Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bakteri garam negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna crystal violet
sewaktu proses pewarnaan gram, sehingga akan berwarna merah jika diamati dengan mikroskop.
Disisi lain bakteri garam negatif seperti Eschercia coli memiliki sistem membran ganda di mana
membran plasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding
sel tebal berupa peptidoglikan yang terletak di antara membran dalamdan luarnya, bakteri ini
juga bersifat patogen yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini
umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding gram negatif terutama lapisan
lipopolisakarida (dikenal juga dengan lapis atau endotoksin). Disisi lain, bakteri gram positif
akan berwarna ungu perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang
berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan gram. Bakteri gram negatif
seperti Staphylococcus aureus (bakteri pathogen yang umumnya pada manusia) hanya memiliki
membrane plasma tunggal yang dikelilingi membrane plasma tebal berupa peptidoglika sekitar
90% dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglika sedangkan sisanya berupa molekul lain
bernama asam teikoat (Pelczar, 2007).
Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa
yaitu dengan cara-cara khusus, misalnya dengan cara tetesan
bergantung,menggunakan kondensor medan gelap dan lain-lain.Tetapi
pengamatan dari pewarnaan ini lebih sukar dan tidak di pakai untuk melihat
bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel bakteri dan mikroba lainya
transparan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit,
karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil untuk
mengatasi hal tersebut maka di kembangkan suatu teknik pewarnaan bakteri
,sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena itu teknik
pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwijoseputro, 2005).
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada
tahun 1884. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua
yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari
reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut
ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel
seperti Mycoplasma sp (Waluyo, 2004). Waluyo,Lud.2004.Mikrobiologi
Umum. Malang: UMM Press
ewarnaan gram atau metode gram adalah salah satu teknik pewarnaan
yang paling penting dan luas di gunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam
proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi di kenai larutan-larutan berikut
zat pewaraan Kristal violet, larutan yodium, larutan akohol(bahan pemucat) dan
zat pewarnaan tandinganya berupa zat warna safranin atau air fucshin. Metode
ini di beri nama berdasarkan penemunya, ilmuwan DenmarkHans
Christian Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884
untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiela,
pneumonia. Bakteri yang telah diwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua
kelompok yaitu, bakteri gram positf dan bakteri gram negatif. Bakteri garam
positif akan memprtahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan
tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif
akan kehilangan zat pewarna Kristal violet setelah dicuci dengan alkohol dan
sewaktu diberi zat pewarna tandingnya yaitu dengan zat pewarn air fucshin
atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini di sebabkan
oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya (Pelczar, 2007).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan
pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas. Pada umumnya
bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang
tidak mempunyai zat warna. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk
mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad,
mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad
terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat
diketahui (Hadiutomo. 1990).
Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu
pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik
adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam
yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah
satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat
pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah
ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang
mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut
pewarna negatif (Hadiutomo. 1990).
Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan
ungu. Bakteri gram negative ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang
positif berwarna merah (textbook, 2008). Hal ini bertujuan untuk memberikan
warna pada bakteri pada akhirnya dapat di identifikasi dengan mudah, selain
itu, ada endospora adalah organism yang dibentuk dalam kondisi yang stress