(METODE KJELDAHL)
I.TUJUAN
1. Dapat memahami metode kjeldahl untuk penentuan kadar protein
2. Dapat mengetahui cara penentuan kadar protein secara kuantitatif
II.
TEORI DASAR
Prinsip metode kjeldahl adalah mula-mula bahan didestruksi dengan
asam sulfat pekat menggunakan katalis selenium oksiklorida atau butiran
Zn. Amonia yang terjadi ditampung dan dititrasi dengan bantuan indikator.
Metode kjeldahl pada umumnya dapat dibedakan atas dua cara,yaitu cara
makro dan semimikro.cara makro kjeldahl digunakan untuk sampel yang
sukar dihomogenisasi dan besarnya 1-3 gram, sedangkan semi-mikro
kjeldahl dirancang untuk sampel yang berukuran kecil. Yaitu kurang dari
300 mg dari bahan yang homogeny. kekurangannya adalah bahwa purin,
pirimidin, vitamin-vitamin, asam amino besar, kreatin, dan kreatinin ikut
teranalisis dan terukur sebagai nitrogen protein. Walaupun demikian, cara
ini masih digunakan hingga kini dan dianggap cukup teliti untuk
pengukuran kadar protein dalam bahan makanan, analisis protein dengan
metode mikro-kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan,
yaitu proses destruksi, proses destilasi, dan tahap titrasi. (Bintang, 2010)
1. Proses Destruksi
Pada tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga
terjadi penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya, yaitu unsur-unsur
C,H,O,N,S dan P. unsur N dalam protein ini dipakai untuk menentukan
kandungan
didestruksi
hingga
larutan
berwarna
jernih
yang
meskipun
IV.
BAHAN
Sampel
Alat destilasi
Pipet tetes
Erlenmeyer
Gelas ukur
Waterbath
Gelas kimia
Termometer
Alat pemanas (heater)
Kalium sulfat
Asam sulfat pekat
Lempeng Zn
Aquadest
Air es
Natrium hidroksida 0,1 N
Asam klorida 0,1 N
Indikator Phenolftalein
PROSEDUR KERJA
Ditimbang 1 gram sampel yang telah dihaluskan kemudian
dimasukkan ke dalam labu kjeldahl. Setelah itu ditambahkan 7,5 gram
kalium sulfat dan 0,35 gram raksa (II) oksida dan 15 ml asam sulfat pekat.
Semua bahan dipanaskan dalam labu kjeldahl dalam lemari asam sampai
Gambar
Tahap destilasi
Kalium sulfat 0,6 gram di larutkan
kedalam 15 mL aquadest
larutan berwarna bening.
Natrium hidroksida 25 gram
dilarutkan kedalam 50 mL
aquadest
larutan berwarna
Tahap titrasi
Hasil destilasi + Asam Klorida
(HCl) 0,1 N sebanyak 50 ml + 5
tetes indicator phenolphthalein
(dalam etanol 95%) + natrium
hidroksida 0,1N. terbentuk larutan
berwarna merah muda
Perhitungan
Larutan Asam oksalat (C2H2O4 . 2H2O)
N Asam Oksalat=
0,0958=
massa 1000
x
BE
V
massa 1000
x
63,035 100
0,958
10,6
N2 = 0,0903 N
Maka, di peroleh normalitas larutan NaOH adalah 0,0903 N.
1,02
10
= 0,102 N
4,75
50
N1 = 0,095 N
Maka, di peroleh normalitas larutan HCl adalah 0,095 N.
Kadar protein yang terkandung dalam sampel : Volume blanko adalah 52,6 ml ;
Volume titran adalah 41,6 ml ; Berat sampel adalah 1 gram
%N =
14 x ( mLblankomLtitran ) x N titran
berat sampel ( gram ) x 1000
%N =
%N =
13,9
1000
%N = 1,39 %
x 100%
x 100%
x 100%
100
16
%protein =
x %N
%protein = 6,25 x %N
%protein = 6,25 x 1, 39 %
%protein = 8,7%
Maka, di peroleh kadar protein yang terdapat dalam sampel yaitu kacang hijau
adalah 8,7%
VI.
PEMBAHASAN
Prinsip kerja dari metode Kjeldahl adalah protein dan komponen
organik dalam sampel didestruksi dengan menggunakan asam sulfat dan
katalis. Hasil destruksi dinetralkan dengan menggunakan larutan alkali dan
melalui destilasi. Destilat ditampung dalam larutan asam . Selanjutnya ionion borat yang terbentuk dititrasi dengan menggunakan larutan HCl.
Pada proses destruksi, sample dipanaskan dalam H2SO4 pekat
sehingga terjadi penguraian sample menjadi unsur-unsurnya. Unsur N yang
dihasilkan akan dipakai untuk menentukan kadar protein. Untuk
mempercepat proses destruksi, perlu ditambahkan katalis. Katalis yang
digunakan terdiri dari campuran K2SO4 dan HgO yang mempercepat reaksi
dengan meningkatkan titk didih dari H2SO4 pekat, peningkatan titik didih
akan mengefektifkan reaksi antara asam sulfat dengan sampel (destruksi
berjalan efektif). Hal tersebut disebabkan oleh lamanya waktu yang
dibutuhkan oleh asam sulfat untuk menguap (semakin tinggi titik didih,
maka waktu yang dibutuhkan asam sulfat untuk menguap akan semakin
lama), selain itu H2SO4 juga dapat memutuskan ikatan pepetida dari protein
yang ada disampel, karena H2SO4 untuk bereaksi dengan Asam amino dari
sampel harus mempunyai titik didih yang tinggi sehingga menyebabkan
putusnya ikatan C dan N dan menghasilkan NH 4,Setelah pencampuran
larutan yang diperoleh kuning kecoklatan hal ini diduga adanya air yang
tersisa diawal pada saat pencucian alat sehingga air ikut tercampur, tapi
seharusnya berwarna hitam dan kemudian saat pemanasan berjalan menjadi
tidak berwarna hal ini karena adanya pelepasan gas CO2 dan H2O, dan
setelah pelepasan gas CO2 dan H2O akan menghasilkan senyawa amonium
sulfat.
Asam amino+ H2SO4
KESIMPULAN
1. Analisis protein dengan Metode Kjeldahl terdiri dari beberapa tahapan
yaitu: destruksi, destilasi, dan titrasi.
2. Di peroleh kadar protein yang terdapat dalam sampel yaitu Kacang hijau adalah
8,7%.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
1. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press.Jakarta.
2. Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Jakarta : Erlangga
3. Hamid,Abdul.2001.Biokimia Metabolisme Biomolekul. Jakarta: Penerbit
Alfabeta