Anda di halaman 1dari 26

Pelapisan Logam (Elektroplating)

Dasar Teori Elektroplating


Elektroplating dibuat dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui larutan antara logam atau
material lain yang konduktif. Dua buah plat logam merupakan anoda dan katoda dihubungkan pada
kutub positif dan negatif terminal sumber arus searah (DC). Logam yang terhubung dengan kutub
positif disebut anoda dan yang terhubung dengan kutub negatif disebut katoda. Ketika sumber
tegangan digunakan pada elektrolit, maka kutub positif mengeluarkan ion bergerak dalam larutan
menuju katoda dan disebut sebagai kation. Kutub negatif juga mengeluarkan ion, bergerak menuju
anoda
dan disebut sebagai anion. Larutannya disebut elektrolit.
Hubungan antara voltase dalam elektrolit dan kekuatan arus listrik yang mengalir ditunjukkan oleh
hukum Ohm yaitu :

Besarnya listrik yang mengalir yang dinyatakan dengan Coulomb adalah sama dengan arus listrik
dikalikan dengan waktu. Dalam pemakaian secara umum atau dalam pemakaian elektroplating
satuannya adalah ampere-jam (Ampere-hour) yang besarnya 3600 coulomb, yaitu sama dengan
listrik yang mengalir ketika arus listrik sebesar 1 ampere mengalir selama 1 jam.

Michael Faraday pada tahun 1833 menetapkan hubungan antara kelistrikan dan ilmu kimia pada
semua reaksi elektrokimia. Dua hukum Faraday ini adalah :
1. Hukum I : Jumlah dari tiap elemen atau grup dari elemen-elemen yang dibebaskan pada kedua
anoda dan katoda selama elektrolisa sebanding dengan jumlah listrik yang mengalir dalam larutan.
2. Hukum II : Jumlah dari arus listrik bebas sama dengan jumlah ion atau jumlah substansi ion
yang dibebaskan dengan memberikan sejumlah arus listrik adalah sebanding dengan berat
ekivalennya.
Hukum I membuktikan terdapat hubungan antara reaksi kimia dan jumlah total listrik yang melalui
elektrolit. Menurut Faraday, arus 1 Ampere mengalir selama 96.496 detik ( 26,8 jam)
membebaskan 1,008 gram hidrogen dan 35,437 gram khlor dari larutan asam khlorida encer.
Seperti hasil yang ditunjukkan bahwa 96.496 coulomb arus listrik membebaskan satu satuan berat
ekivalen ion positif dan negatif. Oleh sebab itu 96.496 coulomb atau kira-kira 96.500 coulomb yang
disebut 1 Faraday sebanding dengan berat 1 elektrokimia. Untuk menentukan logam yang
terdeposisi dengan arus dan waktu dapat ditentukan :

Langkah selanjutnya adalah mengalikan bilangan Faraday dengan bilangan gram yang diendapkan
oleh 1 Faraday (gram ekivalen), maka persamaannya menjadi:

Untuk menentukan tebal pelapisan yang terjadi perlu diketahui berat jenis dari logam yang terlapis
pada katoda. Hubungan berat jenis dengan harga-harga yang lainnya adalah sebagai berikut :

Efisiensi plating pada umumnya dinyatakan sebagai efisiensi arus anoda maupun katoda. Efisiensi
katoda yaitu arus yang digunakan untuk pengendapan logam pada katoda dibandingkan dengan
total arus masuk. Arus yang tidak dipakai untuk pengendapan digunakan untuk penguraian air
membentuk gas hidrogen, hilang menjadi panas atau pengendapan logam-logam lain sebagai
impuritas yang tak diinginkan. Efisiensi anoda yaitu perbandingan antara jumlah logam yang
terlarut dalam elektrolit dibanding dengan jumlah teoritis yang dapat larut menurut Hukum
Faraday.Kondisi plating yang baik bila diperoleh efisiensi katoda sama dengan efisiensi anoda,
sehingga konsentrasi larutan bila menggunakan anoda aktif akan selalu tetap.

Efisiensi arus katoda sering dipakai sebagai pedoman menilai apakah semua arus yang masuk
digunakan untuk mengendapkan ion logam pada katoda sehingga didapat efisisensi plating sebesar
100 % ataukah lebih kecil. Adanya kebocoran arus listrik, larutan yang tidak homogen
dan elektrolisis air merupakan beberapa penyebab rendahnya efisiensi.

Elektrolisis air merupakan reaksi samping yang menghasilkan gas hidrogen pada katoda dan gas
oksigen pada anoda.Reaksi elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut :

Secara praktis efisiensi plating dinyatakan sebagai perbandingan berat nyata terhadap berat teoritis
endapan pada katoda.
Apabila logam dimasukkan pada larutan yang mengandung ionnya sendiri akan menimbulkan beda
potensial antara logam tersebut dengan larutan. Beda potensial ini disebabkan karena atom dari
logam untuk menjadikan satu atau lebih muatan negatif dan lepas ke dalam larutan dalam bentuk
ion.
Pada saat yang bersamaan terjadi reaksi kebalikan dalam larutan. Dua reaksi yang berlawanan
tersebut berlangsung pada kecepatan yang tidak sama, maka potensial ini akan diatur oleh
permukaan logam dan elekrolit yang berhubungan dengan permukaan logam. Akhirnya kondisi
setimbang tercapai dimana ionisasi dan pelepasan berlangsung tepat pada kecepatan yang sama.
Kesetimbangan ini disebut dengan potensial kesetimbangan atau potensial bolak-balik pada partikel
logam pada laruan yang dipergunakan.

Potensial elektroda standar berdasarkan skala hidrogen, dimana semua logam-logam sebelum
hidrogen pada skala hidrogen mampu menggantikan hidrogen dari larutan yang mengandung ion
hidrogen, dan logam-logam setelah hidrogen pada skala hidrogen biasanya tidak dapat
menggantikan hidrogen secara langsung. Berikut ini adalah skala hidrogen :

Logam seng, timah hitam dan timah putih dinamakan logam dasar karena mudah larut di dalam
asam dan ditunjukkan oleh tanda potensial negatif, sedangkan kebalikan dari ketiga logam diatas
adalah logam mulia seperi tembaga, perak dan emas ditunjukkan oleh tanda potensial positif.
PELAPISAN TEMBAGA
Dalam pelapisan tembaga digunakan bermacam-macan larutan elektrolit, yaitu :
1.

Larutan asam

2.

Larutan sianida

3.

Larutan fluoborat

4.

Larutan pyrophosphat

Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan adalah larutan asam dan
larutan sianida
PELAPISAN TIMAH PUTIH
Pelapisan timah putih pada besi dengan cara listrik (elektroplating) sudah sangat lama dilakukan
untuk kaleng-kaleng makanan, minuman dan sebagainya. Pelapisan secara listrik pada umumnya
sudah menggantikan pelapisan secara celup panas, karena pelapisan secara celup panas
menghasilkan lapisan yang tebal dan kurang merata (kurang halus) sedangkan pelapisan secara
listrik dapat menghasilkan lapisan yang tipis dan lebih merata/halus. Dengan keuntungan tersebut
pada saat ini lebih banyak industri yang melakukan pelapisan timah putih secara listrik dari pada
secara celup panas (Hot Dip Galvanizing)..
PELAPISAN SENG
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah harganya, dan mempunyai
tampak permukaan yang cukup baik. Pelapisan senga pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara
seperti galvanizing, sherardizing, atau metal spraying. Namun pelapisan secara listrik

(elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan
cara-cara pelapisan yang lain, diantaranya :
a.

Lapisan lebih merata

b.

Daya rekat lapisan lebih baik

c.

Tampak permukaan lebih baik

Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan pelapisan secara listrik
daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara listrik kadang juga disebutelektro-galvanizing.
Larutan elektrolit yang sering digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan larutan sianida.
Bila kedua larutan tersebut dibandingkan maka permukaan lapisan hasil dari penggunaan larutan
sianida adalah lebih baik jika dibandingkan dengan larutan asam. Namun larutan asam digunakan
bila dikehendaki kecepatan pelapisan yang tinggi dan biaya yang lebih murah.
Larutan lain yang sering digunakan pada pelapisan adalah larutan alkali zincat dan
larutan pyrophosphat.
PELAPISAN NIKEL
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik untuk tujuan pencegahan
karat ataupun untuk menambah keindahan. Dengan hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi
ini nikel adalah yang paling banyak diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam pelapisan nikel
selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram hasilnya. Akan tetapi
tampak permukaan yang buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan mengkilap. Jenis lain
dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna hitam inipun tampak menarik
dan digunakan biasanya untuk melapis laras senapan dan lainnya.
PELAPISAN KHROM
Selain nikel, maka pelapisan khrom banyak dilaksanakan untuk mendapatkan permukaan yang
menarik. Karena sifat khas khrom yang sangat tahan karat maka pelapisan khrom mempunyai
kelebihaan tersendiri bila dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat dekoratif dan atraktif
dari pelapisan khrom, keuntungan lain dari pelapisan khrom adalah dapat dicapainya hasil pelapisan
yang keras. Sumber logam khrom didapat dari asam khrom, tapi dalam perdagangan yang tersedia
adalah khrom oksida (Cr O3) sehingga terdapatnya asam khrom adalah pada waktu khrom oksida
bercampur dengan air

Pengerjaan Lapis Listrik


Pemilihan Jenis Pelapis
Di dalam proses lapis listrik, logam-logam yang umumnya digunakan untuk pelapis antara lain
adalah : kadmium, khrom,tembaga, emas, perak, timbal, nikel dan seng, sedangkan logam paduan
yang digunakan antara lain adalah kuningan dan perunggu.

Lapis Logam Mulia


Logam-logam pelapis yang termasuk dalam golongan ini adalah logam yang betul-betul melindungi.
Logam ini lebih bersifat katodik daripada logam yang dilindungi. Sebagian besar dari logam
pelindung termasuk ke dalam golongan ini.

Lapis Logam Korban


Logam-logam pelapis yang termasuk dalam golongan ini adalah logam-logam yang lebih anodik dari
logam yang dilindungi, sehingga logam pelindung ini akan rusak lebih dahulu, contoh:seng.

Untuk mendapatkan perlindungan yang baik, pemilihan jenis pelapis perlu dilakukan secara hatihati. Hal-hal penting yang perlu di jadikan dasar pertimbangam adalah :
Tujuan Melapisi
Tujuan melapisi dapat dibagi menjadi 3 kelompok.Kelompok 1.: Hanya untuk menambah daya tahan
terhadap korosi.Contoh : lapis seng pada kawat baja untuk jalur komunikasi.

Kelompok 2.: Untuk mendapatkan permukaan yang tahan korosi dan sifat tertentu yang tidak
dimiliki oleh logam yang akan dilapisi.Contoh : lapis nikel & khrom pada relay tilpun, dimana
selainuntuk melindungi logam dasarnya dari korosi juga diharapkan akan memperbaiki sifat tahan
aus.(wear resistance).

Kelompok 3.: Hanya untuk mendapatkan sifat tertentu.


Contoh : lapis khrom pada silinder dan bagian lain dari mesin pembakaran, dimaksudkan untuk 91
memperbaiki sifat tahan aus dan lubrikasi dari permukaannya.

Fungsi dari benda yang dilapisi


Sebelum menentukan jenis pelapis yang akan digunakan,terlebih dahulu perlu diketahui fungsi dari

benda yang akan dilapisi tersebut. Ada beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian, antara
lain :
a.Faktor Lingkungan Logam pelapis harus disesuaikan dengan lingkungan dimana benda yang
akan dilapisi tersebut berada
b.Umur pelayanan (service life).Pemilihan logam pelapis juga harus disesuaikan dengan umur
pelayanan dari benda yang akan dilapisi.
c.Logam dasar yang akan dilapisi.Suasana pelapisan (kondisi elektrolit) harus sesuai dengan
benda yang akan dilapisi.Bentuk dan ukuran dari benda yang akan dilapisi. Disain bak,rak dan
anoda yang digunakan untuk pelapisan harus sesuai dengan bentuk ukuran dari benda yang akan
dilapisi.

Proses Elektroplating Tembaga-Nikel-Khrom


Proses pelapisan tembaga-nikel-khrom terhadap logam ferro atau kuningan sebagai logam yang
dilapis adalah satu cara untuk melindungi logam terhadap serangan korosi dan untuk mendapatkan
sifat dekoratif. Cara pelapisan tembaga-nikel-khrom dengan metode elektroplating adalah sebagai
berikut:Pelapisan menggunakan arus searah. Cara kerjanya mirip dengan elektrolisa, dimana logam
pelapis bertindak sebagai anoda,sedangkan logam dasarnya sebagai katoda. Cara terakhir ini yang
disertai dengan perlakuan awal terhadap benda kerja yang baik mempunyai berbagai keuntungan
dibandingkan dengan cara-cara yang lain. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
a. Lapisan relatif tipis.
b. Ketebalan dapat dikontrol.
c. Permukaan lapisan lebih halus.
d. Hemat dilihat dari pemakaian logam khrom.
Pengerjaan elektroplating tembaga-nikel-khrom pada dasarnya terbagi atas tiga proses yaitu
perlakuan awal, proses pelapisan dan proses pengolahan akhir hasil elektroplating.Proses
elektroplating ini terdapat tiga jenis proses pelapisan yaitu yang pertama adalah pelapisan
logam dengan Tembaga, lalu dilanjutkan dengan pelapisan Nikel dan yang terakhir benda dilapis
dengan Khrom.
Pelapisan Tembaga
Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali digunakan, karena mempunyai
sifat hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga digunakan untuk pelapisan dasar karena dapat
menutup permukaan bahan yang dilapis dengan baik. Pelapisan dasar tembaga dipelukan untuk
pelapisan lanjut dengan nikel yang kemudian yang kemudian dilakukan pelapisan akhir khrom.

Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah sebagai suatu lapisan dasar pada
pelapisan baja sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang biasanya diikuti pelapisan nikel dan
khrom. Tembaga digunakan sebagai suatu lapisan awal untuk mendapatkan pelekatan yang bagus
dan melindungi baja dari serangan keasaman larutan tembaga sulfat. Alasan pemilihan plating
tembaga untuk aplikasi ini karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya tembus yang tinggi.
Sifat-sifat Fisika Tembaga
1.Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
2.Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik
3.Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C
4.Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
Sifat-sifat Kimia Tembaga
1.Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan membentuk oksida
tembaga (CuO)
2.Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa, menurut reaksi :
2Cu + O2 + CO2 + H2O (CuOH)2 CO3
3.Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4encer
4.Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
Cu + H2SO4 CuSO4 +2H2O + SO2 Cu + 4HNO3 pekat Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2 3Cu +
8HNO3 encer 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
5.Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi dengan Nikel atau
Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara elektrokimia,digunakan
listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam. Untuk tipe
alkali komposisi larutan dan kondisi operasi dapat dilihat pada tabel 2.3.

Larutan Strike menghasilkan lapisan yang sangat tipis. Larutan strike dapat pula dipakai sebagai
pembersih dengan pencelupan pada larutan sianida yang ditandai dengan keluarnya gas yang
banyak pada benda kerja sehingga kotoran-kotoran yang menempel akan mengelupas. Larutan ini
terutama digunakan pada komponen-komponen dari baja sebagai lapisan dasar, untuk selanjutnya
dilakukan pelapisan tembaga dengan logam lain.

Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk plating tembaga tebal, smentara
proses Rochelle digunakan untuk menghasilkan pelapisan yang bersifat antara strike dan kecepatan
tinggi. Garam-garam Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya berkurang melalui drag-out yaitu
terikutnya larutan pada benda kerja pada saat pengambilan dari tanki tinggi disbanding larutan
strike sebab kerapatan arus katoda dan efisiensi penting dalam kecepatan plating. Larutan Rochelle
dan kecepatan tinggi dapat dioperasikan pada temperatur relatif tinggi.Komposisi larutan dan
kondisi operasi untuk pelapisan tembaga asam dapat dilihat pada tabel 2.4.
Proses Pengolahan Awal adalah proses persiapan permukaan dari benda kerja yang akan
mengalami proses pelapisan logam.Pada umumnya proses pelapisan logam itu mempunyai dua
tujuan pokok adalah sifat dekorasi, sifat ini untuk mendapatkan tampak rupa yang lebih baik dari
benda asalnya, dan aplikasi teknologi, sifat ini misalnya untuk mendapatkan ketahanan korosinya,
mampu solder, kekerasan, sifat listrik dan lain sebagainya.Keberhasilan proses pengolahan awal ini
sangat menentukan kualitas hasil pelapisan logam, baik dengan cara listrik, kimia maupu dengan
cara mekanis lainnya.
Proses pengolahan awal yang akan mengalami proses pelapisan logam pada umumnya meliputi
proses-proses pembersihan dari segala macam pengotor (cleaning proses) dan juga termasuk
proses-proses pada olah permukaan seperti poleshing, buffing,dan proses persiapan permukaan
yang lainnya.Untuk mendapatkan daya lekat pelapisan logam (adhesi) dan fisik permukaan benda
kerja yang baik dari suatu lapisan logam, maka perlu diperhatikan cara olah permukaan dan proses
pembersihan permukaan. Ketidaksempurnaan kedua hal tersebut di atas dapat menyebabkan

adanya garisan-garisan pada benda kerja dan pengelupasan hasil pelapisan logam.

Pelapisan Logam di Industri


Setiap tahun, korosi yang terjadi diberbagai lingkungan menyebabkan kerusakan yang memakan
biaya cukup besar. Untuk menanggulangi bahaya korosi, yang berarti juga memperkecil kerugian,
perlu dicari cara-cara untuk melindungi logam yang mudah terkorosi.Salah satu cara perlindungan
yang patut diketengahkan adalah memberikan suatu lapisan logam tertentu sebagai
lapis pelindung.Ada bermacam-macam cara untuk memberikan logam pelapis pada logam yang
akan dilindungi. Salah satu diantaranya adalah proses lapis listrik (electroplating).

Lapis listrik menawarkan jasanya untuk memberikan suatu perlindungan dengan menggunakan
logam-logam tertentu sebagai lapis pelindung, misalnya : nikel, khrom, seng, timah dan lainlain.Banyak orang yang tidak terjun langsung dalam industri lapis listrik mengira bahwa lapis listrik
hanya untuk menbuat benda-benda tampak lebih menarik. Pada kenyataannya peranan lapis listrik
jauh lebih luas lagi. Peranan utamanya adalah melindungi logam yang dilapisi dari bahaya korosi.
Disamping itu peranan penting lainnya ialah dapat menambah daya tahan terhadap gesekan,
memperbaiki sifat konduktivitas, memudahkan penyolderan, menambah kekerasan dan lain-lain.
Sehingga memungkinkan para perancang dan ahli teknik untuk mendapatkan kombinasi sifat-sifat
dari permukaan benda yang dilapisi dan logam pelapisnya.
Konsep Dasar
Lapis listrik adalah suatu proses pengendapan/deposisi suatu logam pelindung yang dikehendaki
diatas logam lain dengan cara elektrolisa. Biasanya elektrolisa dilakukan dalam suatu bejana yang
disebut sel elektrolisa yang berisi cairan elektrolit/rendaman (bath). Pada rendaman ini tercelup
paling tidak dua elektroda.Masing-masing elektroda dihubungkan dengan arus listrik, terbagi
menjadi kutub positif (+) dan negatif (-) dikenal sebagai anoda (+) dan katoda (-).

Selama proses lapis listrik berlangsung terjadi reaksi kimia pada daerah elektroda/elektrolit; baik
reaksi reduksi maupun oksidasi.Karena pada proses lapis listrik reaksi diharapkan berjalan terus
menerus menuju arah tertentu secara tetap, maka hal yang paling penting dalam proses ini adalah
mengoperasikan proses ini dengan menggunakan arus searah.Dari uraian terdahulu dapat dikatakan
bahwa ada 4 bagian yang utama (penting) dari suatu sistem lapis listrik. Keempat bagian yang
harus ada didalam suatu unit lapis listrik adalah :
a.Larutan elektrolit (rendaman)
b.Anoda
c.Katoda (benda kerja)
d.Sirkuit luar
Rendaman/Larutan Elektrolit
Setiap larutan elektrolit yang dijadakan rendaman tempat proses lapis listrik berlangsung harus
mengandung bahan-bahan terlarut yang sekurang-kurangnya memiliki satu dari fungsi berikut ini :
a. Menyediakan sumber logam yang akan diendapkan
b. Membentuk kompleks dengan ion logam yang akan diendapkan
c. Konduktif
d. Dapat menstabilkan larutan dari hidrolisa
e. Bertindak sebagai buffer
f. Memodifikasi atau mengatur bentuk fisik dari endapan
g. Membantu pelarutan anoda.Adapun rendaman yang digunakan dalam proses lapis listrik dapat
bersifat asam maupun basa.
Rendaman Asam Dengan Garam Sederhana
Biasanya rendaman selalu rengandung garam dari logam yang akan diendapkan/dilapiskan.
Sebaiknya dipilih garamgaram yang mudah larut namun anion dari garam tersebut tidak mudah
tereduksi. Walaupun anion tidak ikut secara langsung dalam proses terjadinya pelapisan, tetapi jika
menempel pada permukaan katoda akan merupakan gangguan bagi struktur endapan.Aktivitas dari
ion logam ditentukan oleh konsentrasi dari garam logamnya, derajat disosiasi dan konsentrasi
komponen lain yang ada di dalam rendaman. Jika konsentrasi logamnya tidak mencukupi untuk
diendapkan, akan terbentuk endapan yang terbakar pada rapat arus yang relative rendah.

Adanya ion khlorida di dalam rendaman yang bersifat asam mempunyai dua (2) fungsi utama,
pertama akan memudahkan terkorosinya anoda atau mencegah pasivasi anoda dan yang kedua
akan menaikkan koefisien difusi dari ion logamnya berarti menaikkan batas rapat arus (limiting
current density).
Rendaman yang Mengandung Garam Kompleks
Garam kompleks yang sering digunakan dalam proses lapis listrik adalah Sianida. Karena siano
kompleks terdekomposisi oleh asam, maka rendaman harus bersifat alkali
(basa).Adanya natrium atau kalium hidroksida akan memperbaiki konduktivitas dan mencegah
liberasi dari asam hidrosianat oleh CO2 yang masuk ke dalam rendaman dari udara.
Buffer (penyangga) dan komponen lainnya
Disamping garam logamnya sebagai komponen utama,rendaman juga mengandung komponen lain,
misalnya komponen yang berfungsi sebagai penyangga (mengatur pH);misal untuk rendaman nikel
digunakan asam borat sebagai buffer.85 Sedangkan penambahan asam sulfat pada rendaman
tertentu akan menaikkan konduktivitas dan mencegah hidrolisa.
Bahan Imbuh (Addition Agent)
Untuk mendapatkan hasil pelapisan yang baik (mengkilap,rata) diperlukan adanya komponenkomponen lain yang ditambahkan kedalam rendaman. Diantaranya adalah Wetting agent,levellers
dan bahan pengkilap (brightener).
Anoda
Anoda yang digunakan dalam proses lapis listrik harus dapat mengalirkan arus listrik dari luar
kedalam larutan/rendaman dan juga harus berfungsi sebagai pengisi kekurangan logam didalam
larutan karena mengendap pada permukaankatoda.Anoda dapat berbentuk lempengan logam yang
masif atau dapat juga berbentuk bola atau potongan-potongan kecil.
Ada dua jenis anoda, yaitu anoda yang terbuat dari logam yang akan diendapkan,dikenal dengan
nama anoda terlarut dan satu lagi adalah anoda yang terbuat dari logam lain yang tidak larut dalam
rendaman, dikenal dengan nama anodainert.Ada keuntungan dan kerugiannya masing-masing bila
menggunakan jenis anoda tersebut.
Keuntungan bila kita menggunakan anoda terlarut antara lain adalah larutan/rendaman dapat
dikatakan memiliki kandungan 87 logam yang konstan, penambahan garam logamnya tidak perlu
dilakukan. Sedangkan ke rugiannya menggunakan anoda terlarut adalah seringkali ada pengotor
yang ikut terlarut dan kadangkadang juga ada bahan-bahan yang tidak larut yang akan mengotori
rendaman, disamping itu perlu dilakukan kontrol apakah anoda tetap aktif dan tidak membentuk
film tipis yang akan menyebabkan anoda menjadi pasif.
Keuntungan menggunakan anoda inert adalah tidak perlu mengganti anoda (karena tidak akan
habis) jadi sekali dipasang dapat digunakan selamanya; namun demikian ada juga kerugiannya
yaitu, logam didalam rendaman lama kelamaan akan habis mengendap dibawa, sehingga analisa
larutan dan penambahan bahan kimia kedalam larutan harus kerapkali dilakukan.
Katoda

Katoda atau benda kerja dapat memiliki bermacam bentuk dan dapat terbuat dari beraneka logam
yang penting katoda harus bersifat konduktor sehingga proses lapis listrik dapat berlangsung dan
logam
dapat menempel pada katoda (benda kerja).Bila benda kerja tidak bersifat konduktor, dapat
dilakukan pengerjaan awal yang membuat benda kerja siap menjadi katoda dalam proses lapis
listrik.
Sirkuit Luar
Sirkuit (rangkaian) listrik di luar sistem lapis listrik biasanya terdiri dari sumber arus dan peralatan
lain yang dapat menyearahkan arus bila sumber arus memberikan arus bolak-balik.

LAPORAN ELEKTROKIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROKIMIA
ELEKTROPLATING LEMPENG BESI (Fe) DENGAN PELAPIS
TEMBAGA (Cu)
I.

II.
1.1.

1.2.

TUJUAN
Mempelajari proses pelapisan besi dengan menggunakan logam pelapis tembaga.
Menghitung berat, volume, dan juga tebal lapisan yang dihasilkan.
DASAR TEORI
PRINSIP DASAR EKLEKTROPLATING
Elektroplating merupakan teknik pelapisan secara elektrodeposisi, yaitu proses
pengendapan pelapis logam secara elektrokimia. Cara pelapisan ini memerlukan arus
listrik searah (DC). Bila listrik mengalir antara anoda dan katoda, didalam larutan
konduktor/larutan elektrolit, maka akan terjadi reaksi kimia pada permukaan logam
tersebut. Pada sistem demikian, bila diberi tegangan atau beda potensial, ion-ion bergerak
menuju elektroda. Kation bergerak menuju katoda dan anion menuju anoda. Masingmasing mempunyai laju yang khas (konduktivitas ion spesifik). Konduktivitas total
larutan tertentu merupakan penjumlahan dan konduktivitas ion individu segenap ion yang
dikandungnya.
ELEKTRODA
Elektroda merupakan kutub atau lempeng pada suatu sel elektrolitik ketika arus
listrik memasuki atau meninggalkan sel. Elektroda dimana proses reduksi berlangsung
disebut sebagai katoda yang merupakan kutub negatif(penarik elektron), sedangkan
elektron dimana proses oksidasi berlandsung disebut anoda yang merupakan kutub positif
(pelepas ektron).
Anoda biasanya terkorosi dengan melepaskan elektron-elektron dari atom-atom
logam netral untuk membentuk ion-ion bersangkutan. Berbagai anoda dipergunakan pada
elektroplating. Ada anoda inert, ada anoda aktif (terkorosi). Anoda dapat merupakan
logam murni, dapat pula sebagai alloy. Katoda biasanya tidak mengalami korosi,
walaupun mungkin menderita kerusakan dalam kondisi-kondisi tertentu. Dalam larutan,
ion-ion positif bergerak ke katoda dan ion-ion negatif bergerak ke anoda. Adapun logam

yang biasa digunakan sebagai elektroda adalah logam yang tidak larut dalam larutan
elektrolit yang digunakan sebagai pelapis.
1.3.
JENIS LARUTAN ELEKTROLIT
Jenis larutan elektrolit yang dipakai dalam elektroplating ialah elektrolit asam, netral
dan basa. Dinamakan larutan elektrolit sebab dapat menghantarkan arus listrik.
Bak pelapisan pada umunya mengandung :
Garam yang mengandung ion logam
Garam yang berfungsi menambah daya hantar larutan
Larutan yang bertindak sebagai buffer untuk menjaga pH larutan yang dikehendaki
Adition Agent untuk mempengaruhi jenis larutan yang dihasilkan
1.4.

VOLTASE, TAHANAN DAN HATARAN


Aliran antara kutub positif dan negatif dari sumber arus lansung dilengkapi dengan
suatu alat elektrolit, maka sejumlah arus listrik yang akan lewat sangat bergantung pada
dua faktor, yaitu :
Gaya gerak listrik (ggl) atau dinamakan electro motif force (e. m. f. ) atau voltase yang
digunakan pada baterai atau sumber arus ion sebagai sumber arus yang melalui elektrolit.
Tahanan listrik dari elektrolit yang berbanding terbalik dengan arus yang lewat. Jika
tahanan diperbesar maka kuat arus yang ditimbulkan makin kecil, begitulah sebaliknya.
Untuk memulai suatu elektrolisa harus melampaui GGL balik galvanik atau potensial
penguraian Ed. Harga ini dinyatakan dengan Ed= EAnoda - EKatoda dapat dengan mudah
dihitung. Persamaan untuk menentukan potensial yang diperlukan sebagai berikut :
Edigunakan = Ed + iR + katoda + anoda
Dengan Ed = Eanoda - Ekatoda adalah potensial penguraian menurut Nernst.
Faktor ini berbanding terbalik dengan tahanan, dimana jika daya hantarnya bertambah
maka arus yang lewat besar.
Berdasarkan Hukum Ohm:

I=
Dimana, I = Arus (Ampere)
E= e.m.f (volt)
R= Tahanan (Ohm)
Berdasarkan penemuan dari Michael Faraday pada tahun 1883 yang dikenal
sebagai hukum Faraday, menetapkan hubungan listik dan kimia dari elektrolit atau reaksi
elektrokimia. Kedua hukum tersebut adalah:
a. Berat logam yang diendapkan pada katoda selama elektrolisis adalah sebanding dengan
jumlah arus listrik yang melalui larutan.

b. Untuk sejumlah arus yang lewat selama elektrolisis, berat logam yang diendapkan
sebanding dengan berat ekivalennya.
Berdasarkan kedua hukum tersebut diatas diperoleh:

1.5.

Dimana, W = Berat endapan (gram)


I = Kuat Arus (ampere)
t = Waktu pelapisan (detik)
A= Berat atom (garam/mol)
Z = Valensi
F = Konstanta Faraday (96500 Coloumb)
TEBAL LAPISAN
Tebal lapisan dapat ditentukan dari berat endapan yang diperoleh dengan hukum
Faraday, dimana terlebih dahulu mencari volume lapisan.
Volume Lapisan =
Sehingga:

1.6.

Tebal Lapisan =
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAPISAN
Logam Dasar
Digunakan untuk pembuatan elektroda (katoda) atau benda kerja harus berbentuk
batang yang mempunyai penampang melintang bulat atau persegi (berbentuk pelat).
Logam dasar harus bebas dari lemak dan kotoran-kotoran oksida yang dapat
mempengaruhi pelekatan lapisan dan dapat menimbulkan korosi.
Rapat Arus
Pada proses ini jumlah logam yang terdeposisi pada katoda atau yang lenyap dari
anoda. Rapat arus yang timbul dapat mempercepat terjadinya pengendapan namun
hasilnya kasar.di samping itu rapat arus yang tinggi dapat menyebabkan pelarutan
kembali pada lapisan yang terbentuk. Rapat arus yang rendah menyebabkan pelepaan ion
lambat sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama.
Konsentrasi Larutan Elektrolit
Pada larutan yang konsentrasinya rendah, proses pelapisan berlangsung lama dan
kemungkinan tidak terjadilapisan. Sebaliknya pada larutan yang konsentrasinya tinggi,
akan menghasilkan lapisan yang melekat kuat tatapi kemungkinan lapisan yang terjadi
kasar.
pH Larutan

larutan yang bersifat netral atau mendekati netral mudah menjadi larutan yang
bersifat basa dipermukaan katoda, sehingga lapisan yang terbentuk akan tercampur
dengan lapisan garam basa atau hidroksida.pH yang terlalu rendah memudahkan
terjadinya reaksi pembentukan gas hidrogen dan melarutnya kembali lapisan yang terjadi.
Nilai potensial (E) untuk elektroda hidrogen bergantung pada konsentrasi ion
hidrogennya. Misalnya di buat konsentrasi sel hidrogen yang satu dalam keadaan baku
dan sel hidrogen yang lain tidak dalam keadaan baku.
H+ + e -

Anoda : H2 (g)

Eo = 0,0

Volt
Katoda : H+ (baku) + e-

H2

Reaksi sel : H2 (g) + H+ (baku)


Berdasarkan persamaan Nernst :

Eo = 0,0 Volt

H+ + H2 (g)

Eo = 0,0 Volt

Jika tekanan gas = 1 atm, [H+]baku = 1 M, maka:


Esel = 0,0 0,059/1 log [H+]
Esel = 0,059 pH
pH = Esel/0,059
III.
METODE
3.1
WAKTU DAN TEMPAT
3.1.1 WAKTU
Praktikum ini dialkukan pada hari Kamis, 20 Mei 2010 jam 05.00 WIT dan hari Jumat,
21 Mei 2010 jam 09.00 WIT.
3.1.2 TEMPAT
Pelaksanaan ini yaitu di Laboratosium jurusan Kimia Universitas Negeri Papua
Manokwari.
3.2
ALAT DAN BAHAN
3.2.1 ALAT
Alat yang digunakan yaitu : gelas piala, pipet tetes, gelas ukur, statif, kabel, penjepit
mulut buaya, gegep, pemanas, corong, timbangan, amplas, thermometer, tisu,
allumunium foil, rectifier (sumber arus DC)
3.2.2 BAHAN
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: Lempengan Besi, H 2SO4, NaOH,
Na2CO3, CuSO4.
3.3
CARA KERJA
3.3.1 TAHAP PENGERJAAN AWAL
3.3.1.1
Pembersihan Secara Mekanik
Amplas permukaan lempeng besi hingga halus dan hilang karat yang menempel pada
besi.

3.3.1.2

Pembersihan Lemak dan Minyak


Pembuatan larutan pencuci lemak dan minyak : campurkan 12,9 gram NaOH dan 25
gram Na2CO3 kemudian larutkan dan tmabhakan air hingga volumenya 1 L.
Cara Menghilangkan Lemak dan Minyak : celupkan lempeng besi yang telah
diamplas dalam larutan pencuci lemak dan minyak pada suhu 70oC selama 15 menit.

3.3.1.3

Pembersihan Karat
Pembuatan larutan penghilang karat : campurkan 20 mL H2SO4 pekat dan larutkan
dalam 80 mL aquades.
Penghilangan Karat : Celupkan lempeng besi dalam larutan pencuci karat selama lima
belas menit pada suhu 40oC-60oC.
3.3.1.4
Pembilasan dan Penimbangan
Setelah dicuci dengan pencuci alkali dan pencuci karat, bilas dalam aquades sehingga
lempeng bersih dari karat maupun lemak dan minyak. Selanjutnya keringkan lalu
timbang berat awalnya.
3.3.2 TAHAP PELAPISAN
3.3.2.1 Pembuatan Larutan Elektrolit
Campurkan 200 gram CuSO4 dan 30 gram H2SO4 kemudian larutkan hingga volumenya
1 L. pH larutan terukur 1.
3.3.2.2 Proses Elektroplating
Hubungkan anoda dengan kutub positif pada rectifier, dan katoda pada kutub negative.
Anoda yang digunakan adalah logam tembaga dan katodanya adalah lempeng besi
(bahan Kerja)
Celupkan anoda dan katoda pada larutan elektrolit dan alirkan arus 1Ampere selama 5
menit.
Putuskan arus dan angkat logam kerja, keringkan kemudian timbang.
Susunan alat electroplating
ANOD
A

IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
Berat lempeng besi awal = 109,1004 gram
Berat lempeng besi setelah pelapisan = 109,6974 gram
Ukuran lapisan pada lempeng besi :
Panjang = 5,9 cm
Lebar
= 5,1 cm
Tinggi
= 0,2 cm
4.2 PERHITUNGAN

Catatan : luas penampang dari logam yang dilapisi membentuk balok tanpa tutup. Karena
hanya setengah dari lempeng yang terlapisi. Sementara salah satu sisinya tidak terlapisi.

4.3 PEMBAHASAN
Electroplating merupakan salah satu cara yang biasa digunakan dalam proses
pelapisan suatu logam dengan logam lain yang lebih tahan terhadap korosi. Selain itu,
teknik ini juga dimanfaatkan untuk memperindah suatu logam.
Pada praktikum ini, logam yang kita lapisi yaitu lempeng besi dengan logam
pelapis tembaga. Yang mana sifat dari besi yang mudah mengalami korosi ketika kontak
dengan udara. Oleh karena itu perlu adanya pelapisan dengan logam lain agar besi tidak
mudah mengalami korosi. Sifat besi yang pada dasarnya rentan terhadap korosi maka
sebelum dilakukan electroplating perlu adanya pembersihan permukaan lempeng
tersebut.
Proses pembersihan lempeng besi dilakukan dalam tiga tahap yaitu pembersihan
secara mekanik, pembersihan lemak dan minyak, serta pembersihan karat. Proses
pembersihan karat dilakukan dengan menggunakan amplas, yang mana pada tahap ini
pengamplasan bertujuan untuk menghilangkan sebagian karat dan juga memperhalus

permukaan lempeng. Penghalusan lempeng bertujuan agar hasil pelapisan bias rata dan
juga halus sehingga bias tampak lebih indah. Penghilangan karat pada tahap ini hanya
sebagian saja yang bias dihilangkan. Oleh karena itu pada tahap selanjutnya akan
dibersihkan lagi.
Penghilangan lemak dan minyak dilakukan dengan mencelupkan lempeng yang
telah halus kedalam larutan alkali.yang terdiri dari campuran NaOH dan Na 2CO3. NaOH
pada tahap ini berfungsi untuk menyabunkan lemak dan minyak yang menempel pada
lempeng besi. Ketika lipid telah tersabunkan maka secara otomatis akan terlepas dari
lempeng dan terlarut dalam larutan pencuci. Pada proses ini terlihat adanya lapisanlapisan tipis lemak dan minyak yang terapung di permukaan larutan. Lemak dan minyak
ini dihilangkan dengan tujuan agar tidak mengurangi daya hantar listrik dan juga
permukaan kontak antara logam dasar dengan logam pelapis.
Larutan pencuci yang digunakan untuk menghilangkan karat yaitu terdiri dari
20% H2SO4. Asam sulfat merupakan asam yang sangat kuat sehingga mampu meutuskan
ikatan antara logam dan oksidanya. Pada tahap ini peristiwa yang bias diamati adalah
terjadinya gelembung-gelembung dalam larutan dan juga larutan menajdi warna keruh
akibat karat besi yang terlepas dari lempeng besi. Penghilangan karat ini bertujuan agar
lapisan yang terbentuk relative lebih kuat dan tidak mudah mengelupas.
Setelah dilakukan tahap persiapan, maka kita telah mendapatkan lempeng besi
yang telah siap untuk dilapisi dengan tembaga. Pada tahap pelapisan, lempeng besi yang
ditempatkan pada posisi katoda dan tembaga pada posisi anoda menyebabkan
terbentuknya lapisan pada bagian katoda (bahan kerja). Pada praktikum ini kita
menggunakan larutan elektrolit asam yang terdiri dari CuSO 4 dan H2SO4. pH yang
terukur pada larutan ini adalah 0.
Pada saat arus mengalir, maka akan terjadi reaksi kimia dalam system, yang
mana ion postif dalam larutan akan bergerak mendekati kutub negative (katoda) dan ion
negative akan bergerak mendekati kutub positif (anoda). Rekasi reduksi terjadi dikatoda
dan reaksi oksidasi terjadi di anoda. Dalam hal ini, tembaga yang kita gunakan sebagai
anoda akan mengalami oksidasi sehingga melepaskan elektronnya. Sementara lempeng
besi akan mengalami reduksi sehingga akan menerima electron.
Hasil pelapisan yang kita lakukan memiliki permukaan yang kasar dan mudah
sekali terlepas. Warna yang tebentuk adalah warna tembaga karena pelapisnya yang kita
gunakan adalah tembaga. Sementara itu, hasil yang kita peroleh sangatergantung pada
beberapa factor yaitu Arus yang mengalir, pH, dan konsentrasi larutan, serta logam dasar
itu sendiri.
Pada percobaan ini, kita tidak melakukan optimasi factor-faktor electroplating
yang penting, yaitu pH, konsentrasi, arus, dan waktu kontak. Dalam percobaan ini arus
dibuat dalam 1 Ampere, pH = 0, waktu = 5 menit. Seharusnya kondisi tersebut dibuat
dalam kondisi optimum. Kondisi optimum itu sendiri bisa ditentukan dengan eksperimen.

Akan tetapi karena jumlah bahan yang sedikit maka kita tidak bisa melakukan penentuan
tersebut.
Permukaan lapisan yang kasar disebabkan karena kondisi-kondisi tersebut tidak
sesuai. Dimana rapat arus yang tinggi akan mempercepat pembentukan lapisan akan
tetapi hasilnya kasar, selain itu juga kemungkinan disebabkan karena konsentrasi larutan
yang terlalu tinggi sehingga berdampak pada lapisan hasil yang kasar. Akan tetapi jika
dikarenakan konsentrasi yang tinggi maka lapisan yang didaptkan sangat kuat. Sementara
pada percobaan ini lpisan sangat rapuh dan mudah terkelupas. Hal ini menunjukan bahwa
yang lebih utama menyebabkan hasil yang kasar adalah rapat arus yang tinggi. Selain itu
juga permukaan logam yang kurang halus menambah resiko munculnya hasil yang kasar.
Lapisan logam yang mudah terlepas bisa disebabkan karena penampang logam
yang dilapisi masih banyak mengandung kotoran seperti lemak dan minyak, ataupun
masih banyak mengandung karat. Karena besi sangat rentan terserang korosi ketika
sedikit kontak dengan udara.
Selain itu satu hal penting yang perlu kita perhatikan adalah arus yang engalir.
Ketika rectifier belum dihubungkan dengan larutan, arus yang terbaca memang 1 A.
tetapi ketika logam kerja dicelupkan, ternyata arus yang terbaca menurun tidak mencapai
1 Ampere. Padahal dalam system terdapat larutan dan elektroda yang sebenarnya
memiliki nilai hambatan. Sehingga perlu diperhitungkan ketika kita ingin mendapatkan
arus yang sesuai dengan keinginan.

V.
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum ini dan dilakukan analisis dapat disimpulkan beberapa hal:
Lapisan yang dihasilkan kasar dan mudah terlepas akibat ketidaksesuainnya kondisikondisi system.
Lapisan yang diperoleh memiliki ketebalan 1,1 x 10-3 cm yang terdistribusi pada
permukaan seluas 62,38 cm3 dengan berat 0,597 gram.

DAFTAR PUSTAKA
Langsa, markus H. 2010. Penuntun praktikum elektrokimia. Jurusan Kimia. Manokwari.
Atkins, PW. 1983. Kimia Fisika jilid II. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai