Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Judul
: Analisis Gravimetri
Tujuan
Analisis Gravimetri
Page 1
sampai semua air menguap. Cawan didinginkan kembali dalam desikator dan
ditimbang kembali sampai berat konstan (Refnita, 2012).
Telah dipelajari korosi dan bagaimana korosi dapat terjadi pada besi dan
perbedaan korosi pada lingkungan dengan menggunakan metode yang berbeda
yaitu elekrokimia dan teknik gravimetri, selama percobaan digunakan berbagai
alat seperti SEM, RDX, FT-IR, XPS, AES, UV- Visible dan spektroskopi. Saat ini
hasilnya telah dilaporkan dalam kasus korosi dan korosi pada kobalt (Sherif,
2012).
Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih
besar daripada harga Ksp. (Sholahuddin dkk, 2012:21). Endapan adalah zat yang
memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin
berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan
penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan
menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (S) suatu endapan,
menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi
bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya. Kelarutan
bergantung juga pada sifat dan konsentrasi zat-zat lain, terutama ion-ion seperti
ion-sekutu dan ion-asing (Vogel, 1990:72-73).
Apabila suatu zat yang mempunyai kelarutan kecil ada di dalam larutan
jenuhnya, maka tercapailah suatu kesetimbangan, misalnya:
AxBy
XAy+ + YBx-
Tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini pada temperatur yang tetap dapat
dinyatakan sebagai:
Analisis Gravimetri
Page 2
y +
x = K
Akan tetapi apabila semua AxBy berada dalam bentuk padat dan
terdisosiasi seluruhnya dalam bentuk ion-ion di dalam larutannya, maka (A xBy)
adalah suatu tetapan. Tetapan ini (yang bergantung langsung pada rapat massa
AxBy). Secara normal telah termasuk dalam tetapan kesetimbangan yang berlaku
untuk jenis sistem kimia yang semacam ini, dan pada akhirnya didapat suatu
tetapan yang disebut hasil kali kelarutan, Ksp.
Ksp AxBy = [Ay+]x + [Bx-]y
(Achmad, 1993:69)
Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan,
apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yiatu dengan membandingkan
hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan (Ksp). (Syukri, 1999:436)
Secara umum hubungan antara kelarutan (S) dengan tetapan hasil Ksp
dinyatakan sebagai berikut:
Ksp = (n-1)n-1Sn
Dimana n adalah jumlah ion elektrolit
Jika diketahui konsentrasinya maka:
AxBy
XAy+ + YBx-
Analisis Gravimetri
Page 3
Analisis Gravimetri
Page 4
d. Zat
yang
akan
ditentukan
harus
dapat
diendapkan
secara
BaCrO4 (s)
+ 2 KCI (aq)
berat A
berat sampel
x 100%
(persamaan 1)
(Syukri, 1999)
Penggunaan faktor gravimetri dalam perhitungan gravimetri adalah
sebagai berikut.
Bobot A = bobot P(endapan) x faktor gravimetri
(persamaan 2)
x 100%
Analisis Gravimetri
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
Page 5
(persamaan 3)
7. Pipet tetes
8. Gelas ukur 50 mL
9. Corong kaca
10. Gelas erlenmeyer 100mL
B. Bahan yang digunakan:
1. BaCl2 padat.H2O
2. K2CrO4 0,2 M
3. Aquades
4. Kertas saring
III.
: 2 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
PROSEDUR KERJA
HASIL PENGAMATAN
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
54,7 g
0,5 g
Analisis Gravimetri
Page 6
Menimbang BaCl2
1g
gelas
kimia
dan
menimbang kembali.
- mengaduk-aduk sampai larutan
homogeny
3.
Mengaduk-aduk
5.
Menguji
larutan
Menambahkan
dengan
bebrapa
tetes
K2CrO4 0.2 M
- 5 teteslarutan K2CrO4 0.2 M
- 10 teteslarutan K2CrO4 0.2 M
Memanaskan
larutan
mendidih
- Menyaring
sampai
Larutan mendidih
Endapan kering
- Mengeringkan residu
Analisis Gravimetri
Page 7
- Menimbang endapan
V. ANALISIS DATA
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan persentase hasil barium kromat
yang diperoleh dari pereaksian antara larutan barium klorida dengan larutan
kalium kromat.
Untuk membuat larutan barium klorida Pada percobaan ini langkah
pertama menimbang sebanyak 1 g kristal BaCl2 dilarutkan ke dalam 25 mL
aquades sambil mengaduk-aduk sesuai hasil pengamatan yang menghasilkan
larutan homogen yang tidak berwarna (bening) artinya kristal BaCl2 benar-benar
larut. Hal ini menunjukkan bahwa BaCl2 dapat larut sempurna dalam air. Dalam
proses pelarutan pelarut yang sering digunakan adalah aquades, hal ini disebabkan
karena hampir sebagian besar garam larut dalam air kecuali garam dengan kation
logam alkali. Pada proses pelarutan ini dihasilkan larutan tidak berwarna (bening),
karena larutan ini tidak ada tempat ion-ion yang menimbulkan warna.
Reaksinya yaitu:
BaCl2.2H2O(s) Ba2+(aq) + 2Cl-(aq)
Setelah itu, menambahkan larutan BaCl dengan 20mL larutan K2CrO4 0,2
M yang berwarna kuning,
K2CrO4. Senyawa K2CrO4 merupakan salah satu senyawa dari unsur transisi
periode keempat, di mana setiap unsurnya memiliki warna yang khas kecuali
senyawa dari Sc dan Ti yang tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong.
Senyawa Zn2+ juga tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh. Sesuai
hasil pengamatn pencampuran ini menghasilkan larutan berawarna kuning keruh
(kuning susu).
Setelah larutan didiamkan beberapa saat, terbentuk dua lapisan di mana
pada bagian dasar gelas kimia berupa endapan berwarna kuning muda sedangkan
pada bagian atas adalah larutan bening berbias kuning. Endapan kuning muda
tersebut merupakan barium kromat (BaCrO4), sedangkan larutan bening berbias
kuning adalah larutan KCl. Seharusnya larutan KCl berwarna bening, namun
Analisis Gravimetri
Page 8
karena endapan BaCrO4 belum semuanya turun ke dasar gelas kimia, maka larutan
KCl berwarna bening berbias kuning.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
BaCl2 (aq) + K2CrO4 (aq) BaCrO4(s) + 2KCl(aq)
Hal ini karena berdasarkan pada aturan senyawa ionic dalam air, bahwa
ion Cl- dapat larut dalam air dan berdasarkan aturan tersebut secara kualitatif
dapat diperidiksikan kembali bahwa
bagian dari
senyawa K2CrO4
yang
kemungkinan besar bereaksi dengan Ba2+ adalah CrO42-. Hal ini disebabkan CrO42merupakan anion sedangkan Ba2+ sebagai kation sehingga terbentuk senyawa
BaCrO4 sebagai endapan.
Endapan BaCrO4 terbentuk karena hasil kelarutan ion-ion BaCrO4 lebih
besar daripada tetapan hasil kali kelarutan BaCrO4, yaitu Qc (7,956. 10-3) > Ksp
BaCrO4 (1,6 x 10-10). Dalam keadaan ini, dapat dikatakan bahwa BaCrO4 sudah
jenuh dalam campuran dengan K2CrO4.
Kemudian campuran ditambahkan lagi dengan beberapa tetes larutan
K2CrO4 untuk memastikan kejenuhan larutan tersebut akan ion CrO42-. Pada
percobaan ini K2CrO4 yang ditambahkan sekitar 17 tetes. Penetesan kembali
K2CrO4 ini adalah untuk mengetahui apakah akan terbentuk lagi endapan BaCrO 4
atau tidak. Penambahan K2CrO4 harus dilakukan sedikit demi sedikit agar saat
tidak terbentuk endapan lagi pada lapisan larutan KCl dapat teramati dengan jelas.
Hasilnya, setelah ditambahkan 17 tetes K2CrO4 tidak terbentuk lagi endapan dan
nampak endapan terpisah secara nyata. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam
campuran tersebut sudah jenuh dengan ion CrO 42-. Dengan jenuhnya campuran
tersebut dengan ion CrO42- maka berarti semua BaCl2 yang ada dalam campuran
tersebut telah habis bereaksi membentuk endapan BaCrO 4 dan jika jumlah BaCl2
telah habis maka penambahan K2CrO4 hanya akan menambah ion CrO42- yang
pada
penambahan
tertentu
menyebabkan
kejenuhan.
Analisis Gravimetri
Page 9
Adapun
reaksi
Analisis Gravimetri
Page 10
0,00008 mol K2CrO4 yang tidak bereaksi dengan BaCl2. Padahal seharusnya filtrat
hasil penyaringan berwarna bening, karena filtrat tersebut merupakan larutan KCl.
Kemudian melakukan proses pengeringan yang bertujuan agar molekulmolekul air yang terikat dapat terlepas melalui penguapan. Pengeringan ini akan
menyebabkan air elektrolit dan kotoran-kotoran menguap lepasd ari endapan,
sehingga diperoleh endapan BaCrO4 murni. Pengeringan dilakukan selama kurang
lebih dua hari.
Setelah dilakukan penimbangan diperoleh endapan kering BaCrO 4 seberat
1,1 g, yang merupakan berat nyata (sampel). Sedangkan menurut perhitungan
berat teoritisnya yaitu 1,0361 g. Sehingga diperoleh persentase hasil endapan
BaCrO4 sebesar 106,16 % (terlampir).
VI. KESIMPULAN
1. Pada percobaan ini hubungan Qc. BaCrO4 dan Ksp BaCrO4 adalah
Q[Ba2+] [CrO42-] > Ksp BaCrO4.
Maka, terjadi pengendapan
2. Berdasarkan percobaan ini presentase hasil dari barium kromat adalah
106, 16%. karena beberapa faktor sehingga lebih dari 100%
3. Berdasarkan percobaan ini berat teoritis BaCrO4 adalah 1,0361 gram
4. Berat teoritis dapat dihitung menggunakan konsep stoikiometri reaksi.
Sedangkan berat nyata berdasarkan hasil penimbangan (hasil percobaan).
5. Metode dalam analisis gravimetri meliputi pelarutan sampel, pengendapan,
pemanasan, penyaringan, pencucian endapan, pengeringan, kemudian
penimbangan dan menghitung presentase hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1993. Penuntun Dasar Praktikum-Praktikum Kimia. Depdikbud
Day, R. A. dan Underwood, A. L. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.
Analisis Gravimetri
Page 11
Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta. (Hal. 91)
Keenan; Kleinfelter dan Wood. 1980. Kimia untuk Universitas Edisi keenam Jilid
2. Jakarta: Erlangga.
Khopkar, S. M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI.
Linggawati, A., Muhdarina dan Harapan S., 2001, Efektifitas Pati Fosfat dan
Aluminium Sulfat Sebagai Flokulan dan Koagulan, Jurnal Natur
Indonesia, Vol. 4, No. 1, ISSN : 1410 9379, Riau.
Refnita, G., Zamzibar Zuki dan Yulizar Yusuf, Pengaruh Penambahan Abu
Terbang (Fly Ash) Terhadap Tekanan Kuat Mortar Semen Tipe PCC Serta
Analisis Air Laut Yang Digunakan Sebagai Perendaman, Jurnal Kimia
Unand, Vol. 1, No. 1, Andalas.
Sherif, E. M., 2012, Electrochemical and Gravimetric Study on the Corrosion and
Corrosion Inhibition of Pure Copper in Sodium Chloride Solutions by Two
Azole Derivatives, International Journal Electrochemical Science, Vol. 7,
No. 1, Saudi Arabia
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : Penerbit ITB.
Sholahuddin, Arif; Bambang Suharto dan Abdul Hamid. 2012. Panduan
Praktikum Kimia Analisis. Banjarmasin: Kimia FKIP Unlam.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
LAMPIRAN
A. PERHITUNGAN
1.perhitungan massa endapan BaCrO4 (berat nyata)
Diketahui :
Massa kertas saring + endapan
= 1,6 g
Massa kertas saring
= 0,5 g
Ditanya : massa endapan BaCrO4 (berat nyata) ?
Analisis Gravimetri
Page 12
Jawab :
Massa endapan BaCrO4 = ( massa kertas saring+endapan) ( massa kertas
saring)
= 1,6 g 0,5 g
= 1,1 g
2. perhitungan massa endapan BaCrO4( hasil teoritis)
Diket :
Mr.BaCl2 = Ar.Ba + ( 2.Ar.Cl )
= 137,34 g/mol + (2 . 35,5 g/mol)
=(137,34+71) g/mol= 208,34
Mr.H2O = 2. (2.Ar.H) + ( 2.Ar.O)
= (4.1 g/mol) + (2 . 16 g/mol)
= 36 g/mol
Mr.BaCl2. 2H2O
[K2CrO4] = 0,1 M
V.K2CrO4 = 20 mL + 0,85 mL
=20,85 mL = 0,02085 L
Catatan : 1 tetes K2CrO4 = 0,05mL
Jadi, 17 x 0,05 mL= 0,85 mL (karena yang digunakan 17 tetes)
Analisis Gravimetri
Page 13
BM BaCl 2
x massa BaCl 2. H 2O
BM BaCl 2. H 2 O
gram
mol
x 1 gra=0,8526 g
g
244,34
mol
208,34
=
n BaCl2 =
m BaCl 2
Mr BaCl 2
0,8526 gram
g
208,34
mol
= 0,00409 mol
n K2CrO4 = M K2CrO4 V K2CrO4
= 0,2 M 0,02085 mL
= 0,00417 mol
BaCl2 (aq)
+
K2CrO4 (aq) BaCrO4 (S) +
3
3
: 4,09 10
mol : 4,17 10
:
-
Analisis Gravimetri
Page 14
2KCl (aq)
:
: 4,09
103
mol : 4,09
103
mol : 4,09
103 mol
S
5
:8 10 mol
3
: 4,09 10
mol
= 1,0361 gram
3. Persentase hasil endapan barium kromat (BaCrO4)
% hasil
Berat nyata
100
Berat teoritis
1,1 gram
100
1,0361 gram
= 106, 16 %
Jadi, persentase hasil endapan BaCrO4 dari percobaan adalah 106, 16 %
4.Perhitunngan Qc BaCrO4
Diketahui :
3
Mol BaCrO4 = 4,09 10 mmol
V total
Analisis Gravimetri
Page 15
M BaCrO4 =
=
mol BaCrO 4
V total
0,00409mmol
0,04585 mL
= 0,0892 M
= 7.956. 10 -3 M2
Qc > Ksp
10
7.956. 10 -3 > 1,26 10
Maka, BaCrO4 mengendap.
B. PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan:
1. Jelaskan faktor apa saja yang harus dikontrol pada praktek agar menghasilkan
endapan yang mudah disaring dengan partikel yang relatif kasar.
2. Jika 100 mL larutan BaCl2 0,01 M diendapkan dengan K2CrO4. Tentukan
berapa gram K2CrO4 yang diperlukan agar terbentuk endapan BaCrO4
Jawaban Pertanyaan:
1. Faktor yang harus dikontrol pada praktek agar menghasilkan endapan yang
mudah disaring dengan partikel yang relatif kasar yaitu:
a) Penentuan selang waktu pada saat pengendapan selanjutnya yang
akan membentuk partikel dengan ukuran yang cukup besar untuk
mengendap ke dasar wadah.
b) Pemilihan keadaan untuk pengendapan.
Untuk memperoleh endapan / partikel yang relatif kasar, yang perlu
diperhatikan dalam proses pengendapan adalah kelewat jenuhan
nisbi (R) yang dirumuskan dengan:
Analisis Gravimetri
Page 16
R=
R
QS
S
pengendap
harga
(Q
secara
perlahan-lahan
S)rendah,
sehingga
akan
tercapai
Page 17
BaCrO4 (s)
+ 2 KCl
= n x Mr
g mol
Analisis Gravimetri
Page 18
LAMPIRAN FOTO
Menimbang BaCl2
Menambahkan aquades
Memasukkan K2CrO4
Analisis Gravimetri
Page 19
Menyaring larutan
Menimbang
Endapan yang
endapan
terbentuk
FLOWCHART
1,2 gram BaCl2(s) + 25 mL H2O (air suling)
Analisis Gravimetri
Page 20
* Larutan
* Larutan + 25 mL K2CrO4
2M
- Mengamati endapan yang terbentuk
- Menambahkan terus K2CrO4 sampai
endapan BaCrO4 tidak terbentuk lagi
** Larutan +
endapan
** Larutan +
endapan
- Memanaskan sampai mendidih
- Menyaring dengan kertas saring Whatman
Larutan
Larutan + Endapan
- Mengeringkan
- Menimbang
Endapan
NB :
Mencatat bobotnya
Menghitung hasil teoritis endapan BaCrO4 dan tentukan juga persen hasil
Analisis Gravimetri
Page 21