Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

Kuku merupakan salah satu dermal appendages yang mengandung lapisan tanduk yang
terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, gunanya selain membantu jari-jari untuk
memegang juga digunakan sebagai cermin kecantikan. Lempeng kuku terbentuk dari sel-sel
keratin yang mempunyai dua sisi, satu sisi berhubungan dengan udara luar dan sisi lainnya tidak.
Paronikia adalah suatu inflamasi yang mengenai lipatan kulit di sekitar kuku. Paronikia
ditandai dengan pembengkakan jaringan yang nyeri dan dapat mengeluarkan pus. Sering terjadi
pada wanita, pekerja bar, pencuci, juga acapkali dijumpai pada penderita diabetes mellitus dan
malnutrisi. Pada anak biasanya disebabkan karena menghisap jari.
Paronikia biasanya bersifat akut, tetapi kasus kronis bisa terjadi. Pada paronikia akut,
bakteri (biasanya S. aureus) masuk melalui robekan pada kulit diakibatkan dari bintil kuku,
trauma pada lapisan kuku, hilangnya kutikula, atau iritasi kronis.

BAB II
LAPORAN KASUS
1

Seorang ibu usia 30 tahun datang ke poli PMT dengan keluhan ujung ibu jari kiri bengkak dan
bernanah, sangat nyeri, dan berdenyut. 4 hari sebelumnya penderita memotong pendek kuku ibu
jarinya. Kemaren mulai bengkak, merah, da nada tampak nanah pada puncak bengkaknya.
Penderita mengaku biasanya sehat, tidak menderita kencing gula maupun darah tinggi, dan
belum makan obat apa-apa.
Pada Pemeriksaan fisik ibu jari

BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Masalah
2

Ibu jari kiri bengkak, bernanah, sangat nyeri, dan berdenyut, serta merah gejala yang
terdapat pada pasien menandakan bahwa terdapat reaksi inflamasi pada ibu jari kiri
pasien. Selain itu, terdapatnya nanah juga menandakan kemungkinan terjadinya infeksi

bakteri pada daerah ibu jari kiri tersebut.


4 hari sebelumnya penderita memotong pendek kukunya adanya riwayat trauma pada

pasien yang meningkatkan risiko terjadinya proses infeksi pada pasien.


Penderita mengaku biasanya sehat, tidak menderita kencing manis, hipertensi, dan belum
makan obat apa-apa pengakuan dari pasien menandakan bahwa keadaan yang terjadi
pada pasien tidak disebabkan oleh adanya suatu penyakit yang mendasarinya, seperti

diabetes mellitus dan hipertensi.


B. Anamnesis
Apakah paronikia ibu mengganggu aktivitas ibu sehari-hari?
Apakah mengganggu pola tidur ibu karena rasa nyeri yang dirasakan ?
Apa pekerjaan ibu sehari-hari? (hal ini ditanyakan karena paronikia lebih sering terjadi

pada pekerjaan yang membuat tangan dan kaki lembap atau basah)
Apakah kebiasaan ibu mencuci baju dengan tangan ibu sendiri dan deterjen tanpa

menggunakan mesin cuci?


Apa ada gejala lain yang menyertai seperti ibu merasakan agak demam?
Bagaimana lingkungan sekitar tempat tinggal ibu?
Apakah ada kebiasaan menggigit-gigit kuku?
C. Hipotesis
Berdasarkan keluhan pasien yaitu ujung ibu jari kiri bengkak, bernanah, sangat nyeri
berdenyut dan 4 hari yang lalu memotong pendek kuku nya maka kelompok kami
menetapkan hipotesis yaitu :
Paronikia akut
Paronikia kronis
D. Pemeriksaan Fisik
Tes tekan jari dapat membantu pada infeksi stadium awal keberadaan atau luas abses.
Pengujian ini dilakukan meminta pasien menjauhkan ibu jari dan jari yang terkena, kemudian
memberi tekanan ringan pada aspek volar distal digit yang terkena. Peningkatan tekanan di
dalam lipatan kuku ( khususnya cavum abses) menyebabkan perubahan warna menjadi putih
dari kulit di atasnya dan demarkasi yang jelas dari abses.1

E. Diagnosis
Berdasarkan hasil anmnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien, maka
kelompok kami menetapkan diagnosis Paranokia Akut, atas dasar :

Anamnesis : pasien mengalami trauma kuku yaitu memotong pendek kuku ibu jarinya 4
hari yang lalu dan pasien tidak memiliki riwayat penyekit diabetes dan hipertensi

sehingga dapat menghapuskan hipotesis paronikia kronis.


Pemeriksaan fisik : ditemukan ujung ibu jari kiri bengkak, sangat nyeri berdenyut dan
bernanah

F. Klasifikasi Paronikia
a. Paronikia Akut
Paronychia akut kerupakan keluhan yang sering terjadi dan biasanya disebabkan
oleh Stafilokokus. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma langsung ataupun tidak
langsung, misalnya kuku pecah, menggigit kuku, menghisap kuku, kuku yang tumbuh ke
dalam, akibat manikur, pemakaian kuku palsu atau dapat pula terjadi tanpa trauma
terlebih dahulu. Juga sering terjadi sebagai komplikasi paronychia kronik. Bakteri
patogen yang sering menyebabkan paronikia akut antara lain, Streptococcus
pyogenes, Pseudomonas pyocyaneaceae, Organisme koliform dan Proteus Vulgaris, flora
normal yang berasal dari mulut, bakteri anaerob gram negatif.
Pada paronikia biasanya hanya satu jari kuku yang terkena, kondisi ini ditandai
oleh eritema, edema, rasa nyeri pada lipat kuku lateral dan proximal. Biasanya terjadi dua
sampai lima hari serelah trauma. Tanda awal berupa infeksi superfisial dan akumulasi pus
dibawah lipatan kuku yang diindikasikan mengalirnya pus ketika lipatan kuku ditekan.
Infeksi yang tidak diobati dapat berubah menjadi abses subungual dengan adanya
peradangan dan nyeri pada matriks kuku. Manifestasi lanjut, dapat terjadi distrofi
sementara atau permanen pada lempeng kuku. Paronikia akut rekuren dapat berkembang
menjadi paronikia kronis.1
b. Paronikia Kronis
Paronychia kronik adalah penyakit inflamasi multifaktorial pada lipatan kuku
proximal terhadap iritan dan alergen. Penyakit ini sebagai hasil berbagai kondisi seperti
mencuci piring, menghisap jari, pengangkatan kutikula pada manikur, kontak dengan
bahan kimia. Penyakit ini sering terjadi pada orang yang tangannya banyak terkena air,
pada orang yang diabetik. Lebih sering pada wanita daripada pria. Dapat timbul pada
4

umur berapa saja,tetapi kasus tersering adalah antara 30 sampai 60 tahun. Kadangkadang terlihat pada anak-anak, terutama akibat pengisapan jari atau jempol. Merupakan
penyakit yang dominan pada ibu-ibu rumah tangga dan orang yang mempunyai pekerjaan
tertentuseperti juru masak, pelayan bar, pedagang ikan. Gejala dimulai sebagai
pembengkakan ringan, jauh lebih ringan daripada paronychia akut. 2
Penggunaan obat sistemik, seperti retinoid dan proteasem inhibitor, seperti
indinavir, lamivudin dapat menyebabka paronychia kronis. Indinavir paling sering
menyebabkan paronychia kronis atau rekuren pada jari kaki atau tangan pada orang yang
terinfeksi HIV. Mekanisme indinavir dan retinoid menyebabkana paronychia kronis
belum jelas. Paronychia dilaporkan juga terjadi pada pasien yang mengonsumsi
cetuximab, antibodi reseptor faktor pertumbuhan anti epidermal yang digunakan untuk
mengobati tumor. Diagnosis paronychia kronis didasarkan pada pemeriksaan fisik lipatan
kuku dan riwayat kontak terus-menerus dengan air, kontak dengan sabun, deterjen, atau
bahan kimia lainnya; atau penggunaan obat sistemik (retinoid, ARV, anti-EGFR antibodi).
3

G. Penatalaksanaan Paronikia
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien ini:

Kompres hangat atau merendam kuku dalam air hangat


Kompres hangat atau merendamkuku didalam air hangat dapat membantu meringankan
nyeri dan pengeluaran nanah. Perendaman dalam air hangat juga meningkatkan peredaran
darah sehingga membantu melawan infeksi. Larutan Burow (yaitu, aluminum asetat) atau

cuka mungkin efektif.


Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik bertujuan untukmembunuh bakteri yang menyebabkan paronikia
tersebut, pemberian antibiotiknya adalah amoxicilin secara oral diminum 3x kali sehari.
Acetaminophen atau obat anti-inflammasi untuk mengurangi gejala. Kombinasi antibiotik
topikal dan kortikosteroid seperti betametason (Diprolene) adalah aman dan efektif untuk
pengobatan

paronychia

bakteri

akut

dan

tampaknya

mempunyai

keuntungan

dibandingkan dengan antibiotik topikal saja. 1


Insisi dan drainase

Insisi dilakukan jika dalam beberapa hari pemberian antibiotik tidak dapat
menyembuhkan paronikia pada pasien. Insisi dilakukan dengan cara menyayat sejajar
pada lempeng kuku yang bertujuan untuk mengeluarkan pus. Setelah dilakukan insisi
maka tutup luka dan beri antiseptik pada kasa. Balut dilepas selepas 48 jam, diikuti oleh

meredam dalam air hangat empat kali sehari selama 15 menit.4


Roser Plasty
Roser plasty adalah tindakan mengangkat sebagian kuku kira-kira 1/3 bagian dengan
tujuan tertentu. Indikasi tindakan ini sering dilakukan pada kasus infeksi kuku seperti
unguis inkarnatus. Indikasi lain ialah inflamasi berulang pada kuku ibu jari yang tumbuh
ke dalam dan disertai eritema dan pembengkakan di sepanjang tepi kuku. Seiring
berkembangnya inflamasi, terbentuk jaringan granulamatosa sepanjang tepi kuku.
Gejalanya adalah nyeri pada kuku yang terkena, tepi kuku terlihat bengkak dan terdapat
tanda radang. Pada pemeriksaan fisik terlihat kuku yang tumbuh masuk ke dalam daging.
Persiapan alat:

1 buah gunting diseksi mayo (lurus)

1 buah sonde beralur

2 buah klem arteri pean (lurus)

1 buah pinset anatomi dan chirurgis

1 buah wound curret

1 buah gagang pisau no.3 dan mata pisau

prokain atau lidokain untuk anestesi lokal

spouit 3 cc

doek berlubang

hand scoen steril

cairan antiseptik

Teknik:

Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada jari yang terkena

Pasang doek berlubang

Lakukan tindakan block anestesi di pangkal jari bagian dorsolateral kiri dan kanan.

Masukkan sonde pada 1/3 lateral kuku yang akan dibuang sampai matriks kuku.

Gunting kuku di atas sonde

masukkan klem, jepit bagian kukku yang akan dibuang, putar ke pinggir hingga
kuku terlepas dari dasarnya lalu kuku ditarik hingga terlepas.

Kerok dasar kuku yang telah dibuang dengan kuret

Gunting matriks kuku pada sisi kuku, bila perlu jahit penutup matriks kuku

Luka ditutup dengan salep atau betadin, lalu tutup dengan kasa steril.

Setelah selesai penderita diberi antibiotik profilaksis,analgetik dan roboransia.

Pada kasus trauma pada kuku atau kuku tidak bisa dipertahankan lagi sehingga perlu
diangkat keseluruhan, dilakukan teknik naegel.5

Ekstraksi Kuku
Ekstraksi kuku merupakan tindakan menarik dan mengangkat kuku, dilanjutkan dengan
reseksi ringan jaringan granulasi disekitarnya.

Indikasi ekstraksi kuku :

Unguis inkarnatus : bagian kuku masuk kedalam kulit pinggir kuku


Paronikia : infeksi disekeliling kuku
Abses sub ungula
Korpus alienum dibawah kulit
Trauma pada kuku
Radang atau infeksi lain di dorsal dan proksimal kuku

Alat dan bahan :

Minor set
Kassa steril
Sarung tangan
Larutan disinfektan
Spuit 3 cc
Lidokain / chlor etyl

Cara kerja :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Cuci tangan
Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
Siapkan alat, lakukan anestesi block pada basis dari haluks
Pakai sarung tangan
Pegang haluks dengan tangan kiri, tangan kanan memegang klem lengkung
Masukan klem dipinggir kuku yang sehat, cekam pinggir kuku dengan klem, kunci

klem
7. Putar/gulung klem dengan cepat dan pasti kearah ujung kuku yang lain
8. Potong dan buang jaringan granulasi yang ada sampai bersih
9. Perdarahan yang biasanya difus tidak perlu dijahit
10. Kompres luka dengan rivanol dan betadine lalu dibungkus
11. Cuci tangan
H. Komplikasi
Komplikasi pada kasus ini memang jarang terjadi , namun komplikasi dapat timbul pada
pasien ini apabila ia tidak mendapat penatalaksaan yang adekuat antara lain :
1. Abses
2. Perubahan yang menetap pada kuku
3. Infeksi yang menyebar sampai ke otot, tulang, atau peredaran darah
I. Prognosis

Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Fungsionam : Ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
Keadaan pada pasien ini tidak mengancam jiwanya dan tidak mengurangi fungsi dari jari
yang terluka sehingga prognosisnya adalah bonam, akan tetapi apabila pasien tidak menjaga
kebersihan dari kukunya serta tidak mengubah kebiasaannya untuk menggunting kuku terlalu
pendek maka besar kemungkinan pasien ini akan mengalami penyakit yang sama.

BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

EPIDEMIOLOGI
Paronychia lebih sering ditemukan pada wanita dibanding pria, dengan perbandingan 3:1. Dapat
dialami oleh semua golongan umur dan semua ras. Menurut Steve Lee, MD, paronychia (di AS)
sering terjadi pada infeksi tangan, kejadiannya mencapai 35%. Pada umumnya terjadi karena
9

kontak dengan air yang lama dan terus menerus, terutama dialami oleh pencuci, pekerja bar,
penanam bunga, pembuat roti, dan sejenisnya.
PENGERTIAN
Paronychia (Paronikia) adalah infeksi pada lipatan kuku yang disebabkan oleh kuman (bakteri)
Streptokokus, ditandai dengan pembengkakan lipatan kuku. Paronikia adalah infeksi pada kulit
di sekitar kuku jari tangan atau kuku jari kaki. Paronychia biasanya akut, tetapi kasus kronis bisa
terjadi. Pada paronychia akut, bakteri (biasanya staphylococcus aureus atau streptococci) masuk
melalui robekan pada kulit diakibatkan dari bintil kuku, trauma pada lapisan kuku (lapisan pada
kulit keras yang tumpang tindih disisi kuku), hilangnya kutikula, atau iritasi kronis (seperti dari
air dan detergent). Paronychia lebih umum pada orang yang menggigit atau menghisap jari-jari
mereka. Pada kaki, infeksi seringkali mulai pada jari kaki yang tumbuh ke dalam. Paronychia
terjadi

sepanjang

garis

tepi

kuku

(samping

dan

dasar

lapisan

kuku) kebanyakan

penderita paronychia mengalami rasa sakit terlebih pada saat berjalan, kehangatan, kemerahan,
dan pembengkakan. Nanah biasanya terkumpul dibawah kulit sepanjang garis tepi kuku dan
kadangkala di bawah kuku.
ANATOMI KUKU
a. Dasar kuku
Dasar kuku merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku, yaitu dari batas lunula sampai ke
hiponichium. Sebagian sel epidermis dasar kuku menyatu dengan lempeng kuku,
yaitu bagian ventral lempeng kuku. Pada dasar kuku yang matur tidak terdapat granula
keratohialin, tetapi pada beberapa keadaan patologis dasar kuku menunjukkan lapisan
granular, dan terdapat produksi stratum korneum yang sama dengan epidermis normal.
Produksi sel-sel tanduk dalam keadaan seperti ini dapat mendorong lempeng kuku ke
atas.
b. Lipat kuku
Lipat kuku proksimal dan lateral merupakan batas dan pelindung struktur dan menolong
arah pertumbuhan kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan dari epidermis
pada dorsum kuku yang melindungi matriks dan kutikula adalah produk keratinnya.
Struktur ini sangat panting, karena penyakit kuku yang terbanyak, paronikia kronik,
terutama mengenai daerahini. Lipat kuku terdiri dari dua lapis epidermis yaitu
10

bagian dorsal, yang membentuk dorsal epidermis jari dan bagian ventral yang menutupi
lempeng kuku yang baru dibentuk. Proses keratinisasi tidak berbeda dengan epidermis di
tempat lain. Lapisan tanduk bagian ventral menjadi melekat dengan permukaan lempeng
kuku yang baru dibentuk dan bergerak ke distal untuk jarak pendek. Lapisan tanduk ini
disebut kutikula. Penyakit yang mengenai lipat kuku proksimal mempengaruhi lempeng
kuku yang baru dibentuk.
c. Struktur subkutan
Dermis pada apendiks kuku dibatasi oleh falang di bawahnya,dan tidak terdapat jaringan
subkutis. Dermis dan epidermis dasar kuku bersatu dengan gambaran tongue in
groove.Daerah dermis ini mengandung banyak kapiler yang memberi warna pink, serta
badan glomus. Darah dialirkan dari arteri digitalis yang mempunyai banyak cabang
dorsal, ventral dan cabanguntuk lipat kuku proksimal. Bagian distal membentuk
rantingranting proksimal dan distal yang memberi makan pulpa, dasar kuku dan
hiponikium. Jalannya saraf sesuai dengan pembuluh darah
PENYEBAB PARONIKIA
Paronikia Akut :

Paronychia akut biasanya terjadi akibat peristiwa traumatis, namun kecil, yang memecah
penghalang fisik antara kuku dan kuku, gangguan ini memungkinkan infiltrasi organisme
menular.

Paronychia akut dapat disebabkan oleh kondisi yang tampaknya tidak berbahaya, seperti
hangnails, atau dari kegiatan, seperti menggigit kuku, mengisap jari, manicuring, atau
penempatan kuku buatan.

Staphylococcus aureus merupakan organisme penyebab infeksi yang paling umum.


Organisme, seperti Streptococcus dan spesies Pseudomonas, bakteri gram negatif, dan bakteri
anaerob adalah organisme penyebab lainnya.

Akut (kronis dan) paronychia juga dapat terjadi sebagai manifestasi dari penyakit lainnya,
seperti pemphigus vulgaris. Meskipun kasus keterlibatan kuku di pemphigus vulgaris jarang
terjadi, mereka bisa menjadi berat, yang melibatkan beberapa digit dan perdarahan.

11

Paronikia Kronis :

Penderita alergi

Penderita diabetes

Terutama disebabkan oleh ragi jamur Candida albicans.

Penyebab jarang lainnya dari paronychia kronis termasuk bakteri, infeksi mikobakteri,
atau virus, kanker metastatik, melanoma subungual, karsinoma sel skuamosa, dan penyakit
Raynaud. Oleh karena itu, neoplasma jinak dan ganas harus selalu dikecualikan ketika
paronychia kronis tidak menanggapi pengobatan konvensional.

Paronychia kronis yang paling sering terjadi pada orang-orang yang tangannya berulang
kali terkena lingkungan lembab atau pada mereka yang telah diperpanjang dan diulang
kontak dengan iritasi seperti asam ringan, alkali ringan, atau bahan kimia lainnya. Orang
yang paling rentan termasuk pembantu rumah tangga, mesin pencuci piring, bartender, dan
perenang.

Kondisi-kondisi lain yang berhubungan dengan kelainan lipatan kuku yang


mempengaruhi individu untuk kronis paronychia termasuk psoriasis, kandidiasis mukokutan,
dan toksisitas obat dari obat-obatan seperti retinoid, epidermal pertumbuhan inhibitor
reseptor faktor (cetuximab), dan inhibitor protease. [1, 2] Dari khususnya bunga adalah obat
antiretroviral indinavir, yang menginduksi efek retinoidlike dan tetap penyebab paling sering
paronychia kronis pada pasien dengan penyakit HIV

FAKTOR RESIKO

Alergi: Alergi Kulit untuk nail polish atau lateks dapat meningkatkan kesempatan Anda
memiliki paronychia. Memiliki alergi terhadap makanan tertentu dapat menyebabkan
peradangan di kulit Anda yang menyebabkan infeksi. Hal ini dapat terjadi pada orang-orang
yang menangani makanan sering.

Obat-obatan tertentu: obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati HIV dan
kanker dapat meningkatkan risiko Anda. Tanyakan penyedia layanan kesehatan Anda untuk
informasi lebih lanjut tentang kondisi dan obat-obatan.

Bahan kimia: Menggunakan sabun tertentu, deterjen dan bahan kimia lainnya sering
dapat menyebabkan kulit Anda menjadi meradang. Hal ini dapat menyebabkan paronychia
kronis.
12

Penyakit: Beberapa penyakit autoimun dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh untuk
menyerang sel sendiri dan menyebabkan peradangan. Penyakit kulit autoimun termasuk
psoriasis, pemphigus vulgaris atau lupus eritematosus. Kanker kulit dan diabetes juga dapat
meningkatkan kesempatan Anda memiliki paronychia. Tanyakan penyedia layanan kesehatan
Anda untuk informasi lebih lanjut tentang penyakit ini

Tumbuh ke dalam kuku: Ini adalah ketika ujung kuku Anda tumbuh ke dalam kulit Anda.
Sebuah kuku tumbuh ke dalam dapat menyebabkan robekan pada lipatan kuku Anda dan
menyebabkan infeksi. Tanyakan penyedia layanan kesehatan Anda untuk informasi lebih
lanjut tentang kuku tumbuh ke dalam.

Cedera: Sebuah cedera pada lipatan kuku Anda dapat menyebabkan istirahat (air mata) di
kulit Anda. Cedera dapat terjadi jika Anda mendapatkan serpihan di jari atau kaki, atau ketika
Anda memilih di sebuah bintil kuku. Bintil kuku adalah sepotong kulit longgar di daerah
lipatan kuku Anda. Cedera juga dapat terjadi jika Anda mengisap jari atau menggigit kuku
Anda. Memiliki manikur dan memakai kuku palsu juga dapat menyebabkan cedera pada
lipatan kuku Anda.

Rendaman air : Pekerjaan yang mengharuskan Anda untuk merendam tangan Anda dalam
air sering dapat meningkatkan risiko Anda untuk paronychia. Kolam sering juga dapat
meningkatkan risiko Anda.

TANDA DAN GEJALA


Kulit tampak merah dan membengkak, bisa disertai lepuhan-lepuhan yang berisi nanah (terutama
jika penyebabnya adalah bakteri). Kuku memiliki ruang yang terbatas, karena itu infeksi
cenderung menimbulkan nyeri. Kuku bisa mengalami perubahan warna, bentuk atau terlepas dari
bantalannya.
Tanda-tanda (gejala klinis) Paronychia, antara lain:
- Pembengkakan pada lipatan kuku. Tak jarang infeksi tersebut mengeluarkan nanah.
- Kemerahan dan nyeri di daerah lipatan kuku dan sekitarnya.
- Pada kasus yang kronis, dapat berlangsung 6 minggu atau lebih.
KLASIFIKASI
13

Paronikia dapat dibagi menjadi:

Paronikia akut
Pasien dengan paronychia akut sering hadir dengan riwayat trauma kecil untuk jari kuku
atau manipulasi, disengaja atau tidak. Keluhan menyajikan adalah nyeri, nyeri, dan
bengkak di salah satu lipatan lateral kuku. Paronikia akut merupakan keluhan yang sering
terjadi dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus. Keadaan ini dapat didahului oleh
trauma lokal, misalnya kuku pecah, atau menggigit kuku, atau dapat pula terjadi tanpa
trauma pendahuluan. Juga sering terjadi sebagai komplikasi paronikia kronik, bila
terkena organisme lain, termasuk streptokokus, Pseudomonas pyocyaneaceae, organisme
koliform dan Proteus vulgaris. Gejalanya adalah bengkak yang nyeri pada lipat kuku dan
dapat mengeluarkan pus. Bila letaknya cukup superfisial, dapat dengan mudah didrainase
melalui insisi dengan menggunakan skalpel yang tajam, tanpa anestesi. Lesi yang lebih
dalam paling baik diobati dengan antibiotika dulu, tetapi bila tidak cepat membaik,
diperlukan insisi dengan anestesi.

Paronikia kronis
Umumnya, pasien melaporkan gejala berlangsung 6 minggu atau lebih. Peradangan,
nyeri, dan bengkak dapat terjadi secara episodik, seringkali setelah terkena air atau
lingkungan yang lembab. Paronikia kronik sering terjadi pada orang yang
tangannya banyak terkena air, terutama orang-orang dengan tangan yang dingin. Sering
terjadi pada orang yang diabetik. Lebih sering pada wanita daripada pria. Dapat timbul
pada umur berapa saja,tetapi kasus tersering adalah antara 30 sampai 60 tahun. Kadangkadang terlihat pada anak-anak, terutama akibat pengisapan jari atau jempol. Merupakan
penyakit yang dominan pada ibu-ibu rumah tangga dan orang yang mempunyai pekerjaan
tertentu seperti juru masak, pelayan bar, pedagang ikan. Gejala dimulai sebagai
pembengkakan ringan, jauh lebih ringan daripada paronikia akut. Kutikula dapat hilang
dan pus dapat terbentuk di bawah lipat kuku. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh
infeksi Candida albicans. Eksaserbasi akut dapat terjadi dan biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri sekunder. Berbagai organisme dapat ditemukan, termasuk Stafilokokus
aureus atau albus, Proteus vulgaris, Escherichia coli dan Pseudomonas pyocyanea. Pada
kasus yang lama ukuran kuku dapat berkurang dan kesan ini diperbesar oleh pembesaran
lipat kuku.
14

PATOFISIOLOGI
Paronikia adalah suatu infeksi yang terjadi pada lipatan kuku baik kuku jari-jari kaki maupun
tangan disebabkan oleh bakteri Stafilokokus (Staphylococcus aureus) dan Streptokokus
(Streptococcus). Bakteri lain, seperti Pseudomonas, bakteri gram negatif dan bakteri anaerob.
Infeksi dapat terjadi karena trauma, memotong kuku terlalu pendek dan juga dapat berakibat
menggigit kuku bakteri masuk melalui robekan pada kulit, trauma pada lapisan kuku (lapisan
pada kulit keras yang tumpang tindih disisi kuku), hilangnya kutikula, atau iritasi kronis (seperti
dari air dan detergent). Paronychia lebih umum pada orang yang menggigit atau menghisap jarijari mereka. Pada kaki, infeksi seringkali mulai pada jari kaki yang tumbuh ke dalam., seperti
kuku jari jempol kaki
DIAGNOSIS BANDING
Psoriasis dan sindrom Reiter mungkin juga melibatkan lipatan kuku proksimal dan dapat meniru
paronychia akut. Paronychia akut rekuren harus meningkatkan kecurigaan adanya herpes
whitlow, yang biasanya terjadi pada petugas kesehatan sebagai akibat inokulasi topikal. Kondisi
ini juga dapat mempengaruhi anak-anak sehat setelah terinfeksi herpes primer oral. Herpetic
whitlow muncul satu atau sekelompok bula dengan penampilan seperti sarang lebah dekat
dengan kuku. Diagnosis dapat dikonfirmasi oleh pengujian Tzanck atau biakan virus. Insisi dan
drainase kontraindikasi pada pasien herpetic wihlow. Terapi dengan tujuh sampai sepuluh hari
salep acycliver 5% atau krim asiklovir (Zovirax) atau agen antivirus oral seperti asiklovir,
famsiklovir (Famvir), atau valacyclovir (Valtrex), tetapi bukti dari uji klinis yang kurang.
PENATALAKSANAAN
Paronikia akut
Bila letaknya cukup superfisial, dapat dengan mudah didrainase melalui insisi dengan
menggunakan skalpel yang tajam, tanpa anestesi. Lesi yang lebih dalam paling baik diobati
dengan antibiotika dulu, tetapi bila tidak cepat membaik, diperlukan insisi dengan anestesi.
Beberapa

pengarang

menganjurkan pengangkatan

sepertiga

lempeng

kuku

untuk

menambah drainase dan mempercepat penyembuhan. Penatalaksanaan paronikia akut :

15

Membasahi air hangat kali terkena 3-4 jari per hari sampai gejala menyelesaikan
membantu.

Antibiotik oral dengan gram positif cakupan terhadap Staphylococcus S, seperti


amoksisilin dan asam klavulanat (Augmentin) atau klindamisin (Cleocin), biasanya diberikan
bersamaan dengan membasahi air hangat. Cleocin dan Augmentin juga memiliki aktivitas
anaerobik, sehingga mereka berguna dalam mengobati pasien dengan paronychia karena
anaerob lisan dikontrak melalui kuku mengisap menggigit atau jari. Cleocin harus digunakan
sebagai pengganti Augmentin pada pasien yang alergi terhadap penisilin.

Jika paronychia tidak menyelesaikan atau jika berkembang menjadi abses, harus
dikeringkan segera.

Pengobatan medis awal terdiri dari penerapan agen antijamur topikal. Miconazole topikal
dapat digunakan sebagai agen awal. Ketoconazole oral atau flukonazol dapat ditambahkan
dalam kasus yang lebih parah.

Pasien dengan diabetes dan penderita immunocompromised membutuhkan pengobatan


lebih agresif karena respon terhadap terapi yang lebih lambat pada pasien ini dibandingkan
dengan orang lain.

Dalam kasus yang disebabkan oleh retinoid atau inhibitor protease, yang paronychia
biasanya sembuh jika obat dihentikan.

Paronikia kronik
Bagian yang sangat penting pada pengobatan paronikia kronik adalah menjaga agar tangan tetap
kering. Untuk pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air, pasien dianjurkanuntuk memakai
sarung tangan karet. Dapat digunakan timol 2-4%, atau alkohol 95% untuk meningkatkan
kekeringan. Anti jamur topikal seperti him mikonasol, klotrimasol, nistatin atau amfoterisin B
sebaiknya diberikan. Barlow dkk menganjurkan penggunaan antibiotika topikal pada siang hari
dan anti jamur topikal pada malam hari.Bila lebih parah dianjurkan memberikaneritromisin per
oral, karena mereka selalu menemukan stafilokok patologik yang sensitif terhadap antibiotik ini
pada keadaan ini. Norton menganjurkan untuk mencoba memberikan ketokonasol oral bila terapi
antijamur topikal tidak memberikan hasil yang baik. Pada pasien dengan tangan dingin,
dianjurkanuntuk memberikan vasodilator. Penatalaksanaan paronikia kronis :

16

Pengobatan awal paronychia kronis terdiri dari penghindaran faktor penyebab dan faktor

resiko seperti paparan lingkungan lembab atau iritasi kulit. Menjaga kering lesi yang terkena
sangat penting untuk pemulihan. Pilihan alas kaki juga dapat dipertimbangkan.
Kasus-kasus ringan paronychia kronis dapat diobati dengan beredam di air panas.

Merendam ke dalam campuran air hangat 50% dan 50% sabun antibakteri cair tiga sampai
empat kali sehari selama sekitar 15 menit. Perendaman ini harus dilakukan pada gejala awal
berupa kemerahan di sekitar kuku.
Kapan menghubungi Dokter

jika kemerahan melampaui kulit di sekitar kuku. Kemerahan ini menunjukkan bahwa
infeksi mungkin membentuk infeksi jari yang lebih serius dengan pembentukan nanah

dari jaringan dalam ujung jari Anda.


jika terdapat tumpukan nanah yang banyak. Dimana nanah tersebut harus dikeluarkan
dengan cara steril

Pada kasus yang berat, infeksi dapat bergerak di bawah kuku dan perlu pembuangan kuku
sebagian atau lengkap (cabut kuku).

Tidak perlu pemberian antibiotika Kecuali pada selulitis yang luas

Bila diperlukan Dokter akan mengambil sedikit nanah untuk diperksa di laboratorium
untuk mengetahui jenis bakteri yang terlibat dalam infeksi.

Jangan menyayat kulit yang bernanah sendiri di rumah, jika caranya tidak tepat malah
membuat infeksi menjadi meluas.

Jika ditangani dengan tepat, dapat sembuh dengan baik, kuku yang telah di cabut pun
dapat tumbuh kembali dengan sempurna.

Intervensi bedah
Jika paronychia tidak menyelesaikan meskipun upaya medis terbaik, intervensi bedah dapat
diindikasikan. Juga, jika abses telah dikembangkan, insisi dan drainase harus dilakukan.
Debridement mungkin diperlukan jika infeksi fulminan hadir.
Akut paronychia
Typical appearance of paronychia.

17

Teknik no-incision adalah sebagai berikut:


-

Abses paronychial kurang maju dapat dikeringkan hanya dengan lembut mengangkat
lipatan eponychial dari kuku dengan menggunakan instrumen tumpul kecil seperti
probe logam atau Lift (lihat gambar di bawah). Pemisahan ini dilakukan di
persimpangan perionychium dan eponychium dan meluas proksimal cukup untuk
memungkinkan visualisasi dari tepi kuku proksimal. Kemudian, ketiga proksimal
kuku dapat dipotong dengan gunting dan nanah dievakuasi. Khas penampilan
paronychia. Paronychia akut sederhana dapat dikeringkan dengan meninggikan
lipatan eponychial dari kuku dengan benda tumpul kecil seperti probe logam atau
elevator.

Teknik ini tidak memerlukan sayatan ke dalam matriks. Seringkali, tidak ada eksisi
dari setiap jaringan dibuat karena hanya diseksi tumpul dan pemisahan yang
dibutuhkan untuk mengevakuasi nanah dari paronychia tersebut.

Luka harus baik irigasi dengan larutan natrium klorida isotonik, dan kemasan kasa
polos harus dimasukkan di bawah flip untuk menjaga rongga terbuka dan
memungkinkan drainase.

Pasien harus menerima antibiotik oral selama 5-7 hari.

Packing akan dihapus setelah 2 hari, dan membasahi larutan natrium klorida yang
hangat dimulai

Teknik single- and double-incision


-

Jika paronychia ini lebih maju, mungkin perlu menorehkan dan dikeringkan.

Blok anestesi digital biasanya diperlukan. Jika agen anestesi yang digunakan, harus
terdiri dari 1% lidokain (Xylocaine) tanpa epinefrin untuk blok cincin. Injeksi lokal
dari agen anestesi ke paronychia atau luka sering tidak memadai dan lebih
menyakitkan daripada pemberian obat dari blok cincin digital.

Jika paronychia hanya melibatkan 1 kali lipat lateral jari, sayatan membujur tunggal
harus ditempatkan dengan baik nomor-11 atau pisau nomor 15 diarahkan menjauh
dari kuku lipat untuk mencegah cedera proksimal dengan pertumbuhan kuku kelainan
berikutnya. Jika kedua lipatan lateral jari terlibat, sayatan dapat dilakukan di kedua
sisi kuku, memperluas proksimal ke dasar kuku.

18

Setelah sayatan tunggal atau ganda dibuat, lipatan eponychial seluruh diangkat untuk
mengekspos dasar kuku dan mengeringkan nanah.

Yang ketiga proksimal kuku dihapus dengan menggunakan teknik yang dijelaskan
untuk teknik no-sayatan.

Setelah abses dikeringkan, saku harus baik irigasi dengan larutan natrium klorida
isotonik, dikemas dengan kemasan polos, dan berpakaian.

Pasien harus menerima antibiotik oral selama 5-7 hari.

Dressing dan kemasan yang dibuang di sekitar 2 hari, dan jari yang terkena diobati
dengan peredam panas selama 10-15 menit 3-4 kali per hari.

Paronikia Kronis
Bedah minor dilakukan pembedahan ringan Teknik bedah yang paling umum digunakan untuk
mengobati paronychia kronis disebut marsupialization eponychial.
Tehnik Bedah marsupialization eponychial

Pertama dibius dengan 1% lidokain (Xylocaine) dengan epinefrin tidak dengan


menggunakan metode cincin blok digital.

Tourniquet kontrol digit proksimal dilakukan dengan menggunakan jari sarung tangan
lateks dengan ujung distal dipotong.

Dengan pisau 15 No, sayatan berbentuk bulan sabit dibuat proksimal ke tepi distal dari
lipatan eponychial.

Sayatan distal dibuat sekitar 1 mm proksimal ke tepi distal eponychium dan sepanjang
kurva nya.

Pada ujungnya terluas, sayatan proksimal adalah sekitar 5 mm dari sayatan distal.

Sayatan akan muncul simetris dan meluas ke tepi lipatan kuku di setiap sisi.

Semua jaringan yang terkena dalam batas-batas bulan sabit dan diperpanjang bagian
bawah, tapi tidak termasuk, matriks germinal yang dipotong. Akibatnya, prosedur ini
exteriorizes matriks kuku terinfeksi dan terhambat dan memungkinkan drainase nya.

Jika lempeng kuku yang terlalu cacat pada saat operasi, mungkin akan dihapus.

Dipotong dikemas dengan sumbu kasa polos, yang diganti setiap 2-3 hari.

Epitelisasi dari cacat dieksisi terjadi selama 2-3 minggu ke depan.

19

Peningkatan Nail terjadi selama 6-9 bulan ke depan tapi mungkin membutuhkan selama
12 bulan menjadi jelas

PENCEGAHAN

Hindari menggigit kuku

Pakailah sarung tangan karet jika hindak memgang benda atau melakukan pekerjaan yang
berpotensi menimbulkan trauma.

Kontrol penyakit kronis, seperti penyakit alergi, diabetes.

Sering Cuci tangan, terutama setelah bekerja di tanah, pertukangan, atau pekerjaan di
mana tangan Anda menjadi kotor dan memiliki potensi untuk luka dan goresan.
Setiap manipulasi kuku, seperti manicuring, mengisap jari, atau mencoba untuk menoreh

dan mengeringkan lesi, harus dihindari, ini manipulasi dapat menyebabkan infeksi bakteri
sekunder.
KOMPLIKASI
Komplikasi jarang terjadi, namun dapat berupa:
Abses
Perubahan menetap pada kuku
Penyebaran infeksi ke otot, tulang, atau peredaran darah 6,7

BAB V
KESIMPULAN

Paronikia adalah suatu inflamasi yang mengenai lipatan kulit di sekitar kuku. Paronikia
biasanya bersifat akut, tetapi kasus kronis bisa terjadi. Paronikia akut kerupakan keluhan yang
sering terjadi dan biasanya disebabkan olehstafilokokus. Keadaan ini dapat didahului oleh
trauma lokal, misalnya kuku pecah, atau menggigit kuku, atau dapat pula terjadi tanpa trauma
pendahuluan. Paronikia kronik sering terjadi pada orang yang tangannya banyak terkena air,
20

terutama orang-orang dengan tangan yang dingin. Sering terjadi pada orang yang diabetik. Lebih
sering pada wanita daripada pria. Dapat timbul pada umur berapa saja,tetapi kasus tersering
adalah antara 30 sampai 60 tahun. Kadangkadang terlihat pada anak-anak, terutama akibat
pengisapan jari atau jempol. Merupakan penyakit yang dominan pada ibu-ibu rumah tangga dan
orang yang mempunyai pekerjaan tertentu seperti juru masak, pelayan bar, pedagang ikan.
Pengobatan paronikia akut terdiri dari merendam dalam air hangat, terapi antimikroba,
dan drainase. Paronikia kronis hindari kontak iritan, terapi anti jamur, dan steroid. Jika tidak
berespon dengan pengobatan lakukan pemeriksaan lebih lanjut, untuk mengetahui ada tidak nya
penyebab lain seperti keganasan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rigopoulos D, Larios G, Gregorious S. Acute amd chronic paronychia. Am Fam


Physician.2008;77(3)339-346,347-348.http://www.aafp.org/afp/2008/0201/p339.html.
Accessed on May 20, 2013
2. Paronychia [internet] 2011

cited

2011

May

5].

Available

from:

http://www.ncbi.nlm.gov/pubmedhealth/PMH0002416/. Accessed on May 20, 2013


3. Paronychia. Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001444.htm.
Accessed May 20th, 2013. Rockwell P. Acute and chronic paronychia. Am Fam
Physician.2001;63:1113-6.http://www.aafp.org/afp/2001/0315/p1113.html. Accesed on
May 20,2013
21

4. (Murphy-lavoie H. Paronychia in emergency.[internet] 2012 [updated 2012 May 31].


Available

from:

http://www.emedicine.medscape.com/article/785158.overview.

Accessed on May 20, 2013


5. Vira. Teknik Roser Plasty. [internet]. 2009 [updated 2009 April 25]. Available from :
http://viramedika.blogspot.com/2009/04/teknik-roser-plasty.html. Accessed on may 20,
2013
6. Ferguson A. Treatment decision following a fingertip injury. Br J Nurs. Oct 12-25
2006;15(18):1006.
7. Tosti A, Piraccini BM. Treatment of common nail disorders. Dermatol Clin. Apr
2000;18(2):339-48.

22

Anda mungkin juga menyukai