin gilas roda baja.
Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilaksanakan dengan mesin gilas ban. Mesin gilas ban
awal akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.
ii.
Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 40 km/jam untuk mesin gilas roda baja dan 6 km/jam untuk
mesin gilas ban pneumatic dan akan selalu berjalan selambat mungkin untuk menghindari/pergeseran
campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terllau berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara
mendadak, yang mungkin mengakibatkan penggeseran campuran.
iii.
Penggilasan kedua tau penggilasan antara harus mengikuti sedekat mungkin di belakang penggilasan
awal dan akan dikerjakan sementara campuran tersebut masih dalam temperatur yang akan menghasilkan
pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dilakukan ketika bahan tersebut masih dalam kondisi yang
cukup dapat dikerjakan untuk menghapus/membuang tanda-tanda bekas injakan mesin gilas.
iv.
Penggilasna akan dumial secara memanjang pada sambungan dan dari pinggir luar dan berjalan sejajar
dengan sumbu jalan menuju bagian tengah pekerasa, kecuali pada penggilasan lengkungan superelevasi
akan dimulai pada sisi bawah dan bergerak menuju ke sisi yang tinggi. Lintasan-lintasan berikutnya dari
mesin gilas harus berlapis tindih pada paling sedikit setengah lebar mesin gilas serta lintasan tidak boleh
berhentu pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan sebelumnya.
v.
Ketika menggilasa sambungan memanjang, penggilasan awal pertama-tama bergerak ke atas jalur yang
sudah dilapisi permukaan sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi berjalan diatas
perkerasan yang belum dipadatkan. Mesin gilas tersebut akan melanjutkan sepanjang jalur ini menggeser
posisinya sedikit-sedikit melintang sambungan dengan lintasan berikutnya, sehingga diperoleh sambungan
yang rapih terpadatkan secara menyeluruh.
vi.
Penggilasan akan bergerak maju menerus sebagaimana diperlukan untuk mendapatkan pemadatan
yang seragam selama waktu bahwa campuran tersbeut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua
bekas-bekas injkaan mesin gilas serta ketidak teraturan lainnya dihapus. Untuk m,encegah melekatnya
campuran tersebut ke mesin gilas, roda-roda tersebut harus selalu dijaga tetap basah, namun air yang
berlebihan tidak diizinkan.
(5) Penyelesaian
a.
Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri diatas permukaan yang baru selesai sampai permukaan
tersebut seluruhnya dingin dan memadat.
b.
Permukaan LATASTON (HRS) sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung jalan yang
ditetapkan dan tingkat kemirinhganya berada dalam tolerasni yang telah ditentukan setiap campuran yang
lepas dan pecah-pecah, bercampur dengan kotoran, atau yang tidak sempurna, harus segera dipadatkan
supaya sama dengan sekitarnya dna setipa luas yang menunjukan suatu lkelebihan atau kekurangan bahan
beraspal, atas perintah Direksi Teknik harus disingkirkan dan diganti. Semua tempat-tempat tinggi.
Sambungan-sambungan tinggi, bagian ambles dan berongga harus diperbaiki menurut permintaan Direksi
Teknik.
c.
Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, kontraktor akan merapihkan
pinggiran-pinggiran dengan baik. Setipa bahan lebihan harus dipotong tegak setelah penggilasan akhir, dan
dibuang oleh kontraktor menurut petunjuk Direksi Teknik.
Tidak boleh ada campuran dipasang menempel ujung-ujung bahan yang sudah digilas sebelumnya,
kecuali ujung-ujung tersebut dipotong kembali sampai permukaannya tegad. Suatu laburan tipis lapisan aspal
digunakan untuk permukaan-permukaan sambungan, yang dilakukan akan diterapkan tepat sebelum
tambahan campuran dipasang pada bahan yang telah digilas sebelumnya.
Test laboratorium akan dilaskanakan oleh Ahli Teknik yang bertugas pada CMP (instanlansi campuran
pusat) yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan spesifikasi umum dan memenuhi persyaratan spesifikasi
yang diberikan pada Tabel 6.6.5.
Data pengujian akan diberikan kepada kontraktor dan pimpinan proyek jika perlu serta pengujian selanjutnya
akan dilaksanakan bila diperlukan demikain oleh Direksi Teknik.
b.
Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, kontraktor harus memperoleh dan menyediakan catatancatatan
ujian
untuk
produksi
setiap
hari,
meliputi
analisa
saringan
pengendalian
suhu,
kepadatan/stabilitas/aliran marshall, dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat dibawah dalam
Tabel 6.6.6.
Tabel 6.6.6.
Ujian Laboratorium Untuk LATASTON (HRS)
Referensi
Test
AASHTO
Tipes
Bina Marga
T 96
PB 0206-76
< 19 mm
T 182
PB 0205-76
pelapisan dan
pengelupasan
PC 0201-76
pengikat termasuk :
-
Stabilitas marshall
Kuosien marshall
Kepadatan marshall
perkerasan aspal
T 209
Menentukan rongga
aspal dipadatkan
T 166
Menentukan pengaruh
T 179
Oven ini)
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan, kecuali
diperintahkan lain oleh direksi teknik. Pemotongan lubang-lubang uji dan mengembalikan keadaan semula
dengan LATASTON (HRS) dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh kontraktor dibawah pengawasan
Direksi Teknik.
Tabel 6.6.7.
Persyaratan Pengendalian Lapangan
Test Pengendalian
i. Test permukaan perkerasan untuk
Prosedur
Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal
ditetapkan.
Contoh bahan inti harus diambil setiap 200 m,
ii. Pengujian kepadatan inti HRS terpasang
dan dipadatkan
iv. Kualitas
6.6.6. CARA PENGUKURAN PEKERJAAN
(1).
Produksi HRS harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam ton campuran aspal
HRS yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima oleh direksi teknik. Pengukuran berdasarkan jumlah tiket
pengiriman muatan yang diterima dan dihitung, dan disertai dengan data uji yang relevan mengenai
campuran pelaksanaan. Berat padat HRS akan diambil sebagai 2,20 ton/m3, kecuali dinyatak lain.
(2).
Volume HRS dihampar dan dipadatkan yang harus diukur untuk pembayaran, sebagai jumlah meter
persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan
diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara
kontraktor dan Direksi Teknik.
(3).
Ketebalan HRS yang harus diukur untuk pembayaran harus tebal rencana dipadatkan sebagaimana
ditentukan atau diperintahkan oleh Direksi Teknik secara tertulis. Volume untuk pembayaran adalah luas
diukur dikalikan dengna tebal HRS terpasang. Dalam kejadian bahwa tebal HRS terpasang padat adlaah
kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dibauat dengan menggunakan suatu volume yang diperbaiki
yang sama dengan :
Tidak ada penyesuaian volume akan dibuat untuk tebal yang melebihi tebal rencana kecuali tambahan
keetbalan tersebut telah diminta oleh direksi teknik secara tertulis.
(4).
Bila satu lapis resap pengikal atau lapis aspal pengikal dipasang sesuai dengan kontrak tertentu da
daftar penawaran, lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat tersebut akan diukur dalam liter dan
dibayar dibawah item pembayaran 6.2.1. dan 6.2.2. Spesfikasi ini.
(5).
Bilaman HRS dipasang diatas satu lapis pondasi atas, pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan lapis
pondasi, atas tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang
perlu untuk menyelesaikan lapis pondasi atas sesuai dengan persyaratan spesifikasi Bab 5.2. atau Bab.
5.3.
(6).
Bilamana HRS dipasang diatas pekerasan aspal lama, pekerjaan yang diperlukan untuk membuat betul
permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang runtuh dan bagian-bagian ambles, tidak
boleh diukur dan dibayar sesuai dengan item pembayaran yang relevan dibawah Bab 9.1. Spesifikasi ini.
(7).
Bilamana perbaikan lapis permukaan yang tidak memuaskan telah dimintakan yang sesuai dengan Sub
Bab 6.6.1. (6) Spesifikasi. Tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau
volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan.
(8).
Tidak ada tambahan pengukuran atau pembayaran yang dibuat untuk pengujian bahan-bahan yang
diperlukan di bawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan dianggap telah dimasukkan dalam
item pembayaran bagi LATASTON (HRS).
Tabel Agradasi Agregat halus untuk laburan permukaan aspal taburan pasir (BURAS)
c.
UKURAN SARINGAN
PERSENTAI LOLOS
9.5 mm
100
4.75 mm
85-100
2.36 mm
0-40
0.075 mm
0-5
Batas Test
Maksimum 40%
Maksimum 5%
Minimum 25
Bahan Aspal
a. Bahan pengikat aspal yang harus digunakan, dipilih dari Tabel dibawah ini.
TABEL 6.4.3 PEMILIHAN BAHAN PENGIKAT ASPAL.
Uraian
Aspal keras
Jenis
Batas Suhu
1250C-1550C
1350C-1650C
Aspal cair
RC-250
380C-750C
RC-800
790C-1200C
CRS 1
250C-550C
CRS 2
430C-710C
b. Bahan aspal tersebut yang mengacu kepada tabel ini akan sesuai dengan spesifikasi berikut
AC-10
AC-20
RC-250
RC-800
AASHTO M81
CRS 1
CRS 2
AASHTO M208
Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Peralatan Pelaksanaan.
c. Jenis peralatan dan cara operasinya harus sesuai dengan Daftar Unit Produksi dan Alat beserta program
yang disetujui, serta petunjuk lebih lanjut di lapangan oleh Direksi Teknik.
Pada umumnya akan dipilih jenis peralatan berikut:
-
d. Distributor dan penyemprotan aspal bertekanan harus memenuhi persyaratan Sub Bab 6.2.3 (1)
spesifikasi ini. Akan tetapi tergantung kepada luasnya laburan permukaan dibawah kontrak tertentu, dan
sesuai petunjuk Direksi Teknik, suatu penyemprotan tangan dapat digunakan sebagai pengganti batang
penyemprot bertekanan.
e. Mesin gilas yang digunakan untuk laburan permukaan aspal taburan pasir, harus mesin gilas dan
pneomatic dengan tekanan ban maksimum 5 kg/cm2 (7lbs/sq.in). Sebuah mesin gilas roda baja dapat
digunakan bila dibolehkan demikian oleh Direksi Teknik, dan harus dibawah pengawasan yang ketat
untuk mencegah agregat halus atau pasir menjadi pecah-pecah.
2. Volume bahan-bahan yang harus digunakan
a.
Tingkat pemakaian perkiraan untuk teburan pasir ditunjukkan dalam tabel berikut
TABEL TINGKAT PEMAKAIAN ASPAL TABURAN PASIR
Tipe Permukaan Perkerasan
Tingkat Penyebaran
Agregat kg/m2
5-8
0.6-1.5
5-8
0.5-1.0
b.
Tingkat pemakaian terakhir akan ditentukan oleh Direksi Teknik dan jika diminta demikian, kontraktor
harus melaksanakan percobaan pemakaian untuk pemeriksaan dan pemantauan.
c.
Tingkat pemakaian yang dicapai harus berada dalam perbedaan +5% terhadap tingkat yang ditentukan
oleh Direksi Teknik dan Kontraktor harus bertanggungjawab untuk pengendalian tingkat pemakaian dan
memenuhi toleransi-toleransi ini.
Perkerasan yang belum diaspal harus dilapis resap pengikat sesuai dengan persyaratan spesifikasi yang
diberikan dalam bab 6.2 spesifiaksi ini, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Lapis aspal resap
pengikat harus dibiarkan kering selama 48 jam sebelum pelaburan permukaan aspal taburan pasir dimulai.
4. Pemakaian bahan pengikat aspal.
a.
Panjang permukaan yang harus disemprot dengan bahan pengikat aspal untuk masing-masing lewatan
distributor akan diukur dan ditandai di atas tanah. Luas yang harus disemprot pada suatu saat harus
dibatasi sampai satu luas yang dapat ditutup dengan agregat pada tingkat pemakaian yang ditetapkan,
dibawah waktu 5 menit sesudah penyemprotan.
b.
Jumlah bahan pengikat aspal yang digunakan dalam setiap lewatan penyemprotan akan ditentukan
dengan pengukuran isi tangki menggunakan batang celup sebelum dan sesudah masing-masing
lewatan. Tingkat pemakaian bahan pengikat rata-rata harus berada dalam perbedaan + 5% terhadap
tingkat rencana atau tingkat yang ditentukan pemakaian ayng benar dipertahankan.
c.
Bila penyemprotan separuh jalan satu lapis penyemprotan tabung tindih selebar 20 cm harus dibuat
disepanjang pinggiran yang berdampingan.
d.
Penyemprotan harus segera berhenti, bilamana terjadi suatu catatan dalam alat penyemprotan dan tidak
boleh dimulai lagi sampai kesalahan tersebut telah diperbaiki.
e.
Harus dibuatkan penyediaan bahan pengikat aspal yang tersisa sejumlah kria-kira 10% kapasitas tangki,
di dalam tangki pada setiap penyelesaian setiap lewatan, untuk mencegah masuknya udara ke dalam
sistem pengisian distributor, dan juga untuk menyediakan tingkat pemakaian yang sedikit berlebihan.
f.
Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih dari 10 jam atau
yang telah dipanaskan sampai satu suhu melebihi 20% di atas suhu penyemprotan yang diberikan
dalam tabel diatas akan ditolak, terkecuali Direksi Teknik menentukan bahwa bahan pengikat tersebut
masih memenuhi kekentalan yang diperlukan.
g.
Untuk penyemprotan pada pelapisan yang kecil dan terisolasi yang tidak dapat dimasuki distributor,
bahan pengikat aspal tersebut dapat disemprotkan dengan penyemprotan tangan dan diratakan sampai
mendapat persetujuan Direksi Teknik.
Sebelum bahan pengikat aspal disemportkan, agregat halus atau pasir harus ditumpuk di Truk dalam
jumlah yang cukup harus dapat diperoleh bersama dengan loader atau tenaga kerja, untuk menjamin
pengangkutan dan penyediaan agregat dalam volume yang cukup memadai laburan permukaan yang
harus dilaksanakan dengan efisiensi dan tanpa penundaan.
b.
Agregat halus harus bersih, kering dan akan diperiksa sampai disetujui Direksi Teknik sebelum
penaburan akan berlangsung secepatnya setelah pemakaian bahan pengikat aspal.
c.
Agregat halus atau pasir harus ditabur merata diatas permukaan yang telah disemprotkan bahan
pengikat dengan alat mesin penabur yang disetujui pada tingkat yang ditetapkan. Penaburan menual
dari truk dalam arah memanjang, sepanjang jalan tersebut hanya akan diizinkan bila diperintahkan
demikian oleh Direksi Teknik dan akan dilakukan pengawasan yang ketat untuk menjamin distribusi
agregat yang merata.
Setiap luas yang tertutup secara tidak baik, akan ditutup ulang dengan taburan tangan untuk
memberikan penutupan yang merata dan sesuai, setiap agregat halus atau pasir yang ditabur melebihi
tingkat yang ditetapkan harus dibersihkan dengan sapu dan dengan mata didistribusikan kembali diatas
pemukaan, atau dipinggirkan dan ditumpuk.
d.
Pemadatan dengan mesin gilas akan mengikuti segera setelah penaburan, menggunakan mesih gilas
ban pneomatic yang bekerja pada satu kecapatan tidak melebihi 5 km/jam membuat 4-6 lintasan, yang
mencukupi untuk menjamin penanaman yang baik dari agregat dan berjalan ke arah memanjang dimulai
pada pinggiran luar dan bergerak menuju tengah.
e.
Permukaan jalan kemudian harus dibersihkan dari agregat-agregat lebihan dari diadakan pengaturan
pengendalian lalulintas yang sesuai dengan Sub bab 6.4.1 (4) spesifiaksi ini.
PENGENDALIAN MUTU.
1. Test Laboratorium
a.
Agregat dan bahan pengikat aspal harus diuji mengenai syarat-syarat mutu di sumber pengadaan yang
sesuai dengan peryaratan spesifikasi ini dan memenuhi test laboratorium yang relevan yang diberikan
pada tabel dibawah ini.
b.
Sertivikat pabrik pembuat dan data uji harus dilengkapi untuk memenuhi persetujuan Direksi Teknik dan
pengujian bahan-bahan selanjutnya akan dilaksankan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik.
TABEL TEST LABORATORIUM UNTUK ASPAL TABURAN PASIR.
Rujukan Test
Uraian
AASHTO
BINA MARGA
T 27
PB 0201 76
T 96
PB 0206 76
T 112
T 226
T 201
P 0308 76
T 53
P 0302 76
T 49
P 0301 76
T 59
2. Pengendalian lapangan.
Test pengendalian lapangan berikut harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan, terkecuali diperintahkan
oleh Direksi Teknik.
TABEL PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
Test Pengendalian
Prosedur
Agregat
I.
Suhu
II. Campuran
(kerosin)
harus
dilaksanakan
dibawah
III. Kualitas.
selesai
mengenai
kualitas,
keseragaman,
(A) Umum
(1) Uraian
Untuk lapis aspal resap pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian
suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih diatas satu lapis
pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan,
untuk menutup permukaan tersebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan) untuk
pemasangan satu lapis permukaan beraspal seperti Penetrasi Macadam, Lapis Tipis
Aspal Beton panas (Lataston-HRS) atau lapisan permukaan beraspal lainnya.
Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian satu
lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih di atas satu permukaan yang
sudah beraspal sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan
aspal baru.
(2) Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik pada paling sedikit 14 hari
sebelum dimulainya pekerjaan, rincian sumber pengadaan bahan bitumen yang
diusulkan untuk digunakan, beserta dengan satu sertifikat pabrik pembuat dan data
pengujian yang menunjukkan bahwa bahan bitumen tersebut memenuhi persyaratan
kualitas dari Spesifikasi ini.
Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga menyediakan contoh
bahan bitumen 5 liter yang diusulkan untuk digunakan.
(3) Pembatasan Cuaca
Lapis aspal resap pengikat harus hanya digunakan diatas permukaan yang kering atau
sedikit lembab. Lapis aspal pengikat akan duiunakan hanya pada permukaan yang
benar-benar kering . tidak ada lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang
akan digunakan selama ada angin kuat atau hujan deras.
Core Subproject
II-71
Tidak boleh ada bahan aspal yang dibuang ke dalam saluran tepi, parit atau jalan
air.
Permukaan permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik disekitar permukaan
jalan yang sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan akibat penyemprotan
aspal.
Kontraktor haru menyediakan dan memelihara di lapangan dimana aspal sedang
dipanaskan. Alat pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai dan juga
peralatan dan sarana untuk pertolongan pertama.
Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalulintas, pekerjaan harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan satu jalur lalulintan,
dengan diadakan pengendalian pengaturan lalulintas sehingga mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap
semua konsekwensi (akibat) lalulintas yang terlalu dini diizinkan melewati lapis
aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru dipasang dan harus
melindungi permukaan tersebut.
Core Subproject
II-72
Teknik atas dasar hasil suatu percobaan yang dilaksanakan dan/atau susunan
(tekstur) permukaan jalan.
-
Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226) jenis AC-10 atau AC-20,
aspal harus diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah terhadap
100 bagian aspal semen.
(C) Pelaksanaan
(1) Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan instruksi-instruksi yang
diberikan Direksi Teknik dan yang sesuai dengan Daftar Unit Instalasi dan
Peralatan yang disetujui untuk kontrak tertentu. Secara umum akan dipilih jenis
peralatan berikut ini.
i.
ii.
iii.
iv.
Core Subproject
II-73
Tingkat Penyemprotan
(Permukaan baru/kaya)
(Permukaan Porous/lama)
Liter/m2
Liter/m2
0.15
0.20 0.50
Aspal Emulsi
0.25
0.25 0.60
Aspal Emulsi
0.50
0.50 1.20
(diencerkan 1:1)
Core Subproject
II-74
b. Suhu Penyemprotan harus berada dalam batas-batas yang diberikan pada tabel
2.25. untuk berbagai mutu aspal cair (cut back) dan aspal emulsi.
Harus diberikan perhatian tinggi bila memanaskan aspal cut back, dan peraturan
Bina Marga untuk tindakan keamanan harus dipatuhi dengan sangat.
Tabel 2.25.
Jenis Bahan Pengikat
110o 10o C
70o 10o C
45o 10o C
30o 10o C
Aspal Emulsi
20o - 70o C
Core Subproject
II-75
Core Subproject
II-76
Core Subproject
II-77
dan
sesuai
dengan
kebutuhan
serta
persetujuan
Direksi
Core Subproject
II-78
URAIAN
Satuan Pengukuran
Pembayaran
6.2.1.
Liter
6.2.2.
Liter
Core Subproject
II-79
BAB 7
KONSTRUKSI BETON
BAB 7.1. PEKERJAAN BETON
7.1.1 Umum
(1) Uraian
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air
dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut
bentuk yang diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan
tahan lama (awet), yang memiliki karakteristik Tertentu.
b. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, akan
dipertahankan sampai jumlah minuman yang diperlukan, yang apabila dicampur
dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat-kasar serta
memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
c. Untuk mencapai balon yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukan kedalam campuran harus dipertahankan samapi jumlah minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukan udara (air entraining)
atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak
diperbolehkan kecuali diminta demikian didalam persyaratan kontrak khusus.
Kelas-Kelas Beton
Kelas
Rujukan Mutu
Jenis
BO
Non Struktural
K.125
Struktural
K.175
Struktural
II
K.225
III
K.275
Sampai K.350
Struktural
Uraian
Beton kurus untuk alat pondasi dan
perataan pondasi.
Beton masa tanpa ulang untuk
pondasi dasar, penutup pipa-pipa.
Beton dengan penulangan ringan di
gunakan untuk pondasi pelat, dindingdinding Kaison, Kereb dan jalan
seteapak.
Konstruksi beton bertulang termasuk
gelagar-gelagar, kolom-kolom
lantai/pelat lantai/dinding penahan.
Gorong-gorong pipa, gorong-gorong
kotak persegi.
Beton bertulang mutu tinggi untuk
lantai jembatan, dan bagian-bagian
konstruksi utama lainnya.
7-1
Struktural
(4) Toleransi
a. Toleransi Dimensi
Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 6 meter
+ 5 mm
+ 15 mm
nol
+ 10 mm
+ 10 mm
+ 10 mm
+ 10 mm
0 dan + 5 mm
+ 10 mm
(5) Penyerahan-Penyerahan
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan
untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukan
kecocokan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.
b. Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyerahkan
gambar-gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.
c. Kontraktor harus melapor kepada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelum
pencampuran atau pengeceran beton.
(6) Penyimpangan Bahan-Bahan
a. Agregat harus disimpan secara terpisah sesuai dengan ukuran-ukuran untuk
mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan rapi
mengikuti waktu penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat diatur dan semen
tidak akan menjadi terlalu lama disimpan. Waktu kadaluarsa penyimpanan semen
beton kontruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang sudah mengeras, tidak
diizinkan digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan kontruksi.
b. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus dijaga
sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak. Keadaan penyimpangan untuk
bahan-bahan yang harus dipakai dilapangan, harus memenuhi persyaratan yang
disebutkan dalam pasal-pasal mengenai karakteristik bahan-bahan (NI-31) dan
speksifikasi penyimpangan bahan-bahan (PBI 1971, pasal 3.9)
7-2
Tipe II
Tipe III
Tipe IV
Tipe V
b. Kecuali diizinkan secara lain oleh direksi teknik, semen yang digunakan pada
pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber pabrik.
(2) Air
Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan bebas
dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan
organik. Direksi teknik dapat meminta kontraktor yang mengadakan pengujian air yang
berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan
Pengujian AASHTO T26).
(3) Agregat
a. Persyaratan Umum
i.
Agregat untuk pekerjaan harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,
7-3
13
9,5
3/8
4,75
#4
2,36
#8
1,18
#16
0,3
#50
0,15
#100
Agregat
Halus
100
95-100
45-80
10-30
2-10
100
95-100
35-70
10-30
0-5
-
100
95-100
25-60
0-10
0-5
-
100
90-100
20-55
0-10
0-5
-
100
90-100
40-70
0-15
0-5
-
Batas Pengujian
Agregat Kasar
Agregat Halus
40%
12%
10%
7-4
2%
0,5%
1%
3%
Kelas
Beton
Berat
Semen
Total
kg/m3
Kelas B
Perbandingan Air/Semen
Optimum
Dengan
Perbandingan
Berat
(Ratio)
kg/m2
0,35
150
0,42
180
0,42
170
0,46
160
0,50
150
0,52
130
0,60
135
K 400
425
25,0
19,0
K 350
425
25,0
19,0
K 275
400
25,0
19,0
K 225
350
37,5
25,0
K 175
300
37,5
25,0
K 125
250
50,0
25,0
B I/O
225
50,0
37,5
K 225
(didalam
400
37,5
25,0 or 19,0
0,53
210
air)
Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 ditentukan oleh
persyaratan kekuatan yang ditetapkan.
(2) Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume)
Untuk pekerjaan beton yang kecil dapat tergantung kepada persetujuan direksi teknik
secara tertulis, bahan-bahan untuk beton dapat ditukar berdasarkan volume atau suatu
kombinasi berat dan volume. Tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan :
1. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.
2. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak ukuran yang
direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas. Kotak-kotak
tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan
perata diatas.
7-5
Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan volume
dan untuk pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk kadar air.
-
Kondisi pasir
kandungan air
100-130 kg/m3
60-65 kg/m3
Pasir lembab
30-35 kg/m3
ii. Jika diperlukan demikan oleh direksi teknik pengujian lapangan harus dilakukan
untuk menentukan besarnya pengembangan.
Air untuk pencampuran harus secara teliti dalam sebuah tempat yang sesuai.
Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut,
yang diberikan pada Tabel 7.1.5.
Semen
(40KG)
Kanton
g
1:2.3
0,34
0,28
0,42
54
100
1:2.4
0,34
0,57
0,57
82
109
1:2, 5:5
0,41
0,58
0,58
95
132
1:3.6
0,51
0,85
0,85
114
154
Kelas Pekerjaan
Gelagar, pelat
lantai,
kolom
beton bertulang
Pelat
lantai
beton bertulang
dan beton tanpa
tulang
Beton
massa,
dinding
penahan
dan
pekerjaan
umum
Pondasi beton
massa.
7-6
K 400
K 350
K 275
K 225
K 175
K 125
225
175
145
110
80
350
275
225
175
125
Silinder 15 cm x 30 cm
7 hari
28 hari
190
145
120
90
65
290
230
185
145
100
Slump Yang
Diizinkan (mm)
Tanpa
Digetar
digetar
40-60
40-60
40-60
40-60
40-60
50-80
40-100
K 225
(dalam
145
225
120
185
75-175
air)
Catatan : untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji
silinder, persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar
........ dari kekuatan kubus.
b. Beton untuk pekerjaan-pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai
dengan Tabel 7.1.5. harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump
minimum yang diberikan pada Tabel 7.1.7.
Slump Yang
Diizinkan (mm)
(tanpa getar)
60-100
40-100
-
Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di
bawah standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaaan, terkecuali direksi teknik
dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas
rendah.
Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang
ditentukan, kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah
hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan kontraktor telah
mengambil langkah-langkah demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton
memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan direksi teknik.
Beton yang tidak memenuhi tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada Tabel
7.1.6. dan 7.1.7. akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut
harus diperbaiki seperti yang ditetapkan pada Bab 7.1.1. (8).
7-7
ii. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan
cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan kemudahan
dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan direksi teknik seperti
dinyatakan di bawah.
- Penyesuaian kekuatan
i.
Bilamana beton tidak memenuhi kkkuatan yang telah ditentukan atau lelah disetujui
kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh direksi teknik.
ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah
tertulis direksi teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai
direksi teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah
diusulkan
perbandingan-perbandingan
baru
berdasarkan
pengujian
campran
Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah direksi teknik
secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk meningkatkan
mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta volume bahan campuran
tambahan tersebut harus disetujui oleh direksi teknik dan akan digunakan secara ketat
dengan petunjuk pabrik pembuat.
i.
Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh direksi teknik
7-8
i.
Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan (alas) yang
keras bersih dan kedap air.
Ukurlah volume agregat kasar halus yang diperlukan dengan alat takaran kotak,
dan tempatkan agregat halus diatas agregat kasar.
Tempatkan kantong semen diatas agregat buka dan tuangkan semen tersebut.
Tambahkan air. Lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi dengan ujung
semprotan campurkan terus dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut
mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan yang merata.
- Penyiapan Lapangan
Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus ditetapkan dan semua pemasangan
yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui direksi teknik. Bahan-bahan harus telah
diuji dan ditempatkan yang baik, serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk
digunakan.
Semua penunjangan, pondasi-pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan disetujui
oleh direksi teknik, serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton dicor.
Semua acuan, penulangan dan sarana-sarana pelengkap lainnya harus ditempatkan
secara benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah penggeseran.
- Acuan/Cetakan
Acuan/cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis dan
letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan
berikut :
7-9
Acuan/cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap
terhadap adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan sebelah dalam
dari acuan/cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain
sebelum penggunaan, dan harus disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak
mineral ahli karat sebelum digunakan.
ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk permukaan
bangunan yang tidak kelihatan (expose), tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata
harus digunakan untuk permukaan yang kelihatan (expose).
iii. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul. Kecuali diperintahkan lain
oleh direksi teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 mm
dipasang di sudut.
iv. Penguatan acuan/cetakan terdiri dari baut-baut, klemp atau sarana lain yang akan
digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan selama
pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga dapat
dibongkar tanpa merusak permukaan beton jadi (selesai).
v. Untuk pegecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah dapat
digunakan yang tergantung kepada persetujuan direksi Teknik. Beton tersebut akan
didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapihkan
dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.
vi. Acuan untuk beton yang dicor di bawah air, hanya kedap air dan dijamin kekakuannya
untuk mencegah suatu penggeseran.
jembatan
ii. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncuran yang miring
harus diestujui Dirkesi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan
kemiringan peluncur serta cara pelaksanaan.
iii. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan
persiapan lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan soesifikasi dan telah
diperiksa serta disetujui oleh direksi teknik. Untuk keperluan isi kontraktor harus
memberitahu direksi teknik paling sedikit 24 jam sebelumnya.
iv. Beton harus dicampur dan dicor dalam posisi final di dalam jangka waktu 60 menit
atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana diminta direksi teknik berdasarkan
jenis semen yang digunakan.
v. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi agregat dan tidak ada
beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih besar dari 1,50
meter.
7 - 10
i.
Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur
dengan air sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari :
-
ii. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh direksi teknik sebelum
digunakan dan bilamana diminta demikian, kontraktor harus melaksanakan satu uji
coba menunjukan (memperlihatkan) keefektifan peralatan tersebut.
iii. Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton tersebut
tidak tercampuri dengan air karena kesalahan sambungan-sambungan atau
kerusakan alat. Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab kontraktor, yang akan
mengambil tindakan pencegahan dan diminta untuk membongkar dan mengganti
beton rusak tersebut sebagaimana diperintahkan oleh direksi teknik.
ii. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan
ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimun.
iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang-batang tulangan harus ditempatkan
memotong sambungan-sambungan untuk membentuk konstruksi yang monolit.
iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya, disediakan untuk sambungan
konstruksi dalam dinding, pelat lantai, dan antara kaki-kai dan dinding-dinding.
v. Sambungan konstruksi harus dibuat menembus dinding sayap.
vi. Dalam hal penundaan peekrjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau
kemacetan pemasokan beton. Kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan
menurut perintah direksi teknik.
7 - 11
Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam yang disetujui, apabila
diperlukan dilengkapi dengan penempatan adukan kotor.
ii. Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui demikian oleh direksi teknik dan
akan terdiri dari pemadatan tumbuk (cerucuk) di dalam campuran beton dengan
tongkat pemadat bersama-sama dengan pemukulan yang menerus sisi luar cetakan.
iii. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi sampai
waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa
menyebabkan agregasi bahan-bahan.
iv. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukan batang penggetar ke
dalam beton cor yang masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus
dimasukkan ke dalam campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang, dan
digetar selama 30 detik pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm (lihat PBI
1971).
v. Jumlah pengantar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang di cor
setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton empat meter
kubik.
(6) Penyelesaian dan Perawatan Beton
a. Pembongkaran Cetakan
i.
Tidak ada acuan/cetakan yang boleh dibongkar sebelum beton telah cukup kaku
dan mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk .......(mendukung)
sendiri harus diperoleh izin dari direksi teknik sebelum
pembongkaran
berlangsung namun hal ini tidka boleh melepaskan tanggung jawab kontraktor
terhadap keselamatan pekerjaan.
ii. Jangka waktu minimum yang diperlukan antara pengecoran dan pembongkaran
acuan diberikan pada Tabel 7.1.8.
Waktu Minimum
2 hari
12-14 hari
Persyarata Kekuatan
Acuan yang didukung
oleh penyokong atau
perancah lain.
Tidak boleh dibongkar
sampai beton tersebut
telah meraih paling
sedikit 60% kekuatan
rencana.
7 - 12
Apabila
ada
rongga-rongga
besar
nampak
keluar
beton
harus
disumbangkan kembali sampai bahan keras, dibasahi dengan air dan lapisi
dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan beton terdiri dari satu bagian semen
dan dua bagian pasir harus dilapiskan kemudian sampai bentuk permukaan yang
diperlukan.
c. Perawatan Beton
i.
Dimulai segera setelah pengecoran beton harus dilindungi terhadap hujan lebat,
panas matahari atau setiap kerusakan fisik yang dapat menggeser beton tersebut.
ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi beton harus dirawat dengan menutup
dengan pasir basah anyaman selimut rawatan yang harus direndam dengan air
untuk satu jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam
keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.
iii. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah.
Prosedur
7 - 13
b. Pembongkaran Cetakan
(2) beton yang harus di cor dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran seperti :
a. Beton struktural jelas K175; K225; K275; K350; dan K400 (kelas yang sebenarnya
harus dicantumkan dalam daftar penawaran).
b. Beton tidak bertulang kelas K125 dan Bo.
(3) Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian atau
pekerjaan persiapan lainnya. Bagi acuan/cetakan perancah untuk balok-balok dan
slab (lantai) dengan panjang 5 meter atau kurang (tidak termasuk konstruksi
jembatan), pemompaan, penyelesaian, perawatan mengeras. Penyediaan lubang
lepas dan urugan kembali terhadap struktur beton yang barusan selesai semua
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan penyelesaian yang memuaskan dari
7 - 14
(4) Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran bagi pekerjaan
cetakan yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan beton yang sesuai dengan
item pembayaran bersangkutan dan dimasukkan dalam spesifikasi umum jembatan
kabupaten.
(5) Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang digunakan
dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran dibawah bab ini, akan
tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran di bawah item pembayaran
terpisah yang disediakan di tempat lain dalam spesifikasi ini.
(6) Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah
diperintahkan demikian yang sesuai dengan Sub Bab 7.1.1. (8) Spesifikasi ini, tidak
ada pembayaran tambahan yang dibuat untuk pekerjaan extra (tambahan) atau
volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan tersebut.
Beton
Nomor
7.1.1.
7.1.2.
Satuan Pembayaran
Meter kubik
Meter kubik
BAB 7.2.
BAJA TULANGAN UNTUK BETON
7.2.1. URAIAN
(1) Umum
Pekerjaan
patang baja ulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton,
sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan oleh direksi teknik.
(2) Toleransi
a. Fabrikasi
Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul-betul sesuai
dengan persyaratan FBI 1971 (N1.-2).
7 - 15
Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diamater batang
atau ukuran maksimum agregat kasar ditambah 1 cm, dengan minimum 3,0 cm
yang mana lebih besar.
ii. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang penulangan
lapis atas diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang
bebas/jarak vertikal minimum 2.5 cm.
Permukaan Beton
Yang dapat Dilihat
3,5 cm
4,5
Permukaanm
Beton Tidak
Terbuka (didalam)
4,0 cm
5,0 cm
Permukaan Beton
Terbuka Dibawah
Permukaan Air.
5,0 cm
6,0 cm
ii. Untuk beton bertulang dibawah muka air yang tidak dapat dijangkau (dilihat) atau
beton yang akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang membuat
karat penutup minimum harus ditambah menjadi 7,5 cm.
d. Penyerahan-penyerahan
i.
ii. Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk
kontrak atau seperti petunjuk direksi teknik.
iii. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan
mutu batang-batang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan
mutu batang atau dengan baja yang dilas untuk digunakan dalam pekerjaan.
ii. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan cara
7 - 16
Panjang batang ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikasi yang
diuraikan dalam PBI 1971 (NI-2).
ii. Baja tulangan tidak sesuai dengan diagram, pembengkokan atau daftar batang
kecuali dimodifikasi atas permintaan direksi teknik.
iii. Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak direksi teknik.
7.2.2. BAHAN-BAHAN
(1) Batang Baja Penulangan
a. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan persyaratan PBI
1971 (NI-2) kecuali dinyatakan lain mutu baja yang digunakan untuk beton bertulang
harus mutu U 24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Catatan : untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan
secara khusus dalam daftar penawaran.
b. Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai
dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan mutu jika mutu baja
diragukan direksi teknik dapat meminta baja tersebut untuk diuji.
c. Baja penulangan harus disediakn bersih dan bebas dari debu, lumpur, minyak, gemuk
atau karat.
(2) Penulangan Anyaman Baja
Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja dilas
pabrik sesuaid engan AASHTO M 55 dan harus diadakan dalam lembar rata atau
gulungan seperti yang diisyaratkan oleh direksi teknik.
7 - 17
d. Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI 1971 (NI-2)
dan diuraikan lebih lanjut dibawah ini :
i.
ii. Apabila sambung bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan harus 40 kali
diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.
7 - 18
Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang sepanjang yang
dapat dilaksanakan dengan penyambungan panjang bertindih selebar satu anyaman
penuh. Anyaman harus dipotong untuk memasang siku-siku dan bukaan-bukaan dan
harus dihentikan pada sambungan-sambungan antara slab (lantai)
Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan
sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh direksi teknik jumlah
kilogram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan total
panjang yang sebenarnya dalam meter batang terpasang dikalikan berat satuan
yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang.
b.
Jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan luas
jumlah yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat
yang disetujui dalam kilogram tiap meter persegi anyaman baja.
c.
Berat satuan yang disetujui oleh direksi teknik harus berdasarkan kepada berat
normal yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.
BAB 7.4.
PASANGAN BATU
7.4.1. UMUM
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur (bangunan) menggunakan batu muka pilihan
yang disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai
bangunan penyangga untuk menahan beban
7 - 19
b. i.
ii.
tebal minimum
= 15 cm
lebar minimum
panjang minimum
memotong
jalan
akan
dilakukan pelaksanaannya
setengah
lebar
sedemikian sehingga jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap
waktu kecuali sebuah jalan pengalihan (alternatif) disediakan.
(6) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan
a. Pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan pada sub Bab
7.4.1. (2) harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk direksi.
b. Kontraktor harus bertanggungjawab pada stabilitas yang normal dan menggunakan
struktur pasangan batu secara lengkap, serta harus mengganti setiap bagian yang
dalam pendapat direksi menjadi bahaya atau bergeser karena penanganan yang jelek
atau kelalaian pihak kontraktor. Akan tetapi kontraktor tidak memikul tangggung jawab
7 - 20
7 - 21
g. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali
harus dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batu hanya
dipasang diatas adonan yang segar jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas
atau tergeser sesudah adonan diletakkan batu tersebut harus disingkirkan dibersihkan
dari adonan-adonan yang mengeras dan dipasang kembali dengan adonan segar.
7 - 22
pekerjaan
pemasangan
urugan
kembali
akan
dilaksanakan
Talud tebing dan bahu jalan di sekitarnya akan dirapihkan dan diselesaikan sehingga
menjamin satu perpaduan permukaan halus yang kuat dengan pasangan batu
tersebut yang akan memungkinkan drainase tidak terhalang dan mencegah
penggerusan pada ujung-ujung bangunan.
7 - 23
BAB 9.1
PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
9.1.1
Umum
(1)
Uraian
a.
b.
LOKASI
Perkerasan
berpenutup
aspal
Perkerasan
tidak
beraspal
Bahu jalan
Drainase
Jembatan
Perlengkap
an jalan
URAIAN
PEKERJAAN YANG
TIDAK DIMASUKKAN
Perbaikan dan penambalan meliputi Pekerjaan
persiapan
lubang-lubang, bagian ambles pinggiran untuk pelapisan ulang
perkerasan jalan, bekas roda dan retak- permukaan
retak
Perbaikan-perbaikan lubang-lubang dan Pekerjaan
persiapan
tempat lunak serta pembentukan kembali untuk pengerikilan ulang
Pemotongan rumput dan pengendalian
tumbuh-tumbuhan pada pinggiran jalan
serta perapihan dan perataan bahu jalan
Pembersihan dan perbaikan saluran tepi
dan gorong-gorong
Pembersihan dan pemeriksaan lantai
jembatan, expansion joint, landasan
jembatan dan pembersihan lubang-lubang
drainase serta saluran lintasan air
jembatan
Pembersihan, perbaikan dan pengecatann
kembali tanda lalu lintas rel pengaman
Membangun
dan
membentuk bahu jalan
dengan bahan baru
Bangunan drainase baru
Semua
perbaikan
struktural dan pengecatan
(2)
Pembatasan Cuaca
Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan selama kondisi cuaca yang dapat dipertanggung
jawabkan.
(3)
Tempat/Lokasi pekerjaan yang memerlukan pemeliharaan rutin harus sesuai perintah kerja
Direksi Tehnik. Metode dan besarnya pekerjaan perbaikan harus seperti yang diperintahkan
Direksi Tehnik secara tertulis, yang juga akan menentukan penyelesaian yang layak.
(4)
Penjadwalan Pekerjaan
a.
b.
c.
Kontraktor akan diminta segera mengadakan pemeriksaan lengkap panjang jalan dan
pekerjaan-pekerjaan jalan yang dimasukkan dan menyiapkan untuk suatu program
pekerjaan yang mencakup semua pekerjaan pemeliharaan rutin yang harus
dilaksanakan program ini harus diserahkan kepada Direksi Tehnik untuk mendapatkan
persetujuan dan setelah disahkan oleh PIMPRO, Direksi Tehnik dapat minta
Kontraktor mengadakan suatu penyesuaian yang dianggap perlu untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban kontraktual dan pula kewajiban kewajiban persyaratan
spesifikasi, serta kontrak change order akan disiapkan oleh Direksi Tehnik.
d.
e.
Pekerjaan Pemeliharaan Rutin harus dimulai pada saat lapangan diserahkan kepada
Kontraktor dan harus berlanjut sampai berakhirnya tahun anggaran.
(5)
Kontraktor harus mengatur pengendalian lalu lintas yang memadai bersama dengan
penyediaan rambu lalu lintas sementara dan pemegang bendera untuk pengendalian dan
keamanan lalu-lintas dan pekerja. Pengaturan lalu-lintas harus memenuhi dan mendapat
persetujuan Direksi Tehnik.
(6)
Pengendalian Mutu
1)
Sumber-sumber untuk bahan-bahan jalan akan dipilih atas dasar bahan yang tersedia sesuai
dengan struktur jalan yang ada. Direksi dapat menerima atau menolak bahan-bahan dari
sumber-sumber tersebut berdasarkan faktor-faktor diatas dan atas dasar persyaratan
Spesifikasi ini sesuai Tabel 9.1.2.
Tabel 9.1.2 BAHAN-BAHAN UNTUK PEMELIHARAAN RUTIN
LOKASI
LAPIS TANAH DASAR
BAHAN-BAHAN
Bahan pilihan
DRAINASE
SPESIFIKASI
Bab 3.3
(2)
Persyaratan Bahan
Pada umumnya jenis bahan-bahan yang harus dipilih untuk melaksanakan perbaikanperbaikan pemeliharaan rutin terhadap jalan kerikil dan jalan aspal (dengan lapis penutup)
harus sama atau labih baik dan bahan-bahan yang digunakan pada jalan yang ada. Dalam
semua hal kualitas bahan dan gradasi agregat harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan
Spesifikasi ialah Tabel 9.1.2 di atas.
(3)
Syarat-syarat Kualitas
Sebelum suatu sumber bahan dipilih, Kontraktor harus menyerahkan rincian sumber
pengadaan beserta data uji yang berkaitan, yang menunjukkan kecocokannya dengan acuan
persyaratan Spesifikasi. Direksi Tehnik dapat meminta Kontraktor untuk menyerahkan contoh
bahan dan malaksanakan pengujian lebih lanjut bila dianggap perlu sebelum memberikan
persetujuan akhir.
9.1.3
(1)
Uraian
a.
b.
Standar yang disyaratkan dari pekerjaan untuk jalan berpenutup dalam batas kontrak
adalah sedemikian rupa sehingga setelah lapangan diserahkan kapada Kontraktor
untuk dilaksanakan dengan segera, maka setelah selesai dikerjakan perkerasan yang
ada tidak boleh terdapat lubang ambles, bekas roda atau retakan yang belum ditutup
dan kerusakan pinggir perkerasan. Selanjutnya Kontraktor harus memelihara seluruh
permukaan sehingga kerusakan tersebut yang terjadi setiap saat selama Periode
Pelaksanaan harus diperbaiki dalam waktu secepatnya.
(2)
Perbaikan dan Penambalan Lubang, Bagian Ambles Kecil, Bekas Roda dan Kerusakan
Pinggir Perkerasan.
a.
buanglah bahan-bahan lapis tanah dasar atau lapis pondasi bawahyang kurang
bagus.
ii. Dimana perlu, gantilah dengan bahan lapis tanah dasar atau lapis pondasi bawah
yang disetujui dan padatkan dengan alat tumbuk mesin setiap 10 cm tebal lapisan
(tergantung kepada kedalamannya).
iii. Tempatkan lapis pondasi atas, lapisan-lapisan tebal 10 cm (tergantung kepada
kedalamannya) dan tumbuklah. Bangunlah lapis pondasi atas tersebut sampai
permukaan lapis pondasi lama. Semprotkan lapisan aspal resap pelekat (prime
coat) atau aspal emulsi dengan semprotkan tangan kepada lapis pondasi atas dan
sisinya sekitar 1.0 l/m2. Juga semprotkan secara ringan perkerasan disekitarnya
dalam batas 5 cm dari yang diperbaiki. Aspal resap pelekat harus telah masuk
kedalam lapis pondasi, atas dan mengering sebelum ditutup dengan lapisan
berikutnya.
iv. Pasanglah agregat kasar (yang sesuai dengan pasal 6.5.2) sampai tinggi permukaan
dan padatkan dengan mesin gilas atau dengan tumbuk tangan, tambahkan lagi
agregat jika perlu.
v. Semprotkan bahan pengikat aspal panas dengan cara semprotan tangan pada
tingkat penyemprotan diantara 2.5 s/d 3.0 l/m2 untuk menembus sampai dasar
agregat kasar atau menurut petunjuk Direksi Tehnik. Penyemprotan yang ringan
juga dilakukan kepada lapis perkerasan sejauh 5 cm disekitarnya.
vi. Taburkan agregat kunci (yang sesuai dengan pasal 6.5.2) dan dipadatkan dengan
mesin gilas. Tambahkan lagi agregat jika perlu.
vii. Semprotkan bahan pengikat aspal pada tingkat penyemprotan diantara 1.5 s/d 2.0
l/m2 atau menurut petunjuk Direksi tehnik dan ditaburi dengan pasir kasar dan
dipadatkan dengan mesin gilas.
b.
Pelaksanaan Perbaikan Untuk Permukaan laburan Aspal Satu Lapis (BURTU dan
BURAS)
i. Ikutilah tiga langkah (i-iii) yang diberikan untuk Penetrasi Makadam di atas.
ii. Semprotkan bahan pengikat aspal panas di atas pondasi yang sudah diprime coat
pada tingkat penyemprotan diantara 1.0 s/d 1.5 l/m2.
iii. Letakkan laburan agregat penutup sampai menutupi dan mangisi rongga
seluruhnya, menggunakan agregat ukuran 9.5 mm, untuk BURTU atau pasir kasar
untuk Buras dan dipadatkan dengan mesin gilas yang disetujui oleh Direksi
Tehnik.
c.
Direksi tehnik.
(3)
a.
Untuk Retak Non Struktural (lebar kurang dari 3 mm), pemeliharaan rutin meliputi
Laburan Permukaan Taburan Pasir (BURAS) yang sesuai dengan pasal 6.4 atau sesuai
cara yang dijelaskan dibawah ini :
i. Sapu dan bersihkan permukaan perkerasan yang rusak sehingga bersih.
ii. Gunakan bahan pengikat aspal di atas permukaan yang kering dengan
menggunakan mesin penyemprot (aspal sprayer) atau siraman tangan pada tingkat
1.0 s/d 1.5 l/m2 (dua kali lipat untuk aspal emulsi).
iii. Tutuplah bahan pengikat tersebut dengan pasir kasar pada tingkat antara 110-150
m2/m3 pada keadaan panas.
iv. Padatkan dengan mesin gilas ban pneumatic atau mesin gilas roda baja yang sesuai
kebutuhan bila diijinkan oleh Direksi Tehnik. Pelaksanaan pemadatan akan
mengikuti segera setelah penaburan pasir kasar.
b.
Untuk Retak Non Struktural (lebar lebih dari 3 mm), dilaksanakan dengan cara :
i. Celah dibersihkan dengan menggunakan sapu dan penutup debu.
ii. Celah diisi dengan adonan aspal cair atau emulsi dengan pasir dengan
menggunakan sendok tembok. Pengisian diusahakan tidak sampai penuh.
iii. Sisa rongga diisi aspal cair atau aspal emulsi dengan menggunakan cetak aspal
(gembor).
iv. Permukaan celah ditaburi agregat halus atau pasir kasar segera setelah pengisian
aspal tersebut untuk mencegah pengelupasan akibat lalu lintas.
b. Untuk Retak Struktural (retak buaya) penanganannya dengan membongkar lapisan
yang rusak dan menggantinya dengan material yang lebih baik atau sama, cara
penanganannya sesuai Pasal 9.1.3 (2) di atas.
9.1.4
(1)
Uraian
a.
Pemeliharaan Rutin terhadap jalan tanpa penutup aspal pada umumnya harus terdiri
atas operasi pemotongan ringan dengan motor grader atau alat sapu jalan untuk
membentuk kembali permukaan jalan atau memperbaiki permukaan jalan dimana
terdapat lubang-lubang dan atau bergelombang.
b.
c.
Bila bahan-bahan yang ada dilapangan dipertimbangkan Direksi Tehnik tidak sesuai
atau tidak mencukupi untuk perbaikan bagian ambles, Kontraktor harus menyediakan
tambahan bahan-bahan yang diperlukan.
(2)
Pembentukan Kembali
a.
Untuk jalan-jalan kerikil yang tidak berlubang-lubang tetapi bergelombang dan atau
permukaannya tidak mempunyai kemiringan melintang yang baik, permukaan jalan itu harus
dipotong sedikit dengan motor grader secara rutin, terutama di musim kemarau. Bila
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemotongan ringan dengan motor grader di musim
kemarau bahan-bahan yang lepas harus didorong kearah tepi jalan. Di musim hujan, bahanbahan harus di dorong ketengah jalan.
Kontraktor harus hati-hati untuk mencegah grader lewat ditengah jalan dengan pisau turun,
karena hal ini akan menyebabkan rusaknya permukaan jalan. Selama pekerjaan pemotongan
harus juga berhati-hati untuk menghindari lempung lunak yang terpotong dan selokan
samping terdorong kearah jalur lintasan. Pekerjaan pembentukan kembali harus dilengkapi
sebuah punggung permukaan atau kemiringan melintang jalan antara 4%-5%.
b.
Penyapuan Jalan
Pekerjaan ini akan dilaksanakan menurut petunjuk Direksi Tehnik, untuk mengisi bekas-bekas
roda, ketidak teraturan yang ringan dan permukaan jalan yang bergelombang, serta akan
dipertimbangkan bila tidak didapatkan sebuah motor grader. Alat sapu jalan tersebut akan
dipasang pada traktor atau truk pemeliharaan dan penyapuan akan dilaksanakan untuk
Lubang-lubang dalam ( > 20 cm) dan daerah-daerah lunak akan diperbaiki dengan tangantangan manusia yang sesuai dengan instruksi Direksi Tehnik dan Cara berikut:
Lubang-lubang dalam harus dipotong kembali dan dibuat menjadi kotak sampai permukaan
lapis tanah dasar. Lapis tanah dasar tersebut harus dipadatkan dengan baik dan lubang
tersebut diisi kembali dengan bahan lapis pondasi bawah kelas C atau tanah pilihan yang
disetujui oleh Direksi Tehnik dan ditumbuk dalam lapisan-lapisan 10 cm.
Permukaan paling atas akan ditutup dengan kerikil yang ketebalannya sama dengan tebal
kerikil lama dan dipadatkan dengan mesin gilas. Luas yang kecil dapat dipadatkan dengan
tumbukan mesin (stamper). Jenis kerikil harus sama atau lebih baik dari kerikil yang
digunakan pada jalan yang ada.
9.1.5
(1)
Uraian
Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk bahu jalan akan dibatasi kepada perapihan dan perataan
kembali bahu jalan serta pemotongan rumput yang tinggi semak-semak atau pohon yang tidak
diperlukan.
(2)
Pelaksanaan
a.
Bahu jalan harus dipotong dan dibentuk kembali dengan tenaga manusia motor grader
atau traktor, seperti yang diminta oleh Direksi Tehnik dengan menggunakan bahanbahan pilihan yang diperoleh dilapangan. Bila bahan-bahan pilihan tersebut tidak
terdapat dilapangan/tidak mencukupi, Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan
tambahan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Tehnik. Bahu jalan harus dipotong
rata dengan pinggiran perkerasan jalan sehingga membentuk kemiringan melintang
4%-5% kearah sisi saluran.
c.
Perapihan terakhir akan dilakukan dengan tenaga kerja dan bahan-bahan lebihan dari
tumbuh-tumbuhan, serta sampah-sampah lainnya harus disingkirkan dari lapangan
sesuai dengan instruksi Direksi Tehnik.
9.1.6
(1)
Uraian
a.
Pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan harus dilaksanakan untuk menjaga saluran tepi
jalan dan gorong-gorong tersebut dalam kondisi baik dan memuaskan. Saluran dan
gorong-gorong harus dibersihkan dan diperbaiki seperlunya yang sesuai dengan acuan
pasal 2.2, Spesifikasi Umum.
b.
Pekerjaan tersebut (jika ada) harus diidentifikasi dan dilaporkan kepada Direksi
Tehnik secara tertulis dan tidak boleh dilaksanakan tanpa surat perintah kerja dari
Direksi Tehnik, setelah mendapat persetujuan dari Pimpro.
(2)
Pelaksanaan
a.
b.
tumbuh-tumbuhan,
endapan
dan
sampah-sampah
lainnya
harus
ii. Gorong-gorong, dinding kepala dan dinding sayap harus diperiksa dari setiap
kerusakan dicatat untuk dilaporkan kepada Direksi Tehnik.
iii. Sesuai dengan instruksi Direksi Tehnik, Kontraktor harus melakukan pekerjaan
perbaikan kecil bagi gorong-gorong termasuk acuan siar sambungan-sambungan
yang patah dan mengganti bagian-bagian pekerjaan batu atau beton yang rusak
dari dinding kepala dan dinding sayap. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong yang
rusak akan mencakup semua pekerjaan yang dapat dengan efektif dilaksanakan
dalam batas-batas gorong-gorong tanpa penggalian yang berlebih.
9.1.7
(1)
Uraian
a.
Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk jembatan harus berlaku untuk semua jembatan
yang ada pada setiap ruas jalan dalam kontrak tanpa memandang jumlah ukuran atau
jenis jembatan.
b.
c.
d.
(2)
Pelaksanaan
a.
Permukaan lantai jembatan dan trotoir harus secara teratur dijaga dalam kondisi
bersih.
b.
Sambungan muai jembatan (expansion joint), landasan jembatan harus selalu diperiksa
dan dibersihkan.
c.
Kemiringan timbunan disekitar dan dibawah jembatan harus dirapikan dan dipelihara
sampai bentuk yang benar.
d.
Semua sampah dialiran sungai dibawah jembatan yang menghalangi aliran harus
dibuang.
9.1.8
(1)
Uraian
a.
Pekerjaan pemeliharan tanda lalu lintas dan rel pengaman meliputi pemeliharaan
umum rambu lalu lintas, patok penunjuk, patok kilometer, marka jalan dan rel
pengaman, dan melaksanakan pembersihannya, pekerjaan perbaikan ringan dan
pengecatan ulang.
b.
(2)
Pelaksanaan
a.
Rambu lalu lintas, patok kilometer dan patok penunjuk harus dibersihkan dan dicuci
serta dijaga sepenuhnya memenuhi syarat untuk lalu lintas lewat.
b.
rambu lalu lintas, patok-patok dann rel pengaman yang lepas atau dalam penempatan
yang salah harus dipasang kembali dengan benar menurut petunjuk Direksi Tehnik.
c.
Patok rambu dan rel pengaman harus dibersihkan dan dicat kembali dengan cat dasar
dan lapis penyelesaian dimana dianggap perlu menurut petunjuk Direksi Tehnik.
Bagian-bagian baja yang terlihat berkarat pertama-tama harus disikat dan dilapisi
dengan cat dasar pencegah karatan sebelum pengecatan.
d.
Marka jalan harus dibersihkan dan dicat kembali sesuai dengan petunjuk Direksi
Tehnik.
9.1.9
Pengukuran untuk masing-masing pekerjaan diuraikan dalam Spesifikasi ini harus secara
umum, kecuali dikatakan lain, sesuai dengan cara yang diberikan dalam Bab-bab yang
berkaitan dari Spesifikasi ini dan sebagaimana diuraikan dibawah ini untuk berbagai jenis
bahan yang digunakan. Perkerasan Berpenutup Aspal.
(1)
Pelaburan aspal (BURAS) yang harus dipasang sebagai satu penutup pelindung retakretak permukaan akan diukur untuk pembayaran dalam meter persegi dari permukaan
perkerasan sebenarnya terlapisi dan diterima oleh Direksi Tehnik.
(2)
Perbaikan letak-letak lebar (> 3 mm) akan diukur pembayarannya dalam meter
panjang dan permukaan perkerasan sebenarnya yang diperbaiki dan diterima oleh
Direksi Tehnik.
(3)
Pelapisan ulang dengan Penetrasi Makadam (LAPEN), Laston (AC) dan Lataston
(HRS) tidak dimasukkan dalam Pekerjaan Rutin, tetapi harga satuan harus
dicantumkan dan akan dibayar (bila ada) dalam m2 atas ketebalan perkerasan yang
sudah ditentukan.
(4)
Perbaikan dan penembalan lubang, kerusakan pinggiran jalan, bagian ambles dan
bekas roda akan diukur untuk pembayarannya dalam meter persegi dari luas
permukaan perkerasan sebenarnya yang diperbaiki dan diterima oleh Direksi Tehnik.
Pengukuran akan meliputi pengadaan semua bahan, pencampuran, penempelan,
pemadatan dan penyelesaian sampai disetujui oleh Direksi Tehnik.
Perkerasan tidak beraspal.
(5)
Kerikil yang dipasang sebagai lapisan permukaan untuk pembentukan ulang lapis
permukaan jalan kerikil yang ada akan diukur untuk pembayaran dalam meter persegi
pada tebal yang ditentukandari luas permukaan terpasang dan diterima oleh Direksi
Tehnik.
(6)
Pembentukan kembali dengan motor grader atau penyapuan jalan akan diukur untuk
pembayaran dalam kilometer panjang dan panjang jalan sebenarnya yang dibentuk dan
diterima oleh Direksi Tehnik.
(7)
Perbaikan lubang, ambles bekas roda dan tempat-tempat lunak diukur untuk
pembayaran dalam meter persegi dari luas permukaan yang sebenarnya diperbaiki dan
diterima oleh Direksi Tehnik.
Pembersihan saluran tepi jalan akan diukur untuk pembayaran dalam meter panjang
saluran tepi jalan yang dibersihkan dan direhabilitasi/dinormalisasi dan diterima oleh
Direksi Tehnik.
(9)
Pembersihan gorong-gorong akan diukur dalam meter panjang yang dibersihkan dan
direhabilitasi/dinormalisasi dan diterima oleh Direksi Tehnik.
Semua pengukuran harus dilakukan disepanjang sumbu saluran dan harus disediakan
untuk seluruh pekerjaan yang dilakukan bagi pembersihan dan rehabilitasi kedua
saluran. Tidak disediakan secara terpisah untuk setiap galian atau urugan, acuan
sambungan-sambungan yang patah, mengganti bagian-bagian batu atau beton yang
rusak. Pekerjaan-pekerjaan ini akan dimasukkan dalam item pembayaran yang telah
diberikan.
(10)
(12)
Pembentukan dan pemotongan bahu jalan akan diukur untuk pembayaran dalam
kilometer panjang yang dilaksanakan dan diterima oleh Direksi Tehnik.
Tidak ada penyediaan terpisah akan dibuatkan untuk satu galian lain atau pengurungan
yang dilaksanakan. Pekerjaan demikian akan dimasukkan kedalam item pembayaran
yang telah diberikan.
(13)
Peninggian bahu jalan dengan urugan bahan terpilih yang dibawa ke lapangan akan
diukur dalam meter kubik bahan padat yang ditempatkan dan diterima oleh Direksi
Tehnik.
Pekerjaan pemeriksaan dan pembersihan jembatan akan dibayar dalam lump sum.
Pembayaran tersebut termasuk semua jembatan yang ada sepanjang kontrak, tanpa
memandang ukuran atau jenis jembatan.
(15)
Pekerjaan pembersihan dan pengecatan kembali tanda lalu lintas akan dibayar dalam
lump sum. Pembayaran tersebut termasuk tanda lalu lintas yang ada sepanjang kontrak
tanpa memandang ukuran atau jenis tanda lalu lintas.
Semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut diatas,
termasuk perbaikan rambu lalu lintas dan rel pengaman yang lepas atau penempatan
yang salah akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran yang telah
diberikan.
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas akan dibayar pada harga
kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah ini
dan ditunjukkan dalam daftar penalaran, dimana harga-harga dan pembayaran tersebut
merupakan konpensasi penuh untuk penyediaan pemasangan semua bahan-bahan,
untuk semua penyiapan yang diperlukan, penggalian, pemotongan, urugan kembali
dan penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi
ini.
(2)
Berdasarkan pembuktian tertulis dari Direksi Tehnik tentang hasil kerja yang
memuaskan dari kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan
rutin, tiap bulan akan dibayarkan kepada kontraktor dalam tahapan sebagai berikut:
Untuk tiga bulan pertama.
= 37.5% (minimum) s/d 50% (maximum) dari nilai kontrak
Pembayaran bulanan untuk sisa jangka waktu kontrak
= 5.0% (minimum) s/d 12.5% (maximum) dari nilai kontrak
(3)
Jika kontraktor dalam satu bulan tertentu selama masa kontrak gagal melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan rutin yang diperintahkan Direksi Tehnik dengan memuaskan.
Direksi Tehnik akan memperingatkan kontraktor secara tertulis. Jika kontraktor tidak
mematuhi peringatan tersebut dalam bulan berikutnya, Direksi Tehnik berhak untuk :
a.
b.
NO. MATA
PEMBAYARAN
9.1.1
(1)
(2)
(3)
9.1.2
(4)
(5)
(6)
(7)
(1)
(2)
(3)
9.1.3
9.1.4
9.1.5
9.1.6
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(1)
(1)
URAIAN
Perkerasan Berpenutup Aspal :
Pelapisan Pelaburan Aspal (Buras)
Perbaikan retak-retak yang lebar
Pelapisan Ulang dengan LAPEN AC dan HRS
Perbaikan dan Penambalan Lubang, Ambles, dll
- Untuk Permukaan penetrasi makadam
- Untuk Permukaan BURDA
- Untuk Permukaan BURTU/BURAS
- Untuk Permukaan LATASTON/LASTON
Perkerasan Tidak Beraspal :
Pengkerikilan Kembali (tebal padat 50 mm)
Pembentukan
kembali
dengan
motor
Grader/Penyapu jalan (pilih salah satu)
Perbaikan Lubang-lubang, Ambles, bekas roda
dan tempat-tempat lunak.
Pemeliharaan dan Perbaikan Drainase :
Pembersihan dan Normalisasi saluran tepi jalan
Pembersihan dan Normalisasi Gorong-gorong
Pemeliharaan Bahu / Tepi jalan:
Kontrol tanaman (rumput, semak, pohon)
Pembentukan dan pemotongan bahu jalan
Peninggian Bahu jalan
Pemeliharaan bangunan jembatan
Pembersihan kanal/saluran lintasan air jembatan
dan lantai jembatan
Pekerjaan Tanda lalu lintas dan rel pengaman
Pembersihan dan pengecatan tanda lalu lintas dan
rel pengaman
SATUAN
PENGUKURAN
M2
M
M2
M2
M2
M2
M2
M2
KM
M2
M
M
M2
KM
M3
LUMP SUM
LUMP SUM
Bab 9.2
PEMELIHARAAN BERKALA
9.2.1
Umum
(1)
Uraian
a.
penutup), membangun bahu jalan, bangunan drainase baru dan perbaikan struktural
jembatan.
b.
ii
iii
iv
v
vi
(2)
LOKASI
URAIAN
PERKERASAN DENGAN - Persiapan untuk pembentukan ulang permukaan
LAPIS PENUTUP ASPAL
termasuk perbaikan lubang-lubang, bagian
ambles pinggiran jalan, bekas roda dan retakretak.
- Pembentukan ulang permukaan, termasuk
lapisan penutup aspal dan lapis ulang.
PERKERASAN TANPA - Persiapan untuk pengkerikilan ulang, termasuk
LAPIS PENUTUP
perbaikan lubang dan tempat-tempat lunak.
- Pengerikilan ulang.
DRAINASE JALAN
- Saluran tanah baru
- Pelapisan (pasangan) saluran baru
- Gorong-gorong baru, termasuk penggantian pipa
gorong-gorong dalam keadaan rusak.
BAHU JALAN
- Pembangunan dan pembentukan ulang bahu
jalan.
JEMBATAN
- Perbaikan struktural
- Penggantian lantai jembatan
- Pengecatan ulang pekerjaan baja
RAMBU LALU LINTAS
- Rambu lalu lintas baru, patok-patok dan rel
pengaman baru.
Spesifikasi acuan.
Untuk kontrak pekerjaan pemeliharaan berkala, kontraktor akan mengacu dan mematuhi babbab yang relevan dari spesifikasi ini termasuk spesifikasi yang tercantum berikut :
- Penyiapan lapis tanah dasar
Bab 3.3
Bab 4.1
Bab 5.1
Bab 5.2
Bab 6.1
Bab 6.2
Bab 6.5
- Lasbutag
Bab 6.9
Bab 6.11
- Pekerjaan beton
Bab 7.1
- Pasangan batu
Bab 7.4
Bab 8.1
Bab 2.2
- Pipa gorong-gorong
(3)
Contoh bahan
a.
b.
(4)
Pembatasan cuaca
Pada umumnya pekerjaan tersebut akan dilaksanakan selama kondisi cuaca kering yang
sebaik-baiknya. Pekerjaan pembentukan ulang permukaan untuk jalan-jalan dengan lapis
penutup dan pengecatan ulang bangunan baja akan dilaksanakan hanya apabila permukaan
masing-masing bersih dan kering.
(5)
Penjadwalan pekerjaan
a.
Bagian dan panjang jalan yang harus dimasukkan kedalam kontrak pemeliharaan
berkala harus diketahui dalam daftar penawaran dan harus ditempatkan serta ditandai
dilapangan oleh direksi tehnik.
b.
Jangka waktu kontrak harus dinyatakan dalam dokumen kontrak dan kontraktor akan
diminta mengadakan pemeriksaan lengkap, panjang jalan dan pekerjaan jalan yang
dimasukkan, dan menyiapkan satu program pekerjaan yang mencakup semua
pekerjaan pemeliharaan berkala yang harus dilaksanakan. Program ini harus
disserahkan kepada direksi tehnik untuk mendapat persetujuan, dan direksi dapat
meminta kontraktor untuk mengadakan penyesuaian seperlunya untuk memenuhi
kewajiban kontraktual dan memenuhi persyaratan spesifikasi ini.
(6)
kontraktor harus mengatur dengan baik pengendalian lalu lintas bersama dengan penyediaan
rambu-rambu lalu lintas sementara dan pemegang bendera untuk pengendalian dan keamanan
lalu lintas dan pekerja. Pengaturan lalu lintas harus mendapat persetujuan direksi.
(7)
Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan berkala yang umumnya sesuai dengan
persyaratan spesifikasi ini dan menurut petunjuk direksi dilapangan. Setiap pekerjaan yang
dianggap oleh direksi tehnik tidak memuaskan karena mutu bahan jelak, penanggalan jelak,
atau kekurangan alat yang cocok, harus diperbaiki sebagaimana diminta oleh direksi tehnik
dan seperti yang diuraikan dalam bab-bab yang relevan dari spesifikasi ini.
9.2.2
Bahan-bahan
(1)
Sumber untuk bahan jalan harus dipilih atas dasar pengadaan yang tersedia dan struktur jalan
yang ada. Direksi dapat menerima atau menolak bahan-bahan dari sumber-sumber tersebut
atas dasar faktor-faktor diatas dan atas dasar persyaratan spesifikasi yang relevan.
(2)
Kebutuhan bahan
a.
b.
Jenis bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pemeliharaan berkala seperti diuraikan
diatas, tercantum pada tabel 9.2.2.
Tabel 9.2.2
LOKASI
LAPIS TANAH DASAR
DAN BAHU JALAN
YANG ADA
BAHAN
Bahan pilihan ( PI 10%)
SPESIFIKASI
Bab 3.3
LAPIS PONDASI
BAWAH DAN BAHU
JALAN KERAS
Bab 5.1
Bab 5.2
Bab 6.1
Bab 6.2
Bab 6.3/6.4
Bab 6.5
Bab 6.6
Bab 6.8
Bab 6.9
Bab 6.11
Bab 2.2
Bab 2.5/2.6
Bab 2.7
Bab 8.1
Bab 7.1
Bab 8.5
Bab 8.6
Syarat-syarat kualitas
Sebelum suatu sumber bahan dipilih, kontraktor harus menyerahkan rincian sumber
pengadaan bersama-sama dengan data uji yang relevan, yang menunjukkan kecocokkan
dengan persyaratan spesifikasi yang mengacu pada tabel 9.2.2. Direksi dapat meminta
kontraktor untuk menyerahkan contoh bahan dan melaksanakan suatu ujian lebih lanjut yang
dianggap perlu sebelum memberikan persetujuan.
9.2.3
Pelaksanaan Pekerjaan
(1)
Jalan kerikil
a.
Perawatan
b.
Mesin gilas
Tangki air
i.
ii.
c.
ii.
iii.
iv.
v.
dari satu lapisan, setiap lapisan harus dipadatkan dan dibentuk sebelum lapisan
berikutnya di pasang.
vi.
vii.
Bahan permukaan berbutir tersebut yang dipasang ditempat dimana tidak dapat
dimasuki mesin gilas harus dipadatkan menggunakan mesin tumbuk yang
disetujui.
(2)
Kemerosotan Permukaan
-
Karena mutu yang jelek dari tekstur permukaan dan oxidasi atau terlalu
panasnya bahan pengikat.
ii.
Karena lapis tanah dasar yang lunak, kurang pemadatan, mutu agregat
yang jelek.
iii.
Karena drainase yang tidak memadai dan lapis tanah dasar yang basah,
atau mutu lapis tanah dasar jelek dan kurang pemadatan.
a.
Peralatan
Mesin gilas yang dipilih dari daftar berikut yang tergantung kepada jenis pekerjaan :
-
Mesin tumbuk
b.
Bahan-bahan
Pemilihan bahan-bahan dibuat dengan mengacu kepada Tabel 9.2.2 dan yang
sesuai dengan instruksi Direksi berdasarkan jenis perkerasan jalan yang harus
diperbaiki.
ii.
Gantilah jika perlu dengan bahan tanah dasar yang disetujui dan padatkan
dengan mesin tumbuk. Oleskan sedikit aspal lapis pelekat panas atau
emulsi dingin dengan semprotan tangan mengenai dasar dan sisi-sisinya.
Taruhlah agregat kasar (yang sesuai dengan Sub Bab 6.5.2) sampai
ketinggian permukaan dan padatkan dengan mesin gilas
atau alat
iii.
Oleskan lapis aspal pelekat mencapai agregat lapis pondasi atas dan
letakkan aspal campuran dingin yang sudah disiapkan di atas, satu tebal
padat 5 cm, berhenti di ketinggian sedikit diatas permukaan.
iv.
c.
ii.
d.
i.
ii.
iii.
(3)
a.
b.
Peralatan
Peralatan meliputi :
c.
Bahan-bahan
i.
Untuk membangun bahu jalan yang ada, bahan yang harus dipakai adalah
urugan timbunan terpilih memenuhi persyaratan Sub Bab 3.2.2.
ii.
Untuk menyediakan bahu jalan baru, bahan yang harus dipergunakan harus
bahan lapis pondasi bawah yang disetujui, memenuhi persyaratan Sub Bab
5.1.2.
d.
Pelaksanaan
i.
ii.
Pembangunan
bahu
jalan
baru,
meliputi
pengadaan,
pemasangan,
Perbaikan saluran dan gorong-gorong yang ada pada umumnya dimasukkan di bawah
Pemeliharaan Rutin.
Pekerjaan Pemeliharaan Berkala mencakup:
-
Pembangunan gorong-gorong pipa baru, beserta dinding kepala dan dinding sayap.
a.
Bahan-bahan
Bahan-bahan yang akan dipilih harus sesuai dengan persyaratan untuk pekerjaan khusus dan
menurut petunjuk Direksi Tehnik untuk mematuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi ini.
b.
Pelaksanaan
i.
ii.
Pekerjaan tersebut harus seperti diuraikan dalam Daftar Penawaran dan akan
dikenali (diidentifikasi) serta ditandai dengan jelas dilapangan oleh Direksi
Tehnik.
iii.
Setiap pekerjaan tak terduga yang tidak terlihat atau tidak diantisipasi
(ditanggapi) pada tahap persiapan dan yang di dalam pendapat Direksi Tehnik
tidak disediakan dimana saja, harus dilaksanakan di bawah perintah tertulis dan
disetujui Direksi Tehnik. Pekerjaan tersebut akan dimasukkan dalam item
pembayaran yang bersangkutan atau ke dalam pekerjaan harian bila tidak ada
item pembayarannya.
(5)
Semua pekerjaan di bawah item ini harus diketahui dan dilaksanakan dibawah petunjuk
Direksi Tehnik. Bahan-bahan dan penanganannya harus dalam kesesuaian yang penuh dengan
Petunjuk Pemeliharaan Jembatan Kabupaten dan Spesifikasi Jembatan yang terpisah.
(6)
a.
b.
Bahan-bahan
i.
Rambu-rambu dan pelat-pelat lalu lintas harus dipabrikasi secara baik dan
dicat sebagaimana diuraikan dalam Spesifikasi dan seperti ditunjukkan pada
gambar standar dan harus berupa tanda-tanda, warna-warna, jenis dan luas
yang memantulkan yang diuraikan sebelumnya oleh DLLAJR.
Sebuah daftar kebutuhan sebenarnya, akan disediakan oleh Direksi sebelum
pabrikasi dan pengadaan.
ii.
Patok kilometer, patok petunjuk dari beton, akan dibuat pracetak menggunakan
beton kelas K175 dengan penulangan sebagaimana ditunjukkan pada gambar
standar. Kebutuhan sebenarnya akan dipasok oleh Direksi Tehnik sebelum
pembuatan.
iii.
Rel pengaman balok baja akan disediakan galvanisasi kecuali dinyatakan lain
dan akan memenuhi persyaratan Spesifikasi AASHTO M180 (Gambar 1)
untuk potongan balok W. Rel-rel akan dipasok lengkap dengan bagian ujung,
sambungan-sambungan , blok-blok pemisah, dan patok rel pengaman, semua
sebagaimana ditentukan dalam daftar penawaran.
(4)
Bahan aspal untuk Lapis Aspal Pelekat dan lapis aspal resap pelekat, dan untuk lapis
penutup retak-retak lebar, akan diukur dalam liter bahan aspal yang dipasok dan pakai
yang tercatat dan diterima oleh Direksi Tehnik.
(5)
- meter persegi
- meter persegi
- meter persegi
- meter persegi
- meter persegi
Pembangunan dan Pembentukan ulang bahu jalan yang ada, membuat bahu jalan baru,
termasuk pemadatan akhir, akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik dari
bahan pilihan atau butiran terpasang dan dipadatkan , yang dicatat dan diterima
Direksi Tehnik.
(7)
Pekerjaan drainase jalan sebagaimana diuraikan pada Tabel 9.2.1 akan diukur untuk
pembayaran sebagaimana dinyatakan dibawah ini :
-
- meter kubik
- meter kubik
- meter kubik
-meter kubik
Rambu-rambu lalu lintas, patok kilometer dan patok petunjuk yang baru akan diukur
untuk pembayaran sebagai jumlah yang dipasok dan terpasang sesuai dengan instruksi
Direksi Tehnik. Pekerjaan tersebut meliputi semua pabrikasi, pangadaan, pemasangan
dan penyelesaian sampai disetujui Direksi Tehnik.
(9)
Rel pengaman balok baja akan diukur untuk pembayaran dalam meter panjang rel
pengaman terpasang dan diterima Direksi Tehnik. Penyediaan terpisah akan dibuat
untuk penyediaan dan pemasangan batang-batang ujung dan patok rel pengaman,
yang akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah satuan yang dipasok dan dipasang
pada posisinya dengan baik. Tidak ada penyediaan terpisah akan dibuat untuk
penggalian urugan kembali dan pengecatan serta semua pekerjaan tersebut akan
dimasukkan dalam satuan harga untuk rel pengaman.
(10)
Mengganti beton struktural yang tidak sempurna kelas K227 - meter kubik
- kilogram
- kilogram
- meter kubik
- meter persegi
Cetakan (begisting)
- meter persegi
Semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan jembatan yang
baik yang telah diuraikan, termasuk pabrikasi, penyediaan semua bahan, pemotongan,
pemasangan dan penyelesaian sehingga disetujui Direksi Tehnik, akan dianggap telah
dimasukkan dalam item pembayaran yang telah diberikan.
(11)
Untuk setiap jenis perbaikan atau pemulihan keadaan semula lainnya, dimana dalam
pendapat Direksi Tehnik tidak ada item pembayaran yang relevan atau cocok,
pekerjaan tersebut akan diukur dan dibayar pada dasar Pekerjaan Harian, tergantung
kepada pemberitahuan tertulis oleh Direksi Tehnik.
9.2.6
Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak
persatuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Penawaran, dimana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan penuh
untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua penyiapan yang
diperlukan, penggalian, pemotongan, pabrikasi, urugan kembali dan penyelesaian, serta
pekerjaan atau biaya-biaya lainnya yang diperlukan atau yang biasa bagi penyelesaian
pekerjaan yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini.
Tondano,
PENAWAR,
(....................................)
DIREKTUR