Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DIURETIK
I.TUJUAN PERCOBAAN
1.Memahami teknik evaluasi obat diuretik.
2.Memahami manifestasi dari obat diuretik dan penggunaannya secara klinis.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukkan urin. Istilah diuresis
mempunyai dua pengertian, yaitu pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin
yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah perngeluaran (kehilangan) zat-zat
terlarut dan air (Gunawan, 2007).
Diuretik adalah suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urine (diuresis) dengan
jalan menghambat reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain pada tubulus ginjal. Dengan
demikian bermanfaat untuk menghilangkan udema dan mengurangi free load. Kegunaan
diuretik terbanyak adalah untuk antihipertensi dan gagal jantung. Pada gagal jantung, diuretik
akan mengurangi atau bahkan menghilangkan cairan yang terakumulasi di jaringan dan paru
paru . di samping ituh berkurang nya volume darah akan mengurangi kerja jantung.
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik.
1. Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi
natrium sedikit, akan memberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan dengan diuretik yang
bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium banyak.
2.
Status fisiologi dari organ. Misalnya dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal ginjal. Dalam
keadaan ini akan memberikan respon yang berbeda terhadap diuretik.
3.
Interaksi antara obat dengan reseptor .Kebanyakan bekerja dengan mengurangi reabsorpsi
natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih dan juga air diperbanyak.
Diuretik Kuat
Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel
tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida.Obat-obat ini
berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6). Banyak digunakan dalam keadaan akut,
misalnya pada udema otak dan paru-paru. Memiliki kurva dosis-efek curam, yaitu bila dosis
dinaikkan efeknya senantiasa bertambah. Contoh obatnya adalah furosemida yang merupakan
2
turunan sulfonamid dan dapat digunakan untuk obat hipertensi. Mekanisme kerjanya dengan
menghambat reabsorpsi Na dan Cl di bagian ascending dari loop Henle (lengkungan Henle)
dan tubulus distal, mempengaruhi sistem kontrasport Cl-binding, yang menyebabkan naiknya
eksresi air, Na, Mg, dan Ca. Contoh obat paten: frusemide, lasix, impugan. Yang termasuk
diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.
b.
c.
lengkungan tetapi lebih lama yaitu 6-12 jam. Banyak digunakan sebagai pilihan pertama
untuk hipertensi ringan sampai sedang karenadaya hipitensifnya lebih kuat pada jangka
panjang. Resorpsi di usus sampai 80% dengan waktu paruh 6-15 jam dan diekskresi lewat
urin secara utuh. Contoh obat patennya adalah Lorinid, Moduretik, Dytenzide (Aidan, 2008).
d.
e.
Diuretik osmotik
Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan
cepat diskskresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretic osmotic apabila
memenuhi 4 syarat:
1.
2.
3.
4.
4. Terlalu sering pemberian manitol dosis tinggi bisa menimbulkan gagal ginjal. ini
dikarenakan efek osmolalitas yang segera merangsang aktivitas tubulus dalam mensekresi
urine dan dapat menurunkan sirkulasi ginjal.
5. Pemberian Manitol bersama Lasik (Furosemid) mengalami efek yang sinergis dalam
menurunkan PTIK. Respon paling baik akan terjadi jika Manitol diberikan 15 menit sebelum
Lasik diberikan. Hal ini harus diikuti dengan perawatan managemen status volume cairan dan
elektrolit selama terapi Diuretik.
Penggolongan Obat
1. Diuretika Lengkungan
Obat obat ini berkhsiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6 jam). Banyak digunak
pada keadaan akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru. Memperlihatkan kurva dosis
efek curam, artinya bila dosis dinaikkan efeknya (diuresis) senantiasa bertambah. Contoh
obatnya furosemida, bumetanida dan etakrinat (Tjay, 2007).
Diuretika kuat terutama bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi elektrolit Na +/ K+/
2Cl- di ansa henle asendens bagian epite tebal, tempat kerjanya dipermukaan sel epitel
2.
3.
4.
Diuretika osmotis
Obat-obat ini hanya direansorbsi sedikit oleh tubuli, hingga reansorbsi air juga terbatas.
Efeknya adalah diuresis osmotis dengan ekskresi air kuat dan relatif sedikit ekskresi Na +.
Terutama manitol, yang hanya jarang digunakan sebgai infus I.V untuk mngeluarkan cairan
6
dan menurunkan tekanan intraokuler (pada glaucoro), juga untuk tekanan intrkranial (dalam
tengkorat). Contoh obatnya menitol dan sorbitol (Tjay, 2007)
5. Perintang Karbonanhidrase
Zat ini merintangi enzim karbonhidrase di tubuli proksimal, sehinnga disamping
kerbonat, juga Na+ dan K+
diuretiknya hanya lemah, setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie, maka perlu digunakan
secara selang seling (intermittens) (Tjay, 2007).
memperkiat diuretik dalam hipertensi esensial dan mengurangi kehiangan K+ melalui ginjal.
2. Nefrotiasi
Gangguan ini dapat diobati menggunakan diuretik thiazid yang meningkatkan
reabsorbsi Ca2+ ditubulus contorti distalis sehingga menurunkan konsentrasi Ca2+ urin.
3. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu kegawatdaruratan medis. Salie harus diberika
bersamaan dengan diuretik loop bla ingin mempertahankan diuresis Ca2+ yang efektif.
4. Diabetes insipidus
Diabetes insipidus dapat terjadi akibat defisiensi produksi ADH atau akibat respons
terhadap ADH yang tidak adekuat (Diabetes Insipidus nefrogenik). Diuretik thiazid dapat
menurunkan poliurea dan polidipsi pada kedua tipe diabtes insipidus (Katzung, 2012).
Kandang metabolit
Gelas ukur 100 ml
Beker glass
Stopwacth
Toples
2.Bahan
Furosemid
Kopi
Air hangat
Nacl Fls 1%\
tikus
IV.CARA KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Timbang tikus
Hitung Vao obat dan Vao air hangat
Suntikan air hangat sebanyak Vao secar oral biarkan 5 menit
Suntikan obat furosemid(subkutan),kopi(oral) dan Nacl 1%(oral)
Amati dan catat volume urin pada waktu 15,30,45 dan 60
Buat kurva perbandingan antara waktu dan volume.
Obat
Volume urine
15 30 45 60
-
Total
urine
-
VAO
BB
6,5 ml
128 g
0,16 ml
II
6,9 ml
III
7,6 ml
138,2 g
152, 15 g
IV
Nacl 1 %
Air kopi 5 ml /200 g
1,5 ml
4,1 ml
163, 35 g
Air hangat
4,1 ml
6,5 ml
130, 21 g
VI
Furesemid 2 mg/ kg BB
Air hangat 10ml/kg BB
0,65 ml
8,7 ml
173, 41 g
Furosemid 1 mg/kg BB
0,45 ml
B.Pembahasan
Pada pratikum kali ini kami melakukan percobaan tentang diuretik.Diuretik adalah
suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urine (diuresis) dengan jalan menghambat
reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain pada tubulus ginjal.Fungsi utama diuretik adalah
untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian
rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal.adapun tujuan dari pratikum
kali ini adalah Memahami teknik evaluasi obat diuretik,Memahami manifestasi dari obat
diuretik dan penggunaannya secara klinis.
Obat-obatan yang digunakan pada praktikum kali ini ialah furosemid dan larutan kopi.
Sebagaimana halnya yang diketahui bahwa furosemid merupakan obat diuretic golongan
diuretic kuat dengan mekanisme kerja menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel
tubuli ginjal. Furosemida meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, kalium dan tidak
mempengaruhi tekanan darah yang normal.sedangkan larutan kopi disini sebagai
pembanding,kopi
memiliki
vasodilatasi.pemberian
obat
efek
pada
diuretik
pratikum
selain
itu
kopi
juga
memiliki
kali
ini
yaitu
dengan
dosis
efek
yang
berbeda.tujuannya untuk melihat obat yang mana dan pada dosis berapa yang bagus untuk
efek diuretik.
Pada percobaan ini, hewan uji yang digunakan yaitu tikus putih (Rattus
norvegicus).Sebelum diberi obat, tikus terlebih dahulu diberi air hangat menggunakan sonde.
10
Tujuan nya adalah untuk membantu mempercepat atau memperbanyak urin yang dikeluarkan.
Setelah 5 menit hewan kemudian disuntikan obat furosemid secara subkutan danlarutan kopi
secara oral.
Dari hasil pratikum yang telah kami lakukan kami tidak mendapatkan data efek
diuretik dari semua kelompok.seharusnya furosemid dosis 1 mg sudah memberikan efek
diuretik.tetapi disini tidak bahkan kelompok 5 menggunakan furosemid 2 mg/kgbb juga tidak
memberikan efek.padahal furosemid itu bekerja paling cepat pada waktu 0,5 sampai 1
jam.pada larutan kopi juga demikian seharusnya dosis 5 ml/200 g dan 10 ml/200 g sudah
memberikan efek diuretik tetapi dari pengujian kelompok II dan IV tidak memberikan efek
diuretik.tetapi efek diuretik pada larutan kopi ini tergantung lagi pada setiap orang yang
mengkonsumsinya,karena tubuh seseorang tidak sama satu sama yang lainnya.
Kelemahan pada pratikum kali ini yaitu pada penyuntikan secara oral obat/air hangat
tidak masuk semua atau ada yang keluar,prasarana yang kurang memadai,dosis kurang tepat.
11
pada penyuntikan secara oral obat/air hangat tidak masuk semua atau ada yang
keluar
prasarana yang kurang memadai,dan
dosis kurang tepat.
B.Saran
1.Sebaiknya dosisnya di tingkatkan lagi
2.Kami mengharapkan alat alat dan bahan yang ada di laboratorium untuk dapat dilengkapi
guna memperlancar kagitan praktikan.
3.cara penyuntikan harus lebih teliti lagi
Jawaban pertanyaan
1.Gambarkan sebuah nefron dan tunjukan tempat kerja obat-obat diuretik.Berikan contoh
obat masing-masingnya dengan mekanisme kerja yang berbeda
Jawab :
12
13
Dibagian pertamanya Na+ direabsorpsi secara aktif tanpa air hingga filtrate menjadi lebih cair
dari lebih hipotonis.senyawa tiazida dan klortalidon bekerja ditempat ini dengan
memperbanyak eksresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%.pada bagian keduanya,ion Na+ ditukarkan
dengan ion K+ atau NH4+
2.Dengan memahami mekanisme kerja obat diuretik,kemukakan efek samping yang dapat
muncul akibat penggunaannya
Jawab :
1.Diuretik Osmosis
Efek samping : GGA,sakit kepala,mual,muntah
2.penghambat karbonik anhidrase
Efek samping :diorientasi mental pada CH
3.Benzotiadiazide
Efek samping :
14
3.bagaimana pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengetahui bahwa penggunaan suatu
obat sudah membahayakan?
Jawab :
Pendekatan utama yang perlu disampaikan adalah memberikan informasi selengkaplengkapnya kepada pasien tentang obat tersebut.pasien wajib mengetahui indikasi,efek
samping dan cara penggunaan dari suatu obat yang dikonsumsi.sehingga ketika suatu pasien
merasakan suatu
kembali kepada dokter yang memberikan dia obat karena efek samping dari suatu obat dapat
menyebabkan komplikasi suatu penyakit.
Diuretik kuat
Diuretik hemat kalium
Diuretik golongan thiazid
Diuretik Osmosis
Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
6. Apa yang dimaksud dengan Real Clearence? Bagaimana cara menentukannya? Dan
kesimpulan apa yang dapat ditarik dari hasil Clearence?
Jawab :
Renal Clereance adalah kemampuan ginjal membersihkan sejumlah volume darah dari suatu
bahan tertentu yang dikeluarkan urine dalam waktu 1 menit. Di pengaruhi oleh berat badan,
umur, kelamin, zat yang digunakan dalam test, luas permukaan ubuh (setiap 1, 73m2)
Misalnya cara pelaksanaan penentuan klirens kreatinin :
1. Tentukan volume urine penderita selama 24 jam, kemudian hitung volume produksi
urine per menit, dan hal ini disebut V (CC/ menit)
2. Tentukan kadar kreatinin di dalam urine : U (MG %)
3. Tentukan kadar kreatinin di dalam plasma : P (mg%)
4. Tentukan tinggi badan, berat badan, dan hitung luas permukaan tubuh dengan
memakai rumus dubois.
5. Klirens kreatinin dihitung berdasarkan rumus :
K kreatinin = U X / P X 1,78/L pt
Nilai normal klirens kreatinin pria
: 72-141 ml/ menit
Wanita : 74-130 ml/ menit
Dari pengukuran kliren keratin dapat diketahui :
A. Mengetahui adanya kerusakan pada ginjal.
B. Mengetahui derajat kerusakan pada ginjal.
Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Dirjen POM. Jakarta
Elin dkk. 2009. ISO Farmakoterapi. PT. ISFI. Jakarta
Katzung, 2012. Farmakolodi Dasar dan Klinik Edisi 10. EGC. Jakarta
Gunawan, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi V. FKUI. Jakarta
16
17