Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pengelolaan program kesehatan akan lebih efektif jika program
tersebut dikelola dengan baik. Fungsi manajemen yang sangat berperan
adalah fungsi perencanaa dan fungsi pengawasan. Kedua fungsi ini saling
berkaitan satu sama lain. Fungsi pengawasan akan menghasilkan
informasi tentang pelaksanaan kegiatan program yang dibutuhkan untuk
meningkatkan fungsi perencanaan.
Dokter/ dokter gigi sebagai pimpinan organisasi pelayanan
kesehatan, tidak saja dituntut untuk memiliki keterampilan kedokteran
gigi, tetapi juga dituntut memiliki pemahaman dan keterampilan dasar
pelayanan kesehatan masyarakat serta asas-asas manajemen. Sesuai
dengan misi RS dan puskesmas di era otonomi ini, puskesmas dan RS
mempunyai misi mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat
dengan menggunakan pendekatan mangemen.
Khusus untuk program pelayanan keshatan di puskesmas,
upaya pencegahan harus lebih banayak dikembangkan. Di dalam
pelaksanaanya, pimpinan puskesmas perlu lebih banayka bekerja sama
dengan klompok masyarakat yang ada di wilayah kerjanya. Untuk itu,
pimpinan puskesmas harus peka dengan kebutuhan masyarakat sesuai
dengan masalah kesehatan masyarakat yang potensial berkemabang di
wilayah kerjannya masing-masing. Dokter sebagai pimpinan puskesmas
harus mampu motor penggerak kelompok-kelompok masyarakat di
wilayah kerjannya dan mengembangkan program penganggulangan
masalah kesehatan masyarakat. Dengan demikian, misi puskesmas
sebagai unit pelaksanaan teknis pembangunan keshatan di wilayah
kerjanya dapat dilaksanakan secara produktif, efektif dan efisien.

1.2

Rumusan Masalah
1 Apa langkah-langkah dan fungsi manajemen kesehatan ?

Sebutkan dan jelaskan tingkatan manajemen (tugas dan pelaku) di


puskesmas?
3 Apa peran dokter gigi dalam manajemen ?

4
1.3

Apa saja program kerja dalam puskesmas ?


Tujuan

Mampu menjelaskan langkah langkah dan fungsi dari manajemen.

Mampu menjelaskan tingkatan manajemen (tugas dan pelaku) di


puskesmas.

Mampu menjelaskan peran dokter gigi dalam manajemen.

Mampu menjelaskan program kerja puskesmas

MAPPING

Peran Dokter Gigi

Manajemen Kesehatan

Langkah langkah
Manajemen

Program Kesehatan

Tingkatan Manajemen

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam
materi ini hanya akan disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen :
1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya Principles of Management
mengemukan sebagai berikut : manajemen berhubungan dengan
pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang
lain (Management involves getting things done thought and with people).
2. Mary Parker Folllett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
3. George R. Terry dalam bukunya

Principles of Management

menyampaikan pendapatnya : manajemen adalah suatu proses yang


membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun
seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
(Management is a distinct process consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and
followed in order to accomplish predetermined objectives)
4. James A.F. Stoner dalam bukunya Management (1982) mengemukakan
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan
bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain :
-

Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan

Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan


pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan

Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain

Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan


efektif

Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)

Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang
harus dimiliki oleh manajer ( Abdurahman, Arifin, 1973 ).

B. PANDANGAN TERHADAP MANAJEMEN


Untuk mengkaji lebih jauh tentang manajemen, perlu disampaikan beberapa
pandangan tentang manajemen :
a.

Manajemen sebagai suatu sistem


Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai
bagian yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi.

b.

Manajemen sebagai suatu proses


Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada
pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
Manajemen sebagai suatu proses dapat dipelajari dari fungsi-fungsi
manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.

c.

Manajemen sebagai suatu ilmu terapan


Manajemen hanya dapat diterapkan dalam kehidupan yang nyata, dan dalam
menerapkan manajemen, dibantu oleh berbagai cabang ilmu lainnya, seperti ;
komunikasi, sosiologi, ekonomi, psikologi, matematika, dll.

d.

Manajemen merupakan kerjasama sekelompok orang


untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen dapat dipelajari dari proses kerjasama yang berkembang antara
pimpinan dengan staf untuk mencapai tujuan organisasi.

e. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia.


Dalam manajemen, manusia merupakan sumber daya yang paling penting.
Dari sudut pandang ini manajemen dapat dilihat dari perilaku manusia yang
ada dalam organisasi. Di sini dapat ditelaah mengenai aspek kepemimpinan

serta proses dan mekanisme kepemimpinan. Ditinjau dari pengambilan


keputusan dapat dikatakan Management as a decision making process.
f. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah
Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan
masalah yang dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam
organisasi. Secara konkrit dalam organisasi pelayanan kesehatan, seperti yang
dilakukan di Rumah Sakit dan Puskesmas yaitu, identifikasi masalah
perumusan masalah

dilanjutkan dengan langkah-langkah pemecahan

masalah. Melalui tahapan tersebut diharapkan tercapai hasil kegiatan secara


efektif dan efisien.
g. Manajemen sebagai profesi.
Manajemen mempunyai bidang pekerjaan atau bidang keahlian tertentu,
seperti halnya bidang-bidang lain, misalnya profesi di bidang kesehatan, di
bidang hukum, dll.
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan ada tiga alasan mendasar,
mengapa manajemen diperlukan, yaitu :
1)

Untuk mencapai tujuan organisasi.


Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga tujuan
individu yang ada dalam organisasi tersebut.

2)

Untuk

menjaga

keseimbangan

diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk


menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran dan kegiatan yang bertentangan
dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi, seperti ; pimpinan,
pegawai, pelanggan, serikat kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah
daerah), dll.
3)

Untuk
efektivitas.

mencapai

efisiensi

dan

Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan

dengan benar, sedangkan efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih


tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan ( Abdurahman, Arifin, 1973 ).

C. FUNGSI MANAJEMEN
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa manajemen sebagai suatu proses
dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer.
Banyak ahli manajemen yang menyampaikan tentang fungsi manajemen ini,
namun pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu
dengan lainnya saling melengkapi. Para ahli manajemen, antara lain ; George
Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt ODonnel mengemukakan tentang fungsi
manajemen sebagai berikut :
PERBANDINGAN FUNGSI MANAJEMEN
George Terry

L. Gullick

H. Fayol

Koonzt ODonnel

Planning

Planning

Planning

Planning

Organizing

Organizing

Organizing

Organizing

Actuating

Staffing, Directing,
Coordinating

Commanding,
Coordinating

Staffing,
Directing

Controlling

Reporting

Controlling

Controlling

Budgeting
Dari keempat ahli manajemen tersebut, ternyata banyak kesamaan, dan
secara garis besar dapat dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning),
fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing,
commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian
(controlling, reporting) ( Abdurahman, Arifin, 1973 ).

D. LANGKAH MANAJEMEN
a. Planning
Gitosudarmo (1998) menyatakan bahwa planning (perencanaan) pada
prinsipnya merupakan pemilihan sasaran organisasi atau penentuan tujuan
orgnisasi yang kemudian dijabarkan ke dalam bentuk kerja sama dan pembagian
tugas. Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Kegiatan
perencanaan meliputi pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan
strategi, kebijaksanaan, program, dan lain-lain.
Selanjutnya Hapzi Ali (2008) memaparkan tentang sisi positif dan negatif
dari sebuah kegiatan perencanaan, beberapa jenis perencanaan, proses
perencanaan, serta hambatan dalam melakukan kegiatan perencanaan.
1. Sisi positif :
a) membantu melihat masa depan
b) koordinasi semakin baik
c) mengurangi ketidakpastian
d) lebih mendekatkan organisasi ke tujuannya
2. Sisi negatif:
a) waktu dan tenaga ekstra
b) penekanan yang berlebihan pada perencanaan mengakibatkan
ketidakseimbangan dengan fungsi lainnya

Macam-macam perencanaan :
a) Perencanaan Strategis
Dari misi organisasi diturunkan tujuan strategis. Rencana strategis
ditujukan untuk mencapai tujuan strategis. Biasanya rencana strategis
ditetapkan oleh manajemen puncak.
b) Perencanaan Taktis
Rencana taktis diturunkan dari misi dan rencana strategis. Rencana taktis
ditujukan untuk mencapai tujuan taktis yang merupakan bagian tertentu
dari rencana strategis. Fokus pada hubungan manusia dan aksi, dan
biasanya ditetapkan oleh menajemen menengah.
c) Rencana Operasional
Tujuan operasinal diturunkan dari tujuan dan rencana taktis. Rencana
operasional lebih sempit dengan jangka waktu yang lebih pendek dan
banyak melibatkan manajemen tingkat bawah.
d) Perencanaan Situasional (kontijensi)
Merupakan perencanaan yang mencakup perencanaan alternatif jika
kejadian situasional muncul.
e) Perencanaan dan Tingkatan Manajemen
Manajemen puncak akan lebih banyak terlibat dalam perencanaan
strategis, manajemen menengah dalam perencanaan taktis, dan manajemen
tingkat bawah dalam perencanaan operasional ( Handoko,T. Hani. 1995 )
b. Organizing
Donnely (1975) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah suatu
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pimpinan untuk menggabungkan dan
mengatur sumber daya yang dimiliki.
Langkah-langkah yang diperlukan meliputi:
1) penetapan struktur organisasi dengan pembagian tugas
2) pengaturan hak dan wewenang masing-masing sehingga dapat bekerjasama
secara efisien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang

yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.


Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan
mana keputusan harus diambil, penentuan sumber daya dan kegiatan yang
dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan
tanggungjawab serta koordinasi. Pengorganisasian pada dasarnya sebagai alat
yang akan dapat merealisasi sasaran atau tujuan tujuan organisasi yang telah
dibuat oleh manajer (Gitosudarmo 1998).
Kegiatan dalam fungsi pengorganisasian meliputi:
1) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan.
2) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan
dan tanggungjawab.
3) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja.
4) Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
Dalam fungsi pengorganisasian, manager memutuskan bagaimana caranya
memadukan sumber daya manusia dan sumber daya-sumber daya lainnya yang
dimiliki oleh organisasai tersebut sehingga rencana-rencana organisasi dapat
digulirkan ( Handoko,T. Hani. 1995 )
c. Controling
Aswar Daris (2009) menegaskan pengawasan (controlling) adalah segenap
kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas/pekerjaan telah dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kebijaksanaan yang telah digariskan
dan perintah (aturan) yang diberikan. Pengawasan adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara menyeluruh dengan mengadakan perbandingan yang seharusnya
(das Sollen) dan yang adanya (das Sein). Pengendalian adalah pengawasan yang
mempunyai wewenang untuk melakukan tindak turun tangan, atau pengendalian
adalah pengawasan yang dilanjutkan dengan tindakan koreksi. Pengawasan

10

merupakan bagian dari fungsi manajemen, disamping fungsi perencanaan,


pengorganisasian dan pelaksanaan. Pengawasan adalah tanggung jawab pimpinan,
tapi karena tidak mungkin pimpinan melakukan semuanya maka pengawasan
dilimpahkan kepada unit pengawasan. Disamping itu pengawasan harus bisa
mengukur

objek

apa

yang

telah

dicapai,

menilai

pelaksanaan

serta

mengadakan/menyarankan tindakan perbaikan atau penyesuaian yang dipandang


perlu, disamping itu pengawasan sendiri harus bisa mengevaluasi diri tentang apa
yang telah dicapainya (inspeksi diri). Secara langsung pengawasan bertujuan
untuk:
1) Menjamin ketepatan pelaksanaan sesuai rencana, kebijaksanaan dan perintah
(aturan yang berlaku).
2) Menertibkan kordinasi kegiatan
Kalau pelaksana pengawasan banyak , jangan ada objek pengawasan
dilakukan berulang-ulang, sebaliknya ada objek yang tak pernah tersentuh
pengawasan.
3) Mencegah pemborosan dan penyimpangan
4) Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang
dihasilkan. Tujuan akhir suatu pekerjaan yang professional adalah terciptanya
kepuasan masyarakat (konsumen), Masyarakat puas akan datang kembali dan
mengajak teman-teman nya, sehingga meningkatkan produksi/penjualan yang
akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan
5) Membina kepercayaan masyarakat pada kepemimpinan organisasi
Sukamdiyo (1997) menyatakan bahwa fungsi pengendalian (controling)
merupakan proses memastikan bahwa hasil-hasil sesuai dengan rencana-rencana
semula. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, manajer-manajer mengambil
langkah-langkah penting dalam upaya memastikan bahwa setiap bagian organisasi
mengikuti rencana yang telah digariskan dalam tahap perencanaan. Manajermanajer

mempelajari

laporan-laporan

yang

ada

dan

kemudian

membandingkannnya dengan rencana- rencana yang telah disusun sebelumnya.


Perbandingan-perbandingan ini dapat menunjukkan dimana kegiatan-kegiatan
usaha tidak berjalan dengan secara efisien dan dimana orang- orang yang

11

membutuhkan bantuan dalam menunaikan tugas-tugasnya. Laporan-laporan yang


masuk ke manajemen disebut umpan balik. Umpan balik (feedback) adalah
informasi yang dapat dipakai untuk mengevaluasai atau mengoreksi tahap-tahap
yang diambil untuk menerapkan sebuah rencana. Berbekal umpan balik, seorang
manajer (atau karyawan) dapat mengambil langkah seperlunya. Umpan balik yang
diterima oleh manajemen dapat saja mengidentifikasikan adanya kebutuhan untuk
merevisi rencana, menyusun strategi baru, atau menata ulang struktur organisasi.
Umpan balik merupakan kunci manajemen yang efektif dalam setiap organisasi.
Umpan balik mempunyai dua fungsi yaitu:
1) Umpan balik memberikan sinyal kepada manajer perihal aktifitas-aktifitas
perusahaan. Apabila kinerja ternyata selaras dengan rencana, umpan balik ini
menadakan bahwa kegiatan-kegiatan dalam keadaan terkendali dan tidak
dibutuhkan tindakan manjemen. Namun apabila kinerja ternyata menyimpang
jauh dari rencana, maka manajemen perlu memutuskan bagaimana mengubah
kegiatan-kegiatan perusahaan dalam rangka membenahi kenerjanya pada masa
yang akan datang.
2) Umpan balik memungkinkan manajemen mengevaluasi kinerja. Manajemen
lapisan atas mesti mengevaluasi seberapa baik manajemen lapisan bawah
menunaikan aktivitas-aktivitas yang dibebankan kepada mereka dalam tahap
perencanaan terdahulu.
Fungsi perencanaan sebagai suatu proses, mempunyai langkah-langkah
yang perlu dilakukan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Analisis situasi
Identifikasi masalah
Prioritas masalah
Menetapkan tujuan
Alternatif pemecahan masalah
Rencana kerja (plan of action)

Alternatif pemecahan masalah ;


1. Hal yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah mengkaji hambatan dan
kelemahan
2. Menyusun rencana kerja operasional

12

3. Penyusunan rencana kerja operasional untuk menentukan langka-langkah


yang akan dilakukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang telah
ditetapkan.
4. Penyusunan rencana kerja dengan melihat semua dimensi kebutuhan dan
kemampuan organisasi serta tujuan yang ingin dicapai ( Notoatmodjo,
2003 ).
Pengertian fungsi pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah proses pengelompokan kegiatan yang diwadahkan dalam
unit kerja (organisasi), untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan.
Pengorganisasian menetapkan hubungan antara pemimpin dan bawahan, serta
hubungan antar unit.. Pengorganisasian mengatur struktur organisasi, pembagian
tugas wewenang tanggung jawab, sistem informasi dan koordinasi
(Handoko,T. Hani. 1995 ).
Fungsi actuating
Penggerakan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi (Handoko,T. Hani. 1995 ).
Fungsi controlling
Pengawasan adalah kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan
terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki. Fungsi
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat
lebih diefisienkan dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat
diefektifkan (Handoko,T. Hani. 1995 ).

Fungsi evaluating
Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan
dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang ditetapkan (who).
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang dilakukan untuk
13

mengetahui kemajuan pelaksanaan program. perbedaannya terletak pada


sasarannya, sumber data, pelaksana siapa dan waktu pelaksanaannya (Handoko,T.
Hani. 1995 ).
E. TINGKATAN MANAJEMEN
a. Manajemen Puncak (Top Manajemen)
dikenal pula dengan istilah executive officer. Manajemen puncak merupakan
jenjang yang paling tinggi atau pucuk pimpinan yang bertugas untuk
memutuskan hal-hal penting sifatnya bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Selain itu juga Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan
secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen
adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan
CFO (Chief Financial Officer).
b. Manajemen Menengah (Middle Manajemen)
mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan
manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya.
Manajemen menengah biasanya tediri atas kepala-kepala divisi yang bertugas
mengembangkan rencana-rencana operasi dan melaksanakan keputusan yang
telah ditetapkan oleh manajemen puncak dan bertanggung jawab kepada
manejemn puncak.
c. Manajemen lini pertama (first line)
dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan Manajemen
yang paling bawah yang bertugas menjalankan rencana-rencana dan keputusan
yang telah diambil oleh manajemn menengah. Selain itu juga memimpin dan
mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.
Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area,
manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman) (Handoko,T.
Hani. 1995 ).
F. KETRAMPILAN YANG DIMILIKI MANAGER

14

Seorang manajer dituntut untuk memiliki keterampilan khusus yang


bersifat manajerial sesuai dengan tingkatan dan kedudukannya dalam organisasi.
Di dalam organisasi yang besar kedudukan manajer akan dibedakan ke dalam tiga
tingkatan, yaitu ; manajer tingkat tinggi (top level manager), manajer tingkat
menengah(middle level manager) dan manajer tingkat bawah (low level manager).
Berdasarkan tingkatan tersebut keterampilan atau kemampuan manajer juga akan
berbeda.

Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer yaitu :

keterampilan manajerial (management skill), keterampilan melakukan hubungan


antar manusia (human relation skill), dan keterampilan teknis (technical skill),
untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
Bagan 2
JENIS KETERAMPILAN MANAJER
Conceptual skill
management skill
Low manager

Technical skill

Dari bagan di atas, terlihat bahwa makin tinggi jabatan seseorang dalam
organisasi, akan semakin dituntut mempunyai keterampilan konseptual dan
semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi semakin dituntut
mempunyai keterampilan secara teknik. Tetapi dalam setiap tingkatan
manajer tersebut harus dimiliki keterampilan dalam melakukan hubungan
antara manusia.
Keterampilan konseptual, adalah keterampilan dimana seorang manajer
harus mempunyai pengetahuan tentang keseluruhan (kompleksitas) dari organisasi
yang dipimpinnya, antara lain ; merumuskan visi, misi dan strategi organisasi,
serta kebijakan untuk merealisasikannya.

15

Keterampilan hubungan antar manusia, adalah kemampuan untuk


bekerjasama dengan orang lain, yaitu dengan melakukan komunikasi yang efektif,
memotivasi staf sehingga mampu menerapkan kepemimpinan secara efektif.
Keterampilan

teknis,

adalah

kemampuan

untuk

menggunakan

pengetahuan, metoda, teknik atau peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan


tugas-tugas organisasi.
Robert L.Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer
membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.
Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk
membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuanorganisasi. Gagasan atau ide
serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana
kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajerjuga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain,
yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus
selalu diciptakan oleh manajer terhadapbawahan yang dipimpinnya. Dengan
komunikasi yang persuasif, bersahabat,dan kebapakan akan membuat karyawan
merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas,
menengah, maupun bawah. Keterampilan teknis (technical skill), keterampilan ini
pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuanuntuk menjalankan suatu
pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki
mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
3. Keterampilan Teknis (technical)

16

Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah


keterampilan teknis (technical skill). Keterampilan ini pada umumnya merupakan
bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini
merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai
bunga dan keterampilan teknis yang lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W.Griffin menambahkan dua
keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
Keterampilan Manajemen Waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer
untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan
contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer,
Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama
50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap
jamnya adalah $800 per jamsekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat
bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan.
Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari
Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset
berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi
produktivitas perusahaan.
Keterampilan Membuat Keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan
cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah
yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas
(top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan.
Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai
alternatif yang dapat diambil untukmenyelesaikannya. Kedua, manajer harus
mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang
dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan
alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap
berada di jalur yang benar ( Handoko,T. Hani. 1995 ).

17

G. PERAN MANAGER
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada
sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian
mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Peran antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat
seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak
buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran
sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang
wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang
dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain ( Muninjaya, A. A.
Gde. 2004 ).

Tugas Seorang Manajer, berdasarkan tingaktan manajernya:


1) Fungsi perencanaan (planning) dari suatu kebijakan yang akan diambil
perusahaan serta memprediksikan hasil yang akan didapatkan dari tindakan
yang akan diambil tsb.
2) Fungsi pengaturan (organizing), yaitu mengatur, membentuk, mendelegasikan
dan

menerapkan

jalur

suatu

wewenang/tanggungjawab

dan

sistem

komunikasi, serta mengoordinir kerja setiap anggota organisasi/instansi.


3) Fungsi pengawasan (controlling), yaitu mencakup persiapan atau standar
kualitas dan kuantitas hasil kerja, baik dalam bentuk produk ataupun jasa yg

18

diberikan pada perusahaan dalam rangka memberikan pencapaian tujuan


perusahaan.
4) Fungsi kepemimpinan (leading) yang membuat orang lain melakukan
pekerjaan, mendorong, memotivasi serta menciptakan iklim pekerjaan yang
baik.
5) Fungsi evaluating, yaitu menganalisa hasil dari seluruh kegiatan yang telah
dilakukan melalui analisis SWOT ( Handoko,T. Hani. 1995 ).

lima tugas utama seorang manajer atau kepala puskesmas, untuk menjalankan
prinsip manajemen puskesmas, seperti paparan pengalaman berikut ini.
1. Membuat perencanaan puskesmas
Menganalisa kondisi, situasi dan kinerja puskesmas, apakah sudah baik, masih
kurang ataukah banyak yang belum beres, kemudian menentukan perencanaan
kegiatannya.
2. Mengatur pelayanan puskesmas
Menata apa saja jenis kegiatan program pelayanan, siapa saja yang akan
menjalankannya bersama seluruh staf puskesmas
3. Menggerakkan pegawai puskesmas
Mendorong segenap komponen pelayanan puskesmas untuk melaksanakan
tugas pokok sesuai fungsinya dalam pelayanan kepada masyarakat
4. Mengevaluasi kinerja puskesmas

19

Menelaah hasil pencapaian program puskesmas secara terpadu dengan instansi


terkait, sebagai pedoman untuk menentukan perencanaan pelayanan
puskesmas.
5. Menggalang kerjasama pelayanan puskesmas
Menjalin kerjasama internal puskesmas dan eksternal puskesmas, antara staf,
pegawai, petugas, aparat, pejabat, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan
yang lainnya, khususnya diwilayah kerja puskesmas ( Departemen Kesehatan
RI. 2002 ).

20

BAB III
PEMBAHASAN
A. Fungsi dari manajemen
Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena
fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lain. Fungsi perencanaan
merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada
fungsi perencanaan, tidak mungkin fungsi manajemen lain dapat dilaksanakan
dengan baik. Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang secara
menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan
melakukan dan kapan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntunan terhadap
proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama yaitu perumusan
strategi dan penerapan strategi. Pada bagian perumusan strategi akan ditetapkan
tujuan dan kebijaksanaan organisasi. Dibagian penerapan srategi akan ditentukaan
upaya untuk mencapai tujuan. Perumusan strategi biasanya dikerjakan oleh
pimpinan

puncak

suatu

organisasi

sedang

implementasinya

dikerjakan

sepenuhnya oloh para manajer operasional dan dikoordinasi oleh manajer


menegah ( Notoatmodjo, 2003 ).
Manfaat sebuah perencanaan
Ada beberapa manfaat yang diperoleh oleh staf dan pimpinan jika
organisasi memiliki sebuah perencanaan. Mereka akan mengetahui:
1. Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara mencapainya.
2. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan.
3. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya.
4. Sejauh mana efektifitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan.
5. Bentu dan standar pengawasan yang akan dilakukan.

21

Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang juga
mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi
pengorgenisasian, seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan
yang bukan manusia) akan diatur penggunaanya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.agar dapat melaksanakan fungsi
pengorganisasian dengan baik, seorang manajer harus memahami berbagai prinsip
pengorganisasian ( Notoatmodjo, 2003 ).
Manfaat pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer akan dapat
mengetahui:
1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok, tugas pokok staf
prosedur kerja merupakan dokumen dari fungsi pengorganisasian,
digunakan sebagai panduan kinerja staf.
2. Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi staf atau anggota
sebuah organisasi. Hubungan ini akan terlihat pada struktur organisasi.
3. Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan organisasi akan
melimpahkan wewenang kepada staf sesuai dengan tugas-tugas pokok
yang diberikan kepada mereka.
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi. Tugas staf
dan pemanfaatan fasilitas fisik harus diatur dan diarahkan semaksimal
mingkin untuk membantu staf, baik secara individu maupun kelompok
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan ( Notoatmodjo, 2003 ).
Fungsi penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi)
Fungsi manajemen ini merupaka

fungsi penggerak semua kegiatan

program (ditetapkan pada fungsi pengorganisasian ) untuk mencapai tujuan


program (dirumuskan dalam fungsi perencanaan). Oleh karena itu fungsi
manajemen

lebih

menekankan

bagaimana

manajer

mengarahkan

dan

menggerakkan dan mengarahkan semua sumberdaya (manusia dan bukan

22

manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Untuk menggerakkan dan
mengarahkan sumberdaya manusia dalam organisasi , perana kepemimpinan,
motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan hal pokok yang
perlu mendapat perhatian para manajer organisasi ( Notoatmodjo, 2003 ).
Pengawasan dan Pengendalian
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupaka fungsi yang terakhir dari
manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen
lainya, terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengawasan dan
pengendalian standart keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target,
prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah
dicapai atau yang mampu dikerjakan dengan staf. Jika ada kesenjangan atau
penyimpangan yang terjadi harus segera diatasi. Penyimpangannya harus dapat
dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumberdaya dapat lebih
diefisienkan dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih
diefektifkan ( Notoatmodjo, 2003 ).
B. Langkah-langkah manajemen
Perencanaan
Dari keempat rangkaian fungsi manajemen tersebut, perencanaan merupakan
fungsi yang terpenting karena awal dan arah dari proses manajemen Puskesmas
secara keseluruhan. Perencanaan program kesehatan erdiri dari lima langkah
penting yakni:
1. Menjelaskan berbagai masalah
Untuk dapat menjelaskan masalah program kesehatan diperlukan upaya
analisis situasi. Sasaran analisis situasi adalah berbagai aspek penting
pelaksanaan program kesehatan di berbagai wilayah Puskesmas. Dari analisis
situasi akan dihasilkan berbagai macam data yang terdiri dari berbagai aspek.
o Aspek epidemiologis yakni kelompok penduduk sasaran (who) yang
menderita kejadian tersebut, dimana, kapan masalah tersebut terjadi.

23

o Aspek demografis berdasarkan kelompok umur.


o Aspek geografis semua informasi karakteristik wilayah yang dapat
mempengaruhi masalah tersebut.
o Aspek sosial ekonomi adlah pendapatan, tingkat pendidikan, norma sosial,
dan sistem kepercayaan masyarakat.
o Aspek organisasi pelayanan meliputi motivasi kerja staf dan kader,
keterampilan, persediaan vaksin, alat KB, dsb.
2. Menentukan prioritas masalah
Prioritas masalah secara praktis dapat ditetapkan berdasarkan pengalaman staf,
dana, dan mudah tidaknya maslah dipecahkan. Prioritas masalah dijadikan
dasar untuk menentukan tujuan.
3. Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan
Contoh tujuan program kesehatan:
Menurunkan angka karies
Mengintensifkan program kesehatan khusunya di bidang kesehatan gigi dan
mulut di wilayah binaan.
Mengkaji hambatan dan kendala
Sebelum menentukan tolak ukur, perlu dipelajari hambatan-hambatan program
kesehatan yang pernah dialami atau diperkirakan baik yang bersumber dari
masyarakat, lingkungan, Puskesmas maupun dari sektor lainnya.
Menyusun rencana kerja operasional
Dengan RKO akan memudahkan pimpinan mengetahui sumber daya yang
dibutuhkan dan sebagai alt pemantau. Contoh format RKO:
1. jenis kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
2. Lokasi kegiatan
3. Metode pelaksanaan
4. Sasaran penduduk
5. Penanggung Jawab
6. Dana dan sarana
7. Waktu Pelaksanaanya.

24

Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain :


1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana :
a) Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara 10-25
tahun.
b) Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara
5-7 tahun.
c) Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya hanya berlaku
untuk 1 tahun.
2. Dilihat dari tingkatannya :
a) Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan
organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai
ruang lingkup yang luas.
b) Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada
pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program.
c) Rencana harian (day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat
rutin.
3. Ditinjau dari ruang lingkupnya :
a) Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian tentang kebijakan
tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana
ini sulit untuk diubah.
b) Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana yang berisi uraian yang
bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya,
asalkan tujuan tidak berubah.
c) Rencana menyeluruh (comprehensive planning) ialah rencana yang
mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap.
d) Rencana terintegrasi (integrated planning) ialah rencana yang mengandung
uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain
diluar kesehatan.
Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas
namun prakteknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut.
Misalnya berdasarkan tingkatannya suatu rencana termasuk rencana induk tetapi
juga merupakan rencana strategis berdasarkan ruang lingkupnya dan rencana
jangka panjang berdasarkan jangka waktunya ( Notoatmodjo, 2003 ).

25

Pengorganisasian
Dari

struktur

organisasi

Puskesmas

dapat

diketahui

mekanisme

pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada staf sesuai tugas yang diberikan.
Masing-masing kelompok terdiri dari 2 atau 3 staf yang tiap staf disesuaikan
dengan jumlah yang tersedia dan jumlah kelompok yang diperlukan. Setiap
kelompok dikoordinasikan oleh satu orang senior. Mereka bersama kader akan
memberikan pelayanan program kesehatan, membuat laporan, menganalisis
cakupan dan mengevaluasi pelaksanaan program di lapangan. Tugas-tugas mereka
hendaknya dibuat jelas dan sederhana disesuaikan dengan rata-rata tingkat
pendidikan mereka ( Notoatmodjo, 2003 ).
Pengorganisasian mencakup beberapa unsur pokok, antara lain :
1. Hal yang diorganisasikan ada 2 macam, yakni :
a) Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada
didalam rencana sehingga membentuk satu kesatuan yang terpadu
untuk mencapai tujuan.
b) Pengorganisasian tenaga pelaksana ialah mencakup pengaturan hak dan
wewenang

setiap

tenaga

pelaksana

sehingga

setiap

kegiatan

mempunyai penanggung jawabnya.


2. Proses pengorganisasian ialah langkah-langkah yang harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga semua kegiatan dan tenaga pelaksana dapat
berjalan sebaik-baiknya.
3. Hasil pengorganisasian ialah terbentuknya wadah atau sering disebut
struktur organisasi yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga
pelaksana.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian ialah suatu proses
yang menghasilkan organisasi (struktur organisasi). Struktur organisasi ialah
visualisasi kegiatan dan pelaksana kegiatan (personel) didalam suatu institusi.
Dilihat dari segi pembagian kegiatan dan pelaksanaan tugas, fungsi dan
wewenang maka organisasi secara umum dibedakan atas 3 jenis, yakni :
1. Organisasi Lini (Line Organization).
Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat
perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan

26

dalam hal ini sangat dominan dimana semua kekuasaan di tangan


pimpinan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah
wewenang dan perintah. Memang bentuk organisasi semacam ini,
khususnya didalam institusi-institusi yang kecil sangat efektif karena
keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat.
Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebihlebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot yang
senantiasa siap melaksanakan perintah.
2. Organisasi Staf (Staff Organization)
Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan
staf pelaksana. Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan
namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi
semacam ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah
organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan
semuanya dan memerlukan bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang
dapat memberikan masukan pemikiran-pemikiran terhadap masalahmasalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang
pertama karena keputusan-keputusan dapat lebih baik namun kadangkadang keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama
karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan.
3. Organisasi Lini dan Staf
Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu
disebutkan (line dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekedar
pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan
masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan
tidak sekedar memberikan perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung
jawab atas perintah atau nasehat tersebut. Keuntungan organisasi ini antara
lain ialah keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah
dipikirkan oleh sejumlah orang dan tanggung jawab pimpinan berkurang
karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf. Contoh sederhananya
lihat bagan organisasi lini dan staf dibawah ini. Dalam kehidupan seharihari apabila unit kerja (departemen, perusahaan dan sebagainya) akan

27

melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung diikuti oleh penyusunan


organisasi baru. Struktur organisasi itu biasanya sudah ada terlebih dahulu
dan ini relatif cenderung permanen, lebih-lebih struktur organisasi
departemen. Disamping itu unit-unit kerja tersebut dijabarkan kedalam
unit-unit yang lebih kecil dan masing- masing unit-unit kerja yang lebih
kecil ini mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda-beda (dirjen,
direktorat, bidang, seksi, devisi, dan sebagainya). Masing-masing unit
kerja tersebut sudah barang tentu akan menyusun perencanaan dan
kegiatan-kegiatan. Untuk pelaksanaan rencana rutin cukup oleh staf yang
ada sehingga tidak perlu menyusun organisasi baru. Apabila rencana atau
kegiatan tersebut tidak dapat ditangani oleh struktur organisasi yang telah
ada biasanya dibentuk, misalnya panitia tim kerja (kelompok kerja),
komisi dan sebagainya ( Notoatmodjo, 2003 ).

Penggerakan-pelaksanaan
Keberhasilan pengembangan fungsi manajemen ini amat dipengaruhi oleh
keberhasilan pimpinan Puskesmas menumbuhkan motivasi kerja staf dan
semangat kerja sama antara staf dengan staf lainnya di Puskesmas (lintas
program), antara staf puskesmas dengan masyarakat, dan antara staf puskesmas
dengan pimpinan instansi di tingkat kecamatan (lintas sektoral). Mekanisme
komunikasi yang dikembangkan oleh pimpinan puskesmas dengan stafnya,
demikian pula antara pimpinan puskesmas dengan camat dan pimpinan sektor
lainnya di tingkat kecamatan, termasuk dengan aparat di tingkat desa akan sangat
berpengaruh pada keberhasilan fungsi manajemen ini. Melalui loka karya mini
puskesmas, kesepakatan kerjasama lintas program dan sektoral dapat dirumuskan.
Perwujudan kerjasama lintas sektoral akan ditentukan oleh peranan kepala sektor
setempat dan ketua penggerak di tingkat kecamatan. Keterampilan untuk
mengembangkan hubungan antar manusia sangat diperlukan dalam penerapan
fungsi manajemen ini.
Program kesehatan ditujukan untuk masyarakat dan perlu dikelola oleh
masyarakat oleh kader-kader di tingkat dusun. Pembinaan kader memang sukar
28

dikerjakan oleh pihak puskesmas karena merka bekerja secara sukarela sementara
mereka dihadapkan pada pilihan bekerja untuk menanggung kebutuhan ekonomi
keluarga dan dirinya sendiri. Tetapi tanpa kader yang diambil dari masyarakat
setempat,konsep puskesmas (dari dan untuk masyarakat) akan kabur. Ironisnya
sampai saat ini puskesmas masih tetap dianggap perpanjangan tangan puskesmas.
Tanpa staf puskesmas, puskesmas jarang sekali berjalan secara rutin. Ini adalah
salah satu bentuk tantangan pelaksanaan dan pengembangan puskesmas terutama
di kota-kota.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan program
kesehatan adalah:
1. Kembangkan mekanisme kerjasama yang positif antara dinas-dinas
sektoral di tingkat kecamatan, antara staf puskesmas sendiri dan organisasi
formal dan informasi di tingkat desa/ dusun.
2. Gali potensi masyarakat dan kembangkan kerjasama yang ada (terutama
dengan PKK) untuk dapat menunjang kegiatan program kesehatan
3. Kembangkan motivasi kader dan staf kesehatan sebagai anggota kelompok
kerja program kesehatan, sehingga peran serta mereka yang optimal dapat
ditingkatkan untuk menunjang pelaksanaan program kesehatan. Dalam hal
ini hubungan antar manusia (HAM) perlu terus dibina dan dikembangkan
untuk menjamin tumbuhnya suasana kerja yang harmonis dan merangsang
inisiatif anggota kelompok kerja puskesmas ( Notoatmodjo, 2003 ).

Pengawasan dan Pengendalian (WASDAL)


Setelah fungsi pergerakan dan pelaksanaan program kesehatan, maka
fungsi selanjutnya yang dilakukan adalah fungsi pengawasan dan pengendalian.
Dalam hal ini, pimpinan Puskesmas dan koordinator program kesehatan dapat
mengevaluasi keberhasilan program dengan menggunakan Rencana Kerja
Operasional sebagai tolak ukur/ standar dan membandingkan hasil kegiatan
program di masing-masing puskesmas. Aspek-aspek yang diawasi selama
program kesehatan di lapangan adalah:
Keterampilan kader melakukan penimbangan program kesehatan

29

Membuat pencatatan program kesehatan


Membuat pelaporan program kesehatan
Untuk tanggung jawab pengawasan program kesehatan yang dilaksanakan
tetap di tangan pimpinan puskesmas tetapi wewenang pengawasan di lapangan
dilimpahkan pada koordinator program.
Beberapa langkah penting dalam fungsi Wasdal program kesehatan ini
adalah:
1. Menilai apakah ada kesenjangan antara target dan standard dengan cakupan
dan kemampuan staf dan kader untuk melaksanakan tugas-tugasnya (aspek
pengawasan).
2. Analisis faktor-faktor penybab timbulnya kesenjangan tersebut.
3. Merencanakan

dan

melaksanakan

langkah-langkah

untuk

mengatasi

permasalahan yang muncul berdasarkan faktor-faktor penyebab yang sudah


diidentifikasi (aspek pengendalian).
Pengawasan dan pengendalian program kesehatan dilaksanakan secara
rutin dengan menggunakan tolok ukur keberhasilan program atau RKO sebagai
pedoman kerja dan hasilnya akan dapat digunakan sebagai umpan balik atau
informasi untuk memperbaiki proses perencanaan program kesehatan. Pimpinan
puskesmas hendaknya selalu mengadakan pemantauan secara menyeluruh
terhadap pelaksanaan program dengan menggunakan laporan staf, analisis
cakupan program, laporan masyarakat dan hasil observasi atau supervisi di
lapangan sebagai bahan penilaian ( Notoatmodjo, 2003 ).
C. Tingkatan manajemen (tugas dan pelaku) di puskesmas
1. Manajemen lini pertama (first line management)
Yaitu tingkatan yang paling rendah dalam suatu organisasi,di mana
seseorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain,dan mereja tidak
membawahi manajer yang lain melainkan memimpin dan mengawasi tenagatenaga operasional,dan mereka betugas untuk menyelesaikan rencana-rencana
yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi.Pada tingkatan ini
juga

memiliki

keahlian

tekhnis,artinya

30

keahlian

yang

mencakup

prosedur,tekhnik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus.Misalnya


mandor atau pengawas produksi dalam suatu pabrik,pengawas tekhnik suatu
bagian riset dan lain sebagainya. Bisa dikatakan juga bahwa manajer pada first
line management merupakan manajer pada tingkat pengendalian operasional
(Handoko,T. Hani. 1995 ).
2. Manajemen Menengah (Middle Managemen)
Yaitu mencakup lebih dari satu tingkatan di dalam organisasi.Manager
menengah mengarahkan kegiatan manager lain,juga mengarahkan kegiatankegiatan yang melaksanakan kebijakan organisasi.Manajer disini harus
memiliki

keahlian

interpersonal/

manusiawi,artinya

keahlian

untuk

berkomunikasi,bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer disini juga


bertanggung jawab melaksanakn rencana dan memastikan tercapainya suatu
tujuan. Contohnya : Kepala bagian yang membawahi kepala seksi,kepala divisi
dan lain sebagainya.Manajer di middle managemen bisa juga dikatakan
manajer pada tingkat pengendalian manajemen (Handoko,T. Hani. 1995 ).
3. Manajemen Puncak (Top Managemen)
Terdiri atas kelompok yang relatif kecil,yang bertanggung jawab atas
manajemen keseluruhan dari organisasi. Mereka menetapkan kebijaksanaan
operasional dan membimbing hubungan organisasi dengan lingkungannya.
Keahlian yang harus dimiliki para manajer tingkat puncak adalah
konseptual,artinya keahlian untuk membuat dan merumuskan konsep untuk
dilaksanakan oleh tingkat manajer di bawahnya. Sebutan khusus untuk
manajemen puncak adalah Direktur Utama,Presiden Direktur ,dan lain
sebagainya. Top Manajemen disini biasanya dikenal dengan manajer pada
tingkat perencanaan strategis (Handoko,T. Hani. 1995 ).
D. Peran Manager
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada
sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian
mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:

31

1. Peran antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat
seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak
buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta
peran sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang
wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding
(Muninjaya, A. A. Gde. 2004 ).
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang
dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain
Tugas drg di puskesmas antara lain :
1. Harus mengerti permasalahan umum (program kesehatan gigi)
2. Mengkoordinir, monitor keseluruhan program kesehatan gigi di puskesmas
3. Mengkoordianasi, menggerakkan perawat gigi melaksanakan pelayanan
asuhan
4. Melaksanakan pelayanan asuhan
5. Membimbing, mengawasi perawat gigi
6. pendelegasian wewenang
7. Bertanggung jawab pencatatan dan pelaporan serta monitoring pelayanan
kesehatan gigi dan mulut (Departemen Kesehatan RI, 2002 ).
Selain itu juga terdapat 3 peranan drg di puskesmas, antara lain :
1. Manajer
2. Medicus practicus
3. Petugas kesehatan masyarakat
Sebagai seorang manajer organisasi kesehatan, ia akan dihadapkan pada tugastugas merencanakan pekerjaan bagi staf yang dipimpinnya, mengarahkan dan
menyediakan sarana penunjang agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanan dengan
efektif dan efisien serta memantau kembali sejauh mana tugas tugas tersebut
telah dilaksanakan.Atas dasar perbedaan tugas-tugas ini, seorang drg yang pintar

32

belum tentu akan menjadi pimpinan puskesmas atau Rumah Sakit yang cakap
( Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).
Selain berperan sebagai manajer dan medicatus practicus,seorang dokter juga
akan berperan sebagai seorang petugas kesehatan masyarakat ( public health
worker ). Pekerjaan sebagai petugas kesehatan masyarakat akan berbeda dengan
tugas sebagai seorang manajer atau medicus practicus.Ketiganya berbeda dalam
hal jenis dan orientasi pelayanan yang diberikan, sumber dayadan tekhnologi yang
digunakan, serta bagaimana pelayanan tersebut dilaksanakan.Atas dasar
perbedaan ini, seorang dokter tidak saja dituntut untuk menguasai ilmu
kedokteran, tetapi juga harus memahami dan terampil menerapkan prinsip-prinsip
ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen ( Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).
Penerapan manajemen pada program kesehatan di puskesmas akan lebih
menjamin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih produktif,
efisien, efektif, dan rasional.Untuk mampu melaksanakan ketiga peran tersebut
dengan sukses, seorang dokter yang bertugas di tingkat pelayanan kesehatan dasar
( seperti di Puskesmas ) harus terampil menguasai ketiga disiplin ilmu tersebut
dan mampu menerapkannya secara tepat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan
dan masalah yang akan dihadapi (Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).

E.Program Kerja Puskesmas


Definisi (Pusat Kesehatan Masyarakat)
Suatu unit pelaksanaan fungsional yang berfungsi sbg pusat pembangunan
kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan dan
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang
bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

33

Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas


Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.
Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung

tercapainya

tujuan

pembangunan

kesehatan

nasional

yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat
2010.
Fungsi Puskesmas
1)

Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan


pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2)

Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,


keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
aktif

dalam

memperjuangkan

pembiayaannya,

serta

ikut

kepentingan

menetap,
34

kesehatan

menyelenggarakan

termasuk
dan

sumber

memantau

pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan


masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya social budaya masyarakat setempat.
3)

Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat


pertama secara menyeluruh, terpadu danberkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:

Pelayan kesehatan perorangan


Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap.

Pelayanan kesehatan masyarakat


Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.

Upaya Puskesmas
Puskesmas bertangung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
masyarakat. Ada 2 Upaya :

35

1. Upaya kesehatan wajib : upaya yg ditetapkan berdasarkan komitmen


nasional,regional dan global serta yg mempunyai daya ungkit tinggi untuk
meningkatkan

derajat

kesehatan

masyrakat.

Upaya

ini

harus

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di Indonesia. Upaya


Kesehatan Wajib:

Upaya Promosi Kesehatan

Upaya Kesehatan Lingkungan

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan pengembangan : upaya yang ditetapkan berdasarkan


permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan

dengan

kemampuan

puskesmas.

Pengembangan :

Upaya Kesehatan Sekolah,

Upaya Kesehatan Olah Raga,

Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat,

Upaya Kesehatan Kerja,

36

Upaya

Kesehatan

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,

Upaya Kesehatan Jiwa

Upaya Kesehatan Mata,

Upaya Kesehatan Usia Lanjut,

Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

Struktur Organisasi Puskesmas


Menurut keputusan menteri kesehatan RI nomor 128/MenKes/RI/SK/II/2004,
struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masingmasing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten /
kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya
dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola
struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :
1. Kepala puskesmas
2. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala
puskesmas dalam pengelolaan:

Data dan informasi

Perencanaan dan penilaian

Keuangan

Umum dan kepegawaian

3. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:

37

Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap


UKBM

Upaya kesehatan perorangan.

4. Jaringan pelayanan puskesmas:

Unit puskesmas pembantu

Unit puskesmas keliling

Unit bidan di desa/komunitas

Selain itu, ada 3 bentuk pelayanan di puskesmas, yakni :


a) Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit
ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka
atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu
populasi sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan yang diperlukan oleh
kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health services)
atau juga merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama (primary
health care). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas,
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan balkesmas.
b) Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang
memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya rumah sakit
tipe C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
c) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien
yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Pelayanan sudah kompleks dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis.
Contoh di Indonesia : rumah sakit tipe A dan B.

38

Dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, ketiga strata atau jenis pelayanan
tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada didalam suatu sistem dan
saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan
tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke
tingkat pelayanan diatasnya, demikian seterusnya. Penyerahan tanggung jawab
dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain ini disebut
rujukan. Secara lengkap dapat dirumuskan sistem rujukan ialah suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung
jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara
vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar
unit-unit yang setingkat kemampuannya ( Notoatmodjo, 2003 ).
UKGS
Usaha pencegahan penyakit gigi dan mulut terutama ditujukan kepada muridmurid sekolah, antara lain melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) dalam pemberian fluor guna mencegah atau mengurangi karies gigi atau
penyakit gigi lainnya.
Lebih rincinya ada beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan melalui
program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) ini, yaitu :
1.

Kumur-kumur dengan larutan fluor.


Tujuannya adalah untuk mendapatkan lapisan gigi yang lebih tahan terhadap serangan
asam. Asam merupakan hasil akhir dari sisa-sisa makanan terutama yang mengandung
karbohidrat. Dengan lapisan email yang lebih tahan terhadap asam, diharapkan tidak

2.

akan cepat terjadi lubang pada gigi (karies).


Sikat gigi Kepada setiap siswa/i diberikan pasta Fluocaril pada saat kegiatan ini
berlangsung.
Kegiatan ini dilakukan di tempat khusus yang sudah disediakan sekolah dan
sebaiknya dilengkapi juga dengan cermin, sehingga mereka dapat melihat sendiri pada
saat mereka menyikat gigi. Cara sikat gigi yang baik dan benar diajarkan oleh perawat
yang bertugas di lokasi sekolah tersebut. Untuk menguji apakah siswa/i telah menyikat
gigi dengan bersih diberikan suatu larutan (disclosing solution) yang berwarna merah.
Jika masih banyak sisa-sisa makanan/lapisan plak yang menempel akan terlihat

39

banyak bagian gigi (email) yang berwarna merah. Kepada siswa/i yang belum
menyikat giginya dengan bersih dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan menyikat gigi
ini. Dengan cara tersebut diharapkan setiap siswa/i mempunyai pengalaman dan
latihan untuk mengetahui berapa lama seseorang harus menyikat gigi sampai bersih
betul. Kegiatan sikat gigi bersama ini dapat dilakukan beberapa kali dalam satu bulan.
3.
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut
Pada siswa/i TK dan SD diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan cara
menggunakan buku pegangan yang bisa didapat dari Yayasan Kesehatan Gigi
Indonesia. Buku-buku tersebut telah disusun berdasarkan urutan kelasnya yaitu buku I
untuk kelas I dan seterusnya sampai buku VI dan dilengkapi dengan buku kerjanya
masing-masing.
Penyuluhan diberikan oleh dokter gigi dengan dibantu overhead projector, slide,
gambar-gambar dan alat-alat peraga yang menarik seperti model gigi dan lain-lainnya
sehingga penyuluhan itu tidak berkesan membosankan, selain tentang kesehatan gigi,
diberikan juga penyuluhan tentang bagaimana menjaga kesehatan mulut yang nantinya
akan berpengaruh pada kesehatan gigi. Kerjasama dengan kepala sekolah sangat
diperluka karena penyuluhan ini dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan seharusnya
sudah dijadwalkan pada awal tahun pelajaran. Tujuan dari penyuluhan tersebut adalah
agar siswa/i lebih sadar bagaimana seharusnya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya
masing-masing. Peran serta guru kelas dan kepala sekolah besar artinya dalam
keberhasilan usaha kegiatan penyuluhan tersebut.
Perawatan gigi dan mulut ditunjukkan dalam memperoleh pengobatan yang
diperlukan, terutama pengobatan dalam menghilangkan rasa sakit, dan mencegah
kerusakan gigi semakin parah. Sebaiknya sebelum dilakukan perawatan, terlebih dahulu
diadakan pemeriksaan untuk membuat data dari setiap siswa/i. Pada tiap-tiap awal tahun
pengajaran dilakukan pemeriksaan awal untuk dibuatkan kartu status tentang keadaan
gigi geligi masing-masing juga tentang kesehatan mulut secara keseluruhan. Berdasarkan
data-data tersebut, diperoleh gambaran mengenai berapa jumlah siswa/i yang
memerlukan penambalan dan pencabutan diberikan surat untuk ditandatangani orang
tuanya sebagai tanda persetujuan bahwa putra/i-nya diizinkan dirawat di sekolah.
Mengingat UKGS bukanlah poliklinik, maka perawatan yang diberikan hanyalah
penambalan tetap, pencabutan gigi susu yang sudah saatnya tanggal, pengobatan gigi
untuk menghilangkan rasa sakit/pencegahan kerusakan lebih lanjut
2003 ).

40

( Notoatmodjo,

41

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Fungsi manajemen terdiri dari: fungsi perencanaan (Planning), fungsi
pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing,
commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian
(controlling, reporting).
2. Rangkaian fungsi manajemen, perencanaan merupakan fungsi yang terpenting
karena awal dan arah dari proses manajemen langkah-langkah perencanaan
antara lain: menjelaskan berbagai masalah, menentukan prioritas masalah, dan
menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan. Pengorganisasian dapat
diketahui mekanisme pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada staf sesuai
tugas yang diberikan. Pergerakan dan pelaksanaan program kesehatan dapat
diketahui dengan mengevaluasi keberhasilan program. Pengawasan dan
pengendalian

program

kesehatan

dilaksanakan

secara

rutin

dengan

menggunakan tolok ukur keberhasilan program atau RKO sebagai pedoman


kerja dan hasilnya akan dapat digunakan sebagai umpan balik atau informasi
untuk memperbaiki proses perencanaan program kesehatan.
3. Tingkatan manajemen ada tiga, yaitu: Manajemen Puncak (Top Managemen),
Manajemen Menengah (Middle Managemen), dan Manajemen lini pertama
(first line management).
4. Tugas Dokter Gigi Puskesmas bukan hanya sekedar memberikan pelayanan
medic gigi dasar di Puskesmas, tetapi juga hal-hal lain yaitu pembinaan dan
pengembangan serta pelayanan asuhan pada kelompok rawan, bila tidak ada
perawat gigi.
5. Program kerja puskesmas ada 2 upaya utama, yaitu upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan.

42

Anda mungkin juga menyukai