Anda di halaman 1dari 4

7.

Apa saja komplikasi dari obesitas ?

jawab :
1. Diabetes Melitus
Sudah sejak lama diketahui dan diterima umum bahwa obesitas
merupakan salah satu faktor resiko yang penting untuk timbulnya diabetes.
Kegemukan secara tersendiri tidak sampai menimbulkan diabetes, walaupun
jelas dapat menaikkan kadar gula darah. Pada derajat kegemukan dengan BMI
>24, akibat pengaruh kegemukan dapat menyebabkan kadar gula menjadi
200mg%. Disamping derajat obesitas,lamanya obesitas juga berpengaruh pada
terjadinya diabetes. Mengenai mekanisme hubungan antara obesitas sebagai
faktor resiko diabetes, sampai saat ini masih belum jelas benar. yang sudah
diketahui adalah bahwa diabetes melitus mempunyai etiologi multifaktorial
dengan obestias sebagai salah satu faktornya. pada obesitas terjadi hipertrofi
sel beta pankreas dan hiperinsulinisme. jika mekanisme kompensasi sudah
tidak mencakupi lagi, apakah karena ada faktor genetik maupun lingkungan
yang tidak menguntungkan, dapat terjadi diabetes melitus pada orang obes.
2. Hipertensi
Hubungan antara tekanan darah dan berat badan lebih nyata untuk
tekanan sistolik dari pada tekanan diastolik. juga hubungan tersebut lebih
menonjol pada wanita daripada laki-laki. kenyatan bahwa orang dengan
tekanan darah tinggi cenderung untuk menjadi lebih gemuk, dan adanya
hubungan bahwa orang obes dengan tekanan darah normal cenderung
hipertensif. Dasar mekanisme kenaikan tekanan darah pada orang gemuk
sampai saat ini belum jelas. Tetapi ada beberapa hal yang dapat terjadi;

alat pengukur (cuff) terlalu kecil, sehingga tidak dapat menutup (melingkar)
lengan dengan sempurna sehingga menghasilkan tekanan darah tinggi palsu,

dengan angka kenaikan 8-12 mmHg lebih tinggi daripada seharusnya.


hemodinamik orang obes yang normotensif ditemukan kenaikan konsumsi O 2
dan juga denyut jantung yang sedikit lebih meningkat. Curah jantung yang

sebanding dengan konsumsi O2 dan derajat kegemukan.


adanya kenaikan volume darah yang beredar akibat meningkatnya volume
darah dalam jaringan lemak berhubungan dengan curah jantung yang juga

meningkat sehingga terdapat peningkatan aktifitas dari ventrikel kiri.


3. Penyakit Kardivaskular

Kematian yang lebih tinggi pada orang obes terutama disebabkan oleh
penyulit kardiovaskular, didapatka bahwa kenaikan berat badan mempunyai
hubungan yang bermakna dengan frekuensi kematian mendadak, angina
pektoris, tetapi tidak berhubungan dengan infark miokard akut.
Pada orang obes terjadi peningkatan konsumsi O2, isi sekuncup juga
meningkat sesuai dengan derajat kegemukannya. Pada orang yang sangat obes
daoat terjadi tanda overload, dan fungsi ventrikelkiri yang berkurang
sebanding dengan kegemukannya, dan hal ini kemudaian dapat menyebabkan
terjadinya payah janung yangg fatal. Kelainan kardiovaskular selain payah
jantung adalah kelainan koroner, seperti juga dengan penentuan faktor yang
berpengaruh pada fungsi ventrikel kiri, terdapat pengaruh yang kompleks
antara jenis kelamin, umur, tekannan daah, kadar serum lipid, merokok,
diabetes dan berat badan.
4. Hipoventilasi alveolar
Pada orang obes dapat terjadi hipoventilasi alveolar, yang pada
keadaan berat dapat menyebabkan sindrom Pickwickian denga gejala terdiri
atas obesitas berat, somnolensia, edema, kelainan pernapasan berat disertai
adanya peritode apnea dengan sianosis.
Patogenesis sindrom hipoventilasi pada obesitas ini masih belum jelas.
Tetapi pada penelitian didapatkan kelainan sirkulasi pada orang obes karena
adanya kenaikan volum darah total dan volum darah paru. Perfusi paru
normal, tetapi ventilasi paru berkurang Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri
meninggi walaupun peninggian ini tidak ditemukan pada semua penderita.
HIpoventilasi alveolar dan asidemia akan menyebabkan vasokontriksi
pulmonal selanjutnya menimbulkan hipertensi pulmonal, yang akhirnya
mengakibatkan pembesaran ventrikel kanan dan kor-pulmonal dengan
dekompensasi. Kelainan tersebut mulai tampak pada obesitas simpel dan dapat
membaik dengan penurunan berat badan, sedangkan pada sindrom
hipoventilasi berat mekanisme kompensasi tidak berfungsi baik sehingga
dapat mengakibatkan keadaan yang lebih buruk lagi.
5. Batu empedu
Batu empedu lebih banyak terjadi pada obesitas daripada populasi
umum, juga resiko kematian pada orang obes dengan batu empedu lebih besar
di banding non obes dengan batu empedu. Dasar korelasi antara obesitas

dengan batu empedu masih belum jelas, tetapi beberapa peneliti menyatakan
bahwa aktifitas fisik merupakan salah satu faktor penting, sebaliknya jumalh
dan komposisi makan juga merupakan hal yang berpengaruh. Hal tersebut
menyokong hipotesis bahwa kenaikan kadar kolesterol dalam empedu adalah
sebagai akibat perubahan pola diet. mungkin kadar kolesterol empedu
mempunyai hubungan tidak langsung dengan kadar serum kolesterol.
6. Obesitas dengan kehamilan
Obesitas memberikan risiko yang lebih besar pada wanita hamil bagi
timbulnya kelainan tertentu seperti hipertensi dan diabetes melitus. Pada
penelitian terhadap wanita obes yang hamil ditemukan kemungkinan anak
dengan berat badan lebih dari 4kg 2kali lebih besar dari pada normal,
walaupun tidak menunjukkan risiko operatif yang lebih tinggi. disamping itu,
insidensi persalinan yang lebih lama dari 24 jam setelah amniotomi, juga
meningkatkan kejadian hemoragia post partum primer, afisia neonatal, dan
pireksia puerpural. walaupun demikian dengan pengelolaan antenatal yang
baik termasuk pemantauan gula darah, fungsi fetoplasental dan disproporsi
sefalopelvik, maka adanya obesitas tidak menyebabkan kemaitan perinatal dan
maternal yang lebih banyak. Pada penelitian yang lain ditemukan adanya
resiko antepartum yang lebih besar pada wanita hamil yang obes, serta
ditemukan hipertensi dan diabetes, kehamilan kembar, diperlukan induksi
partus dan kemungkinan sectio caesaria.
7. Resiko lain yang terjadi pada obesitas
Semua organ tubuh dapat terpengaruh oleh obesitas dan memberikan
resiko bagi timbulnya penyakit tertentu. Beberapa di antaranya;

perlemakan hati yang terjadi penignkatan kadar SGOT, SGPT, dan LDH darah

dapat terjadi dan akan kembali normal setelah berat badan menurun.
pada orang gemuk karena kelebihan berat badan, akan terjadi lipatan kulit
yang lebih banyak dengan kelembaban yang lebih tinggi, hingga
mempermudah terjadinya infeksi jamur di lipatan kulit terutama di daerah

axilla, perineal serta di bawah lipatan payudara.


osteoarthritis lebih sering terjadi pada sendi yang menahan beban berat badan
pada anak yang obes dapat terjadi genu valgum
menstruasi yang tidak teratur serta oligomenore lebih sering terjadi pada orang

obes
fibrosis pada uterus serta timbulnya kanker endometrium yang ering terjadi.

referensi : Soeparman,dkk. 1987. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Kedua. Jilid 1. Balai
penerbit FKUI:Jakarta. hal 534-537

Anda mungkin juga menyukai