PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persoalan persediaan yang perlu dipecahkan adalah bagaimana perusahaan
mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku dan juga barang jadi,
bagaimana perusahaan dapat menyediakan persediaan tepat pada waktunya sesuai
dengan jumlah yang diperlukan. Masalah penentuan jumlah dana atau alokasi dana
dalam persediaan mempunyai dampak langsung terhadap keuntungan perusahaan.
Investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan
memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan
digudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas,
keusangan dan lain lain, yang kesemuanya dapat memperkecil keuntungan
perusahaan. Investasi dalam persediaan yang terlalu kecil akan mempunyai dampak
yang menekan keuntungan, juga karena kekurangan bahan baku akan mengakibatkan
perusahaan tidak dapat bekerja dengan kapasitas penuh yang berarti tenaga kerja dan
aktiva perusahaan tidak dapat di dayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga akan
mempertinggi biaya produksi rata-rata, yang akhirnya akan menekan keuntungan
yang diperoleh perusahaan, untuk kelangsungan proses produksi suatu perusahaan,
maka salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah persediaan bahan baku.
Page
Persediaan adalah salah satu kekayaan yang meliputi barang-barang milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual atau persediaan barang yang masih dalam proses
produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu untuk digunakan dalam
suatu proses produksi. Dalam kegiatan di suatu perusahaan, jumlah persediaan akan
sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang akan diperoleh oleh suatu perusahaan.
Berbagai perusahaan menyadari pentingya mengelola tingkat persediaan untuk
memperoleh kompetitif jangka panjang. Secara umum perusahaan dengan tingkat
persediaan yang lebih tinggi dari pada pesaingnya cenderung berada pada posisi
kompetitif yang lebih lemah. Kebijakan manajemen persediaan telah menjadi sebuah
senjata kompetitif. Agar kegiatan produksi dapat memperoleh hasil yang sesuai
dengan yang diinginkan dalam jumlah hal yang diproduksi oleh perusahaan dalam
satu periode, maka diperlukan adanya pelaksanaan produksi yang disertai dengan
pengendaliaan produksi. Pengendalian ini bertujuan agar barang jadi atau hasil proses
produksi dapat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen baik dalam kualitas
maupun kuantitas waktu penyerahaan.
Perencanaan dan pengendalian bahan baku haruslah menjadi hal penting yang
harus diperhatikan pada usaha Kacang Atom SRI Dharmasraya. Kemampuan dalam
mengatur masalah persediaan bahan baku yang tepat akan memberikan dampak
positif bagi keefisiensan, kemajuan, dan kinerja perusahaan dalam mengatur biayabiaya yang harus dikeluarkan.
Sedangkan dari perusahaan itu sendiri juga diperlukan penyesuaian dalam
efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai
keseimbangan antara hasil produksi dengan faktor-faktor produksi yang tersedia.
Page
biaya-biaya
operasiona
seminimal
mungkin
sehingga
akan
Page
Page
oleh
perusahaan
akan
menimbulkan
adanya
pemborosan
yang
Page
Page
timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi risiko yang
dapat timbul karena persediaan yang ada di gudang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian adalah untuk
menekan
biaya-biaya
operasional
seminimal
mungkin
sehingga
akan
penjelasan
dari
latar
belakang
di
atas
maka
dirumuskan
Page
yang
persediaan?
1.3 Batasan Masalah
Agar penetilian ini lebih terarah dan langkah-langkah pemecahan masalah tidak
menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai, maka penulis membatasi ruang lingkup
pembahasan yang dibatasi dengan memfokuskan permasalahan kepada hal yang
berhubungan dengan pengendalian persediaan bahan baku serta meminumumkan
biaya persediaan bahan baku pada usaha Kacang Atom SRI Dharmasraya
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui biaya persediaan bahan baku yang minimum. Agar kegiatan
produksi dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang di inginkan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
a. Bagi perusahaan
Manfaat penelitian bagi perusahaan adalah sebagai berikut :
a) Sebagai tambahan informasi kepada pihak manajemen perusahaan dalam
menentukan persediaan yang efektif dan efisien.
b) Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan maupun pihak lain
yang berkepentingan dalam menjalankan pengendalian persediaan bahan baku
secara efektif dan efisien
Page
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Manajemen Operasional
Page
2.1.1
memperkirakan apa yang terjadi dimasa yang akan datang dan mempersiapkan
sesuatu untuk masa yang akan datang itu. Jadi perencanaan adalah suatu yang di
lakukan dengan cara dini dengan persiapan tentang apa yang akan di lakukan dimasa
mendatang dengan memperkirakan fakta apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang.
Manajemen Operasional adalah usaha pengelolaan secara optimal penggunan
faktor produksi : tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan faktor
produksi lainnya dalam proses tranformasi menjadi berbagai produk barang dan jasa.
Selanjutnya, secara definisi, manajemen operasional juga sebagai penanggung jawab
dalam sebuah organisasi bisnis yang mengurusi persoalan produksi. Baik dalam
bidang barang atau jasa. Dilihat dari definisi, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Pertama, fungsi manajemen operasional, yakni dalam hal pengambilan
keputusan
mengenai
kebutuhan-kebutuhan
operasional.
Kedua,
manajamen
Page
Page
Page
Jenis bahan baku ini biasanya berjumlah 70% dari seluruh jenis persediaan,
tetapi memiliki nilai atau harga sekitar 10% dari seluruh nilai atau harga
persediaan, sehingga tidak memerlukan pengawasan yang tinggi.
2.2 Persediaan
2.2.1 Pengertian Persediaan (Inventory)
Menurut Pontas M. Pardede (2003:13) dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Operasi dan Produksi menyatakan bahwa: Persediaan merupakan
sejumlah bahanatau barang yang tersedia untuk digunakan sewaktu-watu dimasa yang
akan datang. Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau
digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku
yang disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang
disimpan untuk dijual maupun diproses.
Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi
perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi
barang-barang, serta selanjutnya menyampaikan pada pelanggan atau konsumen.
Persediaan memungkinkan produk-produk yang dihasilkan pada tempat yang jauh
dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan produksi tidak
perlu dilakukan khusus buat konsumsi atau sebaliknya tidak perlu dikonsumsi
didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi. Adapun alasan diperlukannya
persediaan oleh suatu perusahaan menurut Sofjan Assauri (2004: 169) adalah sebagai
berikut:
Page
Fungsi persediaan
Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi
jumlah
persediaan,
biaya-biaya
variabel
berikut
ini
harus
dipertimbangkan, diantaranya :
a. Biaya penyimpanan (carrying cost, holding cost) adalah biaya yang
dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang. Biaya
penyimpanan dapat dinyatakan dalam dua bentuk yaitu persentase dari unit
Page
harga/nilai barang, dan dalam bentuk rupiah perunit barang, dalam peiode
waktu tertentu. Biaya-biaya yang termasuk biaya penyimpanan adalah :
1. Biaya sewa gudang
2. Biaya administrasi pergudangan
3. Gaji pelaksanaan pergudangan
4. Biaya listrik
5. Biaya modal yang tertanam dalam persediaan
6. Biaya asuransi
7. Biaya kerusakan
8. Biaya penyusutan
b. Biaya pemesanan (ordering costs, procurement cost) merupaka biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, sejak dari
penempatan pemesanan sampai tersedianya barang digudang (Eddy Herjanto,
2008:243). Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi:
1. Pemprosesan pesanan dan biaya ekspedisi
2. Upah
3. Biaya telepon
4. Pengeluaran surat menyurat
5. Biaya pengepakan dan penimbangan
6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan
7. Biaya pengiriman ke gudang
8. Biaya hutang lancar, dan sebagainya
c. Biaya bahan atau barang itu sendiri (purchase cost) adalah harga bahan atau
barang yang harus dibayar atas item yang harus dibeli. Biaya ini akan
dipengaruhi oleh besarnya diskon yang diberikan oleh supplier. Oleh karena
itu biaya bahan atau barang akan bermanfaat dalam menentukan apakah
perusahaan sebaiknya menggunakan harga diskon atau tidak.
d. Biaya kekurangan persediaan (shortage cost, stockout cost) adalah biaya yang
timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan. Biaya
kekurangan persediaan ini pada dasarnya bukanlah biaya nyata (riil),
melainkan berupa biaya kehilangan kesempatan. Dalam perusahaan
Page
Page
Page
Page
Page
Page
2.3.4
Persediaan diciptakan dari pembelian bahan dan tambahan biaya pekerja serta
overhead untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
b.
c.
Perkiraan yang tepat atas skedul penjualan dan produksi merupakan hal esensial
bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan baku yang efisien.
g.
Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak. Hal ini dilakukan
manusia dengan berbagai pengalaman dan pertimbangan. Aturan-aturan dan
prosedur memberi jalan pada para personel dalam membuat evaluasi dan
mengambil keputusan.
Page
2.3.5
Page
time) berubah
b) Lead time tetap sementara demand berubah
c) Demand dan lead time berubah
2.3.6 Model EOQ (Economic Order Quantity)
Page
Teknik EOQ merupakan teknik persediaan yang tertua dan paling umum
dikenal. Model ini mengidentifikasi kuantitas pemesanan atau pembelian optimal
dengan tujuan meminimalkan biaya persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan. Sehubungan dengan pengendalian persediaan dan pembelian
bahan baku, maka perusahaan perlu untuk menentukan kuantitas pembelian yang
paling optimal (EOQ). Kebanyakan literatur persediaan mengatakan bahwa model
EOQ mudah untuk diterapkan apabila asumsi dasar dalam EOQ dipenuhi, yaitu :
1. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui.
2. Harga per unit produk adalah konstan.
3. Biaya penyimpanan per unit per tahun adalah konstan.
4. Biaya pemesanan per pesan adalah konstan.
5. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima
adalah konstan.
6. Tidak terjadi kekurangan kekurangan barang atau back order.
Dalam menerapkan EOQ ada beberapa biaya yang harus dipertimbangkan
dalam penentuan jumlah pembelian atau keuntungan, diantaranya :
a.
Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan merupakan biaya yang akan langsung terkait dengan kegiatan
Page
D
Q
XS
Keterangan :
Q = Jumlah Barang setiap pesan.
D = Permintaan barang persediaan, dalam unit.
S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan.
b. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan
sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan dalam perusahaan. Biaya
simpan akan berfluktuasi dengan tingkat persediaan. Beberapa contoh biaya
penyimpanan antar lain:
1) biaya pemeliharaan,
2) biaya asuransi,
3) biaya kerusakan dalam penyimpanan,
4) biaya sewa gedung,
Page
Q
2
xH
Keterangan :
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
H = Biaya penyimpanan
Sehingga dalam menentukan biaya persediaan ada 2 jenis biaya yang berubahubah dan harus dipertimbangkan. Pertama berubah-ubah sesuai dengan frekwensi
pesanan yaitu biaya pesan. Kedua biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besar
kecilnya persediaan yaitu biaya penyimpanan. Selanjutnya menentukan total biaya
persediaan (TC) dengan menjumlahkan biaya pesan dan biaya simpan.
Adapun rumusnya sebagai berikut :
TC =
D
Q
S+
Q
2
Keterangan :
TC = Total biaya persediaan
Q = Jumlah barang setiap pesan
D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit
S = Biaya pemesanan untuk setiap pesan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
Page
EOQ = Q =
2 DS
H
Keterangan :
Q* = Jumlah pesanan yang ekonomis
D = Jumlah kebutuhan dalam satuan (unit) per tahun
S = Biaya pemesanan untuk sekali pesan.
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun.
c.
Page
yaitu penggunaan bahan baku, faktor waktu, dan biaya-biaya yang dugunakan. Untuk
menentukan biaya persediaan penyelamat digunakan analisa statistik yaitu dengan
mempertimbangkan penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi antara perkiraan
pemakaian bahan baku dengan pemakaian sebenarnya sehingga diketahui standar
deviasinya.
Adapun rumus standar deviasi adalah sebagai berikut :
SD=
( XiX )2
N
Keterangan :
SD = Standar deviasi
X = Pemakaian sesungguhnya
x = Perkiraan pemakaian
N = Jumlah data
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung persediaan pengaman adalah
sebagai berikut :
SS = SDxZ
Keterangan :
SS = Persediaan pengaman (Safety Stock)
SD = Standar Deviasi
Z = Faktor keamanan ditentukan atas dasar kemampuan perusahaan.
d.
Page
Page
persediaan. Titik ini merupakan titik dimana penggunaan bahan baku dengan toleransi
kehabisan bahan baku tertentu, akan menghabiskan persediaan yang ada selama
periode (lead time) yang diperlukan untuk memperoleh tambahan persediaan.
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan pesanan kembali bahan baku
adalah:
ROP = (dxL)+ SS
Keterangan :
ROP = Re-order Point
d = Tingkat kebutuhan
L = Lead Time
SS = Safety Stock
2.4
Page
Page
seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah
direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun biayanya.
Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2000:333) pengendalian adalah fungsi
manajerial yang sangat penting karena persediaan fisik banyak perusahaan
melibatkan investasi rupiah terbesar dalam persediaan aktiva lancar. Oleh karena itu
perusahaan harus mengadakan suatu tingkat persediaan yang tepat karena bila
persediaan terlalu berlebihan berarti lebih banyak uang atau modal yang tertanam dan
biaya biaya yang ditimbulkan . dari persediaan tersebut besar jumlah dan bila
persediaan terlalu kecil akan mengganggu kelancaran dari kegiatan produksi
perusahaan.
2.4.1
Page
counter cheking antara jumlah persediaan menurut fisik dengan menurut catatan
dalam kartu administrasi persediaannya.
Page
Penelitian Terdahulu
Dari hasil kajian pustaka, penulis menemukan beberapa penelitian yang
berhubungan dengan persediaan bahan baku dan efisiensi biaya yang diteliti oleh
fitriani dengan judul analisis pengendalian persediaan bahan baku di Pt. Eastern
pearl flour mills Makassar . metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
Page
metode penelitian deskriptif, dan teknik perencanaan bahan baku yang digunakan
adalah dengan menerapkan metode EOQ. Produk yang di produksi Pt. Eastern pearl
flour mills Makassar terdiri dari dua bagian yaitu produk utama dan produk
sampingan. Adapun produk utama yang di hasilkan adalah tepung terigu dan produk
sampingannya tepung industry, brand, pollar dan pellet. Perhitungan analisis
pengendalian bahan baku menggunakan metode EOQ. Hal ini dapat di lakukan
karena kondisi, krakteristik, serta kebutuhan perusahaan memenuhi semua asumsi
dalam metode EOQ. Metode EOQ memungkinkan perusahaan untuk menentukan
jumlah kuantitas pemesanan bahan baku yang paling ekonomis dengan jumlah
permintaan lead time konstan.
2.4.4
KERANGKA PEMIKIRAN
Di setiap perusahaan persediaan merupakan modal kerja atau investasi yang
sangat penting, karena secara langsung akan berpengaruh terhadap hasil yang akan
dicapai perusahaan.
Persediaan (Inventory) adalah barang jadi yang disimpan atau digunakan
untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku yang
disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang
disimpan untuk dijual maupun diproses
Page
GAMBAR
PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK
MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN
Pengendalian
persediaan
Meminumkan
biaya persediaan
(X )
(Y)
..4 Hipotesis
2.4.5
Hipotesis
Berdasarkan dugaan sementara mengenai penelitian dan keterangan yang
didapat dari pabrik kacang atom SRI dharmasraya, maka dapat disimpulkan hipotesis
seperti berikut Dalam pengadaan persediaan bahan baku, akan menimbulkan biayabiaya yang berhubungan dengan persediaan bahan baku tersebut. Seperti biaya
pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya bahan baku itu sendiri. Setiap perusahaan
tentunya menginginkan biaya yang lebih optimal dan efisiensi
Page
Dalam upaya efisiensi biaya persediaan bahan baku tersebut, maka diperlukan
metode perencanaan persediaan bahan baku yang tepat. Sehingga biaya yang akan
dikeluarkan menjadi lebih efisien.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di pabrik Kacang Atom SRI yang berlokasi
di blok C (Sungai Atang) Jln.Poros Sungai Atang No 115 kabupaten Dharmasraya.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau variabel bebas (X)
adalah persediaan bahan baku ada pabrik kacang atum SRI. Kemudian yang menjadi
variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah biaya persediaan yang di keluarkan
oleh pabrik kacang atum .
3.2
kuantitatif yang terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
secara langsung dari pabrik Kacang Atom SRI Dharmasraya, yang terdiri atas:
gambaran umum perusahaan, data produksi dan penjualan produk, kebijakan
Page
pengadaan dan penanganan bahan baku di perusahaan yang mencakup jenis bahan
baku yang digunakan, jumlah kebutuhan bahan baku, waktu tunggu (lead time)
pembelian bahan baku, pemasok, sistem pemesanan dan penyimpanannya.
Data primer dikumpulkan melalui hasil pengamatan, pencatatan langsung di
lapangan dan wawancara dengan pihak perusahaan. Wawancara langsung dilakukan
kepada karyawan, manajer produksi, dan pihak perusahaan yang berkaitan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari (bahan pustaka) buku, hasil laporan
penelitian terkait, catatan-catatan yang dimiliki perusahaan, literatur perusahaan dan
instansi terkait serta internet.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
a) Studi Kepustakaan (Library Research)
Digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Landasan teori dan informasi yang
berkaitan dengan penelitian ini. Studi dilakukan antara lain dengan mengumpulkan
data yang bersumber dari literaturliteratur, bahan kuliah, dan hasil penelitian lainnya
yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang sedang dibahas.
b) Studi Lapangan (Field Research)
Melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara melakukan pengamatan
langsung pada perusahaan yang bersangkutan, baik melalui observasi, dan
wawancara. Penelitian Lapangan dilakukan dengan cara :
a) Observasi
Page
Dalam pengumpulan dan menganalisis suatu data, langkah yang sangat penting
adalah menentukan populasi terdahulu.
a) Populasi
Populasi menetapkan dan menentukan yang akan diteliti, yaitu persediaan
bahan baku kacang tanah yang digunakan pada pabrik kacang atum Sri
Dharmasraya dalam melakukan proses produksi kacang atom SRI selama
satu periode.
b) Sampel
Page
Sampel penelitian ini diambil dari persediaan bahan baku (Raw Material)
yang digunakan pada pabrik kacang atom SRI Dharmasraya yaitu kacang
tanah
Page
2 DS
H
Dimana :
D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu
S = Biaya per pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
D
Q
Dimana :
F = Frekuensi pemesanan
3) Menghitung persediaan pengaman (safety stock) yang harus dilakukan oleh
perusahaan.
Sebelum menghitung persediaan pengaman (safety stock) terlebih dahulu
menghitung standar deviasi (SD) dengan rumus berikut ini :
(XiX )2
SD=
N
Dimana :
SD = Standar Deviasi
Xi = Rata-rata pemakaian barang
X = Kebutuhan barang sebenarnya
n = Banyaknya data
Page
Page
Page
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Page
atom. Perusahaan ini merupakan usaha keluarga yang didirikan dengan latar belakang
untuk menyatukan modal keluarga agar lebih berkembang. Perusahaan ini didirikan
untuk memproduksi makanan ringan yang sedang berkembang di pasaran dan
diharapkan bisa diterima oleh konsumen sehingga bisa menguntungkan perusahaan.
4.1.2
3. Adanya fasilitas yang memenuhi syarat yaitu listrik, air dan telepon yang bagus.
4.1.3
Page
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu dengan dibentuknya struktur
organisasi, wewenang dan tugas masing-masing bagian dapat dipisahkan dengan jelas
sehingga kegiatan usaha yang dilakukannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Bentuk dan sistem organisasi sangat menentukan berhasil atau tidaknya dalam
menjalankan suatu perusahaan. Penyusunan struktur organisasi berdasarkan
pengaturan formal dan fungsi pokok dalam suatu perusahaan.
Struktur organisasi di pabrik kacang atom SRI adalah sebagai berikut:
Pimpinan
Perusahaan
Kabag
Produksi
Kabag
Pemasaran
Kabag
Keuangan
Karyawan
Gambar 4.1
Page
Page
c. Berhak mendapatkan pertanggung jawaban dari tugas yang diberikan dari sub
bagian yang dipimpinnya.
d. Bertanggung jawab kepada pimpinan.
4.1.4
Jam Kerja
Jam kerja karyawan pabrik kacang atom Sri dharmasraya adalah 7 jam efektif
dan 1 jam untuk istirahat, mulai dari jam 07.30 sampai 15.30 WIB dan waktu istirahat
mulai jam 12.00 s/d 13.00 WIB. Kecuali hari-hari menjelang hari raya lebaran jam
kerja ditambah.
4.1.5 Kebijakan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang handal dan berkualitas sangat mendukung
keberhasilan suatu perusahaan. Saat ini Perusahaaan SRI memiliki karyawan tetap
sejumlah 25 orang. Kebijakan sumber daya manusia di Perusahaan SRI dimaksudkan
untuk meningkatkan kemampuan serta produktifitas karyawan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan perusahaan.
Kebijakan tersebut meliputi :
a.
Tanpa modal yang cukup, sebuah perusahaan tidak bisa menjalankan kegiatannya
Page
dengan lancar. Modal usaha dapat berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Modal
usaha Pabrik kacang atom SRI berasal dari dua sumber yaitu :
1.
Modal Dalam
Modal ini diperoleh dari pemilik perusahaan yaitu Bapak Tijan dan Ibu Sri
2.
Modal Luar
Modal ini berupa pinjaman dana usaha dari Bank Danamon.
4.2
Page
c. Bahan penolong :
- Plastik
- Karton
- Band tape
Page
perbandingan bumbu lebih besar dari adonan bubur kanji atau sebaliknya, maka
hasil yang didapat tidak memenuhi standar kacang atom yang diinginkan
konsumen atau tidak bagus.
2.
Pengayakan
Page
Penggorengan
Kacang atom mentah digoreng dengan menggunaan minyak panas (suhu 1700C)
sambil diaduk pelan-pelan sampai matang. Setelah matang kacang diangkat dan
ditiriskan tujuan dilakukan penggorengan kacang atom untuk memasak butiran
kacang atom yang masih mentah setelah proses pembalutan. Proses
penggorengan kacang atom dilakukan dengan alat penggorengan yang dilengkapi
dengan burner sebagai alat untuk penyalaan api dan pengaduk mekanik dengan
Page
motor listrik serta bak penampung minyak. Langkah pertama dari proses
penggorengan adalah penuangan minyak goreng kedalam bak penggoreng yang
dilanjutkan dengan menyalakan burner untuk pemanasan
minyak. Suhu penggorengan yang dibutuhkan untuk penggorengan kacang atom
adalah 160-170oC. Setelah minyak mencapai suhu tersebut maka kacang atom
dimasukkan dalam bak penggorengan kemudian dilakukan pengadukan.
Pengadukan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan pengaduk
manual dan pengaduk mekanik. Pengadukan manual dilakukan dengan tenaga
manusia agar kacang atom tidak saling menempel dan tingkat kematangannya
merata, sedangkan pengadukan mekanik supaya kacang atom yang digoreng
tidak gosong dan matangnya merata, ini dilakukan setelah kacang kelihatan
mengapung. Waktu yang dibutuhkan untuk proses penggorengan adalah sekitar
15 menit atau sampai kacang atom matang. Kacang yang telah matang kemudian
diletakkan didalam bak peniris.
5.
Penirisan
Tujuan penirisan untuk mengurangi kandungan minyak kacang atom setelah
proses penggorengan. Alat peniris juga dilengkapi dengan penampungan minyak,
tuas dan katup. Selama proses penirisan berlangsung, terjadi penuruan suhu
kacang atom akibat perputaran bak peniris. Waktu yang dibutuhkan didalam
proses penirisan adalah sekitar 5 menit. Penirisan diakhiri dengan mematikan
mesin yaitu tuas katub diangkat dan kacang atom keluar lewat katub yang
Page
terangkat dibagian bawah menuju bagian penadah. Hasilnya berupa kacang atom
yang sudah kering.
6.
Pendinginan
Tujuan dari proses pendinginan ini adalah untuk menurunkan suhu kacang atom
sehingga tidak terjadi kondensasi pada saat pengemasan. Kacang atom setelah
ditiriskan kemudian dihamparkan pada bak dengan ketebalan 3 cm sambil
dilakukan pembalikan 2 kali setiap 10 menit dan diratakan dengan menggunakan
alat perata yang berupa kayu panjang. Waktu yang diperlukan dalam pendinginan
adalah sekitar 20 menit.
7.
Pengemasan
Tujuan dari pengemasan adalah untuk mempertahankan mutu bahan hingga
sampai ke tangan konsumen yang meliputi aroma, rasa, gizi, vitamin, mutu
sensori, mutu gizi, dan mutu mikrobiologi. Kacang atom dikemas dalam kantong
plastik yang tertutup rapat yang tidak dapat dimasuki oleh uap air, Pengemasan
di pabrik Kacang atum SRI dilakukan untuk memberikan kondisi sekeliling rapat
bagi bahan pangan, mempertahankan mutu bahan hingga sampai ke tangan
konsumen yang meliputi aroma, rasa, gizi, vitamin, mutu sensori, mutu gizi, dan
mutu mikrobiologi. Proses pengemasan pabrik Kacang Atum SRI terdiri dari
pemeriksaan kemasan plastik yang akan dipakai untuk pengemasan, tahapan
pengisian produk, penimbangan sesuai berat dan isi (5 kg), pengepresan, dan
pemeriksaan akhir terhadap hasil pengemasan. Pengemasan kacang atom
dilakukan dengan mesin pengepres kemasan produk yang terbuat dari baja dan
Page
Bumbu
Bumbu
Tepung
Tapioka
AIR
Haluskan
Larutkan dan Panaskan
Adonan
Campur dan
digoyang
Kacang Berselaput
Tepung
Goreng
Pengemasan
Gambar 4.1
Page
4.2.1
(direct selling). Produk kacang atom SRI yang telah dikemas langsung dikirim
konsumen
dan
pelanggan.
Pembelian
langsung
dilakukan
dengan
cara
produk
pada
perusahaan
SRI
dilakukan
secara
tunai.
Dalam
perkembangannya, Perusahaan SRI Sampai saat ini telah memiliki pelanggan tetap.
Untuk memperkuat jaringan pemasarannya, Perusahaan SRI melakukan berbagai
usaha untuk mendukung tujuan tersebut. Usaha-usaha tersebut adalah menetapkan
harga jual produk yang terjangkau oleh semua lapisan konsumen, menjaga mutu dan
kualitas produk, serta melakukan riset pasar untuk mengukur potensi kacang atom
SRI di pasaran.
4.2.2
persediaan
bahan
baku
guna
Page
pengeluaran yang timbul sebagai akibat persediaan. Berikut adalah biaya persediaan
yang dikeluarkan oleh Pabrik Kacang Atum SRI, diantaranya :
a. Biaya pemesanan
Biaya pemesanan adalah biaya yang di keluarkan oleh perusahaan akibat
adanya pemesanan bahan baku. Komponen biaya pemesanan per pesanan pada Pabrik
Kacang Atum SRI berbeda beda untuk tiap bahan baku.
Tabel 4.1
Pemesanan per pesanan pada Pabrik Kacang Atum SRI
Jenis Biaya
Biaya Pemesanan
Kacang
Tepung
Biaya pengiriman
Rp 50.000
Rp 50.000
Biaya telepon
Rp 10.000
Rp 10.000
Total
Rp 60.000
Rp 60.000
Sumber : Data perusahaan Tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas upah yang di berikan kepada supir setiap kali
pengiriman sebesar Rp 50.000. biaya telpon untuk setiap kali pemesanan di
perkirakan Rp 10.000. total biaya pemesanan setiap kali adalah Rp 60.000.
b. Biaya penyimpanan
Biaya persediaaan yang akan di bahas selanjutnya adalah biaya penyimpanan.
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari
dilakukannya penyimpanan bahan baku.
Page
Tabel 4.2.
Biaya Penyimpanan Bahan Baku Kacang Atum SRI Per Tahun
Jenis Biaya
Bahan Baku
Penerangan di ruang penyimpanan
Rp 50.000
Penanganan persediaan
Rp 1.200.000
Total
Rp 1.250.000
Berdasarkan tabel di atas di perkirakan penerangan di gudang penyimpanan
bahan baku per tahun sebesar Rp 50.000. biaya penanganan persediaan yaitu biaya
gaji pengawas untuk mengawasi bahan baku di gudang sebesar Rp 100.000 per bulan,
sehingga biaya penanganan persediaan bahan baku per tahun sebesar Rp 100.000 X
12bln = Rp 1.200.000 per tahun.
c. Biaya bahan baku itu sendiri (biaya modal)
Biaya bahan baku yang dibeli Pabrik Kacang Atum SRI sampai di lokasi
penampungan adalah:
Kacang Rp 20.000 Per Kg
Tepung Rp 10.000 Per Kg
Pabrik Kacang Atum SRI melakukan pemesanan sebanyak 12 kali dalam
setahun (1 bulan sekali). Maka biaya modal bahan baku selama satu tahun dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Biaya modal bahan baku pertahun
Bahan
Jumlah
Banyak
Baku
Sekali
Pemesanan
Jumlah
(Kg)
Harga
(Rp)
Biaya Modal
per Tahun (Rp)
Page
Kacan
Pesan
(Kg)
(Kg)
5500
12
66000
20000
1.320.000.000
g
Tepung
450
12
5400
10000
Total
5950
71400
Sumber : Data perusahaan (Diolah) Tahun 2014
54.000.000
1.374.000.000
Tabel 4.4
Volume pemakaian bahan baku selama tahun 2014 :
Bulan
Page
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Berikut Rata rata per
Tepung
500
628
420
400
Kacang
400
500
380
320
500
520
460
520
500
637
540
639
6270
522
400
420
390
420
400
510
450
510
5100
425
bulan
Sumber : data perusahaan (2014) diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat pemakaian bahan baku kacang dan
tepung selama tahun 2014 . Data tersebut dibagi berupa data per bulan tiap tahunnya.
4.2.5 Harga Bahan Baku Tahun 2014
Harga bahan baku bersifat fluktuatif karena dipengaruhi oleh musim dan iklim
dari daerah penghasil bahan baku. Adapun harga pembelian kacang pada tahun 2014
adalah Rp20.000/Kg dan harga pembelian tepung pada tahun 2014 adalah
Rp10.000/Kg
4.2.6
Lead Time merupakan selisih atau perbedaan waktu antara saat pemesanan
sampai dengan barang diterima. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa lead
time pengiriman yaitu 1 minggu.
Page
Tabel 4.5
Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kondisi Perusahaan Tahun 2014:
Bahan
Baku
Tepung
Kacang
Frekuensi
pemesanan
(kali)
a
12
12
Persediaan
rata-rata
(mt)
B
522
425
Biaya
Biaya
Pemesanan/pes Penyimpanan
an
/mt/thn
(Rp)
(Rp)
C
D
60.000
1.250.000
60.000
1.250.000
Tabel 4.5 diatas adalah tabel biaya persediaan Bahan Baku Berdasarkan
Kondisi Perusahaan Tahun 2014 selanjutnya untuk total biaya persediaan bahan baku
per tahn akan dijelaskan pada tabel 4.6 di bawah ini yang menyajikan besarnya total
biaya persediaan yang di keluarkan oleh perusahaan selama satu tahun.
Page
Tabel 4.6
Total Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kondisi Perusahaan Tahun 2014:
Bahan Baku
Tepung
Kacang
Biaya
Pemesanan/tahun
(Rp)
e=axc
720.000
720.000
Biaya
Penyimpanan/tahun
(Rp)
f=bxd
652.500.000
531.250.000
Total biaya
persediaan (Rp)
e+f
653.220.000
531.970.000
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat total biaya persediaan yang harus
ditanggung oleh perusahaan adalah untuk tepung sebesar Rp 653.220.000 dan untuk
kacang sebesar Rp 531.970.000.
4.3 Analisis Persediaan Dengan Menggunakan Metode Economic Order
Quantity
Perhitungan analisis pengendalian persediaan bahan baku dapat digunakan
dengan metode EOQ. Hal ini dapat dilakukan karena kondisi, karakteristik, serta
kebutuhan perusahaan memenuhi semua asumsi dalam metode EOQ. Perusahaan
memiliki data permintaan yang diketahui, tetap, dan bebas, selain itu lead time
konstan, penerimaan persediaan bersifat seketika dan lengkap, diskon karena
kuantitas tidak memungkinkan, biaya variabel yang ada hanyalah biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan, serta kosongnya persediaan dapat dihindari sepenuhnya jika
pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
Metode EOQ memungkinkan perusahaan untuk menentukan jumlah kuantitas
Page
pesanan bahan baku yang paling ekonomis dengan jumlah permintaan dan lead time
yang konstan. Perhitungan kuantitas pemesanan optimal bahan baku kacang dan
tepung yang optimal tahun 2014 secara terinci disajikan pada Tabel di bawah ini :
Tabel 4.7
Perhitungan Kuantitas Optimal Bahan Baku Tahun 2014
Bahan Baku
Tepung
Kacang
Permintaan
(D)
62.700
5.100
Biaya
Biaya
Pemesanan
Penyimpanan
(S)
60.000
60.000
(H)
1.250.000
1.250.000
EOQ
601,92
489,6
Permintaan (D)
EOQ
Frekuensi (kali)
Page
Tepung
Kacang
62.700
5.100
6.019,2
489,6
10
10
Tepung
Kacang
Frekuensi
pemesanan
(kali)
a
10
10
Persediaan
rata-rata
(mt)
B
601,92
489,6
Biaya
Pemesanan/pesa
n
(Rp)
C
60.000
60.000
Biaya
Penyimpanan
/mt/thn
(Rp)
d
1.250.000
1.250.000
Tabel 4.9 diatas adalah tabel biaya persediaan Bahan Baku Berdasarkan
Kondisi Perusahaan Tahun 2014 selanjutnya untuk total biaya persediaan bahan baku
Page
per tahun akan dijelaskan pada tabel 4.10 di bawah ini yang menyajikan besarnya
total biaya persediaan yang di keluarkan oleh perusahaan selama satu tahun.
Bahan Baku
Tepung
Kacang
Biaya
Pemesanan/tahun (Rp)
e=axc
600.000
600.000
Biaya
Penyimpanan/tahun
(Rp)
f = b/2 x d
376.200.000
306.000.000
Total biaya
persediaan (Rp)
e+f
376.800.000
306.600.000
mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out, tetapi juga pada
saat itu diusahakan agar carrying cost serendah mungkin. Untuk menentukan biaya
persediaan penyelamat digunakan analisa statistik yaitu dengan mempertimbangkan
penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi antara perkiraan pemakaian bahan
baku dengan pemakaian sebenarnya sehingga diketahui standar deviasinya.
a) Perhitungan standar deviasi untuk bahan baku tepung adalah sebagai berikut :
SD=
SD=
( XiX )2
N
69.066
12
Page
SD =
5755,5
SD =
75,865
b) Perhitungan standar deviasi untuk bahan baku kacang adalah sebagai berikut
SD=
(XiX )2
SD=
SD =
36.900
12
3075
SD = 55,453
a) Perhitungan safety stock untuk bahan baku tepung adalah sebagai berikut :
Safety stock = SD x Z
= 75,865 x 1,65
= 125,177 Kg
Page
Jadi persediaan bakan baku tepung yang harus di sediakan perusahaan kacang atum
SRI sebagai persediaan pengaman adalah sebesar 125,177 Kg
b) Perhitungan safety stock untuk bahan baku kacang adalah sebagai berikut :
Safety stock = SD x Z
= 55,453 x 1,65
= 91,497 Kg
Jadi persediaan bakan baku kacang yang harus di sediakan perusahaan kacang atum
SRI sebagai persediaan pengaman adalah sebesar 91,497Kg
e.
perbedaan waktu antara saat pemesanan sampai dengan barang diterima. Berdasarkan
hasil wawancara, diketahui bahwa lead time pengiriman yaitu 1 minggu. Dengan rata
rata jumlah kerja 300 hari dalam 1 tahun. Sebelum menghitung besarnya ROP.
Perlu dicari tingkat penggunaan bahan baku perhari yang dapat di hitung sebagai
berikut :
U=
D
t
U=
6675 Kg
300 hari
Page
= 22,25 Kg
Maka titik ROP (Re Oerder Point) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
a) Perhitungan safety stock untuk bahan baku tepung adalah sebagai berikut :
ROP = U x L + SS
= 22,25 x 10 + 125,177
= 347,677 Kg
b) Perhitungan safety stock untuk bahan baku kacang adalah sebagai berikut :
ROP = U x L + SS
= 22,25 x 10 + 91,497
= 313,997 Kg
4.4
Page
Tabel 4.11
Perbandingan Kebijakan Perusahaan Dengan Metode EOQ
Keterangan
Kebijakan
Metode EOQ
Perusahaan
522
425
653.220.000
531.970.000
601,92
489,6
376.800.000
306.600.000
10
-
10
125,177
91,497
347,677
313,997
kacang
Frekuensi pemesanan bahan baku
Safety stock bahan baku tepung
Safety stock bahan baku kacang
Re order point bahan baku tepung
Re order point bahan baku kacang
1) Pembelian Rata rata bahan baku dengan metode EOQ lebih efisien dengan
pembelian bahan baku tepung 601,92 dan bahan baku kacang 489,6 dengan 10
kali pemesanan dalam waktu 1 tahun dan hanya menghabiskan biaya persediaan
untuk bahan baku tepung sebesar Rp 376.800.000 dan untuk bahan baku kacang
sebesar Rp 306.600.000. Jika dibandingkan dengan kebijakan perusahaan yang
melakukan pemesanan sebanyak 12 kali dalam setahun dengan jumlah bahan
baku tepung 522 dan bahan baku kacang 425 yang menghabiskan biaya
persediaan tepung sebesar Rp 653.220.000 dan untuk bahan baku kacang sebesar
Rp 531.970.000. maka dengan menggunakan Metode EOQ perusahaan dapat
Page
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Page
Dari analisis data dan pembahasan yang penulis uraikan pada bab 4 dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Menurut kebijakan perusahaan pembelian rata rata bahan baku adalah sebanyak
556,25 kg, sedangkan menurut metode EOQ jumlah pembelian bahan baku yang
optimal adalah sebanyak 927,76 kg.
2. Menurut kebijakan perusahaan Total biaya Persediaan adalah Rp 5.872.916,5.
Sedangkan dihitung menurut metode EOQ Total biaya Perusahaan adalah Rp
5.180.193,77
3. Frekuensi pemesanan perusahaan sebelumnya 12 kali pemesanan dalam setahun,
sedangkan dihitung dengan metode EOQ pemesanan lebih efisien adalah 7 kali
pemesanan dalam setahun.
4. Jumlah persediaan pengaman (safety stock) yang dibutuhkan oleh perusahaan
Kacang Atom SRI adalah 212,42 kg.
5. Waktu pemesanan kembali (re order point) yang harus dilakukan oleh perusahaan
Kacang Atom SRI menurut metode EOQ adalah pada saat persediaan bahan baku
tinggal 368,17 kg.
5.2 Saran
Page
Page
Page