KARYA
Latar Belakang
Kondisi Persampahan Pasca Krisis
Masalah TPA
Pelaksanaan Program 3 R
Sejarah Program 3 R
1.
2.
4.
Promosi Program 3 R telah dilakukan sejak Th. 1990 an (Pelita V dan VI) melalui
Program UDPK /usaha daur ulang dan produksi kompos (kerjasama dengan CPIS)
dan Incinerator/Fludized Bed Incinerator (kerjasama dengan Puslitbangkim PU &
LIPI) :
- Bangunan & fasilitas UDPK (skala kawasan, kapasitas 10 m3/hari) di 50 kota
- Pelatihan
- Incinerator 8 unit (kapasitas 250 kg/jam)
- Target pengurangan sampah 20 % pada akhir Pelita VI (1998)
Hasil Evaluasi Program UDPK & Incinerator:
- UDPK tidak beroperasi memadai
- Incinerator tidak berfungsi (biaya O/M tinggi)
- Bersifat project oriented
- Target pengurangan sampah 20 % tidak tercapai
Penyempurnaan Program UDPK menjadi Program 3 R
- Uji Coba Pengolahan Sampah Organik
- Pengumpulan best practice 3 R dalam rangka Hari Habitat (LSM dan Masyarakat)
- Replikasi Best Practice 3 R (kerja sama dengan LSM )
- Perubahan pola menjadi Pendekatan berbasis masyarakat
Program WJEMP
- Percontohan Komposting Skala Kota di Bandung, Cirebon dan Serang
- Percontohan Skala Kawasan di Kota Bandung dan Kota Cimahi
- Subsidi kompos bagi 45 produsen di 9 kabupaten /kota
1969 SKAL.
1978LINGKUNGAN
1979 1983
SKALA
KOTA/
1984
1988
REGIONAL
REPELITA IV
REPELITA I-II
REPELITA III
KRONOLOGIS
KINERJA
PENANGANAN
SUMBER
PERSAMPAH
A
N
SAMPAH
Pemilahan
Pengurangan
/Penggunaan
Kembali/
Pendaur
Ulangan
Sistem RT/RW
(3 R)
Pengurangan/
Pengolahan (3R)
Pengurangan/
Pengolahan (3R)
Pengangkutan
Pengumpulan
Pengolahan
Akhir
3 R Berbasis Masyarakat
Konsep 3 R :
Reduksi
Reuse
Recycle
Pemilahan
Pembuatan kompos
Daur Ulang
Peningkatan Program 3 R
1.
untuk
3.
Komponen 3 R
Pemilahan (organik, kertas, plastik dan sampah B3 Rumah Tangga)
Kpmposting individu (composter Takakura)
Pengumpulan sampah terpilah (Motor/Gerobak 3 R)
TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) 200 1000 m2
4.
Pendekatan 3R yang baru lebih bersifat partisipatif dan diharapkan dapat menjadi
gerakan moral nasional
PROSES
PELAKSANAAN
PENGELOLAAN
SAMPAH TERPADU
3R BERBASIS
MASYARAKAT
KOMPOS
KOMPOSTER
KOMPOS
ORGANIK
RUMAH
TANGGA
B3 RUMAH
TANGGA
NON
ORGANIK
GEROBAK/
MOTOR 3R
TPST
MATERI
DAUR ULANG
LAPAK
RESIDU
PENANGANAN
B3 LANJUTAN
KERAJINAN
TANGAN
SKALA SUMBER
SKALA KAWASAN
TPA
Tahap kedua
Seleksi kota/kabupaten untuk memperoleh kota/kabupaten yang berminat dan komitmen Kepala
Daerah
Tahap Ketiga
Seleksi lokasi dilakukan hanya pada kota terpilih, melalui :
- Penetapan Kriteria pelaksanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat (long
list)
- Penilaian proposal program 3 R (short list)
- Rapid Participatory Assessment bagi kelompok masyarakat yang berminat
Tahap Keempat
-Pemilihan fasilitator (sesuai dengan kapabilitas dan tingkat pemahaman
pengelolaasampah 3 R)
- Fasilitator bertugas dalam pendampingan, perencanaan, penentuan lokasi TPST,
pelatihan dan pelaksanaan
Tahap Kelima
Tahap Keenam
Tahap Ketujuh
- Keberlanjutan program (replikasi dan pengembangan).
- Pertemuan-pertemuan warga masih tetap dilakukan untuk membentuk
komunitas yang lebih memahami perlunya mengurangi sampah di
sumbernya.
- Perlu dilakukan penguatan kapasitas pada seluruh pemangku
kepentingan pada lokasi yang sedang melakukan kegiatan pengelolaan
sampah 3R terpadu sehingga pengembangan lebih mudah dilakukan.
Contoh
Program 3 R Berbasis Masyarakat
Daur ulang
alumunium
Penanganan Sampah B3
Rumah Tangga
Komposting Individu
Upaya Pengenalan 3 R