Disusun oleh:
HANA HANIFAH FADLLAN
P17335114065
Kelompok 9
IA
Pembimbing :
PATIHUL HUSNI, M.SI., Apt.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN FARMASI
2015
TUJUAN PERCOBAAN
sediaan
dan
II.
LATAR BELAKANG
Dalam praktikum ini akan di buat sediaan krim dengan zat aktif Acyclovir. Krim
adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang
dari 60%). (Ansel, 1989) .
Acyclovir adalah salah satu obat antivirus yang digunakan untuk mengobati infeksi
virus seperti varisela zoster dan herpes simpleks. Varisela zoster adalah virus yang
menyebabkan munculnya herpes zoster atau cacar api. Sedangkan virus herpes simpleks
menyebabkan terjadinya penyakit herpes genital dan cold sore atau luka melepuh di sekitar
bibir. Acyclovir sendiri memiliki efek farmakologi berkhasiat spesifik terhadap virus herpes
tanpa menggangu fisiologi sel-sel host nya, mekanisme kerja khas yakni obat baru menjadi
aktif setelah di fosforilasi oleh enzim hymidinkinase yang khusus terdapat dalam sel-sel
yang di infeksi virus.
Dalam praktikum sediaan di buat berupa sediaan krim karena berdasarkan fungsi
kerja Acyclovir sebagai obat antivirus yang berfungsi sebagai obat infeksi virus varisela
zoster yang menyebabkan munculnya herpes zoster dimana virus bekerja menginfeksi
mulut/jaringan mukosa sedangkan cara kerja krim berlangsung pada jaringan setempat
sehingga aktivitas Acyclovir sebagai obat herpes dapat bekerja dengan baik dan pasien tetap
nyaman dalam penggunaan nya selain itu sediaan krim praktis di gunakan dan mudah di
cuci dengan air untuk krim tipe m/a .
Efek samping Acyclovir umumya dapat ditoleransi dengan baik. Asiklovir topikal
dalam larutan polietilen glikol dapat menyebabkan iritasi mukosa dan rasa terbakar bila
dioleskan pada lesi genital. Penggunaan acyclovir selama 5 tahun untuk terapi supresi herpes
genitalis dinyatakan aman. Tidak terlihat peningkatan cacat bawaan pada wanita hamil yang
menggunakan asiklovir. 3
Beberapa pasien melaporkan mual, muntah dan pusing, tetapi efek samping ini
jarang sampai memerlukan penghentian pengobatan. Acyclovir dapat mengendap di tubuli
renal bila dosis yang diberikan sangat berlebihan atau pada pasien dehidrasi. Keadaan ini
dapat menyebabkan penurunan bersihan kreatinin. Pada pasien dengan bersihan ginjal yang
kurang, dapat timbul efek samping yang berikut ini : ensefalopati disertai letargi, tremor,
halusinasi, kejang dan koma. 2
Acyclovir juga dapat menimbulkan efek samping diantaranya : kelelahan, nyeri
terutama pada sendi, rambut rontok, perubahan daya lihat. Sedangkan efek samping yang
lebih serius diantaranya : bintik-bintik merah yang bengkak dan gatal, ruam atau kulit
melepuh,gatal,sulit bernafas atau sulit menelan,pembengkakan pada wajah, tenggorokan,
lidah,
mata,
tangan,
kaki,
pergelangan
kaki
atau
tungkai
bawah,serak,jantung
III.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Acyclovir
Zat Aktif
Struktur
Acyclovir
C8H11N5O3
(Fi v, hlm 173)
Titik lebur
Pemerian
Kelarutan
Stabilita
Inkompabilitas
Keterangan lain
Penyimpanan
Kadar penggunaan
2. Adeps lanae/Lanolin
Zat Aktif
Adeps lanae / lanolin
Struktur
Tidak di temukan pada FI V, HOPE 6th , USP , NF, BF,
Rumus molekul
Martindale, ncbi.nlm.nih.gov
Tidak di temukan pada FI V, HOPE 6th , USP , NF, BF,
Martindale, ncbi.nlm.nih.gov
Titik lebur
Pemerian
Kelarutan
penyimpanan
berkepanjangan
paparan
pemansan
dapat
yang
berlebihan
menyebabkan
atau
lanolin
Keterangan lain
Penyimpanan
Basis Krim
(HOPE 6th, hlm 379)
Harus di simpan pada wadah penuh , wadah tertutup baik
terlindung dari cahaya , sejuk dan kering , jangka waktu 2
tahun.
(HOPE 6th, hlm 380)
Kadar penggunaan
3. Asam stearat
Zat Aktif
Struktur
Asam stearate
Tidak di temukan pada FI V, HOPE 6th , USP , NF, BF,
Rumus molekul
Martindale, ncbi.nlm.nih.gov
Tidak di temukan pada FI V, HOPE 6th , USP , NF, BF,
Martindale, ncbi.nlm.nih.gov
Titik lebur
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Inkompabilitas
Keterangan lain
Emulgator
Penyimpanan
Kadar penggunaan
4. Parafin cair
Zat Aktif
Struktur
Parafin cair
Tidak di temukan pada FI V, HOPE 6th , USP , NF, BF,
Rumus molekul
Martindale, ncbi.nlm.nih.gov
Tidak di temukan pada FI V, HOPE 6th , USP , NF, BF,
Titik lebur
Pemerian
Martindale, ncbi.nlm.nih.gov
(Fi v , hlm 869)
Cairan berminyak, jernih, tidak berwarna, bebas atau praktis
bebas dari fluoresensi. Dalam keadaan dingin tidak berbau,
tidak berasa dan jika dipanaskan berbau minyak tanah lemah
Kelarutan
Stabilita
Inkompabilitas
Keterangan lain
Penyimpanan
tempat yang sejuk dan kering. (HOPE 6th 2009, hal. 446)
Tidak tahan dengan oksidator kuat. (HOPE 6th 2009, hal. 446)
Sebagai zat aktif
Dalam wadah tertutup rapat dan hindarkan dari panas berlebih.
(FI V , Hlm 869)
Kadar penggunaan
5. Na EDTA
Zat Aktif
Na EDTA
Struktur
Kelarutan
Stabilita
Inkompabilitas
Keterangan lain
Penyimpanan
Pengkompleks
Dalam wadah tertutup rapat
(HOPE 6th, Hlm 243)
Kadar penggunaan
0.5 %
(HOPE 6th, Hlm 243)
6. TEA
Zat
TEA
Sinonim
(HOPE 6th , hlm 755)
Struktur
Kelarutan
aseton larut
benzene 1 : 24 bagian
karbon tetraklorida
etil eter 1 di 36 bagian
methanol larut
air larut
(HOPE 6th , hlm 755)
Stabilitas
Keterangan lain
Penyimpanan
Kadar penggunaan
7. Methylparaben
Zat
Methylparaben
Sinonim
ester;
metagin;
parahydroxybenzoas;
Methyl
methyl
Chemosept;
p-hydroxybenzoate;
methylis
Methyl
Struktur
C8H8O3.
(HOPE 6th 2009, hal. 443)
Titik lebur
125128oC
(HOPE 6th 2009, hal. 443)
Pemerian
Kelarutan
Etanol 95% 1 : 3
Eter
1 : 10
Gliserin
1 : 60
Propilenglikol
Air
1:5
1 : 400
(HOPE 6th 2009, hal. 443)
Stabilita
Inkompabilitas
dengan
adanya
surfaktan
nonionic.
Tidak
Keterangan lain
Penyimpanan
Kadar penggunaan
8. Propilparaben
Zat
Prophylparaben
Sinonim
butex;
parahydroxybenzoas;
Propyl
Chemosept;
propyl
phydroxybenzoate;
propylis
Propyl
C10H12O3
(HOPE 6th 2009, hal. 596)
Titik lebur
95o-99oc
(HOPE 6th 2009, hal. 596)
Pemerian
Kelarutan
1:5,6; mudah larut dalam eter 1:10; gliserin 1:250; larut dalam
minyak mineral 1:3330; larut dalam minyak kacang 1:70;
propilenglikol 1:3,9; air 1:2500 dan 1:4350(dalam suhu 15oc)
serta 1:225 (dalam suhu 80oc).
(HOPE 6th 2009, hal. 597)
Stabilita
Inkompabilitas
Keterangan lain
Penyimpanan
Kadar penggunaan
Agidol;
BHT;
2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol;
butyl-hydroxytoluene;
butylhydroxytoluenum;
Dalpac;
CP;Nipanox
BHT;OHS28890;Sustane;Tenox
C15H24O.
(HOPE 6th, hal. 75)
Titik lebur
700c.
(HOPE 6th, hal. 75)
Pemerian
Kelarutan
Stabilita
Inkompabilitas
Kegunaan: antioksidan.
(HOPE 6th, hal. 75)
Penyimpanan
Kadar penggunaan
0,5-1,0%
(HOPE 6th, hal. 75)
10. Gliserin
Zat
Sinonim
Struktur
C3H8O3
(FI V Hal 498)
Titik lebur
Pemerian
Kelarutan
Stabilita
Inkompabilitas
Keterangan lain
pelarut,pemanis,cosolvet
Penyimpanan
Kadar penggunaan
11. Aquadest
Zat
Aqua
(HOPE 6th hal 766-770)
Sinonim
Struktur
H2O
Titik lebur
00 C
(HOPE 6th hal 766)
Pemerian
Kelarutan
Inkompabilitas
Keterangan lain
Penyimpanan
tertutup
dengan baik.
(HOPE 6th hal 766)
Kadar penggunaan
IV.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi krim
krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air
tidak kurang dari 60%). (ansel, 1989)
Penggolongan krim
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asamasam
lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih
ditujukan untuk pemakain kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk
pemberian obat melalui vaginal. Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air (m/a) dan
krim tipe air dalam minyak (a/m). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis
dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe a/m digunakan sabun polivalen, span, adeps
lanae, kolsterol dan cera. Sedangkan untuk krim tipe m/a digunakan sabun monovalen,
seperti trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu juga
dipakai tween, natrium lauryl sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, cmc dan
emulygidum.
Kestabilan krim akan terganggu/ rusak jika sistem campurannya terganggu, terutama
disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah
satu fase secara berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain.
Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya yang cocok dan
dilakukan dengan teknik aseptic. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka
waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan metil paraben (nipagin)
dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propil paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga
0,05%. Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk,
penandaan pada etiket harus juga tertera obat luar.
Bahan-bahan penyusun krim
Formula dasar krim, antara lain :
fase minyak, yaitu bahan obat dalam minyak, bersifat asam
Contoh : asam asetat, paraffin liq, octaceum,cera, vaselin, dan lain-lain.
fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.
contoh : natr, tetraborat (borax, na. Biborat), tea, naoh, koh, gliserin, dll
Bahan bahan penyusun krim, antara lain :
zat berkhasiat
minyak
air
pengemulsi
Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan
sifat krim yang akan dibuat/dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan
emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil alcohol, stearil alcohol, trietanolalamin stearat,
polisorbat, peg.
Kelebihan dan kekurangan krim
Kelebihan dari sediaan krim yaitu:
1. Mudah menyebar rata.
2. Praktis.
3. Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipe m/a (minyak dalam
air).
4. Cara kerja langsung pada jaringan setempat.
5. Tidak lengket, terutama pada tipe m/a (minyak dalam air). Bahan untuk
pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun, sehingga
pengaruh absorpsi biasanya tidak diketahui pasien.
6. Aman digunakan dewasa maupun anakanak.
7. Memberikan rasa dingin, terutama pada tipe a/m (air dalam minyak).
8. Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada bayi, pada
fase a/m (air dalam minyak) karena kadar lemaknya cukup tinggi.
9. Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim kuku, dan
deodorant.
10. Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan
kulit berminyak.
Kekurangan dari sediaan krim yaitu:
1. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m (air dalam minyak)
karena terganggu system campuran terutama disebabkan karena perubahan suhu
dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara
berlebihan atau pencampuran 2 tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tersatukan.
2. Susah dalam pembuatannya, karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas.
3. Mudah lengket, terutama tipe a/m (air dalam minyak).
4. Mudah pecah, disebabkan dalam pembuatan formulanya tidak pas.
5. Pembuatannya harus secara aseptik.
Metode pembuatan krim
pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan proses emulsifikasi. Biasanya
komponen yang tidak bercampur dengan air seperti minyak dan lilin dicairkan bersama-sama
di penangas air pada suhu 70-75c, sementara itu semua larutan berair yang tahan panas,
komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen lemak.
Kemudian larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan ke dalam campuran lemak yang
cair dan diaduk secara konstan, temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk mencegah
kristalisasi dari lilin/lemak. Selanjutnya campuran perlahan-lahan didinginkan dengan
pengadukan yang terus-menerus sampai campuran mengental. Bila larutan berair tidak sama
temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan menjadi padat, sehingga
terjadi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair (munson, 1991).
Stabilitas sediaan krim
Sediaan krim dapat menjadi rusak bila terganggu sistem campurannya terutama
disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi karena penambahan salah satu
fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak
tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui
pengencer yang cocok. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu
bulan.
V.
PENDEKATAN FORMULA
No
Nama Bahan
Jugah
Kegunaan
5 % b/b
Zat aktif
Emulgator
.
1
Acyclovir
Acid stearic
Triethanolamin
1,35 % b/b
Adeps lanae
2,7 % b/b
Paraffin liquid
22,5 % b/b
Na2EDTA
0,05 % b/b
Methyl paraben
0,08 % b/b
Propyl paraben
0,02 % b/b
BHT
0,01 % b/b
10
Gliserin
5 % b/b
11
Aquadest
50,29 % b/b
VI.
13 % b/b
SPESIFIKASI SEDIAAN
1. Bentuk sediaan
Krim
VII.
2. Warna
Putih
3. Bau
Bau khas
4. Kadar sediaan
5 % b/b
5. Volume sediaan
5 g / tube
6. Viskositas sediaan :
10.000-20.000 cPas
7. pH sediaan
DOSIS
x 25 g) = 26,25 g 30 g
Penimbangan bahan :
No
.
1
Nama Bahan
5g
100 g
Acyclovir
Acid stearic
Jumlah
13 g
100 g
x 30 g = 3,9
x 30 g = 1,5 g
+ 20 %
20 g
3,9 g + ( 100 g
x 3,9 g) = 4,68 g
Triethanolamin
1,35 g
100 g
x 30 g =
0,405 g
20 g
0,405 g + ( 100 g
0,468 g
x 0,405 g ) =
Adeps lanae
2,7 g
100 g
x 30 g = 0,81
g
Paraffin liquid
22,5 g
100 g
20 g
0,81 g + ( 100 g
x 0,81 g ) =
0,972 g
x 30 g =
20 g
6,75 g + ( 100 g
x 6,75 g ) = 8,1 g
6,75 g
Na2EDTA
0,05 g
100 g
x 30 g =
0,015 g
Methyl paraben
0,08 g
100 g
x 30 g =
0,024 g
Propyl paraben
0,02 g
100 g
x 30 g =
0,006 g
0,01 g
100 g
BHT
x 30 g =
0,003 g
10
Gliserin
5g
100 g
x 30 g = 1,5
20 g
0,015 g + ( 100 g
x 0,015 g ) =
0,18 g
20 g
0,024 g + ( 100 g
x 0,024 g ) =
0,029 g
20 g
0,006 g + ( 100 g
x 0,006 g ) =
0,007 g
20 g
0,003 g + ( 100 g
x 0,003 g ) =
0,004 g
20 g
1,5 g + ( 100 g
x 1,5 g ) = 1,8 g
11
Aquadest
50,29 g
100 g
x 30 g =
15,087 g
Total basis yang akan
ditimbang setelah
28,5 g
dilebur
IX.
PROSEDUR PEMBUATAN
Prosedur pembuatan
1. Pembuatan air bebas CO2
- Sejumlah air di panaskan hingga mendidih
- Lalu diamkan selama 30 menit
- Kemudian di tutup dan di didihkan
20 g
15,087 g + ( 100 g
18,1 g
x 15,087 g ) =
2. Penimbangan
- Timbang asiklovir sebanyak 1,5 g di atas timbangan analitik dengan menggunakan
-
kertas perkamen
Timbang methyl paraben sebanyak 0,029 g di atas timbangan analitik dengan
kertas perkamen
Timbang acid stearic sebanyak 4,68 g di atas timbangan analitik dengan
cawan penguap
Timbang gliserin sebanyak 1,8 g di atas timbangan analitik denan menggunakan
cawan penguap
Ukur aquadest dengan gelas ukur 100 ml sebanyak 18 ml
aquades 18 ml
Tambahkan Na EDTA (0,018 g) dan TEA ( 0,486 g ), panaskan pada suhu 60 o-
X.
Evaluasi
Jumla
No
Jenis evaluasi
1.
FISIKA
Prinsip evaluasi
h
sampel
1.1.
Organo
leptik
Uji pH
1.2.
1 tube
Hasil
pengamatan
Bau: bau khas
Warna: putih
Syarat
Bau: bau
khas
Warna: putih
Di lakukan dengan
pH meter yang
telah di kalibrasi,
pengukuran di
lakukan pada suhu
25oC kecuali di
nyatakn lain pada
masing-masing
monografi
1 tube
pH sediaan = 7
pH sediaan =
7
1.3.
Penentuan
Viskositas
kekentalan sediaan
menggunakan
1 tube
16000 cPs
viskometer
1.4.
Penent
10.000
20.000 cPs
stromrer
Di gunakan dengan
uan tipe
uji
pewarnaan,
emulsi
dengan
terdispersi
seragam
pada
1 tube
Minyak
dalam air
( M/A )
dengan
pewarna
larut
minyak
akan
terdispersi seragam
1.5.
Homog
enitas
pada emulsi
Di lakukan
berdasarkan jumlah
partikel dengan
pengambilan
Partikel
sampel ( di
berukuran
tentukanmengguna
kan mikroskop
1 tube
Homogen
seragam
merata dan
terdistribusi
merata
lakukan atau
membutuhkan
waktu di tentukan
1.6.
Penent
uan ukuran
secara visual
Menentukan
ukuran globul rata-
1 tube
Dispensasi
Ukuran
globul
globul
rata dan
berkisar 0,1-
distribusinya dalam
10 mm dan
selang waktu
mengikuti
tertentu dengan
distribusi
menggunaka
normal
mikroskop
(Farmasi
Fisika hlm.
1.7.
Isi
minimum
Ambil contoh
1 tube
144).
tube Volume
Bobot
kosong = 2,057 g
uji, hilangkan
Bobot
sediaan = 6,713 g
mempengaruhi
botol/tube pada
4,5 g
yang tertera
keluarkan bersih
pada etiket,
tube
bersih rata-
dan keringkan,
dan volume
timbang satu
bersih dari
persatu keluarkan
masing-
isi secara
masing
kuantitatif dari
wadah tidak
masing-masing
kurang dari
wadah, potong
90% dari
jumlah
dengan pelarut
seperti tertera
sesuai, hati-hati
pada etiket,
pada etiket
tertera
terpisah, keringkan
volume
kurang dari
60 g / 60 ml
sehingga
volume
bersih rata-
rata dari 10
wadah tidak
kurang dari
90% dari
jumlah
sepserti yang
tertera pada
Mengukur
etiket
Bahan aktif
pelepasan
pelepasan bahan
di nyatakan
bahan aktif
mudah
terlepas dari
mengukur
sediaan
konsentrasi zat
apabila waktu
tunggu
penerima dalam
( waktu
waktu tertentu
pertama kali
1.8.
Uji
zat aktif di
1 tube
Dipensasi
temukan
dalam cairan
penerima )
semakin kecil
dalam hal ini
tergantung
pembawa
penambah
komponen 10
jenis cairan
1.9.
1 tube
Dispensasi
penerima
Vield volue
Uji
Menguji difusi
difusi zat
antar 100-
aktif
sediaan krim
1000
menggunakan
dines/cm3
menunjukkan
dengan cara
kemampuan
mengukur
untuk mudah
konsentrasi bahan
tersebar nilai
di bawah ini
menunjukkan
tertentu
sediaan
terlalu lunak
dan
mudahmenca
ir. Di atas
nilai tersebut
menunjukkan
selalu keras
dan tidak
dapat tersebar
2.
KIMIA
2.1.
Identifikasi zat
aktif
1 tube
Dispensasi
Positif
1 tube
Dispensasi
Dispensasi
klorida campuran
2.2. penetapan
berwarna
Timbang seksama
2 g masukkan ke
dalam labu,
tambahkan 40 ml
natrium hidroksida
1 N dan didihkan
perlahan lahan
dalam refluks
selama 2 jam tipa
ml 1 N setara
dengan 152,2 mg
(C8H2O3)
3.
BIOLOGI
3.1.
Uji
Dalam pengujian di
lakukan dalam tiap
Sesuai yang
efektifitas
tercantum
pengawet
volume mencukupi
pada tabel 3
(nilai angka
tusuk secara
aseptik dalam
1 tube
Dispensasi
paling
mungkin
mikroba
wadah bakteriologi
dapat dilihat
berukuran cukup
pada FI V
untuk sediaan
hal. 1327 )
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini di buat sediaan krim dengan zat aktif Acyclovir yang memiliki
sifat kelarutan Larut dalam asam klorida encer; sukar larut dalam air; tidak larut dalam
etanol. (FI V, 2014) .
Acyclovir sebagai zat aktif dalam sediaan ini dibuat dalam bentuk krim dengan tujuan
bahan yang di absorsi tidak cukup beracun, kemudian memberikan rasa dingin , cara kerja
krim berlangsung pada jaringan setempat sehingga aktivitas Acyclovir sebagai obat herpes
dapat bekerja dengan baik dan pasien tetap nyaman dalam penggunaan nya
Pada pembuatan krim terdapat fase minyak dan fase air dimana dalam hal ini yang
termasuk dalam fase air adalah Na EDTA, TEA sedangkan untuk yang termasuk fase minyak
adalah paraffin liquid, BHT, asam stearat , adeps lanae maka di butuhkan emulgator yang
berfungsi untuk menstabilkan dua fase tersebut yang dalam hal ini kami menggunakan asam
stearat dan TEA.
Sediaan di buat berupa sediaan krim tipe m/a, Krim m/a (vanishing cream) yang
digunakan melalui kulit akan hilang tanpa bekas, sehingga bekas cacar api tidak terlihat .
Pada sediaan mengandung fase minyak yang mudah teroksidasi dan akan menyebabkan
sediaan berbau tengik maka dari itu di tambahkan antioksidan yaitu BHT. BHT sebagai
antioksidan praktis tidak larut dalam air namun larut dalam minyak mineral maka BHT di
larut kan ke dalam paraffin liquid . Kemudian selain itu paraffin berfungsi sebagai emolien
atau pelembab agar kulit tidak kering setelah penggunaan . Kemasan atau wadah sediaan
menggunakan tube yang terbuat dari alumunium (logam) yang dapat bereaksi dengan sediaan
dalam hal ini di butuhka pengkompleks yang di pilih adalah Na EDTA. Kemudian sediaan di
gunakan untuk penggunaan multiple dose dan mengandung air sebagai medium pertumbuhan
mikroba maka di tambahkan propil paraben dan metilparaben sebagai anti mikroba.
Pada parktikum ini di buat sediaan krim dengan tipe m/a dengan basis yang di
gunakan adalah adeps lanae yang merupakan dasar salep serap, dan merupakan zat berupa
lemak yang dimurnikan diperoleh dari bulu domba yang dibersihkan dan dihilangkan warna
dan baunya.
Pada prosedur pembuatan nya kami menggunakan metode triturasi, metode ini di pilih
karena stablitas zat aktif terhadap panas tidak di ketahui sehingga di khawatirkan zat aktif
tidak tahan pemanasan , maka dari itu di pilihlah metode triturasi dimana zat aktif di
masukkan terakhir atau tidak ikut di leburkan.
Pada praktikum ketika fase minyak dan fase air di masukkan ke dalam mortir yang
telah di hangat kan sebelum nya setelah di gerus dengan kuat sediaan menjadi tidak
bercampur , kami beranggapan bahwa hal tersebut (gerus kuat) menyebabkan sediaan
menjadi pecah dan atas rekomendasi dari pembimbing kami harus mengulang pembuatan
maka kami mengulang nya namun hal sama terjadi walaupun pada saat pembuatan nya
sediaan tidak di gerus dengan kuat ternyata setelah di cek dan di periksa hal ini di
mungkinkan karena mortir yang masih dalam keadaan hangat sehingga sediaan tidak menjadi
sediaan krim , maka dalam pembuatan krim perlu di perhatikan keaadan suhu mortir dan cara
menggerus yang konsisten sehingga sediaan tidak pecah , hasil akhir dari sediaan krim kami
terbentuk setelah penggerusan yang konsisten
XI.
KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut ::
No
Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
5 % b/b
Zat aktif
Pengawet
.
1
Asiklovir
Methyl paraben
0,08 % b/b
Propyl paraben
0,02 % b/b
Acid steraric
13 % b/b
TEA
1,35% b/b
Adeps lanae
2,7 % b/b
BHT
0,01 % b/b
8
9
Paraffin liquid
Na EDTA
22,5 % b/b
0,05 % b/b
10
Gliserin
5 % b/b
11
Aquadest
55,29 % b/b
XIII. LAMPIRAN
ETIKET
KEMASAN SEKUNDER
BROSUR
VIRAXINKrim
Acyclovir
Komposisi :
Acyclovir...................500 mg
Indikasi
Pengobatan infeksi virus herpes simplex pada kulit dan
selaput lendir, termasuk herpes genitalis dengan yang
inisial dan rekure.
Cara Penggunaan
Topikal
Aturan Pakai
Setiap 4 jam selama 5 hari.
Viskometer
pH meter, pH sediaan
=7