PEMBIMBING:
Kelompok 4
Elyada Renova Sari Naibaho (JTD 2B / 11 / 1341160050)
Fida Annisa Imron Hafsah
(JTD 2B / 13 / 1341160072)
M. Iskandar Zulkarnain
(JTD 2B / 19 / 1341160019)
Risqi Nurfadillah
(JTD 2B / 23 / 1341160075)
1.1.Tujuan Praktikum
1. Untuk melakukan pengukuran penguatan (gain) antena.
2. Untuk mengetahui pengaruh elemen-elemen antenna terhadap penguatan antena.
3. Untuk memahami karakteristik directional dan half-power beamwidth antena.
4. Untuk menggambarkan diagram polar pola radiasi horizontal dan vertical untuk antena
dari hasil pengukuran yang didapat.
5. Untuk menghitung sidelobe attenuation dan front-to-back ratio dari antena berdasarkan
diagram polar yang telah diplot.
1.2. Peralatan yang Digunakan
1. Directional Coupler
2. Signal Generator
3. Measuring Receiver
4. 50 terminator
5. Short terminator
6. Antena dipole
7. Antena under test (antena TV VHF-Yagi Uda 9 elemen)
8. Antena rotater
9. Matching pad (75 50)
10. Konektor BNC to N
11. Konektor male to male BNC
12. Konektor female to male BNC
13. Kabel RF 50 (2,5m)
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
Signal Generator
Kontrol
Rotaror
Measuring Receiver
2. Mengatur signal generator pada frekuensi 200 MHz, dan level RF out = 80 dB V.
Kemudian mematikan RF output (OFF).
3. Mengatur measuring receiver sebagai berikut.
RF ATT
ON
UNITS
dB V
FREQ
200 MHz
4. Menghidupkan RF output (ON).
5. Mengatur (dengan memutar rotator) arah antena kedua tepat menghadap antena
pertama (antena pemancar), sehingga input level panel menunjukkan harga
maksimum. Mencatat harga ini sebagai E1.
6. Men-switch RF output pada pemancar OFF.
7. Mengganti antena kedua dengan antena under test. Mengulangi langkah 5. Mencatat
harga ini sebagai E2.
8. Menghitung gain antena yang diuji.
B. Melihat Pengaruh Elemen-elemen pada Antena Array (Yagi-Uda)
1. Menyusun diagram pengukuran seperti langkah 7. Mengulangi langkah 7.
2. Pada langkah berikut, melepas elemen satu persatu sesuai dengan nomor elemen.
Pasang antenna dipole pertama pada pemancar,sedangkan antenna yagi pada penerima.
Kedua antenna dipasang dengan pola radiasi horizontal.
Atur signal generator dengan RF Output 80 dB V dan frekuensi 200 MHz. Nilai
frekuensi ini adalah frekuensi kerja antenna yang sudah diset.
Matikan RF Output dari signal generator.
Hidupkan measuring receiver dan atur sebagai berikut:
o RF ATT
: ON.
o UNITS
: dBV.
o FREQ
: 200 MHz.
Hidupkan RF Output (ON) pada Signal generator.
Pada bagian penerima, arahkan dengan tepat antenna penerima ke pemancar samapi
level meter measuring receiver maksimum. Atur posisi rotator control sebesar 0 derajat.
Catat Pada Tabel.
Putar antenna searah jarum jam dengan interval 10o
Ulangi langkah prosedur percobaan sebelumnya dan catat hasilnya pada tabel.
Keterangan:
c = kecepatan cahaya (
)
f = frekuensi yang digunakan
0.95 = konstanta konduktor
E1 (dBV/m)
E2 (dBV/m)
174
181
188
195
202
209
216
223
230
54,5
56,2
55,1
58,0
55,5
36,9
38,2
37,6
38,5
35,0
36,2
36,0
36,0
38,0
37,7
39,1
37,6
38,7
Gain (dB)
Gain = E2 E1 + 2.15 dB
-17,37
-17,85
-16,95
-16,85
-15,35
2,95
3,05
2,15
2,35
Sudut
190
200
210
220
230
240
250
260
270
Level
46,1
45,5
44,7
49,5
50,3
50,8
50,3
51,3
50,1
Sudut
280
290
300
310
320
330
340
350
360
Level
49,8
50,3
51,9
54,4
54,3
60,1
60,5
57,8
60,2
Level
35,1
34,1
33,3
35,0
40,1
40,5
41,0
41,6
42,7
Sudut
280
290
300
310
320
330
340
350
360
Level
39,1
40,1
41,6
42,6
41,1
42,5
43,6
46,2
48,6
Sudut
280
290
300
310
320
330
340
350
360
Level
41,9
42,9
43,2
45,5
47,5
50,1
50,3
51,5
53,6
Gain
Gain
Gain
Gain
Gain
Gain
Gain
Gain
Gain
Antena dua kutub atau dapat juga berukuran lebih panjang dari merupakan
antena yang paling luas penggunaanya dan menjadi dasar dari antena yagi. Antena ini
dibentuk dari kawat tunggal sepanjang , dengan cara dicatu pada titik tengah secara
simetris yaitu pada titik tengah dimana nilai arusnya maksimum. Bentul pola radiasi dari dari
antena dipole tersebut berupa pola directional (2 arah) yang tegak lurus terhadap bidang
antena (broadside).
Antena yagi terdiri dari konduktor yang panjangnya pada frekuensi operasi yang
diinginkan. Antena ini merupakan perkembangan dari antena dipole .dan pengumpanan
sinyalnya dilakukan di tengah.
Pada percobaan pertama dengan menggunakan 2 antenna dipole, satu sebagai pemancar
dan satu lagi sebagai penerima. Dengan menggunakan frekuensi kerja 200 MHz dipancarkan
dari antenna dipole pemancar dengan level Rf output 80 dBV. Kemudiaan dilakukan
percobaan yaitu penerimaan oleh antenna dipole penerima.
Pada percobaan kedua dengan menggunakan antenna dipole sebagai pemancar dan
antenna yagi sebagai antenna penerima. Dengan menggunakan frekuensi kerja 200 MHz
yang dipancarkan dari antenna dipole pemancar dengan Rf output 80 dBV.
1.5. Kesimpulan
Polarisasi antena harus sesuai dengan polarisasi gelombang yang akan diterima atau
dipancarkan.
Antena yang efisien adalah antena yang dapat mengeluarkan daya antena maksimum,
arah antena, bandwidth, dan polarisasi.
Tinggi antena tidak mempengaruhi sinyal yang sampai ke penerimanya.
Gain pada antena berbeda dengan gain pada penguat. Gain antena bukan besar
penguatan daya keluaran dibanding daya masukan. Tapi besar gain ini bisa
diperhitungkan dari bentuk pola radiasinya.
Ukuran antena dan elemen tergantung pada panjang gelombang.
Semakin banyak elemen yang dilepas pada antena, gain yang didapat saat pengukuran
semakin kecil. Hal ini berarti elemen yang terdapat pada antena berpengaruh pada
pembentukan gain.
Baik buruknya penerimaan antena tergantung dari beberapa faktor, diantaranya:
1. Pola radiasi,
2. Posisi antena beserta lingkungannya,
3. Kesempurnaan antena.
4. Kelebaran bandwidth pancaran.
5. Power.
Antena Dipole pada ketinggian free space (setidaknya 1/2dari permukaan tanah) arah
pancarannya ke depan dan belakang (bi-directional)