Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEDODONSIA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial
Oral Diagnosa dan Rencana Perawatan
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Pembimbing :
Drg. Dyah Setyorini, M. Kes
Ketua
: Duati Mayangsari
(131610101039)
(131610101049)
(131610101060)
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
(131610101013)
(131610101018)
(131610101020)
(131610101040)
(131610101042)
(131610101051)
(131610101056)
(131610101058)
(131610101077)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah NYA
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul Pedodonsia.
Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok V pada skenario
pertama.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. drg. Dyah Setyorini, M. Kes selaku tutor yang telah membimbing jalannya
diskusi tutorial kelompok V Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan
memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang telah
didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.
Jember, 19 April 2015
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
................................................................................................
Skenario .............................................................................................................
Step VII
......................................................................................................
10
10
11
16
Etiologi ...................................................................................................
18
Diagnosis ..............................................................................................
22
23
26
26
27
SKENARIO IV
Pasien laki-laki usia 8 tahun datang ke RSGM diantar ibunya dan
menginginkan untuk mengontrolkan putranya, dokter memeriksa keadaan rongga
mulutnya, secara klinis gigi-giginya belum ada yang karies, dokter menyarankan
untuk melakukan pencegahan terhadap gigi-giginya yang bagus supaya tidak terjadi
karies. Apa yang dilakukan oleh drg tersebut untuk mencegah supaya gigi tidak
karies.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pedodonsia merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yakni praktek
ilmu kedokteran gigi anak yang harus dikelola dengan suatu filosofi sederhana tetapi
mendasar. Apa yang terkandung dalam filosofi ini merupakan suatu tekad untuk
mempertimbangkan perasaan anak, untuk membentuk rasa percaya dan kerja sama
anak untuk melakukan perawatan dengan cara simpatik dan baik serta tidak hanya
memberikan perawatan yang diberikan sekarang tetapi juga mengusahakn masa
depan kesehatan gigi anak dengan membentuk sikap dan tingkah laku yang positif
terhadap perawatan gigi.
Kunjungan pertama digunakan untuk menarik perhatian anak atau
merupakan tahap pengenalan anak terhadap dokter gigi dan lingkungannya dan
diharapkan pada kunjungan pertama ini didapatkan dasar yang tepat yang diperlukan
guna melakukan perawatan pada gigi anak tersebut.
Rencana perawatan pada saat menangani pasien merupakan suatu tindakan
yang dilakukan agar mampu menyembuhkan atau memulihkan kondisi atas keluhan
yang dikatakan oleh pasien terutama pasien yang dihadapi adalah pasien anak-anak.
Sebelum melakukan rencana keperawatan tentunya banyak prosedur yang harus
dilakukan sebelum menghasilkan suatu rencana perawatan, diantaranya adanya
pemeriksaan penunjang, obyektif maupun subyektif dan itu semua dilakukan agar
memperoleh rencana perawatan dan diagnosa yang tepat serta pada nantinya akan
memperoleh suatu kepuasan pada diri pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
Step 4 : Mapping
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
PEMERIKSAAN
INTRAORAL
EKSTRAORAL
DIAGNOSA
KELAINAN
NORMAL
PENCEGAHAN
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
RENCANA
PERAWATAN
10
Step 7
1. PEMERIKSAAN KLINIS (IO, EO)
Pemeriksaan klinis / pemeriksaan objektif dilakukan dengan pengamatan
intraoral maupun ekstraoral. Pemeriksaan obyektif terdiri dari:
Pemeriksaan Ekstra Oral Anak
a. Penampilan umum, besar dan berat badan
Secara umum tinggi badan seorang anak dapat diamati dengan cepat
sewaktu anak memasuki ruang praktek. Untuk memastikannya dapat diukur dan
membandingkannya dengan tabel yang memuat perbandingan antara tinggi badan,
usia dan berat badan anak. Faktor yang mempengahi keadaan tinggi, berat badan
dalam masa perkembangan adalah herediter, lingkungan, penyakit sistemik dan
gangguan endokrin.
b. Kulit
Adanya perubahan atau kelainan pada kulit di wajah atau tangan dapat
dipakai sebagai petunjuk adanya kelainan atau penyakit. Lesi yang primer atau
sekunder dapat terjadi pada kulit muka, bila terdapat herpes pada bibir atau muka
yang disertai rasa sakit dan juga disertai sakit gigi, sebaiknya perawatan gigi
ditunda atau diberi premedikasi dan pasien dirujuk ke dokter kulit terlebih dulu.
c. Mata
Infeksi/abses pada gigi rahang atas dapat menyebar ke mata me
nyebabkan pembengkakan atau conjuctivitis pada mata. Bila perawatan gigi telah
selesai dan pembengkakan pada mata belum hilang, sebaiknya pasien dirujuk ke
dokter mata.
d. Bibir
11
12
Untuk metode ini diperlukan suatu alat bantu, yaitu stetoskop. Dilakukan
dengan cara meletakkan ujung stetoskop pada daerah tragus, kemudian
mendengarkan dengan seksama apakah terdapat bunyi (berupa klik atau
yang lainnya) yang abnormal atau tidak Apabila terdapat bunyi abnormal
tersebut, maka kemungkinan terdapat kelainan pada TMJ.
Pemeriksaan Intra Oral Anak
1. Pipi dan bibir bagian dalam
Diperiksa dengan menarik pipi dan bibir, akan terlihat mukosa labial,
dilanjutkan dengan memeriksa mukosa bukal, apakah terdapat pembengkakan atau
perubahan lain.
2. Gingiva
Pemeriksaan gingiva meliputi warna, ukuran, bentuk dan konsistensinya.
Sewaktu erupsi gigi, gingiva dapat membengkak, sakit (terutama bila terkena
trauma gigi antagonisnya) dan meradang. Pada anak-anak gigi yang mengalami
gangren pulpa sering disertai fistel padagingiva karena abses paradontal.
3. Lidah dan Tonsil
Untuk memeriksa lidah, anak diminta menjulurkan lidahnya ke depan.
Periksa ukuran, bentuk, warna dan pergerakannya. Daerah di bawah lidah harus
diperiksa karena sering terjadi pembengkakan atau ulserasi yang dapat
mengganggu bila berbicara dan sewaktu lidah digerakkan. Selain itu frenulum
lingualis yang pendek dapat menahan gerakan lidah
ke depan, sehingga
13
Untuk memeriksa tonsil, lidah ditekan dengan kaca mulut atau tongue
blade, dilihat apakah ada perubahan warna, ulserasiatau pembengkakan.
4. Palatum
Untuk melihat langsung bentuk, warna dan lesi padajaringan lunak dan
keras palatum, kepala pasien direbahkan ke belakang. Pembengkakan, kelainan
bentuk dan konsistensinya dapat diketahui dengan palpasi.
5. Gigi
Pengamatan gigi secara menyeluruh dapat dilakukan
dengan cepat
(gigi
non
vital,
staining
intrinsik,
karies),
struktur
(hipoplasi,
14
15
Pasien xerostomia
Pasien dengan gigi sensitive karena penggunaan (abrasi, atrisi, erosi) atau
karena akar yang terbuka
Karies akar
Topikal aplikasi fluor juga merupakan pengolesan langsung fluor pada
enamel dapat juga dilanjutkan dengan diberikan varnish flour. Pemberian varnish
fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor, tablet fluor dan
obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambat perkembangan karies.
Pemberian varnish fluor diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak
yang mempunyai resiko karies tinggi. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan
16
kering selama 5 menit, dan selama 30 menit tidak boleh makan, minum atau
berkumur.
Periode pemberian fluor yang penting adalah dari lahir sampai usia 5 atau 6
tahun, selama waktu ini email semua gigi susu dan tetap (selain gigi M3)
dibentuk. Selain itu, umur 5-6 tahun sampai usia 12-14 tahun juga penting, karena
merupakan masa maturasi praerupsi dari premolar dan molar kedua. Selain
diberikan dan dilakukan oleh dokter gigi, Topikal Aplikasi Fluor juga dapat
dilakukan oleh pasien atau orang tua, seperti:
1). Pasta gigi yang mengandung fluor
Pada pasta gigi, umumnya terdapat kandungan fluor berupa sodium fluorida,
stannous fluorida, amine fluorida dan APF. Pemakaian pasta gigi berfluor ini
dapat menunjukkan pengurangan karies dari 15-30% permukaan gigi selama
periode 2-3 tahun. Penyerapan fluor yang diperoleh dari pasta gigi berkisar
0,06-0,5 mg.
2). Tablet dan tetes fluor
Pemberian tablet dan tetes fluor mempunyai kelebihan dibanding fluoridasi air
minum yaitu memungkinkan pemberian fluor dengan dosis tertentu. Tetes
fluor mengandung sodium fluorida, dengan jumlah 0,125-0,0333 mg per tetes.
Sedangkan tablet fluor mengandung 0,5 mg fluor (1,1 mg sodium fluorida)
atau 1 mg fluor (2,2 mg sodium fluorida). Tablet-tablet ini dibuat dengan
beberapa rasa. Pemberian tablet fluor ini lebih efektif, karena selain secara
topikal, tablet fluor juga berpengaruh secara sistemik.
3). Larutan kumur fluorida
Kumur-kumur dengan larutan fluor merupakan metode yang mudah dan
sederhana. Larutan yang sering digunakan adalah larutan sodium fluorida
netral yang mempunyai rasa, larutan 0,05% (0,023% fluor) dianjurkan untuk
pemakaian sehari-hari dan laruta 0,2% (0,09% fluor) untuk penggunaan setiap
minggu atau setiap 2 minggu. Larutan dapat diperkenalkan pada anak usia 6-7
tahun dan sudah mampu berkumur dengan baik.
4). Gel
Gel bisa diaplikasikan untuk anak berusia 11-14 tahun menggunakan gel pada
gigi-gigi mereka dengan memakai sendok cetak perseorangan dibawah
pengawasan, selama 6 menit setiap hari selama 2 tahun. Gel yang biasa
17
digunakan adalah gel sodium fluorida (0,5% fluor) dan gel APF (0,5% fluor).
Presentasi penurunan karies pada penggunaan gel sebesar 75%-80%.
Pemakaian yang lebih jarang (3x seminggu) oleh anak pada daerah
terfluoridasi hanya mengalami pengurangan karies 29% setelah 30 bulan.
Orang dewasa yang berisiko karies yang tidak bisa dan tidak mau
menggunakan obat kumur mengandung fluor
b. Fissure sealant
Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah sebagai berikut:
Pit dan fisure dalam
Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimal
Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen
lainnya
Tidak adanya karies interproximal
Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva
Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.
18
memerlukan perawatan
Banyaknya karies interproximal dan restorasi
Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi
saliva
Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun.
sifat
mekanis
dan
fisik
-metakril
oksipropil
19
dari
plak
dengan
menggunakan
pumice.
Pembersihan
menggunakan sedikit pumice dan air dengan sikat berkecepatan rendah untuk
membersihkan fissure dan permukaan gigi sekitarnya. Syarat pumice adalah
memiliki kemampuan abrasif ringan, tidak mengandung minyak, tidak
mengandung flour, memiliki kemampuan poles yang bagus, tidak ada
20
21
sebagian besar asam terbuang. Setelah itu diberikan semprotan air sebanyak
20ml dan udara secara kuat selama 15-20 detik. Jika menggunakan asam
fosfat dalam bentuk gel, lama pencucian dan volume air harus ditambah,
paling sedikit 30 detik untuk lebih memastikan bahwa gel dan produk hasil
reaksi asam sudah bersih. Pencucian yang tidak memadai atau kontaminasi
permukaan etsa oleh saliva akan mengganggu ikatan resin dengan email.
Proses pencucian yang paling baik menggunakan air suling. Air suling tidak
mengandung bahan mineral dan bahan kontaminan lainnya, sehingga tidak
menggangu masuknya resin ke dalam celah-celah email gigi setelah dietsa.
4. Pengeringan
Email yang telah dietsa dikeringkan dengan menggunakan aliran air
compressor yang bebas dari kontaminasi minyak. Fase ini sangat penting
karena setiap kelembapan pada permukaan yang sudah teretsa akan
menghalangi penetrasi resin ke email. Lama pengeringan yang dianjurkan
minimal 15 detik. Syarat udara yang digunakan adalah, udara harus kering,
udara tidak membawa air (tidak lembab), udara tidak mengadung minyak, dan
udara sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan dihembuskan langsung ke
permukaan gigi.
Pada tahap ini daerah yang telah dietsa harus terlihat jelas dan buram.
Pengeringan bisa menggunakan air compressor yang tergabung dalam dental
unit atau dengan menggunakan oksigen murni yang terpisah dengan dental
unit. Apabila pengeringan menggunakan air compressor, dianjurkan untuk
selalu mengecek apakah saluran udara dari air compressor tidak tercemar oleh
air dan minyak. Hal ini bisa dilihat dengan menyemprotkan pada permukaan
kaca yang bersih. Adanya kelembapan atau minyak yang berasal dari saluran
angin akan menggagalkan penggunaan fissure sealant ini. Proses pengeringan
paling baik menggunakan oksigen murni atau hembusan udara dari chip
blower yang dilakukan diatas lampu spiritus. Kedua cara ini menghasilkan
udara yang bersifat kering, tidak lembab dan tidak mengandung minyak
sehingga tidak akan menghalangi penetrasi resin ke permukaan email.
22
5. Isolasi
Isolasi gigi idealnya dengan rubber dam, dapat juga dengan gulungan
kapas atau kapas penyerap. Gunakan saliva ejector sewaktu merawat gigi
bawah. Keringkan permukaan gigi dengan tiupan udara. Pertahankan posisi
ejector, kapas dan kasa sampai perawatan selesai.
Isolasi dari gigi mungkin ideal digunakan rubber dam, tetapi pada gigi
yang masih baru tumbuh, cengkeram mungkin berbahaya bagi gingival dan
menyebabkan rasa sakit bagi anak-anak. Penggunaan cotton roll atau
absorben balok dan kombinasi saliva ejector mungkin bisa dilakukan. Cara ini
sangat penting untuk mengontrol dari pergerakan lidah dan pipi, yang dapat
menggeser cotton roll dan saliva ejector.
Dalam kaitannya dengan keberhasilan atau kegagalan upaya fissure
sealant, isolasi mungkin merupakan tahap yang paling kritis. Jika pori yang
dibuat oleh etsa tertutupi saliva maka ikatan yang terbentuk akan menjadi
lemah. Isolator karet merupakan cara isolasi yang dapat diandalkan dan
disukai daripada pemakaian gulungan kapas dan penyedot ludah. Cara yang
terakhir ini sukar dilakukan dengan baik, karena gigi yang dietsa harus dicuci
dengan bersih. Biasanya kapas isolator tidak dapat dihindari sehingga harus
diganti. Pada saat penggantian ini, sangat mudah sekali permukaan gigi yang
teretsa itu terbasahi oleh saliva dan kontaminasi ini akan merusak ikatan
antara fissure sealant dengan email.
6. Aplikasi Fissure Sealant Berbasis Resin
Fissure sealant diaplikasikan dengan instrumen kuas, atau aplikator
lain berdasarkan fissure sealant dan pengalaman operator. Semua area dengan
fissure harus ditutup, dan tepi harus di bounding rapat pada email yang telah
dietsa untuk mencegah kebocoran tepi.
Pada fissure sealant polimerisasi secara kimia penambahan katalis dan
basis secara cepat akan memulai polimerisasi bahan. Karena jumlah bahan
yang sedikit, harus diperhatikan bahwa bahan harus dicampur semua dan
menggunakan gerakan yang pelan untuk mengurangi penyatuan udara.
23
24
25
26
macam-macam
perawatan
diatas
tentunya
sebelum
di
sepanjang dinding usus. Sel B dan sel T tertentu menjadi peka terhadap
bakteri. Sel B dan Sel T yang peka akan bermigrasi melaui sistem limfatik
dalam aliran darah dan akhirnya berhenti di jaringan glandular, termasuk
kelenjar ludah di rongga mulut. Disana, sel-sel yang peka ini menghasilkan
imunoglobulin kelas IgA yang dikeluarkan di dalam ludah. Antibodi IgA ini
dapat menggumpalkan bakteri di mulut. Penggumpalan ini mencegah
perlekatan bakteri pada gigi dan struktur oral lainnya, dan bakteri akan lebih
mudah dibersihkan dari mulut dengan cara menelannya. Bagi pasien dengan
konsentrasi
Streptococcus
mutans
yang
tinggi,
penggumpalan
IgA
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
Andlaw, R. J., Rock, W. P. 1992. Perawatan Gigi Anak Edisi 2, Alih bahasa: Agus
Djaya. Jakarta : Widya Medika.
29
in
Oral
Health
ServiceNSW.
Diaksesdarihttp://www.health.nsw.gov.au/policies/pd/2008/pdf/PD200
8_028.pdf pada 15 April 2015)
Yanti, S. 2002. Topikal Aplikasi Pada Gigi Permanen Anak. USU e-Repository.
Kidd, E. A. M; dan S. J. Bechal. 1991. Dasar-Dasar Karies. Alih Bahasa Narlan
Sumawinata dan Safrida Faruk. Jakarta : EGC. 30-31.
30