Anda di halaman 1dari 18

Perencanaan Penyuluhan dan

Konseling Gizi
DOSEN PEMBIMBING: Hj. Augustina Hendrorini, MPS

Disusun oleh:
Michelle Caroline
Qadriamanda Gusika Putri
D4-3A

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II


Jurusan Gizi
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
Perencanaan Penyuluhan dan Konseling Gizi ini. Makalah ini berisikan tentang informasi
mengenai pengertian, analisa kebutuhan, sasaran, tujuan, dan langkang-langkah baik dalam
melakukan penyuluhan maupun konseling gizi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Hj. Augustina Hendrorini, MPS selaku
dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Konseling Gizi atas segala bimbingan dan
arahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga penulis
ucapkan kepada orang tua dan teman-teman penulis yang telah memberikan semangat serta
dukungan yang sangat berarti bagi berlangsungnya proses pembuatan makalah ini. Dan yang
terakhir, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada para penulis buku yang menjadi
referensi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah kata pengantar ini dibuat, penulis mengharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi serta menambah wawasan kepada setiap pembaca.

Jakarta, November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.. i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang1
B. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perencanaan Penyuluhan Gizi.2
B. Perencanaan Konseling Gizi.. ..6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.... 13
DAFTAR PUSTAKA 14
SOAL..................... 15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyuluhan gizi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan. Kegiatan penyuluhan merupakan salah satu faktor
yang sangat penting bagi masyarakat dalam rangka mempersiapkan sumber daya
manusianya. Tujuan penyuluhan adalah bukan sekedar memberiksn pengetahuan
belaka tetapi bertujuan untuk merubah sikap serta membentuk perilaku baru yang
lebih sehat. Karenanya di dalam melakukan penyuluhan diperlukan sebuah
perencanaanyang matang dan menyeluruh serta langkah-langkah yang perlu
dilakukan. Oleh karena itu kegiatan penyuluhan yang efektif diharapkan dapat
mengoptimalkan perubahan perilaku.
Konseling gizi adalah suatu proses komunikasi interpersonal / dua arah antara
konselor dan klien untuk membantu klien mengenali, mengatasi dan membuat
keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya. Konseling
gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit,
meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga tentang asupan gizi yang
diperlukan untuk mempercapat penyembuhan penyakit yang diderita.
Dalam suatu penyuluhan dan konseling gizi diperlukan suatu perencanaan,
maka dari itu penulis berkeinginan untuk membahas hal-hal apa saja yang diperlukan
dalam suatu perencanaan penyuluhan maupun konseling gizi.

B. Tujuan
Untuk menegtahui analisa kebutuhan, sasaran, dan tujuan dari perencanaan
penyuluhan dan konseling gizi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Penyuluhan Gizi
Penyuluhan gizi menurut Suharjo (2003) adalah pendekatan edukatif yang
menghasilkan perilaku individu / masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan /
mempertahankan gizi baik.
Dengan kata lain penyuluhan gizi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan.
Dalam perencanaan penyuluhan gizi yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1. Analisa kebutuhan
Analisa kebutuhan merupakan kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu
kegiatan, dimana dalam kegiatan tersebut kita harus mempertimbangkan berbagai
kebutuhan yang diperlukan. Seperti halnya dalam suatu penyuluhan kita
membutuhkan : poster, alat peraga, LCD projector, microphone, speaker, media
gambar, dan tempat untuk melakukan penyuluhan.
2. Sasaran penyuluhan gizi
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit,
klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi,
seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial
ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan
sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok
ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang
rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada
diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam
perusahaan dan lain - lain.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat dilakukan pada
masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan,
masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003).

3. Tujuan penyuluhan gizi

Tujuan Penyuluhan Gizi adalah sebagai berikut :


a) Terciptanya sikap positif terhadap gizi
b) Terbentuknya pengetahuan & kecakapan memilih dan menggunakan sumbersumber pangan.
c) Timbulnya kebiasaan makan yang baik.
d) Adanya motivasi mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang berhubungan
dengan gizi
Agar suatu penyuluhan dapat berjalan denga baik, berikut ini adalah langkahlangkah yang harus disusun dalam melakukan perencanaan penyuluhan yaitu,
a) Spesifikasi Perencanaan Penyuluhan
1. Topik
: - ditentukan sesuai dengan permasalahan
- adanya urgensi
2. Latar belakang
: - berdasarkan hasil assesment
- dibandingkan dengan angka propinsi dan angka
nasional
3. Sasaran
: - Jumlah peserta
- peserta harus tepat sasaran
4. Tujuan Umum
: - tujuan yang ingin dicapai secara umum
Tujuan Khusus
: rincian/uraian tujuan yang ingin dicapai.
5. Target
: pencapaian yang diinginkan, dalam angka atau %
6. Waktu
: hari, tanggal-bulan-tahun, jam
7. Tempat
: ruangan yang mendukung pelaksanaan penyuluhan di
puskesmas
8.Metode/Tehnik
:metode/tekhnik harus dipilih yang sesuai dan
mendukung (ceramah, tanya jawab, demonstrasi,
diskusi, curah pendapat/brainstorming, studi kasus,
bermain peran/role-play, simulasi, dll)
9. Media
: sarana dan alat yang digunakan
10. Materi/isi penyuluhan : (lampiran rencana penyuluhan)
11.Evaluasi
: - Evaluasi hasil (pre-test dan post-test, pencapaian
target)
- Evaluasi Proses (kepuasan peserta, kesesuaian
pelaksanaan dengan rencana penyuluhan)
12. Follow-up
: - Pemantauan setelah penyuluhan
- Tindak lanjut terhadap sasaran

b) Rencana Pelaksanaan Penyuluhan


1. Pembukaan
: - Salam pembuka
- Sambutan (jika ada)
- Doa
- Pre-test
2. Pencairan
: - Perkenalan

- Ice break (jika diperlukan)


3. Penyampaian Materi :
- Mengapa diadakan penyuluhan tentang topik/masalah ini (urgensi,
assesment)
- Hubungan topik penyuluhan dengan peserta
- Pentingnya topik/masalah ini (manfaat, risiko, konsekuensi)
- Penjelasan tentang topik/masalah
- Cara mengatasi masalah
- Point-point yang harus diingat
4. Tanya jawab
: Peserta bisa bertanya selama penyampaian materi
atau setelahnya
5. Praktek
: Demo/simulasi/role-play dan sebagainya (jika ada)
6. Kesimpulan
: - Rangkuman materi penyuluhan
-Mengingatkan kembali point-point yang harus diingat
dengan memberikan kata kunci.
7. Follow-up
: jelaskan rencana tindak-lanjut setelah penyuluhan
8. Evaluasi
: - Post-test
- Form tingkat kepuasan peserta
9. Penutupan
: - Berdoa
- Ucapan terima kasih
- Salam penutup

Berikut merupakan suatu contoh perencanaan dalam penyuluhan yaitu :

a) Spesifikasi Perencanaan Penyuluhan Gizi


1. Topik
: Jajanan Sehat
2. Latar Belakang
:
- Kurangnya Kesadaran anak-anak untuk mengonsumsi jajanan sehat.
- Rendahnya pengetahuan anak-anak akan contoh dan manfaat dari jajanan
sehat
- Rendahnya pengetahuan akan zat berbahaya yang ada di dalam jajanan
tidak sehat

- Kurangnya pengawasan orang tua akan jajanan yang dibeli oleh anaknya.
3. Sasaran
: Anak-anak Sekolah Dasar kelas IV
4. Tujuan umum
: Setelah penyuluhan dilakukan, sasaran mampu
memilih jajanan sehat dan dapat menerapkan jajan
sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan khusus
: -Sasaran dapat memahami yang dimaksud dengan
jajanan sehat
-Sasaran dapat memahami manfaat dan contoh dari
jajanan sehat
-Sasaran mampu memilih jajanan sehat dan mampu
membedakan antara jajanan yang sehat dengan jajanan
yang tidak sehat.
- Sasaran dapat mengetahui dampak mengkonsumsi
jajanan tidak sehat
5. Target
: - (100%) Sasaran dapat memahami yang dimaksud
dengan jajanan sehat
- (100%) Sasaran memahami manfaat dan contoh dari
jajanan sehat
- (100%) Sasaran mampu mememilih jajanan sehat dan
mampu membedakan antara jajanan sehat dengan
jajanan yang tidak sehat
- (100%) Sasaran mengetahui dampak mengkonsumsi
jajanan tidak sehat
6. Waktu
: Rabu, 15 januari 2013
7. Tempat
: Ruang kelas
8. Metode/Teknik
: Ceramah, pemuturan video dan tanya jawab
9. Media
: Presentasi (ppt/lcd), poster, video
10. Materi
: (Lampiran rencana penyuluhan)
11. Evaluasi
: - Pre-test dan post-test
- Peserta puas terhadap jalannya penyuluhan
- Pelaksanaan sesuai rencana
b) Rencana Pelaksanaan Penyuluhan
1. Pembukaan
2.
3.

4.
5.

: - Pre-test
- Salam pembuka
Pencairan
: - Perkenalan
- Jargon
Penyampaian materi :
- Menyampaikan tentang pengertian, manfaat dan contoh dari jajanan sehat.
- Menyampaikan tentang jajanan tidak sehat.
- Menyampaikan tentang dampak zat berbahaya yang terdapat dalam jajanan
tidak sehat.
- Menyampaikan tentang cara terhindar dari jajanan tidak sehat dengan
cermat memilih jajanan sehat.
Praktek
: Pemutaran Video
Kesimpulan
: - Rangkuman materi penyuluhan

6. Tanya jawab
7. Follow up

8.

Evaluasi

9. Penutupan

- Mengingatkan kembali point-point yang harus


diingat dengan memberikan kata kunci
: Peserta bisa bertanya setelah penyampaian materi.
: Rencana tindak lanjut setelah penyuluhan seperti
mensurvei apakah pola jajanan anak sd tersebut
sudah lebih baik atau tidak.
: Post-test
: - Ucapan terimakasih
- Salam penutup

B. Perencanaan Konseling Gizi


Konseling berasal dari kata guidance dan counselling. Guidance berasal dari
kata guide (bimbingan) yang artinya menunjukkan jalan, menuntun,
mengatur,mengarahkan, memberikan nasehat. Sehingga bimbingan adalah
memberikan informasi dengan cara menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan
untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan
nasehat, atau mengarahkan, menuntu ke suatu tujuan.
Menurut Glen, 1955, konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu
konseli agar ia dapat memahami dan menafsirkan fakta-fakta yang berhubungan
dengan pemilihan, perencanaan dan penyesuaian diri sesuai dengan kebutuhan
individu.
Konseling gizi adalah suatu proses komunikasi interpersonal / dua arah antara
konselor dan klien untuk membantu klien mengenali, mengatasi dan membuat
keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya
Seperti halnya dalam melakukan penyuluhan hal yang perlu diperhatikan yaitu
sebagai berikut
1. Analisa Kebutuhan
Analisa kebutuhan itu merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam
melakukan suatu kegiatan. Adapun hal-hal yang dibutuhkan dalam melakukan
konseling gizi diantarannya : ruangan yang nyaman, alat peraga, media gambar
dsb.
2. Sasaran
Adapun sasaran konseling gizi adalah sebagai berikut :
a. Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait dengan gizi
b. Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan
c. Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi optimal
3. Tujuan
Konseling gizi bertujuan untuk membantu klien dalam upaya mengubah
perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga meningkatkan kualitas gizi dan
kesehatan klien.

Adapun Spesifikasi Perencanaaan Konseling Gizi yaitu sebagai berikut :


1. Pembukaan
1) Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2) Mengidentifikasi masalah pasien yang dirujuk / pengalaman konseling
pasien sebelumnya
3) Menjelaskan tujuan dan proses konseling gizi
2. Assesment
1) Mengukur antropometri (BB, TB, PB, Tinggi Lutut, Lpi, Lpa,dll)
2) Mengidentifikasi pola dan mengukur asupan makanan (food frekuensi,
dietary history, food recall, food record)
3) Mengkaji data laboratueium yang erkaitan dengan penyakit pasien.
4) Mencatat data klinis yang berkaitan dengan penyakit pasien.
5) Mengkaji data sosekbud dan kepercayaan.
6) Mengkaji pola aktivitas dan gaya hidup yang berkaitan dengan masalah gizi
pasien.
7) Mengkaji riwayat perubahan berat badan.
8) Mengkaji riwayat penyakit pasien
9) Mengkaji riwayat penyakit keluarga yng berkaitan dengan penyakit pasien
10) Mengkaji masalah psikologis yang berkaitan dengan masalah gizi pasien.
11) menghitung kebtuhan gizi pasien sesuai masalah pasien.
3. Menetapkan Diagnosa Gizi
Menetapkan diagnosa gizi dengan format PES (Problem Etiologi Sign and
symptom)
4. Implementasi konseling gizi
1) Menetapkan presikripsi diet (jenis,bentuk, kandungan zat gizi makanan)
2) Mengisi liflet anjuran makanan diet sehari
3) Menjelaskan anjuran diet yang ditetapkan menggunakan liflet yang sesuai
4) Mendiskusikan perubahan pola makan mengikuti anjuran diet (makanan
yang boleh dan tidak boleh) dengan alat antu food model
5) Mendiskusikan hambatan
anjuran diet

yang mungkin muncul dalam menerapkan

6) Mengukur pengetahuan gizi pasien berkaitan dengan penyakit dan diet


yang diberikan
7) Menganjurkan kunjungan ulang untuk konseling gizi lanjutan
8) Mencatat data konseling gizi di catatan medik

5. Komunikasi
1) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien
2) Menunjukkan sikap kesetaraan dengan pasien
3) Menunjukkan sikap tidak menghakimi/menggurui
4) Menjaga kontak mata selama proses konseling gizi
5) Mengarahkan komi=unikasi kearah tujuan konseling gizi
6) Memperhatikan/menggunakan bahasa non-verbal dengan tepat
7) Dapat mengatasi gangguan komunikasi selama proses konseling
8) Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
dengan tepat
9) Mengajukan pertanyaan dengan tepat
10) Mengklarifikasi penjelasan yang sudah diberikan
11) Menutup komunikasi dengan sopan

Berikut merupakan contoh dari konseling gizi :

Topik : Konseling Gizi Untuk Diet Diabetes Mellitus


Adapun tahapan proses konseling gizinya adalah sebagai berikut.
1. Membangun dasar-dasar konseling
Konselor berdiri, memberi ucapan salam
Lalu menjabat tangan klien sambil memperkenalkan diri
Selanjutnya, konselor gizi meminta surat rujukan (bila ada), data
laboratotorium dan hal-hal lain yang terkait. Lalu konselor melakukan
identifikasi dengan melihat diagnosis medis tersebut.
Berdasarkan diagnosis medis, konselor gizi menjelaskan tujuan dan proses
konseling gizi
2. Melakukan pengkajian gizi
Konselor melakukan pengkajian gizi pada data-data yang ada pada klien
Konselor gizi melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan yang
nantinya digunakan untuk menghitung IMT. IMT pada klien DM bisa normal

atau lebih. Dikategorikan lebih jika lingkar pinggang pria > 90 cm dan wanita
> 80 cm.
Konselor gizi mengkaji data laboratorium. Umumnya ditemukan kadar gula
darah puasa tinggi, kadar gula 2 jam PP tinggi, kadar gula daah sewaktu
tinggi, profil lipid normal atau tinggi, HBA 1 c tidak normal (tinggi).
Konselor gizi mengkaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit.
Data klinis yang menjadi perhatian adalah keluhan berupa hipoglikemi,
hiperglikemi, dan infeksi.
Konselor gizi melakukan identifikasi makanan dengan metode food
recall/food frequency.
Konselor gizi mengkaji data riwayat personal meliputi adanya riwayat keluarga
yang menderita DM, aktivitas fisik dan olahraga umumnya kurang, riwayat
penyakit personal sebagai faktor risiko apakah memiliki masalah psikologi
dan suplemen makanan yang dikonsumsi.
Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi lebih
kurang 10 menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi tentang diabetes
mellitus.

3. Menetapkan diagnosis gizi


Berdasarkan hasil pengkajian gizi maka ditetapkan diagnose gizi sesuai
dengan urutan prioritas untuk semua domain sebagai berikut:
a) Domain intake
Kelebihan asupan energy, karbohidrat, dan lemak berkaitan dengan
ketidaksiapan melakukan perubahan diet, serta pemilihan bahan makanan
yang tidak sesuai ditandai dengan asupan energy, karbohidrat, dan lemak
diatas kebutuhan.
b) Domain klinis
Perubahan nilai laboratorium gula darah yang berhubungan dengan
metabolisme zat gizi berkaitan pada gangguan fungsi endokrin ditandai
dengan nilai kadar gula darah (puasa dan 2 jam PP) di atas normal dan HBA 1
c tinggi.
c) Domain lingkungan
Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan kurangnya pengetahuan
tentang makanan yang seimbang ditandai dengan riwayat makan tinggi
karbohidrat, tinggi lemak, porsi besar, serta banyak mengonsumsi makanan
yang manis dan digoreng.

4. Melakukan Intervensi Gizi


a) Menyusun rencana intervensi

Menetapkan tujuan diet berdasarkan problem pada diagnosis gizi sebagai


berikut.
Tujuan umum meliputi:
Membantu diabetesi memperbaiki kebiasaan makan dan olah raga
untuk mendapatkan kontrol metabolik yang baik.
Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui pemilihan
makanan yang sehat dan aktivitas fisik yang seimbang.
Tujuan khusus meliputi:
Menurunkan asupan energi, karbohidrat, dan lemak.
Menurunkan kadar gula darah.
Meningkatkan pengetahuan memilih makanan yang tepat.

Selanjutnya melakukan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi lain sebagai
berikut.
Kebutuhan enrgi basal pria 30 kkal/kg BB dan wanita 25 kkal/kg BB
per hari, ditambah berbagai faktor yang meliputi aktivitas, koeksi berat
badan, dan lain-lain.
Karbohidrat 50-55% dari total energi.
Protein 15-20% dari total energi.
Lemak 30-35% dari total energi, lemak jenuh < 10% dari total kalori,
kolesterol < 300 mg/hari.
Zat gizi mikro sesuai kecukupan.
Serat tinggi (25-30 g), utamakan serat larut air.

Menetapkan preskripsi diet, yaitu diet DM .. kkal (disesuaikan dengan hasil


standar makanan meliputi perhitungan kebutuhan energi, proporsi karbohidrat,
lemak, dan protein). Perhitungan zat gizi bahan makanan dapat menggunakan
software FP2/Nutriclin/Nutrisurvey jika tersedia. Bentuk makanan MB
(makanan biasa). Frekuensi pemberian makanan utama tiga kali sehari dan
makanan selingan dua kali berupa buah.
Mengisi brosur anjuran makanan sehari dengan menekankan pada perubahan
pola makan diabetesi mencakup 3J, yaitu tepat Jenis, Jumlah, dan Jadwal.
Selain itu, juga memerhatikan konsistensi jadwal dan jarak makan. Makanan
yang tidak dianjurkan, seperti gula pasir, gula jawa, sirop, jam, jeli, buah yang
diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim,
kue-kue manis, dodol, cake, tarcis, makanan siap saji, goreng-gorengan, ikan

asin, telur asin, dan makanan lain yang diawetkan. Makanan yang dianjurkan,
seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi, sagu, ikan, ayam tanpa kulit,
susu skim, tempe, tahu, kacang-kacangan, makanan sumber lemak yang diolah
dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar. Selama
konsultasi gunakan alat bantu food model, standar makanan sehari, contoh
menu, dan daftar bahan makanan penukar.
b) Memperoleh komitmen
Selanjutnya berikan penjelaskan kepada klien dimulai dengan
menginformasikan hasil pengkajian gizi, menjelaskan tujuan diet,
mendiskusikan perubahan pola makan sesuai dengan brosur anjuran makanan
sehari, menjelaskan tentang penerapan diet DM, mendiskusikan perubahan
perilaku makan berisiko diabetes (misalnya terbiasa makanan manis dan
berlemak), mendiskusikan hambatan yang dirasa klien, dan
alternatifpemecahan masalah.
Selesai berdiskusi, konselor gizi melakukan pengukuran pemahaman klien
terhadap apa yang telah dijelaskan dengan cara menanyakan kembali hal yang
telah didiskusikan. Apabila masih ada yang kurang dimengerti pasien,
konselor dapat mengulangi lagi menjelaskan hal tersebut.
Konselor gizi menganjurkan untuk kunjungan ulang empat minggu yang akan
datang untuk konseling gizi lanjutan atau sesuai kebutuhan.
5. Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan intervensi yang telah diberikan maka konselor gizi
harus menetapkan hasil yang diharapkan pada kunjungan berikutnya, yaitu sebagai
berikut.

Perubahan IMT jika sebelumnya tidak normal.


Perubahan kadar gula darah.
Perubahan profil lipid.
Perubahan serum HBA 1c.
Penurunan kejadian hipoglikemi.
Berkurangnya gejala pusing dan sakit pada tengkuk, migrain, dan kelelahan.
Perubahan asupan energi, karbohidrat, lemak, dan kolesterol.
Perbaikan pola aktivitas.
Klien dapat mengidentifikasi hambatan yang ada dalam mengubah pola makan.
Hasil evaluasi dari data antropometri, data biokimia, data klinis dan data riwayat
makan merupakan indikator tentang keberhasilan klien dalam mencapai tujuan
intervensi.
Klien dapat menjelaskan pola makan seimbang serta penerapannya pada pengaturan
makanan sehari.
Simpan data hasil konseling pada arsip sesuai SOP setempat.

6. Mengakhiri Konseling Gizi (Terminasi)


Pada akhir sesi konseling gizi disepakati kunjungan berikutnya. Baik bapak/ibu,
proses konseling gizi selanjutnya kita rencanakan...minggu mendatang, dan proses
konseling gizi hari ini telah selesai, sampai ketemu...minggu mendatang, terima kasih.
Jangan lupa, ingatkan klien tentang waktu kunjungan selanjutnya 24-48 jam
sebelumnya (melalui telepon). Berikan nomor kontak atau telepon konselor.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Kebutuhan yang digunakan untuk penyuluhan seperti alat peraga, speaker,


microphone, LCD proyektor, dan lain-lain. Sedangkan kebutuhan untuk
konseling contohnya seperti ruangan yang nyaman, alat peraga, media gambar
dan lain sebagainya.
Sasaran penyuluhan adalah individu dan kelompok sedangkan sasaran
konseling adalah individu.
Tujuan penyuluhan adalah untuk menyadarkan masyarakat sedangkan tujuan
konseling adalah untuk membantu klien mengidentifikasi dan menganalisis
masalah klien serta memberikan alternatif pemecahan masalah.

DAFTAR PUSTAKA
Herlianty, Maria Poppy dkk. 2010. Dasar Penyuluhan dan Konseling
Gizi (DPKG) II. Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II. Jakarta.
Marbun, Rosmida M dkk. 2010. Praktikum Dasar Penyuluhan dan
Konsultasi Gizi. Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II. Jakarta.
PERSAGI. 2013. Konseling Gizi. Penebar Plus. Jakarta.

Pertanyaan Materi Perencanaan Penyuluhan


dan Konseling Gizi
Pilihan Ganda
1. Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penyuluhan gizi adalah..
a. Proses penyuluhan gizi
b. Waktu penyuluhan gizi
c. Suasana penyuluhan gizi
d. Kuota peserta penyuluhan gizi
e. Tujuan penyuluhan gizi

2. Langkah-langkah yang harus disusun dalam melakukan perencanaan penyuluhan yaitu..


a. Spesifikasi perencanaan penyuluhan, rencana pelaksanaan penyuluhan
b. Rencana pelaksanaan penyuluhan, proses penyuluhan
c. Spesifikasi perencanaan penyuluhan, pengecekan hasil penyuluhan
d. Proses penyuluhan, spesifikasi perencanaan penyuluhan
e. Pengecekan hasil penyuluhan, rencana pelaksanaan penyuluhan

3. Langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan konseling gizi adalah...
a. Sasaran
b. Analisa kebutuhan
c. Tujuan
d. Kuota
e. Proses

Essay
1.Sebutkan isi dari spesifikasi penyuluhan gizi!
a)
b)
c)
d)

Topik
Latar Belakang
Sasaran
Tujuan umum

e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)

Tujuan khusus
Target
Waktu
Tempat
Metode/Teknik
Media
Materi
Evaluasi

2. Sebutkan tiga sasaran dalam konseling gizi!


Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait dengan gizi
Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan
Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi optimal

Anda mungkin juga menyukai