Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2
2.
3.
Menopang beton sebelum sampai kepada konstruksi yang cukup keras dan
mampu memikul beban sendiri maupun beban luar
4.
5.
Kuat
Didalam pekerjaan ini beban-beban beton yang berada pada bekisting dan beban
lain yang dipikul oleh bekisting itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu acuan
perancah yang kuat untuk dapat memikul beban yang diterimanya.
Berat Sendiri (Beton)
Cetakan harus sanggup menahan berat beton yang di cetakan.
Berat Hidup
Cetakan harus sanggup menahan beban hidup, yaitu : baik orang yang sedang
mengerjakan beton tersebut, Vibrator, dan adanya kemungkinan terjadinya suatu Gempa
atau Retakan.
Pembebanan :
2.
Akibat beton
Akibat acuan
Kaku atau tidak bergerak sangat penting pada acuan dan perancah ini, karena
apabila perancah tersebut tidak kaku atau dapat bergerak, maka hasil yang akan dicapai
tidak maksimal karena bentuk yang ingin kita capai tidak sempurna.
3.
Mudah dibongkar
Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena acuan hanya bersifat sementara,
dan hal ini menyangkut efisiensi kerja, yaitu tidak merusak beton yang sudah jadi dan
acuan perancahnya dapat digunakan berkali-kali.
4.
namun jangan pula bahan yang sudah tidak layak pakai. Karena kita harus membuat
acuan dan perancah sehemat mungkin dengan tidak mengurangi mutu dari bekisting dan
didalam pembongkarannya acuan dapat digunakan kembali sehingga menghemat biaya.
5.
Rapi
Rapi dalam penyusunan sehingga bisa enak dilihat dengan kasat mata dan mudah
Rapat
Kerapatan suatu bekisting sangat mempengaruhi didalam proses pengecoran.
Karena apabila bekisting yang kita pakai tidak rapat maka adukan yang kita pakai tadi
akan keluar dan akan mengakibatkan mutu beton yang kurang bagus karena pasta semen
keluar dari bekisting
7.
Bersih
Untuk mendapatkan hasil yang baik cetakan harus bersih apabila cetakan tidak
bersih, maka dalam proses pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke dalam
adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton dan apabila kotoran tidak naik maka
kotoran tersebut akan melekat pada bagian bawah beton sehingga sulit untuk
dibersihkan..
1.
Perubahan geometric
Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan
rencana, misalkan : suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku, akibatnya akan
mengadakan perbaikan lagi atau misalkan perlu ditambahkan pekerjaan finishing lagi.
2.
yang diikuti semen tadi keluar sehingga mutu / kekuatan beton menjadi berkurang.
3.
terjadi perubahan ini maka akan memperbesar dan memperkecil volumenya. Sedangkan
untuk melakukan perbaikan akan membutuhkan waktu dan biaya lagi, hal ini akan
menghambat pekerjaan yang lainnya.
2.4 Bagianbagian Acuan dan Perancah
a)
Papan Cetakan
Dapat digunakan papan sebagai dinding acuan. Apabila digunakan papan
Klam Perangkai
Klam merupakan unsur acuan dan perancah yang mempunyai dua fungsi :
a)
b)
klam dapat terbuat dari papan seperti papan acuan, namun perlu dipotong
potong sesuai ukuran yang dikehendaki atau cukup menggunakan papan sisa yang
masih cukup panjang dengan lebar papan yang disambung.
b)
Tiang acuan biasanya digunakan kasau, kayu gelam, ataupun berbahan besi.
Umumnya jumlah tiang kolom 4 buah dan diletakkan diluar sudut kolom.
Perletakan tiang pada tanah biasanya diletakkan diatas papan atau juga
ditanam pada tanah. Apabila tiang langsung berhubungan dengan tanah sebaiknya
ditanam sedalam 20 cm untuk menjaga agar konstruksi tidak bergeser. dari
ketinggian kedudukan acuan.
Jarak pemasangan tiang penyangga tergantung dari :
1.
2.
ukuran balok
3.
4.
skur/pengaku.
Dalam Acuan dan Perancah II terdapat 2 macam tiang yang digunakan, yaitu:
2.
1)
2)
Gelagar
Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada serta
dapat berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan. Gelagar
terbuat dari bahan kayu berukuran balok maupun papan. Penggunaan bahan
gelagar dari kayu berukuran balok maupun berukuran papan tergantung dari
perencanaan pemakaian bahan, tetapi yang pasti gelagar yang berpenampang 8 x
12 cm akan digunakan untuk menopang beban yang lebih berat jika dibandingkan
balok kasau berukuran 4 x 6 cm maupun papan 2 x 20 cm.
Gelagar dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang
dibutuhkan. Pemasangan ini dimulai dari gelagar-gelagar bagian tepi, dan
kemudian gelagar bagian tengah. Gelagar bagian tepi dianggap sebagai papan duga
terhadap gelagar bagian tengah
Jarak pemasangan gelagar tergantung dari ;
3.
1.
2.
3.
Skur
6
horizontal
merupakan
skur
yang
mempunyai
fungsi
untuk
mempunyai
kemampuan
menopang
gaya, karena
terjadi
Landasan
Landasan merupakan untuk tiang penyangga agar tidak bergerak-gerak.
Landasan yang digunakan biasanya berupa balok kayu, baja atau beton. Landasan
berfungsi sebagai:
1) Sebagai bahan (alat) untuk memperluas bidang tekan pada setiap ujung
-ujung tiang penyangga
2) Sebagai bahan atau alat untuk menyangga tergesernya ujung-ujung tiang
akibat adanya gaya-gaya horizontal
3) Sebagai bahan atau alat untuk memudahkan pemasangan tiang -tiang apabila
tiang-tiang tersebut harus dipasang pada tempa- tempat bergelombang.
5.
Penyokong
Setelah papan landasan siap, maka tiang-tiang yang sudah dipotong
BAB III
Kayu 5/7
Paku paku 5
Benang
D. LangkahKerja
16 buah balok
Berilah tanda pada salah satu patok sesuai dengan ukuran tinggi yang ditentukan.
Letakan selang air dipatok pertama yang sudah diberi tanda lalu pada salah satu
Ukur di balok sifat datar, lebar sesuai ditentukan diberi tanda dengan pensil lalu
tancapkan paku kemudian di bagi dua untuk mendapatkan AS lalu tancapkan
paku lalu lakukan hal yang sama pada patok-patok selanjutnya hingga selesai
Tarik benang dari patok satu ke patok yang lain hingga selesai kemudian siku
benang hingga selesai
B. Alat
Palu
Meter
Pensil
Gergaji
Siku-siku
Unting-unting
C. Bahan
Kayu 5/7
Paku 5
Paku 7
papan
D. LangkahKerja
Selang
Pensil
Gergaji
Siku-siku
C. Bahan
Kayu 5/7
Paku 5
Paku 7
papan
D. LangkahKerja
11
Kayu 5/7
Paku 5
Paku 7
12
papan
D. LangkahKerja
Siapkanalatdanbahan
Potong kayu 5/7 untuk gelagar sesuai dengan ukuran
Paku kayu gelagar antara bekisting balok dengan jarak yang sudah ditentukan
Potong kayu 5/7 untuk skor lalu paku hingga berbentuk T sesuai dengan jumlah
yang di butuhkan
Kayu skor dipaku di gelar dengan jarak yang sudah ditentukan hingga selesai
Potong papan sesuai dengan ukuran dan jumlah yang di butuhkan lalu dipaku
papan di atas gelar hingga selesai
Kayu 5/7
Paku 5
Paku 7
papan
D. LangkahKerja
Siapkanalatdanbahan
13
Potong kayu 5/7 dan papan sesuai dengan ukuran kemudian paku papan dengan
kayu 5/7 untuk buat alas plat tangga lalu dipaku di bakisting balok sesuai dengan
2.50
Kolom 25/25
Skoor
14
Skoor
2.50
Tampak Atas Acuan Kolom
25 cm
280 cm
15
25 cm
280 cm
25 cm
29 cm
180 cm
16
280 cm
Potongan A A Acuan balok
2 cm
AAAAAAAaaanh
280 cm
17
25 cm
280 cm
25
cm
Papan Acuan
Multiplek
29 cm
skoor
180 cm
18
280 cm
Potongan Acuan Plat Lantai
29 cm
180 cm
19
A
80 cm
25 cm
25 cm
25 cm
20
25 cm
25 cm
20 cm
20 cm
260 cm
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam teknik sipil pembuatan acuan dan perancah sangatlah penting, oleh sebab itu
patutlah kita mengetahui cara pemasangan acuan dan perancah yang benar agar kita
dapat menguasai teknik pembuatan (pemasangan acuan dan perancah), guna
kepentingan proses pengawasan kerja di lapangan.
4.2 Saran
Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:
22
LEMBAR DOKUMENTASI
23
24
25
DAFTAR PUSTAKA
26