Pesawat atwood
18 November 2010
PANJI PRAYOGASWARA
0651 10 271
SOFFIAN HAKIM
0651 10 275
Kelas ( J )
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan LAPORAN
FISIKA ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
LAPORAN FISIKA ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Pengukuran Dasar Benda Padat yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. LAPORAN FISIKA ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya LAPORAN FISIKA ini dapat
terselesaikan.
LAPORAN FISIKA ini memuat tentang Pengukuran Dasar Benda Padat. Walaupun
LAPORAN FISIKA ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas
bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada asisten dosen yang telah
membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun
Laporan.
Semoga LAPORAN FISIKA ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun LAPORAN FISIKA ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
- Tujuan Percobaan
-
Bab II
Alat Dan Bahan
Dasar teori
Bab III
Metode Percobaan
Bab IV
Cara Kerja
Bab V
Data pengamatan dan Perhitungan
Pembahasan
Tugas Akhir
Bab VI
Kesimpulan
Daftar Pustaka
4
4
5-8
9
10
11-14
15
16-17
18
19
BAB I
PENADAHULUAN
TUJUAN PERCOBAAN
- Mempelajari penggunaan hokum-hukum newton
-
BAB II
ALAT DAN BAHAN
1. Pesawat Atwood Lengkap
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tiang bersekala
Dua beban dengan tali
Beban tambahan (2 buah)
Katrol
Penjepit
Penyangkut beban
2. Jangka sorong
3. Stop watch
DASAR TEORI
Galileo melakukan pengamatan mengenai benda-benda jatuh bebas. Ia
menyimpulkan dari pengamatan-pengamatan yang dia lakukan bahwa benda-benda
berat jatuh dengan cara yang sama dengan benda-benda ringan. Tiga puluh tahun
kemudian, Robert Boyle, dalam sederetan eksperimen yang dimungkinkan oleh
pompa vakum barunya, menunjukan bahwa pengamatan ini tepat benar untuk bendabenda jatuh tanpa adanya hambatan dari gesekan udara. Galileo mengetahui bahwa
ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh. Tetapi pernyataannya walaupun
mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai dengan hasil pengukuran dan
pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai orangpada saat itu (tetapi
hambatan udara pada gerak jatuh, kita dapat mengamati gerak penerjun payung.
Penerjun mula-mula terjun dari pesawat tanpa membuka parasutnya. Gaya hambatan
udara yang bekerja pada penerjun tidak begitu besar, dan jika parasutnya terus tidak
tidak terbuka, penerjun akan mencapai kecepatan akhir kira-kira 50 m/s ketika
sampai di tanah.
Kecepatan itu kira-kira sama dengan kecepatan mobil balap yang melaju
sangat cepat. Sebagai akibatnya, penerjun akan tewas ketika sampai di tanah.
Dengan mengembangkan parasutnya, luas permukaan menjadi cukup besar, sehingga
gaya hambatan udara yang bekerja papa penerjun cukup basar untuk memperlambat
kelajuan terjun. Berdasarkan hasil demonstrasi ini dapatlah ditarik kesimpulan
sementara bahwa jika hambatan udara dapat diabaikan maka setiap benda yang jatuh
akan mendapatkan percepatan tetap yang sama tanpa bergantung pada bentuk dan
massa benda. Percepatan yang tetap ini disebabkan oleh medan gravitasi bumi yang
disebut percepatan gravitasi (g). Di bumi percepatan gravitasi bernilai kira-kira 9,80
m/s2. untuk mempermudah dalam soal sering dibulatkan menjadi 10 m/s 2.
Untuk membuktikan pernyataan diatas bahwa jika hambatan udara
dihilangkan, setiap benda jatuh akan mendapat percepatan tetap yang sama tanpa
bergantung pada benda dan massa benda, di dalam laboratorium biasanya dilakukan
percobaan menjatuhkan dua benda yang massa dan bentuknya sangat berbeda di
dalam ruang vakum.
Sehubungan dengan hal di atas, Gerak Jatuh Bebas adalah gerak suatu benda
dijatuhkan dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal dan selama geraknya
mengalami percepatan tetap yaitu percepatan gravitasi, sehingga gerak jatuh bebas
termasuk dalam gerak lurus berubah beraturan. Perhatikan karena dalam gerak jatuh
bebas, benda selalu bergerak ke bawah maka unutk mempermudah perhitungan, kita
tetapkan arah ke bawah sebagai arah positif. Persamaan-persamaan yang digunakan
dalam gerak jatuh bebas adalah :
v o = 0 dan a = g
keterangan :
a 1 , a 2 : silinder beban
a3
: beban
b
: katrol yang dapat bergerak bebas
c
: tali penggantung
d
: penyangkut beban
e
: penghenti silinder
f
: tiang penggantung
g
: penjepit silinder
Jika pada sistem pesawat dilepaskan penjepitnya, maka sistem akan bergerak
dengan percepatan tetap. Besarnya percepatan a berbanding lurus dengan gayanya.
Untuk gaya yang konstan, maka percepatan tetap sehingga berlaku persamaan gerak
lurus berubah beraturan :
x t = at 2
dimana:
t = waktu tempuh
a = percepatan sistem
x t = jarak setelah t detik
Setelah beban mb ditahan oleh pengangkut beban, silinder a1 dan a2 tetap
melanjutkan gerakannya dengan kecepatan konstan. Dalam keadaan ini resultan gaya
yang bekerja pada sistem sama dengan nol (sesuai dengan hukum Newton I ).
Sehingga jarak tempuh silinder a1 dan a2 setelah beban tersangkut, dapat dinyatakan
sebagai berikut :
xt = v.t
Gerak Rotasi
Bila sebuah benda mengalami gerak rotasi melalui porosnya, ternyata pada
gerak ini akan berlaku persamaan gerak yang ekuivalen dengan persamaan gerak
linier. Apabila torsi bekerja padabenda yang momen inersianya I, maka dalam benda
ditimbulkan percepatan sudut yaitu :
T = I.
Persamaan Gerak untuk Katrol
Bila suatu benda hanya dapat berputar pada porosnya yang diam, maka geraknya
dapat dianalisa sebagai berikut :
F = 0
-T 1 m + T 2 + N = 0
-T 1 + T 2 = 0
-T 1 = T 2
mg
T1
T2
Bila beban diputar dan katrol pun dapat berputar pula maka geraknya dapat
dianalisis sebagai berikut :
T1
T2
T1
T2
m
m1
= I
T1.r + T2.r = I
Percepatannya adalah:
a = (m+m 1) m 2
. g
m + m1 + m2 + I/ r2
BAB III
METODE PERCOBAAN
Gerak lurus beraturan
1.
2.
3.
4.
5.
:
1. Aturlah kembali seperti percobaan gerak lurus beraturan
2. Catatlah kedudukan A dan B (secara table)
3. Bila beban M1 dilepas, maka m2 dan m3 akan melakukan gerak lurus berubah braturan
antara A dan B, catatlah waktu yang diperlukan untuk gerak ini.
4. Ulangilah percobaan di atas dangan mengubah-ubah kedudukan B catatlah selalu jarak AB
dan waktu yang diperlukan.
5. Ulangilah percobaan diatas dengan mengubah beban M3.
IV
CARA KERJA
1. Siapkan tiang berskala.
2. Atur tinggi penjepit sesuai dengan perintah.
3. Pasang beban pertama dan siap menggerakannya.
4. Ketika beban mulai turun perlahan hitung stopwatch pertama untuk GLBB.
5. Ketika beban mulai masuk ke penjepit pertama hitung stopwatch untuk GLB .
6. Matikan stopwatch keduanyaketika beban terhenti di penjepit ketiga.
7. Lakukan hal yang sama untuk kedua beban yang lain dengan berat yang berbeda.
BAB V
Data Pengamatan Dan Perhitungan
keadaan ruangan
sebelum percobaan
sesudah percobaan
GLB <gerak lurus beraturan>
No
M(g)
1
2
2
P(cm)Hg
75,5
75,5
S(cm)
15
25
15
25
15
25
T(C)
29
29
C(%)
77
77
T(s)
1,59
1,74
0,76
1,11
0,21
0,75
(cm/s)
2,08
0,27
4,48
3,83
6,87
9,45
V(cm/s)
09,43
14,37
19,74
22,53
71,43
33,33
V(cm/s)
7,904
1,16
11,65
10,72
14,43
66,96
I(cm)
26.875,11
268.814,6
24.220,9
29.908,47
23.408,9
14.462,9
T = 3,8.
a = 2*s/t`2 = 2*15/3,8`2 = 30/14,44 = 2,08 cm/s`2
V = a*t = 2,08 * 3,8 = 7,904 cm/s
I ={m*g /a (2M + m) }R`2
{2*980/2,08 (2*119,3 + 2) }6,19`2
{942,3 240,6 * 38,3}
{701,7 * 38,3}
=26.875,11(cm.gr`2)
Diketahui : (s) 25 cm.
T = 4,3.
a = 2*s/t`2 = 2*25/4,3`2 = 50/18,49 = 0,27 cm/s`2
V = a*t = 0,27*4,3 = 1,16 cm/s
I = {m*g/a (2M + m) } R`2
PEMBAHASAN
GERAK LURUS BERATURAN
Kenapa V tidak konstan?
Jawab:
Dari hasil penelitian praktek, berat 2 gr dalam 15 cm di ukur dengan kecepatan stopwatch
menghasilkan (t) 1,24 , jadi nilai V tidak konstan.
TUGAS AKHIR
1. Tentukan besar kecepatan gerak beraturan tersebut secara hitungan dan grafik?
2. Apakah gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat ketelitian alat?
3. Tentukan besaran kecepatan gerak berubah beraturan tersebut secara hitungan dan grafik?
4. dari hasil ini apakah Hukun Newton benar-benar berlaku?
5.bandingkanlah harga kecepatan yang didapat dengan menggunakan beban tambahan yang
berbeda
6. tentukan momen inersia katrol bila diambil percepatan gravitasi setempat = 9,83 m/det.
jawab..
1.. V = S : t
15 : 1,0 = 15
25 : 1,2 = 20,8
15 : 0,5 = 30
25 : 0,7 = 35,7
15 : 0,4 = 37,5
25 : 0,5 = 50
2.. tidak, karena percepatan benda tersebut tidak beraturan sehingga tidak terlalu teliti.
3.. V = S : t
15 : 3,0 = 3,3
25 : 4,2 = 2,8
15 : 1,6 = 11,7
25 : 2,6 = 19,5
15 : 0,8 = 8,24
25 : 2,2 = 10,3
4.. Ya, karena dalam percobaan ini tetap berlaku hubungan antara kecepetan dan
momen inersianya.
5..Perbandingan baik pada jarak20 cm dan 30 cm pada GLB dan GLBB adalah semakin berat
tambahan (beban lempengan ) yang di gunakan pada bandul akan semakin cepat penurunan
dan menghasilkan t yang lebih kecil sehingga semakin t kecil,Kecepatan ( V ) yang diperoleh
akan semAkin besar.
6..Dengan :
g : 9,83 m/cm
m:2
s : 20 cm
V : 100,4
R : 6,0 =3,83
1 = ( m.g-(V2+m)R
=(2,983-(2.100,4+4) )6
= 3,83
= ( 5,133 208,8 ) 36
= 197,66 .36
= 71166,009
Ini tidak boleh ,Karena nilai untuk momen inersia tidak boleh negatif ( - )
BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan pesawat Atwood ini, dapat di ambil kesimpulan sebagai
berikut :
1). Pesawat Atwood merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai aplikasi atau sebagai
alat yang dapat membantu dalam membuktikan Hukum-hukum Newton ataupun
gejala-gejala lainnya.
2). Setiap benda mempunyai perbedaan dalam menempuh jalur dari pesawat Atwood
ini yang disebabkan oleh factor-faktor tertentu.
3). Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan benda dalam menempuh pesawat
Atwood itu disebakan oleh factor internal dan factor eksternal yang sangat biasa
terjadi dalam melakukan percobaan yang butuh ketelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Inspirasi google..
Halliday Resnick;FISIKA edisi ketiga jilid 1;Penerbit Erlangga.
Sears & zemansky,Fisika Universitas 1 edisi kedua;Penerbit Bina
Cipta.