FETAL DISTRESS
Oleh :
Amrina Rasyada
Duilla Husaina
1010311004
1110312046
i
1
1
2
3
3
4
1.1.
deskriptif
misalnya
"reassuring"
(meyakinkan)
atau
1.2.
jantung.
Gejala Klinis Fetal Distress
a. Gerakan janin menurun
b. Pasien mengalami kegagalan dalam pertambahan berat badan dan
uterus tidak bertambah besar. Uterus yang lebih kecil daripada umur
kehamilan yang diperkirakan memberi kesan retardasi pertumbuhan
intrauterin atau oligohidramnion.
c. Riwayat dari satu atau lebih faktor-faktor risiko tinggi, masalahmasalah obstetri, persalinan prematur atau lahir mati dapat memberi
kesan suatu peningkatan risiko gawat janin. Faktor-faktor risiko
tinggi meliputi penyakit hipertensi, diabetes melitus, penyakit
jantung, postmaturitas, malnutrisi ibu, anemia, isoimunisasi Rh dan
penyakit ginjal. 2,4
1.4.
darah ke janin lebih berperan dalam proses terjadinya fetal distress. Selain
itu proses persalinan normal juga berperan dalam terjadinya fetal distress.
Penurunan aliran darah dan atau oksigenasi ke janin akan mengakibatkan
terjadinya hipoksia janin. Keadaan ini akan meningkatkan kadar CO 2 dan
penurunan kadar O2di dalam tubuh janin. 6,7
Berkurangnya kandungan oksigen dalam darah (hipoksemia) akan
merangsang syaraf simpatis, sehingga akan menimbulkan takikardi. Bila
kondisi hipoksemia tidak teratasi dan berlanjut jadi hipoksia, akan
menyebabkan perubahan aktivitas biofisik. Menurut Manning (1992),
respon biofisik terhadap kondisi hipoksia terbagi menjadi 2 kategori yaitu
pertama respons akut/intermediat (yakni perubahan atau hilangnya
aktivitas yang diregulasi oleh sistim syaraf pusat/SSP), dan kedua respons
kronik (yakni berkurangnya produksi air ketuban/ oligohidramnion,
gangguan pertumbuhan, dan meningkatnya risiko komplikasi neonatal). 6,7
1.5.
berkesinambungan
dengan
penyediaan
sarana
DAFTAR PUSTAKA