PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap makhluk hidup tidak bisa lepas dari
listrik dan magnet. Dalam era industri listrik dan magnet merupakan keperluan
yang sangat vital. Dengan adanya transformator keperluan listrik pada tegangan
yang sesuai dapat terpenuhi. Dan sampai saat ini banyak sekali pemanfaatan alatalat yang menggunakan listrik dan magnet tersebut.
Jika di kehidupan sehari-hari kita bisa mengambil contoh dari penerapan
hubungan magnet dan listrik adalah pada motor pada mainan anak-anak dan
gaenerator pembangkit listrik. Pada motor mainan anak-anak saat
kumparan
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Fluks Magnetik
Elemen yang perlu digunakan dalam induksi elektromagnetik ini salah
satunya adalah fluks magnetik yang berubah-ubah melalui koil yang
disambungkan ke galvanometer. Dalam setiap kasus, fluks ini berubah baik karena
medan magnetik berubah dengan waktu maupun karena koil itu sedang bergerak
melalui sebuah medan magnetic non-homogen.
Arah tge induksi atau yang lebih kita kenal dengan arus induksi arahnya
dapat dicari dengan cara pertama-tama mendefinisikan sebuah vektor positif
untuk luas vektor
d B
/dt.
Kemudian ditentukan tanda tge induksinya dimana jika fluks bertamab, maka tge
negative dan sebaliknya. Terakhir tentukanlah arah arus induksi dengan
menggunakan tangan kanan dimana jai-jari tangan kanan diputarkan hingga
mengelilingi vektor
A . Bila arus
induksi dalam rangkain positif, maka arah arus induksi sama dengna arah jari-jari
anda, dan berlawanan jika negatif. (Mark W.Zemansky: 2000)
Lain dari hal itu, fluks magnetik memainkan peran yang sangat penting dalam
hukum faraday. Dan oleh karenanya didapati keterkaitannya degan tge induksi ini,
dimana perubahan fluks yang melalui suatu rangkan dapat menginduksi sebuah
tge induksi dalam suatu rangkain. Dan apabila fluks yang melalui sebuah
rangkaian mempunyai sebuah nilai konstan dalam bentuk apapun, maka tidak ada
tge induksi.
Sementara, apabila sebuah koil dengan N jumlah lilitan identik dengan fluks
berubah dengan kecepatan yang sama pada setiap lilitan, maka tge total dalam
sebuah koil dengan N lilian dapat dicari degan persamaan.
=N
Dimana
d B
dt .(2.1)
Banyaknya garis pada setiap unit area tegak lurus dengan besarnya medan
listrik. Oleh karena itu, jumlah garis yang menembus permukaan tegak lurus
dengan produk BA. Produk ini dinamakan fluks listrik (B):
B =BA
.(2.2).
A = A cos .(2.4)
Didapatkan persamaan untuk A
B =B A '
B =BA cos
.(2.5)
Jika luasan area tiap elemennya mendekati nol, maka banyak elemennya
mendekati tak hingga dan dapat dijumlahkan menggunakan integral. Oleh karena
itu dapat diketahui B dengan persamaan :
E= lim
E i 0
Ei . Ai
E . dA (2.7)
bertambah tetapi mempunyai arah yang sama seperti medan yang semula jika
medan yang semula semakin berkurang. Dengan kata lain, arus induksi
menentang perubahan fluks yang melalui rangkaian tersebut (bukan fluks itu
sendiri ).
Jika perubahan fluks yang terjadi dikarenakan adanya pergerakan dari
konduktor pada rangkaian, maka arah arus induksi dalam konduktor yang
bergerak adalah sedemikian rupa, hal ini menyebabakan gaya medan magnetic
yang terjadi berlawan dengan arah gerak konduktor.
(Hugh D. Young :2003)
2.3 Persamaan Pada Permukaan Tertutup
Dari persamaan Maxwell terlibat dua integral dari
atau
pada
permukaan penutup yang pertama adalah hubungan yang analog dengan hukum
gauss untuk medan magnetik. Dimana dinyatakan bahwa integral permukaan B
tegak lurus pada sebarag permukaan tertutup selalu sama dengan nol. (Mark
W.Zemansky :2000)
B d A =0
...(2.8)
Yang mana dari pernyataan ini dapat diartikan bahwa tidak ada monopoli
magnetik yang bertindak sebagai sumberr medan magnetik.
Sementara persamaan kedua adalah hukum ampere dan termasuk
didalamnya arus pergeseran. Hukum ini menyatakan bahwa kedua arus konduksi
ic
0 d E /dt
dimana
B d I = 0
t c + 0
d E
dt
yang tercakup
(2.9)
. Yang ketiga adalah hukum Gauss untuk medan litrik yang menyatkan bahwa
tegangan permukaan dari E tegak lurus pada sebarang permukaan tertutup dama
sengan
1
0
E d A=
Q yang tercakup
(2.10)
0
Dan persamaan Maxwell yang keempat adalah hukum Faraday. Hukum ini
menyatakan bahwa sebuah medan magnetik atau fluks magnetik yang berubahubah menginduksi sebuah medan listrik.
E d l=
d B
dt
(2.11)
Dan jika terdapat fluks magnetik yang berubah-ubah, maka integral garis
persamaan tersebut tidak sama dengan nol, yang memperlihatkan bahwa medan
E
total di sebuah titik dalam ruang dapat merupakan
c
E
E
=
Bagian elektrostatik
c
E
c
E
n
E
yang
E
sendiri adalah
n
E
..(2.12)
E c d l=0
. Karena
bagian konservatif dari medan ini tidak memberi kontribusi terhadap integral pada
hukum Faraday, maka dapat dianggap bahwa
E
.
Dari keempat persamaan Maxwell, dapat dibuat suatu bentuk simetri yang
mana pada ruang hampa dan tidak ada muatan, kedua persamaan pertama
mempunyai bentuk yang identik
persamaan ketiga dan keempat pada hukum Maxwell dalam sebuah bentu berbeda
namun ekuivalen. Dalam ruang hampa, dimana tidak ada arus arus konduski
i c =0
dan
Q yang tercakup
kita peroleh.
d
B d l= o o dt E d A
d
E d l= dt B d A
...(2.13)
(2.14)
gelombang cahaya, gelombag radio, gelombang televisi dan selebihnya. Dan bila
kita menambahkan persamaan yang mendefinisikan
dan medan
yang
dinyatakan dalam gaya yang dikerahkam pada sebuah matan q, maka akan kita
peroleh persaamman
E+ v x B
F
= q(
..(2.16)
BAB III
METODE PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain peralatan
induksi dengan konduktor 1 set, pasangan magnet sebanyak 6 pasang, 1 buah
motor eksperimen 100 W, 1 buah alat kemudi dan alat pengatur, dan 1 buah
microvoltmeter.
2.2 Cara Kerja
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
10
Magnet,B(pasan
Jarak,b(cm)
Tegangan
g)
6
(V).10-4
-0.22
2.8
-0.31
-0.43
-0.17
2.8
-0.22
-0.33
-0.15
2.8
-0.18
-0.28
-0.12
11
2.8
-0.16
12
-0.19
10
Magnet,B(pasan
Jarak,b(cm)
Tegangan
g)
6
(V).10-4
-0.07
2.8
-0.11
-0.14
-0.06
2.8
-0.08
-0.12
11
-0.05
2.8
-0.07
-0.09
-0.03
11
2.8
-0.05
12
-0.07
10
Magnet,B(pasan
Jarak,b(cm)
Tegangan
g)
6
(V).10-5
-0.25
2.8
-0.28
-0.44
-0.18
2.8
-0.23
-0.43
-0.10
2.8
-0.17
-0.33
-0.11
11
2.8
-0.13
12
-0.18
10
12
4.2
Grafik
f(x) = 0x + 0
R = 0.97
0
tegangan (U) 0
v(1)
Linear (v(1))
v(2)
Linear (v(2))
f(x) = 0x - 0
R = 0.97
f(x) = 0x - 0
0
= 0.86
2.5 3 R
3.5
4 4.5 5 5.5 6 6.5
v(3)
Linear (v(3))
f(x) = 0x - 0
R = 0.9
v(1)
Linear (v(1))
v(2)
Linear (v(2))
v(3)
Linear (v(3))
f(x) = 0x - 0
R = 0.96
0
f(x) = 0x - 0
2.5 3 R
3.5
4 4.5 5 5.5 6 6.5
= 0.99
Banyak Magnet (B)
v(1)
f(x) = 0x - 0
R = 0.99
Linear (v(1))
v(2)
tegangan (U) 0
Linear (v(2))
f(x) = 0x - 0
R = 0.99
f(x) = 0x - 0
0
= 0.89
2.5 3 R
3.5
4 4.5 5 5.5 6 6.5
v(3)
Linear (v(3))
Pembahasan
Percobaan yang kami lakukan adalah percobaan mengenai
luas
dari
penampang
konduktor
itu
sendiri.
Variasi
sama
lainnya.
Untuk
variasi
kecepatan
dilakukan
untuk
magnet pada alat induksi. Suatu kumparan tali senar pancing diikatkan pada garis
tengah kumparan kopling yang bergerak terkecil. Motor dihidupkan dan
putarannya distel sehingga akan tercapai suatu tegangan induksi sebesar 40mV.
Percobaan diulangi dengan menggunakan alat kumparan lain dengan garis tengah
kumparan yang berlainan. Kopling disetting untuk bergerak dengan perbandingan
1:2:4. Percobaan diulangi dengan menggunakan 6,5,4, dan 3 pasang magnet. Dan
untuk proporsionalitas anatara V dan B, percobaan dulakukan dengan
menggunakan kumparan bergaris tengah minimal dengan lebar konduktor
maksimal, yakni b = 4cm dan percobaan diulangi dengan menggunakan 6,5,4,dan
3 pasang magnet.
Berdasarkan Hukum Induksi Faraday bahwa tegangan
induksi sebanding dengan pertambahan fluks per satuan waktu.
Kemudian Fluks itu sendiri merupakan medan magnetic B yang
ditimbulkan oleh suatu magnet yang menembus suatu elemen
kecil luasan tempat terjadinya induksi bisa disebut juga luasan
induksi A.Sedangkan berdasarkan hokum Lorentz
luasan
induksi
A,
sebanding
kecepatan
perubahan
konduktor
yang
bergerak
dalam
medan
magnet
juga
akan
telah
kami
telah
kami
15
16
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa luas penampang konduktor, kecepatan
konduktor dalam melewati medan magnet dan banyaknya
magnet atau kepadatan arus berpengaruh terhadap induksi
elektro magnetic sama seperti Hukum Induksi Faraday.
17
DAFTAR PUSTAKA
David Halliday, et all. 2008. Fundamental of Physics. United States of America
:John Wiley & Sons, Inc.
Francis W. Sears, Mark W. Zemansky. 1962. Fisika untuk Universitas 2. Jakarta :
Bina Cipta
Hugh D. Young, Roger A. Freedman.2003. Fisika universitas jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Raymon A. Serway, John W. Jewett. 2004. Physics for scientists and engineering.
California : Thomsons Brook
18