Anda di halaman 1dari 19

Pertemuan MG III

1. Hirarki petak,
2. Luas, bentuk, elevasi, kondisi dan
batas petak tersier,
3. Tata nama (nomen klatur) dan
organisasi pemakai air irigasi

Hirarki (Jaringan, Saluran dan


Petak):
Hirarki jaringan, petak dan saluran:
Primer, Sekunder, Tersier, Kuarter.
Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya,
bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan
bangunan pelengkapnya.
Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri
dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan
bagi,bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.
Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai
prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari
saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier,
boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.

Luas, bentuk, elevasi, kondisi


dan batas petak tersier
1. Bentuk petak Tersier sebaiknya segi-empat dengan
perbandingan panjang banding lebar 3:2,
2. Luas petak antara 50 100 Ha, pada daerah datar
bisa 150 Ha,
3. Tiap petak tersier terbagi menjadi 6 sampai 10 petak
kuarter (luas petak kuarter antara 8 15 Ha),
4. Panjang saluran tersier sebaiknya dibatasi kurang
dari 1500 meter, panjang saluran kuarter lebih baik
kurang dari 500 meter,
5. Pada daerah teras (kemiringan lahan tajam, atau
pegunungan) luasan dapat dipertimbangkan dengan
ketentuan lain.

Petak Tersier Ideal

Bentuk Optimal Petak Tersier

Petak Tersier pd medan semi terjal

Petak Tersier pada medan terjal

Petak Tersier di daerah Gelombang

JARINGAN IRIGASI

Nomen klatur (tata nama) dalam


irigasi
Nomen klatur adalah tatacara pemberian namanama pada jaringan irigasi (petak dan
bangunan)
Nama-nama yang diberikan dalam jaringan
irigasi dan saluran pembuang serta bangunan
harus jelas dan logis.
Nama yang diberikan harus pendek dan tidak
punya tafsan ganda.
Jika dibuat bangunan baru tidak harus merubah
tata nama bangunan yang sudah ada.

Tata nama daerah irigasi


Daerah iriasi diberi nama sesuai dengan nama daerah
setempat atau desa yang terkenal di daerah itu.
Biasanya diambil dari daerah yang dilalui oleh jaringan
utama atau tempat dimana sungai yang airnya diambil.
Contoh: Daerah Irigasi Jatiluhur (DI Jatiluhur).
Nama-nama bangunan berlaku sama seperti daerah
irigasi. Contoh: bendung Gerak Serayu yg berarti
bendung ini mengairi daerah irigasi Serayu.
Nama yang diberikan harus pendek dan tidak punya
tafsan ganda.
Jika dibuat bangunan baru tidak harus merubah tata
nama bangunan yang sudah ada.

Contoh: Standar Sistem Tata Nama untuk Skema Irigasi

Nama Bendung
Diberi nama: Bendung Barang, karena melayani daerah irigasi
Barang (kawasan Barang).
Nama Saluran Primer
Diberi nama: saluran primer Makawa, karena daerah irigasi
yang dilalui terletak di daerah Makawa.
Nama Saluran Sekunder
Diberi nama: seluran sekunder Sambak, karena melalui desa
sambak sesuai dengan nama desa yang dilalui. Desa Sambk
terleta di petak Sekunder.
Nama Bangunan
Diberi nama: Bangunan Bagi Makawa 1 (BM 1), BM 2, BM 3, BS
1, BS 2 dst. Diberi nama sesuai dengan nama desa bangunan
itu berada.

Sistem tata nama pada petak tertier


Nama Petak Tersier
Diberi nama: Petak tersier S1 ki berarti mendapat air dari
bangunan bagi BS1 terletak disebelah kiri saluan Sambak.
Diberi nama sesuai dengan nama bangunan mendapatkan air
dan posisi/letak petak itu berada.

Nama saluran pembuang


Saluran pembuang = saluran drainase ( d ), maka diberi nama
sesuai dengan asal air saluran tersebut yang akan di drain.
Diberi nama: dt1, dt2 dst. Nya.

Sistem tata nama pada petak rotasi dan kuartier

Peristilahan dan Tata nama

Standar Sistem Tata Nama untuk Bangunanbangunan Irigasi

Soal (Nomenklatur)

Anda mungkin juga menyukai