Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KIMIA

PERTAMBANGAN BATUBARA
KELOMPOK : 5

KELAS: GEOLOGI B
DISUSUN OLEH

NAMA

NPM

AGUNG PRASTA YAOHAN

0551 14 065

PAHRUL HIDAYAT

0551 14 066

DEDE RESA AMALIA

0551 14 067

ARIZA BASTIAN SLATIN

0551 14 068

DEVIE ELVIRA ROSYA

0551 14 069

HARYOSETO PRASETYOBUMI

0551 14 070

DENI SAPUTRA

0551 14 071

JEZZI DEWANA TIRANDA

0551 14 072

IRFAN RIFAI

0551 14 073

MOH. ADITYA

0551 14 074

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2015

I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batubara terbesar di dunia. Salah satu
daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah Kalimantan Selatan. Pertumbuhan
tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin pesat karena semakin banyak lahan tambang
baru yang ditemukan. Namun pertumbuhan yang pesat tidak diseimbangi dengan pengelolaan
yang baik oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kurangnya sosialisasi tentang
pengelolaan tambang dengan baik, menyebabkan banyak dampak buruk yang dihasilkan.
Walaupun sekarang tidak terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi dampak pengelolaan tambang
yang salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem. Perlunya usaha-usaha yang dilakukan dari
sekarang untuk mengatasi pengelolaan tambang yang salah. Mulai dari sosialisasi sampai
tindakan nyata, sehingga diharapkan keseimbangan alam akan terjaga.
I.2 Tujuan
1. Mengetahui bahan galian batubara
2. Mengetahui dampak pengelolaan tambang batubara, dan
3. Mengetahui solusi untuk mengatasi dampak pengelolaan tambang batubara.
I.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud bahan galian batubara?
2. Apa dampak penambangan batubara terhadap lingkungan?
3. Apa saja usaha-usaha yang dapat mengurangi pertambangan?

II. PEMBAHASAN
II.1 BAHAN GALIAN BATUBARA
1. Bahan Galian Batubara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang
terperangkap dalam sedimen dan dapat dipergunakan sebagai bahan baker, Jenis sedimen
ini terperangkap dan mengalami perubahan material organik akibat timbunan (burial) dan
diagenesa. Batubara awalnya merupakan bahan organik yang terakumulasi dalam rawarawa yang dinamakan peat. Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu
dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman karbon kira-kira
340 juta tahun yang lalu (Jtl) adalah masa pembentukan Batubara yang paling produktif.
2. Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan
pembentuk Batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
a. Alga, dari zaman prekambrium hingga ordovisium dan bersel tunggal sangat
sedikit endapan batubara dari periode ini Silofita, Dari zaman Silur hingga devon
tengah merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari periode ini.
b. Plirodefita, umur devon atas hingga karbon atas. Tumbuhan pembentuknya
merupakan tumbuhan tanpa bunga dan biji serta berkembangbiak dengan spora.
c. Gimnospermae, Dari zaman permian hingga kapur tengah. Tumbuhan
heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, contohnya Pinus.
d. Angiosspermae, dari zaman kapur atas hingga kii. Jenis tumbuhan modern, buah
menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding
gimnospermae sehingga secara umum kurang terawetkan.
3. Berdasarkan proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas, dan waktu,
umumnya batubara dibagi kedalam lima kelas yaitu:
a. Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)
metalik. Mengandung antara 86 % 98 % unsur karbon (C) dengan kadar air
kurang dari 8 %
b. Bituminus mengandung 68 86 % Unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10 % dari
beratnya.
c. Subbituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air. Sehingga menjadi
sumber panas yang kurang efisien dibanding dengan bituminus.
d. Lignit atau batubara cokelat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung
air 35 75 % dari beratnya.
e. Gambut, berpori dan memiliki kadar air diatas 75 % serta nilai kalori yang paling
rendah.

4. Proses pembentukan batubara ialah dari perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut
hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (Coalification). Ada dua proses
yang terjadi yaitu :
a. Tahap Diagenetik atau biokimia yaitu dimulai pada saat material tanaman
terdeposisi, hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses
perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi, dan gangguan biologis yang
dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material
organik serta membentuk gambut.
b. Tahap malihan atau geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi
biuminus, dan akhirnya antrasit.
5. Sumber Daya Batubara di Indonesia memiliki potensi yang sangat melimpah, terutama di
pulau kalimantan dan pulau sumatera. Batubara merupakan bahan bakar utama selain
solar (diesel fuel) yang digunakan dalam industri. Dari segi ekonomis batubara jauh lebih
hemat dari pada solar dengan perbandingan sebagai berikut: solar Rp. 0,74/kilokalori
sedangkan batubara Rp. 0.09/kilokalori. Dari segi kuantitas, batubara merupakan
cadangan energi fosil terpenting di Indonesia, Jumlahnya sangat melimpah, mencapai
puluhan milyar ton. Jumlah ini cukup untuk memasak kebutuhan energi listrik hingga
ratusan tahun kedepan. Sayangnya Indonesia tidak mungkin membakar habis batubara
dan mengubahnya menjadi energi listrik karena selain mengotori lingkungan melalui
polutan CO2, SO2, NOx, dan CxHx, cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi
nilai tambah tinggi.
6. Batubara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih efisien jika dikonversi menjadi
migas sintetis, atau bahan petrokimia lain, yang bernilai ekonomis tinggi. Cara yang
dipertimbangkan dalam hal ini adalah gasifikasi atau penyubliman batubara. Coal
Gasification adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batubara
yang mudah terbakar (combustible gasses), setelah proses pemurnian gas-gas ini CO
(karbon monoksida), CO2 (karbon dioksida), H (hidrogen), CH4 (metana), dan N2
(nitrogen) dapat digunakan sebagai bahan bakar. Hanya dengan menggunakan watergas
atau coal gas. Gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara kotoran padat, dan
limbah terendah.
7. Cara untuk membersihkan batubara dari sulfur adalah dengan cara memecah batubara
kebongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Secara khusus bongkahan batubara tadi
dimasukkan kedalam tangki besar yang terisi air, maka batubara akan mengapung
kepermukaan ketika kotoran sulfur tenggelam.

8.

Membuang NOx dari Batubara Ketika udara yang mengandung nitrogen dipanaskan
seperti pada nyala api boller (3000F 1648C), atom nitrogen ini terpecah menjadi
nitrogen oksida yang terkadang disebut dengan Nox. Nox juga dapat dibentuk dari atom
nitrogen yang terjebak dalam batubara. Cara terbaik untuk mengurangi NOx adalah
menghindari benukan asalnya, caranya pada saat pembakaran, batubara lebih banyak
daripada udara dilubang pembakaran yang terpanas. Dibawah kondisi ini kebanyakan
oksigen terkombinasi dengan bahan bakar dari pada dengan nitrogen. Camputan
pembakaran kemudian dikirim keruang pembakaran yang kedua dimana terdapat proses
yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar.

II.2 DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP LINGKUNGAN


Seperti yang diketahui, pertambangan batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan
lingkungan hidup yang cukup parah, baik itu air, tanah, udara, dan hutan.
1. Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat pertambangan
batubara ini, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali
yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air
kubangan tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO 4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam
jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat
berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah,
akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.
2. Udara
Penambangan batubara menyebabkan polusi udara, hal ini diakibatkan dari pembakaran
batubara. Menghasilkan gas nitrogen oksida yang terlihat cokelat dan juga sebagai polusi
yang membentuk acid rain (hujan asam) dan ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi
yang dapat membuat kotor udara. Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga
sangat berbahaya bagi kesehatan, yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi
saluran pernafasan (ISPA), dan dalam jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan
menyebabkan kanker, dan kemungkinan bayi lahir cacat.
3. Hutan
Penambangan batubara dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat karena lahan
pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan
adanya perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat
perluasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu yang
semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh buruknya
tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa.
4. Laut

Pencemaran air laut akibat penambangan batubara terjadi pada saat aktivitas bongkar muat
dan tongkang angkut batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan
hutan mangrove dan biota yang ada di sekitar laut tersebut.
II.3 USAHA MENGURANGI DAMPAK DARI PERTAMBANGAN
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pertambangan batubara adalah
sebagai berikut :
1. Penghentian penggunaan jalan umum untuk aktivitas angkutan batubara mesti ada
ketegasan pemerintah daerah untuk menyetop dan menindak tegas setiap penguasaha
aktivitas pertambangan ilegal yang selama ini semakin menjamur dan penurunan
terhadap dampak kerusakan lingkungan dan sosial yang ditimbulkannya
2.

Tidak mengeluarkan perizinan baru agar tidak menambah semrawutnya pengelolaan


sumber daya alam tambang batubara, saat ini hal yang paling mudah dan sangat mungkin
untuk dilakukan adalah dengan tidak mengeluarkan izin baru lagi. Sehingga
memudahkan untuk melakukan monitoring terhadap pertambangan batubara yang ada.

3. Penghentian pertambangan batubara ilegal secara total, pemerintah harus melakukan


penghentian pertambangan batubara ilegal secara tegas tanpa padang bulu dan
transparan.
4. Penghentian bisnis yayasan dan koperasinya TNI POLRI
5. Evaluasi perizinan yang telah diberikan, dan lakukan audit lingkungan semua usaha
pertambangan batubara.
6. Meninggikan standar kualitas pengelolaan lingkungan hidup dan komitmen untuk
kelestarian lingkungan hidup
7.

Pelembagaan konflik untuk menyelesaikan persengketaan rakyat dengan perusahaan


pertambangan agar tercapai solusi yang memuaskan berbagai pihak.

8. Menyusun kebijakan strategi pengelolaan sumber daya alam tambang.


9. Setiap perusahaan diwajibkan mereklamasi bekas-bekas penambangan dan menjamin
serta memastikan hasil reklamasi tersebut sesuai AMDAL. Dan pihak pemerintah harus
mengawasi jalannya proses reklamasi tersebut, sehingga benar-benar yakin kalau proses
reklamasi berjalan dengan baik dan menampakkan hasil.
10. Menggunakan alat-alat penambangan dengan berteknologi tinggi sehingga
meminimalisasi dampak lingkungan serta memperkecil angka kecelakaan dalam
pertambangan batubara tersebut.

11. III. PENUTUP


1. KESIMPULAN
12. Batubara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan sebagai bahan bakar.
Materi pembentuk Batubara adalah Alga, Silofita, Pteridofita, Gimnospermae, dan
Angiospermae. Kelas dan Jenis batubara yaitu :
1. Antrasit
2. Bituminus
3. Sub bituminous
4. Lignit
5. Gambut
13.
14.
Pembentukan batubara dapat terjadi secara diagnetik atau biokimia dan tahap
malihan atau geokimia. Sumber daya batubara di Indonesia jumlahnya sangat
melimpah seperti di Kalimantan Selatan yang cukup untuk pasokan energi beberapa
tahun kedepan. Gasifikasi Batubara adalah sebuah proses untuk merubah batubara
padat menjadi gas batubara yang mudah terbakar. Pembersihan batubara dapat
dilakukan dengan memcahnya menjadi bongkahan-bongkahan kecil dan dicuci
dengan air didalam sbuah tangki besar. Membuang Nox dari batubara dapat
dilakukan dengan cara staged Combustion. Dampak penambangan batubara adalah
kerusakan terhadap lingkungan yaitu air, udara, tanah, hutan dan laut. Usaha
mengurangi dampak pertambangan bisa di upayakan oleh pemerintah maupun pihak
perusahaan.
15.
2. SARAN
16.
Agar pemerintah lebih mengoptimalkan dan mensosialisasikan tentang
AMDAL, sehingga para penambang lebih memperhatikan dampak lingkungan dari
pada keuntungan semata. Diharap juga pemerintah lebih tegas menindak para
penambang yang terbukti melanggar peraturan penambangan agar para penambang
terutama perusahaan-perusahaan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan
sehingga dapat meminimalkan dampak lingkungan dan resiko kecelakaan. Diharap
dengan penambang yang bertanggung jawab terhadap reklamasi lahan bekas
penambangan, sehingga pada akhirnya tidak mengganggu keseimbangan lingkungan
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.

IV. DAFTAR PUSTAKA

30.

http://belajar-eka.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-batubara.html
31. http://learnmine.blogspot.com/2013/05/makalah-batubara-dampak-dan-solusi.html
32. https://ikerosmanita.wordpress.com/2013/05/13/dampak-pertambangan-batubaraterhadap-kesehatan-masyarakat/
33.

Anda mungkin juga menyukai