ADMINISTRASI PERKANTORAN
KATA PENGANTAR
Buku ajar dalam bentuk modul yang relatif singkat tetapi komprehensif ini
diterbitkan untuk membantu para peserta dan instruktur dalam melaksanakan kegiatan
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Mengingat cakupan dari setiap bidang atau
materi pokok PLPG juga luas, maka sajian dalam buku ini diupayakan dapat membekali
para peserta PLPG untuk menjadi guru yang profesional. Buku ajar ini disusun oleh para
pakar sesuai dengan bidangnya. Dengan memperhatikan kedalaman, cakupan kajian, dan
keterbatasan yang ada, dari waktu ke waktu buku ajar ini telah dikaji dan dicermati oleh
pakar lain yang relevan. Hasil kajian itu selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan
demi semakin sempurnanya buku ajar ini.
Sesuai dengan kebijakan BPSDMP-PMP, pada tahun 2013 buku ajar yang
digunakan dalam PLPG distandarkan secara nasional. Buku ajar yang digunakan di
Rayon 115 UM diambil dari buku ajar yang telah distandarkan secara nasional tersebut,
dan sebelumnya telah dilakukan proses review. Disamping itu, buku ajar tersebut
diunggah di laman PSG Rayon 115 UM agar dapat diakses oleh para peserta PLPG
dengan relatif lebih cepat.
Akhirnya, kepada para peserta dan instruktur, kami sampaikan ucapan selamat
melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Semoga tugas dan
pengabdian ini dapat mencapai sasaran, yakni meningkatkan kompetensi guru agar
menjadi guru dan pendidik yang profesional. Kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan PLPG PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang, kami
menyampaikan banyak terima kasih.
MODUL PLPG
Administrasi
Perkantoran
Penulis
Dr. Asep Supena, M. Psi
Dra. Edwita, M. Pd
Dra. Gusti Yarmi, M. Pd
Dr. Yuliani Nuraini Sudjiono
TTT
Dra. Suprayekti, M. Pd
Dr. Rusilanti, M. Si
Dr. Supriyadi, M. Pd
Dr. Umasih
Drs. Abrar, M. Hum
Widya Parimita, SE,MPA
Penyunting
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER .................................................................................................................
ii
iii
PERISTILAHAN .................................................................................................
iv
Bab I Pendahuluan
A. Deskripsi ........................................................................................................
B. Prasayarat ......................................................................................................
B. Uraian Materi
1. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru ............................................
38
43
45
50
51
56
58
iii
65
136
152
205
234
252
258
299
323
338
368
404
442
464
490
495
Lampiran .............................................................................................................
507
PERISTILAHAN/GLOSSARY
iv
Afektif
Belajar
klasikal
Kognitif
Kompetensi
Paradigma
Pembelajaran : (1) Proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas);
(2) Usaha sengaja, terarah dan bertujuan oleh seseorang atau
sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku
pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat
memperoleh pengalaman yang bermakna. Usaha ini
merupakan kegiatan yang berpusat pada kepentingan
peserta didik.
Perangkat
: Rencana
pelaksanaan
pembelajaran
yang
disusun
berdasarkan silabus, bersifat operasional, berfungsi sebagai
pedoman pencapaian kompetensi dasar.
Silabus
Sistematik
Sistemik
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Kehadiran modul ini sebagai salah satu sumber belajar bagi guru peserta
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagaimana amanat dalam
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mengharuskan bahwa guru
profesional memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau Diploma
IV dan bersertifikat pendidik. PLPG merupakan salah satu pola yang
diselenggarakan untuk memenuhi guru yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan regulasi tersebut.
Sebagai salah satu sumber belajar diharapkan modul ini memberi pengayaan
secara substansial maupun pedagogik
kepada guru-guru peserta PLPG,
sehingga selesai mengikuti program pelatihan kompetensi guru meningkat,
sehingga memungkinkan guru dapat mengubah paradigmanya dalam
pembelajaran di kelas yang dalam jangka tertentu dapat meingkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
Modul ini pada bagian awal memuat tentang Kebijakan Pengembangan Profesi
Guru dari sudut pandang akademik. Bahan ajar secara lengkap terkait dengan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru pada tahun 2012 telah ditulis dan
dikembangkan bersama oleh Tim Pusat Pengembangan Profesi Pendidik dengan
editor Prof. Dr. Sudarwan Danim. Pada bab-bab berikutnya dibahas tentang
Model-model dan Perangkat Pembelajaran yang ditulis dalam Bab III (Kegiatan
Pembelajaran I).
Penguasaan dan pemilihan terhadap model-model
pembelajaran akan sangat membantu guru
dalam melaksanakan proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran di kelas tidak membosankan. Sudah
saatnya siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga paradigma
pembelajaran yang teacher oriented harus sudah mulai ditinggalkan. Dengan
menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif maka
pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan yaitu model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM). Demikian pula dengan atau tanpa pemberlakuan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), membuat perangkat
pembelajaran (silabus, RPP, pengembangkan bahan ajar, pembuatan media, dan
evaluasi) sudah melekat menjadi tanggung jawab dan kewajiban guru.
B. Prasyarat
Dalam mempelajari modul ini tidak memerlukan persyaratan secara spesifik.
Akan tetapi tidak ada salahnya jika para peserta pelatihan memahami dengan
baik terlebih dahulu dalam kaitannya dengan :
1. Regulasi penyelenggaraan PLPG
2. Teori-teori pembelajaran
3. Metodologi penelitian
4. Teknik penilaian.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan para peserta PLPG dapat
meningkatkan kinerjanya menjadi guru yang professional sesuai dengan
tuntutan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang kualifikasi guru,
BAB II
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
A. Tujuan Antara
(Kompetensi yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah menyelesaikan satu kegiatan
belajar tertentu dalam modul)
B. Uraian Materi
1. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru
(.......................................)
2. Hakikat Guru Profesional
a. Pengertian Profesi
Kata profesi adalah kata benda yang diambil dari kata profession,
sedangkan profesional merupakan kata sifat yang berasal dari kata
professional. Menurut Hornby, profession, n. occupation, esp one requiring
advanced education and special training, eg the law, architecture, medicine,
accountancy; professional adj 1. of a profession (1): ~ skill; ~ etiquette, the
special conventions, form of politeness, etc asociated with a certain pofession: ~
men, eg doctors, lawyers. 2. Doing or practising something as a full time
occupation or to make a living.
Page & Thomas (1979) memberikan batasan tentang profesi sebagai
berikut: profession, evaluative term describing the most prestigious
occupations which may be termed professions if they carry out an essential social
service, are founded on systematic knowledge, require lengthy academic and
practical training, have high autonomy, a code of ethics, and generate in-service
growth. Teaching should be judged as a profession on these criteria.
Pengertian profesi pada hakekatnya menunjuk kepada pekerjaan atau
jabatan. Tidak semua pekerjaan disebut sebagai profesi. Ada sejumlah ciri
atau persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengatakan suatu pekerjaan
sebagai profesi.
b. Karakteristik Profesi
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 1, pengertian guru professional sebagai
berikut.
dalam suatu pekerjaan untuk dikatakan sebagai profesi. Jika ciri utama
ini tidak tampak atau beberapa di antaranya tidak ada, maka sulit
untuk mengelompokkan pekerjaan tersebut ke dalam profesi.
Ciri Utama
Ada tiga ciri utama yang harus dipenuhi oleh suatu jenis pekerjaan
untuk dikatakan sebagai profesi yaitu (1) Sebuah profesi mensyaratkan
suatu pendidikan atau pelatihan yang ekstensif sebelum memasuki
profesi tersebut. Pelatihan ini dimulai sesudah seseorang memperoleh
gelar sarjana; (2) Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual
yang signifikan. Pelatihan tukang batu, tukang cukur, dan pengrajin
lebih merupakan ketrampilan fisik. Sedangkan pelatihan akuntan,
engineer, dokter lebih didominasi oleh muatan intelektual; (3) Tenaga
yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada
masyarakat. Dengan kata lain profesi berorientasi kepada pemberian
layanan jasa untuk kepentingan umum daripada kepentingan sendiri.
Ciri Tambahan
Ciri tambahan adalah ciri yang kehadirannya tidak mutlak harus ada.
Jika ciri-ciri tambahan ini dipenuhi maka akan semakin memperkokoh
kualitas atau eksistensi profesi dari pekerjaan tersebut. Ada tiga yang
termasuk dalam katagori ciri tambahan, yaitu (1) Adanya proses
lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada banyak profesi namun tidak
selalu perlu untuk status profesional. Dokter diwajibkan memiliki
sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek. Namun pemberian
lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan sesuatu yang mutlak
sebagai syarat profesi; (2) Adanya organisasi profesi yang mewadahi
para anggotanya sebagai sarana komunikasi dan sarana perjuangan
untuk memajukan profesinya dan kesejahteraan anggotanya; (3)
Otonomi dalam pekerjaannya. Profesi memiliki otonomi atas
penyediaan jasanya dan tindakan-tindakan atas pengambilan
keputusan dalam profesinya. Kode etik juga merupakan ciri tambahan
dalam sebuah profesi. Kode etik disusun oleh organisasi profesi. Jadi
kehadirannya terkait dengan keberadaan organisasi yang juga masuk
dalam katagori ciri tambahan.
2) Guru Sebagai Profesi
Apakah pekerjaan atau jabatan guru sebagai sebuah profesi?
Jawabannya ya. Hal ini didasarkan kepada beberapa karakteristik
sebagai berikut:
a) Pekerjaan guru memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang
menentukan (penting) dalam masyarakat.
3. Kompetensi Guru
a. Profil Pendidikan Guru
Luangkanlah waktu anda sejenak saja untuk membayangkan peran
seorang guru di dalam masyarakat. Kita akan melihat hasil kerja guru
melalui orang-orang yang telah dididik oleh para guru. Mereka mampu
menciptakan
arsitektur
bangunan-bangunan
menjulang
tinggi,
memproduksi teknologi canggih, sebagai contoh nyata. Bukti hasil kerja
guru banyak dan begitu besar. Tentunya, disamping keberhasilan masih
banyak pula masalah yang perlu dibenahi, terutama masalah peran
pendidik dalam membangun mental bangsa yang sehat, membangun
karakter bangsa yang akan membawa kedamaian. Masalah ini berkaitan
dengan pendidikan, merupakan beban berat yang harus dipanggul oleh
para guru. Kekecewaan terhadap karya guru banyak pula didengar.
Perilaku guru yang tidak senonoh, korupsi yang terjadi di lingkungan
pendidikan, premanisme yang berkembang di sekolah.lantas, sosok guru
seperti apa yang dapat membantu negara mengatasi masalah yang sangat
kompleks dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan. Diharapkan
para guru sendirilah yang harus memikirkan kembali, bermenung sejenak
tentang dirinya dan profesi yang diembannya.
Banyak ahli percaya bahwa orang yang memiliki citra positif adalah
orang yang beruntung. Citra diri yang positif membuat mereka
menikmati banyak hal yang menguntungkan, diantaranya orang
sering diberi kepercayaan untuk mengemban tugas tertentu dan sering
pula mendapatkan pelayanan secara khusus. Selanjutnya dengan citra
diri positif akan dapat membangun rasa percaya diri dan
meningkatkan rasa juang.
Membangun Percaya Diri. Citra diri yang positif secara alamiah akan
membangun rasa percaya diri, yang merupakan salah satu kunci
sukses. Guru yang mempunyai citra diri positif tidak akan berlamalama menangisi nasibnya yang sepertinya terlihat buruk. Citra dirinya
yang positif mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang masih
dapat ia lakukan. Ia akan fokus pada hal-hal yang masih bisa
dilakukan, bukannya pada hal-hal yang sudah tidak bisa ia lakukan
lagi. Dari sinilah, terdongkrak rasa percaya diri orang tersebut.
Meningkatkan Daya Juang. Dampak langsung dari citra diri positif
adalah semangat juang yang tinggi. Guru yang memiliki citra diri
positif, percaya bahwa dirinya jauh lebih berharga daripada masalah,
ataupun penyakit yang sedang dihadapinya. Ia juga bisa melihat
bahwa hidupnya jauh lebih indah dari segala krisis dan kegagalan
jangka pendek yang harus dilewatinya. Segala upaya dijalaninya
dengan tekun untuk mengalahkan masalah yang sedang terjadi dan
meraih kembali kesuksesan yang sempat. Inilah daya juang yang lebih
tinggi yang muncul dari guru dengan citra diri positif.
Berpikir Unggul
Untuk membangun citra diri yang positif, kita harus berpikir unggul.
Cara berpikir unggul seperti ini akan mendorong kita untuk
senantiasa berusaha menghasilkan karya terbaik. Mereka tidak akan
berhenti sebelum mereka dapat mempersembahkan sebuah
mahakarya. Semua ini dapat diraih guru jika selalu berpikir unggul.
Setiap kali akan berciptakarya , yang dipikirkan guru adalah
kemenangan atas keberhasilan belajar anak didiknya. Selalu berpikir
kreatif dan inovatif.
Belajar Berkelanjutan
Selain melalui persiapan yang tepat serta berpikir unggul, citra diri
positif juga bisa dibangun melalui komitmen pada pembelajaran
berkelanjutan. Hasil belajar akan membawa perubahan positif dengan
menambah nilai bagi orang yang berhasil mendapatkan pengetahuan
ataupun keterampilan baru, yang bisa dijadikannya modal untuk maju
meraih sukses. Tanpa semangat untuk senantiasa mengembangkan
diri, guru yang sudah memiliki citra positif bisa saja lalu kehilangan
citranya tersebut karena tidak dianggap unggul lagi atau tidak
dianggap mampu menambah nilai bagi masyarakat sekitar melalui
karya-karya yangdihasilkannya.
Seringkali guru yang sudah lama mengajar maupun yang berada di
tingkat atas merasa tak perlu lagi untuk belajar. Ia memandang remeh
untuk belajar lagi, ia pikir, Toh, aku sudah sukses. Tambahan, orang
seperti ini lebih enggan lagi untuk belajar pada orang yang lebih
rendah dari dirinya. Hasilnya, ketika ia dirundung masalah,
keberhasilannya pun melorot. Guru yang lebih muda yang terus
belajar akan menggantikannya dan menangani masalah dengan lebih
baik.
Hal yang paling penting juga dalam membahas tentang citra diri ini
adalah konsep diri, atau harga diri. Menurut Bandura, jika selama ini
kita merasa hidup telah sesuai dengan standar-standar yang kita
tentukan dan telah memperoleh imbalan atau penghargaan, itu berarti
kita telah memiliki konsep diri (harga diri).
Guru yang memiliki kemampuan membangun citra diri positif akan
sukses dan mudah membangun karier. Ia selalu melihat kelebihan
diri, bukan kekurangan. Guru mampu membuat dirinya berharga
dimata orang lain. Contohnya antara lain citra kejujuran, kesabaran,
ketegasan, kedisiplinan dan wibawa merupakan citra positif yang
disukai siapapun. Di dalam membangun citra diri ini dibutuhkan
kemauan dan keseriusan dan memang tidak mudah, sering tidak akan
terlihat langsung hasilnya. Karena citra diri merupakan produk
pembelajaran dari orangtua, pengasuh yang memberikan kontribusi
terbesar pada citra diri kita. Pengalaman lain dari guru, teman dan
keluarga, yang menjadi pantulan cermin dari orang yang berpengaruh
pada perkembangan kepribadian secara utuh.
2) Etika
Seringkali di dalam kehidupan
sehari-hari kita mendengarkan
maupun menggunakan kata etika, etis, etiket, moral, maupun akhlak.
Coba kita perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
Guru PPL itu tidak punya etika, masuk ruangan tidak mengucapkan
salam
Rupanya, moral guru itu rendah. Masak, anak didiknya ditendang
dan dimaki-maki karena tidak ikut upacara
Tidak etislah kalau kita yang menyampaikan perihal kekurangan
bapak pengawas
Mahasiswa supaya memakai pakaian yang pantas di hari wisuda,
jangan kita dikira tidak tahu etiket
Pada kalimat-kalimat di atas kita bisa melihat cara berperilaku dari
manusia yang dianggap tidak baik dan benar. Mengapa kita sebagai
guru perlu memahami tatacara hidup ini? Perlu beretika, bermoral dan
berakhlak baik ?
Seperti yang kita ketahui, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang paling sempurna. Manusia diberi akal budi, perasaan dan
kehendak. Dengan akal manusia bisa berpikir, dengan rasa manusia
bisa mengatur keharmonisan hidup ini, dengan kehendak manusia
bisa banyak berbuat amal kebaikan dan membuat karya. Karunia
Allah jua, manusia mampu berbahasa, bisa mendidik dan dididik,
berkehendak untuk menjadikan hidup ini lebih bermakna. Dengan
kelebihan ini, manusia tentunya dapat berperilaku baik (kepribadian)
setiap saat.
Untuk memelihara keseimbangan kehidupan pribadi maupun
kehidupan bersama (sosial), manusia perlu mengetahui aturan-aturan,
nilai-nilai, norma-norma umum, maupun aturan ajaran agamanya.
Manusia yang selalu berpikir kritis akan mampu menimbang perilaku,
mana yang berdampak baik dan berdampak buruk. Kesadaran diri,
harus berperilaku bagaimana ini, yang dikenal dengan ilmu etika.
Berikut ini, akan dibahas tentang etika, moral dan akhlak secara
singkat. Dimulai dari pengertian tentang etika, macam dan hubungan
etika dengan moral, etiket dan akhlak, sehingga membawa kita pada
untuk memantabkan
Etos juga dikenali sebagai kebiasaan, berbasis pada state of mind yang
berhubungan kegiatan produktif.
Etos kerja sebagai seperangkat perlikaku kerja, yang berakar pada
kesadaran yang kuat, keyakinan yangjelas danmantab, serta komitmen
yang teguh pada prinsip,paradigma, dan wawasan kerja yang khs dan
spesifik
Delapan kebiasaan (habitus) dalam bekerja cerdas
a) Bekerja ikhlas penuh rasa syukur
b) Bekerja penuh integitas
c) Bekerja keras penuh semangat
d) Bekerja serius penuh kecintaan
e) Bekerja cerdas penuh kreativitas
f) Bekerja tekun penuh keunggulan
g) Bekerja pari purna penuh kesabaran.
Bagaimana anda sebagai guru melaksanakan tugas profesinya selama
ini, coba nilai sendiri, lakukan penilaian diri dengan jujur agar ke
depan anda pantas menyadang gelar guru yang profesinal.
4) Komitmen
Makna Komitmen
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan dosen, Pasal 7 menyatakan salah satu prinsip
profesionalitas butir c. Guru memiliki komitmen untuk meningkatkan
mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003, Pasal 40 Ayat (2)butir b.
menyatakan pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban
mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan butir c. memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang
diberikan kepadanya.
Komitmen adalah janji. Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri
atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita.
Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya, sebagai sikap yang
sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam diri
seseorang.
Pilihan jadi guru hendaklah diperkuat dengan komitmen. Komitmen
akan mendororong rasa percaya diri, dan semangat kerja, menjalankan
tugas sebagai guru menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini
ditandai dengan peningkatan kualitas phisik dan psikologi dari hasil
kerja. Sehingga segala sesuatunya menjadi menyenangkanbagi seluruh
warga sekolah.
Komitmen mudah diucapkan. Namun lebih sukar untuk dilaksanakan.
Mengiyakan sesuatu dan akan melaksanakan dengan penuh
tanggungjawab adalah salah satu sikap komitmen. Komitmen sering
dikaitkan dengan tujuan, baik yang bertujuan positif maupun yang
yang bertujuan negative.
Sudah saatnya kita selalu berkomitmen, karena dengan komitmen
sesorang mempunyai keteguhan jiwa. Stabilitas social tinggi,
toleransi,, mampu bertahan pada masa sulit, dan tidak mudah
terprovokasi.
Komitmen yang tinggi untuk mengembangkan pendidikan.
Memenuhi Komitmen (menepati janji sesuai dengan hati nurani)
merupakan sikap dasar guru profesional. Menurut Pugach (2008) ada
lima komitmen yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh
guru, berkaitan dengan gelar profesional yang disandangnya.
a) Selalu belajar mengembangkan pengetahuan dari berbagai sumber.
kita berjanji. Apa yang terjadi setelah kita guru memulai dunia kerja,
janji tinggal janji. Komitmen sering terlupakan. Janji akan lebih
mengutamakan tugas Negara daripada kepentingan pribadi, sering
terbalik dalam pelaksanaannya. Beratnya kesalahan kita, kita berjanji
dengan Allah.
Guru diharapkan akan menjadi seseorang yang menepati janji,
memegang ucapannya dan dapat dipercaya dan diandalkan. Guru
akan tampil dalam sikap, perkataan dan perbuatan menepati janji
betapapun kecilnya dan dapat diandalkan, terpercaya, beriman dan
bertakwa.
hal-hal
yang
menakutkan-usahakan
tarik
hal-hal
yang
membahagiakan/menarik hal-hal yang anda inginkan ingin sembuh
focus pada kesehatan senang focus pada kebahagiaan tenang focus
pada kedamaian.
Selanjutnya Sentanu mengaitkan kerja otak dengan keikhlasan dan
pentinya doa. Hidup di dunia berpasangan ada otak kiri dan otak
kanan. Kiri berpikir analitik, logis, bahasa, pengetahuan. Kanan
Intuisi, kuasi, seni, musik dsb. Tiap orang berbeda mana yang
menonjol. Perlu kerja sama (kanan kiri) , menyeimbangkan diri.
Perang besar melawan diri sendiri. Pikiran positif yang rasanya enak
dihati ketika anda beraktivitas, lakukan dengan hati dengan cara
penuh doa kepada Allah SWT/ menyerahkan seluruh kehidupannya
kepada Allah SWT. Kita telah diberikan motivasi yang berbicara Zone
ikhlas High energi syukur, sabar, tenang, Happy perasaan positive
yang berenergi tinggi positive feeling. Kebanyakan manusia melihat
lewat panca indera tetapi belum tentu memahami apa yang dilihat.
Doa adalah senjata orang yang beriman D = Direction Minta yang jelas
O = Obedience = yakin doa akan dikabulkan A= Aceptance = syukur
(menerima perasaan terkabulnya doa).
h) Malu; rasa salah, malu hati, kesal hasil, sesal, hina, aib, dan hati
hancur lebur.
Guru yang memiliki empati tinggi, mampu membaca dan memahami
kondisi emosi peserta didiknya pada waktu tertentu. Guru akan
berusaha membantu, memberi bimbingan cara mengelola emosi
mereka.
Kecerdasan emosional: kemampuan seperti kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri, dan bertahan menghadapi frustasi,
menendalikan dorongan hati dan tidak berlebih-lebihan dalam
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress
tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa.
Empati adalah kemampuan membaca emosi
a) Kemampuan menerima sudut pandang orang lain
b) Kemampuan dalam mendengarkan orang lain
c) Kemampuan kepekaan akan perasaan oranglain
Goleman menyebut empati sebagaiketerampilan dasar manusia.
Orang memiliki empati kata Goleman adalah pemimpin alamiah yang
dapat mengekspresikan dan mengartikulasikan sentiment kolektif
yang tidak terucapkan, untuk membimbing suatu kelompok menuju
cita-citanya.
d) irama suara
e) alis berkerut
f) senyum lebar
g) kelopak mata berat
h) nada suara melengking
i) cuping hidung mengembang
Apakah anda merasakan ledakan emosioanal pada diri anda; Ketika
anda melihat seseorang mengangis, Anda menangis pula. Ketika
seseorang sangat ceria, Anda tertawa geli. Itu bukan empati sama
sekali. Empati dapat dimaknai menyelami perasaan orang lain, namun
masih tetap terjaga beberapa keterpisahan. Empati dapat merasakan
kesedihan orang lain tanpa kehilangan jati diri dan kesadaran diri.
Data penelitian menunjukkan bahwa empati merupakan kekuatan
yang hebat untuk kebaikan. Guru yang memiliki tingkat empati yang
tinggi dapat mengembangkan kemampuan akademik yang lebih besar
pada muridnya daripada guru yang tingkat empatinya rendah. Carl
Roger dalam Zuchdi (2008) mengatakan bahwa, empati merupakan
alat yang paling efektif untuk membantu perkembangan pribadi dan
meningkatkan hubungan serta komunikasi dengan orang lain.
Empati guru merupakan kedekatan emosi dengan peserta didiknya,
ikatan emosi dengan siswanya. Guru sering gagal mencerdaskan
siswanya karena tidak memiliki empati pada peserta didiknya.
Empati guru terhadap siswa dengan memahami kebutuhan siswanya,
diantaranya;
1) Sensitive, penuh perhatian terhadap kebutuhan siswa
2) Menunjukkan kemampuan berada pada posisi siswa
3) Memahami kebutuhan siswa, tetapi tidak sentimental, membedakan
masalah-masalah pribadi anak dari masalah umum.
Ekpresi Wajah/suara
Artinya
Kepala manggut-manggut
Sangat memahami
Belum mengerti
Mengerutkan dahi
Susah memahami
Guru harus kreatif jika di kelas yang diajarnya ada siswa yang ngobrol
dengan temannya. Tidak melihat ke depan, atau kalau ditanya tidak
menjawab. Teramati tidak semangat mengikuti pelajaran . Lakukan
interaksi dengan memberi umpan balik. Guru harus berusaha mencari
akar permasalahannya, jangan hanya focus menyelesaikan program
pembelajaran hari itu. Sikap empati yang tinggi dari guru akan
mampu mengatasi masalah belajar siswanya.
BAB III
MATERI PEMBELAJARAN 1
MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
A. Model Pembelajaran
1. Konsep Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran,
tentu diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi
kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar
peserta didik. Modeldiartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalammelakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai:
(1) suatu tipe atau desain; (2)suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan
untuk membantu proses visualisasisesuatu yang tidak dapat dengan
langsung diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensiinferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara sistematis suatu objek
atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja,
suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsidari suatu
sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil
agardapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya (Komaruddin,
2000:152).
Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun
model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas dasar
pengertian tersebut, maka model mengajar dapat difahami sebagai kerangka
konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, danberfungsi sebagai pedoman bagi
perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas
pembeiajaran.
Dalam mengajar, guru dapat mengembangkan model mengajarnya yang
dimaksudkan sebagai upaya mempengaruhi perubahan yang baik dalam
perilakusiswa, Pengembangan model-model mengajar tersebut dimaksudkan
untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya untuk lebih mengenal
siswa dan menciptakan lingkungan yang lebih bervariasi bagi kepentingan
belajar siswa. Salah satu batasan tentang model mengajar adalah :
Model of teaching can be defined as an instructional design which describes
theprocess of specifying and producing particular environmental situations which
causethe students to interact in such a way that that specificchange occurs in their
behavior,(SS Chauhan, 1979:20).
Dengan memperhatikan batasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa
model mengajar adalah merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang
4) Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya
berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian
dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium),
sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau
menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
c. Prosedur Pelaksanaan Model Ekspositori
Sebelum diuraikan tahapan penggunaan model ekspositori terlebihdahulu
diuraikan beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan
menggunakan model ini
1) Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
2) Kuasai materi palajaran dengan baik
3) Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses
penyampampaian
Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada
kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada
beberapa langkah dalam penerapan mode! ekspositori, yaitu :
1)
2)
3)
4)
5)
Persiapan (Preparation)
Penyajian (Presentation)
Korelasi (Correlation)
Menyimpulkan (Generalization)
Mengaplikasikan (Aplication)
guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti
dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari
dan menemukan jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat rnenumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan
demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental. Dengan demikian, dalam model pembelajaran inkuiri siswa tak
hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, tetapi bagaimana mereka
dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama
pembelajaran melalui model inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar
rasa ingin tahu mereka.
Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student-centered approach).
Dikatakan demikian, sebab dalam model ini siswa memegang peran yang
sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran inkuiri akan efektif manakala :
1) Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu
permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam model
inkuiri, penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama
pembelajaran. Akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
2) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau
konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu
pembuktian.
3) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu.
4) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemauan dan kemampuan berpikir. Model inkuiri akan kurang berhasil
diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk
berpikir.
5) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa
dikendalikan olehguru.
6) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
yang berpusat pada siswa.
apakah
itu
bertanya
untuk
melacak,
bertanya
mengembangkankemampuan, atau bertanya untuk menguji.
untuk
2) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada
suatu persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan
6) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengajuan hipotesis.
5) Jika guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari
dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dan
kenyataan)
b. Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan MPBM. John Dewey
seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah
MPBM yang kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problem
solving), yaitu :
a) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang
akan dipecahkan.
b) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis
dari berbagai sudut pandang.
c) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai
kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
d) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
e) Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakaan hipotesis yang
diajukan.
f) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil
pengajuan hipotesis dan rumusan kesimpulan.
berpendapat bahwa IPS pada IPS pada hakikatnya adalah pelajaran hapalan
yang tidak menantang untuk berpikir. IPS adalah pelajaran yang syarat
dengan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data, atau fakta yang harus
dihafal dan tidak perlu dibuktikan.
Sekarang bagaimana mengubah paradigma berpikir tentang IPS dan sejarah
sebagai mata pelajaran hafalan? bagaimana sejarah dapat dijadikan mata
pelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa? Di
bawah ini akan dijelaskan satu model pembelajaran berpikir dalam pelajaran
Sejarah dan IPS. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran hasil
dari pengembangan yang telah diuji coba (Sanjaya,2002).
Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (MPPKB) adalah
model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan
berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai
bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas. Pertama,
MPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan
kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh MPPKB adalah
bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran. Akan tetapi
bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan atau ide-ide
melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan pada
asumsi bahwa kemampuan bicara secara verbal merupakan salah satu
kemampuan berpikir.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar
pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan
ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan seharihari dan/atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasilhasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka
peroleh dalam kehidupansehari-hari.
Ketiga, sasaran akhir MPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan
masalah-masalah soisal sesuai dengan taraf perkembangan anak.
b. Hakikat Kemampuan berpikir dalam MPPKB
Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau MPPKB
merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan
peningkatan kemampuan berpikir siswa. Menurut Peter Reasin (1981),
berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekadar
mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Menurut Reason
mengingat dan memahami lebihbersifat pasif daripada kegiatan berpikir
(thinking). Mengingat pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan
sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas
1) Tahap Orientasi
Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk
melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama,
penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan
dengan penguasaan materipelajaran yang harus dicapai, maupun tujuan
yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan
berpikir yang harus dimiliki siswa, kedua, penjelasan proses
pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelasn tentang apa
yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam
proses pembelajaran seperti yang dijelaskan pata tahap orientasi sangat
menentukan keberhasilan MPPKB. Pemahaman yang baik akan membuat
siswa tahu kemana mereka akan dibawa, sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar mereka.Oleh sebab itu, tahapan ini merupakan tahapan
yang sangat penting dalam implementasi proses pembelajaran. Untuk
itulah dialog yang dikembangkan guru pada tahapan ini harus mampu
menggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa.
2) Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami
pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok
persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru
mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap
pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang diangap relevan
dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah
selanjutnya guru rnenentukan bagaimana ia harus mengembangkan
dialog dan Tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.
3) Tahap Kontrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus
dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa.
Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini
guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang
memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai
dengan tema atau topik itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan
kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperoleh pada
tahap kedua. Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog
agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan.
Mengapa demikian? Sebab, pemahaman terhadap masalah akan
mendorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh sebab itu, keberhasilan
pembelajaran pada tahap selanjutnya akan ditentukan oleh tahapan ini.
4) Tahap Inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam MPPKB. Pada tahap
inilah siswa berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri, siswa
diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada
tahapan ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan.
Melalui berbagai teknik bertanya guru harus dapat menumbuhkan
keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap fakta
sesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang
meyakinkan, mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya
5) Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru
melaluiproses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat
menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran.
Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing agar siswa dapat
menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar
topik yang dipermasalahkan.Tahap akomodasi dapat juga dikatakan
sebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswa
diarahkan untuk mampu mengungkap kembali pembahasan yang
diangap penting dalam proses pembelajaran
6) Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan
dengan masalah yang disajikan. Tahap transper dimaksudkan sebagai
tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap
siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru
dapat memberikan tugas-tugasyang sesuai dengan topik pembahasan.
3) Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman
lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.
4) Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi
siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.
5) Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah
tingkat partisipasi mereka.
6) Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.
a. Asas-Asas CTL
CTL memiliki 7 asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran
denganmenggunakan model pembelajaran kontekstual. Seringkali asas ini
disebut jugakomponen-komponen CTL.
1) Konstruktivisme
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa
bisamengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan
danpengalaman. Mengapa demikian? Sebab, pengetahuan hanya
akanfungsional manakala dibangun oleh individu. Pengetahuan yang
hanyadiberikan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Atas
dasarasumsi yang mendasar itulah, maka penerapan asas
konstruktivismedalam pembelajaran CTL, siswa didorong untuk mampu
mengkonstruksipengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata
2) Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses
pembelajaran didasarkan pada pencarian dan peneluan melalui
prosesberpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta
hasildari rnengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.
Dengandemikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah
mempersiapkansejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi
merancang pembelajaranyang memungkinkan siswa dapat menemukan
sendiri materi yang harus dipahaminya
Apakah inkuiri hanya bisa dilakukan untuk mata pelajaran tertentu
saja?Tentu tidak. Berbagai topik dalam setiap mata pelajaran dapat
dilakukanmelalui proses inkuiri. Secara umum proses inkuiri dapat
dilakukan melaluibeberapa langkah,yaitu :
a) Merumuskan masalah
b) Mengajukan hipotesis
c) Mengumpulkan data
d) Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
e) Membuat kesimpulan
3) Bertanya
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap
individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru
tidakmenyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar
siswadapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat
penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing
dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang
dipelajarinya.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan
sangatberguna untuk:
pasar
Anda
tangkap
dari
pembelajaran
dengan
LANGKAH KEGIATAN
Secara diagramatik, langkah
digambarkan sebagai berikut:
pembelajaran
dalam
pertemuan
ini
Komponen Pembelajaran
a.
Kegiatan Siswa
b.
c.
a.
Kegiatan Guru
b.
c
a.
b.
c
a.
Guru
b.
c
Jenis Pertanyaan
a.
b.
Dikerjakan Siswa
Sumber Belajar Yang
c
a.
Digunakan
b.
c
a.
Lainnya: .
b.
c
Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dariberbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum
ke bagian demi bagian.
iii.
Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang
secarabertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang
lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu
diperhatikan mengenai urutanlogis, keterkaitan antar materi, dan
cakupan keluasan serta kedalaman materi.
Pengelolaan KBM
1) Pengelolaan Tempat Belajar
2) Pengelolaan Siswa
3) Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
4) Pengelolaan Isi Pembelajaran
5) Pengelolaan Sumber Belajar
Pengelolaan Tempat Belajar
1) Bergantung strategi yang akan digunakan dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
2) Memperhatikan intensitas interaksi antarsiswa
3) Yang dikelola: pajangan (hasil kerja siswa, gambar peta, diagram, model,
benda asli, kumpulan puisi, karangan), meja kursi, perabot sekolah,
sumber belajar
Pengelolaan Siswa
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Isi(bycontent)
Pengelolaan Siswa
Arti
Contoh
Terbuka
Pertanyaanya memiliki
lebih dari satu jawaban
benar
Mengapa ibukota
Indonesia Jakarta?
Tertutup
Pertanyaanya memiliki
hanya satu jawaban
benar
Produktif
Tidak Produktif
Imajinatif dan
interpretative
Jwb-nya diluar
benda/gambar/kejadia
n yg diamati
(Diperlihatkan gb gadis
termenung dipinggir
laut). Diajukan
pertanyaan,Apa yang
sedang dipikirkan gadis
itu?
Faktual
Perilaku Siswa
2. Menurutmu bagaimana?
6. Meminta penjelasan,Dptkah
kamu jelaskan, mgp demikian?
7. Berargumentasi
Serikat dan siswa-siswa di negara yang lain. Hasil rerata untuk sekolah
menengah, Indonesia berada pada urutan ke 36 dari45 negara yang diteliti.
Skor rerata siswa Indonesia adalah 420, jauh di bawah rata-rata
internasional 471 (National Center for Educational Statistics, Desember 2004).
Dengan demikian isu peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas
pembelajaran memang perlu ditindak lanjuti diantaranya dengan
menyelenggarakan pembelajaranyang efektif. Guru harus yakin bahwa
ketika pembelajaran berakhir semua siswa telah menguasai indikator
kompetensi dasar yang diharapkan. Melalui penilaian berbasis kelas
informasi tentang penguasaan topik pembelajaran akan segera diketahui
oleh guru dan informasi ini menjadi bekal untuk merefleksi pembelajaran
yang lebihefektif pada masa berikutnya.
d. Perlunya Pembelajaran yang Menyenangkan
Riset tentang learning society atau masyarakat belajar menunjukkan bahwa
perilaku belajar anggota masyarakat dipengaruhi oleh pengalaman belajar
mereka ketika masih kecil. Mereka yang mengalami pembelajaran yang
menyenangkan cenderung akan mengulanginya dan tumbuh menjadi
pembelajar seumur hidup. Mereka yangmengalami suasana pembelajaran
yang buruk dan guru-guru yang galak cenderung untuk tidak
melanjutkan proses belajar. Berkaitan dengan hal ini pembelajaran perlu
dikondisikan sedemikian rupa sehingga siswa belajar dengan asyik atau
menyenangkan. Waktu yang diluangkan oleh siswa di bangku pelajaran
juga terbilang panjang. Dalam kurun waktu tersebut diharapkan siswa
tidak merasa terpenjara atau sekolah sebagai penjara yang penuh siksaansiksaan psikologis. Karena dampaknya tentu tidak baik bagi
perkembangan anak. Seyogyanya siswa bisa menghabiskan waktu
sekolahnya dengan senang hati, enjoy dan menikmati berbagai
pengalaman belajarnya. Untuk itulah guru perlu menciptakan suasana
fisik dan psikologis sedemikian rupa sehingga siswa kerasan di sekolah.
Pendek kata siswa juga berhak menikmati masa-masasekolahnya dengan
senang hati.
e. Belajar dan Pembelajaran Bermakna
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam
kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian.
Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
Pembelajaran
pada
hakikatnya
adalah suatu proses interaksi antar
anak dengananak, anak dengan
Kritis,
Kreatif,
dan
Langkah-langkah:
Memilih skenario yang sudah tersedia, menyiapkan alatalat,kemudian mempraktikkan cara mengajar yang PAKEM
sesuai dengan skenario yang sudah dipilihnya. Dalam
modeling, fasilitatormenjadi guru sedangkan peserta menjadi
siswa/ pengamat. Modeling sebaiknya disesuaikan dengan
level peserta, hal ini untukmenghindari ketidakseriusan.
2. Diskusi Kelompok (30 menit)
Peserta mendiskusikan hasil pengamatan mereka terhadap
modeling.
Langkah-langkah:
peserta mendapatkan scenario mengajar yang dipilih oleh
fasilitator pada saat modeling; Peserta mendiskusikan struktur
skenario dan pelaksanaannya (langkah-langkah pembelajaran,
sumber belajar, manajemen kelas, pajangan dan kompetensi )
Diskusi didampingi oleh fasilitator yang menjadimodel pada
kelompok itu.
Kerja Kelompok:
3. Membuat Persiapan Simulasi PAKEM ( 60 menit)
Peserta diberi contoh RP yang dapat diambil dari buku
bestpracticeatau contoh-contoh RP yang lain. Dalam
kelompok yang terdiri dari anggota kelompok 3-5 orang,
peserta mendiskusikan RP yang bernuansa PAKEM tersebut.
Kemudian RP disimulasikan di depan peserta lain. Selanjutnya
peserta memperbaiki RP berdasarkan masukan yang ada. RP
ini akan dipraktikkan di depan siswa di pertemuan berikutnya.
Langkah selanjutnya, peserta menyiapan alat bantu
belajar/mengajar, lembar kerja, bahan ajar, bahan bacaan (jika
diperlukan). Peserta dapat menyesuaikan contoh PAKEM
dengan keadaan setempat dan membuat perbaikan kalau
mereka mempunyai ideyang lebih baik.
4. Simulasi Mengajar ( 120 menit)
Pelaksanaan simulasi dilakukan dengan cara salah satu peserta
menjadi guru di depan peserta lain yang ada dalam
kelompoknya. Simulasi dapat pula dilakukan dengan cara salah
satu peserta dari satu kelompok melakukan simulasi di depan
kelompok yang lain.
Langkah-langkah:
Pada jam yang sama setiap kelompok menampilkan salah
satupeserta untuk melakukan simulasi. Setelah itu peserta lain
jugamelakukan hal yang sama. Simulasi juga dapat
dilaksanakan olehanggota dari kelompok tertentu di depan
kelompok yang lain. (Simulasi tidak perlu sampai tamat: 30 45
menit mungkin cukup.Ingatkan peserta/pengamat agar
mengamati proses simulasi terutama dari segi sejauh mana
pembelajarannya sesuai dengan ciri-ciri PAKEM). Fasilitator
mengamati pelaksanaan semua simulasi sesuai dengan mata
pelajaran yang telah dimodelkannya.
5. Diskusi Kelompok: Hasil Simulasi (30 menit)
Langkah-langkah:
Peserta
yang
melakukan
simulasi
mengungkapkan
keberhasilandan hambatan yang dirasakannya selama simulasi
(5 menit); Peserta lain memberikan komentar terutama dari segi
sejauhmana PEMBELAJARAN dalam simulasi memenuhi
karakteristik PAKEM dan alternatif mengatasi hambatan yang
dirasakan oleh simulator. (Kelompok pelaku simulasi
hendaknya mencatat komentar untuk bahan pertimbangan
dalam menyempurnakan persiapan, lembarkerja, dan
sebagainya).
6. Perbaikan Persiapan PAKEM (120 menit)
Langkah-langkah:
Masing-masing kelompok memperbaiki persiapan, lembar
kerja, dan bahan belajar lain yang dirancangnya dengan
mempertimbangkan komentar dan masukan pada diskusi
sebelumnya. Hasil perbaikan ini akan digunakan dalam praktik
mengajar dengan siswa sesungguhnya. Semua peserta harus
ikut
membuat
persiapan
dan
siap
pula
untuk
mempraktikkannya.
(Fasilitator hendaknya mengingatkan agar tiap kelompok
benar-benar siap dengan persiapan, LK, dan sebagainya yang
telah diperbaiki sehingga setelah kegiatan ini peserta
berkonsentrasi pada pelaksanaan praktik mengajar, tidak lagi
pada masalah persiapan).
Komponen
Pembelajaran
Percobaan
Diskusi kelompok
Memecahkan masalah
Mencari informasi
Menulis laporan/cerita/puisi
Berkunjung keluar kelas.
Siswa:
Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
mengembangkan
keterampilan.
Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
mengungkapkan
gagasannya sendiri
secara lisan atau
tulisan.
Guru menyesuaikan
bahan dan kegiatan
belajar dengan
kemampuan siswa.
Guru mengaitkan
pembelajaran dengan
pengalaman siswa
sehari-hari.
Melakukan percobaan,
pengamatan,atauwawancara
Mengumpulkan data/jawaban
danmengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari
rumus sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain
dengan katakata sendiri
Melalui:
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan
pemikiran anak sendiri
Siswa dikelompokkan sesuai dengan
kemampuan (untuk kegiatan
tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebutt
Tugas perbaikan atau pengayaan
diberikan
Siswa menceritakan atau
memanfaatkan pengalamannya
sendiri.
Siswa menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai pembelajaran
dan kemajuan belajar
siswa secara terus
menerus.
b. Implikasi PAKEM
Dalam implementasi pembelajaran PAKEM di sekolah mempunyai
berbagaiimplikasi yang mencakup:
a. Implikasi bagi guru
Pembelajaran aktif, kretaif, efektif, dan menyenangkan memerlukan
guruyang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman
belajar bagi anak,juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata
pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. Sebaliknya
pembelajaran yang berpusat pada guru harus dihindari. Adapun ciriciri pembelajaran yang berpusat pada guru adalah menggunakan
buku paket, jawaban harus sama dengan guru, guru mendiktekan apa
yang harus dilakukan, guru memberi contoh, ceramah, hafalan.
Dampak dari pembelajaran yangberpusat pada guru adalah siswa
menjadi mahluk yang individualis, motivasi belajar siswa turun, siswa
kurang dapat bekerjasama, siswa pasif, guru kurangkreatif.
b. Implikasi bagi siswa
Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual,
pasangan, kelompok kecilataupun klasikal.
Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi
secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan
penelitian sederhana, danpemecahan masalah.
c. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
1) PAKEM pada hakikatnya menekankan pada siswa baik secara
individualmaupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan
otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan
berbagai sarana dan prasarana belajar.
2) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik
yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan
pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di
lingkungan yang dapatdimanfaatkan (by utilization).
temuan
Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti modul ini, diharapkan peserta:
a. Mampu menidentifikasi sifat-sifat PAKEM tertentu
pembelajaranyang dilaksanakan
b. Mampu mengidentifikasi jenis pertanyaan yang efektif
dalam
dengan
tugas
Tujuan
Tujuan identifikasi Belajar diharapkan guru dapat :
a) Mengidentifikasi
masalah
yang
dihadapi
dalam
pembelajaran padasetiap mata pelajaran
b) Menemukan kemungkinan masalah dalam pembelajaran
pada setiapmata pelajaran
c) Menemukan solusi/pemecahan dalam pembelajaran pada
setiapmata pelajaran
2.
Indikator
Ya
Pengelolaan
Kelas
Tidak
Refleksi
Keterlibatan
Peserta didik
Sumber
Belajar/Alat
Bantu
Keterlibatan
Peserta didik
Pembelajaran
bebas dari
perlakuan
kekerasan
(emosional,
fisik,dan
pelecehan
seksual dan
penelantaran)
Identifikasi
layanan khusus
serta individual
Tujuan
Tujuan membuat program Pembelajaran :
1) Membuat rancangan kegiatan yang menarik
2) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, menentukan
alat,sumber dan langkah-langkah pembelajaran yang bervariasi dengan
kompetensiyang dikembangkan
b. Cara Melaksanakan Program
Pengembangan variasi pembelajaran identik dengan pengembangan
kreativitas guru dalam menyusun rencana, melaksanakan, dan melakukan
penilaianpembelajaran. Pada dasarnya kita terlahir dengan memiliki
potensi rasa ingin tahu,kemampuan berimajinasi, dan fitrah bertuhan.
Rasa ingin tahu dan kemampuanberimajinasi merupakan modal dasar
untuk berkembangnya kreativitas; fitrahbertuhan memungkinkan
manusia beriman kepada Tuhan. Potensi rasa ingintahu dan kemampuan
berimajinasi akan berkembang menjadi kreativitas apabila terus menerus
berani mencoba tanpa rasa takut bersalah sampai menemukan beberapa
pola yang diyakini mampu menjadi langkah yang tepat dalam menyajikan
pembelajaran.
Sebagai gambaran sebelum melaksanakan program perlunya rancangan
mencarialternatif kegiatan pembelajaran. Berikut ini salah satu contoh
sebelum menyusunprogram pembelajaran:
Alternatif
No
1.
Kompetensi Dasar
Menyusun percakapan
tentang berbagai topik
dengan
memperhatikan
penggunaan ejaan.
Pembelajaran
Benda berbicara
Kegiatan Inti
mendeskripsikan
benda yang dipilih
untuk menentukan
peran dalam
percakapan
menyusun
percakapan dengan
memperhatikan
ejaan
melakukan
percakapan
Percakapan
Rumpang
Menyusun
Percakapan
Acak
Alih Bentuk
bermain
melanjutkan kalimat
percakapan yang
belum selesai
diawali dari satu
kalimat kemudian
dilanjutkan oleh
teman yang lainnya.
melengkapi
percakapan
rumpang
menyusun
percakapan dengan
memperhatikan
ejaan
bermain acak
kalimat tanya-jawab
menyusun
percakapan acak
menyusun contoh
percakapan lainnya.
melakukan
percakapan
Membaca
prosa/cerita pendek.
mengubah prosa ke
dalam bentuk
percakapan (dialog).
melakukan
percakapan/bermai
n peran
Administrasi Perkantoran
Contoh Rencana Pembelajaran ( RPP )
Kelas / Semester
: XI (Sebelas) /1 (Satu)
Pertemuan ke
: Ke-12
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (1 X Pertemuan)
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan penyimpanan arsip dengan sistem abjad
2. Materi Pokok
Sistem pengelolaan arsip
Pertemuan ke-12
a. Pengertian sistem abjad
b. Peraturan mengindeks
c. Peralatan yang dibutuhkan dalam sistem abjad
d. Prosedur/langkah penyimpanan arsip sistem abjad
Jujur
Disiplin
Kreatif
Mandiri
Rasa ingin tahu
Komunikatif
Peduli sosial
Tanggungjawab
4. Metode Pembelajaran
Ceramah variatif, diskusi, dan simulasi
5. Strategi Pembelajaran
Pertemuan ke-12
KegiatanPembelajaran
A. KegiatanAwal:
1. Pembuka dengan salam
2. Absensi
3. Motivasi
4. Apersepsi
5. Pemberitahuan tujuan pembelajaran
6. Pemberitahuan langkah-langkah pembelajaranyang akan
di lakukan
B. KegiatanInti
Eksplorasi:
1. Guru memastikanpersiapanbahanpembelajaran darisiswa.
2. Siswa mencari informasi prosedur penyimpanan arsip
sistem abjad
3. Guru menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
Elaborasi:
AlokasiWaktu
15menit
105menit
dalam
Konfirmasi:
1. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan atas
pertanyaan seputar penyimpanan dan penemuan kembali
arsip dengan sistem abjad.
C. KegiatanAkhir
1. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi
dengan mengulas materi.
2. Latihan soal.
15menit
6. Sumber Pembelajaran
a. R, Endang Sri dkk. 2009. Modul Mengelola dan Menjaga Sistem
Kearsipan: Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Penerbit Erlangga:
Jakarta. Hal: 39-46.
b. Amsyah, Zulkifli. 1995. Manajemen Kearsipan. Penerbit PT Gramedia
Pusaka Utama: Jakarta. Hal: 22-38.
c. Dra. Reny Ratnawati Basyariah Amin. Pengarsipan Surat dan
Dokumen Kantor. Yudistira: Jakarta. Hal: 22-29
d. www. Blog Archive kearsipan sistem abjad.htm
e. www.Mengimplementasikan-Sistem-Kearsipan.htm
7. Media Pembelajaran
Laptop, LCDdanBahan ajar
8. Penilaian/ Evaluasi
a. Jenis Evaluasi
b. Bentuk instrumen
: tes tertulis
: essay dan praktik
Jakarta, 21 November 2012
Kepala Sekolah
Dra. Nastiti
Dini Anissapati
NIP.
NIP.
Lampiran-lampiran
LEMBAR KERJA 1
( KELOMPOK )
Mata Pelajaran
Kompetensi Dasar
Kelas / Semester
: XI / 1
: 1. __________________
2. __________________
3. __________________
LEMBAR KERJA 2
( Individu )
Mata Pelajaran
Kompetensi Dasar
Kelas / Semester
: XI / 1
Nama
: __________
No Absen
: __________
Indeks
Unit 1
Unit 2
Unit 3
Kode
Urutan
Abjad
LEMBAR PENILAIAN
DISKUSI KEGUNAAN ALAT KEARSIPAN
Aspek yang di nilai
No
Nama
Kerja sama
Aktifitas
( 1-40 )
( 1-30 )
Menghargai
Nilai
Pendapat
( 1-30)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
LEMBAR PENILAIAN
MENGINDEKS DENGAN SISTEM ABJAD
Aspek yang di nilai
No
Nama
Kelengkapan Kesesuaian
(4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
(4)
Ejaan
(2)
Nilai
Kriteria Penilaian
a. Kelengkapan
Jika jawaban lengkap
Jika jawaban hampir lengkap
Jika jawaban setengah lengkap
Jika jawaban kurang lengkap
Jika peserta didik tidak menjawab
4
3
2
1
0
b. Kesesuaian
Jika jawaban sesuai
Jika jawaban hampir sesuai
Jika jawaban setengah sesuai
Jika jawaban kurang sesuai
Jika peserta didik tidak menjawab
4
3
2
1
0
c. Ejaan
Jika ejaan seluruhnya benar
Jika ejaan hampir seluruhnya benar
Jika ejaan setengah benar
Jika ejaan hanya sedikit benar
Jika ejaan tidak ada yang benar
2
1,5
1
0,5
0
a. Pengelolaan Kelas
Selama pembelajaran konvensional, meja dan kursi diatur menghadap ke
papan tulis danpeserta didik duduk berjajar. Dalam pembelajaran yang
menggunakan pendekatanPAKEM pengaturan tempat duduk peserta didik
disesuaikan dengan model pembelajaranyang akan dilaksanakan oleh guru,
misalnya pola tempat duduk berpasangan, pola tempatduduk dalam bentuk
U akan memudahkan peserta didik berinteraksi dan melakukan aksidalam
proses pembelajaran. Sebaiknya guru selalu mendesain pola tempat duduk
yangdisesuaikan dengan skenario pembelajaran yang dirancang dalam RPP
Contoh model tempat duduk
Brankas
Tujuan
Untuk penghargaan peserta didik yang berhasil membuat karya
Meningkatkan motivasi perserta didik yang telah berhasil
Untuk sumber belajar bagi peserta didik
Untuk memotivasi siwa agar senantiasa berkarya
3) Contoh Pajangan
M. Penilaian
1) Pengantar
Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah. Menurut Masnur Muslich (2007) penilaian dalam KBK
dan KTSP menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan
komprehensif guna mendukung upaya memandirikan peserta didik
dalam belajar,bekerja sama, dan menilai dirinya sendiri. Oleh karena
itu, penilaian yang dilaksanakan harus penilaian berbasis kelas (PBK).
Penilaian kelas merupakan kegiatan guru yang terkait dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil
belajar peserta didik. Oleh karena itu,diperlukan data sebagai
informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Keputusan tersebut berhubungan dengan tingkat keberhasilan peserta
didik dalam mencapai suatu kompetensi.
Alat ukur atau instrumen untuk penilaian kelas harus valid, reliabel,
terfokus pada pencapaian kompetensi, objektif, dan mendidik.
Misalnya alat ukur berupa tes. Alatukur itu harus valid. Sebuah tes
dikatakan valid jika tes tersebut dapat digunakan untukmengukur apa
yang akan diukur. Agar alat ukur valid, dalam menyusun soal sebagai
alat penilaian perlu memperhatikan kompetensi yang diukur dan
menggunakan bahasa yangtidak mengandung makna ganda.
Alat ukur yang reliabel berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil
penilaian. Artinya,jika alat ukur itu digunakan untuk mengukur di
dua tempat yang memiliki kondisiyang sama, hasil yang diperoleh itu
cenderung mendekati sama. Selain itu, petunjukpelaksanaan dan
penskorannya harus jelas.
Selain harus valid dan reliabel, penilaian harus terfokus pada
pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya pada
penguasaan materi (pengetahuan).
Penilaian harus menyeluruh/komprehensif dengan menggunakan
beragam cara dan alat untuk menilai kompetensi peserta didik,
sehingga tergambar profil yang sesungguhnya tentang kompetensi
peserta didik.
Penilaian harus objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana,
berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam
pemberian skor. Penilaian yang dilakukan juga harus mendidik.
Artinya, penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran
bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.
5) Penilaian Sikap
Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran Geografi di
SMA antaralain (1) sikap terhadap materi pelajaran; (2) sikap terhadap
guru/pengajar; (3)sikap terhadap proses pembelajaran; (4) sikap
berkaitan dengan nilai atau normayang berhubungan dengan suatu
materi pelajaran, misalnya kasus atau masalahlingkungan hidup,
berkaitan dengan materi IPA; dan (5) sikap berhubungan
dengankompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata
pelajaran. Penilaianini menggunakan skala sikap dari sangat setuju
hingga sangat tidak setuju.
6) Penilaian Penugasan (Proyek)
Penilaian penugasan atau proyek dilakukan untuk mendapatkan
gambarankemampuan
menyeluruh/umum
secara kontekstual
mengenai kemampuan pesertadidik dalam konsep dan pemahaman
mata pelajaran. Dalam mata pelajaran IPS,teknik ini bermanfaat untuk
menilai (1) ketrampilan peserta didik melakukanpenyelidikan; (2)
pemahaman dan pengetahuan dalam bidang IPS; (3) kemampuan
mengaplikasikan pengetahuan dalam suatu penyelidikan; dan (4)
kemampuan menginformasikan subjek secara jelas. Contoh tugas
penilaian penugasan: Lakukan penyelidikan mengenai proses pasar di
daerah sekitarmu melalui tinjauan IPS.
7) Penilaian Hasil Kerja atau Produk
Penilaian hasil kerja atau produk adalah penilaian kepada peserta
didik dalamproses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian
produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu tahap (1) persiapan,meliputi penilaian kemampuan
peserta didik dan merencanakan, menggali, danmengembangkan
gagasan serta mendesain produk; (2) pembuatan produk(proses),
meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi
danmenggunakan bahan, alat, dan teknik; dan (3) penilaian produk
(appraisal), meliputipenilaian produk yang dihasilkan peserta didik
sesuai kriteria yang ditetapkan.
8) Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik. Hasil kerja
ini disusunmenjadi sebuah portofolio. Jadi, potofolio merupakan
koleksi pribadi hasil kerjapeserta didik yang mencerminkan tingkat
pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan,dan pekerjaan terbaiknya.
Penilaian portofolio ini didasarkan pada kumpulan hasilkerja peserta
didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran.
Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam
data kuantitatif maupunkualitatif.
Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan
sebagai berikut:(1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di
sekolah secara akademik, fisik, sosial,dan emosional?; (2) Sejauh
mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?;
(3)Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai
dengan baik?; dan (4)Apa yang harus orang tua lakukan untuk
membantu danmengembangkan prestasianak lebih lanjut?
Rekap Nilai
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang
berisi informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta
didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu satu semester. Rekap
nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang
perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui
kapan peserta didik memerlukan remedial.
Bagian A: Pengantar
Kegiatan pada sesi ini diawali dengan pembukaan dari instruktur
membuka danmenyampaikan informasi yang berkait dengan isu
dalam kegiatan PAKEM.Kemudianmemberikan informasi tentang
pengalaman belajar apa yang akan dilaksanakan dalamsesi ini.
Bagian B: Keterampilan Bertanya (60 menit)
Instruktur membuka sesi dengan pertanyaan berikut untuk
menimbulkan gagasandari peserta:
(1) Mengapa kita mengajukan pertanyaan kepada siswa?
(2) Pertanyaan apa yang sering disampaikan oleh guru, mengapa?
Kegiatan pembelajaran
Alasan
pengalaman
waktu
Menulis cerita
Kegiatan
Belajar
Keterampilan
Bertanya
Pengorganisasian Kelas
Pembelajaran
Kooperatif
9. Lesson Study
a) Landasan Yuridis, teoritis dan empiris perlunya Lesson Study
1)
Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan tercermin dari mutu SDM. SDM kita masih rendah
berarti mutu pendidikan pun masih rendah. Mengapa demikian?
Masyarakat beranganggapan bahwa keberhasilan pendidikan hanya
diukur oleh hasil tes. Apabila hasil nilai ujian nasional (UN) baik maka
dianggap sudah berhasil mendidik anak-anaknya. Atau kalau suatu
sekolah banyak meluluskan siswa ke perguruan tinggi melalui SPMB
maka dianggap sekolah itu pavorit dan banyak diserbu orang tua untuk
menyekolahkan anaknya. Rangking sekolah diurut berdasarkan nilai UN.
Akibatnya orang tua harus mengeluarkan uang ekstra untuk menitipkan
anaknya pada bimbingan belajar yang melakukan latihan menjawab soalsoal UN atau SPMB, karena orang tua menginginkan anaknya diterima di
sekolah paforit atau perguruan tinggi top. Proses pembelajaran di dalam
kelas kurang mendapat perhatian dari orang tua dan dari pemerintah,
yang penting hasil UN (Ujian Nasional). Umumnya pembelajaran
dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah dihadapan
siswa sementara siswa mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya
hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa dengan
target tersampaikannya topik-topik yang tertulis dalam dokumen
kurikulum kepada siswa. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi
kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup
a)
b)
dan IPA ditiga IKIP yaitu IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP
Malang. Pada permulaan implementasi IMSTEP, UPI, UNY, dan UM
berturut-turut bernama IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP
Malang.
Fase IMSTEP (1998 2003). Peningkatan mutu difokuskan pada
pendidikan pre- dan in-service di tiga Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) dari IKIP Bandung, IKIP
Yogyakarta, dan IKIP Malang. Beberapa kegiatan dirancang untuk
mencapai tujuan tersebut antara lain melakukan revisi silabus program
pre- dan in-service, pengembangan buku ajar bersama 3 universitas,
pengembangan kegiatan praktikum, dan pengembangan teaching
materials. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan tersebut, pemerintah
Jepang melalui JICA memberikan dukungan berupa gedung beserta
fisilitasnya untuk IKIP Bandung sementara fasilitas laboratorium untuk
IKIP Yogyakarta dan IKIP Malang. Selain itu JICA memberi dukungan
dalam bentuk penyediaan tenaga ahli Jepang dan pelatihan di Jepang
bagi dosen UPI, UNY, dan UM. Sepuluh dosen UPI, UNY, dan UM
mengikuti pelatihan di Jepang setiap tahunnya untuk mengenal sistem
pendidikan di Jepang dan belajar mengembangkan digital teaching
materials. Tenaga ahli Jepang Prof. Dr. Kanzawa dan Mr. Higa
berturutturut bertindak sebagai chief adviser dan project coordinator pada
saat itu. Pada bulan Maret April 2001, tim JICA dari Jepang melakukan
evaluasi tengah proyek (mid-term) untuk mengetahui kemajuan dari
IMSTEP. Hasil evaluasi JICA menunjukkan bahwa IMSTEP berjalan
sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dilanjutkan untuk dua
setengah tahun berikutnya dengan penyesuaian program melalui
penambahan kegiatan. Kegiatan yang ditambahkan pada IMSTEP adalah
kegiatan Piloting. Kegiatan piloting bertujuan untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif matematika dan IPA di sekolah secara kolaboratif
antara guru-guru SMP/SMA dengan dosen-dosen F(P)MIPA dari UPI,
UNY, dan UM. Tenaga ahli Jepang yang ditugaskan untuk perioda 20012003 adalah Prof. Dr. Tokuda dan Mr. Nakatsu yang berturut-turut
bertindak sebagai chief adviser dan project coordinator melanjutkan tugas
Prof. Dr. Kanzawa dan Mr. Higa. Untuk kegiatan piloting dipilih 4
sekolah (2 SMP dan 2 SMA) di masing masing kota di Bandung,
Yogyakarta, dan Malang. Sekolah yang dipilih adalah sekolah-sekolah
yang berdekatan dengan kampus UPI, UNY, dan UM yang mutunya
pada tingkat sedang berdasarkan NEM tetapi sekolah-sekolah tersebut
memperlihatkan keingingan dan komitmen untuk maju. Selanjutnya
sekolah-sekolah tersebut menugaskan guru-guru matematika, IPA Fisika,
dan IPA Biologi untuk SMP sementara guru matematika, fisika, biologi,
dan kimia untuk SMA. Dosen-dosen dan guru-guru sebidang studi
melakukan beberapa kali workshop untuk mendiskusikan permasalahan
yang dihadapi guru-guru di sekolah dan merancang model pembelajaran
Lesson Study dimulai dari tahap perencanaan (Plan) yang bertujuan untuk
merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat
pada siswa, bagaimana supaya siswa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi
dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan
dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan
diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, bagaimana menjelaskan
suatu konsep. Permasalahan dapat juga berupa pedagogi tentang metoda
pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau
permasalahan fasilitas, bagaimana mensiasati kekurangan fasilitas
pembelajaran.
Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan
pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran
dan lembar kerja siswa serta metoda evaluasi. Teaching materials yang telah
dirancang perlu diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Kegiatan
perencanaan memerlukan beberapa kali pertemuan (2 3 kali) agar lebih
mantap. Pertemuan-pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop
antara guru-guru dan dosen-dosen dalam rangka perencanaan pembelajaran
menyebabkan terbentuknya kolegalitas antara guru dengan guru, dosen
dengan guru, dosen dengan dosen, sehingga dosen tidak merasa lebih tinggi
atau guru tidak merasa lebih rendah. Mereka berbagi pengalaman dan saling
belajar sehingga melalui kegiatankegiatan pertemuan dalam rangka Lesson
Study ini terbentuk mutual learning (saling belajar).
Langkah kedua dalam Lesson Study adalah pelaksanaan (Do) pembelajaran
untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam
mempersiapkan sebuah lesson study. Selain aspek materi ajar, guru secara
berkelompok perlu mendiskusikan strategi pembelajaran yang akan
digunakan yakni meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Analisis kegiatan tersebut dapat dimulai dengan mengungkapkan
pengalaman masing-masing dalam mengajarkan materi yang sama.
Berdasarkan analisis pengalaman tersebut selanjutnya dapat
dikembangkan strategi baru yang diperkirakan dapat menghasilkan
proses belajar siswa yang optimal. Strategi pembelajaran yang dipilih
antara lain dapat meliputi bagaimana melakukan pendahuluan agar
siswa termotivasi untuk melakukan proses belajar secara aktif; aktivitasaktivitas belajar bagaimana yang diharapkan dilakukan siswa pada
kegiatan inti pembelajaran; bagaimana rancangan interaksi antara siswa
dengan materi ajar, interaksi antar siswa, serta interaksi antara siswa
dengan guru; bagaimana proses pertukaran hasil belajar (sharing) antar
siswa atau antar kelompok harus dilakukan; bagaimana strategi
intervensi guru pada level kelas, kelompok, dan individu; serta
bagaimana aktivitas yang dilakukan siswa pada bagian akhir
pembelajaran. Agar proses pembelajaran dapat berjalan secara mulus,
maka rangkaian aktivitas dari awal sampai akhir pembelajaran perlu
diperhitungkan secara cermat termasuk alokasi waktu yang tersedia.
Selain mempersiapkan materi ajar dan strategi pembelajarannya, tidak
kalah penting untuk mempersiapkan fihak-fihak yang perlu diundang
untuk menjadi observer dalam implementasi pembelajaran yang
dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Disamping kelompok guru
sebidang, dalam pelaksanaan lesson study tidak tertutup kemungkinan
untuk mengundang guru-guru mata pelajaran lain, Kepala Sekolah, ahli
pendidikan bidang studi atau ahli bidang studi terkait, para pejabat yang
berkepentingan, atau masyarakat pemerhati pendidikan. Kehadiran
Kepala Sekolah dalam suatu lesson study sangatlah penting karena
informasi yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di kelas dan refleksi
pasca pembelajaran dapat menjadi masukan berharga bagi peningkatan
kualitas sekolah secara keseluruhan. Keragaman observer yang hadir
dalam kegiatan lesson study sangat menguntungkan karena latar belakang
pengetahuan yang berbeda-beda dapat menghasilkan pandangan
beragam sehingga bisa memperkaya pengetahuan para guru.
lebih baik jika peta posisi tempat duduk tersebut dilengkapi dengan
nama-nama siswa secara lengkap. Dengan memiliki gambaran yang
lengkap tentang pembelajaran yang akan dilakukan, maka seorang
observer dapat menetapkan apa yang akan dilakukan di kelas pada saat
melakukan pengamatan. Sebagai contoh, seorang observer dapat
memfokuskan perhatiannya pada siswa tertentu yang penting untuk
diamati misalnya karena alasan tingkat kemampuannya dibandingkan
siswa lain atau ada hal khusus yang penting untuk diamati. Observer lain
mungkin tertarik dengan cara siswa berinteraksi dengan temannya dalam
kelompok, cara mengkomunikasikan ide baik dalam kelompok atau kelas,
atau cara mengajukan argumentasi atas solusi dari masalah yang
diberikan. Ada juga observer yang mungkin tertarik dengan respon siswa
pada saat mengalami kesulitan dan memperoleh intervensi dari guru.
Fokus observasi pada pelaksanaannya akan sangat beragam tergantung
pada minat serta tujuannya masing-masing. Semakin beragam target
yang menjadi fokus observasi, maka semakin lengkaplah informasi yang
bisa digali, dianalisis, dan diungkap pada saat dilakukan refleksi. Jika
akan dilakukan rekaman video, tentukan siapa yang akan melakukannya,
pilih tempat strategis untuk melakukan pengambilan gambar yang
meliputi aktivitas siswa dan guru, dan pastikan bahwa rekaman video
yang dibuat menggambarkan seluruh proses pembelajaran secara utuh.
Rekaman video ini sangat penting sebagai bagian dari dokumentasi yang
sewaktu-waktu dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan
diskusi pengembangan lesson study atau diskusi masalah-masalah
pembelajaran secara umum. Untuk mengantisipasi kemungkinan
banyaknya observer yang datang, kelas sebaiknya ditata sedemikian rupa
sehingga mobilitas siswa, guru, dan observer dapat berlangsung secara
nyaman dan mudah. Pada saat melakukan observasi, disarankan untuk
melakukan beberapa hal berikut:
a) Membuat catatan tentang komentar atau diskusi yang dilakukan
siswa serta jangan lupa menuliskan nama atau posisi tempat duduk
siswa.
b) Membuat catatan tentang situasi dimana siswa melakukan kerjasama
atau memilih untuk tidak melakukan kerjasama.
c) Mencari contoh-contoh bagaimana terjadinya proses konstruksi
pemahaman melalui diskusi dan aktivitas belajar yang dilakukan
siswa.
d) Membuat catatan tentang variasi metoda penyelesaian masalah dari
siswa secara individual atau kelompok siswa, termasuk strategi
penyelesaian yang salah. Selain membuat catatan tentang beberapa
hal penting mengenai aktivitas belajar siswa, seorang observer
selama melakukan pengamatan perlu mempertimbangkan atau
berpedoman pada sejumlah pertanyaan berikut:
Siswa
Ruangan kelas
Media
Silabus, RPP
Guru
Bahan Ajar
Evaluasi
Input
Lulusan
Umpan Balik
Gambar Interaksi Sistem Pembelajaran di Kelas
Berdasarkan contoh tersebut, maka Silabus dan RPP merupakan subsistem
pembelajaran.
Untuk mengembangkan Silabus dan menyusun RPP, maka keduanya harus di
pandang sebagai sistem. Oleh sebab itu perlu diketahui apa yang disebut
pendekatan sistem. Menurut Dick Carey (2005, p. 367) yang dikutip oleh Benny
A. Pribadi (2009, p. 27-28), pendekatan sistem adalah sebuah prosedur yang
digunakan oleh perancang desain sistem pembelajaran untuk menciptakan
sebuah pembelajaran secara sistemik dan sistematik.
Secara sistemik yaitu cara pandang yang menganggap sebagai satu kesatuan
yang utuh dengan komponen-komponen yang berinterfungsi. Secara sistematik
merujuk pada upaya melakukan tindakan terarah langkah demi langkah.
Pendekatan sistem ini dapat memberi keuntungan kepada perancang
pembelajaran yaitu:
1) Perancang akan memusatkan perhatian pada tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Setiap langkah yang dilakukan dalam sebuah sistem akan diasahkan
pada upaya untuk mencapai tujuan.
Contoh:
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
U
M
Indikator
Materi Pembelajaran
P
A
Metode Pembelajaran
Media / Sumber
Evaluasi Hasil Belajar
Gambar RPP sebagai system
Pembelajaran sebagai sistem dan pendekatan sistem merupakan prinsip dalam
memahami Silabus dan RPP sebagai sebuah sistem. Perancangan Silabus dan
RPP merupakan proses yang dilakukan sebelum tindakan atau pelaksanaan
pembelajaran. Proses ini dalam Teknologi Pendidikan disebut Desain Sistem
Pembelajaran. Pada dasarnya prosesnya sama dengan melihat sub sistem
sebagai bagian dari sistem, mengidentifikasi fungsi dan kaitan antar sub sistem,
mensintesis sub sistem menjadi satu kesatuan. Dengan demikian desain sistem
pembelajaran merupakan proses rancangan pembelajaran secara sistematik dan
menyeluruh.
Desain sistem pembelajaran sebagai proses rancangan pembelajaran secara
sistematik dan menyeluruh, biasanya digambarkan dalam bentuk model yang
dipersentasikan dalam bentuk grafis atau flowchart. Dengan demikian desain
sistem pembelajaran menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang
harus ditempuh untuk menciptakan pembelajaran. Terdapat beberapa model
Penentuan
Materi
Penilaian
Perilaku Awal
Penyusunan
Tujuan Belajar
Alokasi
Waktu
Alokasi
Tempat
Evaluasi Hasil
Belajar
Pemilihan Sumber
Belajar
Analisis
Umpan Balik
dalam
perencanaan
aktivitas belajar atau respon yang benar. Contoh lain adalah tentang motivasi
belajar dari Keller: "seseorang akan melakukan sesuatu kalau ia akan melihat
hasil yang memiliki nilai atau manfaat". Implikasi teori ini adalah guru
merencanakan pembelajaran pada bagian prosedur (urutan) pembelajaran
yaitu pendahuluan direncanakan dengan menjelaskan relevansi isi materi
pelajaran dengan dunia kerja, kegiatan pendidikan selanjutnya dan kegiatan
yang menunjang praktik.
3) Pembelajaran
Mengusahakan siswa belajar adalah tugas utama guru sebagai fasilitator
pembelajaran. Hal ini merupakan implikasi dari sifat teori pembelajaran
yaitu preskriptif (menyarankan bagaimana sebaiknya proses belajar
diselenggarakan).
Contoh: teori pembelajaran yang akan diaplikasikan dalam perencanaan
pembelajaran adalah model pembelajaran berpikir induktif dari Hilda Taba
yang membantu siswa dalam pengembangan keterampilan berpikir.
Berdasarkan model tersebut guru dapat merencanakan strategi pembelajaran
dengan tahapan sebagai berikut.
a) Pembentukan konsep
Pada tahap ini siswa mempelajari konsep berdasarkan masalah dan
ditunjang oleh data atau fakta-fakta yang relevan dengan cara berikut.
(1) Mengidentifikasi data yang relevan dengan permasalahan.
(2) Mengelompokkan data atas dasar kesamaan karakteristik.
(3) Membuat kategori serta label pada kelompok-kelompok data yang
memiliki kesamaan karakteristik.
b) Interpretasi data
Kegiatan tahap ini siswa diminta untuk melakukan:
(1) verifikasi (pengujian), data yang telah dikategorikan sesuai dengan
konsep yang diperoleh, dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan
verifikasi data.
c) Penerapan prinsip
Tahap ini merupakan aplikasi prinsip dan kesimpulan data yang
dirumuskan siswa dengan cara:
(1) mengajukan permasalahan baru.
pengarahan
pemilihan
metode
yang
sebaiknya
Tujuan Umum
Tujuan Pembelajaran
Umum/Standar
Kompetensi/
Tujuan Kurikuler
Kompetensi
Standar Kompetensi
Atau
Tujuan Khusus
Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Khusus/Kompetensi
Indikator
Indikator
b. Ranah Psikomotor
Tujuan pembelajaran kawasan psikomotor dikembangkan oleh
Harrow, disusun secara hierarkis dalam lima tingkat, mencakup
tingkat meniru sebagai tingkat yang paling sederhana dan naturalisasi
sebagai tingkat yang paling kompleks.S Perilaku psikomotor
menekankan pada keterampilan neuro-maxular yaitu keterampilan
dengan gerakan otot.
1) Meniru (immitation): mengharapkan siswa untuk dapat meniru
suatu perilaku yang dilihatnya. Contoh: siswa dapat mengulang
gerak menyapukan kuas dengan benar di atas nastar yang sudah
dibentuk.
2) Menerapkan (manipulation): siswa dapat melakukan perilaku tanpa
bantuan visual, sebagaimana pada tingkat meniru. Pada dasarnya
tujuan tingkat ini sama dengan meniru, bedanya adalah siswa tidak
lagi melihat contoh tapi hanya diberi instruksi secara tertulis atau
verbal. Contoh: siswa dapat menghidupkan komputer dengan
membaca manual dan penjelasan secara verbal.
3) Memantapkan (precission): siswa diharapkan dapat melakukan
suatu perilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk
tertulis, dan melakukannya dengan lancar, tepat, seimbang, dan
akurat. Contoh: siswa dapat mengetik kata ke dalam format data
base tanpa membuat kesalahan.
4) Merangkai (articulation): siswa diharapkan untuk menunjukkan
serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar, dan
kecepatan yang tepat. Contoh: siswa dapat menggunakan
kalkulator untuk mengerjakan 10 soal matematika dalam waktu 10
menit.
5) Naturalisasi (naturalization): siswa diharapkan melakukan gerakan
tertentu secara spontan dan otomatis. Siswa melakukan gerakan
tersebut tanpa berpikir lagi cara melakukannya dan urutannya.
Contoh: siswa dapat mengoperasikan program data base dengan
lancar.
Meniru
Mengamati
Mencontoh gerak
Menerapkan
Mengikuti
petunjuk
Menampilkan
gerak
Memantapkan
Mencermati
penampilan
Mengoreksi
kesalahan
Merangkai
Mengkoordi
nasikan gerak
Konsistensi
internal
Naturalisasi
Penampilan
alamiah
Efisiensi &
efektivitas
gerak
Menerima
Menyadari
Menampung
Memperhatik
an
Menghargai
Menerima
nilai
Menanggapi
Memihak
Mengikuti
pada nilai
Melibatkan
Memuaskan Komitmen
pada nilai
Mengornisasi
kan
Mengkonsep
tualisasi
Merangkai
sistem
Mengamalkan
Menggeneraal
isasi sistem
nilai
Menginter
nalisasi nilai
dalam hidup
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 2
Tujuan Pembelajaran
Umum/
Kompetensi Umum
Tujuan Pembelajaran
Umum/
Kompetensi Umum
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 2
Tujuan Pembelajaran
Umum/
Kompetensi Umum
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 3
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 2
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1
sederhana menuju rumit, dari khusus menjadi umum, dari umum menjadi
khusus, dan lain-lain. Dengan demikian isi pelajaran ditata secara
bertahap sesuai dengan perkembangan dan kesiapan peserta didik serta
berkelanjutan.
Contoh:
a) Tujuan pembelajaran khusus/kompetensi dasar
Siswa kelas X terampil memotret dengan tiga teknik pencahayaan
tanpa salah bila tersedia lampu photo studio dan kamera photo tipe
FM 10.
b) Materi pembelajaran
Memotret dengan teknik pencahayaan.
c) Isi pelajaran diatur dalam format peta konsep.
Memotret dengan
teknik pencahayaan
Sinar depan
Definisi
Prasya
Sinar samping
Sinar belakang
Prosed
Fakta
Konsep
Prinsip
Prosedur
Fakta
Obyek
Peristiwa
Simbol
Asosiasi
ketiganya
Konsep
Definisi
Klasifikasi
Ciri
Fungsi
Prinsip
Aturan
Hukum
Syarat
Prosedur
Urutan
Cara kerja
Langkah/tahapan
sendiri
karena
keahliannya
Strategi
Pembelajaran
Pembelajaran
Materi Pembelajaran
METODE
Langkah Pembelajaran/ Urutan
Kegiatan Pembelajaran
Interaksi
Belajar Mengajar
Media
Interaksi
Belajar Mengajar
digunakan
untuk
terlaksananya
proses
2) Orkestrasi Isi
Strategi ini merupakan langkah menyajikan materi pembelajaran yang
dapat direncanakan oleh guru sehingga proses pelaksanaan pembelajaran
berhasil. Kegiatan yang harus direncanakan adalah:
a) Penyajian prima
Aktivitas
belajar
optimal
Tanggung
jawab
dilatih
Kebutuhan
/
potensi
individu
Kasus,
diskusi
kerja
kelompok
Tersedia
bahan
ajar/sumbe
r belajar
De Porter
Induktif
Suasana
belajar
Pemecahan
masalah
Ruang
kelas
Guru
fasilitator
Komunit
pembelajar
as belajar
an
Siswa aktif
Sumber
belajar tak
terbatas
Keteram
pilan
mengajar
Komunik
asi
Interaksi
belajar
mengajar
dan
melakukan
percobaan/pembuktian
pembelajaran
dan
pengaruh/dampak
ikutan
metode penyajian film dan video, serta metode siaran pendidikan. Media
yang digunakan adalah media audio, media visual dan media audio
visual.
2) Teknik pembelajaran berkelompok
Merupakan
cara-cara
penyampaian
isi
pelajaran
dengan
mengoptimalkan interaksi kelompok atau dinamika kelompok dan
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
peserta didik (menganalisis, menilai, mencipta). Metode yang digunakan
yaitu diskusi di bawah kontrol guru, diskusi singkat, tutorial, seminar,
proyek, permainan, stimulus dan studi kasus. Media yang dapat
digunakan adalah bahan ajar berbentuk tugas/proyek atau alat-alat
permainan/ simulasi.
3) Teknik pembelajaran individual
Merupakan cara penyampaian isi pelajaran yang bersifat fleksibel di
mana metode pembelajarannya dititikberatkan kepada berkurangnya
hambatan-hambatan institusional yang dialami peserta didik namun
kontrol belajar dapat setiap saat dapat dimonitor di tempat-tempat
belajarnya. Misalnya mahasiswa yang mengikuti program pendidikan
universitas, siswa yang mengikuti SMP/SMA Terbuka. Kemudahan
metode pembelajarannya dapat ditinjau dari sistem yang digunakan
yaitu berinduk pada lembaga, lokal dan belajar jarak jauh, sedangkan
peserta didik menggunakan metode belajar mandiri dan ditunjang
dengan bahan belajar mandiri yaitu bahan cetak, bahan audiovisual,
bahan yang berhubungan dengan komputer.
Bahan belajar didesain sebagai media pembelajaran individual, yaitu model,
atau modul yang dilengkapi dengan media audio visual atau media siaran,
media berbantuan komputer (CAI) untuk tutorial dan atau laboratorium.
Sebagai contoh adalah teknik pembelajaran kelompok yang dikemukakan
oleh Slavin dengan sebutan pembelajaran kooperatif. Di sini prosedur
pembelajaran dikategorikan menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1) Tahap persiapan
Pada tahap ini guru merencanakan keseluruhan kegiatan pembelajaran
yang dipersiapkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran
mencakup komponen materi pelajaran, teknik dan media pembelajaran
yang akan digunakan, latar pembelajaran mekanisme kontrol terhadap
kegiatan pembelajaran yang akan digunakan, dan alokasi waktu.
Rencana pelaksanaan pembelajaran disesuaikan tingkat satuan
pendidikan.
2) Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga kegiatan yakni kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan
pendahuluan, guru memberikan gambaran ringkas tentang keseluruhan
isi bahan pelajaran yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran yang akan
dicapai(kompetensi dasar dan indikator) dan mekanisme pelaksanaan
pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru mulai mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil dan memberikan penugasan yang harus
dikerjakan secara kelompok. Kemudian guru menyajikan pokok-pokok
materi dan tugas-tugas yang harus diselesaikan secara kelompok.
Setelah mendapatkan penugasan, para siswa duduk berkelompok dan
mendengarkan penjelasan guru serta mulai mengerjakan tugas yang
diberikan. Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan tugas
khusus dari kelompok untuk diselesaikan dan kemudian disampaikan
dalam forum yang lebih luas. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, para siswa berkesempatan untuk memanfaatkan sumbersumber belajar yang tersedia di sekolah (misalnya mencari rujukan atau
materi
yang
perlu
di
perpustakaan,
bertanya
kepada guru, berdiskusi dengan teman kelompok, dan sebagainya).
Guru selama proses ini berlangsung bertindak sebagai fasilitator dan
memberikan bantuan dan kemudahan kepada siswa untuk bekerja.
Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan, kemudian
diadakan panel hasil kelompok. Wakil dari setiap kelompok
mempresentasikan hasil kelompoknya (turnament) kepada seluruh kelas
dan kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan koreksi,
sanggahan, kritik atau masukan-masukan yang perlu demi perbaikan.
Pemilihan wakil kelompok tidak ditentukan oleh kelompok tetapi oleh
guru yang dilakukan secara acak atau melalui undian. Ini dimaksudkan
agar semua siswa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan tidak
menggantungkan harapannya pada siswa tertentu. Selama panel ini
berlangsung, guru membuat penilaian terhadap kinerja kelompok
berdasarkan kinerja yang diperlihatkan anggota-anggota kelompok
selama panel.
Kegiatan penutup berisi rangkuman dan tindak lanjut untuk kegiatan
berikutnya. Kuis dapat berbentuk individual, teka teki silang, atau kerja
kelompok.
3) Tahap evaluasi
Mempresentasikan laporan.
3) Penutup
a) Memberi umpan balik.
Tujuan dari
ahli
Ide
Gagne
Sintesis Kreasi
Peristiwa
pembelajaran
Dick Carey
Strategi
pembelajaran
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
Model
pembelajaran
Pembelajaran
kooperatif
Metode
Media
Waktu
Pendahuluan Relevensi:
TIK:
Uraian:
Penyajian
Contoh:
Latihan:
Tes Formatif:
Penutup
Umpan Balik
Tindak Lanjut.
Sedangkan komponen
di bawah ini.
metode
dan
media
dijelaskan
seperti
tabel
Metode
Ceramah
Dokumentasi
Penampilan
Diskusi
Menganalisis/memecahkan masalah
Studi Mandiri
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensistensi
/mengevaluasi/ melakukan sesuatu baik yang
bersifat kognitif, psikomotorik.
Kegiatan
Instruksional
terprogram
Latihan
dengan teman
Simulasi
Sumbang
saran
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis
prinsip, dan prosedur tertentu
10
Studi kasus
Menganalisis/memecahkan masalah
11
Computer
Assisted
Learning
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensistesis
/
mengevaluasi/melakukan
12
Insiden
Menganalisis/memecahkan masalah
13
Praktikum
14
Proyek
Melakukan
kegiatan
15
Bermain peran
16
Seminar
Menganalisis/memecahkan masalah
17
Simposium
Menganalisis masalah
18
Tutorial
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis
konsep atau prinsip
suatu
19
Deduktif
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis
konsep. Prinsip, prosedur
suatu
20
Induktif
sesuatu/menyusun
konsep,
laporan
suatu
TPK/Sub
Kompetensi/
Kompetensi
Khusus/
Kompetensi
Dasar
Penilaian
Batas lulus
minimal
60% - 100%
Indikator/
Kriteria Unjuk
Kerja
Pengukuran Tes/
Non Tes
sehingga
alat
Indikator
Jenis Tagihan
Tes
Portofolio
Jumlah
3) Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional
dalam mencapai kompetensi.
4) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
5) Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian cukup menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6) Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan
seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).
Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini:
1) Identifikasi
Berisi identifikasi satuan pendidikan, kelas, semester dan mata pelajaran
yang akan dikembangkan silabusnya
2) Standar Kompetensi
Merupakan cuplikan dari standar isi tentang kompetensi siswa yang
akan dicapai.
3) Kompetensi Dasar
Merupakan cuplikan dari standar isi tentang kompetensi dasar siswa
yang akan dicapai dari beberapa unit pembelajaran.
4) Materi Pokok
Berisi materi pokok (konsep, fakta, prinsip, prosedur) yang akan
dipelajari untuk mencapai kompetensi dasar.
5) Indikator
: .
Mata Pelajaran
: .
Kelas/Semester
: .
Standar Kompetensi
: .
Komponen identitas
Kompetensi Materi
Kegiatan
Indikator
Penilaian
Dasar
Pokok
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber
Bahan/Alat
Komponen pengembangan/pokok
2) Format Matrik 2
SILABUS
Nama Sekolah
: .
Mata Pelajaran
: .
Kelas/Semester
: .
Komponen identitas
Standar Kompete
Kegiatan
Materi
Alokasi
Kompete
nsi
Indikator Pembelaja Penilaian
Pokok
Waktu
nsi
Dasar
ran
Sumbe
r
Bahan/
Alat
Komponen pengembangan/pokok
3) Farmat Naratif
SILABUS
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Komponen identitas
.
Kelas/Semester
1. Standar Kompetensi
: .
2. Kompetensi Dasar
: .
3. Materi Pokok
: .
4. Indikator
: .
5. Kegiatan Pembelajaran :.
6. Penilaian
: .
7. Alokasi Waktu
:.
Komponen pengembangan/pokok
8. Sumber/Bahan/Alat
:.
dengan
SMK
Mata Pelajaran
Membuat Dokumen
Kelas/Semester
XI/1
Standar Kompetensi :
..
Kompetensi identitas
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
: V/1
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
/Bahan/
Alat
1. Merencanakan
kebutuhan
bahan dan alat
kearsipan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
: XI/1
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
1. Merencanakan
kebutuhan
bahan
dan
alat kearsipan
Pengertian
arsip dan
kearsipan
Ruang
lingkup
arsip
Analisis
kebutuhan
bahan dan
alat
Kegiatan
Pembe
lajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
/Bahan/
Alat
f)
Teknik/jenis
Bentuk Instrumen
Tes isian
Tes uraian
Tes Pilihan Ganda
Menjodohkan
Jawaban singkat
Benar-Salah
Dan lain-lain
Daftar pertanyaan
Observasi
Tes identifikasi
Tes Simulasi
Uji petik kerja produk
Uji petik kerja prosedur
Tugas rumah
Tugas proyek
Lembar observasi
Wawancara
Pedoman wawancara
Portofolio
Tes Tertulis
Tes Lisan
Penugasan
7) Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman,
tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar" Alokasi
waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu
rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang beragam. Alokasi waktu termasuk alokasi penilaian yang
terintegrasi dalam pembelajaran.
Contoh :
Silabus untuk SMK Keahlian Administrasi Perkantoran
Nama
: SMK X
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
: XI/1
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Mendeskripsikan
pengertian bekerja
dalam suatu tim
Pengertian
bekerja dalam
satu tim
Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian
1. Mengamati
1. Menjelaskan arti
manajemen
bekerja dalam satu tim
koperasi sekolah
2. Menjelaskan tujuan
bekerja dalam satu tim 2. Mendeskripsikan
hasil pengamatan
3. Menyimpulkan
manfaat bekerja
dalam satu tim
1. Portofolio
laporan
pengamatan
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/Alat
2 jam
pelajaran
1. Modul
Bekerja
Sama
dengan
Pelanggan
2. Unjuk kerja
diskusi
kelompok
2. Latar
Koperasi
Mengetahui
Jakarta, .
Kepala SMK X
____________________
______________________
6) Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi.
7) Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar.
8) Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran indikator yang telah ditetapkan.
Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi
peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi
yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan
pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai
kelas 3 SD/MI.
9) Kegiatan pembelajaran
a) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
b) Inti
Kegiatan inti merupakan pembelajaran untuk mencapai KD.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
secara sistematis melalui proses eksplorasi, elobarasi, dan konfirmasi.
c) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,
dan tindak lanjut.
Kompetensi
Dasar
Indikator
Materi
Pokok dan
Sub
Materi
Pokok
1.
1.1
1.2
1.1
1.2
:
:
:
Metode
Media
Waktu
2 jam
pelaja
ran
Tes
Evaluasi
Sumber
Pustaka
1. Latihan
1.
2. Tes
2.
3.
4.
5.
Contoh:
JABARAN ISI MODUL
Mata Pelajaran
.......................................................................................
Kelas / Semester :
.......................................................................................
Nomor
Kegiatan
Belajar
1
Judul
Modul
Kompetensi
Dasar
Bekerjasama Mampu
dengan
bekerja
pelanggan
sama
dengan
pelanggan
Materi Pokok
dan Sub
Materi Pokok
1.
Uraian
(Materi Esensial)
Evaluasi
(Butirbutir)
1.1
Latihan :
1.2
Tes
formatif 1:
1.1
1.2
a.
Bagian Awal
Penyusunan dan pengembangan bagian awal dilakukan dengan langkahlangkah berikut.
(1) Memberikan penjelasan umum tentang isi bahan pelajaran secara
keseluruhan sehingga memberikan gambaran tentang hal-hal yang
akan dipelajari serta kedalaman dan keluasan bahasannya.
(2) Apabila diperlukan, disebutkan perilaku/pengetahuan awal yang
perlu dimiliki pemelajar sebelum mempelajari bahan pelajaran itu.
(3) Menyebutkan manfaat bahan pelajaran itu bagi pemelajar. Manfaat
yang dimaksud termasuk untuk belajar lebih lanjut dan/atau dalam
melakukan tugas profesional atau dalam kehidupan sehari-hari.
(4) Menguraikan tujuan umum bahan pelajaran secara
jelas yang
menggambarkan kompetensi yang akan diperoleh.
1. Jawaban Singkat
Tes dalam bentuk ini meminta pemelajar mengisi ruang yang
dikosongkan dalam suatu Pernyataan, dengan kata atau frase yang
benar atau memberikan jawaban yang singkat terhadap suatu
pertanyaan.
Dalam menysusun butir soal ini perlu diperhatikan:
a. Butir soal hendaknya untuk melengkapi pernyataan.
b. Hindari membuat lebih dari dua tempat kosong untuk
dilengkapi dalam satu pernyataan sehingga maknanya secara
keseluruhan tidak jelas.
c. Jika menggunakan pernyataan yang tidak lengkap, hendaknya
tempat yang dikosongkan berada pada akhir pernyataan.
2. Padanan/Penjodohan
Padanan/penjodohan adalah bentuk tes yang meminta pemelajar
memilih padanan/atau jodoh yang sesuai dengan soal/stimulus
yang diberikan. Bentuk tes seperti ini dapat mencakup bahan
pelajaran lebih efisien dibandingkan dengan pilihan ganda.
Dalam menyusul butir soal dalam bentuk tes ini perlu diperhatikan
ha-hal berikut.
a. Soal/stimulus dan padanannya/jodohnya disusun dalam
kolom terpisah. Soal/stimulus disusun dalam kolom sebelah
kiri dan padanannya/jodohnya pada kolom sebelah kanan.
b. Butir soal/stimulus diberi nomor secara berurut dengan
menggunakan angka, sedangkan butir padanan/jodoh diberi
nomor secara berurut dengan menggunakan huruf.
3. Benar-salah
Benar-salah adalah bentuk tes yang meminta pemelajar
menentukan benar atau salah atas suatu pernyataan yang
diberikan. Di samping banyak dikritik karena dianggap hanya
mengukur kemampuan hafalan dan jawabannya dapat diberikan
dengan cara menebak, bentuk soal ini dipertahankan oleh banyak
ahli. Bentuk tes ini tetap dianggap efektif dan efisien untuk
mengukur berbagai jenis kemampuan apabila disusun secara
cermat dan tepat.
d. Pernyataan yang
dihindarkan.
membingungkan
dan
mengecohkan
e.
f.
4. Pilihan Ganda
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun butir soal
pilihan ganda antara lain ialah sebagai berikut.
a. Butir soal dapat dibuat dalam bentuk penanyaan atau kalimat
penggalan (pernyataan yang tidak lengkap).
b. Bila yang dipergunakan adalah kalimat penggalan, maka pilihan
ganda diletakkan pada akhir penggalan.
c. Soal dibuat secara singkat dan jelas dengan memperhatikan tingkat
kemampuan membaca pembelajar.
d. Dihindari membuat soal dengan mengutip langsung dari teks
bahan pelajaran.
e. Soal dirumuskan dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa
yang benar.
f. Jumlah pilihan untuk setiap butir soal adalah empat atau lima,
tetapi untuk pemelajar pemula sebaiknya hanya tiga pilihan.
g. Jumlah kata atau panjang pilihan dibuat sama atau hampir sama.
h. Semua pilihan terkait dengan isi kalimat penggalan yang
mendahuluinya
Contoh:
Pengembangan isi modul dari penulis Sri Endang R. dan Sri Mulyani untuk
SMK tampak pada daftar isi berikut.
vi
ix
I. PENDAHULUAN ........................................................................................
B. Prasyarat ....................................................................................................
17
26
30
32
37
52
Aktivitas .........................................................................................................
57
65
66
66
67
69
70
71
73
75
78
80
III.
83
88
Aktivitas .........................................................................................................
93
96
EVALUASI
A. Uji Kompetensi Teori ............................................................................... 104
B. Uji Kompetensi Keterampilan ................................................................ 105
LKS berbentuk matriks, begitu juga jabaran isinya. Selanjutnya dalam tahap
pengembangan isi LKS disesuaikan dengan pengalaman belajar siswa.
Prinsip
keakuratan ilmu pengetahuan, bahasa damn ilustrasi harus
diperhatikan oleh guru. Demikian pula desain sistem pembelajaran yang
telah disusunnya. Untuk tahap produksi dan evaluasi dapat dilakukan pihak
lain (tenaga khusus).
1) Garis Besar Isi LKS (GBI LKS) dan Jabatan Isi LKS (JI LKS)
Langkah penyusunannya sama seperti modul, hanya terdapat langkah
menentukan pengalaman belajar sesuai dengan analisis tugas yang harus
dilakukan siswa pada kegiatan inti dan bentuk evaluasinya. Tugas dan
tagihan siswa dapat menentukan isi LKS.
: ..........................................................................................................
Kelas / Semester
: ..........................................................................................................
Standar Kompetensi
: .........................................................................................................
...........................................................................................................
Kompetensi
Dasar
Indikator
1.
Materi Pokok
dan Sub
Materi
1.
1.1
1.1
1.2
1.2
Pengalaman
Belajar
Metode
Penugasan
Media
LKS
Waktu
Evaluasi
30 menit
Laporan
pengamatan
Sumber
Pustaka
Berdasarkan GBI LKS kemudian disusun jabaran isi LKS dengan menguraikan isi dari komponen pengalaman belajar dan
evaluasi. Format JI LKS disusun dalam bentuk matriks. Komponen yang dikembangkan identitas mata pelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar (uraian) dan evaluasi (uraian). Anda dapat
memeriksa kembali perangkat pembelajaran RPP yang telah Anda buat.
Contoh : JI LKS
Mata Pelajaran
: ..........................................................................................................
Kelas / Semester
: ..........................................................................................................
No.
LKS
1.
Judul LKS
Observasi ciriciri mesin kantor
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Sub Materi
Pokok
Pengalaman
Belajar
Mengamati ciriciri mesin kantor
di lingkungan
sekolah
Uraian
- Bahan,
Alat
- Prosedur
kerja
Evaluasi
Uraian
Laporan
- Judul
Pengamatan
- Proses
Pengamatan
- Hasil
Pengamatan
- Kesimpulan
Bagian Awal
Judul LKS
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bagian Inti
Pendahuluan
: Rangkuman Materi
Petunjuk belajar
Pengamatan 1. ..
2.
Penutup
: Daftar Pustaka
Proses Pengamatan
2.
Hasil Pengamatan
3.
Kesimpulan
Contoh :
Petunjuk Belajar dalam LKS
Tulislah sebuah rencana perjalanan dinas. Kamu dapat menuliskan sesuai dengan gaya
bahasa kamu masing-masing. Tulislah apa yang kamu pikirkan.
Contoh :
Kegiatan belajar dalam LKS
Tulislah perjalanan dinas yang akan kamu kembangkan pada halaman ini,
Menulislah dengan gaya bahasamu. Ingat! Gaya bahasamu adalah apa yang kamu tulis.
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
Jika LKS dikembangkan dalam bentuk buku biasanya terintegrasi dengan buku
pelajaran dan disebut buku kerja. Di lapangan, buku kerja pada bagian inti berisi
tugas-tugas dan bagian akhir berisi evaluasi seperti tes formatif 1. Kreativitas
pengembangan isi LKS oleh guru harus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan
kesesuaian dengan kurikulum (Silabus dan RPP).
Contoh:
Lembar kerja siswa untuk menunjang tugas latihan akan pemahaman materi dengan
ragam pengalaman prinsip perkantoran (sumber skripsi mahasiswa Teknologi
Pendidikan). Sebagian prototipe bagian awal dan bagian inti dari LKS. Bahasa untuk
bahan ajar LKS lebih formal.
Guru
Materi
Media
Seni
Nada
Piano
Guru
Matematika
Materi
Bangun Ruang
Siswa
Media
Siswa
Model
Bangun
Ruang
Guru
Biologi
Materi
Sistem Imun
Media
Siswa
Gambar
Pasien Lupus
Pasien Aids
Info
Faktual
Pengenalan
Visual
Prinsip
Konsep
Prosedur
Keteram
pilan
Visual diam
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Film
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Televisi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sikap
Objek 3-D
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rekaman
Audio
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Pelajaran
Terprogram
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Demonstrasi
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Buku teks
cetak
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Sajikan lisan
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Klasifikasi media ini penting dipertimbangkan karena tidak ada satu jenis
media yang terbaik untuk mencapai satu tujuan pembelajaran. Oleh karena
itu masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan. Antara satu
media dengan media lainnya saling melengkapi.
Selain taksonomi media pembelajaran yang harus diperhatikan oleh guru,
kriteria dalam memilih media juga harus diperhatikan. Kriteria tersebut
adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Guru diharapkan tidak memilih media karena suka dengan media tersebut.
D I samping itu, diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh ketersediaan
beragam media canggih yang sudah semakin pesat berkembang saat ini
seperti komputer. Yang perlu diingat, media yang dipilih adalah untuk
digunakan oleh peserta didik kita dalam proses belajar. Jadi, pilihlah media
yang dibutuhkan untuk menyampaikan topik mata pelajaran, yang
memudahkan peserta didik belajar, serta yang menarik dan disukai peserta
didik.
Menurut Bates (1995), pemilihan media berbasis teknologi komputer antara
lain akses, biaya, pertimbangan pedagogis, interaktivitas dan kemudahan
penggunaan, pertimbangan organisasi, kebaruan (novelty), dan kecepatan.
Pertimbangan mengenai akses pada dasarnya mempertanyakan sejauh mana
peserta didik memiliki akses terhadap media yang akan digunakan dalam
mempelajari paket bahan ajarnya? Pertimbangan biaya berlaku bagi sekolah
maupun peserta didik, yaitu seberapa mahal/murah media yang dipilih
untuk digunakan oleh sekolah dan peserta didik sebagai paket bahan ajar
(biaya produksi atau pengadaan oleh sekolah, biaya akses dan daya beli
untuk peserta didik). Pertimbangan pedagogis merupakan pertimbangan
yang berkenaan dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik materi
keilmuan yang akan disampaikan dan dipelajari peserta didik. Pertimbangan
interaktivitas dan kemudahan penggunaan pada dasarnya mempertanyakan
sejauh mana media yang dipilih dapat memfasilitasi interaksi yang
diperlukan dalam pembelajaran, dan sejauh mana media
tersebut
mempermudah peserta didik dalam belajar? Pertimbangan mengenai
organisasi merupakan pertimbangan manajerial meliputi pengelolaan media
dalam proses pembelajaran, dan pasca proses pembelajaran (penyimpanan,
dll). Pertimbangan novelty berkenaan dengan tingkat kebaruan suatu media
sehingga seringkali menimbulkan antusiasme berlebihan dan atau kesukaran
beradaptasi serta siklus hidup suatu media. Pertimbangan tentang kecepatan
suatu media berkenaan dengan kemampuan suatu media menyampaikan
informasi secara cepat dan tepat (timeliness) kepada didik.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri
melainkan saling berinteraksi satu sama lain untuk mendapatkan media yang
terbaik, sehingga dapat membantu proses belajar peserta didik secara
optimal. Oleh karena itu, ragam media yang digunakan harus dipilih
berdasarkan pertimbangan yang bijaksana.
Ragam media (Cecep Kustandi, 2010) dapat dipilih meliputi:
1) Media cetak
a) Buku-buku atau buku pelajaran yang sudah beredar di toko buku, atau
buku pelajaran yang khusus ditulis dan kembangkan sendiri.
b) Panduan belajar bagi peserta didik khusus di kembangkan untuk
mendampingi buku pelajaran.
c) Kliping koran/majalah/artikel/tulisan lepas tentang mata pelajaran
yang di susun sendiri.
d) Poster, peta, label, gambar-gambar cetak, foto, grafik, formulir, brosur,
pamphlet,
yang
diperlukan
untuk
memperjelas
konsep/teori/prinsip/prosedur yang disajikan dalam bahan ajar.
e) Lembar kegiatan peseta didik khusus dikembangkan untuk memandu
peserta didik melakukan latihan, tugas, praktek, praktikum, dan
digunakan untuk melengkapi buku pelajaran.
2) Media audio/visual
a) Kaset audio/CD audio
b) Siaran radio (radio broadcasts)
c) Slide (film bingkai)
d) Film
e) Kaset video/CD video
f) Tayangan TV (TV broadcasts)
g) Video interaktif
3) Media Praktek/Demonstrasi
a) Flora atau fauna asli yang ada di sekitar sekolah Model atau realita
b) Laboratorium dan peralatannya
c) Alat atau model yang dibuat instruktur bersama peserta didik dari
material atau barang bekas yang tersedia di sekitar sekolah
d) Alat atau model yang tersedia di toko (alat-alat musik, dll)
e) Laboratorium alam (hutan atau kebun buatan, kebun raya, sawah,
kolam, kandang ternak, dll).
f) Laboratorium yang ada di sentra industri pabrik, atau perusahaan
Herbarium buatan peserta didik.
g) Pasar
h) Museum
4) Media lainnya
a) Game atau perangkat permainan yang dijual di toko, seperti scrabbles
untuk mengajarkan vocabulary bahasa Inggris, kartu tambah-kurang
kali-bagi, flashcard, permainan memori, monopoli, atau game dalam
bentuk program komputer, dan lain-lain
b) Game atau perangkat permainan yang dibuat sendiri oleh instruktur
dan atau peserta didik.
c) Kit sains, kit seni, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Heinich, dkk (1982) pemilihan media dilakukan
setelah langkah perumusan tujuan pembelajaran, sesuai dengan model
perencanaan penggunaan media pembelajaran (ASSURE) artinya media
dapat dirancang sendiri oleh guru, dapat memanfaatkan yang tersendiri
atau modifikasi keduanya.
Guru dalam memanfaatkan pembelajaran dapat memilih media jadi (yang
tersedia) dan atau media yang dirancang. Jika memanfaatkan media yang
dirancang maka komponen dari media tersebut harus mengandung tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, dan evaluasi. Misal merancang lembar
balik Presiden Republik Indonesia dengan urutan:
Gambar Presiden:
No. 1
No. 2
No. 3
Judul
Lembar Balik
Tujuan
Pembelajaran
Presiden
Dan seterusnya
Soeharto
sampai
Presiden Soekarno
Evaluasi
Presiden SBY
No. 4
No. 5
No. 6
Supaya media dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, ada tiga
langkah dalam menggunakannya, yaitu:
1) Persiapan sebelum menggunakan media
Sebelum menggunakan media, persiapan yang dilakukan dapat berupa
mempelajari petunjuk penggunaan, mempersiapkan peralatan, serta
menetapkan tujuan yang akan dicapai.
2) Kegiatan selama menggunakan media
Kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis media yang digunakan.
3) Kegiatan tindak lanjut
Tindak lanjut dilakukan untuk menjajagi apakah tujuan telah tercapai dan
untuk memantapkan pemahaman terhadap materi instruksional yang
disampaikan melalui media bersangkutan.
Prosedur pemanfaatan tersebut dapat diterapkan oleh guru sesuai dengan
pola pemanfaatan.
Sebagai contoh, perhatikan ilustrasi berikut ini.
1) Tahap persiapan
a) Kepala sekolah menentukan tujuan penggunaan media pembelajaran,
misal untuk menjelaskan konsep pembelajaran kuantum, dengan
sasaran guru di sekolah.
b) Kepala sekolah menyiapkan penggandaan media power point yang
telah disusun (misal power point terlampir).
c) Kepala sekolah memeriksa, ruangan, alat, listrik sebelum pelaksanaan
pelatihan.
2) Tahap pelaksanaan
a) Kepala sekolah menyajikan sesuai dengan metode dan waktu tersedia
b) Kepala sekolah meminta peran serta peserta pelatihan sesuai dengan
prosedur pembelajaran.
3) Tindak lanjut
a) Guru sebagai peserta pelatihan diminta mempraktekkan.
b) Kepala sekolah memberikan umpan balik.
Contoh:
1. Penyajian media power point. Pada saat penjelasan materi, kepala sekolah
tidak boleh membaca pada laptop tetapi menggunakan pen pointer yang
ditunjukkan pada layar.
PEMBELAJARAN KUANTUM
(QUANTUM TEACHING)
Prosedur Pembelajaran
Definisi
Mengupayakan siswa belajar melalui orkestrasi bermacammacam yang ada di dalam dan
di sekitar momen belajar.
Asas
Tujuan
1. Konteks
Kegiatan mengubah latar pembelajaran: lingkungan,
suasana, landasan dan rancangan.
2. Isi
Kegiatan menyajikan isi dan fasilitas untuk
mempermudah proses: penyajian, fasilitas, keterampilan
belajar, dan keterampilan hidup.
AKU TAHU
KUNCI KEUNGGULAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat
Latihan
Instruktur
Siswa
Instruktur
Siswa
: Kami cerdas
Instruktur
: Seberapa cerdas ?
Siswa
: Sangat cerdas ?
Instruktur
Siswa
Instruktur
Siswa
: Hormat
Instruktur
Siswa
DAFTAR PUSTAKA
Contoh:
Jadwal Mata
Pelajaran
Mengikuti
Mempelajari
Siaran Televisi
buku petunjuk
Pendidikan
Jadwal Siaran
Televisi
Pendidikan
Memperhatikan
mencatat
Menanggapi
Bertanya
T
E
S
Latihan
menghasilkan alat penilaian tes dan non tes yang dilengkapi petunjuk
pelaksanaan, sehingga akan memudahkan proses pengukuran yang dilakukan
oleh guru.
Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil belajar siswa untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi (tujuan pembelajaran) peserta didik.
Penilaian ini dilakukan secara konsisten dengan pencapaian tujuan
pembelajaran. Selain itu penilaian dilakukan secara sistematik yaitu
menggunakan langkah-langkah yang berurutan dalam perencanaannya.
Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik melalui
berbagai teknik, dan pemberian nilai terhadap hasil belajar berdasarkan standar
tertentu.
Kegiatan menilai hasil belajar siswa tersebut harus terarah dan terprogram. Hal
ini dimaksudkan bahwa menilai hasil belajar sesuai dengan kompetensi yang
telah dirumuskan di dalam silabus dan RPP. Selain itu metode dan teknik
penilaian dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dalam silabus dan
RPP. Dengan demikian penilaian yang dilakukan guru merupakan satu
rangkaian yang tidak dapat terpisahkan seperti ilustrasi berikut:
Tujuan pembelajaran/
SK-KD dan Indikator
Komponen penilaian
dalam silabus:
SK dan KD
Metode dan
Teknik
Komponen Penilaian
Indikator
(Perangkat)
Contoh :
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI BELAJAR
Komponen
Identitas
Komponen
Pokok
Sekolah
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Kinerja
Jumlah butir
No
Kompetensi
Dasar
Materi
Indikator
No.
Soal/
Kinerja
BAB IV
MATERI PEMBELAJARAN 2
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Penelitian Formal:
1)
2)
3)
4)
5)
Analogi Guru-Dokter
Cara yang paling mudah untuk memulai PTK adalah dengan
menganalogikan kegiatan Anda sebagai guru peneliti PTK dengan
kegiatan seorang dokter . Perhatikan Tabel berikut ini.
Tabel Analogi Guru dengan Dokter
No
Dokter
1 Menanyakan gejala penyakit
2 Mendiagnosis penyakit
3 Menulis resep
Menentukan tema pengobatan,
4
misalnya Mengobati sakit perut
Mendeskripsikan Masalah
Apakah Anda ingat pertanyaan dokter ketika Anda sudah berada di
hadapannya? Ia akan bertanya: "Kenapa Pak?" atau "Kenapa Bu?"
Maksudnya adalah untuk meminta Anda mendeskripsikan keluhan-keluhan
yang Anda rasakan. Ia berusaha menggali sebanyak mungkin dengan
berbagai pertanyaan: Bagian mana yang sakit? Waktu-waktu apa saja
terasanya? Sudah berapa lama? Sudah minum obat apa? Bagaimana
hasilnya?" Belum cukup dengan keterangan lisan, ia masih meminta Anda
berbaring di dipan. Kemudian ia menempelkan stetoskop di dada dan perut
Anda, menekan-nekan dan mengetuk-ngetuk perut Anda, melihat telakup
mata Anda, melihat tenggorokan Anda dengan senter, dan sambil lalu ia
sudah dapat mengetahui suhu badan Anda. Setelah itu ia masih
menggunakan tensimeter untuk mengukur tekanan darah dan denyut nadi
dengan obat barunya, baru kemudian mencari orang yang sakit. Penelitian
harus dimulai dari masalah, karena pada dasarnya penelitian adalah
pemecahan masalah.
Catatan: Analogi guru-dokter dalam penelitian PTK tidak seluruhnya benar.
Minimal ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, dalam dunia
kedokteran setelah pasien sembuh pemberian obat dihentikan; dalam PTK
setelah perlakuan berhasil akan dilanjutkan terus sebagai metode baru yang
lebih efektif. Kedua, dalam dunia kedokteran pengobatan pada umumnya
hanya berfungsi untuk mengembalikan pasien ke kondisi awal/normal, yaitu
sehat; dalam PTK dapat dicobakan hal-hal baru yang melebihi keadaan
awal/normal.
Proposal Sederhana
Dari hasil analisis di atas dapatlah dirangkum proposal sederhana dalam
bentuk matriks seperti pada tabel berikut ini:
Tabel Proposal Sederhana dalam Pelajaran Fisika SMA
No
Aspek-aspek
Penelitian
Kalimat Masalah
Akar Masalah
Hipotesis Tindakan
Uraian
Nilai fisika siswa Kelas XI SMK X Jakarta pada
umumnya rendah.
Pemahaman siswa kurang mantap ketika
diterangkan.
"Metode concept attainment akan meningkatkan hasil
belajar mengelola sistem kearsipan siswa kelas XI
SMK X Jakarta."
Tindakan Operasional:
Judul Penelitian
Dengan berbekal proposal sederhana ini Anda sudah dapat mulai melakukan
PTK di kelas Anda. Tindakan yang akan Anda lakukan sudah jelas karena
bersifat operasional. Ukuran operasional adalah dapat dilakukan oleh orang
lain yang membaca hipotesis itu. Analoginya dengan dunia kedokteran,
hipotesis tindakan "Metode concept attainment akan meningkatkan hasil
belajar mengelola sistem kearsipan siswa kelas XI SMK X Jakarta" adalah
sebagai obat, sedangkan tindakan operasional yang terdiri dari tiga butir
itu adalah cara meminum atau dosisnya.
Aspek-aspek
Penelitian
Kalimat Masalah
Akar Masalah
Hipotesis Tindakan
Uraian
Para siswa cepat lupa dalam pelajaran Mengelola
Pertemuan Kelas XI SMK Y Bekasi.
Siswa kurang berkesan dalam tiap peristiwa
pembelajaran.
"Cerita-cerita yang menarik akan meningkatkan daya
ingat siswa dalam pelajaran Mengelola Pertemuan
Kelas XI SMK Y Bekasi."
Tindakan Operasional:
Judul Penelitian
Aspek-aspek
Penelitian
Kalimat Masalah
Akar Masalah
Hipotesis
Tindakan
Uraian
Siswa yang lemah tidak peduli dengan nilai
rendah dalam mata pelajaran membuat
dokumen di Kelas XI SMK Z Depok.
Persepsi diri siswa rendah, merasa dirinya
sebagai siswa yang bodoh.
"Pemberian
Pengalaman
Sukses
akan
Meningkatkan Kepedulian Siswa terhadap Nilai
Membuat Dokumen Kelas XI SMK Z Depok."
Tindakan Operasional:
Judul Penelitian
a. Dalam
pembelajaran,
guru
memberi
perhatian lebih besar kepada siswa-siswa
yang lemah.
b. Tiap pertemuan tatap muka, satu dua orang
siswa yang lemah diberi tugas yang mudah.
Setelah yakin dapat mengerjakan, mereka
diminta maju ke papan tulis, diikuti dengan
pujian.
c. Siswa yang pandai tetap diberi tugas, seperti
biasanya.
Peningkatan Kepedulian Siswa terhadap Nilai
Matematika melalui Pemberian Pengalaman
Sukses dalam Pelajaran Membuat Dokumen
Kelas XI SMK Z Depok
Profesionalisme Guru
Pertanyaan "Upaya apa yang sudah dilakukan?" pada bagian
Mendeskripsikan Masalah di atas penting untuk dikemukakan. Hal itu
menandakan bahwa Anda seorang guru profesional, yang telah menerapkan
berbagai metode secara kreatif tetapi belum berhasil. Bagian yang belum
berhasil itulah yang Anda teliti melalui PTK. Analogi dengan tanaman di pot
tadi, jika telah disiram dan dipupuk tetapi tanaman masih tetap layu, barulah
itu merupakan masalah penelitian yang sangat menarik.
Setelah beberapa kali melakukan PTK, Anda akan terbiasa memberikan
tindakan secara sistematis. Anda juga akan merasakan bahwa PTK tidak
banyak berbeda dengan pembelajaran biasa. Secara tidak sadar Anda akan
melakukan PTK setiap saat; dan Anda akan mendapat predikat sebagai guru
profesional yang reflektif.
b. Metode Penelitian
Anda perlu menegaskan metode penelitian yang Anda gunakan, yaitu PTK,
disertai model yang digunakan. Biasanya PTK di sekolah menggunakan
Model Kemmis & Taggart seperti gambar di bawah ini.
penekanannya pada keterwakilan isi. Syarat lainnya, tes yang baik harus
reliabel atau ajeg, yaitu jika digunakan dengan cara yang sama hasilnya akan
sama. Reliabilitas tes diketahui setelah tes diuji coba; koefisiennya dihitung
dengan rumus-rumus statistik, seperti rumus split half test, KR-20, atau Alfa
Chronbach. Dalam PTK uji reliabilitas tes seperti itu tidak dilakukan karena
jarang guru yang mengujicobakan tes sebelum menggunakan. Tetapi
penggunaan kisi-kisi untuk menjamin validitas tes seperti dijelaskan di atas
sebaiknya dilakukan oleh peneliti PTK.
Di samping tes, dalam PTK digunakan berbagai jenis instrumen, di
antaranya: (1) Lembar observasi, (2) Pedoman wawancara, (3) Pedoman
telaah dokumen, (4) Kuesioner, (5) Rating scale, (6) Portofolio, (7) Skala sikap,
dan (8) Catatan lapangan. Seperti halnya tes, instrumen-instrumen itu harus
dibuat berdasarkan kisi-kisi agar validitas-isi nya terjamin. Di samping itu
masih ada validitas lain yang harus dipenuhi oleh instrumen-instrumen itu,
yaitu validitas konstruk. Untuk memperoleh validitas konstruk, kisi-kisi
instrumen harus dibuat berdasarkan teori yang telah dibahas di Kajian
Pustaka. Singkatnya, "Instrumen harus dibuat berdasarkan kisi-kisi, dan kisikisi harus dibuat berdasarkan teori."
Triangulasi
Sebagai ganti penghitungan menggunakan rumus-rumus, reliabilitas
instrumen dalam PTK didekati dengan teknik triangulasi. Artinya, satu
variabel terikat (yang akan ditingkatkan) diukur dengan beberapa instrumen.
Motivasi siswa misalnya, tidak cukup diukur dengan kuesioner, tetapi
ditambah dengan wawancara dan observasi. Jika ketiga instrumen itu
menghasilkan data yang sama atau mirip, barulah dapat ditafsirkan bahwa
data itu benar. Reliabilitas instrumen dalam PTK juga dapat didekati dengan
pengamatan yang cukup lama sehingga datanya mencapai tingkat jenuh atau
mencukupi. Lamanya pengamatan harus dibarengi dengan tingkat ketelitian
dan keseksamaan.
Pelanggaran Validitas Instrumen
Seringkali peneliti PTK secara tidak sadar telah melanggar validitas
instrumen, yaitu membuat instrumen tanpa didasari kisi-kisi dan teori.
Serinkali instrumen bahkan tidak mengukur yang harus diukur. Mengukur
motivasi misalnya, menggunakan tes hasil belajar.
Instrumen Spontan
Peneliti sering membuat instrumen secara spontan yang diperkirakan dapat
mengukur keberhasilan penelitiannya. Dasarnya lebih banyak perasaan
daripada penalaran yang sistematis. Setelah instrumen jadi dan ditanyakan
kisi-kisinya, peneliti itu tidak dapat menjawab. Hampir dapat dipastikan
bahwa instrumen seperti itu tidak ada dasar teorinya. Spontanitas itu
seringkali menghasilkan bermacam-macam instrumen, untuk mengukur
berbagai variabel. Maksud hati mungkin ingin menerapkan triangulasi, tetapi
kurang tepat arahnya. Kalau triangulasi adalah mengukur satu variabel
dengan beberapa macam instrumen, dalam instrumen spontan itu mengukur
banyak variabel dengan banyak instrumen yang tidak jelas dasar teorinya.
Menjelaskan
Membandingkan
Menginferensi
Merangkum
Mengklasifikasi
Memberi Contoh
Kompetensi
dan Indikator
Menginterpretasi
KD 1
Indikator 1
Indikator 2
KD 2
Indikator 1
Indikator 2
Kriteria
KD 1
Indikator 1
Interpretasi tentang
Indikator 1
Indikator 2
Kemampuan
klasifikasi tentang
indikator 2
KD 2
Indikator 3
Inferensi tentang
indikator 3
Indikator 4
Kemampuan
membandingkan
tentang indikator 4
Indikator 5
Kemampuan
menjelaskan
tentang indikator 5
Sangat
Kurang
Kurang
Baik
Sangat
Baik
Indikator
Pemahaman
Menginterpretasi
Memberi contoh
Mengklasifikasi
Merangkum
Menginferensi
Membandingkan
Menjelaskan
Sangat
Kurang
Kurang
Baik
Sangat
Baik
Kolaborasi
Deskripsi Teori
Hasil Penelitian yang Relevan
Kerangka Berfikir
Hipotesis Tindakan
Setting Penelitian
Metodologi Penelitian
Siklus Penelitian
Kriteria Keberhasilan
E.
F.
G.
H.
Instrumen Penelitian
Anallisis Data
Kolaborasi
Jadual Penelitian
Daftar Pustaka
Judul PTK
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, judul penelitian harus singkat
tetapi jelas. Isinya sama dengan hipotesis tindakan tetapi dengan rumusan
yang berbeda. Judul harus mengandung variabel bebas (tindakan yang
diberikan) dan variable terikat (variabel yang akan ditingkatkan). Contohnya
adalah sebagai berikut:
Peningkatan Hasil Belajar Mengelola Sistem Kearsipan Siswa
Kelas XI SMK X Jakarta Melalui Metode Concept Attainment
Variabel bebasnya metode concept attainment dan variabel terikatnya hasil
belajar sejarah. Jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari 15. Topik atau pokok
bahasan kurang perlu untuk dicantumkan dalam judul karena keterangan
Mengelola Sistem Kearsipan Siswa Kelas XI SMK sudah cukup spesifik.
Jika topik dicantumkan, misalnya Kemagnetan, seolah-olah metode concept
attainment itu hanya berlaku pada topik Kemagnetan. Masalah yang
dipecahkan dalam PTK seharusnya yang bersifat lintas pokok bahasan,
seperti: hasil belajar, motivasi, dan kreativitas. Dengan demikian penggunaan
siklus akan lebih leluasa, tanpa dibatasi oleh topik.
Judul sebaiknya menampilkan hal-hal yang inovatif untuk menarik pembaca;
pertama kali orang membaca hasil penelitian Anda adalah pada judulnya.
PTK pada dasarnya adalah sarana untuk melakukan inovasi pembelajaran.
Sejak munculnya PTK orang menganggap bahwa cooperative learning
merupakan pembelajaran inovatif. Hampir semua peneliti PTK memilih
judul itu kalau diminta membuat proposal. Akibatnya cooperative learning
sudah diteliti oleh banyak orang, dan menjadi hal yang biasa. Sayangnya
PTK yang mereka lakukan bersifat semu; setelah selesai PTK mereka kembali
ke pembelajaran biasa.
Pendahuluan (Bab 1)
Fungsi utama pendahuluan adalah untuk menjelaskan mengapa penelitian
Anda perlu dilakukan. Sampai halaman kedua, pendahuluan harus sudah
dapat mengemukakan masalah penelitian secara jelas. Uraian di halamanhalaman berikutnya masih dapat ditambahkan, tetapi sifatnya hanya
menegaskan dan melengkapi. Sebaiknya dihindarkan uraian kesana-kemari
menjadi labih besar, misalnya bagi siswa, guru, dan sekolah. Inilah
contohnya.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar mengelola sistem kearsipan siswa.
D. Manfaat Penelitian
Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan
pemahamannya. Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan membiasakan diri
menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha
meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi sekolah, penelitian
ini bermanfaat untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang
efektif, yang membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan
komprehensif.
2. Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber daya
yang tumbuh dari dalam diri sesorang (individu).
Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang
terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi
itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atas dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat
seseorang seperti kelelahan dan pengaruh obat
(Purwanto, 2003). Jadi perubahan perilaku adalah
hasil belajar (Munir, 2008); perilaku itu meliputi aspek
pengetahuan
(kognitif),
sikap
(afektif),
dan
keterampilan (psikomotorik). Hasil belajar pada aspek
pengetahuan adalah dari tidak tahu menjadi tahu,
pada aspek keterampilan dari tidak mampu menjadi
mampu.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang meliputi
perubahan dalam persepsi dan pemahaman yang
tidak selalu dalam bentuk perilaku yang dapat
diamati. Proses belajar dipandang sebagai proses
pengolahan informasi yang meliputi tiga tahap, yaitu:
perhatian (attention), penulisan dalam bentuk simbol
(encoding), dan mendapatkan kembali informasi
(retrieval). Mengajar merupakan upaya dalam rangka
mendorong (menuntun dan menemukan hubungan)
antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan
yang telah ada.
3. Pembelajaran Mengelola Sistem Kearsipan
Sesuai dengan yang disampaikan Suparno (2005)
bahwa selama proses pembelajaran terjadi interaksi
yang khas antara siswa dan guru, siswa berupaya
menyerap informasi dan guru bertugas mendampingi
siswa dalam belajar. Dalam filsafat pendidikan
modern, siswa dipandang bukan sebagai objek dalam
pembelajaran tetapi juga sebagai subjek. Siswa tidak
dipandang sebagai orang yang tidak tahu, tapi
dipandang sebagai orang yang tahu meskipun belum
sempurna.
Mengelola sistem kearsipan merupakan cabang dari
ilmu administrasi perkantoran yang mempelajari
C. Kerangka Berfikir
Siswa akan memperoleh pemahaman yang mantap jika
dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, menemukan
sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Contoh-contoh
yang cukup banyak akan menghindarkan siswa dari
under-generalization atau penyimpulan terlalu sempit.
Sementara penyajian noncontoh akan menghindarkan
siswa dari overgeneralization atau penyimpulan terlalu
luas. Baik under-generalizatin maupun over-generalization
dua-duanya akan membuat pemahaman konsep siswa
menjadi lemah.
Metode concept attainment memberi contoh yang cukup
banyak kepada siswa, disertai dengan noncontohnya.
Siswa diberi kesempatan yang luas untuk berfikir secara
aktif dalam mengelompokkan contoh-contoh itu ke
dalam konsep-konsep yang dipelajari. Karena masingmasing siswa mempunyai pendapat sendiri yang
dipercayai kebenarannya, proses pengelompokkan itu
akan menimbulkan
perbedaan pendapat yang
mendorong terjadinya diskusi yang seru dan
menyenangkan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart yang
prosesnya disajikan seperti pada Gambar berikut.
Kreasi
Evaluasi
Analisis
Aplikasi
Pemahaman
Kompetensi dan
Indikator
Ingatan
Proses Kognitif
KD 1
Indikator 1.1
Indikator 1.2
KD 2
Indikator 2.1
Indikator 2.2
Di samping itu peningkatan hasil belajar akan diukur
juga dengan menggunakan lembar observasi dan
pedoman wawancara atau tes lisan. Kedua instrumen itu
G. Kolaborasi
Kolaborator penelitian adalah teman sejawat, semata pelajaran,
di SMK X Jakarta. Proses kolaborasi dilakukan pada saat
penulisan proposal penelitian dan pengembangan perangkat-
Kegiatan
1
Persiapan
a. Menyusun RPP
b. Membuat Perangkat
Pembelajaran
c. Membuat Media
d. Menyusun Jadual
e. Menyusun
Instrumen
2
Pelaksanaan
a) Menyiapkan Siklus 1
b) Membuat Laporan
Siklus 1
c) Melaksanakan Siklus
2
d) Membuat Laporan
Siklus 2
e) Melaksanakan Siklus
3
f) Membuat Laporan
Siklus 3
3
Pelaporan
a. Membuat Laporan
Gabungan Siklus 1, 2,
dan 3
10
11
b.Membuat Makalah
Seminar
c. Seminar hasil
penelitian
d.Merevisi Laporan
Berdasarkan Hasil
Seminar
e. Menulis Artikel
Jurnal
f. Mengirimkan Artikel
Jurnal Ke Pengelola
Jurnal
LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
Penelitian
Tindakan
Kelas
pada
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
bahwa tujuanPendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah Menengah
Kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjutsesuai dengan kejuruannya,agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
serta mengembangkankeahlian dan ketrampilan maka harus: memiliki stamina
yang tinggi, menguasai bidang keahliandan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
tehnolgi, memiliki etos kerja yang tinggi,dan mampu berkomunikasi sesuai
tuntutan pekerjaan serta memiliki kemampuan mengembangkan diri. Sebagai
salah satu upaya untuk mewujudkan tercapainya tujuan tersebut, dikembangkan
suatu sistem pendidikan berbasis kompetensi, yaitu sistem pendidikan
yang memadukan semua aspek yang saling berkaitan untuk mencapai standar
kompetensi skill, knowledge dan ability. Ketrampilan mengetik 10 jari
merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa program
keahlian Administrasi Perkantoran. Ketrampilan mengetik 10 jari ini
mampu menjadi ketrampilan plus bagi siswa dalam memenuhi tuntutan dunia
kerja saat ini. Di mana ketrampilan mengetik ini hampir diaplikasikan dalam
semua aspek kegiatan di kantor. G.R. Terry dalam penelitiannya terhadap
perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa waktu kerja
dalam perusahaan tersebut dipergunakan untuk 7 macam kegiatan yang pokok
dengan perbandingan jatahnya dalam prosentase sebagai berikut:
1) Typing (Mengetik) 24,6 %2)
2) Calculating (Menghitung) 19,5 %3)
3) Checking (Memeriksa) 12,3 %4)
4) Filing (Menyimpan warkat) 10,2 %5)
5) Telephoning (Menelepon) 8,8 %6)
6) Duplicating (Menggandakan) 6,4 %7)
7) Mailing ( Mengirim surat) 5,5 %8)
8) Other (Lain-lain) 12,7 % +100 %
Dari hasil penelitian tersebut, jelaslah bahwa mengetik memegang prosentase
yang paling besar yaitu 24,6 %. Hal ini berarti bahwa dalam setiap kegiatan yang
dilakukan dikantor, selalu berhubungan dengan kegiatan mengetik. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka perlu adanya salah satu upaya untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengetik sepuluh jari dalam pembelajaran di sekolah.
Masalah yang sering dihadapi guru selama ini yaitu, kurang disiplinnya siswa
dalam latihan menggunakan 10 jari. Sehingga hanya sebagian siswa saja yang
mampu untuk menerapkannya. Padahal ketrampilan mengetik 10 jari ini sebagai
ketrampilan dasar bagi siswa program keahlian Administrasi Perkantoran dalam
mengikuti kompetensi-kompetensi selanjutnya. Dimana 75%kompetensi yang
ada mensyaratkan untuk menyelesaikan semua tugas yang ada dengan
mengetik. Apabila siswa telah terampil mengetik 10 jari, secara otomotis siswa
mudah dalam menyelesaiakan tugas-tugas di setiap kompetensi tersebut.
Ketrampilan belajar mengajar perlu memberikan pengalaman belajar yang
beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang. Ketrampilan
mengetik 10 jari dapat diselenggarakan melalui latihan-latihan secara intensif
pada setiap pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pembelajaran mengetik 10 jari,
siswa harus selalu diberi latihan-latihan secara intensif, sehingga siswa betulbetul mampu mempraktekkannya dengan baik. Latihan-latihan harus dikelola
guru sedemikian rupa sehingga siswa tidak mengalami kebosanan. Dan salah
satu cara agar siswa tidak bosan perlu di buat kelompok-kelompok dalam
latihan. Kelompok yang terbentuk diharapkan mampu untuk mengontrol
masing-masing siswa sehingga disiplin saat latihan dapat terjaga dengan baik.
Karena siswa harus bertanggung jawab pada kelompoknya. Disini guru hanya
mengawasi dan memberikan bimbingan saat siswa mengalami kesulitan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu upaya meningkatkan ketrampilan
mengetik 10 jarimelalui metode latihan secara kelompok dalam pembelajaran
mengetik manual pada siswa tingkat 1 Administrasi Perkantoran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
Apakah dengan metode latihan secara kelompok dapat meningkatkan
keterampilan mengetik 10 jari siswa dalam pembelajaran mengetik manual?
C. Tujuan Penelitian
Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan
ketrampilan mengetik 10 jari dengan metode latihan secara kelompok.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Meningkatkan keterampilan mengetik 10 jari dalam pembelajaran Mengetik
Manual.
2. Bagi Guru
Dapat dipakai sebagai pedoman bagi para guru khususnya yang mengajar
ketrampilan mengetik 10 jari baik dengan mesin ketik manual maupun
komputer dalam memilih strategi alternatif yang cocok sebagai metode
pembelajaran dalam merancang program pembelajaran
3. Bagi Sekolah
pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar. Drill wajar
digunakan untuk:
a. Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga,
menari, pertukangandan sebagainya).
b. Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan,
membagi dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode latihan (drill),
antara lain:
a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka
diharapkan dapatmengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa
mengetahui apa yang harusdikerjakan.
c. Lama latthan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d. Selingilah latihan agar tidak membosankan.
e. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk
perbaikan secara klasikalsedangkan kesalahan perorangan dibetulkan
secara perorangan pula.
Kelebihan dan kelemahan Metode latihan (drill) antara lain:
Kelebihan :
a. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
b. Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
c. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan
huruf, membuat danmenggunakan alat-alat.
d. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian,
penjumlahan, pengurangan,
pembagian,
tanda-tanda/simbol,
dan
sebagainya.
e. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan.
f. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan
huruf, membuat dan menggunakan alat-alat
Kelemahan :
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih
banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari
pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yangmonoton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti)
2. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok sangatlah tepat digunakan apabila guru bermaksud
memupuk kerja sama dan kegotongroyongan di antara siswa dalam mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai metode, kerja kelompok dapat
dibentuk dengan dasar, sebagai berikut:
a. Pengelompokan berdasarkan atas perbedaan individual dalam
kemampuan belajar, misalnyadalam satu kelompok terdiri dari anak
pandai, sedang dan kurang pandai.
b. Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar,
misalnya satu kelompok terdiri dari siswa-siswa yang senang olahraga,
kelompok lain terdiri dari yang senang kesenian.
c. Pengelompokan atas dasar fasilitas yang tersedia.
d. Pengelompokan atas dasar peningkatan partisipasi. Cara ini dimaksudkan
untuk merangsang setiap siswa agar ikut serta dalam memecahkan
masalah dalam hubungan kelompok dan kegotongroyongan.
e. Pengelompokan atas dasar pembagian pekerjaan.
Penyampaian bahan pelajaran dengan mempergunakan metode kerja
kelompok dapat dilakukansebagai berikut:
a. Langkah pendahuluan
Pada langkah pendahuluan ini perlu mempersiapkan hal-hal berikut:
1) Identifikasi pokok dan sub pokok bahasan serta menentukan bentuk
dan jenis kegiatan.
2) Membagi kelas dalam beberapa kelompok.
3) Memberikan penjelasan secara menyeluruh tentang tujuan, hal-hal
yang harus dikerjakan dancara-cara mengerjakannya.
4) Mengadakan pembagian kerja bagi masing-masing kelompok.
b. Langkah Pelaksanaan
Masing-masing kelompok melaksanakan pekerjaan yang telah ditugaskan
kepada kelompok. Pada saat kelompok sedang bekerja guru berkeliling
memberikan bimbingan dan pengawasan.
c. Langkah Penutup
Masing-masing kelompok melaporkan hasil pekerjaannya. Kelompok
lainnya menanggapi.(Drs. H. Mansyur, 1995:136-137)
Pembelajaran secara kelompok kecil mempunyai keuntungan dan kerugian,
antara lain:
Keuntungan :
1) Mempermudah komunikasi
2) Meningkatkan interaksi
3) Mendorong keterlibatan
4) Mendorong untuk membantu orang lain dan menerima tanggung jawab
5) Melatih kemampuan bernegosiasi
6) Mengembangkan kemampuan mengambil keputusan
7) Mengembangkan rasa perlu berbagi pendapat
8) Meningkatkan kerjasama
mendengarkan
dan
Kerugian
1) Membuat siswa tidak bergairah
2) Membuang waktu jika kemampuan bekerja kelompok kurang
3) Membuang waktu jika mengenalkan konsep baru
4) Mengesampingkan kebutuhan anak pandai dan kurang dari kebutuhan
kelompok
5) Mengesampingkan penguasaan materi dari ketrampilan kerja kelompok
6) Anak pandai mendominasi anak kurang
Seperti yang sudah kita semua ketahui, saat banyak orang melakukan
kegiatan baik bersama,akan dihasilkan suatu pencapaian positif yang besar.
Satu orang tidak dapat berbuat banyak sebagai individu, tapi kelompok
dapat melakukan banyak hal. Kegiatan belajar mengajar perlu memberikan
pengalaman belajar yang beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan
dan menantang.
Belajar kelompok mempunyai tujuan agar anak dapat bersosialisasi dan
bekerjasama, terutama untuk kegiatan yang memerlukan pemecahan
masalah bersama. Melatih anak belajar kelompok, berarti juga menyiapkan
anak untuk menjadi dewasa yang bisa bekerjasama dengan orang lain. Dalam
kenyataan sehari-hari, yang membuat manusia sukses adalah
kemampuannya menerapkan kecerdasan untuk bekerjasama dengan orang
lain dalam mencapai tujuan bersama.
Dari pembahasan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
pencapaian keterampilan mengetik 10 jari siswa perlu diberikan latihanlatihan yang efektif agar siswa mampu untuk menggunakan metode 10 jari
dalam mengetik. Latihan-latihan dibuat bervariasi agar tidak menimbulkan
kebosanan bagi setiap siswa. Karena latihan-latihan yang monoton akan
membuat siswa kurang tertantang dan pada akhirnya siswa akan mengalami
minimnya kreativitas dalam menyelesaikan setiap tugas dari guru.
Oleh karena itu pada pembelajaran mengetik manual khususnya, latihanlatihan mengetik 10 jari perlu dibuat kelompok kerja. Dimana siswa
dikelompokkan menurut tingkat kemampuan awal yang dimiliki oleh setiap
siswa sehingga setiap siswa akan timbul persaingan dalam latihan. Masingmasing kelompok kerjadiberi tugas untuk menyelesaikan soal latihan untuk
menyelesaikan tugas tersebut sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Sebelum siswa memulai latihan, guru terlebih dahulu
memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dilatihkan. Setelah siswa
jelas dengan materi yang disampaikan guru, guru kemudian memberikan
soal latihan untuk diselesaikan. Guru mengawasi siswa saat latihan, dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain Penelitian
Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Toggart, dimana
pelaksanaan penelitian tindakan mencakup empat langkah yaitu:
a. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan
b. Melaksanakan tindakan dan pengamatan/pemantauan/monitoring
c. Refleksi hasil pengamatan
d. Perubahan/revisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya
2. Langkah Pelaksanaan
Masing-masing kelompok melaksanakan pekerjaan yang telah ditugaskan
kepada kelompok. Pada saat kelompok sedang bekerja guru berkeliling
memberikan bimbingan dan pengawasan.
3. Langkah Penutup
Masing-masing kelompok melaporkan hasil pekerjaannya dan mengevaluasi
hasil kerja kelompoknya tersebut. Dari hasil latihan siswa tersebut, kemudian
guru menganalisa tingkat kecepatan dan ketelitian dalam mengetik setiap
siswa sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan guru.
Sebagai contoh:
Latihan Mengetik Kecepatan hingga 80 hentakan per menit dengan tingkat
ketelitian 95%. Guru mengelompokkan siswa sesuai dengan kemampuan
yang telah diperoleh dalam latihan tersebut. Untuk siswa-siswa yang belum
memenuhi strandar kecepatan dan ketelitian, diberi latihan yang sama, dan
dijadikan satu dalam satu kelompok. Siswa yang telah memenuhi standar
kecepatan dan ketelitian diberi latihan yang berbeda sehingga ketrampilan
mengetik 10 jarinya terus meningkat.
Sumber : Wiwiek Maftuhah Jaziroh. (2011). Proposal Penelitian Tindakan Kelas. From
http://id.scribd.com/doc/46149489/Proposal-Penelitian-Tindakan-Kelas.
2011.
Date
February
BAB V
MATERI PEMBELAJARAN 3
ADMINISTRASI PERKANTORAN
nois
nois
encodin
nois
Medium
nois
decoding
nois
feedback
Memprediksi pengaruh dari sebuah pesan dan menyesuaikan pesan untuk seorang
penerima merupakan faktor kunci bagi keberhasilan komunikasi.
1) Pengirim Mempunyai Ide. Proses komunikasi dimulai ketika pengirim
mempunyai sebuah ide atau pesan. Bentuk dari ide atau pesan akan
dipengarui oleh beberapa faktor kompleks pada diri si pengirim: suasana
hati, bingkai referensi latar belakang budaya dan keadaan fisik.
2) Pengirim Mengodekan Ide Dalam Pesan (encoding). Tahap berikutnya dalam
proses komunikasi adalah mengodekan (encode). Pada tahap ini, mengubah
ide ke dalam kalimat atau isyarat yang akan menyampaikan makna. Masalah
utama dalam mengkomunikasikan pesan secara lisan adalah kata-kata
(pesan) mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang berbeda.
2) Berikan fakta bukan kesan. Gunakan kalimat konkret detail yang spesifik
dan informasi yang jelas, akurat dan etis.
3) Perjelas dan padatkan informasi. Berikan pokok-pokok informasi yang
penting daripada memberikan semua informasi pada penerima pesan.
4) Nyatakan tanggung jawab dengan tepat. Tulislah pesan-pesan yang
menghasilkan respon spesifik dari penerima tertentu.
5) Bujuk orang lain dan tawarkan rekomendasi. Tunjukkan pada para penerima
pesan secara tepat bagaimana mereka akan mendapat manfaat dengan
memberikan respon atau pesan Anda sesuai
d. Tipe Komunikasi
Tipe komunikasi dikategorikan menjadi 5 tipe berdasarkan sudut pandang dan
pengalaman dari masing-masing pakar yaitu :
1) Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication) adalah proses
komunikasi yang terjadi di dalam diri sendiri atau komunikasi dengan diri
sendiri.
2) Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah proses
komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Komunikasi antara
dua orang dalam situasi tatap muka disebut komunikasi diadik. Fungsi
komunikasi antarpribadi untuk meningkatkan hubungan insani,
menghindari dan mengatasi pertentangan (konflik) pribadi dan pengalaman
dengan orang lain.
3) Komunikasi kelompok Kecil (small group communication) adalah komunikasi
yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara bertatap muka atau
menggunakan sebuah saluran (alat) untuk membantu interaksi satu dengan
yang lain.
4) Komunikasi massa (mass communication) adalah proses komunikasi dimana
pesan dikirim dari sumber lembaga kepada khalayak yang bersifat massal
melalui alat-alat mekanis seperti televisi, radio dan surat kabar. Komunikasi
massa berfungsi menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan dan
menciptakan kegembiraan.
5) Komunikasi publik (public communication) adalah proses komunikasi pidato,
kolektif, retorika. Komunikasi berfungsi menumbuhkan semangat
kebersamaan, mempengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan
menghibur.
Komunikasi Verbal
a) Berbicara dan menulis
b) Mendengar dan membaca
2)
Komunikasi Nonverbal
a) Emblems adalah sebuah isyarat yang memberikan makna langsung
pada ymbol yang dibuat oleh gerakan tubuh (mengangkat jempol
berarti terbaik untuk orang Indonesia tetapi terjelek untuk orang
India).
b) Illustrators adalah gerakan tubuh ketika ingin memperjelas sesuatu
(besar-kecilnya obyek).
c) Kinesics adalah gerakan tubuh.
d) Affect display adalah isyarat yang terjadi dikarenakan adanya dorongan
emosional (ekspresi muka seperti menangis dan tertawa).
e) Regulators adalah gerakan tubuh yang terjadi di daerah kepala
(menggeleng atau mengangguk).
f) Adaptory adalah gerakan tubuh sebagai tanda kekesalan (menggerutu
dan menarik napas).
g) Gerakan mata mencerminkan isi hati seseorang.
h) Sentuhan adalah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan.
i) Paranguage adalah isyarat yang diakibatkan oleh intonasi atau volume
seseorang saat berbicara.
j) Diam merupakan suatu komunikasi nonverbal yang memiliki arti yang
luas.
k) Postur tubuh menggambarkan karakter atau kepribadian seseorang
secara berbeda.
l) Warna dapat memberikan arti terhadap suatu objek.
m) Bunyi yang dikeluarkan oleh berbagai benda seperti lonceng dan tepuk
tangan.
n) Bau dapat digunakan untuk melambangkan status seperti bau
kosmetik.
f. Menyimak (Listening)
Pada umumnya, ketika berkomunikasi (proses komunikasi) orang akan lebih
menekankan perhatian pada keterampilan berbicara. Namun, sebaiknya orang juga
memiliki keterampilan menyimak. Dalam proses komunikasi, menyimak
merupakan aspek yang sangat penting. Menyimak dapat diartikan sebagai aktivitas
yang bersifat fisik dimana seseorang menerima, memperhatikan serta memahami
suara. Menyimak secara efektif merupakan aktivitas aktif dari pikiran seseorang,
bukan hanya sekedar mendengarkan suara (aktivitas pasif). Jadi, perbedaan yang
mendasar antara menyimak dengan mendengarkan yaitu menyimak memerlukan
konsentrasi penuh agar dapat menginterpretasikan pesan yang didengar dengan
baik kemudian memberikan umpan balik. Sedangkan mendengar, hanya
mendengarkan secara sekilas dan tidak memberikan umpan balik.
g. Proses Menyimak
Terdapat 6 (enam) tahap dalam proses menyimak, yaitu:
1) Mendengarkan (hearing) merupakan aktivitas fisik dimana seseorang
menerima pesan (suara) melalui indra pendengaran.
2) Memperhatikan (attention) merupakan perasaan seseorang secara terus
menerus dipengaruhi oleh berbagai stimulus atau rangsangan yang berasal
dari luar. Suatu rangsangan yang kuat biasanya mendapat perhatian dengan
segera.
3) Memahami (understanding). Kedua tahap diatas belum memberikan makna
atau arti terhadap pesan. Pada tahap memahami pesan yang dikirim (dilihat
maupun didengar) orang mulai akan memberi makna.
4) Mengingat (remembering) merupakan tahap menerima pesan yang dikirimkan
dan diinterpretasikan kemudian disimpan dalam ingatan. Jika diperlukan
pesan akan dikeluarkan lagi dari ingatan.
5) Mengevaluasi (evaluating) merupakan tahap mempertimbangkan pesan yang
diterima antara fakta dan opini. Pada tahap ini penerima pesan (pendengar)
akan melakukan pertimbangan berkaitan dengan pesan yang diterima.
6) Menanggapi (responding). Tahap terakhir adalah merespon atau menanggapi
pesan dengan cara memberikan umpan balik dapat berupa komunikasi
verbal atau nonverbal.
Pisahkan fakta dari opini. Fakta adalah kebenaran yang diketahui ada,
sedangkan opini adalah pernyataan dari penilaian preferensi pribadi.
Identifikasi fakta-fakta penting. Pada saat mendengarkan, Anda harus dapat
memilih informasi yang penting atau tidak penting.
Jangan menyela. Bila seseorang sedang berbicara jangan menyela dengan
jawaban atau opini dengan cepat. Jika Anda menyela dapat menghalangi
Anda mendengarkan pesan secara lengkap.
6)
a)
b)
c)
d)
l.
Manajer Umum
Manajer Pemasaran
Bagian
Penjualan
Bagian
Promosi
Manajer Produksi
Bagian
Pabrik
Bagian
Penelitian
Manajer Keuangan
Bagian
Akuntansi
Bagian
Pendanaan
Karyawan
Manajer Umum
Manajer Pemasaran
Bagian
Penjualan
Manajer Produksi
Bagian
Promosi
Bagian
Pabrik
Bagian
Penelitian
Manajer Keuangan
Bagian
Akuntansi
Bagian
Pendanaan
Karyawan
Manajer Umum
Manajer Pemasaran
Bagian
Penjualan
Manajer Produksi
Bagian
Promosi
Bagian
Pabrik
Bagian
Penelitian
Manajer Keuangan
Bagian
Akuntansi
Bagian
Pendanaan
Karyawan
d) Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi diagonal sedikit berbeda dengan bentukbentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal (diagonal
communication) melibatkan komunikasi antara dua tingkat
(level) organisasi yang berbeda.
Contohnya komunikasi formal antara pimpinan produksi
dengan divisi penjualan, antara bagian sumber daya manusia
dengan divisi diklat, dan antara pimpinan keuangan dengan
bagian promosi.
Bentuk komunikasi diagonal memang menyimpang dari
bentuk-bentuk komunikasi tradisional yang ada, seperti
komunikasi dari bawah ke atas dan komunikasi dari atas ke
bawah. Suatu studi penelitian yang pernah dilakukan
menunjukkan bahwa baik komunikasi lateral maupun
komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan dalam suatu
organisasi yang berskala besar dimana terdapat saling
ketergantungan yang cukup besar (interdependence) antara
bagian-bagian atau departemen-departemen dalam organisasi
tersebut.
Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya adalah:
i. Penyebaran pesan atau informasi bisa menjadi lebih cepat
ketimbang bentuk komunikasi tradisional.
Manajer
Bagian
Penjuala
Manajer Produksi
Bagian
Promosi
Bagian
Pabrik
Bagian
Penelitia
Manajer Keuangan
Bagian
Akuntansi
Bagian
Pendanaan
Karyawan
Manajer Umum
Supervisor
Supervisor
Supervisor
Manajer Umum
Manajer Pemasaran
Bagian
Penjualan
Bagian
Promosi
Manajer Produksi
Bagian
Pabrik
Bagian
Penelitian
Manajer Keuangan
Bagian
Akuntansi
Bagian
Pendanaan
Karyawan
m. Manajemen Rapat
1) Pengertian Rapat
Rapat merupakan bagian dari sarana komunikasi langsung yang rutin
dilaksanakan oleh pemimpin dan para staf di dalam sebuah
organisasi. Rapat sering diselenggarakan oleh banyak organisaasi.
Jadi, dengan kata lain rapat memiliki peranan yang sangat penting
dalam upaya menjalin kerjasama antar karyawan, menentukan arah
dan mencapai visi organisasi.
Seluruh departemen dalam organisasi di tuntut untuk melaksanakan
rapat secara efektif. Namun, pada kenyataannnya organisasi masih
belum dapat mengelola rapat dengan baik, sehingga terkadang tujuan
dari rapat tidak dapat tercapai.
Rapat formal maupun informal yaitu kegiatan rutin dalam sebuah
organisasi. Hal terpenting adalah pertimbangan penyelenggaraan
rapat. Tidak perlu diadakan rapat kecuali bila topiknya penting, tidak
dapat ditunda dan memerlukan suatu pertukaran ide-ide. Jika aliran
informasi hanya bersifat satu arah dan tidak memerlukan umpan balik
maka tidak perlu menjadwalkan sebuah rapat. Terdapat beberapa
alasan diadakannya rapat, yaitu:
a) Sarana distribusi dan pertukaran informasi,
b)
c)
d)
e)
Sebelum mempelajari lebih jauh tentang cara mengelola rapat yang baik
dalam sebuah organisasi. Sebaiknya mempelajari pengertian dari rapat.
Rapat ialah pertemuan antara sejumlah orang atau kelompok untuk
membicarakan suatu masalah atau topik tertentu. Pendapat lain menyatakan
rapat (conference atau meeting) adalah alat/media komunikasi kelompok yang
bersifat tatap muka dan sangat penting, diselenggarakan oleh banyak
organisasi, baik swasta maupun pemerintah untuk mendapatkan mufakat
melalui musyawarah untuk pengambilan keputusan. Menurut Nunung dan
Ratu Evi rapat merupakan suatu alat komunikasi antara pimpinan kantor
dengan stafnya. Kemudian Wursanto memberikan beberapa pandangan
pengertianyang kemudian bisa disimpulkan oleh penulis:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
3) Jenis-jenis Rapat
a) Rapat Berdasarkan Tujuan, diantaranya;
i.
Rapat Penjelasan (Teaching Conference) yaitu rapat yang
bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada anggota
tentang kebijakan yang diambil oleh pimpinan organisasi.
Rapat Pemecahan Masalah (Problem Sulfing Conference) yaitu
ii.
rapat yang bertujuan untuk mencari pemecahan masalah
tentang suatu masalah yang sedang di hadapi.
iii.
Rapat Perundingan (Negotiation Conference) yaitu rapat untuk
menghindari suatu perselisihan. Mencari jalan tengah agar
tidak selalu merugikan kedua belah pihak.
b) Rapat Berdasarkan Sifatnya, diantaranya;
i. Rapat formal yaitu rapat yang diadakan dengan suatu
perencanaan terlebih dahulu. Menurut ketetentuan yang
berlaku dengan persetujuan secara resmi mendapat
undangan.
ii. Rapat informal yaitu rapat yang diadakan tidak berdasarkan
suatu perencanaan formal. Rapat terjadi setiap saat, kapan
saja, di mana saja dan dengan siapa saja.
iii. Rapat terbuka yaitu rapat yang dapat di hadiri oleh setiap
karyawan yang dibahas bukan masalah yang bersifat rahasia.
iv. Rapat tertutup yaitu rapat yang di hadiri oleh karyawan atau
peserta khusus atat tertentu, yang dibahas menyangkut
masalah-masalah yang bersifat rahasia.
c) Rapat Berdasarkan Jangka Waktunya, diantaranya;
i. Rapat mingguan yaitu rapat yang diadakan sekali dalam
seminggu, yang membahas masalah-masalah rutin yang di
hadapi oleh masing-masing peserta.
ii. Rapat bulanan yaitu rapat yang diadakan sebulan sekali, tiap
akhir bulan. Untuk membahas hal-hal/peristiwa pada bulan
lalu.
iii. Rapat semester yaitu rapat yang diadakan tiap semester,
yang bertujuan untuk mengadakan evaluasi hasil kerja
2. Studi Kasus
Menerapkan Keterampilan Anda Di Canadian Tire (www.canadiantire.ca)
Rahasia keberhasilan ritel Canadian Tire terletak pada orang-orangnya. Para perwakilan dealer
Canadian Tire terlibat dalam proses perencanaan dan evaluasi serta dalam kehidupan seharihari organisasi. Kami mempunyai keunggulan unik dalam bisnis ritel di Kanada, para
perwakilan dealer kami. Mereka adalah pria dan wanita yang ingin berhasil, dan mereka
bekerja tanpa lelah bersama kami untuk melaksanakan semua rencana dalam Rencana Strategis
untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan kinerja, menurut laporan tahunan
organisasi tahun 2002.
Rencana ritel Canadian selanjutnya adalah strategi kosnep 20/20, yang akan memasukkan
perubahan rancangan yang signifikan terhadap desain dalam dan luar toko, dilengkapi dengan
kantin, bagian onderdil kendaraan, bagian pakaian, bagian mainan dan alat rumah tangga.
Konsep 20/20 yang baru pada musim gugur 2003, perusahan akana menentukan bagaimana
meneruskan visi tersebut. Tujuan strategisnya adalah menerapkan rencana Konsep 20/20 pada
toko-toko format baru dan membentuk toko-toko pilihan yang sudah ada dalam rencana tahun
2004-2005.
3. Latihan
Atasan Anda meminta Anda menentukan cara terbaik untuk mengkomunikasikan prinsipprinsip strategi Konsep 20/20 kepada para perwakilan dealer. Perwakilan dealer biasanya
bertemu setiap tahun, tetapi rapat berikutnya belum ada sembilan bulan dari raapat
sebelumnya. Karena itu, muncul saran bahwa telekonferensi formal akan menjadi pilihan
terbaik. Anda menyelidiki kemungkinan penggunaan internet untuk mengadakan sesi tanya
jawab informal yang disusul kemudian rapat sebenarnya. Apa kelebihan dan kelemahan sesi
online? Akankah sesi telekonferensi memungkinkan ide-ide mengalir lancar atau justru
memperumit masalah? Seberapa penting untuk melibatkan manajer senior organisasi dalam
setiap sesi komunikasi?
Dalam sebuah memo yang ditujukan kepada atasan Anda, buatlah garis besar kelebihan rapat
online, dan berikan serbuah argumen kuat untuk mengadakan telekonferensi berdasarkan
kebutuhan untuk menghindari kemacetan dalam komunikasi serta mengatasi setiap kendala
yang mungkin menimbulkan salah paham.
B. Prosedur Administrasi
1. Uraian Materi
a. Pengertian Surat
Dibawah ini diuraikan beberapa pengertian surat menurut beberapa ahli:
1) W.J.S Poerwadarminta, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, menjelaskan
surat adalah kertas yang bertuliskan atau alat untuk menyampaikan suatu
maksud secara tertulis.
2) Engelbertus Martono menyatakan surat hanyalah secarik kertas yang
bertuliskan berita, namun berperan sebagai piranti (sarana) komunikasi
individu atau kelompok.
3) Suhanda Panji menyatakan surat adalah sehelai kertas atau lebih yang
membuat suatu bahan komunikasi yang disampaikan oleh seseorang kepada
orang lain baik atas nama pribadi maupun kedudukan dalam organisasi atau
kantor.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan surat adalah
penyampaian informasi secara tertulis dari satu pihak ke pihak lain dapat berupa
pemikiran, undangan, penawaran, pemberitahuan, pernyataan, permintaan,
pertanyaan, laporan pemikiran, sanggahan, dan kritikan.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
b.
Pendiktean
Pengetikan
Kertas-kertas dan alat-alat tulis
Pengiriman
Pengarsipan
Pemakaian tenaga manusia seperti juru tik, konseptor, dan ahli membuat
surat.
Korespondensi Niaga
Korespondensi adalah sarana komunikasi tertulis sesuai dengan fungsi dan tujuan
yang ingin dicapai. Ada yang berpendapat bahwa komunikasi merupakan pelumas
dalam suatu organisasi. Apabila komunikasi terhambat maka dapat menimbulkan
banyak masalah pada banyak pihak dalam organisasi tersebut. Jadi, bila proses
korespondensi sebagai salah satu sarana komunikasi tertulis kurang jelas dan tepat,
akan menghambat perkembangan organisasi yang dalam hal ini adalah organisasi.
Korespondensi dinyatakan dalam bentuk surat yang secara umum dapat dikatakan
bahwa surat merupakan alat untuk menyampaikan suatu maksud secara tertulis.
Batasan tersebut mengandung pengertian yang sangat luas karena banyak sekali
maksud yang dapat dituangkan secara tertulis secara tertulis, misalnya karangan
berupa artikel, makalah, skripsi, dan buku. Oleh karenanya, perlu diperjelas lagi
dengan penekanan bahwa maksud yang disampaikan melalui surat dapat berupa
permintaan, pertanyaan, pertimbangan, lamaran, penolakan, dan sebagainya.
Namun demikian, batasan tersebut pun masih belum mencakup makna tentang misi
atau pesan yang diemban oleh surat secara keseluruhan. Dalam pengertian seharihari, surat umumnya hanya dikenal sebagai alat untuk menyampaikan berita secara
tertulis. Pengertian tersebut merupakan pengertian sempit akibat dari anggapan
bahwa surat hanya merupakan alat untuk mengirim kabar atau berita, padahal surat
mengandung aspek yang jauh lebih luas mencakup informasi tertulis berupa
rekaman berita yang dibuat dengan persyaratan tertentu.
Informasi tertulis adalah informasi berupa kabar atau berita seperti surat berita yang
sudah umum dikenal, misalnya penawaran, pesanan, panggilan, dan permohonan,
sedangkan informasi berupa rekaman berita secara tertulis misalnya surat tanda
bukti, kartu identitas, akta, dan kontrak. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat
disimpulkan surat adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat
komunikasi tulis yang dibuat dengan persyratan tertentu yang khusus berlaku
untuk surat-menyurat.
Penyampaian maksud dan pesan melalui surat dari satu pihak kepada pihak lain
dapat atas nama perseorangan (pribadi) dan dapat atas nama jabatan dalam suatu
organisasi. Kegiatan saling berkirim surat oleh individu atau oleh organisasi disebut
surat-menyurat atau korespondensi, dan para pelakunya disebut koresponden.
f. Guna Surat
Pengetahuan surat-menyurat merupakan termasuk bidang komunikasi tulis.
Komunikasi tulis mutlak diperlukan dalam masyarakat modern. Sulit
Walaupun memerlukan proses yang cukup lambat, surat masih tetap diperlukan
sebagai alat komunikasi di tengah alat komunikasi modern yang sangat canggih
dewasa ini. Surat memiliki bukti otentik berupa tulisan dan tanda tangan yang tidak
dimiliki oleh alat komunikasi lisan. Itulah sebabnya kedudukan surat dalam bidang
komunikasi tak tergoyahkan.
Secara terinci guna surat bagi perseorangan dan oganisasi dapat dirumuskan
sebagai :
1)
2)
3)
4)
Penyampaian maksud dan pesan melalui surat akan lebih formal dibandingkan
dengan penyampaian secara lisan. Hal-hal yang sukar dibicarakan dalam
komunikasi lisan dapat disampaiakn dengan lebih leluasa di dalam surat karena
antara pengirim dan penerima surat tidak saling bertatap pandang. Sikap dan
perilaku seseorang seperti pemalu, gugup, atau cara berbicara yang gagap, tidak
akan tampak di dalam sebuah surat.
3) Penerima berita.
Komunikasi disebut efektif bila pengirim berita dapat merumuskan pesan yang
akan disampaikannya secara tepat. Dengan bantuan alat atau media tertentu pesan
tersebut dikirim atau disampaikan kepada penerima, dan diharapkan penerima
akan menanggapi dan membalas pesan itu sama dengan maksud pengirimnya.
Demikian juga dengan surat-menyurat. Pengirim harus berusaha merumuskan
maksud dan tujuannya dengan tepat dan jelas agar setelah penerima selesai
membaca surat itu, maksud pengirim dapat diketahui oleh penerima dengan tepat
dan jelas pula. Oleh sebab itu, pembuat surat harus menyatakan dan menyampaikan
pikirannya dengan cermat. Ia harus memperhatikan prinsip efisiensi dan efektifitas
di dalam suratnya agar surat itu dapat berfungsi sebagai alat komunikasi yang baik.
Sebuah surat resmi yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut,
yaitu :
1) Menggunakan kertas surat yang tepat dalam hal ukuran, jenis, dan warna,
serta harus disesuaikan dengan jenis surat yang akan ditulis
2) Menggunakan bentuk surat yang standar
3) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku
4) Menggunakan gaya bahasa yang lugas (concise)
5) Menggunakan bahasa yang jelas (clear)
6) Menggunakan bahasa yang sopan dan hormat (cortious)
7) Menyajikan fakta yang benar dan lengkap (correct and complete)
8) Tidak menggunakan singkatan yang belum lazim, bahkan isi surat sedapat
mungkin bebas dari singkatan
9) Tidak menggunakan kata-kata sulit dan istilah yang belum umum
h. Bagian-bagian Surat
Secara umum, surat mencakup bagian berikut:
1) Kepala surat atau kop surat
Kepala surat atau kop surat adalah ciri-ciri suatu organisasi yang
berisi nama organisasi, alamt lengkap, nomor telepon, nomor
faksimili, alamat e-mail, nomor kotak pos, alamat kawat, logo, atau
lambing, dan lain-lain.
Contoh:
Guna kepala surat:
a) Untuk mengetahui nama dan alamat organisasi pengirim
surat
b) Digunakan untuk identitas organisasi
c) Untuk lambang atau simbol organisasi
d) Sebagai alat promosi
Berdasarkan pola umum surat menyurat, ada beberapa macam bentuk surat,
diantaranya:
1) Bentuk lurus penuh (full block style)
2) Bentuk lurus (block style)
3) Bentuk setengah lurus (semi block style)
4) Bentuk bertekuk (indented style)
5) Bentuk paragraf menggantung (hanging paragraph style)
j. Jenis jenis Surat
1) Berdasarkan Sifatnya yaitu :
a) Surat pribadi yaitu surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya
menyangkut kepentingan pribadi.
Perbedaan antara surat pribadi dan surat dinas lainnya yaitu sebagai
berikut:
i. Surat pribadi menggunakan kata ganti orang pertama saya
karena penulisan tidak mewakili organisasi atau organisasi.
ii. Surat pribadi tidak memakai kepala surat, nomor surat, jabatan,
atau simbol-simbol organisasi.
iii. Bentuk surat pribadi tidak mempunyai aturan khusus, jadi
bentuknya bebas.
Surat pribadi biasanya bersifat kekeluargaan, surat dibuat oleh seseorang
dan ditunjukkan untuk orang lain. Contoh surat pribadi yang bersifat
kekeluargaan adalah sebagai berikut:
i.
ii.
iii.
iv.
b) Surat Dinas Pribadi sering juga disebut surat setengah resmi, adalah surat-surat
yang dikirimkan dari seseorang atau pribadi kepada suatu instansi atau
organisasi.
Contoh surat dinas pribadi :
i. Surat Lamaran Pekerjaan yaitu surat yang dibuat oleh seseorang dan
ditujukan untuk suatu organisasi yang berisi permohonan untuk
memperoleh pekerjaan sesuai dengan jabatan yang ditawarkan serta
kemampuan yang dimiliki oleh pelamar atau pengirim surat.
ii. Daftar Riwayat Hidup yaitu daftar yang memuat keterangan tentang
diri pelamar. Bagian yang perlu dimasukkan ke dalam Daftar Riwayat
Hidup yaitu data pribadi, pendidikan, pengalaman kerja, dan
informasi lain.
iii. Surat Izin yaitu surat pribadi yang bersifat kedinasan karena
menyangkut urusan perserorangan dalam kaitannya dengan suatu
instansi atau lembaga.
c) Surat Dinas Swasta yaitu surat yang dibuat oleh organisasi swasta yang dikirim
untuk para karyawannya ataupun untuk relasi atau langganannya ataupun
organisasi lain yang terkait. Contohnya adalah surat undangan rapat, surat
undangan pertemuan, surat rapat tahunan.
d) Surat Niaga yaitu surat mengenai masalah perdagangan yang dibuat oleh
organisasi untuk dikirim kepada para langganannya. Contohnya surat
perkenalan barang, surat penawara barang, surat pesanan barang.
e) Surat Dinas Pemerintah yaitu surat-surat yang berisi masalah-masalah
administrasi pemerintahan yang dibuat oleh instansi pemerintah. Contohnya
adalah surat keputusan dan surat instansi.
k. Jenis-jenis Dokumen
2) Jenis-Jenis Dokumen
a) Menurut Jenisnya yaitu :
i. Dokumen fisik yaitu dokumen yang menyangkut materi ukuran, berat,
tata letak, sarana dan prasarana, dsb.
ii. Dokumen intelektual yaitu dokumen yang mengacu pada tujuan, isi
subjek, sumber, metode penyebaran, cara memperoleh, keaslian
dokumen, dsb.
2. Studi Kasus
Teknisi di perusahaan tempat Saudara bekerja baru saja menjatuhkan komputer
notebook yang akan dikirim hari ini kepada pembeli. Akibatnya, layar pada komputer
retak dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Kerusakan akibat kelalaian tentu saja
tidak akan digaransi oleh vendor untuk melakukan pemesanan arang pengganti
memerlukan waktu hingga 7 (tujuh) hari lagi. Buatlah surat untuk menyampaikan hal
tersebut secara tertulis kepada pembeli!
Sumber: Dewi, Sutrisna. (2007). Komunikasi Bisnis. Yogyakarta. ANDI
3. Latihan
1.
2.
3.
4.
5.
1. Uraian Materi
a. Pengelolaan Surat Masuk
Kecermatan dan ketepatan waktu merupakan keharusan yang paling utama
dalam pengelolaan surat dan dokumen kantor. Sekretaris harus cekatan
dalam memproses surat-surat masuk yang ditujukan kepada pimpinan.
Setiap ada surat masuk harus segera diteliti dengan cermat dan secepatnya
disampaikan kepada pihak yang berhak menerimanya.
d) Mensortir surat
e) Membuka sampul dan mengeluarkan surat dari amplop. Jika
alamat pengirim tidak tercantum di dalam surat, maka amplop
diikutsertakan bersama suratnya. Surat distempel tanda terima
f) Meneliti kelengkapan yang ada pada lampiran surat
g) Menyampaikan surat kepada Pengarah
h) Menyampaikan surat rahasia (tertutup) kepada Pencatat
2) Pengarahan Surat
Pengarahan surat adalah kegiatan untuk menentukan unit pengolah
yang akan menindaklanjuti atau memproses surat sesuai isinya.
Pengarahan surat dilakukan oleh pengarah. Pengarah mempunyai
tugas:
a) Membaca isi surat dan menentukan surat itu tergolong penting
atau biasa
b) Menuliskan isi disposisi atau pengarahan pada lembar disposisi
: tindakan apa yang harus dilakukan terhadap surat yang
bersangkutan oleh pengolah
c) Menentukan kode klarifikasi dan indeks pada naskah surat
penting
d) Menyampaikan naskah surat penting dan biasa kepada Pencatat
3) Pencatatan Surat
Pencatatan surat ialah penulisan keterangan bagian-bagian yang
tercantum dalam naskah surat dan naskah lain yang disertakan di
dalam Kartu Kendali atau Lembar Pengantar. Pencatat mempunyai
tugas :
a) Mencantumkan nomor urut pada naskah surat
b) Mencatat naskah surat di dalam kartu kendali rangkap tiga atau
lembar pengantar rangkap dua
c) Menyampaikan naskah surat beserta kartu kendali atau lembar
pengantar kepada Pengendali Surat
4) Pengendalian Surat
Tugas pengendali surat diantaranya adalah:
a) Menerima surat beserta kartu kendali/lembar pengantar dari
pencatat
b) Meneliti keberanan nomor kode surat dan kelengkapan
lampiran
c) Menyampaikan naskah surat beserta kartu kendali II dan III
kepada Tata Usaha Unit Pengolah
d) Menyampaikan naskah surat rahasia (tertutup) dan biasa
beserta lembar pengantar rangkap dua kepada Tata Usaha
Pengolah
Penerimaan
Penyortiran
Agenda Masuk
Kepala Bagian
Pimpinan
Disposisi
Disposisi
Kepala Bagian
Disposisi
Diproses
LEMBAR DISPOSISI
Dari
: ...
Tanggal terima :
No. Surat
Perihal
:
: ..
Dicatat
Disimpan
Dikonsultasikan
Dijawab
Diberi komentar
Dibuatkan konsep
Dikerjakan
Dihadiri
Diselesaikan
Diperiksa
PPMB
JL. RAWAMANGUN MUKA GDG L
LEMBAR DISPOSISI
Dari
: ..
Tanggal terima
: .
No. Surat
: .
Perihal
: .
Tanggal surat
: .
No.
PENGOLAH
Direktur Utama
Direktur Produksi
Direktur Pemasaran
Unit Litbang
Bagian Humas
Bagian Perbekalan
Bagian Personalia
Bagian Keuangan
10
Bagian Umum
ISI DISPOSISI
Mohon ditanggapi
Pencatat Surat
Surat
Pe nting
Pengarah Surat
I
II
Penata
Arsip
Surat
Penting
II
II
III
III
III
I
II
II
P en cata t
L em b ar
D isp o sis i
P en ga ra h
P en a ta
Ar si p
Tata Usa ha
Pe ng ol ah
Pi mp in an
Pe ng ol ah
P el aksa na
P e ng ola h
1,2
2
1 ,2
L em b ar
Pe n ga ntar
S im p a n
S u rat
No
Pengirim
Terima
Urut
Tanggal
Surat
Nomor
Surat
Perihal
(Agenda)
Bertalian
Dengan
Agenda
Perbal
No.
Keterangan
No.
PPMB
GDG.L, JL. RAWAMANGUN MUKA
JAKARTA 12330
KARTU ARSIP
Tgl.
Dari
No./Ket.
Tgl.
Kepada
No./Ket
1-2-04
Kantor Kopertis
1.
4-2-04
Kantor Kopertis
1.
5-3-04
Dirjendekti
2.
c.
Pencatat
Pengarah
Penata
Arsip
Tata Usaha
Pengol ah
Dik etik
D ikir im
Pimpinan
Pengolah
Disposisi
Hasi l Pe ngola ha n
Surat
S ur at Di ta ndatanga ni
D iisi Kode
Ket. Le mbar
Disposis i
Surat
Pe rt in gg al
A sli &
Te m b usa n
Pel aksana
Pengolah
Kartu Kendali
Unit Pengolah
Surat
Asli
Pencatat Surat
Surat
Asli
Ekspedisi
I
II
III
Penata Arsip
I
II
Pengarah
Surat
II
II
III
DITELITI
II
DISIMPAN
DISIMPAN
TANGGAL
KEPADA
PARAF/
CAP POS
Tabel Format Kartu atau Buku Agenda Tunggal Surat Masuk dan Keluar
age
nda
no
Tanggal/
terima
kirim
M/
K
Pengiri
m
Kpd
No.sura
t
Tgl surat
Perihal
Hal
Dari
Tanggal
: 20 Juni 2010
No
: 125/BPPK-SDM/III/2010
Keterangan
d.
Penyorotan Grafis
Untuk menonjolkan ideide yang penting dan meningkatkan keterbacaan,
penulis e-mail dan memo menggunakan teknik penyorotan grafis secara bebas.
Isi memo cetakan ditingkatkan dengan daftar nomor atau bullet, heading, tabel,
dan teknik lain. Beberapa program e-mail mungkin tidak mentransmisikan
cetak miring, cetak tebal, atau dua set kolom. Namun, keterbacaan dengan
paragraf yang baik dapat ditingkatkan dengan menggunakan poin bullet atau
tanda bintang (asterisk), dan heading sisi, terutama untuk pesan yang lebih
panjang. Pembaca enggan menelisik layar komputer untuk melihat tulisan
yang penuh. Sebagai contoh perusahaan di Eropa telah banyak menggunakan
e-mail, namun para penggunanya kurang toleran pada penulis yang tidak
mengikuti kaidah menulis. Mereka tidak akan menoleransi tulisan yang tidak
menarik, tidak terpahami, dan sampah data yang tak dapat dicerna.
Proses Penulisan
Salah satu ciri revolusi informasi yang paling mengagumkan, kata wakil
direktur sebuah organisasi teknologi, adalah bahwa momentum telah
berbalik pada kata tertulis. Pebisnis menulis lebih banyak pesan daripada
sebelumnya, dan banyak dari tulisan itu adalah e-mail dan memo. Agar efektif,
pesan internal yang baik memerlukan persiapan yang teliti. Meskipun hal itu
sering terlihat rutin, e-mail dan memo mungkin menjangkau lebih jauh dari
yang diperkirakan. Pertimbangkan peneliti pasar di Vancouver, yang baru
Baik elektronik atau dengan kertas, memo rutin biasanya mengandung empat
bagian :
1)
2)
3)
4)
Baris Subjek
Dalam e-mail dan memo, baris subjek merupakan keharusan. Baris ini
meringkas ide pokok, yang memberi identifikasi cepat untuk membaca dan
mengisi. Sebuah baris subjek biasanya ditulis dalam gaya yang disingkat,
sering tanpa kata sandang (sebuah, suatu). Hal itu tidak perlu berupa kalimat
lengkap, dan tidak harus diakhiri dengan titik. Baris subjek e-mail sangat
penting. Baris subjek e-mail sangat penting. Baris subjek yang tak bermakna
(seperti halo atau penting) bisa membuat pembaca menghapus pesan tanpa
pernah membukanya. Baris subjek yang baik sering mengandung bentuk kata
kerja atau permintaan tindakan:
SUBJEK: Memerlukan Anda untuk Mendemonstrasikan Dua Produk pada
Pameran Perdagangan kami Selanjutnya (bukan hanya Pameran
Perdagangan)
SUBJEK: Menambah Kemampuan Peranti Lunak Pesan Kita (bukan hanya
Peranti Lunak Baru)
SUBJEK: Rapat Staf untuk Membahas Jadwal Liburan Musim Panas
(bukan hanya rapat)
Pembukaan
Kebanyakan memo dan e-mail meliputi informasi yang tidak sensitif yang
dapat disampaikan secara terus terang. Menurut eksekutif organisasi Doris
Margonine memo yang mengena pada saya menyampaikan secara langsung
apa yang ada di benak penulis. Mulailah dengan muatan utama, yaitu
mengungkapkan ide utama dengan segera. Meskipun tujuan memo atau e-mail
telah diringkas dalam baris subjek, tujuan tersebut harus dinyatakan kembali-dan diperjelas--dalam kalimat pertama. Beberapa pembaca melewatkan baris
subjek dan langsung loncat ke kalimat pertama. Perhatikan bagaimana
pembukaan tidak langsung berikut ini dapat diperbaiki dengan muatan depan
(frontloading).
I
s
i
I
s
i
m
e
n
c
a
k
u
p
Pembukaan Langsung
Silahkan
melihat
proposal
berikut ini berkaitan dengan
program penambahan mesinmesin baru, dan mohon beritahu
kami selambatnya tanggal 20 Mei
jika Anda menyetujui perubahan
ini.
l
e
b
i
h
b
a
n
y
a
k
i
n
formasi mengenai alasan menulis. Hal itu menjelaskan dan mambahas subjek
secara logis. Rancang data dengan baik agar mudah dipahami dengan
menggunakan daftar nomor, heading, tabel, dan teknik penyorotan grafis
lainnya. Bandingkan dua versi dari pesan yang sama berikut ini. Amati
bagaimana sarana grafis dengan kolom, heading, dan ruang kosong membuat
poin poin utama mudah dipahami.
Etika
Meskipun e-mail merupakan saluran komunikasi baru, ada sejumlah aturan
kesopanan berinteraksi secara online yang perlu diperhatikan.
1) Batasi kecenderungan untuk mengirim dokumen ke semua pihak. Kirim
kopi dokumen hanya kepada orang yang benarbenar perlu melihat
sebuah pesan. Tidak perlu mendokumentasi setiap keputusan dan
tindakan bisnis secara elektronik.
2) Jangan pernah mengirim spam. Empat puluh tiga persen pemakai
internet mengatakan bahwa hal yang paling mengesalkan mereka
dalam penggunaan e-mail adalah spam (pesan e-mail yang tidak
diminta).
3) Pertimbangkan menggunakan label pengidentifikasi. Jika diperlukan
tambahkan salah satu dari label berikut ini pada baris subjek: ACTION
Penggunaan Pribadi
Ingat bahwa komputer kantor dimaksudkan untuk komunikasi yang
berkaitan dengan pekerjaan.
1) Jangan gunakan komputer organisasi untuk masalah pribadi. Kecuali
kalau organisasi secara khusus mengizinkan, jangan pernah
menggunakan komputer organisasi untuk pesan pribadi, belanja
pribadi, atau hiburan.
2) Anggap bahwa semua e-mail diawasi. Pemilik organisasi berhak secara
legal mengawasi e-mail, dan banyak yang melakukannya.
2. Studi Kasus
Penggunaan Internet Anda Dapat Membuat Anda Dipecat
Penyalahgunaan Internet oleh karyawan telah merugikan pemilik bisnis hingga jutaan
dolar dalam perkara hukum dan hilangnya produktivitas. Banyak organisasi telah
memecat atau mendisiplin karyawannya karena belanja online, judi, gosip dan
melakukan berbagai aktivitas nonbisnis. Aktivitas yang disengaja ini, sama seperti yang
tidak sengaja tetapi karena kecerobohan, dapat melahap sumber daya jaringan dan
membuang waktu kerja yang berharga. Tidak mengherankan jika organisasi semakin
memantau dan membatasi penggunaan internet karyawan.
Asumsikan diri Saudara sebagai seorang pimpinan. Apakah sebaiknya suatu prosedur
diubah untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan internet dalam bekerja?
Kemukakan ide Saudara untuk membuat prosedur yang ideal dalam memakai internet
di kantor.
3. Latihan
1. Jelaskan pengertian dari surat masuk !
2. Sebutkan tugas dari penerima surat dalam prosedur penanganan surat masuk
pola baru!
IS T IL AH AR SIP D A N
ST AT U S N YA
A R SIP
A KT IF
A R SIP
D IN A MIS
A R SIP
A R SIP
INA K TIF
A R SIP
ST A TIS
Apa pun sebutan dan istilahnya , yang dimaksud dengan arsip disini adalah
setiap catatan (record/warkat) yang tertulis, tercetak, atau ketikan, dalam
bentuk huruf, angka atau gambar, yang mempunyai arti dan tujuan tertentu
sebagai bahan komunikasi dan informasi, yang terekam pada kertas (kartu,
formulir), kertas film (slide, film-strip, mikro-film), media computer (pita tape,
piringan, rekaman, disket), kertas photocopy, dan lain-lain.
Penyusutan
ARSIP AKTIF
Referensi
Pengurusan &
Pengendalian
Penciptaan
Arsi p
Pemusnahan
Di Unit Kearsipan
Klasifikasi, Indeks, Filing,
Penemuan Kembali
Registrasi / Agenda
Pengarahan
Penyimpanan
STATIS
Arsip Nasional RI
Arsip N asional
Daerah
1) Arsip otentik
2) Arsip tidak otentik.
Arsip otentik adalah arsip yang di atasnya terdapat tanda tangan asli dengan
tinta (bukan fotokopi atau film) sebagai tanda keabsahan dari isi arsip
bersangkutan. Arsip otentik dapat dipergunakan sebagai bukti hukum yang
sah.
Arsip tidak otentik adalah arsip yang diatasnya tidak terdapat tanda tangan asli
dengan tinta. Arsip ini dapat berupa fotokopi, film, microfilm, keluaran
(output/print-out) computer, dan media komputer seperti flash disk dan
sebagainya.
Map
Baki Surat
b. Ruang Lingkup
Dapat dikatakan bahwa di mana ada kegiatan manusia, niscaya di situ akan
terdapat arsip. Manusia selalu memerlukan catatan atau rekaman dari setiap
kegiatan yang dilakukan, sehingga memerlukan arsip sebagai alat bantu untuk
mengingat baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan kepentingankepentingan pembuktian-pembuktian yang otentik dan sebagainya.
Dengan adanya arsip akan timbul kegiatan yang berhubungan dengan kearsipan,
baik dengan peralatan yang paling sederhana maupun dengan peralatan yang
paling canggih atau teknologi tinggi seperti misalnya komputer. Sejak manusia
mulai merekam berbagai kegiatan dengan mempergunakan daun papyrus, tablet
tanah liat, ataupun daun lontar semenjak itu pulalah sejarah kearsipan mulai
berlangsung.
Pada awalnya transaksi dan kegiatan manusia dengan manusia lainnya cukup
didasari atas saling percaya dan daya ingat. Jual beli dapat berlangsung dengan
tukar-menukar atau barter, misalnya antara orang pantai dan petani. Oleh orang
sertifikat, dan sebagainya. Banyak macam lagi yang masih bisa disebutkan, yang
sesungguhnya memerlukan penataan yang sistematis agar tersimpan dengan
aman dan mudah ditemukan dengan cepat bilamana diperlukan. Di took alat tilis
atau supermarket sudah banyak dijual buku berkantong untuk tempat
menyimpan surat-surat atau arsip di rumah. Pada setiap kantong dapat diberi
label mengenai subjek surat yang diisikan pada kantong bersangkutan, misalnya:
Asuransi, Dokter, Listrik, dan sebagainya.
Para sekretaris niscaya akan disibukkan oleh pekerjaan filing. Ada banyak macam
sekretaris dan bidang kegiatan yang dipegangnya. Kecepatan dan ketepatan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh atasannya banyak tergantung
kepada tersedianya data dan informasi yang ada pada almari-arsipnya, serta
kecepatan penemuan kembali arsip-asip bersangkutan.
Para karyawan yang bertugas pada unit-unit kerja pembukuan, pemasaran, tata
usaha, pengawasan, personalia, penggajian, perlengkapan, gudang, kendaraan,
humas, resepsionis, computer, pelaporan, penelitian, dan pengembangan, niscaya
banyak bekerja dengan file. Bahkan seperti sudah dikatakan diatas, setiap unit
kerja yang bekerja dengan kertas bertulisan, niscaya akan terlibat dengan
pekerjaan filing.
Banyak kantor pemerintah yang menyimpan berbagai jenis arsip seperti surat
kelakuan baik, sidik jari, akte kelahiran, surat tanah, dan lain-lain, yang kalau
sewaktu-waktu diperlukan tidak dapat dicari dengan cepat. Padahal setiap hari
Penataan arsip dapat dikerjakan secara manual (tangan) dan komputer. Penataan
arsip yang benar niscaya mempercepat penemuan kembali, kendatipun ini masih
dilakukan secara manual. Kalau sistemnya sudah benar, maka perubahan dari
pengelolaan dengan tangan ke pengelolaan dengan computer sangat mudah
dilakukan. Sebab yang disusun oleh tangan ataupun komputer pada hakikatnya
sama, yaitu huruf-huruf, angka-angka, dan tanda-tanda baca.
c. Tujuan Kearsipan
Pengelolan arsip ditujukan untuk pemanfaatan dan pelestarian arsip bagi
kegiatan administrasi dan memori kolektif bangsa. Sedangkan nilai guna yang
terkandung pada rekod yang menjadi arsip disebut dengan nilai guna ALFRED,
yaitu :
1) Administrative value adalah nilai guna yang berhubungan dengan
kelancaran kegiatan/ administrasi yaitu tanggung jawab kedinasan
2) Legal value adalah nilai guna yang berhubungan dengan alat bukti/
hukum / yaitu tanggung jawab kewenangan.
3) Fiscal value adalah nilai guna yang berhubungan dengan tanggung jawab
dalam hal keuangan.
d. Peralatan Kearsipan
Peralatan yang dipergunakan dalam kearsipan pada dasarnya sama dengan alatalat dalam bidang ketatausahaan pada umumnya. Peralatan untuk penyimpanan
arsip, minimal terdiri dari :
1) Map yaitu berupa lipatan kertas atau karton manila yang dipergunakan
untuk menyimpan arsip. Jenisnya terdiri dari map biasa yang sering
disebut stopmap
folio, Stopmap bertali (portapel), map jepitan
(snelhechter), map tebal (ordner atau brieforner).
Lemari Arsip
Brankas
Filing Cabinet
Rak Arsip
arsip
dikenal
beberapa
azas
atau
prinsip
1) Azas sentralisasi
Azas ini merupakan jenis pengelolaan arsip dinamis baik aktif maupun
inaktif yang dikendalikan dan disimpan secara terpusat pada salah satu
unit kerja didalam organisasi.
Keuntungan:
a
b
Keterangan :
1
2
3
4
5
6
= Pimpinan
= Sekretariat (Unit Tata Usaha) yang meliputi :
a. Sekretaris/Kepala TU
b. Bagian Humas
c. Bagian Kearsipan
d. Bagian Perbekalan
= Unit Produksi
= Unit Pemasaran
= Unit Keuangan
= Unit Personalia
2) Azas desentralisasi
Pada azas ini masing-masing unit kerja menyimpan, mengendalikan dan
mengelolah sepenuhnya seluruh kearsipannya, baik arsip dinamis aktif
maupun arsip dinamis inaktif
Keuntungan :
a) pengelolaan arsip dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhkan unit
kerja masing-masing
b) pengguna akan lebih mudah mengenali arsipnya
c) memperkecil adanya kebocoran informasi arsip
Kerugian :
a) membutuhkan peralatan dan ruangan yang besar
b) sistem penataan berkas yang diterapkan mungkin tidak seragam
antara unit yang ada
c) memerlukan banyak pelaksana yang mempunyai pengetahuan
pengelolaan arsip
d) menimbulkan banyak duplikasi arsip, karena penyimpanannya
menyebar
e) kesulitan dalam melaksanakan penyusutan
B a ga n O rga n is a s i d e ng a n A sa s D e se nt ra lis as i
1
A
2
a A
b A
d A
K e te ra n g a n :
1
2
3
4
5
6
A
= P im p in a n
= S e k re ta r ia t (U n it Ta ta U s a h a ) y a n g m e lip u t i :
a . S e k re ta r is / K e p a la T U
b . B a g ia n A d m in is t ra s i P e rs o n a lia
c . B a g ia n A d m in is t ra s i P e r b e k a la n
d . B a g ia n H u m a s
= U n it P ro d u k s i
= U n it P e m a s a ra n
= U n it K e u a n g a n
= U n it P e n e lit ia n d a n P e n g e m b a n g a n
= B a g ia n Ta ta U s a h a /A rs ip s e t ia p u n it o rg a n is a s i
3) Azas Kombinasi
Gabungan antara azas desentralisasi dan azas sentralisasi. Penerapan azas
gabungan ini cocok untuk organisasi yang mempunyai ruang lingkup
kerja yang luas, mempunyai cabang-cabang.
A
2
a A
b A
d A
Keterangan :
1
2
3
4
5
6
A
= Pimpinan
= Sekretariat (Unit Tata Usaha) yang meliputi :
a. Sekretaris/Kepala TU
b. Bagian Humas
c. Bagian Kearsipan (Pusat Arsip)
d. Bagian Perbekalan
= Unit Produksi
= Unit Pemasaran
= Unit Keuangan
= Unit Personalia
= Bagian Tata Usaha/Arsip setiap unit organisasi
indeks.
4) Sorting adalah kegiatan mengelompokkan/memilah warkat yang sudah
diberi kode sesuai dengan kelompoknya.
5) Placing adalah kegiatan meletakkan arsip pada tempat penyimpanan sesuai
dengan kode dan kelompoknya
g. Sistem Penyimpanan Arsip
nama
Ad i J ay a
Achm ad
Abdu llah
A
A- Z
C i re b o n
J AT E N G
B ogor
B an d u n g
J ABAR
3 Ja n
2 Jan
1 Ja n
J ANU ARI
19 90
100
030
02 0
0 10
0 00
K EP EG AWAIAN
Kr edit
Tun jan gan
K enaikan G aji
KE UAN GAN
Urutan Abja
d
2
1
Indeks
Unit 1
Unit 2
Nugroho Dimas
Siti Amelia
Amelia
Siti
Nu
Am
Indeks
Unit 1
Unit 3
Yu
Hu
2
1
Unit 3
J
D
Ha
Ja
1
2
Contoh:
Caption/Nama
Indeks
Kode Abjad Urutan Abjad
Unit 1 Unit 2 Unit 3
Prof. Dr. Amien Rais Rais
Amien (Prof, Dr) Ra
2
Kartini, SE
Kartini SH
Ka
1
vi. Nama yang didahului nama baptis, maka nama baptis diindeks
setelah semua nama Indonesianya
Contoh:
Caption/Nam Indeks
a
Unit 1
F.X Sutopo
Sutopo
Theresia Amel Amel
2
1
Indeks
David Beckham
Yasuhiro
Nakasone
Kim Dong Mun
Liem Swie King
Unit 1
Unit 2
Beckham
Nakason
e
Kim
Liem
David
Yasuhiro
Dong
Swie
Mun
King
Be
Na
1
4
Ki
Li
2
3
Indeks
Unit 1
L ope r- Tiana
Lee-Barry
Le
iii. Nama yang memakai awalan nama kelauarga (De, Da, de, Du, Del,
Des, Di, Fitz, La, Le, M, Al, Bin, Binti, Mc, Mac, O, St, Van, der, Von,
Indeks
Unit 1
Harun Al Rasyid
Chris O Donnel
Unit 2
Unit 3
Al Rasyid Harun
O Donnel Chris
Ra
Do
2
1
iv. Nama yang memakai seniority (Sr, Jr, I, II, III) dalam indeks
diletakkan pada unit terakhir.
Contoh:
Caption/Nama Indeks
Unit 1
Unit 2
Kode Abjad
Urutan Abjad
Bu
Ed
1
2
Unit 3
George Sr
King
I
PT Mekarsari
Mekarsari
Unit 2
Commanditaire
Perseroan
Me
Unit 1
Unit 2
Unit 3
Garuda
Bank
Indonesia
Rakyat
Airways Ga
Indonesia Ba
2
1
iii. Nama perusahaan yang terdiri dari angka sebagai bagian dari nama
perusahaan tersebut , diindeks angka itu sebagai satu unit
Contoh:
Caption/Nama Indeks
Toko 234
Club 77
Unit 1
Unit 2
Toko
Club
Unit 3
Du
Tu
1
2
Indeks
Unit 1
Unit 3
Pa
Unit 3
767
456895
495
0
0
0
Unit 2
5
4
6
0
1
0
Unit 1
61
71
90
25
26
5
Setelah menetapkan unti-unit dari deretan angka, kemudian dari tiap unit
mengandung pengertian:
Unit I
= Menyatakan nomor laci dan juga nomor guide
Unit II
= Menyatakan urutan folder yang tersimpan dalam laci
Unit III
= Menyatakan urutan warkat yang ada dalam folder
Untuk lebih jelas kita ambil contoh warkat seperti tercantum dalam contoh
mengindeks:
767561.
Angka tersebut dibaca dari urutan belakang artinya dari kanan ke kiri. Jadi
urutannya menjadi;
61 sebagai unit ke-1
5 sebagai unit kedua, dan
767 sebagai unit ketiga.
61
767
nomor kode mulai 0 sampai 99. Di belakang tiap guide diletakkan 10 folder
sehingga setiap laci terdapat 100 folder.
Sebagai contoh nomor, laci dengan kode 0 9 berarti terdapat 10 guide
dengan kode 0 1 2 3 4 5 6 7 - 8 9, dan dibelakang guide kode 0
tedapat folder sejumlah 10 folder dengan kode 0 1 2 3 4 5 6 7 - 8
9, dan dibelakang guide kode folder nomor 1 terdapat folder 10 buah
dengan kode 0 1 2 3 4 5 6 7 - 8 9, demikian seterusnya. Dengan
keterangan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam filing sistem terminal
digit dibutuhkan:
a) Sekurang-kurangnya 10 laci, atau 2 filing cabinet dengan masingmasing 5 laci.
b) 100 buah guide.
c) 1000 buah folder
Laci-laci, guide seharusnya dipersiapkan dahulu dalam melaksanakanfiling
system terminla digit.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya yaitu penulisan kartu kendali
sebagai salah satu yang penting untuk mencari kembali warkat yang sudah
disimpan, sebagai pendamping buku file (buku arsip) dan daftar indeks.
Kartu indeks ssitem terminal digit juga sama dengan kartu indeks yang
lain, isi dan cara pengisiannya tidak jauh berbeda. Kartu indeks disimpan
dalam kotak-kotak arsip. Disimpan sesuai dengan penyimpanan menurut
sistem abjad. Oleh karena itu kode pada warkat tidsak boleh melupakan
kode abjadnya.
Prosedur Penataan Berkas Sitem Terminal Digit
Agar penyimpanan warkat dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya, maka
prosedur penyimpanan dalam sistem Terminal Digit dilakukan sebagai
berikut, yaitu:
a) Memperhatikan warkat yang akan disimpan dengan teliti apakah
warkat tersebut sudah benar-benar ada tanda pelepas artinya siap untuk
disimpan
b) Mencatat semua warkat dalam buku arsip (buku filing).
c) Mencatat semua warkat yang akan disimpan di kartu indekssetelah
memberi kartu warkat sesuai dengan nomor urut buku arsip, dan
aturan mengindeks nomor terminal digit.
d) Mensortir sesuai dengan laci yang akan dipergunakan menyimpan
warkat.
e) Menggolongkan warkat sesuai dengan laci.
f) Meletakkan dalam folder sesuai dengan indeks yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu.
g) Menyimpan kartu indeks yang nanti akan dipergunakan untuk mencari
kembali.
Apabila diperhatikan prosedur penyimpanan warkat sistem terminla digit
dengan sistem Dewey kiranya tidak jauh bwerbeda. Sistem Dewey
menekankan pada daftar indeks sebagai pegangan pokok dibantu kartu
indeks, kalau Terminal Digit pada buku dan kartu indeks juga.
Keuntungan sistem nomor, antara lain:
a) Teliti, karena penggunaan nomor tidak mungkin adanya nomor ganda.
b) Kode nomor dapat disamakan untuk semua unit kerja.
c) Perluasan nomor tidak terbatas.
d) Penunjuk silang disusun bersama-sama dengan indeks.
e) Indeks memuat seluruh nama koresponden.
Kerugian sistem nomor, antar lain:
a) Kearsipan tidak langsung, karena untuk dapat menemukan dokumen
diperlukan alat bantu berupa kartu indeks nomor.
b) Untuk map campuran dperlukan file sendiri.
c) Indeks yang disusun alfabetis harus mengikuti ketentuan peraturan
mengindeks.
d) Biayan agak tinggi, karena harus menyediakan beberapa perlengkapan
yang dibutuhkan dalam sistem ini.
4) Sistem Geografis
Apabila dikehendaki untuk menyimpan surat atau bahan-bahan menurut
daerah wilayah, maka dapat dipergunakan sistem geografis ini. Sistem
geografis digunakan dalam kegiatan organisasi yang meliputi daerah
wilayah lebih dari satu tempat. Organisasi-organisasi yang mempunyai
beberapa kantor cabang dapat juga mempergunakan sistem geografis ini.
Untuk melaksanakan sistem filing sistem geografis ini seorang juru arsip
dapat mempergunakan nama daerah wilayah untuk pokok permasalahan,
dimana pokok ini adalah kota-kota yang berada didalam wilayah itu, dan
selanjutnya baru dapat dikembangkan lebih lanjut dengan nama-nama dari
para pelanggan atau nasabah ada di setiap kota di daerah wilayah itu,
misalnya:
Contoh klasifikasi geografis
JAWA BARAT
CIREBON
BEKASI
BOGOR
BATANG
KUDUS
JEPARA
JAWA TENGAH
SALATIGA
JAWA TIMUR
BANGSRI
KELING
MLONGGO
PECANGAAN
ARGOMULYO
SIDOMUKTI
SIDOREJO
TINGKIR
DEMAK
GRESIK
SURABAYA
PASURUAN
i.
KA RT U BU K T I
P I N JA M A R S I P / B E R K A S
U N I T / S A T U A N K E R JA :
N AM A :
P E N G A M B IL A N
A r s i p / B e rk a s y a n g d i p i n j a m :
P o k o k S u ra t :
T g l. D a n N o .Su r a t :
D ari :
K epa da :
T g l. P i n j a m :
T g l.K e m b a li :
P e tu g a s :
P a ra f P e m i n j a m :
Adapun cara mencari kembali warkat ang disimpan dalam folder dapat
ditempuh dengan memperhatikan buku arsip atau melalui kartau indeks.
Setelah nomor dari warkat yang akan dicari ditemukan, maka dengan mengerti
teknik mengindeks sistem terminal digit dengan mudah dicari dimana tempat
warkat yang akan dikehendaki.
Contoh: Setelah mengetahui masalah surat dari buku arsip atau kartu indeks
terdapat nomor kode 452378, dengan demikian maka harus dicari pada nomor
laci 71 79, dibelakang guide nomor 78 dan pada folder ke-3. Demikianlah cara
menemukan kembali warkat.
i.
Pengamanan arsip dari segi fisiknya dapat dilakukan dengan cara restorasi
dan laminasi. Restorasi arsip adalah kegiatan memperbaiki arsip-arsip yang
sudah rusak, atau yang sulit digunakan, agar dapat dipergunakan dan
dapat disimpan kembali. Sedangkan, laminasi adalah menutup kertas arsip
diantara 2 (dua) lemari plastik, sehingga arsip terlindung dan aman dari
bahaya kena air, udara lembab dan serangan serangga. Dengan cara itu, arsip
akan tahan lebih lama untuk disimpan. Sedangkan pengamanan merupakan
upaya menyelamatkan informasi yang terkandung dalam arsip (isi) dapat
dilakukan dengan mengalih mediakan ke dalam bentuk media lain, seperti
j.
5)
6)
7)
8)
l.
Penyusutan Arsip
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 (Lembaran Negara tahun
1979. Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara 3151), telah ditetapkan ketentuan
ketentuan mengenai penyusutan arsip. Untuk mengatur lebih lanjut tentang
pelaksanaan Ketentuanketentuan Peralihan mengenai penyusutan arsip sebagaimana
tercantum dalam pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979, maka
dipandang perlu mengeluarkan petunjuk teknis guna pengaturan pelaksanaannya.
2. Studi Kasus
Pimpinan dari sebuah perusahaan nasional (PT. Makmur Jaya) yang bergerak dalam
bidang furniture menginginkan agar sistem kearsipan didalam perusahaannya menjadi
semakin efektif dan efisien. Perusahaan tersebut tidak hanya memiliki 1 (satu) cabang
perusahaan saja, melainkan memiliki cabang di hampir tiap kota di Indonesia. Selain
itu, perusahaan tersebut juga memiliki banyak suplier sebagai penunjang aktivitas jual
belinya. Menurut Saudara sistem kearsipan apakah yang paling baik digunakan oleh
perusahaan tersebut? Tuliskan juga alasannya!
3. Latihan
1. Jelaskan pengertian dari surat masuk!
2. Sebutkan tugas dari penerima surat dalam prosedur penanganan surat masuk
pola baru!
3. Apa yang dimaksud dengan lembar disposisi?
4. Pada proses pengurusan surat masuk penting, kartu kendali 2 (dua) dipegang
oleh?
5. Sebutkan tugas dari tata usaha pengolah dalam prosedur pengurusan surat
keluar pola baru!
memproses data atau meletakkan alat proses data. Meja kerja juga
digunakan untuk menyimpan barang atau data kantor.
Faktor biaya sangat penting dalam memilih meja kerja. Meski organisasi
memiliki gedung sendiri, perkiraan biaya sewa harus dirancang untuk
masing-masing bagian. Setiap ruang kantor, departemen atau bagian
dihitung biaya sewa ruangnya. Biaya tahunan ruang meja kantor
bermacam-macam. Jenis Meja Kerja ada dua jenis: (1) berdasarkan bentuk,
ukuran dan model, (2) berdasarkan fungsi.
Furnitur Modular. Tata letak furnitur modular menggabungkan beberapa
unit furnitur sesuai dengan prinsip konstruksi modular atau gabungan.
Prinsip ini berdasarkan komponen ruang kerja (yang terdiri dari unit
penyimpanan, permukaan, dan penyekat) dengan fungsinya masingmasing. Banyak pabrik atau organisasi merancang furnitur kantor
modular disesuaikan dengan alat atau sentra kerja pegawai. Dengan
mengurangi ruang lantai sebanyak 20%, membuat ruangan lebih nyaman,
dan memanfaatkan ruang kerja dengan membuat meja kerja lengkap
dengan lemari buku, arsip dan penyekat.
Manfaat terpenting tata letak furnitur modular yaitu menghemat ruang
kerja dan membuat ruang kerja menjadi lebih produktif. Unit modular
yang sering digunakan yaitu bentuk L, permukaan datar, tanpa ruang
penyimpanan dibawah, yang menempel pada sudut kanan meja. Susunan
furnitur modular tidak hanya menghemat ruangan tetapi juga membuat
kerja lebih efisien. Meja kerja konvensional membutuhkan ruang yang
lebih luas daripada susunan furnitur modular.
Studi diagram menunjukkan keutamaan manfaat ruang dengan
menggunakan furnitur modular dibandingkan dengan model
konvensional. Susunan berbagai furnitur menjadi lebih fleksibel. Susunan
lain juga memungkinkan, sesuai imajinasi manajer kantor dan
keterbatasan ruang.
Meja. Meja merupakan pengganti meja kantor, sebagai tempat
pemberkasan, sarana rapat, dan tempat penyimpanan. Untuk banyak
kantor, penggunaan meja lebih dipilih daripada meja kantor karena lebih
ekonomis. Meja yang memiliki satu atau dua laci kecil dapat bermanfaat
bagi pegawai.
3)
Peralatan Kantor
Selain furnitur, kantor juga membutuhkan peralatan. Berupa mesin dan
alat kantor yang ada di kantor.
Mesin kantor adalah sebuah mesin informasi, seperti mesin tik,
kalkulator, mesin fotocopy, atau komputer. Peralatan kantor adalah
penghubung antara pegawai dan pekerjaannya. Pegawai dapat bekerja
lebih lama dengan sedikit waktu dan lebih akurat serta berkualitas.
Beberapa peralatan seperti mesin tik jarak jauh dapat membantu pegawai
mengirim hasil kerjanya ke pegawai di tempat lain dan menerima
masukan dengan cepat. Selain jenis dan merek peralatan, jumlah manfaat
peralatan juga semakin meningkat.
Seleksi peralatan modern diawali dengan studi kelayakan, yaitu semua
sistem proses informasi dijelaskan dan peran peralatan diklarifikasi.
Studi tersebut memerlukan konsentrasi dan pemikiran matang dengan
jawaban yang lengkap dan tepat terhadap pertanyaan yang diajukan.
Dalam membantu manajer kantor administratif membuat keputusan
seleksi peralatan, kriteria berikut dapat membantu:
a) Peralatan harus dipilih untuk melaksanakan tugas yang lebih efisien
oleh pegawai. Untuk pekerjaan monoton, mesin merupakan sarana
untuk meningkatkan produksi.
b) Aplikasi volume tinggi menyebabkan kebutuhan penggunaan mesin,
sehingga pelayanan lebih baik, lebih cepat dan hasil positif lainnya.
c) Peralatan digunakan untuk menghasilkan kualitas output yang lebih
baik, misalnya bandingkan antara hasil mesin tik dengan tulisan
tangan.
d) Mesin diperlukan untuk ketepatan pekerjaan, karena mesin dapat
memeriksa dan mengendalikan akurasi.
e) Peralatan digunakan untuk mengurangi biaya pekerjaan. Biaya
layanan, operasional, dan tata letak harus dihitung dalam total
pemasangan peralatan.
f) Peralatan dibutuhkan untuk pekerjaan penting yang perlu waktu
cepat atau beban jadwal kerja tinggi.
g) Kekuatan dan kelemahan peralatan harus diperhitungkan. Misalnya
kapasitas digital jumlah yang ditangani, ukuran dan arsip, kecepatan
berputar, jumlah copy yang dibutuhkan, kompleksitas proses
matematis, jumlah daftar penyimpanan, daya tahan dan nilai jual.
waktu yang ditentukan. Dalam sewa (leasing), waktu yang diberikan lebih
lama dari rental, dan pihak pengguna tidak berniat untuk membeli peralatan
tersebut. Selama masa sewa, peralatan tetap menjadi hak pemilik aset, dan
dapat mengambil kembali peralatan setelah masa sewa berakhir.
Semua jenis mesin dan peralatan kantor, seperti peralatan kantor, data
elektronik dan alat reprografis, dapat disewa. Banyak organisasi menyewa
peralatan seperti komputer, mesin absensi, dan pemindaian optik. Dengan
meningkatnya pengetahuan dan pengalaman di bidang proses data, manajer
lebih sering membeli komputer murah daripada menyewa. Mayoritas
organisasi membeli komputer daripada menyewa.
Banyak keuntungan menyewa yang dibahas sebelumnya, dilihat oleh para
pengguna komputer bahwa harga sewa telah melebihi harga komputer yang
sebenarnya. Di banyak organisasi ternyata biaya sewa menjadi faktor biaya
yang lebih besar daripada perkiraan.
Peralatan kantor dapat disewa dari berbagai sumber: langsung dari pabrik
atau distributor pabrik, dari penyedia peralatan kantor lokal, dari organisasi
penyewa berbagai merek peralatan, dari organisasi perbankan, organisasi
asuransi, dana pensiun, organisasi finansial, dan lembaga keuangan ain yang
berikan layanan sewa.
1) Jenis Perjanjian Sewa
Sewa dapat memenuhi kebutuhan pihak yang terlibat, sehingga terdapat
banyak jenis kontrak sewa. Ada 4 kategori perjanjian sewa: (1) jangka
pendek, (2) jangka panjang yang dapat diperbaharui, (3) jangka panjang
yang dapat dibeli, (4) dapat disewakan kembali. Kategori ini akan
dijelaskan sebagai berikut.
Sewa Jangka Pendek. Sewa ini digunakan untuk memperoleh peralatan
tambahan, seperti mesin tik dan kalkulator, saat beban kerja tinggi, seperti
inventarisasi akhir tahun. Keuntungan sewa ini yaitu peralatan yang
dibutuhkan tersedia dengan cepat dengan sedikit dana.
Sewa Jangka Panjang yang dapat diperbaharui. Sewa ini dapat
menggunakan 75 80 % masa guna peralatan. Rata-rata masa sewa adalah
3 5 tahun. Pada akhir masa sewa, biaya sewa dapat diperbaharui dengan
harga yang lebih rendah. Selama masa guna, harga sewa ditambah dengan
biaya lainnya.
Sewa jangka panjang yang dapat dibeli. Sama dengan di atas, kecuali
bahwa pengguna dapat membeli peralatan pada akhir masa sewa.
Pengguna dapat menambah peralatan yang dibutuhkan, tanpa tambahan
biaya, selama masa sewa. Karena peralatan memiliki nilai jual untuk tukar
tambah dengan peralatan baru pada saat kontrak baru, maka ketinggalan
jaman dapat dihindari.
Berdasarkan peraturan pajak pendapatan, sewa ini dianggap penjualan
bersayarat atau cicilan, sehingga organisasi dapat menolak penghitungan
pajak untuk pembayaran sewa. Karena tidak ada petunjuk kapan sewa
dapat mengurangi pajak, pihak perjanjian sewa harus bertanya pada Dinas
Pajak apakah sewa tersebut dapat dikenakan pengurangan pajak.
Dapat disewakan kembali. Sewa ini memungkinkan organisasi membeli
peralatan, menjualnya pada penyewa, dan kemudian disewakan kembali.
Sehingga, organisasi dapat menerima 100% nilai aset dalam bentuk tunai.
Sewa ini menguntungkan saat membutuhkan modal kerja dengan cepat.
2) Keuntungan Sewa
Keuntungan sewa adalah:
a) Modal kerja mengalir setiap hari. Di banyak sewa, tidak diperlukan
uang muka. Di tempat sewa lain, uang muka senilai sewa tahun
pertama dibutuhkan untuk memperoleh peralatan. Ketentuan ini
membebaskan modal organisasi untuk melakukan investasi atau
ekspansi.
b) Pengendalian anggaran karena harga sewa dapat diperkirakan.
Perubahan akibat inflasi juga diperkirakan karena harga sewa
ditentukan untuk beberapa tahun. Saat inflasi, jumlah sewa untuk
lima tahun dibayar dengan menghitung inflasi, dengan daya beli
yang lebih rendah daripada sekarang.
c) Beberapa sewa menawarkan daya peluang untuk kontrak layanan
seperti pemeliharaan dan penyimpanan arsip, yang dikaitkan dengan
peralatan tertentu. Misalnya, sewa yang menawarkan asuransi
peralatan. Sewa juga membantu membuang barang yang sudah tidak
diperlukan.
d) Fleksibelitas bagi penyewa yang tidak memiliki metode finansial atau
keuangan lain. Organisasi baru membutuhkan peralatan tetapi tidak
mempunyai dana. Pada sewa jangka panjang, jadwal pembayaran
dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan organisasi. Misalnya,
sewa memberikan metode pembayaran yang fleksibel, sehingga
organisasi dapat memperoleh pendapatan sebelum jatuh tempo.
e. Pengendalian Terpusat
Pengadaan, pemeliharaan dan penggantian peralatan harus dikendalikan
secara terpusat dan tepat, terutama di kantor besar yang memiliki banyak
peralatan. Ini adalah tanggung jawab manajer layanan administratif. Program
pengendalian antara lain :
1) Memelihara arsip dan informasi peralatan kantor terbaru.
2) Menyusun sistem pengendalian arsip terpusat untuk aset organisasi
yang memberikan informasi tentang:
a) Peralatan yang dimiliki/disewa oleh organisasi.
b) Tempat peralatan digunakan.
c) Tujuan peralatan digunakan.
d) Nomor seri organisasi dan pabrik.
e) Deskripsi lengkap jenis peralatan.
f) Tanggal pembelian.
g) Biaya.
h) Data layanan.
i) Biaya pemeliharaan.
j) Biaya penyusutan sekarang dan akumulasi.
k) Nilai pembukuan (harga pembelian dikurangi penyusutan
akumulasi).
3) Menyusun tingkat standar mesin dan peralatan.
4) Mengendalikan penyeleksian dan pembelian mesin sesuai kegunaan.
5) Mengembangkan prosedur efektif untuk pemeliharaan dan
penggantian mesin.
6) Melakukan evaluasi semua mesin dan peralatan secara berkala.
Fungsi Intercom
1) Alat atau sarana komunikasi berfungsi sebagai berikut.
a) Fungsi intercom di kantor
Di kantor-kantor penggunaan intercom sebagai alat penghubung
interen Intercom, melahirkan suatu system yang mengatur
hubungan interen, melahirkan suatu system tata hubungan
kantor yang berguna untuk menghindari adanya para pegawai
berjalan kesana kemari, mondar-mandir dalam kantor, sehingga
dapat menghemat tenaga dan waktu dalam pelaksanaan kerja.
Jadi, fungsi intercom dilingkungan kantor, yaitu :
i. Sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi
secara efektif dari suatu pihak kepihak lainnya.
ii. Memperluas dan menambah saluran komunikasi dalam suatu
instensi atau kantor. Menghindar mondar mandirnya para
pegawai.
iii. Menghemat waktu dan tenaga dalam pelaksanaan tata
hubungan di
lingkungan kantor
sendiri,
sehingga
meningkatkan produktivitas kerja para pegawai.
b) Fungsi intercom pada masyarakat umum (luas)
Dalam masyarakat umum, intercom berfungsi sebagai berikut :
i. Sebagai media informasi
ii. Intercom berguna untuk membina kerukunan sosial.
Misalnya
jika ada warga yang meninggal dunia, ada
pencurian, ada kegiatan PKK dan sebagainya, maka dengan
segara dapat diinformasikan melalui intercom.
2) Sebagai media pengetahuan
Intercom
berguna
untuk
mendapatkan
pengetahuan yang
disiarkan oleh organisasi intercom. Misalnya, pada hari-hari tertentu
diisi dengan mendengarkan ceramah yang diberikan oleh tokoh
masyarakat, para intelektual atau orang yang mempunyai keahlian dan
pengetahuan tertentu. Pada acara tersebut, setiap anggota harus
patuh akan peraturan yang ada, tidak boleh ada yang menyela untuk
bicara.
3) Sebagai media hiburan
Intercom hanya bersifat menghibur melalui acara yang disusun oleh
organisasi intercom yang ada di desa yang bersangkutan. Misalnya
pada hari tertentu diadakan acara kesenian.
Cara Mengoperasikannya.
Untuk mengoperasikan intercom, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Intercom yang digunakan di kantor-kantor
a) Pertama angkat handset (gagang telepon)
b) Tekan tombol seleksi saluran yang yang dimaksud atau diinginkan
c) Tekan tombol pemanggil yaitu tombol C (Call) sehingga terdengar
nada panggil
d) Kemudian lakukan pembicaraan
2) Intercom yang digunakan pada masyarakat umum (luas)
a) Nyalakan tombol ON untuk menghidupkan pesawat
b) Pilih atau cari saluran yang dituju
c) Langsung dapat berhubungan dengan orang atau saluran yang
dituju.
Penggunaan Telepon
Telepon sebagai sarana komunikasi dapat menyampaikan informasi dari
suatu pihak kepihak lainnya semakin efektif dan efesien. Telepon berasal
dari kata tele yang berarti jauh dan phone yang artinya suara berhubungan.
Telepon adalah penyampaian informasi dari suatu pihak kepihak lainnya dari
jarak jauh, baik dalam lingkungan sendiri maupun keluar kantor.
Alat yang digunakan dalam penyampaian dan sekaligus berfungsi untuk
mendengarkan suara atau pembicaraan disebut pesawat telepon.
Sedangkan penyampaian informasi dari jarak jauh dengan mempergunkan
pesawat telepon sering disebut dengan istilah telephoning atau peneleponan.
Penggunaan Handphone
Handphone merupakan alat komunikasi, baik jarak jauh dekat maupun jarak
jauh. Alat ini merupakan alat komunikasi lisan atau tulisan yang dapat
menyimpan pesan dan sangat praktis untuk dipergunakan sebagai alat
komunikasi karena bisa dibawa kemana saja.
Sony Ericsson
Nokia
Motorola
Samsung
LG
Bentuk-bentuk Microfilm
1) Microfilm roll
Mikrofilm ini berbentuk roll film yang panjangnya 100 feet (1248 cm)
Mikrofilm terdari dari :
a) Roll film ukuran 16 mm x 100 feet. Digunakan untuk
memikrofilmkan arsip-arsip pada umumnya (A-A3) satu roll
dapat memuat 2400 lembar arsip ukuran A atau 1200 lembar arsip
ukuran A3
b) Roll fil ukuran 35mm X 100 feet. Digunakan untuk
memikrofilmkan gambar-gambar teknik, peta surat dan lain-lain.
Berukuran lebih besar (A2 hingga A0)
2) Micro Jacket
Yaitu strip film yang berisi 12 frame yang dimasukan kedalam
kantong plastik (jacket) ukuran 4 x 6 inci yang dapat memuat 5 jalur
atau 12 x 5 =60 arsip. Bentuk film ini digunakan untuk memikrofilmkan
arsip dinamis, aktif dan inaktif.
3) Microfiche
Mikrofilm bentuk ini berupa lembaran 4 x 6 inci, dibuat dengan dua
cara yaitu sebagi berikut :
a) Microfiche yang dibuat langsung dengan microfiche camera
processor. Biasanya digunakan untuk memikrofilmkan
jumlah yang banyak untuk berbagai penerima surat. Kemampuan mesin tik
elektrik ini menandai otomatisasi dalam perkantoran.
OA (Office Automation) mencakup semua sistem elektronik formal dan informal
yang terutama berkaitan dengan komunikasi informasi ke orang lain dan dari
orang-orang di dalam maupun di luar organisasi. Sistem Elektronik Formal
dimaksudkan sebagai aktivitas perkantoran yang didokumentasikan dengan
suatu prosedur tertulis. Semua organisasi menerapkan sistem formal untuk
memenuhi kebutuhan organisasi. Misalnya untuk pengelolaan informasi yang
didistribusikan ke manajer yang berupa laporan-laporan periodik maupun
laporan khusus.
Sistem Elektronik Informal berarti sistem perkantoran yang tidak direncanakan
atau diuraikan secara tertulis dan terperinci. Sistem-sistem OA informal ini
diterapkan saat diperlukan oleh perorangan untuk memenuhi keperluannya
sendiri. Misalnya melakukan konsultasi atau diskusi dengan pengambil
keputusan lain.
Komunikasi Informasi dalam OA menjadikan ciri khas dalam penggunaan
komputer di organisasi, karena OA dimaksudkan untuk memudahkan segala
jenis komunikasi, baik lisan maupun tertulis. OA tidak hanya melayani
orang-orang di dalam organisasi, akan tetapi juga dengan orang lain di dalam
lingkungan organisasi.
Gambar Sistem OA
Sumber : http://jihanfaruqbamukrah.blogspot.com/2010/05/office-automationsystem-sistem-otomasi.html
Dalam gambar model OA tersebut tidak terjadi aliran data tetapi hanya ada
aliran komunikasi dan informasi. Pengertian data yaitu penggambaran dari
segala sesuatu dari sebuah kenyataan maupun kejadian. Melalui proses
pengolahan data, sebuah data menjadi lebih bermanfaat bagi penggunanya dan
Word processing
Electronic and voice mail
Computer calendaring
Audio conferencing
Video conferencing
Computer conferencing
FAX
Videotex
Imaging
Desktop publishing
Word Processing
Merupakan penggunaan perangkat komputer yang menghasilkan berbagai
tugas pengetikan dan pencetakan dokumen secara otomatis.
Computer Calendaring
Computer calendaring punya analogi untuk menandai suatu agenda kegiatan
seperti menandai kalendar di rumah. Jadwal kegiatan maupun perjanjian
dengan kolega dapat disimpan dalam komputer, pada saat atau sebelum
Peralatan audio pada akhir dekade ini, perannya dapat digantikan dengan
menggunakan komputer yang mempunyai kemampuan audio secara langsung.
Audio Channel digantikan oleh komputer yang dilengkapi dengan Chat Server.
Peralatan telepon saat ini juga mempunyai kemampuan untuk melakukan
konferensi atau digunakan secara tri partit. Kemampuan telpon semacam ini
dalam komunitas lokal menggunakan PABX, atau layanan yang diberikan
penyedia jasa telepon (TELKOM).
Video Conferencing merupakan penggunaan televisi serta peralatan audio visual
untuk menghubung partisipan konferensi yang lokasiny saling terpisah.
Pelaksanaannya dapat dengan cara:
2. Studi Kasus
Banyak kantor yang mempunyai ruangan cukup luas, namun sering terjadi tata
letak perabot kantor atau penyusunan perabot kantor tidak beraturan. Hal ini akan
menimbulkan gangguan bagi para pegawai untuk melakukan aktivitasnya. Masalah
tersebut disebabkan penataan tata ruang kantor tidak mengindahkan penataan tata
ruang yang benar. Selain itu banyak kantor yang yang tidak memiliki ruang arsip
tersendiri sehingga membuat kesulitan untuk menemukan kembali arsip. Buatlah
gambar lay out ruang kantor yang ideal agar aktivitas kantor menjadi lebih efektif
dan efisien.
3. Latihan
1)
2)
3)
4)
5)
1. Uraian Materi
a. Pengertian
Terdapat beberapa pengertian tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)
:
1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan segala upaya
untuk mengendalikan risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
b. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Dalam rangka mencapai tujuan masyarakat makmur dan sejahtera maka
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan
dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Pada saat ini telah
terjadi peningkatan yang luar biasa dalam pekerjaan industri dan
organisasi yang berdampak pada meningkatnya resiko kecelakaan di
lingkungan kerja.
Ketika kecelakaan terjadi di lingkungan kerja dapat menyebabkan
semakin tinggi tuntutan dari pekerja agar organisasi memiliki program
keselamatan dan kesehatan kerja.
Oleh karena itu, maka pemerintah membuat UU No.14 tahun 1969
tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya
mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga
kerjaan. Pada pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap
pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai
agama.
c.
a) Darat Rp 400.000,b) Laut Rp 750.000,c) Udara Rp 1.500.000,2) Sementara tidak mampu bekerja
a) Empat (4) bulan pertama, 100% upah
b) Empat (4) bulan kedua, 75% upah
c) Selanjutnya 50% upah
d) Biaya Pengobatan/Perawatan Rp 12.000.000,- (maksimum)*
3) Santunan Cacat
a) Sebagian-tetap: % tabel x 80 bulan upah
b) Total-tetap
c) Sekaligus: 70 % x 80 bulan upah
d) Berkala (2 tahun) Rp 200.000,- per bulan*
e) Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 80 bulan upah
4) Santunan Kematian
a) Sekaligus 60 % x 80 bulan upah
b) Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan*
c) Biaya pemakaman Rp 2.000.000,-*
5) Biaya Rehabilitasi: Patokan harga RS DR. Suharso, Surakarta
,ditambah 40 %
a) Prothese anggota badan
b) Alat bantu (kursi roda)
6) Penyakit akibat kerja, tiga puluh satu jenis penyakit selama
hubungan kerja dan 3 tahun setelah putus hubungan kerja.
Iuran
1)
2)
3)
4)
5)
Pertolongan pertama
Pembersihan bahan
Kimia/biologi/radiologi
Evakuasi darurat
2) Kecelakaan Biologis
Berikut ini beberapa tahapan tindakan yang harus dilakukan jika
terjadi kecelakaan yang bersifat biologis :
a) Tahan nafas
b) Cepat keluar dari daerah kontaminan
c) Tanggalkan semua pakaian laboratorium
d) Gunakan pakaian pelindung (PPE)
e) Beritahu teman lainnya
f) Masuk ke kontaminan area dengan PPE
g) Bersihkan spill
h) Segera ke klinik terdekat
i) Catat semua kejadian
c) luka tusuk
d) luka amputasi
2) Luka tertutup
a) Memar
b) Luka himpitan kuat
c) Luka remuk
3) Pendarahan dan syok
a) Pendarahan terjadi akibat-akibat rusaknya dinding pembuluh
darah yang dapat disebabkan oleh trauma atau penyakit, jenisjenis pendarahan:
b) Pendarahan luar
c) Pendarahan dalam
Sumber-sumber penarahan adalah sebagai berikut:
1)
Pendarahan nadi
2)
Pendarahan balik
3)
Pendarahan rambut
2) Makanan yang sehat terdiri atas zat-zat yang terdiri dari makanan
makro dan makanan mikro
3) Istirahat yang cukup ialah berkurangnya kegiatan organ-organ
tubuh kita
4) Perlunya tidur yang cukup minimal 8 jam sehari
g. Penampilan Diri
1) Penampilan serasi
2) Serasi sesuai situasi kondisi
3) Serasi sesuai profesi
4) Serasi sesuai postur tubuh
5) Serasi sesuai warna kulit
6) Serasi sesuai usia
7) Serasi sesuai perkembangan model
8) Serasi menyeluruh
h. Cara cara bekerja dengan Aman
1) Mengkondisikan pekerjaan
2) Mengikuti Prosedur kerja
3) Pemeliharaan kesehatan
i. Menyadari Pentingnya Kebersihan Perorangan (hygiene)
Hygiene menurut bahasa yunani berarti ilmu untuk menjaga dan
membentuk kesehatan. Usaha menjaga kebersihan adalah usaha preventif
bersifat lebih luas.
Tujuan kebersihan perorangan adalah untuk mencegah timbulnya penyakit
dan keracunan serta gangguan kesehatan lainnya yang diakibatkan dari
adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
Faktor-faktor untuk hidup bersih dan sehat
1) Faktor perorangan (individual)
faktor perorangan adalah motivasi yang ada pada diri seseorang
untuk hidup bersih dan sehat serta kesadaran untuk melaksanakannya
2) Faktor lingkungan (enviromental)
yaitu faktor lingkungan yang memotivasi seseorang untuk selalu
hidup bersih dan sehat, baik lingkungan tempat tinggal maupun
lingkungan tempat kerja.
j. Lingkungan Kerja
1) Lingkungan kantor
Lingkungan kantor merupakan suatu lokasi perkantoran yang
didalamnya terdapat sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai
tujuan organisasi dengan dilengkapi oleh seperangkat alat dan aturan
kerja.
2) Lingkungan industri/pabrikan
a) Lingkungan kerja bising
Kebisingan merupakan bunyi atas suara yang tidak dikehendaki
dan bersifat mengganggu pendengaran bahkan dapat
menurunkan daya dengar seseorang.
Pengaruh Kebisingan:
i. Kebisingan Intensitas Tinggi
- Masyarakat sekitar dapat sewaktu-waktu menuntut jika
merasa benar-benar terganggu sebagai akibat dari
kebisingan hasil dari proses produksi
- Kebisingan
dengan
instensitas
tinggi
dapat
menyebabkan gangguan kesehatan bagi seseorang, jika
dilihat dari sudut fisiologis,
- Dapat mengakibatkan kerusakan dan penurunan daya
dengar (telinga), baik bersifat temporary ataupun
permanent.
ii. Kebisingan Intensitas Rendah
- Menyebabkan stres
- Menyebabkan kelelahan
- Merusak pendengaran
- Gangguan reaksi psikomotor
- Kehilangan konsentrasi
- Penurunan prestasi kerja atau produktivitas
b) Lingkungan kerja yang mengalami gangguan akibat pengaruh
polusi dan dampak buruk lainnya dikategorikan sebagai
lingkungan kerja terkontaminasi yaitu,
i. Lingkungan kerja yang berhubungan dengan zat-zat
kimia dalam kesehariannya (lingkungan kerja kimiawi)
ii. Lingkungan kerja yang sering terkait dengan persoalan
kejiwaan (lingkungan kerja psikologis)
iii. Lingkungan kerja yang berkaitan dengan alam biologi
(lingkungan kerja biologis)
iv. Lingkungan kerja yang berkaitan dengan peralatan
mesin-mesin, sumber-sumber, produksi dan bangunan
fisik baik interior maupun eksterior (lingkungan kerja
fisik)
k. Perbedaan Lingkungan
1) Perbedaan lingkungan kerja kantor, lingkungan industri, dan
lingkungan masyarakat adalah :
a) Lingkungan kantor merupakan sekumpulan tatanan kerja yang
berada di sebuah kantor dan terdiri dari personil serta aset
lainnya. Dimana secara bersama-sama melaksanakan pekerjaan
dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan organisasi.
b) Lingkungan industri merupakan sekumpulan tatanan kerja yang
tediri dari personil maupun sumber daya alam lainnya dalam
sebuah unit industri. Dimana secara terintegrasi menghasilkan
sebuah karya nyata untuk mencapai tujuan bersama.
c) Lingkungan masyarakat merupakan sekumpulan personil
maupun alam sekitarnya yang saling mempengaruhi satu dengan
lain dan saling membutuhkan demi kelangsungan hidup
bersama.
2) Sifat lingkungan kerja
a)
Sifat di mana tampak terlihat dalam beberapa perangkat aturan
yang tetap distandarkan dan baku disebut sebagai sifat konstan.
Misalnya:
i. Standard Operating Procedure pembuatan laporan
keuangan
ii. Prosedur pengiriman surat keluar harus ditandatangani
pejabat yang berwenang.
iii. Ada karyawan pasti ada produk/jasa yang akan
diperniagakan
iv. Ada atasan, pasti ada bawahan
v. Ada tenaga, ada upah/gaji
b) Sifat dimana beberapa hal dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan, kondisi dan situasi disebut sebagai sifat fleksibel
c)
Sifat dimana semua perangkat alam dan personil yang ada di
sebuah lingkungan memiliki karakteristik dan manfaat yang
berbeda-beda disebut sebagai sifat universal
d) Sifat yang aktif mengadaan penyesuaian kebutuhan disebut
sebagai sifat dinamis.
e)
Sifat yang menuju kemajuan demi kelangsungan dunia kerja
disebut sebagai sifat progressif.
l. Ciri ciri Lingkungan Kerja
1) Ada manusia sebagai sumber daya manusia
1. Mengantisipasi
keberadaan
factor
penyebab
bahaya
dan
melakukan
pencegahan sebelumnya.
2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di
tempat kerja
3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat
kerja
4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau
komplikasi.
Mengenai peraturan
keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja
Tujuan pelatihan
9. Petugas penyelamat
10. Tenaga kerja baru atau sebelum tenaga
kerja mendapat rotasi pekerjaan.
Pencegahan kecelakaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Terjepit, terlindas
Teriris, terpotong
Jatuh terpeleset
Tindakan yang tidak benar
Tertabrak
Berkontak dengan bahan yang
berbahaya
Elektronik (manufaktur)
Konstruksi
7. Terjatuh, terguling
8. Kejatuhan barang dari atas
9. Terkena benturan kelas
10. Terkena barang yang runtuh,
roboh
1. Teriris, terpotong
2. Terlindas, tertabrak
3. Berkontak dengan bahan kimia
4. Kebocoran gas
5. Menurunnya daya pendengaran,
daya penglihatan
1. Terjepit, tertindas
2. Tertusuk, terpotong, tergores
3. Jatuh terpeleset
1. Terjepit, terlindas
2. Teriris, terpotong, tergores
3. Jatuh terpeleset
4. Tindakan yang tidak benar
5. Tertabrak
6. Terkena benturan keras
1. Jatuh terpeleset
2. Kejatuhan barang dari atas
3. Teinjak
4. Terkena barang yang mudah
runtuh, roboh
5. Berkontak dengan suhu panas,
suhu dingin
6. Terjatuh, terguling
7. Terjepit, tertindas
8. Tertabrak
9. Tindakan yang tidak benar
10. Terkena benturan keras
1. Terjepit, tertindas
2. Terusuk terpotong, tergores
3. Terkena ledakan
2. Studi Kasus
Ilustrasi (foto:SINDO)
sumber: http://news.okezone.com/read/2011/02/04/338/421388/ledakan-puslabforpolri-murni-kecelakaan-kerja
Seorang korban luka, bernama Iptu Syarifuddin diketahui sedang menganalisa bahan
kimia dan menggunakan tabung pemanas untuk menganalisa logam. Tiba-tiba ledakan
pun terjadi akibat tangki untuk tabung pemanas rusak.
"Sedang kita analisa, tapi ini kecelakaan kerja, itu Syarifuddin namanya, dia ahli kimia
kecelakaannnya karena kimia juga. Dia sedang kerja tahu-tahu meletus," kata
Kapuslabfor Mabes Polri, Brigjen Budiono di Mabes Polri, Jakarta Jumat (4/2/2011).
Dijelaskan Budiono penyebab ledakan adalah tabung berukuran tiga liter. "Tangki
untuk tabung pemanas. Dia (Syarifuddin-red) sedang menganalisa logam. Akibat
ledakan kaca pintu rusak dan tangannya melukainya," kata Budiono
Ditegaskan Budiono penyebab ledakan adalah tabung pemanas untuk analisa logam.
"Ini human error, semua sudah dilaksanakan sesuai protap," katanya.
Lebih lanjut ia menegaskan, tak ada korban luka lain selain Syarifuddin. "Dia Sendirian,
sementara kami sembahyang Jumat, saat ini ia sudah dibawa ke Rumah Sakit Tebet,"
kata Budiono.
Apakah kasus tersebut diatas merupakan salah satu kecelakaan kerja? Berikan
tanggapan!
3. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan K3?
2.
3.
4.
5.
ASSESMENT
A. Assesment Pembelajaran 1
1. Kompetensi Guru
Evaluasi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
B. Assesment Pembelajaran 2
1. Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran
Tes Formatif 1:
1.
Teori ilmiah yang melandasi desain silabus dan RPP yang berkaitan dengan
proses belajar.
a. Teori analisis peserta didik
b. Teori pembelajaran
c. Teori belajar
d.Teori komunikasi
2.
a. menilai
b. mencipta
c. mensintesis
d. menganalisis
3.
4.
5.
6.
7.
9.
Tes Formatif 2
1.
2.
Manakah bahan ajar yang lengkap dan dapat digunakan secara mandiri
oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran ?
a. Buku
b. Video
c. Modul
d. Surat kabar
3.
4.
Bagian penting dalam LKS yang membedakan antara LKS satu dan lainnya
adalah:
a. bagian inti
b. bagian penutup
c. bagian awal
d. bagian akhir
5.
6.
7.
9.
Tes Formatif 3
1.
2.
d. Kemudahan penggunaan
d. Tindak lanjut
Tes Formatif 4
d. Tes objektif seperti pilihan ganda dikategorikan metode penilaian:
a. kognitif
b. afektif
c. psikomotorik
d. tertulis
e.
g. Perangkat penilaian yang diberikan kepada siswa pada saat pelaksanaan tes
tertulis, kecuali:
a. lembar soal
b. lembar jawaban
c. lembar soal dan lembar jawaban
d. kisi-kisi instrumen penilaian
h. Teknik penilaian hasil belajar untuk mengukur penguasaan kompetensi
siswa secara alamiah, kecuali:
a. skala penilaian diri sendiri
b. lembar observasi
c. skala sikap
d. daftar pertanyaan
i.
j.
C. Assesment Pembelajaran 3
1. Penelitian Tindakan Kelas
Evaluasi A:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Evaluasi B:
1.
2.
3.
D. Assesment Pembelajaran 4
1. Materi Administrasi Perkantoran
1. Pegiriman infarmasi dan makna dari satu individu atau kelompok ke individu atau
kelompok lainnya, merupakan pengertian dari ...
a. Interaksi
b. Komunikasi
c. Komunikan
d. Komunikator
2. Komponen-komponen komunikasi dibawah ini yang benar adalah ...
a. Encoding, decoding, receiver, sender
b. Encoding, receiver, sender, feedback
c. Receiver, sender, feedback, medium message
d. Encoding, decoding, feedback, noise
3. Pemberian respon pada pesan yang diterima pleh penerima pesan, hal ini dikatakan
sebagai ...
a. Feedback
b. Encode
c. Decoding
d. Receiver
4. Tahap menyimak komunikasi:
1) Memahami
2) Mengingat
3) Mendengar
4) Mengevaluasi
5) Memperhatikan
6) Mananggapi
Urutkanlah tahap menyimak dengan benar ...
a. 3-5-1-2-4-6
b. 3-1-6-5-2-4
c. 3-6-1-2-5-4
d. 3-5-2-4-1-6
5. Dokumen yang harus disipakan oleh perusahaan untuk melakukan perjalanan
dinas, salah satunya adalah ...
a. Visa
b. Paspor
c. Surat tugas
d. Yellow Card
6. Berikut ini yang termasuk dalam itinerary adalah ...
a. Waktu keberangkatan, banyaknya undangan, dan tujuan pertemuan
b. Waktu keberangkatan, tempat perjanjian, dan tujuan pertemuan
c. Tempat perjanjian, banyaknya undangan, dan keadaan akomodasi
d. Tempat perjanjian, tujuan pertemuan, dan keadaan akomodasi
7. Langkah-langkah menyusun laporan biaya perjalanan
1) Mengelompokkan tanda bukti pada pos-pos tertentu
2) Membuat laporan biaya perjalanan secara keseluruhan
3) Menginventaris/mengumpulkan tanda bukti pengeluaran berupa kas bon,
kuitansi, nota
Langkah penyusunan laporan biaya perjalanan yang benar adalah ...
a.
b.
c.
d.
1-2-3
1-3-2
3-2-1
3-1-2
a.
b.
c.
d.
Surat izin
Surat lamaran pekerjaan
Surat niaga
Surat dinas pemerintah
25. Dibawah ini yang bukan merupakan tugas dari penerima surat pada prosedur surat
masuk penting ialah ...
a. Memeriksa kebenaran alamat surat
b. Mensortir surat
c. Melampirkan kartu kendali 1, 2, dan 3
d. Membubuhkan paraf pada bukti penerimaan
26. Pemabatasan topik pada pesan e-mail dan memo membantu penerima bertindak
terhadap subjek dan mengarsipnya dengan tepat. Hal ini merupakan karakteristik
pesan e-mail dan memo, yaitu ...
a. Satu topik
b. Bersifat percakapan
c. Keringkasan
d. Penyorotan grafis
27. Ciri-ciri
Berisi ringkasan ide pokok
Ditulis dalam gaya yang singkat
Sering tanpa kata sandang
Memberikan identifikasi cepat untuk membaca dan mengisi
Ciri-ciri diatas adalah bagian dari memo, yaitu ...
a. Pembukaan
b. Isi
c. Penutup
d. Baris subjek
28. Judul kata petunjuk pada pesan e-mail dan memo membantu pembaca segera
mengidentikiasi tanggal, asal, maksud, dan tujuan sebuah pesan. Hal ini merupakan
karakteristik pesan e-mail dan memo, yaitu ...
a. To, from, date
b. Satu topik
c. Bersifat percakapan
d. Kerikasan
29. Aturan kesopanan berinteraksi secara online dalam e-mail, yaitu ...
a. Selalu mengirim dokumen ke semua pihak
b. Pertimbangan menggunakan tabel pengidentifikasi
c. Tulisan mengunakan huruf kapital
d. Meneruskan pesan tanpa izin
30. Yang tidak termasuk pemulaan yang baik dalam menggunakan e-mail secara aman
dasn efektif ialah ...
a. Menyusun secara offline
b. Tidak melakukan revisi
c. Tulis alamat dengan benar
1,2 dan 3
1,2 dan 4
2,3 dan 5
2,3 dan 4
34. Perusahaan yang memiliki lingkup kerja yang besar atau luas dan memiliki banyak
cabang, lebih cocok menggunakan azas pengelolaan arsip ...
a. Desentralisasi
b. Sentralisasi
c. Gabungan
d. Terpusat
35. Kotak yang dipergunakan untuk menyimpan berbagai arsip atau warkat disebut ...
a. Cardex (card index)
b. Berkas kotak (box file)
c. Filing cabinet (file cabinet)
d. Rak arsip
36. Lipatan kertas tebal/karton manila berbentuk segi empat panjang yang gunanya
untuk menyimpan atau menempatkan arsip, atau satu kelompok arsip di dalam
filling cabinet disebut ...
a. Guide
b. Folder
c. Map
d. Berkas kotak (box file)
e. Cardex (card indexa0
37. Penyimpanan arsip berdasarkan indeks wilayah pada surat koresponden disebut
sistem ...
a. Geografi
b. Nomor
c. Abjad
d. Kronologi
38. Yang dimaksud dengan penyimpanan arsip sistem abjad ialah ...
a. Penyimpanan berdasarkan indeks tanggal warkat atau pencatatan
b. Penyimpanan berdasarkan indeks nama koresponden
c. Penyimpanan berdasarkan indeks nomor warkat
d. Penyimpanan berdasarkan indeks alamat koresponden
39. Penyelamatan bahan bukti pertanggungjawaban nasional ialah pengertian dari ...
a. Sasaran penyusutan arsip
b. Tujuan penyusutan arsip
c. Runga lingkup penyusutan arsip
d. Dasar hukum penyusutan arsip
40. Dalam penyusutan arsip, penyusunan berkas arsip berdasarkan kesamaan jenis
disebut ...
a. Daftar keterangan arsip
b. Seri
c. Dosir
d. Rubrik
41. Yang
ialah
a.
b.
c.
d.
tidak termasuk unit modular yang sering digunakan dalam furnitur kantor
Bentuk permukaan datar
Bentuk L
Bentuk yang menempel pada sudut
Bentuk U
a.
b.
c.
d.
Kursi eksekutif
Kursi stenografi
Kursi tamu
Kursi rapat
43. Dibawah ini yang bukan termasuk dari prinsip seleksi furnitur ialah ...
a. Furnitur harus atraktif danmodern sesuai dekorasi kantor
b. Furnitur harus berkualitas baik, kokoh, dan sesuai dengan aktivitas kerja
c. Furnitur harus sesuai dengan kebutuhan dan pilihan pegawai
d. Furnitur harus sesuai anggaran perusahaan atau kantor
44. Langkah-langkah menangani telepon keluar
1) Sediakan pensil dan kertas untuk catatan seperlunya
2) Bicara secara singkat, sopan danjangan bicara yang bukan-bukan
3) Kalau dipanggil terdengar mengangkat telepon, katakanlah nama kantor
atau instansi dan nomor telepon yang kita kehendaki
4) Siapkan nomor telepon yang dikehendaki, jangan mengangkat telepon
sebelum nomor telepon diketahui
5) Jika pembicaraan kurang memuaskan karena ada gangguan telepon, jangan
mengetuk-ngetuk pintu kait telepon
6) Setelah diangkat, dengarkan nada pilih nada baru lah memutar nomor
telepon yang dikehendaki
7) Jika pembicaraan sudah habis, letakkan telepon secara perlahan dan jangna
sampai dalam keadaan miring
Penyusunan langkah-langkah menangani telepon keluar yang benar ialah ...
a. 1,2,3,4,5,6 dan 7
b. 1,3,5,4,2,6 dan 7
c. 1,4,3,6,2,5 dan 7
d. 1,4,6,3,2,5 dan 7
45. Langkah-langkah menangani telepon masuk:
1) Mencatat segala pesan atau permintaan penelepon dengan penuh perhatian
2) Begitu telepon berdering, sekretarsi harus segera mengangkat dan jangan
membiarkan telepon berdering lebih dari 3 kali
3) Angkat telepon dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang alat
tulis
4) Menutup telepon setelah penelepon memutuskan hubungan terlebih dahulu
5) Menjawab telepon hendaknya singkat
Penyusunan langkah-langkah penanganan telepon masuk yang benar ialah ...
a. 2,4,5,3 dan 1
b. 2,3,5,1 dan 4
c. 2,1,5,3 dan 4
d. 2,4,1,5 dan 3
46. Alat yang berfungsi untuk memproses atau mencuci film-film yang sudah berisi
arsip sebagai hasil kerja camera ...
a. Reader printer
b. Micro fithe
c. Processor
d. Camera
47. Dibawah in yang bukan merupakan ciri-ciri dari transparency maker jenis write on
ialah ...
a. Harus menggunakan transparency maker waktu menulis atau menggambar
b. Transparansi warnanya bersih atau bening
c. Lembar transparansi bisa langsung ditulis
d. Tidak dapat dihapus
48. Dalam otomatisasi kantor, aplikasi yang pelaksanaannya dapat dengan cara oneway video dan two-way audio adalah ciri dari aplikasi ...
a. Computer conferencing
b. Video conferencing
c. Audio conferencing
d. Electronic and voice mail
49. Salah satu peralatan microfilm yang berfungsi untuk menggandakan atau membuat
copy film adalah ...
a. Camera
b. Processor
c. Duplicator
d. Reader
50. Dibawah ini yang bukan merupakan metode pemeliharaan peralatan kantor ialah ...
a. Kontrak layanan dengan pabrik atau perusahaan layanan
b. Layanan oleh departemen layanan internal perusahaan
c. Layanan oleh pegawai perusahaan
d. Menggunakan perwakilan layanan pabrik per-panggilan tanpa kontrak
51. Segala upaya untuk mengendalikan risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien danproduktif adalah pengertian ...
a. Keselamatan kerja
b. Kesehatan kerja
c. Keselamatan dan kesehatan kerja
d. Ketertiban kerja
52. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yang diadakan perusahaan yaitu ...
a. Mempertahankan kenyamanan kerja
b. Pengawasan yang konsekuen
c. Kesederhanaan alur prosedur kerja
d. Memperbanyak karyawan
53. Unsur-unsur
1) Kesederhanaan alur prosedur kerja
2) Ketertiban pelaksanaan yang berkesinambungan dan
3) Pengawasan yang konsekuen
Pernyataan diatas termasuk kedalam unsur ...
a. Tujuan K3
b. Supervisi K3
c. Program K3
d. Prinsip K3
54. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan emergency antara lain ...
a. Bencana alam, kebakaran, dan evakuasi darurat
b. Kebakaran, evakuasi darurat, dan gigitan hewan
c. Kebakaran, bahan radioaktif, dan ledakan
d. Ledakan, evakuasi darurat, dan pertolongan pertama
55. Yang bukan merupakan unsur-unsur pendukung kesehatan kerja ialah ...
a. Usia
b. Asuransi
c. Tenaga kesehatan
d. Peralatan medis
56. Salah satu cara memilih jenis pakaian kerja yang aman ialah ...
a. Memilih bahan dengan teliti, cari bahan yang nyaman dipakai
b. Memakai celana yang terlalu panjang
c. Memakai aksesoris saat bekerja di dalam bengkel atau ruang produksi
d. Memilih model pakaian yang longgar
57. Meliputi keselamatan psikologis berupa tekanan emosi, kelelahan atau konflik jiwa
yang tak selesai merupakan definisi dari ...
a. Tafsiran operasional
b. Tafsiran fungsional
c. Tafsiran lingkungan
d. Tafsiran psikologis
58. Cara menangani luka
1) Pastikan luka telihat
2) Bersihkan daerah luka
3) Balut dan tekan
4) Cegah kontaminasi lanjut
Hal diatas yang temasuk cara manangani luka terbuka ialah ...
a. 1,2 dan 4
b. 2,3 dan 4
c. 1,2 dan 3
d. 2,3 dan 4
59. Berikut ini yang bukan cara penanggulangan luka tertutup yang benar ialah ...
a. Cegah kontaminasi lanjutan
b. Istirahatkan anggota gerak
c. Barikan kompres dingin
d. Balut dan tekan
60. Dalam pengaruh lingkungan hidup, yang bukan akibat dari bahan kimia ialah ...
a. Terkena demam dan flu
b. Gangguan metabolisme tubuh
c. Gangguan saluran pencernaan
d. Keracunan kronis
Kunci Jawaban
E. Assesment 1
F. Assesment 2
Evaluasi Formatif 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Evaluasi Formatif 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Evaluasi Formatif 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Evaluasi Formatif 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
G. Assesment 3
PTK Evaluasi A:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
PTK Evaluasi B :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Siklus PTK dapat dianalogikan dengan resep dokter; satu resep adalah satu
siklus penelitian. Jika penyakit belum sembuh akan diberikan resep berikutnya,
sampai pasien sembuh.
Agar pembaca yang ingin menduplikasi hasil penelitian merasa yakin bahwa
kondisi kelasmya sama (atau tidak sama) dengan kondisi kelas penelitian. Jika
sama ia akan melanjutkan duplikasi; jika tidak mungkin ia akan membatalkan.
Perencanaan dalam Siklus I tidak lain adalah hipotesis tindakan yang sudah
direncanakan sebelumnya. Perencanaan dalam siklus II dibuat berdasarkan
refleksi pada akhir siklus I; perencanaan dalam siklus III dibuat berdasarkan
refleksi pada akhir siklus II; dst. Analoginya dengan pengobatan, Perencanaan
adalah resep dokter.
Perencanaan PTK harus tercermin dalam RPP; tindakan yang diberikan
hendaknya dicetak bold agar jelas posisinya dalam pembelajaran.
Pelaksanaan berisi uraian tentang penerapan tindakan, sebagai variabel bebas.
Analoginya dengan pengobatan, Pelaksanaan mendeskripsikan tentang
kelancaran atau hambatan proses meminum obat.
Pengamatan berisi data tentang hasil peningkatan variabel yang ingin
ditingkatkan, sebagai variabel terikat, baik data kuantitatif berupa angka-angka
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
H. Asesment 3
Materi Evaluasi A
1. B
15. D
29. B
2. C
16. A
30. B
3. A
17. C
31. A
4. A
18. C
32. B
5. C
19. B
33. A
6. B
20. D
34. A
7. D
21. B
35. B
8. B
22. C
36. B
9. C
23. C
37. A
10. A
24. D
38. B
11. D
25. C
39. A
12. D
26. A
40. B
13. A
27. B
41. D
14. C
28. A
42. D
43. D
44. D
45. B
46. C
47. D
48. B
49. C
50. C
51. C
52. A
53. D
54. C
55. A
56. A
57. D
58. D
59. A
60. A
Daftar Pustaka
AECT (1986). Definisi Teknologi Pendidikan (Terjemahan Yusufhadi Miarso). Jakarta:
Rajawali Pers.
Agoes, S., & Ardana, I. C. (2009). Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat.
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching assessing:
A revision of blooms taxonomy of education objectives. New York: Longman.
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching assessing:
A revision of blooms taxonomy of education objectives. New York: Longman.
Anhari, Endang Saifudin. 1992. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu
Anhari., & Saifudin. E. (1992). Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu.
Anjali, M. P. K. (2008). Pintar Presentasi. Yogyakarta: Diva Press.
Arif S. Sadiman, dkk (1986), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali.
Ariunto, S., Suharjono., & Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara.
Ashari, H. (2007). Siapa Bilang jadi Guru Hidupnya Susah. Yogyakarta: Pinus.
Ashari, Hasyim. 2007. Siapa Bilang jadi Guru Hidupnya Susah. Yoyakarta: Pinus
Baba, T., & Kojima, M. (2003). Lesson Study, In Japan International Cooperation Agency (Ed.).
Japanese Eductional Experiences. Tokyo: Japan International Cooperation Agency.
Baba,T. and Kojima, M. (2003). Lesson Study, In Japan International Cooperation
Agency (Ed.) Japanese Eductional Experiences. Tokyo: Japan International
Cooperation Agency.
Bamukrah, Jihan Faruq. (2010). Office Automation Syatem (Sistem Otomasi Perkantoran). From
http://jihanfaruqbamukrah.blogspot.com/2010/05/office-automation-system-sistemotomasi.html date of 22 May 2010.
Bates, A.W. (1995). Technnology, Open Learning anda Distance Education. London:
Routledge.
Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Boeree, C.George. 2004. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi
Dunia. Terjemahan. Jogyakarta: Prismasophia
DPR RI. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
DPR RI. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Druxes, H. (1996). Kompendium Dikdaktik Fisika. Bandung: CV Remadja Karya.
Ekojatmiko & Winarno. (2003). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.
Ekojatmiko & Winarno. (2003). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.
Era Sentanu.QUANTUM IKHLAS (Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati) The power of positive
feeling
Fernandez, C., & Yoshida, M. (2004). Lesson Study: A Japanese Approach to Improving
Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Eribaurn Associates
Publishers.
Fernandez, C., and Yoshida, M. (2004). Lesson Study: A Japanese Approach to Improving
Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
Publishers.
Fullan, M. (2007). The New Meaning of Educational Change. New York: Teacher College Press.
Fullan, Michael. 2007. The New Meaning of Educational Change. New York: Teacher
College Press
Goleman, D. (2000). Kecerdasan Emotional. Jakarta: Gramedia.
Goleman, Daniel.2000. Kecerdasan Emotional. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia
Goleman, Daniel.2000. Kecerdasan Emotional. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia
Hermawan. (1983). Etika Keguruan: Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Guru
Indonesia. Jakarta: Margi Rahayu.
Hermawan. 1983.Etika Keguruan : Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Guru
Indonesia. Jakarta: Margi Rahayu
Ibrahim. (1988). Inovasi Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
Indonesia (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun2005 Tentang
Standar Pendidikan Nasional.
Indonesia (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen.
Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Pendidikan Nasional.
Indonesia. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen.
Isyoni dan Suarman, 2003. Falsafah dan Sistem Pendidikan. Pekanbaru: Unri Press
Jaziroh, Wiwiek Maftuhah. (2011). Proposal Penelitian Tindakan Kelas. From
http://id.scribd.com/doc/46149489/Proposal-Penelitian-Tindakan-Kelas. Date 1
February 2011.
Joni, T. R. (1980). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: P3G.
Khalifah, Mahmud, Usamah Khutub, 2009. Menjadi Guru yang Dirindu: Bagaimana
Menjadi Guru Yang Memikat dan Profesional. Terjemahan Muhadi Kadi. Surakarta
:Ziyad Visi Media
Killen, R. (1998). Effective Teaching Strategies: Lesson from Research and Practise. Australia:
Social Science Press.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Undang-undang Republik
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Indonesia Nomor 23
Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey: Lawrence
Erlbauno Associaties Publ.
Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar Pendidikan
Nasional. Jakarta: ASA Mandiri.
Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar Pendidikan
Nasional. Jakarta: ASA Mandiri.
Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses Satuan
Pendidikan, Jakarta: Depdiknas, 2007.
Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses Satuan
Pendidikan, Jakarta: Depdiknas, 2007.
Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sagor, R. (200). Action Research. Virginia: Asscociation for Supervision ang Curriculum
Development
Sagor, R. (2006). Action Research. Virginia: Association for Supervision and Curriculum
Development.
Saito, E., Harun, I., Kuboki, I. and Tachibana, H. (2006). Indonesian Lesson Study in
Practice: Case Study of Indonesian Mathematics and Science
Saito, E., Harun, I., Kuboki, I., & Tachibana, H. (2006). Indonesian Lesson Study in Practice:
Case Study of Indonesian Mathematics and Science.
Saito, E., Sumar, H., harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., & Tachibana, H. (2006). Development of
School-Based In-Service Training Under an Indonesian.
Saito, E., Sumar, H., Harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., and Tachibana, H. (2006).
Development of School-Based In-Service Training Under an Indonesian
Sanjaya, W. (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Metode. Klinis bagi Peningkatan
Kemampuan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran IPS di SD.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana, Prenada Media Group.
Seels, B. Barbara dan Rickey, Rita C. (2002). Teknologi Pembelajaran (Terjemahan Dewi S.
Prawiradilaga, dkk). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain of the
field. Washington DC: AECT.
Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain of the
field. Washington DC: AECT.
Bidang
LAMPIRAN-LAMPIRAN
NAMA SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS/SEMESTER
STANDAR KOMPETENSI
: ........................
: Kompetensi Kejuruan
:
: Melatih Keterampilan dasar Komunikasi
KODE KOMPETENSI
:
DURASI PEMELAJARAN :
KOMPETENSI DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
INDIKATOR
ALOKASI
WAKTU
PENILAIAN
TM
1. Melatih Proses
komunikasi di tempat
kerja
Komunikasi
Elemen
dalam
komunikasi
Efek komunikasi
model
Komunikasi
Pola
atau
komunikasi
prosedur
Persyaratan kemampuan
berkomunikasi
Identifikasi elemen dalam
komunikasi
Umpan balik berhubungan
komunikasi
Umpan balik berhubungan
komunikasi
Mendapatkan umpan balik
Menyebutkan tujuan
komunikasi
Menjelaskan tahapan
dalam komunikasi
Memakai umpan balik
yang membangun
Tes Tertulis
Tes perbuatan
Tes Tertulis
Tes perbuatan
Siswa mampu
menyebutkan tipe
komunikasi
Menyebutkan tahapan
dalam proses komunikasi
Menjelaskan pola
komunikasi
PS
SUMBER
BELAJAR
PI
Modul
Buku
referensi
Modul
Buku
referensi
NAMA SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS/SEMESTER
STANDAR KOMPETENSI
: ........................
: Kompetensi Kejuruan
:
: Melakukan prosedur administrasi
KODE KOMPETENSI
DURASI PEMELAJARAN
:
:
ALOKASI WAKTU
KOMPETENSI DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR
SUMBER
BELJAR
PENILAIAN
TM
Dokumen dan
dokumentasi
Tes tertulis
Studi kasus
Tes perbuatan
PS
PI
Modul
Buku
referensi
ALOKASI WAKTU
KOMPETENSI DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR
SUMBER
BELJAR
PENILAIAN
TM
2. Dasar suratmenyurat
3. Mengurus /menjaga
sistem dokumen
Konsep surat
Korespondensi niaga
Macam-macam dokumen
kantor
Menjelaskan macam-macam
dokumen kantor
PS
PI
Tes tertulis
Tes perbuatan
Modul
Buku
referensi
Tes tertulis
Tes perbuatan
Modul
Buku
referensi
NAMA SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS/SEMESTER
STANDAR KOMPETENSI
: .........................
: Kompetensi Kejuruan
:
: Penanganan surat masuk dan surat keluar (mail handling)
KODE KOMPETENSI
:
DURASI PEMELAJARAN :
KOMPETENSI
DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
1. Melatih prosedur
penerimaan dan
pendistribusian surat
masuk
2. Melatih prosedur
pendistribusian surat
keluar
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Mengelola prosedur surat
masuk secara sederhana atau
pola lama
Mengelola prosedur surat
masuk dengan pola baru
ALOKASI WAKTU
INDIKATOR
PENILAIAN
TM
Siswa mampu
menjelaskan prosedur
pengurusan surat
masuk dengan pola
lama
Siswa mampu
menjelaskan prosedur
pengurusan surat
masuk dengan pola
baru
Siswa mampu
menguraikan
prosedur pengurusan
surat keluar dengan
pola lama
Siswa mampu
menjelaskan prosedur
pengurusan surat
keluar dengan pola
baru
PS
PI
SUMBER
BELAJAR
Tes tertulis
Modul
Tes
perbuatan
Buku
referensi
Tes tertulis
Modul
Tes
perbuatan
Buku
referensi
KOMPETENSI
DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
3. Melatih prosedur
penanganan surat
penting yang harus
diterima pada hari
yang sama
4. Melatih prosedur
pengiriman e-mail
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Memproses surat keluar
ALOKASI WAKTU
INDIKATOR
PENILAIAN
TM
PS
PI
SUMBER
BELAJAR
Siswa mampu
menjelaskan langkah
pengelolaan surat
keluar yang penting
Tes tertulis
Modul
Tes
perbuatan
Buku
referensi
Siswa mampu
menjelaskan e-mail
dan memo
Siswa mampu
menjelaskan
karakteristik e-mail
dan memo
Siswa mampu
menguraikan bagianbagian e-mail dan
memo
Siswa mampu
menyebutkan tahapan
penggunaan e-mail
Siswa mampu
menjelaskan etika
penggunaan e-mail
Tes tertulis
Modul
Tes
perbuatan
Buku
referensi
NAMA SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS/SEMESTER
STANDAR KOMPETENSI
: ........................
: Kompetensi Kejuruan
:
: Sistem Kearsipan
KODE KOMPETENSI
:
DURASI PEMELAJARAN :
ALOKASI WAKTU
KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
INDIKATOR
SUMBER
BELAJAR
PENILAIAN
TM
PS
PI
1. Merencanakan
kebutuhan bahan
dan alat kearsipan
Menjelaskan pengertian
arsip dan kearsipan
Menjelaskan ruang lingkup
dan tujuan arsip
Menyebutkan alat-alat arsip
Membedakan alat-alat
dalam kearsipan
Tes tertulis
Tes perbuatan
Modul
Buku referensi
2. Merancang sistem
kearsipan yang
sesuai
Sistem pengorganisasian
Sistem penyimpanan
Kebaikan dan kelemahan
setiap sistem
Mempraktikan sistem
kearsipan sentralisasi,
desentralisasi,dan
gabungan diikuti dengan
cermat
Menerangkan sistem abjad,
tanggal, nomor, subyek,
dan wilayah
Memilih sistem
pengelolaan kearsipan
yang sesuai
Memilih sistem
penyimanan arsip yang
sesuai
Menjelaskan azas-azas
pengorganisasian arsip
Menyebutkan sistem
penyimpanan arsip
Menyebutkan kebaikan dan
kelemahan sistem
kearsipan
Tes tertulis
Tes perbuatan
Portofolio
Modul
Buku referensi
ALOKASI WAKTU
KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
INDIKATOR
SUMBER
BELAJAR
PENILAIAN
TM
3. Merencanakan
prosedur kearsipan
Prosedur penyimpanan
Penemuan kembali arsip
Pemeliharaan isi dan fisik
Penyusutan dokumen
Tes tertulis
Tes perbuatan
PS
PI
Modul
Buku referensi
NAMA SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS/SEMESTER
STANDAR KOMPETENSI
: .........................
: Kompetensi Kejuruan
: 10 / 2
: Melatih penggunaan peralatan kantor
KODE KOMPETENSI
: IBSADMGIT05
DURASI PEMELAJARAN : 114 X 45 menit
KOMPETENSI DASAR
ALOKASI WAKTU
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENILAIAN
TM
Furniture
Perabot/peralatan kantor
Pengadaan peralatan
kantor
2. Melatih penerapan
penggunaan peralatan
kantor
Mesin-mesin komunikasi
Teknologi perkantoran
modern
Siswa mampu
menyebutkan
furniture kantor
Siswa mampu
menyebutkan
mesin-mesin
kantor
Siswa mampu
menjelaskan
pengadaan
peralatan kantor
Siswa mempu
menjelaskan jenis
perjanjian sewa
Siswa mampu
menjelaskan
penggunaan mesin
komunikasi
Siswa mampu
menjelaskan
aplikasi otomasi
kantor
PS
PI
SUMBER
BELAJAR
Tes tertulis
Modul
Tes tertulis
Modul
KOMPETENSI DASAR
3. Merancang
pemeliharaan peralatan
kantor
MATERI
PEMBELAJARAN
Pemeliharaan
Penggantian
Pengendalian terpusat
ALOKASI WAKTU
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENILAIAN
TM
Siswa mampu
menjelaskan
Siswa mampu
menjelaskan
penggantian
peralatan kentor
Siswa mampu
menjelaskan
program
pengendalian
peralatan kantor
Tes praktek
PS
PI
SUMBER
BELAJAR
Modul
NAMA SEKOLAH
: .........................
MATA PELAJARAN
: Kompetensi Kejuruan
KELAS/SEMESTER
:
STANDAR KOMPETENSI : Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan kerja
KODE KOMPETENSI
DURASI PEMELAJARAN :
KOMPETENSI
DASAR
1. Menganalisis
kegiatan-kegiatan
yang dapat
mencegah
terjadinya gangguan
K3
MATERI
PEMBELAJARAN
Identifikasi kesehatan di
lingkungan kerja
Unsur-unsur pendukung
kesehatan kerja
ALOKASI WAKTU
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENILAIAN
TM
Siswa mampu
menjelaskan
pengertian K3
Mengidentifikasi K3
dengan baik
Mampu menjelaskan
unsur-unsur
pendukung K3
dengan tepat
Tes tertulis
Tes
Praktek
PS
PI
SUMBER
BELAJAR
Modul
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENILAIAN
TM
2. Menetapkan
kegiatan
pencegahan dan
penanggulangan
ancaman atau
gangguan
keamanan
Program jaminan
kecelakaan kerja
Kondisi bahaya di tempat
kerja
Perlengkapan yang
digunakan dalam situasi
darurat.
Langkah-langkah situasi
darurat (evakuasi)
Menyebutkan
pengertian program
jaminan kerja
Menjelaskan tahapan
pengajuan jaminan
Mengindentifikasikan
kondisi bahaya
ditempat kerja
Menjelaskan langkahlangkah evakuasi
(keadaan darurat)
Tes tertulis
3. Menganalisis
masalah untuk
menghadapi situasi
darurat ditempat
kerja
Upaya menjaga
kebersihan dan kesehatan
pribadi
Sikap terhadap
keselamatan
Kesehatan jasmani dan
rohani
Hygene perorangan
Lingkungan kerja dan
lingkungan hidup
Siswa mampu
mengidentifikasi cara
berpenampilan pribadi
Siswa mampu
menyebutkan
berbagai macam
penyakit
Siswa mampu
menjelaskan cara
penanggulangan
berbagai macam
penyakit
Siswa mampu
membedakan
lingkungan kerja dan
lingkungan hidup
Tes tertulis
PS
PI
SUMBER
BELAJAR
Modul
Tes
Praktek
Tes
Praktek
Modul