TUGAS AKHIR
Oleh :
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Diploma III Analis Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Oleh
Muharni Saputri
052410002
Disahkan Oleh :
Dekan
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmad dan hidayah-Nya serta memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis
dapat menyusun tugas akhir ini.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan pendidikan pada Pogram D-III Analis Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan tugas akhir ini penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan, bantuan, dukungan dari berbagai pihak, maka dengan sepenuh hati penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., sebagai dekan Fakultas Farmasi.
2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., sebagai koordinator
Diploma III Analis Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Erly Sitompul, M.Si., Apt., sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan, masukan dan membimbing penulis dengan penuh
perhatian hingga selesainya tugas akhir ini.
4. Seluruh staff dan karyawan di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan
yang telah membimbing dan membantu penulis selama melaksanakan PKL.
5. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang
telah berupaya mendukung kemajuan mahasiswa.
6. Teristimewa Kepada Ayahanda Muhammad Sanif yang selalu memberikan
dorongan baik secara moril maupun materil serta doa dengan penuh ketulusan
dan keikhlasan, dan kepada seluruh keluarga serta teman teman yang telah
memberikan motifasi kepada penulis dalam proses penulisan tugas akhir ini.
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
7. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna, baik
cara penyajian dan isi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penulisan tugas akhir ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis.
Muharni Saputri
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1. Latar Belakang ...........................................................................1
1.2. Tujuan dan Manfaat ...................................................................2
1.2.1. Tujuan ......................................................................2
1.2.2. Manfaat ....................................................................2
BAB II TINJAUN PUSTAKA ...................................................................3
2.1. Obat Kulit Topikal Kortikosteroid .............................................3
2.2. Krim .........................................................................................4
2.3. Betametason..............................................................................5
2.3.1. Sifat Fisika Kimia ............................................................5
2.3.2. Pengujian Betametason....................................................6
2.3.2.1. Uji Kualitatif .......................................................6
2.3.2.2. Uji Kuantitatif .....................................................7
2.4. Evaluasi Mutu ...........................................................................11
2.4.1. Pemerian .........................................................................11
2.4.2. Homogenitas ...................................................................12
2.4.3. Stabilitas..........................................................................12
2.4.4. pH ...................................................................................13
2.4.5. Penetapan Kadar Zat Aktif................................................13
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
METODOLOGI .......................................................................15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.1. Perhitungan Simpangan Baku Relatif ..............................................26
1.2. Gambar gambar alat .....................................................................30
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Problema penyakit kulit sangat beragam, masyarakat seringkali susah
membedakan antara satu penyakit kulit dengan penyakit kulit lain. Obat bebas untuk
pengobatan kulit biasanya ditujukan untuk penyakit penyakit yang sering terjadi
seperti panu, kadas, jerawat, kudis, kutil, ketombe dan sebagainya. Bentuk obatnya
seperti salep atau cairan.
Secara umum obat obatan luar memiliki keamanan yang lebih baik karena ia
hanya digunakan secara lokal pada lokasi tertentu diluar tubuh. Efek samping yang
mungkin terjadi ialah iritasi kulit atau kadang rasa terbakar. (Widodo, 1990)
Penggunaan obat kulit dimaksudkan untuk efek lokal tidak untuk sistemik.
Bentuk sediaan yang digunakan untuk kulit adalah salep, krim, pasta dengan basis
yang bermacam macam seperti hidrofil atau hidrofob. Sediaan farmasi yang
digunakan pada kulit adalah untuk memberi aksi lokal dan aksinya dapat lama pada
tempat yang sakit dan sedikit mungkin diabsorbsi. Oleh karena itu sediaan untuk kulit
biasanya digunakan sebagai antiseptik, antifungi maupun antiinflamasi dan bentuk
sediaanya berupa salep, krim dan pasta. (Anief, 1994)
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dipasaran telah
banyak ditemukan bentuk bentuk sediaan obat yang pemakaianya dapat disesuaikan
dengan pasien dan zat berkhasiatnya, diantaranya adalah Betametason yang dibuat
dalam bentuk krim. Untuk mendapatkan tercapainya obat yang bermutu diperlukan
beberapa evaluasi yang meliputi : pemerian, homogenitas, stabilitas, PH, kadar zat
aktif, keseragaman sediaan, simpangan baku relatif dan penandaan.
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
(Persero)
Tbk
Plant
Medan
memenuhi
persyaratan
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
2.2. Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air. (Dirjen POM, 1995)
Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan
kebagian kulit badan. Obat luar adalah obat yang pemakaianya tidak melalui mulut,
kerongkongan dan kearah lambung. Menurut defenisi tersebut yang termasuk obat
luar adalah obat luka, obat kulit, obat hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir,
injeksi dan lainya. ( Widjajanti, 1988)
Ada beberapa tipe krim seperti emulsi air dalam minyak ( A/M ) dan emulsi
minyak dalam air ( M/A ). Sebagai pengemulsi, dapat digunakan surfaktan anionik,
kationik dan nonionik. Untuk tipe A/M digunakan sabun monovalen, tween, natrium
laurylsulfat, emulgidum dan lain lain. Krim tipe M/A mudah dicuci. Untuk
penstabilan krim ditambahkan zat antioksidan dan zat pengawet. Zat pengawet yang
sering digunakan ialah nipagin 0,12 % - 0,18 % dan nipasol 0,02 % - 0,05 %. (Anief,
1999)
Kualitas dasar krim adalah :
a. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam
kamar.
b. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi
lunak dan homogen, sebab selep digunakan untuk kulit yang teriritasi.
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
c. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah Yang paling mudah
dipakai dan dihilangkan dari kulit seperti krim.
d. Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar salep padat
atau cair pada pengobatan. (Anief, 1994)
2.3. Betametason
Betametason adalah obat kortikosteroid yang mengandung fluor, mempunyai
daya kerja yang besar. Akan tetapi penggunaan obat kortikosteroid yang mengandung
fluor dalam jangka waktu lama, dapat menyebabkan pelebaran kapiler dan pembuluh
nadi halus yang bersifat permanen sampai terjadi atropi kulit. Salep hidrokortison 1 %
sangat efektif untuk digunakan dalam jangka waktu lama.
Betametason dalam bentuk krim biasanya merupakan senyawa Betametason
Valerat. Indikasi dari krim ini adalah alergi dan peradangan lokal. Pengobatan
dilakukan dengan mengoleskan tipis pada kulit 2 3 kali sehari. (Sartono, 1991)
2.3.1. Sifat Fisika Kimia
CH2OH
C=O
CH3
OH
OH
CH3
H
CH3
Rumus molekul
: C22H29FO5
Berat molekul
: 392,47
Nama kimia
: 9-Fluoro-11,17,21-trihidroksi-16-metilpregna-1,4-diena3,20-dion
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
Pemerian
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam aceton dan
dalam kloroform; larut dalam etanol; sukar larut dalam eter
dan benzen. (Ditjen POM, 1995)
kemudian disemprot dengan suatu pereaksi, yang akan menimbulkan bercak berwarna
setelah bereaksi dengan cuplikan. Maka noda larutan uji akan menunjukan warna dan
harga Rf yang sama dengan noda larutan baku. (Gritter, 1991)
2.3.2.2. Uji Kuantitatif
Pengujian kuantitatif dari krim Betametason dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
Kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor
yang sensitif telah menyebabkan perubahan kromatografi kolom cair menjadi suatu
sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi. Metode ini dikenal
sebagai kromatografi cair kinerja tinggi. Dengan teknologi ini kromatografi dalam
banyak hal dapat menghasilkan pemisahan yang sangat cepat seperti pada
kromatografi gas, dengan keunggulan zat zat yang tidak menguap atau tidak tahan
panas dapat dikromatografi tanpa peruraian atau tanpa perlunya membuat derivat
yang dapat menguap. (Dirjen POM, 1995)
Pada kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) menggunakan pelarut atau fase
gerak yang mempunyai sifat seperti :
Murni, tanpa cemaran.
Tidak bereaksi dengan kemasan.
Sesuai dengan detektor
Dapat melarutkan cuplikan
Mempunyai viskositas rendah
Memungkinkan
memperoleh
kembali
cuplikan
dengan
mudah,
diperlukan.
Harganya wajar. (Johnson,1991)
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
jika
Pada dasarnya alat kromatografi cair terdiri dari sistem pompa, sistem penyuntik,
tendon pelarut, kolom kromatografi, detektor, penguat sinyal dan perekam.
1. Sistem pompa
Pompa harus dibuat dari bahan yang lembam terhadap semua bahan pelarut.
Bahan yang umum digunakan adalah gelas, baja nirkarat, teflon dan batu
nilam. Pompa harus mampu menghasilkan tekanan sampai 5000 psi pada
kecepatan sampai 3 ml/menit. (Munson,1991)
2. Pipa
Pipa merupakan penyambung seluruh bagian sistem. Garis tengah dalam pipa
sebelum penyuntik tidak berpengaruh, hanya saja harus lembam dan tahan
tekanan serta mampu melewati pelarut dengan volume yang memadai. Tetapi
garis tengah dan panjang pipa setelah penyuntikan sangat menentukan sistem
penyuntik. (Munson,1991)
3. Sistem penyuntik
Teknik penyuntikan harus dilakukan dengan cepat untuk mencapai ketelitian
maksimum analisis kuantitatif. Yang terpenting sistem harus dapat mengatasi
tekanan balik yang tinggi tanpa kehilangan terokan. Pada saat pengisian
terokan, terokan dialirkan melewati lekuk dan kelebihanya dikeluarkan ke
pembuang. Pada saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase gerak mengalir
melewati lekuk ke kolom. (Munson,1991)
4. Tendon pelarut
Tendon pelarut atau fase gerak mempunyai ciri yaitu bahan tendon harus
lembam terhadap berbagai fase gerak berair dan tak berair. Sehingga baja anti
karat jangan dipakai pada pelarut yang mengandung ion halida dan jika harus
bertekanan, hindari menggunakan gelas. Daya tampung tendon harus lebih
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
besar dari 500 ml Yang dapat digunakan selama 4 jam untuk kecepatan alir
yang umumnya 1 2 ml/menit. (Munson,1991)
5. Kolom kromatografi
Kolom merupakan jantung kromatografi. Keberhasilan atau kegagalan analisis
bergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Kolom dapat
dibagi menjadi dua kelompok :
a. Kolom analitik ; garis tengah - dalam 2-6 mm. panjang bergantung
pada jenis kemasan, untuk kemasan partikel biasanya panjang kolom
50 100 cm, untuk kemasan mikropartikel berpori biasanya 10 30
cm
b. Kolom preparatif ; umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar
dan panjang 25 100 cm. (Johnson, 1991)
Dalam hal ini dianjurkan untuk memasang penyaring m dijalur antara
penyuntik dan kolom, untuk menahan partikel yang dibawa fase gerak atau
terokan. Selama penggunaan penyaring ini sering tersumbat dan perlu diganti.
Hal ini dapat memperpanjang umur kolom. (Munson,1991)
6. Detektor
Detektor KCKT
memberi tanggapan kepada terokan, kepekaan tinggi, hasilnya tiner ulang dan
tanggapanya dapat diramalkan. Selain itu harus memberi tanggapan linier
terhadap rentang jumlah terokan yang lebar serta harus tegar dan tidak
terpengaruh oleh perubahan suhu atau komposisi fase gerak. (Munson,1991)
Detektor yang merupakan tulang punggung kromatografi cair kecepatan tinggi
modern (KCKT) ialah detektor UV 254 nm. Detektor UV-tampak dengan
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
2.4.2. Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses
pembuatan krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain
yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratanya harus homogen, sehingga
krim yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada
kulit. Alat yang digunakan untuk pengujian homogenitas adalah roller mill, colloid
mill, homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tak larut dalam
basis maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui
homogenizer atau mill pada temperatur 30 40 oC. Krim harus tahan terhadap gaya
gesek yang timbul akibat pemindahan produk maupun akibat aksi dari alat pengisi.
(Anief, 1995)
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
2.4.3. Stabilitas
Stabilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk
bertahan dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan
penggunaan, sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat
produk dibuat. (Dirjen POM, 1995)
Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap
batch obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan
meskipun sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan
sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa, cara cara penyimpanan yang perlu
dicantumkan dalam label. ( Lachman, 1994 )
Ketidakstabilan formulasi dapat dideteksi dengan pengamatan pada perubahan
penampilan fisik, warna, bau, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan
perubahan kimia yang terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisi kimia. ( Anshel,
1989 )
2.4.4. pH
Harga pH merupakan harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH
meter) yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu
mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektroda indikator yang peka
terhadap aktifitas ion hidrogen, elektroda kaca, dan elektroda pembanding yang sesuai
seperti elektroda kalomel atau elektrode perak perak klorida. Pengukuran dilakukan
pada suhu 25o 2o, kecuali dinyatakan lain dalam masing masing monografi.
(Dirjen POM, 1995)
2.4.5. Penetapan kadar zat aktif
Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCKT). Krim Betametason mengandung Betametason Valerat tidak kurang
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket. (Dirjen
POM, 1995)
2.4.6. Keseragaman sediaan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan menggunakan dua metode,
yaitu keragaman bobot dan keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk
sediaan yang mengandung suatu zat aktif dan sediaan yang mengandung dua atau
lebih zat aktif.
Persyaratan keragaman bobot diterapkan pada produk yang mengandung zat
aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50 % atau lebih, dari bobot satuan sediaan.
Keseragaman dari zat aktif lain, jika dalam jumlah kecil ditetapkan dengan
persyaratan keseragaman kandungan. (Dirjen POM, 1995)
Krim betametason mengandung 0,1 % zat aktif. Karena zat aktifnya kurang
dari 50 % maka keseragaman sediaan ditentukan dengan keseragaman kandungan.
2.4.7. Penandaan
Penandaan berisi informasi yang lengkap dan objektif yang dapat menjamin
penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman. Panandaan adalah keterangan yang
lengkap mengenai obat jadi, khasiat, keamanan serta cara penggunaanya, tanggal
kadaluarsa bila ada, yang dicantumkan pada etiket, brosur dan kotak yang disediakan
pada obat jadi. Seperti tanggal kadaluarsa merupakan waktu yang menunjukan batas
terakhir obat masih memenuhi syarat baku dan dinyatakan dalam bulan dan tahun,
yang harus dicantumkan pada etiket. (Anief, 1999)
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat alat
Peralatan HPLC
Alat alat gelas yang diperlukan
Botol akuades
Botol akuabides
Neraca analitik
Kertas saring
Filter 0,45 m
Batang pengaduk
pH meter
Tissu
Pipet volum
Mat pipet
3.1.2. Bahan bahan
Akuades
Akuabides
Metanol
Asetonitril
Krim Betametason
Es batu
Asam asetat glasial
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
3.2.3. pH
Alat
: pH meter
Merk
: Metrohm
Type
: 691 Swiss
Prosedur
Ditimbang
seksama
sejumlah
tertentu
massa
krim
betametason,
Merk
: Sartorius
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
Type
: AC 2118
Prosedur
Pelarut
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
Disuntikan sejumlah volume yang sama ( 10 m ) larutan baku dan larutan uji
kedalam injection port. Diukur respon puncak utama. Dihitung kadar sampel
betametason dengan rumus : C = (
Dimana
Ru
)
Rs
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1. Hasil
Dari evaluasi terhadap mutu krim betametason 0,1 % diperoleh data data
sebagai berikut :
Awal pengisian krim
Hasil
No
Evalusai mutu
Syarat
1.
Pemerian
halus, berwarna
halus, berwarna
halus, berwarna
khusus 5 gram
khusus 5 gram
khusus 5 gram
2.
Homogenitas
Homogen
Homogen
Homogen
3.
Stabilitas krim
Tidak memisah
Tidak memisah
Tidak memisah
4.
pH
6,41 7,40
6,87
6,72
5.
90,0 110,0 %
104,47 %
103,83 %
5,03 gram
5,05 gram
0,06 %
0,09 %
aktif
6.
Kesaragaman bobot
Simpangan baku
Maksimum 3 %
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
relatif
4.1.2. Pembahasan
Evaluasi mutu betametason krim 0,1 % dilakukan terhadap dua batch yaitu
batch 028079T (A) dan 028080T (B). Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui
bahwa mutu betametason krim 0,1 % produksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Pemerian untuk krim betametason yaitu krim lunak, halus dan berwarna putih.
Hal ini sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia Edisi IV.
Untuk homogenitas dan stabilitas juga sesuai dengan persyaratan yaitu homogen dan
tidak memisah.
Nilai pH pada batch A 6,87 dan pada batch B 6,72. perbedaan diantara
keduanya mungkin dikarenakan penimbangan masing masing sampel, yang tidak
tepat sama 3 gram dan perbedaan homogenitas. Tetapi, walaupun demikian krim
betametason yang diproduksi masih memenuhi persyaratan yaitu berada pada rentang
nilai 6,41 7,40.
Keseragaman bobot dan simpangan baku relatif hasilnya juga berbeda antara
kedua batch. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan bobot tube kosong yaitu tidak tepat
sama 2 gram dan bobot betametason dalam tube tidak tepat 5 gram. Walaupun
demikian bobot krim betametason dalam tube memenuhi persyaratan yang ditetapkan
PT. Kimia Farma (Perseo) Tbk. Yaitu 5,00 5,17 gram dan simpangan baku relatif
maksimal 3 %.
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
karena sampel yang digunakan tidak tercampur homogen. Bila sampel yang
digunakan homogen, maka dalam pemeriksaan akan memberikan kromatogram yang
bagus ( puncak tidak bercabang / tidak tumpang tindih ).
Dari kedua batch betametason krim 0,1 % produksi PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk yang dilakukan secara KCKT didapatkan bahwa krim betametason
tersebut memenuhi persyaratan kadar sesuai dengan yang tercantum pada persyaratan
Farmakope Indonesia edisi IV yaitu 90,00 % - 110,00 %.
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi terhadap mutu krim betametason 0,1 % produksi
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan, diperoleh hasil yang memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia Edisi IV mulai dari
pemerian, homogenitas, pH, stabilitas, kadar zat aktif, keseragaman kandungan,
simpangan baku relatif dan penandaan.
5.2. Saran
Diharapkan kepada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan agar tetap
menjaga mutu hasil produksinya.
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
Bobot tube
Kosong
kosong + isi
BA
(A)
(B)
(C)
1.
2,1644
7,1817
5,02
2.
2,0547
7,0812
5,05
3.
2,2040
7,2246
5,02
4.
2,1941
7,2240
5,03
5.
2,1871
7,2011
5,02
6.
2,1442
7,1740
5,03
7.
2,1373
7,1742
5,04
8.
2,1440
7,1840
5,04
9.
2,1844
7,2018
5,02
10.
2,1842
7,2117
5,03
50,3 g : 10
10 : 9
5,03 ( D )
1,11
No
( D C )2
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
A. Keseragaman sediaan
a. Persyaratan
b. Hasil
c. Kesimpulan
: Memenuhi syarat
b. Hasil
c. Kesimpulan
: Memenuhi Syarat.
Batch B
Bobot Tube
Bobot tube
Kosong
kosong + isi
BA
(A)
(B)
(C)
1.
2,1048
7,1340
5,03
2.
2,1432
7,1724
5,03
3.
2,1943
7,2116
5,02
4.
2,1621
7,1832
5,02
5.
2,1587
7,1015
5,05
6.
2,1141
7,1344
5,02
7.
2,1630
7,2112
5,05
8.
2,1632
7,1923
5,03
9.
2,1417
7,1918
5,05
10.
2,1115
7,1623
5,05
50,35 g : 10
19 : 9
5,03 ( D )
2,11
No
( D C )2
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
A. Keseragaman sediaan
d. Persyaratan
e. Hasil
f. Kesimpulan
: Memenuhi syarat
e. Hasil
f. Kesimpulan
: Memenuhi Syarat.
= 2165011
Rs
= 2082946
Kadar BPFI
= 100,41 %
Kadar
=(
Ru
) x Kadar BPFI
Rs
=(
2165011
) x 100,41 %
2080946
= 104,47 %
Batch B
Ru
= 2151788
Rs
= 2080946
Kadar BPFI
= 100,47 %
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
Kadar
=(
Ru
) x Kadar BPFI
Rs
=(
2151788
) x 103,83 %
2080946
= 103,83 %
Kadar krim betametason 0,1 % produksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi IV yang tidak
kurang dari 90,00 % dan tidak lebih dari 110,00 %.
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009
Alat : pH Meter
Merk : Methrom
Tipe : 691 Swiss
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 % Produksi PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk, 2008.
USU Repository 2009