Sampling adalah sebuah prosedur/cara untuk memilih sampel. Dalam sebuah penelitian
tertentu penggunaan teknik sampling mutlak diperlukan dan harus diperhatikan agar
tujuan penelitian tersebut sesuai dengan kondisi dan keadaan sebenarnya sehingga
penelitian menjadi absah. Dengan demikian, para peneliti memang perlu mengetahui
teknik sampling yang baik dan benar. Dalam melakukan teknik sampling terdapat
beberapa yang harus diperhatikan oleh para peneliti antara lain:
1. Karakteristik
Karakter atau ciri-ciri yang akan diperiksa/pelajari.
2. Unit analisis
Suatu pengamatan yang karakteristiknya akan diukur/diteliti
3. Populasi
Keseluruhan unit analisis/hasil pengukuran yang dibatasi oleh suatu kriteria
tertentu.
4. Populasi sasaran
Populasi yang akan diteliti. Seorang peneliti menyimpulkan hasil penelitiannya
hanya berlaku untuk populasi sasaran yang ditetapkan.
1. Jenis-Jenis Teknik Sampling
Teknik sampling dilihat dari prosesnya terdapat 2 tipe sampling:
Sampling peluang
Pada sampling peluang peneliti sangat memperhatikan unsur peluang saat
melakukan pemilihan unit analisis yang masuk ke dalam sampel, dimana peluang
unit analisis terpilih ke dalam sampel adalah sama.
Jenis-jenis sampling peluang:
Unit analisis merupakan sebuah kesatuan yang karakteristiknya akan diukur. Unit
analisis bisa merupakan sebuah kesatuan yang berdiri sendiri (tidak dapat dibagibagi). Berlawanan dengan pembentukan strata, klaster dibentuk dengan tujuan
memperoleh keadaan se-heterogen mungkin. Jika dalam klaster keadaan
heterogen, klaster menjadi homogen. Bila pembentukan klaster seperti ini dapat
tercapai, maka banyaknya klaster yang digunakan untuk menentukan sampel
penelitian cukup 2 buah saja karena homogen. Dalam prakteknya di lapangan,
klaster yang biasa diambil adalah daerah administratif seperti RT, RW, kelurahan,
kecamatan, dan lain-lain. Akibat pembentukan klaster seperti ini maka keadaaan
di dalam klaster relatif heterogen dan antar klaster relatif homogen. Oleh karena
itu, disarankan melakukan pembentukan klaster menggunakan daerah
administratif.
2. Ukuran Sampel
Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam penelitian adalah dalam menentukan
ukuran sampel (n). Dalam penelitian kita harus menetapkan yang menjadi populasi
sasaran, jenis sampling, ukuran/jumlah sampel (n) dan cara pemilihannya.
Pengambilan sampel penelitian itu sendiri pada dasarnya tidak sesederahana seperti
yang mungkin dibayangkan orang. Sampel penelitian haruslah representatif, mewakili
semua populasi darimana sampel itu diambil, sehingga seluruh informasi yang
terdapat dalam populasi terdapat juga pada sampel yang kita ambil. Kata mewakili
hendaknya diartikan segala karakteristik yang terdapat dalam populasi ada di dalam
sampel, yang beda hanya besarnya atau ukurannya. Karena itulah sampel ukurannya
selalu lebih kecil daripada ukuran populasi N. Faktor-faktor yang ikut berperan dalam
menentukan ukuran sampel minimal sebagai berikut:
Kedalaman analisis.
1. n n1, maka dalam keadaan seperti ini ukuran sampel yang digunakan
adalah n1.
2. N > n1, maka dalam ini harus menambah jumlah sampel.
Sumber:
1. Dr. Harapan L. Tobing, Alat-alat Statistika yang Sering Digunakan, 2000.
2. Prof. Dr. Sudjana, Metoda Statistika. Penerbit Parsito, Bandung, 1992
SAMPLING
22.12 | Posted in sampling
Methode Sampling
Ada dua cara mengumpulkan data :
1. Sensus yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat semua elemen yang
diselidiki, jadi menyelidiki semua obyek, gejala, kejadian atau peristiwa.
Misalnya seluruh motor yang dihasilkan Pt X, atau seluruh motor yang ada di dealer.
Sehingga hasil sensus menggambarkan nilai karakteristik sesungguhnya. Kumpulan
seluruh elemen itu dinamakan populasi.
2. Sampling : teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati sebagian dari obyek,
gejala atau peristiwa.
Sebagian individu yang diamati tersebut disebut sampel. Sehingga hasil pengamatan
yang diperoleh berupa nilai karakteristik perkiraan, yaitu perkiraan tentang keadaan
populasi.
Cara sensus meskipun memberikan data yang sebenarnya, dan hasil keputusan yang
tepat tetapi memakan biaya, waktu, tenaga.
Cara sampling akan menghemat waktu, tenaga , biaya namun perlu diperhatikan teknik
pengambilan samplingnya sehingga bisa menggambarkan keadaan sesungguhnya dari
populasi (tidak bias).
Teknik Pengambilan Sampling :
A. Probability Sampling Random : pengambilan sampling yang mengikuti teori
probabilitas, sehingga bisa lebih menggambarkan kondisi populasi.
Terbagi atas :
A.1. Simple Random Sampling :
Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak
sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama
besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
Apabila jumlah populasi sedikit bisa dilakukan dengan cara mengundi tapi apabila jumlah
populasi besar dengan menggunakan Tabel Random Number atau lebih praktis lagi lewat
bantuan software online http://www.randomizer.org/form.htm
Teknik ini memiliki tingkat keacakan yang sangat tinggi, sehingga sangat efisien
digunakan untuk mengukur karakter populasi yang memiliki sifat homogenitas tinggi.
Sedangkan untuk populasi yang bersifat heterogen, penggunaan teknik ini justru dapat
menimbulkan bias.
Dengan software online, http://www.randomizer.org/form.htm
dengan cara mengisi sebagai berikut :
How many sets of numbers do you want to generate? Isi 1
How many numbers per set ? Isi 5
Number range (e.g., 1-50) : Isi from 1 to 50
Do you wish each number in a set to remain unique? Pilih Yes
Do you wish to sort the numbers that are generated? Pilih No
How do you wish to view your random numbers? Pilih Place Marker Off
Klik Randomize Now !
Methode ini biasanya digunakan pada survey yang menggunaan peta area (geografi),
misalnya survey perumahan di perkotaan. Area kota dibagi kedalam blok-blok, kemudian
secara random dipilih blok-blok sebagai sampel pengamatan.
Quick Count biasanya menggunakan perpaduan Cluster & Stratifikasi Sampling dalam
methodenya
Cluster sampling ini digunakan ketika elemen dari populasi secara geografis tersebar
luas.
Keuntungan penggunaan teknik ini adalah menjadikan proses sampling lebih murah dan
cepat daripada jika digunakan teknik simple random sampling. Akan tetapi, hasil dari
cluster sampling ini pada umumnya kurang akurat dibandingkan simple random sampling
B. Non Probability Sampling
Perbedaan antara nonprobability dan probability sampling adalah bahwa nonprobability
sampling memilih unit sampel secara tidak acak.
Hal ini berarti nonprobability sampling tidak bergantung pada teori probabilitas.
Dengan nonprobability sampling, kemungkinan besar tidak bisa mewakili sifat populasi
secara baik.
Secara umum peneliti pada umumnya memakai methode probability dibanding non
probability.
Namun demikian dalam riset sosial terdapat beberapa kondisi-kondisi yang tidak
memungkinkan secara praktek atau secara teoritis untuk melakukan random sampling.
Oleh karena itu kemudian perlu digunakan alternatif metoda nonprobability seperti
survey, jajak pendapat maupun opini.
Terdiri :
B.1. Accidental Sampling, apabila pengamatan sampel yang dilakukan tanpa sengaja,
tanpa perencanaan terlebih dulu. Jumlah sample yang diambil seadanya saja, sehingga
kesimpulan yang diambil bersifat kasar dan sementara.
Misalnya penelitian pemakaian merk kendaraan di Yogyakarta berdasarkan samel mobil
yang diparkir di Malioboro, didapatkan kesimpulan 70 % memakai Toyota.
Purposive Sampling
B.2. Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan sengaja
untuk mencapai maksud tertentu. Informasi yang mendahului keadaan populasi sudah
diketahui benar dan tidak perlu diragukan lagi (misal dari sensus ekonomi) dan
pengamatan dilakukan hanya pada daerah tertentu key area misal daerah industri
dengan tujuan mengetahui key area tersebut saja.
Purposive Sampling sering juga disebut Judgement Sampling, karena diasarkan pada
pertimbangan pakar. Misalnya untuk masalah peningkatan ekonomi dengan mengambil
pendapat pakar ekonomi dsb
B.3. Convenience Sampling : apabila pengambilan sample berdasarkan kesukaan / sukasuka / seenaknya menurut si peneliti. Misalnya dengan mengambil pengunjung yang
Sampling Penerimaan :
Sampling Penerimaan (Acceptance Sampling) adalah sampling yang digunakan untuk
menentukan apakah suatu lot bisa diterima atau tidak, berdasarkan AQL (Acceptance
Quality Level / Tingkat Penerimaan Kualitas).
Awalnya secara resmi dipakai di US Army melalui prosedur MIL-STD-105 D namun sudah
pula dipakai secara luas didunia, dan bisa dipakai untuk data variabel maupun atribut.
Tiga pendekatan dalam memutuskan lot :
1.Menerima lot tanpa pemeriksaan ; digunakan apabila proses produksi supplier sangat
baik, produk cacat hampir tidak ditemukan.
2.Pemeriksaan 100 % ; digunakan apabila proses produksi supplier tidak cukup
memenuhi spesifikasi atau merupakan kritikal part dan apabila meloloskannya akan
mengakibatkan biaya yang sangat besar.
3.Sampling penerimaan digunakan apabila :
a. Pengujian bersifat merusak.
b. Biaya dan waktu pemeriksaan 100 % sangat tinggi.
c. Adanya keperluan untuk pemantauan kualitas supplier.
Keunggulan Sampling Penerimaan :
a. Lebih murah dan cepat.
b. Resiko kerusakan part berkurang.
c. Manpower lebih sedikit.
d. Mengurangi kesalahan pemeriksaan.
e. Memberikan motivasi ke supplier untuk perbaikan proses secara menyeluruh.
Kerugian Sampling Penerimaan :
a. Beresiko menerima lot yang jelek dan menolak lot yang baik.
Sumber :
1.Eugene L. Grant, Richard S. Leavenworth,Pengendalian Mutu statistis Jilid 2, Penerbit
Erlangga 1991
2., Rencana Sampling Dengan Cara MIL-STD-105D, Institut Pendidikan dan Pembinaan
Manajemen PPM
3.http://www.randomizer.org/form.htm
4.Drs. Marzuki, Metodologi Riset,BPFE-UII Yogyakarta
http://stattrek.com/Tables/Random.aspx
Category: sampling
Ketepatan yang tinggi dan setiap unit sampel mempunyai probabilitas yang sama
untuk diambil sebagai sampel.
Kekurangan :
Bila tidak terdapat daftar unit dasar (sampling frame) dan populasi yang tersebar atau
populasi yang sangat luas dengan prasarana jalan yang tidak menunjang, maka
pengambilan sampel acak sederhana sulit dilaksanakan atau membutuhkan tenaga,
waktu, dan biaya yang sangat besar.
Systematic Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sistematik)
Pengambilan sampel acak sistematik ialah apabila pengambilan sampel acak dilakukan
secara berurutan dengan interval tertentu.
Besarnya interval (i) dapat ditentukan dengan membagi populasi (N) dengan jumlah
sampel yang diinginkan (n) atau i = N/n.
Stratified Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Stratifikasi)
Pengambilan sampel acak stratifikasi ialah pengambilan sampel yang dilakukan dengan
membagi populasi menjadi beberapa strata, di mana setiap strata adalah homogen,
Keuntungan :
Ketepatan yang lebih tinggi dengan simpangan baku yang lebih kecil dibandingkan
dengan pengambilan sampel acak sederhana terutama bila pengambilan sampel
dilakukan secara proporsional.
Kekurangan :
Kekurangannya yaitu kita harus mengetahui kondisi populasi-yang sering tidak
diketahui-agar dapat dilakukan stratifikasi dengan baik, dan kekurangannya yang lain
yaitu sulit untuk membuat kelompok yang homogeny.
Cluster Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Kelompok)
Pengambilan sampel acak kelompok dapat dilakukan apabila kita akan mengadakan
suatu penelitian dengan mengambil kelompok unit dasar sebagai sampel.
Cluster sampling dapat pula dilakukan dengan membagi populasi studi menjadi beberapa
bagian (Blok) sebagai cluster dan dilakukan pengambilan sampel kelompok (cluster)
tersebut.
Keuntungan :
Bila pengambilan sampel acak kelompok dilakukan dengan baik maka akan
menghasilkan ketepatan yang lebih baik daripada pengambilan sampel acak sederhana.
Kekurangan :
Cara ini mempunyai kekurangan yang sama dengan pengambilan sampel acak
stratifikasi, tetapi mempunyai cirri yang berbeda.
Kalau pada sampel acak dengan stratifikasi, individu dalam sau kelompok homogeny
tetapi mungkin antarkelompok berbeda, sedangkan pada cluster sampling sebaliknya,
yaitu individu dalam satu kelompok bersifat heterogen tetapi antarklompok tidak banyak
berbeda.
Contoh Hipotesis
1.
Ha : Ada penurunan berat badan para pasien penderita obesitas yang melakukan diet.
7.
Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar
siswa.
Ha : Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar siswa.
8.
Ho : Tidak ada pengaruh pemberian informasi produk terhadap keputusan
pembelian barang.
Ha : Ada pengaruh pemberian informasi produk terhadap keputusan pembelian barang.
9.
Ho : Tidak ada pengaruh kegiatan penyuluhan terhadap keputusan pasangan
keluarga untuk mengikuti program KB.
Ha : Ada pengaruh kegiatan penyuluhan terhadap keputusan pasangan keluarga untuk
mengikuti program KB.
10.
Ho : Rata-rata berat badan bayi yang diberi susu formula tambahan sama dengan
rata-rata berat badan bayi yang tidak diberi susu formula tambahan.
Ha : Rata-rata berat badan bayi yang diberi susu formula tambahan tidak sama dengan
rata-rata berat badan bayi yang tidak diberi susu formula tambahan.
Teknik Sampling
Paper ini berisi uraian mengenai metode sampling atau teknik-teknik sampling
yang disertai analisa kritis terkait metode sampling. Selain itu juga terdapat penjelasan
mengenai bagaimana cara menentukan sampling error. Sumber referensi dari paper ini
adalah buku karangan Prof.Dr.S.Nasution, M.A. yang berjudul, Metode Research. Paper
ini jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan
diterima penulis agar paper ini dapat menjadi lebih baik.
Teknik Sampling
Sebelum menjabarkan teknik-teknik sampling, lebih baik diketahui terlebih dahulu
apa yang dimaksud dengan sampling. Menurut Prof.Dr.S.Nasution, M.A. sampling adalah
memilih sejumlah tertentu dari keseluruhan populasi. 1[1] Untuk menentukan teknik
sampling yang akan digunakan sebaiknya melalui beberapa pertimbangan seperti;
tingkat pengetahuan peneliti mengenai populasi, biaya, besarnya populasi, fasilitas
pendukung penelitian dan tujuan penelitian. Secara umum terdapat dua jenis sampling
yaitu; probability sampling dan non-probability sampling. Berikut uraiannya :
A. Probability Sampling
Sampling yang memberikan kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi
untuk dapat dipilih. Ada empat jenis dari probability sampling, diantaranya :
1)
Random Sampling
Sering disebut dengan sampling acakan, namun acakan yang dimaksud bukan
pemilihan sampel secara kebetulan atau asal-asalan saja karena pada dasarnya, random
sampling ini dilakukan dengan mengikuti prosedur tertentu. Acakan atau random
ditekankan pada tiap-tiap individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih. Karakteristik dari random sampling ini adalah kesempatan yang dimiliki
oleh tiap-tiap individu dalam populasi tidak dipengaruhi oleh unsur-unsur lain untuk
dipilih, bisa dikatakan bersifat independen.
Meskipun teknik ini sering digunakan oleh para peneliti, namun kelemahan dari
random sampling ini adalah untuk memperoleh data yang lengkap mengenai populasi
secara keseluruhan tidaklah mudah. Menurut pendapat saya, teknik ini merupakan
teknik yang rumit, saya memberikan contoh dalam melakukan sebuah penelitian dengan
sebuah populasi yang terdiri dari 50 hingga 100 orang. Bagaimana cara peneliti untuk
mendapatkan data yang lengkap mengenai berapa orang yang memiliki
telepon
genggam , berapa orang yang bisa mengoperasikan komputer dengan baik ?. Untuk
mendapatkan data-data secara lengkap dari populasi secara keseluruhan memerlukan
waktu yang lama.
2)
3)
dijabarkan diatas. Tetapi sebenarnya teknik ini memiliki perbedaan yaitu proporsi
subkategori tidak berdasarkan atas proporsi yang ada dalam populasi, hal ini
dikarenakan subkategori terlalu sedikit jumlah sampelnya.
Kelemahan dari teknik ini adalah kemungkinan terdapat subkategori yang terlalu
besar atau terlalu kecil jumlahnya jika dibandingkan dengan proporsi populasi yang
sebenarnya. Menurut pendapat saya, hal itu dapat membuat populasi menjadi
terganggu. Selain itu seharusnya peneliti harus dapat mempertanggung jawabkan hasil
penelitiannya dengan cara menghindari kesalahan tentang pengklasifikasian populasi.
4)
Area Sampling
Dikenal juga dengan sampling daerah. Teknik ini dilakukan jika populasinya tersebar
di suatu daerah seperti; Negara, provinsi dan lain-lain. Biasanya teknik ini digunakan
oleh peneliti yang melibatkan populasi yang besar dan tersebar didaerah yang luas.
Kelemahan dari teknik ini adalah adanya ketidaksamaan jumlah individu ditiap-tiap
daerah. Menurut saya, teknik sampling ini memungkinkan untuk terjadinya kesalahan,
bisa saja ada individu yang pindah dari daerah pilihan I ke daerah pilihan II sehingga
individu tersebut masuk sample sebanyak dua kali.
Teknik ini biasanya digunakan untuk memperoleh data secara umum tentang
individu-individu yang tinggal di suatu daerah. Biasanya tidak memerlukan waktu yang
lama untuk melakukan teknik ini. Adapun yang termasuk non probability sampling
adalah :
1)
Sampling Sistematis
Teknik ini memilih sample dari suatu daftar menurut urutan tertentu. Daftar tersebut
bisa berupa anggota buruh perusahaan, daftar siswa dan lain-lain. Teknik ini dapat
mengurangi kesalahan dalam pemilihan individu dan jika terjadi kesalahan juga tidak
akan mempunyai banyak pengaruh.
Menurut saya, teknik ini tidak sebaik random sampling, karena unsur acakan akan
diperbesar dengan memilih nomor acakan yang baru tiap kali mencapai jumlah tertentu.
Bisa dikatakan, jika dalam random sampling memungkinkan setiap individu dalam
populasi mendapat kemungkinan yang sama untuk dipilih, berbeda dengan sampling
sistematis yang membuat individu dikesampingkan.
2)
Sampling Kuota
Teknik memilih sampel yang memiliki ciri-ciri tertentu dalam jumlah yang diinginkan.
Dalam teknik ini peneliti dapat dengan sengaja memasukkan individu-individu dengan
ciri-ciri yang diinginkan peneliti.
Namun menurut saya, teknik ini kurang independen karena peneliti dengan mudah
dapat memasukkan individu-individu yang dikenalnya dan kemungkinan terjadinya
penyimpangan juga sangat besar. Selain itu ciri-ciri yang dipilih dalam pengelompokkan
sampel tidak berdasarkan ciri-ciri yang ada dalam populasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa
sampel yang diambil bukanlah sebagai perwakilan dari populasi.
3)
Purposive Sampling
Pemilihan sampel dilakukan dengan cermat dan relevan dengan penelitian, sehingga
sampel yang dipilih bisa dikatakan sebagai perwakilan dari populasi. Meskipun sekilas
terlihat sama dengan sampling kuota, namun teknik ini jauh lebih cermat dalam
melakukan pemilihan terhadap sampel.
Menurut saya, teknik ini tidak memberi kesempatan yang sama pada tiap individu
dalam populasi untuk dipilih karena peneliti menentukan kategori pengelompokkan
menurut ciri-ciri yang dimiliki oleh sampel tersebut.
4)
Snowball Sampling
Teknik ini digunakan jika peneliti ingin menyelidiki hubungan antar individu dalam
suatu kelompok atau untuk meneliti penyebaran informasi tertentu dalam suatu
kelompok. Namun menurut pandangan saya, dari awal dalam penentuan kelompok
mengandung unsur subjektifitas, jika tidak dipilih secara acak.
Sebelum jauh melangkah mengenal bagaimana cara pengambilan sample dan cara
menentukan besar sample. Kita harus memahami bagaimana sample itu sendiri.
Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan dalam kerangka sampling. Penentuan
cara pengambilan sampling lebih tergantung oleh peneliti itu sendiri, tetapi hal yang
penting disini adalah bagaimana sample itu dapat mewakili dari populasi yang akan
diteliti.
Mengapa dalam penelitian dilakukan sample dari populasi? Beberapa alas an untuk
melakukan sampling antara lain menghemat tenaga, waktu, biaya, materi dan lainnya.
Biasanya meneliti semua populasi biasannya akan menghadapi kendala meski hasilnya
akan lebih baik daripada sampling. Tetapi jika sampelnya tepat dan akurat, benar-benar
mewakili atau representative maka kesimpulan akan sama dengan meneliti populasi.
Untuk itu perlu yang perlu diperhitungkan dalam sample adalah bagaimana cara
pengambilan sample? Dan bagaimana menentukan jumlah sample? Harapan dari ini
salah satunya adalah bagaimana sample dapat mewakili dari populasi (representative).
Dalam konteks ini dikenal dengan cara pengambilan sample secara random dan non
random. Disamping itu dikenal beberapa cara penentuan besar sample.
Dalam melakukan penentuan besar sample yang penting diingat adalah bagaimana
hipotesisnya dan desain penelitiannya? Pemilihan pengunaan rumus besar sample akan
sedikit banyak ditentukan oleh pola hipotesisnya dan desain yang ada dalam penelitian.
Pada prinsipnya roh yang ada dalam penelitian adalah hipotesis. Dan salah satu
instrument yang dapat digunakan dalam penentuan pengujian hipotesis adalah dengan
uji statistic. Penerapan uji statistic dalam penelitian tidak akan lepas dari tipe hipotesis
yang ada karena hipotesis akan cenderung menentukan uji statistic yang tepat untuk
digunakan. Selain itu yang penting diingat adalah skala data dari hasil pengumpulan
penelitian (skala nominal, ordinal, interval, dan skala rasio). Pada prinsipnya cara
pengambilan sample ada dua yang dikenal yaitu dengan cara random dan cara non
random.
1. Pengambilan sampe dengan random
Langkah
0211
4761
3567
0265
6513
4323
0123
1113
4535
9564
1433
5462
4334
0095
3432
4353
0015
0056
3221
3549
0228
0547
2300
2118
0238
6568
1231
4117
4227
3228
1232
1.
o
Mudah dipahami
Pengambilan sampel acak stratifikasi adalah suatu proses pemilahan terhadap populasi
ke dalam beberapa strata yang saling pisah.
Pengambilan sampel dengan stratifikasi lebih menekankan dan memperhatikan subklaster yang ada. Pembagian sub-klaster dapat didasarkan pada karakteristik atau tipe
dari populasi.
Langkah-langkah
1. Menentukan populasi sasaran.
2. Menentukan sub-klaster yang dapat didasarkan pada karakteristik populasi. Ini
lebih sering dikenal dengan alokasi sampling. Cara alokasi yang paling sering
adalah dengan Alokasi Proposional.
3. Melakukan proses random (acak) untuk setiap sub yang didasarkan pada
karakteristik populasi.
4. jumlah Sampel yang terambil untuk setiap sub-klaster adalah sama.
5. Melakukan pengambilan sampel stratifikasi
Contoh kasus
Suatu penelitian dilakukan di Yogyakarta tentang kepatuhan bidan melaksakan
pecegahan infeksi. Yang dianggap sebagai populasi adalah semua bidan yang berada di
rumah sakit di wilayah DIY baik rumah sakit swasta atau pemerintah. Jika seluruh bidan
yang bekerja di DIY ada 200 sedangkan sampel yang dibutuhkan sebesar 20 bagaimana
cara memilih 20 bidan dari 200 bidan yang ada diwilayah kerja provinsi DIY?
Langkah penyelesaian.
-
Menentukan populasi
Contoh kasus.
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui cakupan imunisasi anak sekolah di provinsi
DIY. Jika sampel yang dibutuhkan sebesar 200 anak sedangkan seluruh populasi 2.000
anak di DIY. Bagaimana mengambil 200 anak dari 2.000 anak di wilayah DIY?
Langkah penyelesaian.
1. Menentukan Kabupaten. Kabupaten disini merupakan kabupaten yang berada
diwilayah provinsi DIY.
2. Melakukan pemilihan kecamatan untuk masing-masing kabupaten (5
kabipaten/kota). Pemilihan dapat dilakukan dengan acak sederhana atau
sistematic.
3. Memilih Desa untuk masing-masing kecamatan yang terpilih.
4. Memilih sekolah untuk masing-masing Desa yang terpilih.
5. Memilih kelas untuk masing-masing desa yang terpilih.
6. Memilih anak untuk masing-masing kelas yang terpilih.
Pengambilan Sampel non Random
1. Proporsif Sampling
Proporsif sampling memberikan gambaran bahwa pengambilan sampling didasarkan
pada asumsi peneliti.
2. Kuota Sampling
Kouta sampling didasarkan pada samling yang ditemukan dimana telah memenuhi
jumlah sampling yang ditentukan.
Latihan sebuah diskusi
Jika diketahui pada bayi tersebar ke dalam 39 posyandu dan diketahui terdapat 1000 ibu
yang mempunyai anak usia dibawah 2 tahun bagaimana pengambilan sampel yang tepat
untuk kasus diatas?