Anda di halaman 1dari 3

V

IKHTISAR EKSEKUTIF
isi

jangka

menengah

Dinas

Sosial

Daerah

Istimewa

Yogyakarta yang tertuang dalam Rencana Strategis instansi


Tahun 2012-2017 adalah Penggerak dan Penyelenggara
Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial yang Profesional

Guna Mewujudkan Masyarakat yang Sejahtera, Mandiri, Berkarakter dan


Berbudaya.
Untuk mewujudkan visi tersebut ditempuh melalui 2 (dua) misi, yaitu (a)
Menyelenggarakan perlindungan sosial, bantuan dan jaminan sosial, rehabilitasi
sosial serta pemberdayaan dan pengembangan sosial; dan (b) Mengembangkan
partisipasi masyarakat, lembaga atau organisasi sosial dalam penyelenggaraan
kesejahteraan

sosial

serta

mengembangkan

dan

memperkuat

nilai-nilai

keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial.


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Sosial
Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas
perjanjian kinerja Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta yang memuat
rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari sasaran strategis. Sasaran
dan indikator kinerja termuat dalam Renstra Dinas Sosial Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2012-2017. Untuk mencapai sasaran tersebut, ditempuh
dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti telah
dirumuskan dalam rencana strategis.
A. Capaian Kinerja
Ringkasan prestasi kinerja Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta yang
dihasilkan dari pelaksanaan program dan kegiatan di tahun 2014, dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Sasaran Meningkatnya kualitas hidup, kemandirian dan keberfungsian sosial
dan kesejahteraan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
dengan indikatornya :
1. Prosentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang
mengalami peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan keberfungsian
sosial.

IKHTISAR EKSEKUTIF| 3

Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2014 adalah 43,02
%
b. Sasaran Meningkatnya pengetahuan, kemampuan, partisipasi dan jangkauan
pelayanan Peksos, Penyuluh, Tenaga kesejahteraan sosial masyarakat dan
masyarakat, LKS, Karang Taruna, WKSBM dan CSR dalam penyelenggaraan
UKS. Dengan indikatornya :
1. Prosentase kenaikan cakupan dan kualitas pelayanan kesejahteraan
sosial yang diselenggarakan oleh tenaga kesejahteraan sosial dan
lembaga kesejahteraan sosial
Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2014 adalah 89,45
%
c. Sasaran terwujudnya masyarakt yang inclusif, memiliki kepedulian dan
kesetiakawanan sosial serta memiliki jiwa nasionalisme, kebangsaan dan
menghargai budaya bangsa, dengan indikatornya :
1. Prosentase berkembangnya modal sosial masyarakat melalui kegiatan
kesetiakawanan sosial dan peningkatan jiwa nasionalisme pada generasi
muda dan masyarakat
Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2014 adalah 50,66
%
B. Kinerja Keuangan
Untuk kinerja keuangan realisasi keuangan Dinas Sosial Daerah Istimewa
Yogyakarta di tahun 2014 sebesar Rp 53.209.615.697,- atau mencapai 92,74
% dari anggaran sebesar Rp 57.368.969.885,- dan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan realisasi di tahun 2013 yang realisasinya sebesar 56,21
%
C. Permasalahan dan Sulusi
Permasalahan
1. Masih banyak fakir miskin yang perlu mendapatkan pelayanan.
2. Penyalahgunaan napza di DIY yang mengalami kecenderungan adanya
peningkatan jumlah pengguna.

IKHTISAR EKSEKUTIF| 4

3. Permasalahan Sosial Gelandangan dan Pengemis yang ada di DIY cukup


tinggi sehingga kontraproduktif dengan predikat DIY sebagai pusat budaya
dan pendidikan.
Solusi
1. Meningkatkan Jangkauan pelayanan kesejahteraan

sosial kepada

penduduk miskin melalui berbagai kegiatan pemberdayaan sosial dan


ekonomi.
2. Memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
bahaya narkoba melalui beberapa kegiatan penyuluhan sosial seperti
penyuluhan sosial desa, penyuluhan sosial melalui media kesenian
tradisional, melalui media cetak dan media elektronik serta meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan napza
serta melaporkan kepada pihak-pihak terkait yang menangani korban
penyalahgunaan napza.
3. Meningkatkan koordinasi dengan perbagai pihak dan meningkatkan peran
serta

masyarakat

untuk

mencegah

pengemisan dengan tidak memberikan

praktek

pergelandangan

sumbangan

dan

kepada peminta-

minta di tempat umum maupun di perumahan serta mengarahkan


masyarakat untuk memberikan sumbangan pada lembaga kesejahteraan
sosial yang menangani permasalahan sosial ( penggunaan bahasa
praktek pergelandangan dan pengemisan ada di PP Nomor 31 tahun 1980
tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis ).

IKHTISAR EKSEKUTIF| 5

Anda mungkin juga menyukai