EFUSI PLEURA
MAKALAH
oleh
Aulia Bella Marinda
NIM 132310101030
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
LAPORAN PENDAHULUAN......................................................................1
A. Definisi Penyakit.......................................................................................1
B. Epidemiologi.............................................................................................1
C. Etiologi......................................................................................................1
D. Tanda dan Gejala.......................................................................................2
E. Patofisiologi..............................................................................................3
F.
Komplikasi................................................................................................3
G. Pemeriksaan Penunjang............................................................................4
H. Clinical Pathway.......................................................................................5
I.
Penatalaksanaan Medis.............................................................................6
J.
Penatalaksanaan Keperawatan..................................................................6
J.1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Defines Penyakit
Efusi pleura adalah adanya cairan yang berlebihan dalam rongga pleura
baik transudat maupun eksudat (Davey, 2005). Efusi pleura adalah istilah yang
digunakan untuk penimbunan cairan dalam rongga pleura (Price, 2005). Efusi
pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara
permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi
biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal,
ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi
sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa
adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
B. Epidemiologi
Efusi pleura sering terjadi di negara-negara yang sedang berkembang,
salah satunya di Indonesia. Hal ini lebih banyak diakibatkan oleh infeksi
tuberkolosis. Bila di negara-negara barat, efusi pleura terutama disebabkan
oleh gagal jantung kongestif, keganasan, dan pneumonia bakteri. Di Amerika
efusi pleura menyerang 1,3 juta org/th. Di Indonesia TB Paru adalah peyebab
utama efusi pleura, disusul oleh keganasan. 2/3 efusi pleura maligna mengenai
wanita. Efusi pleura yang disebabkan karena TB lebih banyak mengenai pria.
Mortalitas dan morbiditas efusi pleura ditentukan berdasarkan penyebab,
tingkat keparahan dan jenis biochemical dalam cairan pleura.
C. Etiologi
Menurut jenis cairan yang terakumulasi efusi pleura dapat dibedakan
menjadi :
1. Transudat (filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang
utuh). Penyakit yang menyertai transudat :
1. Gagal jantung kiri.
2. Sindrom nefrotik.
3. Obstruksi vena kava superior
4. Asites pada serosis hati
5. Sindrom meigs (asites dengan tumor ovarium).
2. Eksudat (ekstravasasi cairan kedalam jaringan). Cairan ini dapat terjadi
karena adanya :
1. Infeksi
2. Neoplasma/tumor
3. Infark paru
Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis,
pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke
rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena
trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.
G. Pemeriksaan penunjang
1. Rontgen dada
Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan
untuk mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya
cairan.
2. CT scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa
menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor.
3. Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui
torakosentesis (pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang
dimasukkan diantara sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh
pembiusan lokal).
4. Biopsi
Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka
dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk
dianalisa. Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan
pemeriksaan menyeluruh, penyebab dari efusi pleura tetap tidak dapat
ditentukan.
5. Bronkoskopi
Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber
cairan yang terkumpul.
H. Clinical Pathways
I. Penatalaksanaan Medis
penumpukan
kembali
cairan,
dan
untuk
menghilangkan
J. Penatalaksanaan Keperawatan
J.1 Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)
1. Pola nafas tidak
udara/cairan) dan frekuensi paru yang ditandai dengan sesak nafas, nafas
pendek.
2. Nyeri kronis b.d sesak nafas yang ditandai dengan nyeri pada bagian dada
dan perubahan pola tidur.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
nafsu makan, sesak nafas yang ditandai dengan nyeri pada bagian
abdomen.
Hari/Tgl/J
am
Diagnosa Keperawatan
Senin,
11/05/15
08.00
Tujuan :
Pasien mampu
mempertahankan
fungsi paru secara
normal
Kriteria hasil :
1. Tidak
ditemukannya
akumulasi cairan
dan tidak ada
dipsneu
2. Irama nafas,
frekuensi nafas
dalam rentang
normal
3. Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal
Intervensi
1. Identifikasi faktor
penyebab.
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
(posisi semi fowler)
3. Kaji kualitas, frekuensi dan
kedalaman pernafasan,
laporkan setiap perubahan
yang terjadi.
4. Observasi tanda-tanda vital
(suhu, nadi, tekanan darah,
RR dan respon pasien).
5. Kolaborasi dengan tim
medis lain untuk pemberian
O2 dan obat-obatan serta
foto thorax.
Rasional
1. Dengan
2.
3.
4.
5.
mengidentifikasikan
penyebab, kita dapat
menentukan jenis effusi
pleura sehingga dapat
mengambil tindakan yang
tepat.
Penurunan diafragma
memperluas daerah dada
sehingga ekspansi paru bisa
maksimal.
Dengan mengkaji kualitas,
frekuensi dan kedalaman
pernafasan, kita dapat
mengetahui sejauh mana
perubahan kondisi pasien.
Peningkatan RR dan
tachcardi merupakan
indikasi adanya penurunan
fungsi paru.
Pemberian oksigen dapat
menurunkan beban
pernafasan Dengan foto
thorax dapat dimonitor
2.
Senin,
11/05/15
08.00
Tujuan :
Nyeri kronis pasien
berkurang setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
Kriteria hasil :
1. Tidak ada ganguan
tidur
2. Tidak ada ekspresi
menahan nyeri
3.
Senin,
11/05/15
08.00
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
penurunan nafsu makan,
sesak nafas yang ditandai
dengan nyeri pada bagian
abdomen.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi
pasien teratasi
Kriteria hasil :
1. Konsumsi lebih
dari 40% jumlah
makanan
2. Berat badan
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
10
normal
11
DAFTAR PUSTAKA