2-2011
PEDOMAN TEKNIS
PEMBERDAYAAN
PERKUMPULAN PETANI
PEMAKAI AIR
201
KEMENTERIAN PERTANIAN
2011
KATA PENGANTAR
Dalam
rangka
mendukung
Pengembangan
dan
tertuang
Tahun
2004
dalam
UndangUndang
tentang
Sumber
Nomor
Daya
Air
dan
Petani
Pemberdayaan
P3A
Pemakai
merupakan
Air
(P3A).
upaya
untuk
bahwa
kegiatan
pembinaan
dan
Oleh
Perkumpulan
Petani
Pemakai
Air
diharapkan petugas
dapat
melaksanakan
dan
tugas
memahami
dan
Irigasi
Jakarta, Januari
2011
Direktur Pengelolaan Air
ii
iii
RINGKAS
AN
Dalam rangka implementasi UU Nomor 7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 20
tahun 2006 tentang Irigasi yang di dalamnya dengan jelas
mengamanatkan bahwa pengembangan sistem irigasi tersier
menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan petani
pemakai air, Kementerian Pertanian melalui Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Direktorat
Pengelolaan
Air
Irigasi
melaksanakan
kegiatan
Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) melalui
Dana Tugas Pembantuan TA. 2011. Kegiatan dimaksudkan
untuk
lebih
mengedepankan
peran
petani
melalui
kelembagaan petani pemakai air dalam pengelolaan jaringan
irigasi.
Hasil
yang
diharapkan
dari
kegiatan
ini
adalah Terbentuk P3A yang kuat, memiliki posisi tawar tinggi,
mandiri, berkelanjutan dan mengakar di masyarakat, mampu
merencanakan kegiatannya dan mengembangkan potensi
sumber daya lokal dalam rangka pengelolaan irigasi
partisipatif.
Pemberdayaan
P3A
adalah
upaya
penguatan
dan
peningkatan kemampuan kelembagaan petani pemakai air
yang meliputi aspek kelembagaan, teknis dan pembiayaan
dengan dasar/cara keberpihakan kepada petani. Rangkaian
kegiatan pada Pemberdayaan P3A meliputi penyusunan Profil
Sosial Ekonomi, Teknik dan Kelembagaan (PSETK) dan
pelatihan
materi
Penguatan penguatan
Kelembagaan kelembagaan.
materimateri Adapun
sesuai dengan
Pelatihan
kebutuhan kelompok antara lain: Rencana Tata Tanam/Pola
Tanam;
KebutuhanAir
danIrigasi; Operasi Jaringan Irigasi; Pemeliharaan
Cara
Pemberian
Jaringan Irigasi; Pengamanan Jaringan Irigasi; Sekolah Lapang
serta Pembuatan Laporan Keuangan dan lainlain.
Pada tahun anggaran 2011, kegiatan Pemberdayaan P3A direncanakan
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
...........................................................................
.......
ii
RINGKASAN..........................................................
.....................................
iv
DAFTAR
ISI.......................................................................
..........................
v
DAFTAR
LAMPIRAN
...........................................................................
...vii
BAB
I
PENDAHULUAN......................................................
.................. 1
A.
Latar
Belakang.............................................................
.......... 1
B.
Tujuan
...........................................................................
............ 3
C.
Sasaran
1. Penguatan Kelembagaan Petani
...........................................................................
Pemakai Air..........
melalui3 Pembentukan
Organisasi
Petani Hukum
D. Landasan
......................................................12
2. Peningkatan Kemampuan P3A melalui
.................................................................
4
Pengembangan
Organisasi
P3A
E.
Pengertian
a. ..........................12
Aspek
...........................................................................
Kelembagaan.........................................
.... 4
BAB II
PRINSIP PEMBERDAYAAN
KELEMBAGAAN
PETANI PEMAKAI AIR
.........................................................10
A.
Prinsip Pelaksanaan
Pemberdayaan..........................10
B.
Pendekatan Pemberdayaan
...........................................10
C.
Lingkup
Pemberdayaan...................................................
11
sebanyak
1398
unit
pada
215
kabupaten
dan
24
provinsi
di
seluruh
Indonesia.
Mekanisme
pelaksanaan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai
air dilaksanakan secara
swakelola oleh Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota
iv
b.
Aspek
Teknis..........................................................
.....13 c.
Aspek Ekonomi
..........................................................15
D. Pelaksana
Pemberdayaan...............................................15
........................................................................2
7
C.
Aspek Ekonomi
...................................................................27
BAB VI MONITORING, PELAPORAN DAN EVALUASI
............... 28
A.
Monitoring
...........................................................................
.28
B.
Pelaporan
...........................................................................
...28
1.
Format
Laporan.......................................................
..28
2.
Alur Laporan
...............................................................29
BAB VII PENUTUP
...........................................................................
...... 31
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................
..... 32
LAMPIRAN ...........................................................
.................................... 34
Lampiran 4
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 7
Lampiran 8
Form PSP01
Forom PSP2
vi
vii
BAB I
PENDAHULU
AN
semua
pemerintah
pemangku
maupun
kepentingan,
masyarakat.
baik
Partisipasi
dapat
masyarakat, serta
berhasil,
bermanfaat
berkelanjutan.
Melalui
bagi
Undang
pergeseran
2006
Daya
tentang
paradigma
Air
dan
Irigasi,
dalam
Peraturan
telah
terjadi
pengelolaan
irigasi,
tetapi
sebagian
Pola
diserahkan
penyerahan
kepada
kewenangan
pemakai
air)
dapat
dilaksanakan
melalui
kegiatan pemberdayaan
Latar
petani
A.
Belakang
20
(khususnya
irigasi
partisipatif
ini
harus
sistem
irigasi
yang tergabung
organisasi
P3A/GP3A/IP3A/kelompok tani,
organisasi tersebut
mengambil
dapat
keputusan
mengatasi
secara
sehingga
masalah
mandiri
dan
dalam
hal
pengelolaan irigasi.
fasilitator,
katalisator,
motivator
dapat
mendorong
menumbuhkembangkan
lebih
berdaya
motivasi
dalam
pengambilan
2007
dan
kegiatan
amanat
tentang
Peraturan
Pembagian
Pemerintah
Kewenangan
Pemerintah
Kabupaten/Kota
pengembangan
dan
maka
pemberdayaan
dan
petani/P3A
Tahun
Provinsi,
dan
dengan
38
Sesuai
Nomor
untuk
Sehubungan
keputusan
dengan
hal
tersebut
di
atas,
maka
menjadi
Tingkat
tergabung
Usaha
Tani
(JITUT),
namun
termasuk
di
salah
satu
dalam
acuan
para
Penyuluh
fasilitator
Pertanian
yang
guna
B.
Tujuan
D.
upaya
peningkatatan
Landasan Hukum
mengakar di masyarakat;
terciptanya/meningkatnya
atas
dasar
d.
prinsipprinsip
keberlanjutan
pengelolaan
daerah/fasilitator
Menteri
Pekerjaan
Umum
No
P3A/GP3A/IP3A.
Sasaran
a. Tercapainya
Peraturan
pemberdayaan masyarakat.
C.
2004
Irigasi;
daya
Tahun
kemampuan
c. Mendorong
Nomor
untuk
E.
1)
Pengertian
Pemberdayaan, berasal dari kata daya
yang
artinya kemampuan untuk melakukan
sesuatu atau bertindak atau juga berarti
kekuatan atau tenaga yang menyebabkan
sesuatu untuk bergerak dan meningkatkan
organisasi itu sendiri (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Menurut Ife (1995) mengemukakan
bahwa pemberdayaan mengacu pada
kata
empowerment, yang berarti memberi daya,
member power (kuasa), kekuatan, kepada
pihak yang kurang berdaya. Segala potensi yang
dimiliki oleh pihak yang kurang berdaya itu
ditumbuhkan, diaktifkan, dikembangkan sehingga
dirinya;
3
2)
Pemberdayaan
Kelembagaan
Petani
Pemakai
Air: adalah upaya penguatan dan
peningkatan kemampuan kelembagaan petani
pemakai air yang meliputi aspek kelembagaan,
teknis dan pembiayaan dengan dasar/cara
keberpihakan kepada petani;
3) Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) :
adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang
menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu
daerah pelayanan irigasi yang dibentuk oleh
petani pemakai air sendiri secara demokratis,
termasuk
kelembagaan
lokal
pengelola air irigasi.
Dibeberapa
daerah
Kelembagaan
P3A
menggunakan nama atau istilah yang berbeda,
seperti di Jawa Timur dengan HIPPA, di Bali
dengan Subak, di Jawa Barat dengan Mitra Cai
dan sebagainya;
4)
Gabungan
Petani
Pemakai
Air
(GP3A):
adalah kelembagaan dari sejumlah
P3A
yang
memanfaatkan
fasilitas
irigasi/reklamasi
rawa
yang
bersepakat bekerjasama dalam pengelolaan
suatu daerah pelayanan irigasi atau pada tingkat
sekunder;
5)
Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air
(IP3A): adalah kelembagaan dari sejumlah GP3A
atau P3A yang memanfaatkan fasilitas irigasi,
yang bersepakat bekerjasama dalam pengelolaan
pada satu daerah irigasi atau pada tingkat
induk/primer;
6)
Petani Pemakai Air : adalah semua petani yang
mendapat nikmat dan manfaat secara langsung
dari pengelolaan air dan jaringan irigasi yang
meliputi pemilik sawah, pemilik penggarap
sawah, penggarap/penyakap, yang mendapat
air dari jaringan irigasi/reklamasi rawa , dan
pemakai air irigasi lainnya;
7)
8)
9)
10)
11)
12)
Profil
Sosial
Ekonomi
Teknis
Kelembagaan
(PSETK): adalah gambaran
informasi atau data mengenai keadaan sosial,
ekonomi, teknis
dan
kelembagaan pada
suatu daerah irigasi yang dibutuhkan oleh
kelembagaan pengelola Irigasi
untuk
perencanaan
program pemberdayaan P3A
dalam meningkatkan kinerja pengelolaan irigasi
partisipatif;
Pembentukan Perkumpulan Petani Pemakai
Air : adalah upaya yang dilakukan petani
pemakai air secara demokratis dalam rangka
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi di
wilayah kerjanya;
Penguatan Kelembagaan Petani Pemakai
Air:
adalah upaya
peningkatan
status
organisasi/kelembagaan petani pemakai
air
secara
demokratis
sebagai
badan
yang
otonom dan mempunyai hak untuk irigasi dan
untuk meningkatkan usaha tani yang berbasis air
irigasi;
Pengelolaan
Irigasi
Partisipatif:
adalah
penyelenggaraan
pengelolaan
irigasi
yang
berbasis peran serta petani dalam proses
penyelenggaraan
sejak
pemikiran
awal, pengambilan keputusan dan pelaksanaan
kegiatan pada tahap
perencanaan,
rehabilitasi,
pembangunan, peningkatan,
operasi,
pemeliharaan,
pengamanan
dan
konservasi;
Peningkatan
Kemampuan
Kelembagaan
Petani Pemakai Air:
adalah
upaya
untuk
meningkatkan
kemampuan kelembagaan
petani
pada
aspek kelembagaan, teknis dan pembiayaan
dalam rangka peningkatan partisipasi petani
dalam pengembangan dan pengelolaan sistem
irigasi secara mandiri di wilayah kerja;
Kelembagaan adalah suatu tatanan dan pola
13)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
Irigasi:
adalah
usaha
penyediaan,
pengaturan,
dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi
irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah
tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak;
Jaringan
Irigasi
:
adalah
saluran,
bangunan,
dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan
untuk
penyediaan,
pembagian, pemberian,
penggunaan, dan pembuangan air irigasi;
Jaringan
Irigasi
Desa
(JIDES)
adalah
jaringan irigasi berskala kecil yang terdiri dari
bangunan penangkap air (bendung, bangunan
pengambilan), saluran dan bangunan pelengkap
lainnya. JIDES dibangun dan dikelola oleh
masyarakat desa atau pemerintah desa baik
dengan atau tanpa bantuan pemerintah;
Jaringan Irigasi Primer : adalah bagian
dari jaringan irigasiyang
terdiri
dari
bangunan
utama,
saluran induk/primer,
saluran
pembuangannya, bangunan
bagi
sadap,
bangunan
sadap,
dan
bangunan
pelengkapnya;
Jaringan Irigasi Sekunder : adalah bagian
dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran
sekunder, saluran pembuangannya, bangunan
bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya;
Jaringan irigasi tersier/ tingkat usaha
tani
(JITUT) adalah jaringan irigasi yang
berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi
dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang,
boks tersier, boks kuarter serta bangunan
pelengkapnya pada jaringan irigasi pemerintah.
dalam dengan
PP No.ketentuan
20 Th. 2006 tentang Irigasi,
Sesuai
pembangunan dan pengelolaan JITUT menjadi
wewenang dan tanggungjawab petani pemakai
air;
26)
27)
28)
BAB
II PRINSIP PEMBERDAYAAN
KELEMBAGAAN PETANI PEMAKAI
AIR
A.
Pemberdayaan
sekurang
P3A
dalam
pengelolaan
irigasi,
dalam
dilakukan
organisasi
yang
jawab
atas
pengelolaan
irigasi
di
wilayahnya;
b.
Upaya
meningkatkan
fungsi
melalui
pengembangan
organisasi
sehingga
dapat
Pendekatan Pemberdayaan
dengan memperhatikan :
10
a. Asas
kemitraan,
transparansi,
demokrasi,
Proses
perencanaan
pendekatan
yang
partisipatif,
lingkungan
dan
baik,
dialogis,
berbasis
melalui
berwawasan
sumber
daya
dan
kearifan lokal;
c. Kondisi
sosiokultural
beragam
geografis,
masyarakat
yang
ekonomi
setempat
maupun
lingkungan;
d. Pemberdayaan dilakukan dengan berorientasi
pada
pelayanan
yang
berdasar
pada
aspek
Strategi,
dilaksanakan
dengan
memperhatikan
kemampuan
dakan
dan
diwujudkan
kemandirian
melalui
P3A.
melalui
kelembagaan,
teknis,
dan
keuangan
kelembagaan.
1.
demokratis
akan
diwujudkan
melalui
dari
pemangku
diharapkan akan
tercapainya
tersebut.
lembaga
mampu
status
kepentingan
mempercepat
Dengan
P3A
Dorongan yang
badan
dapat
hukum
tersebut,
menyelenggarakan
memperkuat
di
irigasi
tawar
dengan
11
pengembangan
organisasi
P3A
yang
dan
ekonomi
sehingga
lembaga
P3A
(PPSIP).
Bentuk
atau
pelatihan,
metode
melalui
penyuluhan,
12
a.
Aspek Kelembagaan
Pada aspek kelembagaan, upaya peningkatan
tertib administrasi;
aktifitas
pengurus
dan
c. Kemampuan
mengatasi
masalah
d.
Mempunyai
kemampuan
menjalin
Aspek Teknis
Upaya
peningkatan
aspek
teknis
kemampuan
diwujudkan
dalam
P3A
pada
kegiatan
a. Memiliki
jaringan
irigasi
yang
terpelihara
dan
berfungsi baik;
b.
d.
e. Perkumpulan
petani
pemakai
air
dan
hasil
keuntungannya
13
tingkat
yang
optimal
g. Memperkecil
perbedaan
produktivitas
hasil
tanaman daerah hulu dan hilir melalui
mempertahankan
pada
dan
Meningkatkan
tanaman
produktivitas
dari waktu
mempertahankannya
pada
ke
waktu
tingkat
hasil
dan
yang
14
c. Aspek
Ekonomi
Upaya
peningkatan
organisasi P3A dapat
secara
kemampuan
ekonomi
diwujudkan
dengan
kemampuan
ekonomi
yang
pada
jaringan
sekunder
dan
primer;
b.
Menggerakkan
70% untuk
anggotanya
di
atas
usaha
ekonomi
produktif
swakelola
oleh
Dinas
Lingkup
pertanian
Pertanian
difasilitasi
2)
memfasilitasi
program
pemberdayaan P3A;
Pedoman Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) TA. 2011
Pendamping
Petani
(TPP)
yang
tugas
Tenaga
15
periode
tertentu
sesuai
dengan
kebutuhan;
3) Unsur lain yang terkait dalam bidang
kelembagaan. bidang
teknis dan keuangan sesuai dengan
kebutuhan.
16
memperoleh
BAB
III METODE DAN TAHAPAN
PEMBERDAYAAN
PERKUMPULAN PETANI
PEMAKAI AIR
A.
Metode
Pelaksanaan
Mekanisme pelaksanaan pemberdayaan kelembagaan
petani pemakai air dilaksanakan secara swakelola oleh
Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota.
B.
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Pemberdayaan
1.
Persiapan
a)
yang dibuat
oleh
pusat
petunjuk
teknis
dilakukan
dan
masyarakat
dengan aparat
luas,
untuk
dukungan
dan
kemudahan
c)
Pemilihan Pemandu/Fasilitator
Tenaga Pemandu/ Fasilitator adalah tenaga
kemampuan
tenaga
Pemandu/
(kemampuan
berbicara
(kemampuan
mendengar
dan
(kemampuan
melibatkan
orang
mendorong
lain
dalam
kegiatan);
Inisiatif,
(kemampuan
inovatif,
memunculkan
kreatif
ide
ide
baru);
d)
Menentukan Calon Petani/Calon Lokasi
(CP/CL)
Kriteria penentuan lokasi kegiatan adalah
sebagai berikut :
Kelompok
penerima
kegiatan
yaitu
kelembagaan
petani
yang
kepentingan
18
kelembagaan
seksi
dan
yang
mengurus
bidang
irigasi/pengairan.
atau
lebih
kelompok
Kelompok
penerima
merupakan
mendapatkan
kegiatan
kelompok
kegiatan
yang
bukan
pernah
WISMP,
PISP
maupun NTBWRMP;
Diutamakan
pada
kelompok
yang
masyarakat
setempat
(P3A)
menggunakan
informasi
sosial,
oleh
anggota
dan
pengumpulan
data
dan
informasi
Dari
pengurus
P3A
perencanaan
partisipatif,
kelembagaan
dan
program
tahunan
pengembangan
P3A
dalam
pengelolaan irigasi.
Kebutuhan
akan
pelatihan,
Secara
Formulir
berdasarkan
lengkap
pelaksanaan
PSETK
dan
Lampiran 7 dan 8.
19
20
3.
kegiatankegiatan
yang
akan
kerja
yang
akan
disusun,
misalnya
serta
lapangan
baik
permasalahan yang
dari
aspek
teknis,
ada
di
organisasi
maupun keuangannya.
Pelaksanaan
merupakan
Rencana
Kerja
dari
dan
Pemberdayaan
rencana kerja
penggunaan
P3A
sumber
digunakan
sebagai
acuan
pelaksanaan
4.
Tata Tanam/Pola
Tanam; Kebutuhan dan Cara Pemberian Air Irigasi;
Operasi
Lingkup
Pengamanan Jaringan
25.000.000,/paket.
LapangSystem
Irigasi;
Rice
Sekolah
of Intensification (SL
Kabupaten/Kota sebesar Rp
Penggunaan
anggaran
lain :
Diharapkan,
1.
Kebutuhan peralatan penelusuran jaringan
(PSETK)
dari
pelaksanaan
kegiatan
2.
3.
disediakan
kegiatan
petani
dana
Konsumsi
dalam
pelaksaan
Pertemuan/
Pendanaan
Untuk
melakukan
kelembagaan
Pertanian
pemakai
pemberdayaan
air
Tugas Pembantuan di
telah
Dinas
21
4.
5.
6.
Honor
Narasumber/Instruktur
dalam
22
7.
BAB IV
SPESIFIKASI
narasumber/instruktur)
TEKNIS
Pelaksanaan
kegiatan
Pemberdayaan
dalam
hal
Kelembagaan
ini
adalah
P3A
sebagai berikut :
A.
Norma
Norma kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan Petani
Pemakai Air sebagai berikut :
1.
Kelompok
bukan merupakan
yang pernah
kelompok
3.
petani
keadilan
tentang
mengelola
gender
dalam
irigasi
secara
partisipatip.
B.
Standar
Teknis
Standar
Teknis
Kelembagaan Petani
Pemakai
berikut:
Air
kegiatan
Pemberdayaan
sebagai
keterampilan yang
23
24
C.
Kriteria
Kriteria kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan Petani
BAB
V INDIKATOR KEBERHASILAN
PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN
PETANI PEMAKAI AIR
atau
kegiatan
pemberdayaan
sejenisnya
2.
Petani/ P3A mempunyai kemauan dan
kemampuan yang
Indikator
keberhasilan
pemberdayaan
pemberdayaan
3.
Diprioritaskan lokasi yang mempunyai petugas
lapangan
(PPL/ Mantri Tani) yang aktif.
kelembagaan
dilaksanakan
oleh
petugas
dapat
daerah/
dilihat dari
berbadan
pengesahan
hukum
dari
dinas
atau
atau
irigasi
tingkat
usaha
4. Adanya
penigkatan
P3A,
yaitu
pengelolaan
kinerja
peningkatan
administrasi
dan
kelembagaan
kemampuan
keuangan,
kebutuhan pengelolaan
irigasi
secara
berkelanjutan.
25
mandiri
dan
26
B.
Aspek Teknis
1. Peningkatan kualitas kondisi fisik dan fungsi
BAB
VI MONITORING, PELAPORAN DAN
EVALUASI
jaringan irigasi.
2. Peningkatan
pelayanan
air
irigasi
yaitu
irigasi
secara
adil
dan
merata,
serta
A.
3.
Peningkatan upaya penertiban pengambilan
air secara
b.
liar.
4. Penurunan
intensitas
konflik
dan
Tahapan
banyaknya permasalahan.
jadwal
kegiatan
5.
Perkembangan pertanian yaitu peningkatan
intensitas
C.
Monitoring
a. Monitoring dilaksanakan oleh Dinas Pertanian
palang/jadwal
pelaksanaan
kegiatan
Pelaporan
1.
Format Laporan
Laporan Bulanan
Dinas Lingkup pertanian kabupaten /kota
wajib
dalam
Lingkup
mengakses
pembiayaan
ke
(misalnya
berbagai
untuk
lembaga
berhubungan
keuntungannya
organisasi
dapat
menambah
kas
a)
membuat
Pertanian
laporan
Propinsi
bulanan.
Dinas
merakapitulasi
bulanan
yang
dibuat
PSP
pada
01
sebagaimana
Lampiran4,
sedangkan
format
laporan
27
yang dibuat
28
Tanaman Pangan
dengan ke
Propinsi
Laporan
sesuai
format
PSP
02
lebih
dilengkapi
informatif
dengan
dan
fotofoto
Alur Laporan
Laporan
diperlukan
perkembangan
permasalahan
untuk
pelaksanaan
serta
upaya
mengetahui
kegiatan
pemecahan
dan
dalam
dan
informasi
tentang
perkembangan
teknis/
petugas
daerah
secara
berkala menyampaikan
laporan
hasil
pelaksanaan
Kuasa
kepada
Pengguna
(Form
PSP
01
dan
sebagaimana terlampir.
Form
PSP
02)
Laporan tersebut
Direktorat
RM
No.3
Gedung
Lantai
VIII,
Laporan
kegiatan
bulanan
setiap
Kabupaten/Kota
perkembangan
bulan
paling
dari
lambat
pelaksanaan
Diperta
tanggal
29
ini
Satwa
No.
Selatan
12550;
d. Laporan akhir pelaksanaan kegiatan 2011 dari
Diperta Provinsi paling lambat tanggal 31
Desember 2011 disampaikan ke di Direktorat
Pengelolaan Air Irigasi.
30
BAB
VII
PENUTU
P
Pemberdayaan
dengan
Kelembagaan
tujuan
Petani
meningkatkan
Pemakai
kemampuan
air,
Air
dan
yang
tetap
penyusunan
pemberdayaan
akan
dan
P3A
selalu
diperlukan
penyempurnaan
guna
menuju
dalam
pedoman
kemandirian
pengelolaan irigasi.
Dalam
pelaksanaannya
dikembangkan sesuai
dengan
kondisi
daerah
pedoman
setempat
ini
dan
dapat
kebutuhan,
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen Bina Sarana Pertanian, Departemen
Pertanian, 2001.
Metode
Pemberdayaan
Perkumpulan
Petani Pemakai
Air
.
Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Departemen
Dalam Negeri,
2007. Panduan Pendampingan oleh Tenaga
Pendamping Masyarakat (TPM)
untuk
Pemberdayaan Organisasi P3A/GP3A/IP3A.
Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Departemen
Dalam Negeri,
2009. Panduan Profil Sosial Ekonomi Teknis
Kelembagaan (PSETK) Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif
(PPSIP).
Keputusan Menteri Dalam Negeri, 2001. Keputusan
Menteri Dalam Negeri
Nomor
50
Tahun
2001
tentang Pedoman
Pemberdayaan
Perkumpulan
Petani Pemakai Air.
Keputusan Menteri Dalam Negeri, 2003. Keputusan
Menteri Dalam Negeri
Nomor
22
Tahun
2003
tentang Pedoman
Pengaturan
Wewenang,
Tugas
dan Tanggung Jawab Lembaga Pengelola
Irigasi Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2006.
Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006
tentang Irigasi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor 38
2007,
tahun
2007
tentang
Pemerintahan
Pembagian
Urusan
antara
Pemerintah,
31
Pemerintah
Daerah
Provinsi
Pemerintah Kabupaten/Kota.
dan
32
LAMPIRAN
33
34
Lampiran 1
Lampiran 2
No
1
VOL
Satuan
Harga
Sat
(Rp)
1
1
PKT
PKT
-
500.00
0
PKT
3.000.00
0
1.000.00
0
500.000
500.000
PKT
(Rp)
5.000.000
500.00
0
Pelatihan Penguatan
2
Biaya
3.000.00
0
1.000.000
20.000.000
PKT
PKT
PKT
3.500.000
PKT
ekp
3.500.00
0
3.000.000
2.150.000
l
3.000.00
0
1
10
OK
OK
2.150.00
0
750.000
500.000
Honor Narasumber/Instruktur
1
1
OK
4.000.000
50.000
12
50
JUMLAH
TOTAL
750.00
0
3.600.000
500.00
0
300.00
2.500.000
25.000.000
Lampiran 3
Form PSP01
KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA.2011
Dinas
Kabupaten
Provinsi
Subsektor
Program
Bulan
: ..
: ..
: ..
: ..
: ..
: ..
No.
Aspek
Pagu DIPA
Keuangan Fisik
(Rp)
(Ha)
4
5
Kegiatan
3
A. Pengelolaan Air
Realisasi
Keuangan
(Rp)
(%)
6
7
Fisik
Konstruksi (Ha)
Tanam (Ha)
8
9
Nama
Kelompok
10
Lokasi Kegiatan
Desa/
Koordinat
Kecamatan
11
12
Keterangan
13
1. Pemberdayaan P3A
2. ..
3.
4.
5.
6.
7.
8. dst.
JUMLAH
Catatan :
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PSP Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan
2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Kementerian Pertanian Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan 12550
via Fax : 021-7816086 atau E-mail :
simonevpla@deptan.go.id,
Tembusan ke Dit. Pengelolaan Air Irigasi, Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Fax : 021-782 3975 12550
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)
4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll
*) Coret yang tidak perlu
., ... 2011
Lampiran 4
Forom PSP2
: ..
: ..
: ..
: ..
: ..
No.
Dinas Kabupaten/Kota*)
Aspek
Kegiatan
Pagu DIPA
Keuangan Fisik
(Rp)
(Ha)
5
6
Realisasi
Keuangan
(Rp)
(%)
7
8
Keterangan
Fisik
Konstruksi (Ha) Tanam (Ha)
9
10
11
Lampiran 5
Outline
Laporan Akhir
OUT LINE LAPORAN
AKHIR
I.
II.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
C.
D.
RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan yang ditetapkan bersama
(Lampirkan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok)
B.
Permasalahan
C.
Pemecahan Masalah
D.
Tindak Lanjut
IV. HASIL
V.
MANFAAT
VI.
DAMPAK
VII. KESIMPULAN DAN
SARAN LAMPIRAN
Foto Dokumentasi Pembangunan Fisik di
Lapangan dan
Dokumen Lainnya (Posisi fisik 0 %, 50 % dan
100 %).
Lampiran 6
Lampiran 7
Tahapan Kegiatan Penyusunan
Profil Sosial, Ekonomi, Teknik dan
Kelembagaan
(PSETK)
Dalam
Rangka
Pemberdayaan
Perkumpulan Petani Pemakai Air
PERSIAP
AN
1. Pemberitahuan kegiatan kepada
pemerintah setempat
2. Menentukan waktu dan tempat
pertemuan bersama pengurus
P3A/GP3A/IP3A
Waktu dan Te
mpat
waktu longgar bagi petani,
tempat mudah dijangkau, tidak
jauh dari rumah petani, tempat
duduk diatur seperti tapal kuda
Klasifikasi
Peserta:
Me wakili kelompok petani (hulu, tengah, hilir)
petani penggarap, variasi, pendidi kan, jenis
kelamin, pekerjaan sampingan, umur dan
beberapa pengurus P3A/GP3A/IP3A
PERTEMU AN H ASIL
PENG U MPU LAN DATA
1. Pemandu menjelaskan maksud dan tujuan
pertemuan
2. Pemandu memilih petandu (yang
memimpin diskusi)
secara dekokratis
Petandu yang
Baik:
Menghargai peserta, terbuka, kreatif, ti dak
menggurui, santai , akrab, tidak memihak
REKAPITUL
ASI
1. Permasalahan sosial, ekonomi, teknis,
kelembagaan
2. Skala prioritas dan kebutuhan
3. Rencana Usulan kegiatan
PENYELESA
IAN
(fisik, pengembangan, pelatihan, dll
2. Rencana tindak lanjut kegiatan
3. Penyusunan program kerja pemberdayaan
organisasi
P3A/GP3A/IP3A
4. Penyusunan laporan hasil PSETK
Skala
Prioritas:
Masalah semua pe tani se gera diatasi
terutama dengan potensi keberhasilahnnya
cukup besar serta me ndasar bagi masalah
PE L A P O R A
N
(1)
(2) cabang dinas
pengairan
(3)
P3A/GP3A/IP3A
(4) pihak lain/sesuai
kebutuhan (5) arsip
Lampiran 8
MT-I
B
I.
Provinsi
........................
........................
Nama P3A
Kab/Kota
........................
........................
Jumlah Desa
Kecamatan
........................
Musim Tanam
........................
Potensi Sumber
Air penunjang
(suplesi)
MT-II
K
MT-I
B
MT-III
K
MT-II
K
C
MT-III
Tc
........................
[MTII]
........................
[MTIII]
........................
Lokasi Bendung
........................
........................
Lokasi Pelayanan DI
[MT I]
Tgl Pelaksanaan
Potensi Sumber
Air penunjang
(suplesi)
:
-
1. Desa :
...................
1. Kecamatan:
.....................
Luas Areal:
......
ha
2. Desa :
...................
2. Kecamatan:
.....................
Luas Areal:
......
ha
3. Desa :
...................
3. Kecamatan:
.....................
Luas Areal:
......
ha
4. Desa :
...................
4. Kecamatan:
.....................
Luas Areal:
......
ha
5. Desa :
...................
5. Kecamatan:
.....................
Luas Areal:
......
ha
Potensi Sumber
Air penunjang
(suplesi)
Potensi Sumber
Air penunjang
(suplesi)
Keterangan:
Kurang
MT-I
B
C
MT-I
C
MT-II
MT-II
C
Tc
TTc
Tc
TTc
Tc
TTc
Tc
TTc
MT-I
B
MT-III
C
MT-III
B
MT-III
K
B = Berlebih
B
C = Cukup
Tc = Tercemar
K=
Waduk
Situ
Embung
Lainnya
ada
Situ
Embung
Lainnya
MT-II
sulit
mudah
sulit
MT-III
sulit
mudah
MT-I
mudah
Tidak ada
Sungai
Pengambilan
air irigasi
dari
sumbernya
Pertanian
Industri
Kolam
TTc
MT-III
MT-II
K
Kualita
s
Air
Tc
TTc
Lainnya
JML
R
Bendung
Kondisi
RR
RB
Pompa
Tingkat
Kefungsia
Mempengaru
hi
Aliran
Ya
Tidak
Bg. Pengambilan
bebas
Baik
RR
Rusak Ringan
RB
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ada
Tidak
Ada
MT-II
Tidak
Ada
Tidak
Ada
MT-III
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Tidak ada
Ada
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Rusak
Berat
P3A/GP3A/IP3A
Kurang memuaskan
Ya
Pihak yang menyusun RTT dan RPA pada DI setempat (jika ada)
KCD/KPL/Dinas
P3A/GP3A/IP3A
dan
Tidak
Mampu
Tidak
Mampu
Tidak
Mampu
Tidak
Mampu
Tidak
Mampu
Mamp
u
Mamp
u
Mamp
u
Mamp
u
Mamp
u
Tata
Perencanaan
Intensitas Konflik
(RTT)
Tanam
Pembagian
Air
Pengaturan/giliran/pembagian
Pengaturan/giliran/pembagian
Pengaturan/giliran/pembagian
(RPA)
antarpetani
antarpetani
antarpetani
dengan
industri
dengan
PDAM
rumah
tangga
x
Pengaturan/giliran/pembagian
x
antarpetani
dengan
( ) MT - III
KCD/KPL/D
inas
Kesesuaian realisasi RTT dan RPA dengan rencana yang ditetapkan
RTT
Sesua
Belum
i
sesuai
RPA
sesuai
Belum
sesuai
Tidak
sesuai
Tidak
sesuai
Kurang
Mampu
Kurang
Mampu
Kurang
Mampu
Kurang
Mampu
Kurang
Mampu
MT-I
Tidak
Petugas Pemerintah
KCD/KPL/Dinas
4. Hubungan kemasyarakatan
Bentuk Keterlibatan/partisipasi petani dalam kegiatan pemeliharaan (jika ada)
Dana
Bahan
Material
Ide/gagasan
a. Gotong royong
Tenaga
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Kurang
Jenis Konflik yang terjadi dan intensitas kejadian dalam
setahun
Jenis Konflik :
Pemeliharaan Saluran Irigasi
Intensitas Konflik:
x
Pemeliharaan Bangunan
Baik
Cukup
Kuran
Baik
Cukup
Kurang
Ada
Tidak ada
Ada
Sewa :
c. Sumberdaya air
Lainnya : ...............%
d. Sumberdaya material
e. Sumberdaya teknologi
f. Sumberdaya lainnya (sebutkan:........)
7.
Peluang
produktif
Pertanian dan non
usaha
a. Berbasis air
Kuran
Cukup
Cukup
Potensial
Cukup
Kurang
d. Agribisnis
f. Lainnya (sebutkan:..........................)
SMA:...............
%
Potensial
Potensial
Cukup
e. Diversifikasi usaha
Lainnya : ...............
%
Kuran
g
Kuran
g
Kuran
g
Kuran
g
Kurang
ekonomi
Sarjana: ...............%
Cuku
p
Cuku
p
Cuku
p
Cuku
p
Cukup
Pegawai : ........... %
Lainnya : ...............%
b. Sumberdaya lahan
Potensia
l
Potensia
l
Potensia
l
Potensia
l
Potensia
l
Potensia
Potensia
l
Potensia
l
Potensia
l
Cuku
p
Cuku
p
Cukup
Kuran
g
Kuran
g
Kuran
g
Potensial
Potensial
Cukup
Cukup
c. Swakelola
Potensial
Cukup
Kurang
V.
PROFIL KELEMBAGAAN
1. Kelembagaan P3A
a. Pembentukan organisasi P3A pada DI setempat
Musyawarah
Voting
b. AD/ART organisasi
P3A
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Tidak
- Administrasi umum
Ada
Tidak
- Kantor
Ada
Tidak
- Administrasi keuangan
Ada
Tidak
- Rekening Bank
Ada
Tidak
- NPWP
Ada
Tidak
Belum :.....
%
76% - 100%
2.
Pemberdayaan P3A
Aktif 100%
Belum
Tidak aktif100%
Ada
- Administrasi/pembukuan
Keterangan :
- Penyusunan laporan
M : Mampu
- Pembuatan dokumen/proposal/dll
- Pembentukan Organisasi
Ada
Ada
Tidak
- Pelatihan Organisasi
Ada
Tidak
Ada
Tidak
- Pelatihan Usahatani
Ada
Tidak
- Pertanggungjawaban
Ada
Ada
C
C
C : Cukup
K : Kurang
Ada
Intensitas :
Tidak
Ada
Tidak
Ada
M
M
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
- Pelatihan Keuangan/DPI
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
4. Aspek Pendanaan
Ada
Tidak
- Studi Banding
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Tidak ada
(Intensitas:...........x/tahu
n)
Besarnya dan bagaimana proses penetapan besaran iurannya : Rp.........../
(jika ada)
Musyawarah anggota petani
Ditetapkan langsung olah pengurus P3A
Kurang
Tidak bermanfaat
Kadang-kadang
Tidak
d. Wawasan dan pengetahuan pengurus P3A tentang kebijakan Pengembangan Pengelolaan Sistem
Irigasi Partisipatif
Baik
Cukup
tersier
Kurang
Persentase (% )
- Honor Pengurus
- Upah pungut
- Biaya OP
- Kontribusi ke GP3A
Ada
- Lainnya
Tidak ada
KPL/TPP
c. Persentase tingkat pengumpulan iuran pengelolaan irigasi dan target harapan pada DI setempat
Pengurus P3A bersama (dibantu) oleh
< 25%
dilaksanakan
25% - 50%
51% - 75%
76% - 100%
d. Jumlah iuran yang terkumpul memenuhi kebutuhan organisasi dan kinerja pengelolaan irigasi
25% - 50%
51% - 75%
76% - 100%
Berlebih
Cukup
Kurang
Ada
Tidak
Tidak ada
f. Cara mengatasi kekurangan jika tidak ada upaya penambahan pendanaan organisasi dan kinerja pengelolaan
irigasi
Kegiatan dilaksanakan dengan dana seadanya
Bantuan Pemerintah
Kemauan
Tidak mau/bersedia
Kemampuan
Tidak mampu
Mau/bersedia
Kewajiban
Tidak ada
Pestisida
Alsintan
Lantai
No
Tidak ada
Akses pasar
Nilai harga
Musim Tanam I
Tanam
Panen
Luas Areal
(ha)
Musim
Tanam II
Tanam
Panen
- Palawija
- Sayuran
- Ikan
- Lainnya
b. Produktivitas usahatani aktual setiap musim tanam pada DI setempat
Jenis
Usahatan
- Padii
Musim Tanam I
I.
1
2
3
4
II.
1
2
3
4
III.
1
2
3
4
IV.
1
2
3
4
Program
Kegiatan
Kelembagaan
Pendanaan
Tahun Kegiatan (
)
Tujuan
Kegiatan
Kegiata
Jumlah Sumbe
J F MA MJ J A S O N D
n
Dana(Rp) r
Status
Kemajua
n
Kegiatan
Operasi
Jaringan
Pemeliharaa
n
Jaringan
Peningkatan
IPI
- Palawija
- Sayuran
- Ikan
- Lainnya
c. Rata-rata pendapatan usahatani setiap Musim Tanam (MT)
Jenis
Usahatan
i
- Padi
Keteranga
n
- Palawija
- Sayuran
- Ikan
- Lainnya
d. Kemauan dan kemampuan petani membayar iuran pengelolaan irigai
Hasil
yang
Dicapa
i
KET
Lampiran 9
NO
1
PROVINSI/KABUPATEN
SUMATERA UTARA
1
.
Serdang Bedagai
2
.
Tapanuli Utara
3
.
Dairi
4
.
Deli Serdang
5
.
Pakpak Barat
6
.
Batu Bara
7
.
Langkat
8
.
Binjai
9
.
Padang Sidempuan
10
.
Samosir
SUMATERA BARAT
1
.
Padang Pariaman
2
.
Lima Puluh Kota
3
.
Pasaman
4
.
Pesisir Selatan
5
.
Solok
6
.
Kota Payakumbuh
7
.
Sijunjung
8
.
Pasaman Barat
9
.
Tanah Datar
10
.
Dharmas Raya
JAMBI
1
.
Merangin
2
.
Tanjung Jabung Timur
3
.
Tebo
4
.
Bungo
5
.
Tanjung Jabung Barat
6
.
Sarolangun
7
Muaro Bungo
8
.
Batanghari
9
.
Kerinci
SUMATERA SELATAN
1
.
Musi Banyuasin
2
.
Musi Rawas
3
.
Ogan Komering Ulu
4
.
OKU Timur
5
.
OKU Selatan
6
.
Lahat
7
.
Ogan Komering Ilir
Unit
80
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
79
8
8
8
8
8
8
7
8
8
8
66
8
8
8
8
8
8
8
2
8
56
8
8
8
8
8
8
8
Dana
(x
1000)
Rp
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
1.975.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
175.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
1.650.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
50.000
Rp
200.000
Rp
1.400.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
NO
5
10
PROVINSI/KABUPATEN
LAMPUNG
1
.
Lampung Selatan
2
.
Lampung Tengah
3
.
Lampung Timur
4
.
Tanggamus
5
.
Tulang Bawang
6
.
Pasawaran
7
.
Pringsewu
8
.
Lampung Barat
9
.
Way kanan
10
.
Lampung Utara
BENGKULU
1
.
Bengkulu Utara
2
.
Muko Muko
3
.
Rejang Lebong
4
.
Seluma
5
.
Bengkulu Selatan
6
.
Bengkulu Tengah
7
.
Kepahiang
RIAU
1
.
Indragiri Hilir
2
.
Indragiri Hulu
BANTEN
1
.
Serang
2
.
Lebak
3
.
Pandeglang
4
.
Tanggerang
JAWA BARAT
1
.
Ciamis
2
.
Cianjur
3
.
Garut
4
.
Indramayu
5
.
Subang
6
.
Tasikmalaya
7
.
Cirebon
8
.
Kuningan
9
.
Majalengka
10
Bandung
11
Bekasi
12
Karawang
13
Sumedang
14
Sukabumi
15
Bogor
JAWA TENGAH
Unit
73
5
8
8
8
6
8
8
8
6
8
50
8
8
8
8
8
6
4
6
2
4
32
8
8
8
8
91
8
8
6
5
4
8
4
8
5
5
8
8
5
5
4
108
Dan
a
(x
Rp
Rp
125.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
150.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
150.000
Rp
200.000
Rp
1.250.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
150.000
Rp
100.000
Rp
150.000
Rp
50.000
Rp
100.000
Rp
800.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
2.275.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
150.000
Rp
125.000
Rp
100.000
Rp
200.000
Rp
100.000
Rp
200.000
Rp
125.000
Rp
125.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
125.000
Rp
125.000
Rp
100.000
Rp
NO
11
12
PROVINSI/KABUPATEN
1
.
Banjarnegara
2
.
Sukoharjo
3
.
Kebumen
4
.
Klaten
5
.
Boyolali
6
.
Blora
7
.
Cilacap
8
.
Pemalang
9
.
Magelang
10
.
Purworejo
11
.
Wonogiri
12
.
Purbalingga
13
.
Jepara
14
.
Karang Anyar
15
.
Kudus
16
.
Sragen
17
.
Banyumas
18
.
Pati
19
.
Rembang
20
.
Wonosobo
21
.
Batang
22
.
Demak
23
.
Semarang
24
.
Pekalongan
25
.
Brebes
26
.
Grobogan
27
.
Kendal
28
.
Tegal
DIY
1
.
Bantul
2
.
Gunung Kidul
3
.
Sleman
4
.
Kulon Progo
JAWA TIMUR
1
.
Gresik
2
.
Kediri
3
.
Lamongan
4
.
Magetan
5
.
Probolinggo
6
.
Blitar
7
.
Mojokerto
8
.
Tulung Agung
9
.
Lumajang
10
.
Madiun
Unit
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
32
8
8
8
8
184
7
7
8
8
6
7
7
8
8
3
Dan
a
( xRp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
75.000
Rp
75.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
75.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
75.000
Rp
800.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
4.600.000
Rp
175.000
Rp
175.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
150.000
Rp
175.000
Rp
175.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
75.000
NO
13
14
15
16
17
PROVINSI/KABUPATEN
11
.
Pacitan
12
.
Tuban
13
.
Jember
14
.
Jombang
15
.
Pasuruan
16
.
Bangkalan
17
.
Banyuwangi
18
.
Bojonegoro
19
.
Bondowoso
20
.
Malang
21
.
Nganjuk
22
.
Ngawi
23
.
Sampang
24
.
Sidoarjo
25
.
Situbondo
26
.
Trenggalek
BALI
1
.
Tabanan
2
.
Gianyar
3
.
Karangasem
4
.
Klungkung
5
.
Buleleng
6
.
Badung
7
.
Bangli
8
.
Jembrana
KALIMANTAN BARAT
1
.
Sambas
2
.
Landak
3
.
Pontianak
4
.
Sanggau
5
.
Melawi
6
.
Kota Pontianak
7
.
Kubu Raya
KALIMANTAN TENGAH
1
.
Kapuas
2
.
Kota Waringin Barat
3
.
Barito Timur
KALIMANTAN SELATAN
1
.
Banjar
2
.
Hulu Sungai Selatan
3
.
Hulu Sungai Tengah
4
.
Barito Kuala
5
.
Kota Baru
KALIMANTAN TIMUR
Unit
8
8
8
4
4
8
7
6
8
8
8
7
8
8
7
8
57
2
8
8
7
8
8
8
8
56
8
8
8
8
8
8
8
24
8
8
8
26
6
8
8
2
2
12
Dana
(x
1000)
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
200.000
Rp
175.000
Rp
150.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
175.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
175.000
Rp
200.000
Rp
1.425.000
Rp
50.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
175.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
1.400.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
600.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
650.000
Rp
150.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
Rp
50.000
Rp
NO
18
19
20
21
PROVINSI/KABUPATEN
1
.
Bulungan
2
.
Paser
3
.
Penajam Paser Utara
4
.
Berau
5
.
Kutai Kertanegara
6
.
Kutai Barat
7
.
Kutai Timur
8
Malinau
9
.
Nunukan
SULAWESI UTARA
1
.
Bol. Mangondow
2
.
Minahasa Selatan
3
.
Minahasa Utara
SULAWESI TENGAH
1
.
Donggala
2
.
Toli Toli
3
.
Banggai
4
.
Buol
5
.
Poso
6
.
Parigi Moutong
SULAWESI SELATAN
1
.
Maros
2
.
Bantaeng
3
.
Barru
4
.
Jeneponto
5
.
Pinrang
6
.
Sinjai
7
.
Soppeng
8
.
Bone
9
.
Bulukumba
10
.
Enrekang
11
.
Gowa
12
.
Luwu
13
.
Luwu Utara
14
.
Pakajene Kepulauan
(Pangkep)
15
.
Sindereng Rappang
16
.
Takalar
17
.
Wajo
18
.
Luwu Timur
19
.
Selayar
20
.
Tana Toraja
21
.
Kota Palopo
22
.
Tana Toraja Utara
SULAWESI TENGGARA
Unit
2
1
1
1
1
1
2
2
1
24
8
8
8
24
6
4
4
4
2
4
176
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
35
Dan
a
( xRp
50.000
Rp
25.000
Rp
25.000
Rp
25.000
Rp
25.000
Rp
25.000
Rp
50.000
Rp
50.000
Rp
25.000
Rp
600.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
600.000
Rp
150.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
50.000
Rp
100.000
Rp
4.400.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
875.000
NO
22
23
24
PROVINSI/KABUPATEN
Unit
1
.
Konawe Selatan
2
.
Kota Kendari
3
.
Konawe
4
.
Bombana
5
.
Kolaka
6
.
Kota Bau bau
GORONTALO
1
.
Kota Gorontalo
2
.
Gorontalo
3
.
Pahuwato
4
.
Bone Bolango
5
.
Boalemo
6
.
Gorontalo Utara
NUSA TENGGARA BARAT
1
.
Dompu (PERKEBUNAN)
NANGROE ACEH DARUSSALAM
1
.
Aceh Besar
2
.
Aceh Selatan
3
.
Aceh Timur
4
.
Aceh Utara
5
.
Bireun
6
.
Pidie
7
.
Pidie Jaya
8
.
Aceh Barat Daya
8
2
10
8
5
2
40
2
8
8
8
6
8
4
4
70
10
8
8
10
8
10
8
8
JUMLAH TOTAL
Jumlah Provinsi
Jumlah Kabupaten
140
5
Dana
(x
1000)
Rp
200.000
Rp
50.000
Rp
250.000
Rp
200.000
Rp
125.000
Rp
50.000
Rp
1.000.000
Rp
50.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
150.000
Rp
200.000
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
1.750.000
Rp
250.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
250.000
Rp
200.000
Rp
250.000
Rp
200.000
Rp
200.000
Rp
35.125.000
=
=
24
216