PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengelolaan program kesehatan akan lebih efektif jika program
tersebut dikelola dengan baik. Fungsi manajemen yang sangat berperan
adalah fungsi perencanaa dan fungsi pengawasan. Kedua fungsi ini saling
berkaitan satu sama lain. Fungsi pengawasan akan menghasilkan
informasi tentang pelaksanaan kegiatan program yang dibutuhkan untuk
meningkatkan fungsi perencanaan.
Dokter/ dokter gigi sebagai pimpinan organisasi pelayanan
kesehatan, tidak saja dituntut untuk memiliki keterampilan kedokteran
gigi, tetapi juga dituntut memiliki pemahaman dan keterampilan dasar
pelayanan kesehatan masyarakat serta asas-asas manajemen. Sesuai
dengan misi RS dan puskesmas di era otonomi ini, puskesmas dan RS
mempunyai misi mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat
dengan menggunakan pendekatan mangemen.
Khusus untuk program pelayanan keshatan di puskesmas,
upaya pencegahan harus lebih banayak dikembangkan. Di dalam
pelaksanaanya, pimpinan puskesmas perlu lebih banayka bekerja sama
dengan klompok masyarakat yang ada di wilayah kerjanya. Untuk itu,
pimpinan puskesmas harus peka dengan kebutuhan masyarakat sesuai
dengan masalah kesehatan masyarakat yang potensial berkemabang di
wilayah kerjannya masing-masing. Dokter sebagai pimpinan puskesmas
harus mampu motor penggerak kelompok-kelompok masyarakat di
wilayah kerjannya dan mengembangkan program penganggulangan
masalah kesehatan masyarakat. Dengan demikian, misi puskesmas
sebagai unit pelaksanaan teknis pembangunan keshatan di wilayah
kerjanya dapat dilaksanakan secara produktif, efektif dan efisien.
1.2
Rumusan Masalah
1 Apa langkah-langkah dan fungsi manajemen kesehatan ?
4
1.3
MAPPING
Manajemen Kesehatan
Langkah langkah
Manajemen
Program Kesehatan
Tingkatan Manajemen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam
materi ini hanya akan disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen :
1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya Principles of Management
mengemukan sebagai berikut : manajemen berhubungan dengan
pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang
lain (Management involves getting things done thought and with people).
2. Mary Parker Folllett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
3. George R. Terry dalam bukunya
Principles of Management
Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang
harus dimiliki oleh manajer ( Abdurahman, Arifin, 1973 ).
b.
c.
d.
2)
Untuk
menjaga
keseimbangan
Untuk
efektivitas.
mencapai
efisiensi
dan
C. FUNGSI MANAJEMEN
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa manajemen sebagai suatu proses
dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer.
Banyak ahli manajemen yang menyampaikan tentang fungsi manajemen ini,
namun pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu
dengan lainnya saling melengkapi. Para ahli manajemen, antara lain ; George
Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt ODonnel mengemukakan tentang fungsi
manajemen sebagai berikut :
PERBANDINGAN FUNGSI MANAJEMEN
George Terry
L. Gullick
H. Fayol
Koonzt ODonnel
Planning
Planning
Planning
Planning
Organizing
Organizing
Organizing
Organizing
Actuating
Staffing, Directing,
Coordinating
Commanding,
Coordinating
Staffing,
Directing
Controlling
Reporting
Controlling
Controlling
Budgeting
Dari keempat ahli manajemen tersebut, ternyata banyak kesamaan, dan
secara garis besar dapat dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning),
fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing,
commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian
(controlling, reporting) ( Abdurahman, Arifin, 1973 ).
D. LANGKAH MANAJEMEN
a. Planning
Gitosudarmo (1998) menyatakan bahwa planning (perencanaan) pada
prinsipnya merupakan pemilihan sasaran organisasi atau penentuan tujuan
orgnisasi yang kemudian dijabarkan ke dalam bentuk kerja sama dan pembagian
tugas. Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Kegiatan
perencanaan meliputi pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan
strategi, kebijaksanaan, program, dan lain-lain.
Selanjutnya Hapzi Ali (2008) memaparkan tentang sisi positif dan negatif
dari sebuah kegiatan perencanaan, beberapa jenis perencanaan, proses
perencanaan, serta hambatan dalam melakukan kegiatan perencanaan.
1. Sisi positif :
a) membantu melihat masa depan
b) koordinasi semakin baik
c) mengurangi ketidakpastian
d) lebih mendekatkan organisasi ke tujuannya
2. Sisi negatif:
a) waktu dan tenaga ekstra
b) penekanan yang berlebihan pada perencanaan mengakibatkan
ketidakseimbangan dengan fungsi lainnya
Macam-macam perencanaan :
a) Perencanaan Strategis
Dari misi organisasi diturunkan tujuan strategis. Rencana strategis
ditujukan untuk mencapai tujuan strategis. Biasanya rencana strategis
ditetapkan oleh manajemen puncak.
b) Perencanaan Taktis
Rencana taktis diturunkan dari misi dan rencana strategis. Rencana taktis
ditujukan untuk mencapai tujuan taktis yang merupakan bagian tertentu
dari rencana strategis. Fokus pada hubungan manusia dan aksi, dan
biasanya ditetapkan oleh menajemen menengah.
c) Rencana Operasional
Tujuan operasinal diturunkan dari tujuan dan rencana taktis. Rencana
operasional lebih sempit dengan jangka waktu yang lebih pendek dan
banyak melibatkan manajemen tingkat bawah.
d) Perencanaan Situasional (kontijensi)
Merupakan perencanaan yang mencakup perencanaan alternatif jika
kejadian situasional muncul.
e) Perencanaan dan Tingkatan Manajemen
Manajemen puncak akan lebih banyak terlibat dalam perencanaan
strategis, manajemen menengah dalam perencanaan taktis, dan manajemen
tingkat bawah dalam perencanaan operasional ( Handoko,T. Hani. 1995 )
b. Organizing
Donnely (1975) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah suatu
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pimpinan untuk menggabungkan dan
mengatur sumber daya yang dimiliki.
Langkah-langkah yang diperlukan meliputi:
1) penetapan struktur organisasi dengan pembagian tugas
2) pengaturan hak dan wewenang masing-masing sehingga dapat bekerjasama
secara efisien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
10
objek
apa
yang
telah
dicapai,
menilai
pelaksanaan
serta
mempelajari
laporan-laporan
yang
ada
dan
kemudian
11
Analisis situasi
Identifikasi masalah
Prioritas masalah
Menetapkan tujuan
Alternatif pemecahan masalah
Rencana kerja (plan of action)
12
Fungsi evaluating
Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan
dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang ditetapkan (who).
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang dilakukan untuk
13
14
Technical skill
Dari bagan di atas, terlihat bahwa makin tinggi jabatan seseorang dalam
organisasi, akan semakin dituntut mempunyai keterampilan konseptual dan
semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi semakin dituntut
mempunyai keterampilan secara teknik. Tetapi dalam setiap tingkatan
manajer tersebut harus dimiliki keterampilan dalam melakukan hubungan
antara manusia.
Keterampilan konseptual, adalah keterampilan dimana seorang manajer
harus mempunyai pengetahuan tentang keseluruhan (kompleksitas) dari organisasi
yang dipimpinnya, antara lain ; merumuskan visi, misi dan strategi organisasi,
serta kebijakan untuk merealisasikannya.
15
teknis,
adalah
kemampuan
untuk
menggunakan
16
17
G. PERAN MANAGER
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada
sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian
mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Peran antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat
seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak
buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran
sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang
wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang
dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain ( Muninjaya, A. A.
Gde. 2004 ).
menerapkan
jalur
suatu
wewenang/tanggungjawab
dan
sistem
18
lima tugas utama seorang manajer atau kepala puskesmas, untuk menjalankan
prinsip manajemen puskesmas, seperti paparan pengalaman berikut ini.
1. Membuat perencanaan puskesmas
Menganalisa kondisi, situasi dan kinerja puskesmas, apakah sudah baik, masih
kurang ataukah banyak yang belum beres, kemudian menentukan perencanaan
kegiatannya.
2. Mengatur pelayanan puskesmas
Menata apa saja jenis kegiatan program pelayanan, siapa saja yang akan
menjalankannya bersama seluruh staf puskesmas
3. Menggerakkan pegawai puskesmas
Mendorong segenap komponen pelayanan puskesmas untuk melaksanakan
tugas pokok sesuai fungsinya dalam pelayanan kepada masyarakat
4. Mengevaluasi kinerja puskesmas
19
20
BAB III
PEMBAHASAN
A. Fungsi dari manajemen
Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena
fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lain. Fungsi perencanaan
merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada
fungsi perencanaan, tidak mungkin fungsi manajemen lain dapat dilaksanakan
dengan baik. Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang secara
menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan
melakukan dan kapan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntunan terhadap
proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama yaitu perumusan
strategi dan penerapan strategi. Pada bagian perumusan strategi akan ditetapkan
tujuan dan kebijaksanaan organisasi. Dibagian penerapan srategi akan ditentukaan
upaya untuk mencapai tujuan. Perumusan strategi biasanya dikerjakan oleh
pimpinan
puncak
suatu
organisasi
sedang
implementasinya
dikerjakan
21
Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang juga
mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi
pengorgenisasian, seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan
yang bukan manusia) akan diatur penggunaanya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.agar dapat melaksanakan fungsi
pengorganisasian dengan baik, seorang manajer harus memahami berbagai prinsip
pengorganisasian ( Notoatmodjo, 2003 ).
Manfaat pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer akan dapat
mengetahui:
1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok, tugas pokok staf
prosedur kerja merupakan dokumen dari fungsi pengorganisasian,
digunakan sebagai panduan kinerja staf.
2. Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi staf atau anggota
sebuah organisasi. Hubungan ini akan terlihat pada struktur organisasi.
3. Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan organisasi akan
melimpahkan wewenang kepada staf sesuai dengan tugas-tugas pokok
yang diberikan kepada mereka.
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi. Tugas staf
dan pemanfaatan fasilitas fisik harus diatur dan diarahkan semaksimal
mingkin untuk membantu staf, baik secara individu maupun kelompok
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan ( Notoatmodjo, 2003 ).
Fungsi penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi)
Fungsi manajemen ini merupaka
lebih
menekankan
bagaimana
manajer
mengarahkan
dan
22
manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Untuk menggerakkan dan
mengarahkan sumberdaya manusia dalam organisasi , perana kepemimpinan,
motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan hal pokok yang
perlu mendapat perhatian para manajer organisasi ( Notoatmodjo, 2003 ).
Pengawasan dan Pengendalian
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupaka fungsi yang terakhir dari
manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen
lainya, terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengawasan dan
pengendalian standart keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target,
prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah
dicapai atau yang mampu dikerjakan dengan staf. Jika ada kesenjangan atau
penyimpangan yang terjadi harus segera diatasi. Penyimpangannya harus dapat
dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumberdaya dapat lebih
diefisienkan dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih
diefektifkan ( Notoatmodjo, 2003 ).
B. Langkah-langkah manajemen
Perencanaan
Dari keempat rangkaian fungsi manajemen tersebut, perencanaan merupakan
fungsi yang terpenting karena awal dan arah dari proses manajemen Puskesmas
secara keseluruhan. Perencanaan program kesehatan erdiri dari lima langkah
penting yakni:
1. Menjelaskan berbagai masalah
Untuk dapat menjelaskan masalah program kesehatan diperlukan upaya
analisis situasi. Sasaran analisis situasi adalah berbagai aspek penting
pelaksanaan program kesehatan di berbagai wilayah Puskesmas. Dari analisis
situasi akan dihasilkan berbagai macam data yang terdiri dari berbagai aspek.
o Aspek epidemiologis yakni kelompok penduduk sasaran (who) yang
menderita kejadian tersebut, dimana, kapan masalah tersebut terjadi.
23
24
25
Pengorganisasian
Dari
struktur
organisasi
Puskesmas
dapat
diketahui
mekanisme
pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada staf sesuai tugas yang diberikan.
Masing-masing kelompok terdiri dari 2 atau 3 staf yang tiap staf disesuaikan
dengan jumlah yang tersedia dan jumlah kelompok yang diperlukan. Setiap
kelompok dikoordinasikan oleh satu orang senior. Mereka bersama kader akan
memberikan pelayanan program kesehatan, membuat laporan, menganalisis
cakupan dan mengevaluasi pelaksanaan program di lapangan. Tugas-tugas mereka
hendaknya dibuat jelas dan sederhana disesuaikan dengan rata-rata tingkat
pendidikan mereka ( Notoatmodjo, 2003 ).
Pengorganisasian mencakup beberapa unsur pokok, antara lain :
1. Hal yang diorganisasikan ada 2 macam, yakni :
a) Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada
didalam rencana sehingga membentuk satu kesatuan yang terpadu
untuk mencapai tujuan.
b) Pengorganisasian tenaga pelaksana ialah mencakup pengaturan hak dan
wewenang
setiap
tenaga
pelaksana
sehingga
setiap
kegiatan
26
27
Penggerakan-pelaksanaan
Keberhasilan pengembangan fungsi manajemen ini amat dipengaruhi oleh
keberhasilan pimpinan Puskesmas menumbuhkan motivasi kerja staf dan
semangat kerja sama antara staf dengan staf lainnya di Puskesmas (lintas
program), antara staf puskesmas dengan masyarakat, dan antara staf puskesmas
dengan pimpinan instansi di tingkat kecamatan (lintas sektoral). Mekanisme
komunikasi yang dikembangkan oleh pimpinan puskesmas dengan stafnya,
demikian pula antara pimpinan puskesmas dengan camat dan pimpinan sektor
lainnya di tingkat kecamatan, termasuk dengan aparat di tingkat desa akan sangat
berpengaruh pada keberhasilan fungsi manajemen ini. Melalui loka karya mini
puskesmas, kesepakatan kerjasama lintas program dan sektoral dapat dirumuskan.
Perwujudan kerjasama lintas sektoral akan ditentukan oleh peranan kepala sektor
setempat dan ketua penggerak di tingkat kecamatan. Keterampilan untuk
mengembangkan hubungan antar manusia sangat diperlukan dalam penerapan
fungsi manajemen ini.
Program kesehatan ditujukan untuk masyarakat dan perlu dikelola oleh
masyarakat oleh kader-kader di tingkat dusun. Pembinaan kader memang sukar
28
dikerjakan oleh pihak puskesmas karena merka bekerja secara sukarela sementara
mereka dihadapkan pada pilihan bekerja untuk menanggung kebutuhan ekonomi
keluarga dan dirinya sendiri. Tetapi tanpa kader yang diambil dari masyarakat
setempat,konsep puskesmas (dari dan untuk masyarakat) akan kabur. Ironisnya
sampai saat ini puskesmas masih tetap dianggap perpanjangan tangan puskesmas.
Tanpa staf puskesmas, puskesmas jarang sekali berjalan secara rutin. Ini adalah
salah satu bentuk tantangan pelaksanaan dan pengembangan puskesmas terutama
di kota-kota.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan program
kesehatan adalah:
1. Kembangkan mekanisme kerjasama yang positif antara dinas-dinas
sektoral di tingkat kecamatan, antara staf puskesmas sendiri dan organisasi
formal dan informasi di tingkat desa/ dusun.
2. Gali potensi masyarakat dan kembangkan kerjasama yang ada (terutama
dengan PKK) untuk dapat menunjang kegiatan program kesehatan
3. Kembangkan motivasi kader dan staf kesehatan sebagai anggota kelompok
kerja program kesehatan, sehingga peran serta mereka yang optimal dapat
ditingkatkan untuk menunjang pelaksanaan program kesehatan. Dalam hal
ini hubungan antar manusia (HAM) perlu terus dibina dan dikembangkan
untuk menjamin tumbuhnya suasana kerja yang harmonis dan merangsang
inisiatif anggota kelompok kerja puskesmas ( Notoatmodjo, 2003 ).
29
dan
melaksanakan
langkah-langkah
untuk
mengatasi
memiliki
keahlian
tekhnis,artinya
30
keahlian
yang
mencakup
keahlian
interpersonal/
manusiawi,artinya
keahlian
untuk
31
1. Peran antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat
seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak
buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta
peran sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang
wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding
(Muninjaya, A. A. Gde. 2004 ).
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang
dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain
Tugas drg di puskesmas antara lain :
1. Harus mengerti permasalahan umum (program kesehatan gigi)
2. Mengkoordinir, monitor keseluruhan program kesehatan gigi di puskesmas
3. Mengkoordianasi, menggerakkan perawat gigi melaksanakan pelayanan
asuhan
4. Melaksanakan pelayanan asuhan
5. Membimbing, mengawasi perawat gigi
6. pendelegasian wewenang
7. Bertanggung jawab pencatatan dan pelaporan serta monitoring pelayanan
kesehatan gigi dan mulut (Departemen Kesehatan RI, 2002 ).
Selain itu juga terdapat 3 peranan drg di puskesmas, antara lain :
1. Manajer
2. Medicus practicus
3. Petugas kesehatan masyarakat
Sebagai seorang manajer organisasi kesehatan, ia akan dihadapkan pada tugastugas merencanakan pekerjaan bagi staf yang dipimpinnya, mengarahkan dan
menyediakan sarana penunjang agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanan dengan
efektif dan efisien serta memantau kembali sejauh mana tugas tugas tersebut
telah dilaksanakan.Atas dasar perbedaan tugas-tugas ini, seorang drg yang pintar
32
belum tentu akan menjadi pimpinan puskesmas atau Rumah Sakit yang cakap
( Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).
Selain berperan sebagai manajer dan medicatus practicus,seorang dokter juga
akan berperan sebagai seorang petugas kesehatan masyarakat ( public health
worker ). Pekerjaan sebagai petugas kesehatan masyarakat akan berbeda dengan
tugas sebagai seorang manajer atau medicus practicus.Ketiganya berbeda dalam
hal jenis dan orientasi pelayanan yang diberikan, sumber dayadan tekhnologi yang
digunakan, serta bagaimana pelayanan tersebut dilaksanakan.Atas dasar
perbedaan ini, seorang dokter tidak saja dituntut untuk menguasai ilmu
kedokteran, tetapi juga harus memahami dan terampil menerapkan prinsip-prinsip
ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen ( Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).
Penerapan manajemen pada program kesehatan di puskesmas akan lebih
menjamin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih produktif,
efisien, efektif, dan rasional.Untuk mampu melaksanakan ketiga peran tersebut
dengan sukses, seorang dokter yang bertugas di tingkat pelayanan kesehatan dasar
( seperti di Puskesmas ) harus terampil menguasai ketiga disiplin ilmu tersebut
dan mampu menerapkannya secara tepat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan
dan masalah yang akan dihadapi (Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).
33
tercapainya
tujuan
pembangunan
kesehatan
nasional
yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat
2010.
Fungsi Puskesmas
1)
dalam
memperjuangkan
pembiayaannya,
serta
ikut
kepentingan
menetap,
34
kesehatan
menyelenggarakan
termasuk
dan
sumber
memantau
Upaya Puskesmas
Puskesmas bertangung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
masyarakat. Ada 2 Upaya :
35
derajat
kesehatan
masyrakat.
Upaya
ini
harus
Upaya Pengobatan
dengan
kemampuan
puskesmas.
Pengembangan :
36
Upaya
Kesehatan
Keuangan
37
38
Dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, ketiga strata atau jenis pelayanan
tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada didalam suatu sistem dan
saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan
tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke
tingkat pelayanan diatasnya, demikian seterusnya. Penyerahan tanggung jawab
dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain ini disebut
rujukan. Secara lengkap dapat dirumuskan sistem rujukan ialah suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung
jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara
vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar
unit-unit yang setingkat kemampuannya ( Notoatmodjo, 2003 ).
UKGS
Usaha pencegahan penyakit gigi dan mulut terutama ditujukan kepada muridmurid sekolah, antara lain melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) dalam pemberian fluor guna mencegah atau mengurangi karies gigi atau
penyakit gigi lainnya.
Lebih rincinya ada beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan melalui
program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) ini, yaitu :
1.
2.
39
banyak bagian gigi (email) yang berwarna merah. Kepada siswa/i yang belum
menyikat giginya dengan bersih dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan menyikat gigi
ini. Dengan cara tersebut diharapkan setiap siswa/i mempunyai pengalaman dan
latihan untuk mengetahui berapa lama seseorang harus menyikat gigi sampai bersih
betul. Kegiatan sikat gigi bersama ini dapat dilakukan beberapa kali dalam satu bulan.
3.
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut
Pada siswa/i TK dan SD diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan cara
menggunakan buku pegangan yang bisa didapat dari Yayasan Kesehatan Gigi
Indonesia. Buku-buku tersebut telah disusun berdasarkan urutan kelasnya yaitu buku I
untuk kelas I dan seterusnya sampai buku VI dan dilengkapi dengan buku kerjanya
masing-masing.
Penyuluhan diberikan oleh dokter gigi dengan dibantu overhead projector, slide,
gambar-gambar dan alat-alat peraga yang menarik seperti model gigi dan lain-lainnya
sehingga penyuluhan itu tidak berkesan membosankan, selain tentang kesehatan gigi,
diberikan juga penyuluhan tentang bagaimana menjaga kesehatan mulut yang nantinya
akan berpengaruh pada kesehatan gigi. Kerjasama dengan kepala sekolah sangat
diperluka karena penyuluhan ini dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan seharusnya
sudah dijadwalkan pada awal tahun pelajaran. Tujuan dari penyuluhan tersebut adalah
agar siswa/i lebih sadar bagaimana seharusnya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya
masing-masing. Peran serta guru kelas dan kepala sekolah besar artinya dalam
keberhasilan usaha kegiatan penyuluhan tersebut.
Perawatan gigi dan mulut ditunjukkan dalam memperoleh pengobatan yang
diperlukan, terutama pengobatan dalam menghilangkan rasa sakit, dan mencegah
kerusakan gigi semakin parah. Sebaiknya sebelum dilakukan perawatan, terlebih dahulu
diadakan pemeriksaan untuk membuat data dari setiap siswa/i. Pada tiap-tiap awal tahun
pengajaran dilakukan pemeriksaan awal untuk dibuatkan kartu status tentang keadaan
gigi geligi masing-masing juga tentang kesehatan mulut secara keseluruhan. Berdasarkan
data-data tersebut, diperoleh gambaran mengenai berapa jumlah siswa/i yang
memerlukan penambalan dan pencabutan diberikan surat untuk ditandatangani orang
tuanya sebagai tanda persetujuan bahwa putra/i-nya diizinkan dirawat di sekolah.
Mengingat UKGS bukanlah poliklinik, maka perawatan yang diberikan hanyalah
penambalan tetap, pencabutan gigi susu yang sudah saatnya tanggal, pengobatan gigi
untuk menghilangkan rasa sakit/pencegahan kerusakan lebih lanjut
2003 ).
40
( Notoatmodjo,
41
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Fungsi manajemen terdiri dari: fungsi perencanaan (Planning), fungsi
pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing,
commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian
(controlling, reporting).
2. Rangkaian fungsi manajemen, perencanaan merupakan fungsi yang terpenting
karena awal dan arah dari proses manajemen langkah-langkah perencanaan
antara lain: menjelaskan berbagai masalah, menentukan prioritas masalah, dan
menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan. Pengorganisasian dapat
diketahui mekanisme pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada staf sesuai
tugas yang diberikan. Pergerakan dan pelaksanaan program kesehatan dapat
diketahui dengan mengevaluasi keberhasilan program. Pengawasan dan
pengendalian
program
kesehatan
dilaksanakan
secara
rutin
dengan
42