PENDAHULUAN
Tanaman adalah mahluk hidup yang tidak dapat berpindah tempat dan memproduksi
makanannya sendiri. Sangat berbeda dengan hewan terutama manusia yang menggantungkan
hidupnya dengan mahluk hidup lainnya, dengan bantuan sinar matahari makanan tanaman
diproduksi sendiri menggunakan unsur-unsur anorganik yang terdapat di tempat sekitar
mereka hidup. Proses ini disebut fotosintesis dan dilakukan oleh semua jenis tanaman. Sifat
tanaman ini disebut autotrof, dan karena sifat inilah tanaman selalu ditempatkan di tempat
pertama di setiap rantai makanan mahluk hidup.
Pada tanaman proses fotosintesis dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari
bumi. Proses ini adalah proses biokimia yang juga dilakukan oleh jenis lumut dan bakteri
untuk memproduksi makanan. Photos artinya cahaya dan dengan menggunakan cahaya
matahari inilah tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan unsur-unsur mineral dalam
tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen. Proses ini dilakukan oleh zat
hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi oleh lapisan lilin untuk
mencegah penguapan. Gula disini disimpan tumbuhan sebagai cadangan energi, dan oksigen
yang dihasilkan dinikmati oleh semua mahluk hidup di dunia ini.
Pada awal terciptanya, bumi tidak memiliki oksigen dan karena itulah tidak ada mahluk
hidup yang dapat hidup. Proses munculnya oksigen di bumi ditimbulkan setelah organisme
pertama di bumi, yang dipercaya sebagai lumut atau ganggang-ganggangan, menghasilkan
proses fotosintesis, mengubah karbon yang saat itu memenuhi bumi dan menciptakan
oksigen. Ganggang-ganggangan pertama tersebut akhirnya berevolusi dan membentuk
tumbuh-tumbuhan seperti yang ada hingga sekarang dan menciptakan bumi seperti sekarang
ini dimana oksigen dapat diperoleh secara bebas oleh mahluk hidup lainnya.
1.2 TUJUAN
maupun generatif
Mengetahui macam perkecambahan
2. TINJAUAN PUSTAKA
Media tanam adalah tempat suatu tanaman ditumbuhkan atau tempat suatu tanaman
dibudidayakan. ( Modul bahan ajar Dasar Budidaya Tanaman, 2013)
2.2 Pengertian Bahan Tanam
Bahan tanam ialah bagian tanaman yang digunakan untuk memulai atau mengawali
budidaya tanaman. ( Modul bahan ajar Dasar Budidaya Tanaman, 2013)
2.3 Fungsi Media Tanam
Fungsi mediam tanam ialah menyediakan 4 kebutuhan dasar tanaman, yaitu
menyediakan air, menyediakan hara atau nutrisi tanaman, menyediakan air, menyediakan
udara dan sebagai tempat bertumpu tanaman atau akar tanaman.
2.4 Macam macam media tanam
2.4.1 Media tanam organic
Media tanam organic adalah media yang berasal dari alam. Media ini berasal dari batuan
yang telah melapuk dan mineral lain dan juga bahan organic yang telah melapuk yang
menyelimuti sebagian besar permukaan bumi. Tanah juga didefinisikan sebagai benda alam
yang tersusun dari padatan, cairan dan gas. Yang menempati permukaan daratan.
harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, steril dan mempunyai porositas
yang baik (Prihmantoro dan Indriani, 2003).
Gambar 4. Arang sekam
Media arang sekam merupakan media tanam yang praktis digunakan karena tidak
perlu disterilisasi, hal ini disebabkan mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran.
Selain itu, arang sekam juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat
media tanam ini menjadi gembur (Anonim3, 2013). Dari beberapa penelitian diketahui juga
bahwa kemampuan arang sekam sebagai absorban yang bisa menekan jumlah mikroba
patogen dan logam berbahaya dalam pembuatan kompos. Sehingga kompos yang dihasilkan
bebas dari penyakit dan zat kimia berbahaya. Di dalam tanah, arang sekam bekerja dengan
cara memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah. Arang sekam dapat meningkatkan
porositas tanah sehingga tanah menjadi gembur sekaligus juga meningkatkan kemampuan
tanah menyerap air.
Media arang sekam mempunyai porositas yang baik, mudah mengikat air, tidak
mudah lapuk, ringan, dan merupakan sumber kalium. Arang sekam baik untuk media tumbuh
tanaman sayuran maupun buah-buahan secara hidroponik. Arang sekam dapat menahan air
lebih lama dan membawa zat-zat organik yang
dibutuhkan oleh tanaman (Anonim2, 1993). Arang sekam merupakan hasil pembakaran tidak
sempurna darisekam padi (kulit gabah) dengan warna hitam. Selanjutnya Nurbaity,
Setiawan, dan Mulyani(2011) mengemukakan arang sekam adalah sekam padi yang telah
dibakar dengan pembakaran tidak sempurna. Warna hitam pada arang sekam akibat proses
pembakaran tersebut menyebabkan daya serap terhadap panas tinggi sehingga menaikkan
suhu dan mempercepat perkecambahan. Arang sekam mengandung unsur N, P, K dan Ca
masing-masing 0.18; 0.08; 0.30 dan 0.14% serta unsr Mg uang besarnya tidakterukur dan
mempunyai pH 6-7 setelah mengalami perendaman selama 2 hari (Prabowo, 1987). Menurut
hasil analisa JapaneseSociety For Examining Fertilizers and Fodders komposisi arangsekam
paling banyak ditempati oleh SiO2(52%), C (31%), Fe2O3,K2O, MgO, Cao dan Cu (dalam
jumlah kecil) sehingga arang sekam memiliki sifat kimia menyerupai tanah (Wuryaningsih,
1997).
Porositas yang tinggi dapat memperbaiki aerasi dan drainase media namun
menurunkan kapasitas menahan air pada arang sekam. Kemampuan menyimpan air pada
sekam padi sebesar 12.3% yang nilainya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pasir
yang memiliki kapasitas menyimpan air sebesar 33.7% (Bakri, 2008). Pemanfaatan sekam
telah meluas, tidak hanya sebagai sumber energi bahan bakar tetapi arangnya juga dapat
dijadikan sebagai bahan pembenah tanah (perbaikan sifat-sifat tanah) dalam upaya
rehabilitasi lahan dan memperbaiki pertumbuhan tanaman. Arang sekam sendiri memiliki
peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Arang sekam bersifat porous, ringan,
tidak kotor dan cukup dapat menahan air. Penggunaan arang sekam cukup meluas dalam
budidaya tanaman hias maupun sayuran. Arang juga dapat menambah hara tanah walaupun
dalam jumlah sedikit. Oleh karena itu, pemanfaatan arang menjadi sangat penting untuk
meningkatkan produksi tanaman (Supriyanto dan Fidryaningsih, 2010).
Kondisi ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman bayam merah, dimana perakaran akan berkembang dengan baik sehingga
pengambilan hara oleh akar akan optimal. pH arang sekam antara 8.5 - 9. pH yang tinggi ini
dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah asam. PH tersebut memiliki keuntungan
karena dibenci gulma dan bakteri. Peletakan sekam bakar pada bagian bawah dan atas media
tanam dapat mencegah populasi bakteri dan gulma yang merugikan. Salah satu cara
memperbaiki media tanam yang mempunyai drainase buruk adalah dengan menambahkan
arang sekam pada media tersebut. Hal tersebut akan meningkatkan berat volume tanah (bulk
density), sehingga tanah banyak memilki pori-pori dan tidak padat. Kondisi tersebut akan
meningkatkan ruang pori total dan mempercepat drainase air tanah (Andriana, Izzati dan
Saptiningsih, 2013).
Cocopeat ialah sabut kelapa yang diolah menjadi butiran-butiran gabus sabut kelapa
(Suharsi dan Andiani, 2013). Dalam proses penghancuran sabut dihasilkan serat yang lebih
dikenal dengan nama fiber, serta serbuk halus yang dikenal dengan cocopeat. Serbuk tersebut
sangat bagus digunakan sebagai media tanam karena dapat menyerap air dan
menggemburkan tanah (Anonim3, 2013). Media tanam satu ini mengandung sejenis enzim
dan jamur, sehingga dapat mengurangi penyakit dalam tanah dan menjagatanah tetap gembur
dan subur. Cocopeat tidak memiliki unsur hara seperti yang terkandung dalam tanah. Oleh
karena itu perlunya tambahan pupuk sebagai penyubur.
masak antara lain , tidak panas, suhunya sama dengan tanah sekitarnya,sudah tidak jelas
bahan aslinya, warna kehitaman. Menyerupai tanah dan gembur,remah dan mudah ditabur
(Hardjowigeno,1995).
Pupuk kandang selain mengandung unsur-unsur makro sepereti,N,P,K,Ca danMg,
juga mengandung unsur mikro seperti Cu, Mn, Bo dan Si, sehingga pupukkandang dianggap
sebagai pupuk lengkap (Syarief, 1986).
Kelebihan media tanam organic adalah:
Mudah didapatkan
Secara ekonomis lebih murah
Gel
Gel atau hidrogel adalah kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi
tanaman indoorberbatang lunak. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena
tidak perludiganti, disiram atau dipupuk.Media ini dapat menyimpan air dan nutrisi dengan
baik.
Spons
tanam yaitu dengan memasukkan bahan organik pada media tanam. Meskipun memiliki
unsur hara yang relatif lebih rendah dibandingkan pupuk anorganik, pupuk organik memiliki
unsur hara lengkap dan kaya akan mikro organisme pengurai yang berfungsi menguraikan
unsur hara menjadi senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman.
Bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari
tanaman antara lain ; daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik
sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu
dikarenakan bahan organik mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan
organik juga memiliki sifat hidroskopis dan berrongga, sehingga sirkulasi udara baik
sehingga oksigen dapat masuk dalam tanah serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Sifat bahan organik lebih mudah diuraikan melalui proses pelapukan atau dekomposisi oleh
mikro organisme pengurai. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2),
air (H2O), dan senyawa organik yang lain yang dibutuhkan bagi tanam. Senyawa organik
yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat
makanan.
Pembuatan media tanam yang baik pada prinsipnya bisa menggunakan formulasi berbagai
bahan
media
tanam
yang
memiliki
sifat-sfat
sebagai
berikut
:
Mampu menopang tanaman secara kokoh, sehingga tanaman mampu berdiri tegak dan tidak
mudah roboh. Agar persyaratan tersebut terpenuhi, maka kita harus memilih media tanam
yang tidak mudah lapuk dan bisa tahan lama.
Media tanam harus memiliki sifat porous, sehingga mampu mengalirkan kelebihan air yang
tidak dibutuhkan, sehingga tanaman terhindar dari rendaman air dan kelembaban yang tinggi.
Kelembaban yang tinggi dapat mengakibatkan tanaman menjadi busuk dan serangan jamur.
Sehingga kita harus dapat membuat media tanam yang tidak padat dan memiliki rongga atau
pori pori, sehingga drainase dan aerasi pada media berjalan baik.
Media harus tersedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman, baik itu unsur hara makro
maupun mikro, sehingga kebutuhan tanaman akan nutrisi dapat terpenuhi. Agar persyaratan
tersebut terpenuhi, maka perlu menambahkan pupuk organik atau pupuk kimia pada media
tanam.
Tanaman membutuhkan media yang bersih sehat dan tidak terkontaminasi jamur, virus atau
tercemar bahan kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Sehingga untuk
mendapatkan media tanam yang sehat bisa dilakukan dengan cara : a) Mengukus media
tanam atau memasukan media tanam pada oven dengan suhu 70 o C selama 6 jam. b)
Menjemur media tanam pada terik matahari selama kurang lebih dua hari. c) Cara lain yang
sering digunakan yaitu dengan mengaplikasikan pestisida dan fungisida pada media tanam.
Benih
Bibit
Pengertian bibit yang dimaksud ialah tanaman kecil (belum dewasa) yang berasal dari
pembiakan generative (dari biji), vegetative, kultur jaringan, atau teknologi perbanyakan
lainnya.
Biji
Biji adalah bakal tanaman yang berasal dari perkembangbiakan generative tanaman. Biji
biasanya dilindungi atau diselaputi organ tanaman lainnya.
Perkecambahan Hipogeal
Vegetatif
Generatif
Perbanyakan generatif, mengacu pada suatu pengertian perkawinan antara 2 tanaman induk
yang terpilih melalui organ bunga pada salah satu induk, kemudian terjadi penyerbukan dan
menjadi buah dengan kandungan biji di dalamnya. Apabila biji-biji ini ditanam dan tumbuh,
maka akan memunculkan bibit-bibit tanaman yang memungkinkan terjadinya
variasi/keragaman (Off Type) karakter baik itu mulai dari sistem perakaran, batang, daun dan
bunga. Hal ini tergantung dari tetua/indukan yang terpilih.
proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau serangga. Namun, saat ini
penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama para pemulia tanaman untuk
memperbanyak atau menyilang tanaman dari beberapa varietas yang berbeda.
Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara generatif adalah sistem perakarannya yang
kuat dan rimbun. Oleh karena itu, sering dijadikan sebagai batang bawah untuk okulasi atau
sambungan. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan generatif juga digunakan untuk program
penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih mementingkan konservasi lahan dibandingkan
dengan produksi buahnya. Bahkan, kegiatan budidaya tanaman sayur dan beberapa jenis
buah-buahan semusim seperti semangka dan melon tetap menggunakan bibit biji yang
berasal dari perbanyakan secara generatif, tetapi bibit yang digunakan merupakan bibit-bibit
unggul atau bibit biji varietas hibrida yang kualitas dan kuantitas buahnya tidak diragukan
lagi.
Perbanyakan Vegetatif:
Keuntungan:
Kerugian:
Faktor Intern :
1. dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban tinggi)
2. ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)
Faktor Ekstern:
1. suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)
2. kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi)
3. cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak
banyak, maka perlu diberi naungan)
4. jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan
tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga
menyebabkan kebusukan)
Bahan:
Benih jagung
Daun zamia
Ketela Pohon
Benih kedelai