Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap makhluk hidup tidak bisa lepas dari
listrik dan magnet. Dalam era industri listrik dan magnet merupakan keperluan
yang sangat vital. Dengan adanya transformator keperluan listrik pada tegangan
yang sesuai dapat terpenuhi. Dan sampai saat ini banyak sekali pemanfaatan alatalat yang menggunakan listrik dan magnet tersebut.
Jika di kehidupan sehari-hari kita bisa mengambil contoh dari penerapan
hubungan magnet dan listrik adalah pada motor pada mainan anak-anak dan
gaenerator pembangkit listrik. Pada motor mainan anak-anak saat

kumparan

dialiri listrik maka motor akan bergerak.Sedangkan pada generator pembangkit


listrik, listrik dapat terjadi karena adanya gerakan magnet yang mengakibatkan
induksi elektromagnetik dan menghasilkan listrik.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam percobaan ini ialah bagaimana cara.membuktikan
Hukum Induksi Faraday melalui pengukuran ketergantungan tegangan induksi
dari kepadatan arus, luas induksi, kecepatan induksi.
1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini ialah untuk membuktikan Hukum Induksi
Faraday melalui pengukuran ketergantungan tegangan induksi dari kepadatan
arus, luas induksi, kecepatan induksi.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Fluks Magnetik
Elemen yang perlu digunakan dalam induksi elektromagnetik ini salah
satunya adalah fluks magnetik yang berubah-ubah melalui koil yang
disambungkan ke galvanometer. Dalam setiap kasus, fluks ini berubah baik karena
medan magnetik berubah dengan waktu maupun karena koil itu sedang bergerak
melalui sebuah medan magnetic non-homogen.
Arah tge induksi atau yang lebih kita kenal dengan arus induksi arahnya
dapat dicari dengan cara pertama-tama mendefinisikan sebuah vektor positif
untuk luas vektor

A , dan dari arah

ditentukan tanda fluks magnetik

dan arah medan magnet

serta kecepatan perubahannya

d B

/dt.

Kemudian ditentukan tanda tge induksinya dimana jika fluks bertamab, maka tge
negative dan sebaliknya. Terakhir tentukanlah arah arus induksi dengan
menggunakan tangan kanan dimana jai-jari tangan kanan diputarkan hingga
mengelilingi vektor

sementara ibu jari mengarah ke vektor

A . Bila arus

induksi dalam rangkain positif, maka arah arus induksi sama dengna arah jari-jari
anda, dan berlawanan jika negatif. (Mark W.Zemansky: 2000)
Lain dari hal itu, fluks magnetik memainkan peran yang sangat penting dalam
hukum faraday. Dan oleh karenanya didapati keterkaitannya degan tge induksi ini,
dimana perubahan fluks yang melalui suatu rangkan dapat menginduksi sebuah
tge induksi dalam suatu rangkain. Dan apabila fluks yang melalui sebuah
rangkaian mempunyai sebuah nilai konstan dalam bentuk apapun, maka tidak ada
tge induksi.
Sementara, apabila sebuah koil dengan N jumlah lilitan identik dengan fluks
berubah dengan kecepatan yang sama pada setiap lilitan, maka tge total dalam
sebuah koil dengan N lilian dapat dicari degan persamaan.

=N

Dimana

d B
dt .(2.1)

adalah fluks yang melalui setiap lilitan N.

Banyaknya garis pada setiap unit area tegak lurus dengan besarnya medan
listrik. Oleh karena itu, jumlah garis yang menembus permukaan tegak lurus
dengan produk BA. Produk ini dinamakan fluks listrik (B):
B =BA

.(2.2).

Dari SI unit dari B dan A. dapat diketahui bahwasannya B mempunyai


satuan newton-meters persegi per coulomb.
Jika permukaan yang ditembus medan listrik A tidak tegak lurus dengan
medan listriknya B, maka keadaannya ini tidak sesuai dengan persamaan ( 2.2).
Untuk menjadikannya keduanya saling tegak lurus, maka digunakan luasan
proyeksi A. Maka dapat diketahui
'

A = A cos .(2.4)
Didapatkan persamaan untuk A
B =B A '
B =BA cos

.(2.5)

Diasumsikan medan listrik seragam. Pada suatu keadaan medan listrik


dapat berubah ubah pada suatu permukaan. Oleh karena itu, definisi mengenai
fluks pada (2.2) hanya untuk area kecil. Dengan mempertimbangkan area utama
tersebut.Diperbesar sehingga menjadi jumlah banyak dari area kecil, tiap areanya
A. Variasi area pada medan listrik yang lebih satu elemen dapat diabaikan jika
elemennya sangat kecil. Fluks Listrik yang melewati elemen ini
2.
..(6)
E =B i A i cos

Jika luasan area tiap elemennya mendekati nol, maka banyak elemennya
mendekati tak hingga dan dapat dijumlahkan menggunakan integral. Oleh karena
itu dapat diketahui B dengan persamaan :
E= lim

E i 0

Ei . Ai
E . dA (2.7)

(Halliday David : 2008 )


2.2 Hukum Lenz
Hukum Lenz tidak mempengaruhi besarnya arus yang terjadi.Melainkan
hokum Lenz hanya mempengaruhi arah arus induksi. Untuk besarnya arus induksi
itu sendiri diperngaruhi oleh besarnya hambatan
Pada salah satu kasus ekstrim terjadi apabila hambatan pada suatu
rangkaian sama dengan nol. Maka arus induksi akan terus mengalir walaupun
setelah magnet itu telah berhenti bergerak relative terhadap simpal tersebut.
Ternyata bahwa fluks yang melalui simpal itu secara eksak sama seperti sebelum
magnet mulai bergerak, sehingga fluks yang melalui simpal yang hambatannya
nol tidak akan pernah berubah. Material yang memiliki hambatan nol ini disebut
superkonduktor. Hukum lenz merupakaan suatu metode yang lebih mudah untuk
menentukan arah suatu arus induksi dalam sebuah loop. Hukum lenz digunakan
untuk menentukan arah arus induksi atau menentukan arah tge induksi, yang mana
hukum ini dapat diturunkan dari hukum Faraday. Bunyi dari hukum lenz adalah
Arah sebaran efek induksi magnetik adlah sedemikian rupa sehingga menentang
penyebab efek itu.
Penyebab yang terjadi disini dapat berupa fluks yang berubah-ubah
melalui sebuah rangkaian stasioner yang ditimbulkan oleh sebuah magnetic yang
berubah-ubah, atau karena fluks yang berubah-ubah karena adanya gerak
konduktor yang membentuk rangkaian, atau gabungan dari keduanya. Jika fluks
dalam suatu rangkaian stasioner, maka arus induksi itu menimbulkan medan
magnetiknya sendiri. Untuk luasan yang dibatasi oleh rangkaian itu, medan ini
berlawanan dengan medan yang semula jika medan yang semula itu semakin

bertambah tetapi mempunyai arah yang sama seperti medan yang semula jika
medan yang semula semakin berkurang. Dengan kata lain, arus induksi
menentang perubahan fluks yang melalui rangkaian tersebut (bukan fluks itu
sendiri ).
Jika perubahan fluks yang terjadi dikarenakan adanya pergerakan dari
konduktor pada rangkaian, maka arah arus induksi dalam konduktor yang
bergerak adalah sedemikian rupa, hal ini menyebabakan gaya medan magnetic
yang terjadi berlawan dengan arah gerak konduktor.
(Hugh D. Young :2003)
2.3 Persamaan Pada Permukaan Tertutup
Dari persamaan Maxwell terlibat dua integral dari

atau

pada

permukaan penutup yang pertama adalah hubungan yang analog dengan hukum
gauss untuk medan magnetik. Dimana dinyatakan bahwa integral permukaan B
tegak lurus pada sebarag permukaan tertutup selalu sama dengan nol. (Mark
W.Zemansky :2000)

B d A =0

...(2.8)

Yang mana dari pernyataan ini dapat diartikan bahwa tidak ada monopoli
magnetik yang bertindak sebagai sumberr medan magnetik.
Sementara persamaan kedua adalah hukum ampere dan termasuk
didalamnya arus pergeseran. Hukum ini menyatakan bahwa kedua arus konduksi
ic

0 d E /dt

dan arus pergeseran

dimana

adalah fluks listrik

bertindak sebagai sumber medan magnetik.

B d I = 0

t c + 0

d E
dt

yang tercakup

(2.9)

. Yang ketiga adalah hukum Gauss untuk medan litrik yang menyatkan bahwa
tegangan permukaan dari E tegak lurus pada sebarang permukaan tertutup dama

sengan

1
0

kali muatan total Q yang tercakup di dalam permukaan itu, yang

mana apabila kita nyatakan dalam persamaan akan didapat

E d A=

Q yang tercakup
(2.10)
0

Dan persamaan Maxwell yang keempat adalah hukum Faraday. Hukum ini
menyatakan bahwa sebuah medan magnetik atau fluks magnetik yang berubahubah menginduksi sebuah medan listrik.

E d l=

d B
dt

(2.11)
Dan jika terdapat fluks magnetik yang berubah-ubah, maka integral garis
persamaan tersebut tidak sama dengan nol, yang memperlihatkan bahwa medan

yang dihasilkan oleh fluks magnetik berubah-ubah tidaklah konservatif.

Dimana umumnya medan

E
total di sebuah titik dalam ruang dapat merupakan
c
E

superposisi dari sebuah medan elektromagnetik

yang disebabkan oleh

distribusi muatan yang diam oeh sebuah medan nonelektrostatik


diinsuksi secara magnetik. Sedang besar

E
=
Bagian elektrostatik

c
E

c
E

n
E

yang

E
sendiri adalah

n
E
..(2.12)

selalu konservatif, sehingga

E c d l=0

. Karena

bagian konservatif dari medan ini tidak memberi kontribusi terhadap integral pada
hukum Faraday, maka dapat dianggap bahwa

adalah medan listrik total

E
.

Dari keempat persamaan Maxwell, dapat dibuat suatu bentuk simetri yang
mana pada ruang hampa dan tidak ada muatan, kedua persamaan pertama
mempunyai bentuk yang identik

sedang kita dapat menuliskan kembali

persamaan ketiga dan keempat pada hukum Maxwell dalam sebuah bentu berbeda
namun ekuivalen. Dalam ruang hampa, dimana tidak ada arus arus konduski
i c =0

dan

Q yang tercakup

= 0 yang mana bila dinyatakan dalam persamaan akan

kita peroleh.
d

B d l= o o dt E d A
d

E d l= dt B d A

...(2.13)

(2.14)

Dimisalkan medan magnet tersebut didalam luasan yang terkurung oleh


persegi. Ujung kiri sebuah lintasan tertutup yang menghantar terletak dalam
medan tersebut dan lintasan tertutup bergerak ke kanan dengan kecepatan v, maka
akan timbul medan nonelektrostatik En V x B di ujung kiri lintasan yang tertutup.
Dengan demikian maka dalam lintasan tertutup tersebut terdapat ggl, yang dapat
ditentukan berdasarkan :
a

= En . ds=En l=vBl (2.15)


b

(Mark W.Zemansky :1962)


Sifat yang paling mengagumkan dari persamaan-persamaan ini adalah
bahwa sebuah medan yang berubah terhadap waktu dari macam medan yang
manapun akan menginduksi sebuah medan lain dari daerah ruang tetangganya.
Yang mana Maxwell meramalkan hubungan-hubungan ini tentang adanya
ganguann elektromagnetik yang terdiri dari medan listrik dan medan magenetik
yang berubah terhadap waktu atau merambat dari satu daerah ke ruang daerah
lainnya bahkan meski terdapat materi yang hadir dalam ruang menghalangi
daerah-daera itu sekalipun. Gangguan seperti inilah yang dinamakan degan
gelombang elektromagnetik. Dimana ia menyediakan dasar fisika untuk

gelombang cahaya, gelombag radio, gelombang televisi dan selebihnya. Dan bila
kita menambahkan persamaan yang mendefinisikan

dan medan

yang

dinyatakan dalam gaya yang dikerahkam pada sebuah matan q, maka akan kita
peroleh persaamman
E+ v x B

F
= q(
..(2.16)

Dimana persamaan tersebut adalah hubungan fundamental dari


elektromagnetisme.

BAB III
METODE PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain peralatan
induksi dengan konduktor 1 set, pasangan magnet sebanyak 6 pasang, 1 buah
motor eksperimen 100 W, 1 buah alat kemudi dan alat pengatur, dan 1 buah
microvoltmeter.
2.2 Cara Kerja

Gambar 2.1 Rangkaian Alat


Cara kerja dalam percobaan ialah pertama-pertama peralatan disusun
seperti gambar yang dihubungkan dengan peralatan lain sedang senar pancing
diikatkan pada peluncur yang dihubungkan dengan kopling penarik. Sementara
mikrovoltmeter diatur pada 104.8, setelah itu magnet dipasangkan pada alat
induksi. Untuk proporsionalitas dari U dan V, konduktor b = 4 cm dihubungkan
dengan cara penghubung kortsluiting dimasukkan pada alat peluncur. Suatu
kumparan tali senar pancing diikatkan pada garis tengah kumparan kopling yang
bergerak terkecil. Motor dihidupkan dan putarannya distel sehingga akan tercapai
9

suatu tegangan induksi sebesar 40mV. Disebabkan karena umumnya terjadi


goyangan pada alat penunjuk di alat pengukur, maka dicari harga rata-rata /
menengah, dimana umlah putaran motor dipertahankan agar sama dalam waktu
melakukan seluruh percobaan dari bagian.
Percobaan diulangi dengan menggunakan alat kumparan lain dengan garis
tengah kumparan yang berlainan. Kopling disetting untuk bergerak dengan
perbandingan 1:2:4. Sementara untuk proporsionalitas dari U dan b, percobaan
dilakukan dengan menggunakan 8 pasang magnet dengan garis tengah alat
kumparan maksimal.
Percobaan diulangi dengan menggunakan 6,5,4,3, dan 2 pasang magnet.
Dan untuk proporsionalitas anatara V dan B, percobaan dulakukan dengan
menggunakan kumparan bergaris tengah minimal dengan lebar konduktor
maksimal, yakni b = 4cm dan percobaan diulangi dengan menggunakan 6,5,4,3
dan 2 pasang magnet.

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

10

4.1 Analisa Data


Dari percobaan induksi eletromagnetik yang dilakukan, didapatkan data
sebagai berikut:
4.1.1 Tabel hasil percobaan induksi elektromagnetik dengan meggunakan garis
tengah alat kumparan yang besar (V1, diameter = 28 cm)
No.

Magnet,B(pasan

Jarak,b(cm)

Tegangan

g)
6

(V).10-4
-0.22

2.8

-0.31

-0.43

-0.17

2.8

-0.22

-0.33

-0.15

2.8

-0.18

-0.28

-0.12

11

2.8

-0.16

12

-0.19

10

4.1.2 Tabel hasil percobaan induksi elektromagnetik dengan menggunakan garis


tengah kumparan yang sedang (V2,diameter=10.3 cm)
No.

Magnet,B(pasan

Jarak,b(cm)

Tegangan

g)
6

(V).10-4
-0.07

2.8

-0.11

-0.14

-0.06

2.8

-0.08

-0.12

11

-0.05

2.8

-0.07

-0.09

-0.03

11

2.8

-0.05

12

-0.07

10

4.1.3 Tabel hasil percobaan induksi elektromagnetik dengan menggunakan garis


tengah kumparan yang kecil (V3,diameter= 4.5 cm)
No.

Magnet,B(pasan

Jarak,b(cm)

Tegangan

g)
6

(V).10-5
-0.25

2.8

-0.28

-0.44

-0.18

2.8

-0.23

-0.43

-0.10

2.8

-0.17

-0.33

-0.11

11

2.8

-0.13

12

-0.18

10

12

4.2

Grafik

Hubungan antara U dengan B


0
0

f(x) = 0x + 0
R = 0.97

0
tegangan (U) 0

v(1)
Linear (v(1))
v(2)
Linear (v(2))

f(x) = 0x - 0
R = 0.97
f(x) = 0x - 0
0
= 0.86
2.5 3 R
3.5
4 4.5 5 5.5 6 6.5

v(3)
Linear (v(3))

Banyak Magnet (B)

Grafik 4.2.1 Hubungan antara U dengan B jarak 2 cm (b)

Hubungan antara U dengan B


0
0
0
0
tegangan (U) 0

f(x) = 0x - 0
R = 0.9

v(1)
Linear (v(1))
v(2)
Linear (v(2))

v(3)

Linear (v(3))

f(x) = 0x - 0
R = 0.96
0
f(x) = 0x - 0
2.5 3 R
3.5
4 4.5 5 5.5 6 6.5
= 0.99
Banyak Magnet (B)

Grafik 4.2.2 Hubungan antara U dan B jarak (b) 2.8 cm


13

Hubungan antara U dengan B


0
0
0

v(1)

f(x) = 0x - 0
R = 0.99

Linear (v(1))
v(2)

tegangan (U) 0

Linear (v(2))

f(x) = 0x - 0
R = 0.99
f(x) = 0x - 0
0
= 0.89
2.5 3 R
3.5
4 4.5 5 5.5 6 6.5

v(3)
Linear (v(3))

Banyak Magnet (B)

Grafik 4.2.3 Hubungan antara U dan B dengan jarak (b) 4cm


4.3

Pembahasan
Percobaan yang kami lakukan adalah percobaan mengenai

induksi elektro magnetik yang bertujuan untuk membuktikan


Hukum Induksi Faraday melalui pengukuran mengenai tegangan
induksi dari kepadatan arus. Pada percobaan ini dilakukan
beberapa variasi diantaranya variasi benyaknya magnet yang
digunakan, kecepatan konduktor dalam melewati medan magnet
dan

luas

dari

penampang

konduktor

itu

sendiri.

Variasi

banyaknya magnet yang digunakan adalah 3,4,5 dan 6 pasang


magnet, untuk variasi kecepatan digunakan 3 variasi kecepatan
yaitu dengan kecepatan kecil, sedang dan besar, sedangkan
untuk variasi luas penampang yang digunakan adalah 2cm,
2,8cm, dan 4cm. Setiap variasi percobaan tidak dilakukan
pengulangan percobaan. Variasi banyaknya magnet dilakukan
untuk mengetahui apakah banyaknya magnet atau rapatnya
arus berpengaruh terhadap arus yang ditimbulkan. Pada saat
peletakkan magnet harus diperhatikan jarak antar magnet agar
medan magnet yangterbentuk tidak saling menghilangkan satu
14

sama

lainnya.

Untuk

variasi

kecepatan

dilakukan

untuk

mengetahui apakah kecepatan arus berpengaruh kepada arus


yang timbul. Sedangkan luas penampang dilakukan variasi untuk
mengetahui pengaruh dari luas induksi.
Percobaan ini pada awalnya yaitu mengikatkan tali pemancing pada
peluncur yang dihubungkan dengan

kopling penarik. Kemudian dipasangkan

magnet pada alat induksi. Suatu kumparan tali senar pancing diikatkan pada garis
tengah kumparan kopling yang bergerak terkecil. Motor dihidupkan dan
putarannya distel sehingga akan tercapai suatu tegangan induksi sebesar 40mV.
Percobaan diulangi dengan menggunakan alat kumparan lain dengan garis tengah
kumparan yang berlainan. Kopling disetting untuk bergerak dengan perbandingan
1:2:4. Percobaan diulangi dengan menggunakan 6,5,4, dan 3 pasang magnet. Dan
untuk proporsionalitas anatara V dan B, percobaan dulakukan dengan
menggunakan kumparan bergaris tengah minimal dengan lebar konduktor
maksimal, yakni b = 4cm dan percobaan diulangi dengan menggunakan 6,5,4,dan
3 pasang magnet.
Berdasarkan Hukum Induksi Faraday bahwa tegangan
induksi sebanding dengan pertambahan fluks per satuan waktu.
Kemudian Fluks itu sendiri merupakan medan magnetic B yang
ditimbulkan oleh suatu magnet yang menembus suatu elemen
kecil luasan tempat terjadinya induksi bisa disebut juga luasan
induksi A.Sedangkan berdasarkan hokum Lorentz
luasan

induksi

A,

sebanding

kecepatan

perubahan

konduktor

yang

digerakkan didalam medan magnet dikalikan dengan luasan


konduktor tersebut dan dikalikan dengan perubahan waktu yang
terjadi dari awal proses hingga berakhir. Dalam hal ini kecepatan
konduktor

bergerak

dalam

medan

magnet

juga

akan

mempengaruhi tegangan induksi tersebut, dan berbanding lurus


dengan tegangan induksi itu sendiri.
Berdasarkan percobaan yang

telah

kami

telah

kami

lakukan menunjukkan bahwa hasil percobaan kami sesuai

15

dengan Hukum Induksi Faraday dan Hukum Lorenz. Bahwa


banyaknya magnet atau kepadatan dari arus, luas penampang
konduktor dan kecepatan konduktor dalam melewati medan
magnet berpengaruh terhadap induksi elektro magnetic yang
ditimbulkan.
Berdasarkan grafik yang digunakan untuk menggambarkan
hasil dari praktikum, dapat dilihat pengaruh dari kerapatan arus,
luas penampang konduktor, dan kecepat konduktor dalam
melewati medan magnet dalam terjadi induksi elektromagnetik,
yang dapat diukur dengan tegangan yang dihasil yang masuk
kedalam mikro volt meter. Perbandingan yang bisa dilihat
didalam grafik adalah berbanding lurus antara U dan b dengan
semua jarak yang telah di tentukan. Semakin banyak pasangan
magnet maka semakin besar pula tegangan yang dididapatkan
oleh magnet itu sendiri.

16

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa luas penampang konduktor, kecepatan
konduktor dalam melewati medan magnet dan banyaknya
magnet atau kepadatan arus berpengaruh terhadap induksi
elektro magnetic sama seperti Hukum Induksi Faraday.

17

DAFTAR PUSTAKA
David Halliday, et all. 2008. Fundamental of Physics. United States of America
:John Wiley & Sons, Inc.
Francis W. Sears, Mark W. Zemansky. 1962. Fisika untuk Universitas 2. Jakarta :
Bina Cipta
Hugh D. Young, Roger A. Freedman.2003. Fisika universitas jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Raymon A. Serway, John W. Jewett. 2004. Physics for scientists and engineering.
California : Thomsons Brook

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Analisis Data Geofisika
    Analisis Data Geofisika
    Dokumen65 halaman
    Analisis Data Geofisika
    Nuel Pratama Sitanggang
    Belum ada peringkat
  • Tgs 2 Vidya
    Tgs 2 Vidya
    Dokumen7 halaman
    Tgs 2 Vidya
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Analisis Data Geofisika
    Analisis Data Geofisika
    Dokumen65 halaman
    Analisis Data Geofisika
    Nuel Pratama Sitanggang
    Belum ada peringkat
  • Jurnal H22107034
    Jurnal H22107034
    Dokumen9 halaman
    Jurnal H22107034
    Rendi Adi Febrian
    Belum ada peringkat
  • Resa kls2
    Resa kls2
    Dokumen14 halaman
    Resa kls2
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Vdy
    Jurnal Vdy
    Dokumen6 halaman
    Jurnal Vdy
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • New E4
    New E4
    Dokumen5 halaman
    New E4
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • ANALISIS VEKTOR Dan Deret Fourier PDF
    ANALISIS VEKTOR Dan Deret Fourier PDF
    Dokumen38 halaman
    ANALISIS VEKTOR Dan Deret Fourier PDF
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Komponen Aktf Pasif
    Komponen Aktf Pasif
    Dokumen6 halaman
    Komponen Aktf Pasif
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Daya Elektrik
    Daya Elektrik
    Dokumen29 halaman
    Daya Elektrik
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Teorema Thevenin Dan Norton
    Teorema Thevenin Dan Norton
    Dokumen5 halaman
    Teorema Thevenin Dan Norton
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • AGAMA kl3
    AGAMA kl3
    Dokumen3 halaman
    AGAMA kl3
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Thevenin Dan Norton
    Thevenin Dan Norton
    Dokumen4 halaman
    Thevenin Dan Norton
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Resistivity Pada Geothermal
    Resistivity Pada Geothermal
    Dokumen11 halaman
    Resistivity Pada Geothermal
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Difraksi Inteferensi
    Difraksi Inteferensi
    Dokumen21 halaman
    Difraksi Inteferensi
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • E8 Vdy
    E8 Vdy
    Dokumen4 halaman
    E8 Vdy
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Keadaan Tunak
    Keadaan Tunak
    Dokumen8 halaman
    Keadaan Tunak
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Cerita Binatang
    Cerita Binatang
    Dokumen1 halaman
    Cerita Binatang
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Diktat Fisika Dasar
    Diktat Fisika Dasar
    Dokumen90 halaman
    Diktat Fisika Dasar
    Efri Dwiyanto
    100% (2)
  • Induksi Elektro
    Induksi Elektro
    Dokumen14 halaman
    Induksi Elektro
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Praktikum
    Praktikum
    Dokumen8 halaman
    Praktikum
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum L2
    Laporan Praktikum L2
    Dokumen19 halaman
    Laporan Praktikum L2
    Vidya Amalia Harnindra
    100% (1)
  • Daya Elektrik
    Daya Elektrik
    Dokumen29 halaman
    Daya Elektrik
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Magnetelurik - PDF Qwert
    Magnetelurik - PDF Qwert
    Dokumen6 halaman
    Magnetelurik - PDF Qwert
    SispantoLohorPaputungan
    Belum ada peringkat
  • Gunung
    Gunung
    Dokumen6 halaman
    Gunung
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Perkembangan Perangkat Keras
    Perkembangan Perangkat Keras
    Dokumen43 halaman
    Perkembangan Perangkat Keras
    linkinun
    Belum ada peringkat
  • 5 525638797042
    5 525638797042
    Dokumen15 halaman
    5 525638797042
    cessi69
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 L7
    Bab 2 L7
    Dokumen10 halaman
    Bab 2 L7
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Term Ok Opel
    Term Ok Opel
    Dokumen5 halaman
    Term Ok Opel
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat