Konseling Gizi
DOSEN PEMBIMBING: Hj. Augustina Hendrorini, MPS
Disusun oleh:
Michelle Caroline
Qadriamanda Gusika Putri
D4-3A
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
Perencanaan Penyuluhan dan Konseling Gizi ini. Makalah ini berisikan tentang informasi
mengenai pengertian, analisa kebutuhan, sasaran, tujuan, dan langkang-langkah baik dalam
melakukan penyuluhan maupun konseling gizi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Hj. Augustina Hendrorini, MPS selaku
dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Konseling Gizi atas segala bimbingan dan
arahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga penulis
ucapkan kepada orang tua dan teman-teman penulis yang telah memberikan semangat serta
dukungan yang sangat berarti bagi berlangsungnya proses pembuatan makalah ini. Dan yang
terakhir, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada para penulis buku yang menjadi
referensi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah kata pengantar ini dibuat, penulis mengharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi serta menambah wawasan kepada setiap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.. i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang1
B. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perencanaan Penyuluhan Gizi.2
B. Perencanaan Konseling Gizi.. ..6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.... 13
DAFTAR PUSTAKA 14
SOAL..................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyuluhan gizi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan. Kegiatan penyuluhan merupakan salah satu faktor
yang sangat penting bagi masyarakat dalam rangka mempersiapkan sumber daya
manusianya. Tujuan penyuluhan adalah bukan sekedar memberiksn pengetahuan
belaka tetapi bertujuan untuk merubah sikap serta membentuk perilaku baru yang
lebih sehat. Karenanya di dalam melakukan penyuluhan diperlukan sebuah
perencanaanyang matang dan menyeluruh serta langkah-langkah yang perlu
dilakukan. Oleh karena itu kegiatan penyuluhan yang efektif diharapkan dapat
mengoptimalkan perubahan perilaku.
Konseling gizi adalah suatu proses komunikasi interpersonal / dua arah antara
konselor dan klien untuk membantu klien mengenali, mengatasi dan membuat
keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya. Konseling
gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit,
meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga tentang asupan gizi yang
diperlukan untuk mempercapat penyembuhan penyakit yang diderita.
Dalam suatu penyuluhan dan konseling gizi diperlukan suatu perencanaan,
maka dari itu penulis berkeinginan untuk membahas hal-hal apa saja yang diperlukan
dalam suatu perencanaan penyuluhan maupun konseling gizi.
B. Tujuan
Untuk menegtahui analisa kebutuhan, sasaran, dan tujuan dari perencanaan
penyuluhan dan konseling gizi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Penyuluhan Gizi
Penyuluhan gizi menurut Suharjo (2003) adalah pendekatan edukatif yang
menghasilkan perilaku individu / masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan /
mempertahankan gizi baik.
Dengan kata lain penyuluhan gizi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan.
Dalam perencanaan penyuluhan gizi yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1. Analisa kebutuhan
Analisa kebutuhan merupakan kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu
kegiatan, dimana dalam kegiatan tersebut kita harus mempertimbangkan berbagai
kebutuhan yang diperlukan. Seperti halnya dalam suatu penyuluhan kita
membutuhkan : poster, alat peraga, LCD projector, microphone, speaker, media
gambar, dan tempat untuk melakukan penyuluhan.
2. Sasaran penyuluhan gizi
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit,
klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi,
seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial
ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan
sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok
ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang
rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada
diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam
perusahaan dan lain - lain.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat dilakukan pada
masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan,
masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003).
- Kurangnya pengawasan orang tua akan jajanan yang dibeli oleh anaknya.
3. Sasaran
: Anak-anak Sekolah Dasar kelas IV
4. Tujuan umum
: Setelah penyuluhan dilakukan, sasaran mampu
memilih jajanan sehat dan dapat menerapkan jajan
sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan khusus
: -Sasaran dapat memahami yang dimaksud dengan
jajanan sehat
-Sasaran dapat memahami manfaat dan contoh dari
jajanan sehat
-Sasaran mampu memilih jajanan sehat dan mampu
membedakan antara jajanan yang sehat dengan jajanan
yang tidak sehat.
- Sasaran dapat mengetahui dampak mengkonsumsi
jajanan tidak sehat
5. Target
: - (100%) Sasaran dapat memahami yang dimaksud
dengan jajanan sehat
- (100%) Sasaran memahami manfaat dan contoh dari
jajanan sehat
- (100%) Sasaran mampu mememilih jajanan sehat dan
mampu membedakan antara jajanan sehat dengan
jajanan yang tidak sehat
- (100%) Sasaran mengetahui dampak mengkonsumsi
jajanan tidak sehat
6. Waktu
: Rabu, 15 januari 2013
7. Tempat
: Ruang kelas
8. Metode/Teknik
: Ceramah, pemuturan video dan tanya jawab
9. Media
: Presentasi (ppt/lcd), poster, video
10. Materi
: (Lampiran rencana penyuluhan)
11. Evaluasi
: - Pre-test dan post-test
- Peserta puas terhadap jalannya penyuluhan
- Pelaksanaan sesuai rencana
b) Rencana Pelaksanaan Penyuluhan
1. Pembukaan
2.
3.
4.
5.
: - Pre-test
- Salam pembuka
Pencairan
: - Perkenalan
- Jargon
Penyampaian materi :
- Menyampaikan tentang pengertian, manfaat dan contoh dari jajanan sehat.
- Menyampaikan tentang jajanan tidak sehat.
- Menyampaikan tentang dampak zat berbahaya yang terdapat dalam jajanan
tidak sehat.
- Menyampaikan tentang cara terhindar dari jajanan tidak sehat dengan
cermat memilih jajanan sehat.
Praktek
: Pemutaran Video
Kesimpulan
: - Rangkuman materi penyuluhan
6. Tanya jawab
7. Follow up
8.
Evaluasi
9. Penutupan
5. Komunikasi
1) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien
2) Menunjukkan sikap kesetaraan dengan pasien
3) Menunjukkan sikap tidak menghakimi/menggurui
4) Menjaga kontak mata selama proses konseling gizi
5) Mengarahkan komi=unikasi kearah tujuan konseling gizi
6) Memperhatikan/menggunakan bahasa non-verbal dengan tepat
7) Dapat mengatasi gangguan komunikasi selama proses konseling
8) Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
dengan tepat
9) Mengajukan pertanyaan dengan tepat
10) Mengklarifikasi penjelasan yang sudah diberikan
11) Menutup komunikasi dengan sopan
atau lebih. Dikategorikan lebih jika lingkar pinggang pria > 90 cm dan wanita
> 80 cm.
Konselor gizi mengkaji data laboratorium. Umumnya ditemukan kadar gula
darah puasa tinggi, kadar gula 2 jam PP tinggi, kadar gula daah sewaktu
tinggi, profil lipid normal atau tinggi, HBA 1 c tidak normal (tinggi).
Konselor gizi mengkaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit.
Data klinis yang menjadi perhatian adalah keluhan berupa hipoglikemi,
hiperglikemi, dan infeksi.
Konselor gizi melakukan identifikasi makanan dengan metode food
recall/food frequency.
Konselor gizi mengkaji data riwayat personal meliputi adanya riwayat keluarga
yang menderita DM, aktivitas fisik dan olahraga umumnya kurang, riwayat
penyakit personal sebagai faktor risiko apakah memiliki masalah psikologi
dan suplemen makanan yang dikonsumsi.
Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi lebih
kurang 10 menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi tentang diabetes
mellitus.
Selanjutnya melakukan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi lain sebagai
berikut.
Kebutuhan enrgi basal pria 30 kkal/kg BB dan wanita 25 kkal/kg BB
per hari, ditambah berbagai faktor yang meliputi aktivitas, koeksi berat
badan, dan lain-lain.
Karbohidrat 50-55% dari total energi.
Protein 15-20% dari total energi.
Lemak 30-35% dari total energi, lemak jenuh < 10% dari total kalori,
kolesterol < 300 mg/hari.
Zat gizi mikro sesuai kecukupan.
Serat tinggi (25-30 g), utamakan serat larut air.
asin, telur asin, dan makanan lain yang diawetkan. Makanan yang dianjurkan,
seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi, sagu, ikan, ayam tanpa kulit,
susu skim, tempe, tahu, kacang-kacangan, makanan sumber lemak yang diolah
dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar. Selama
konsultasi gunakan alat bantu food model, standar makanan sehari, contoh
menu, dan daftar bahan makanan penukar.
b) Memperoleh komitmen
Selanjutnya berikan penjelaskan kepada klien dimulai dengan
menginformasikan hasil pengkajian gizi, menjelaskan tujuan diet,
mendiskusikan perubahan pola makan sesuai dengan brosur anjuran makanan
sehari, menjelaskan tentang penerapan diet DM, mendiskusikan perubahan
perilaku makan berisiko diabetes (misalnya terbiasa makanan manis dan
berlemak), mendiskusikan hambatan yang dirasa klien, dan
alternatifpemecahan masalah.
Selesai berdiskusi, konselor gizi melakukan pengukuran pemahaman klien
terhadap apa yang telah dijelaskan dengan cara menanyakan kembali hal yang
telah didiskusikan. Apabila masih ada yang kurang dimengerti pasien,
konselor dapat mengulangi lagi menjelaskan hal tersebut.
Konselor gizi menganjurkan untuk kunjungan ulang empat minggu yang akan
datang untuk konseling gizi lanjutan atau sesuai kebutuhan.
5. Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan intervensi yang telah diberikan maka konselor gizi
harus menetapkan hasil yang diharapkan pada kunjungan berikutnya, yaitu sebagai
berikut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Herlianty, Maria Poppy dkk. 2010. Dasar Penyuluhan dan Konseling
Gizi (DPKG) II. Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II. Jakarta.
Marbun, Rosmida M dkk. 2010. Praktikum Dasar Penyuluhan dan
Konsultasi Gizi. Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II. Jakarta.
PERSAGI. 2013. Konseling Gizi. Penebar Plus. Jakarta.
3. Langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan konseling gizi adalah...
a. Sasaran
b. Analisa kebutuhan
c. Tujuan
d. Kuota
e. Proses
Essay
1.Sebutkan isi dari spesifikasi penyuluhan gizi!
a)
b)
c)
d)
Topik
Latar Belakang
Sasaran
Tujuan umum
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
Tujuan khusus
Target
Waktu
Tempat
Metode/Teknik
Media
Materi
Evaluasi